Makalah
Inovasi Pembelajaran
“
”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Dosen Pembimbing : Dr.Rokhmaniah,M.Pd
Disusun Oleh : Nama : Hikmah Hertantiani NIM
:(K7112520/25)
Kelas : 3 B
PROGRAM S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
Page i
Kata Pengantar
Puji syukur penulis sanjungkan kehadirat ALLOH SWT ,yang telah melimpahkan rahmat-Nya ,sehingaa penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Inovasi Pembelajaran “ .Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Inovasi Pembelajaran”.Pada Pembelajaran”.Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak atas terselesaikanya makalah ini,kepada : 1. ALLOH SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang “Inovasi Pembelajaran” 2. Ibu Dr.Rokhmaniah,M.Pd,selaku dosen pembimbing mata kuliah Inovasi Pembelajaran. 3. Semua pihak yang terkait yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,untuk itu kritik konstruktif sangat penulis harapkan dari berbagai pihak guna perbaikan laporan ini dikemudian hari.
Kebumen,19 Desember 2013
Hikmah Hertantiani
Page ii
Kata Pengantar
Puji syukur penulis sanjungkan kehadirat ALLOH SWT ,yang telah melimpahkan rahmat-Nya ,sehingaa penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Inovasi Pembelajaran “ .Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Inovasi Pembelajaran”.Pada Pembelajaran”.Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak atas terselesaikanya makalah ini,kepada : 1. ALLOH SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang “Inovasi Pembelajaran” 2. Ibu Dr.Rokhmaniah,M.Pd,selaku dosen pembimbing mata kuliah Inovasi Pembelajaran. 3. Semua pihak yang terkait yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,untuk itu kritik konstruktif sangat penulis harapkan dari berbagai pihak guna perbaikan laporan ini dikemudian hari.
Kebumen,19 Desember 2013
Hikmah Hertantiani
Page ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................ JUDUL.................................................................. ............................................ ...........................i .....i KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii DAFTAR ISI………………………………………………………………… ISI…………………………………………………………………....iii ....iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………….. Belakang…………………………………………………………...1 .1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………….... Masalah…………………………………………………….....2 .2 C. Tujuan……………………………………………………………… Tujuan………………………………………………………………... ...….2 ….2 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Inovasi Pembelajaran……………… Pembelajaran………………..... .....……… ………..... .....…. …......3 .....3 B. Inovasi Kurikulum....................................... Kurikulum............................................................. ............................ ...... …..…….. ..……..10 10 C. Inovasi Strategi Pembelajaran……… Pembelajaran……….... ....…… ……........................ ........................…… ……... ...… …..16 D. Pendekatan Tematik dan Kontekstual.......................................... Kontekstual.....................................................24 ...........24 E. Pembelajaran Kuantum....................................... Kuantum.............................................................. ....................................29 .............29 F. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran........................ Pembelajaran.............................................. ............................32 ......32 G. Pemilihan Bahan Dan Media................................................... Media...................................................................39 ................39 H. Pembelajaran Remidial........................... Remidial................................................. ............................................ ...........................42 .....42 I. Pembelajaran Berbasis IT............................................. IT.................................................................... ..........................45 ...45 J. Inovasi Dalam Metode Pembelajaran................... Pembelajar an............................................ ....................................51 ...........51 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan................... Kesimpulan......................................... ............................................ ............................................. ................................52 .........52 B. Saran............................................. Saran..................................................................... .............................................. ....................................53 ..............53 DAFTAR PUSTAKA
Page iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang perlu m endapat perhatian khusus dari semua pihak. Seperti yang tercantum dalam UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara” negara ”. Dengan kata lain, melalui pendidikanlah seseorang memperoleh bekal untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan bukanlah hal yang mudah. Masih banyak hambatan yang muncul dalam pendidikan di Indonesia saat ini. Masalah utama yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia antara lain masalah pemerataan, relevansi, efisiensi, serta efektivitas pendidikan. Untuk mengatasi hambatan tersebut, maka perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan atau pembelajaran. Peningkatan kualitas tersebut tidak akan dicapai tanda adanya inovasi-inovasi yang dapat menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan zaman. Inovasi merupakan suatu siklus yang akan berputar terus-menerus menuju perbaikan. Inovasi dalam bidang pendidikan atau pembelajaran dapat dilakukan oleh semua unsur yang terkait dalam sistem pendidikan tak terkecuali para guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah satu unsur pendidik, adalah mampu melaksanakan tugas profesionalnya yaitu memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta memahami tentang bagaimana siswa belajar. Untuk dapat memahami proses yang terjadi pada diri siswa, guru perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran atau mengadopsi suatu hasil inovasi. Dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik sesuai dengan tuntutan zaman.
Page iv
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar inovasi pembelajaran ? 2. Apasajakah yang mencakup inovasi kurikulum ? 3. Bagaimana inovasi strategi pembelajaran ? 4. Bagaimanakah pendekatan tematik dan kontekstual ? 5. Apasajakah yang mencakup pembelajaran kuantum ? 6. Bagaimanakah konstrukrivisme dalam pembelajaran ? 7. Bagaimanakah pemilihan bahan dan alat/media pembelajaran ? 8. Bagaimanakah pembelajaran remidial dalam pembelajaran tuntas ? 9. Bagaimanakah pembelajaran berbasis IT ? C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar inovasi pembelajaran 2. Untuk mengetahui hal yang mencakup inovasi kurikulum 3. Untuk mengetahui inovasi strategi pembelajaran 4. Untuk mengetahui pndekatan tematik dan kontekstual 5. Untuk mengetahui hal yang mencakup pembelajaran kuantum 6. Untuk mengetahui konstruktivisme dalam pembelajaran 7. Untuk mengetahui cara pemilihan bahan dan alat/media pebelajaran 8. Untuk mengetahui pembelajaran remidil dalam pembelajaran tuntas 9. Untuk mengetahui pembelajaran berbasis IT.
Page v
BAB II PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR INOVASI PEMBELAJARAN 1.1
Dasar Hukum Inovasi Pembelajaran 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta ketrampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar
Kompetensi
Guru.
Yaitu
Pedagogik,
Kepribadian, Sosial dan Profesional.. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. 5. Peraturan Pemerintah Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
1.2
Pasal 1 ayat 4 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pasal 1 ayat 5 tentang Standar Isi
Pasal 1 ayat 6 tentang Standar Proses
Pasal 1 ayat 7 tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pasal 1 ayat 8 tentang Sarana Prasarana
Pengertian Inovasi
Pengertian Inovasi menurut para ahli : 1. Pengertian Inovasi menurut Everett M. Rogers ( dalam Udin Syaefudin)
Page vi
Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. 2. Pengertian Inovasi menurut Stephen Robbins Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa. 3. Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002 Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. Dari beberapa pendapat mengenai pengertian inovasi diatas ,maka penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan inovasi adalah suatu ide,gagasan,cara atau metode hasil pemikiran manusia yang dirasa sebagai hal baru oleh sekelompok individu yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan inovasi dibidang pendidikan adalah usaha untuk mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dibidang pendidikan. 1.3
Perbedaan Kreatif dengan Inovasi
Kata kreatif berasal dari bahasa inggris “create” yang berarti menciptakan, creation artinya ciptaan. Kemudian kata tersebut diadopsi kedalam bahasa Indonesia yaitu kreatif yang memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Sedangkan proses kreatif disebut kreatifitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat perbedaan. Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama tapi berpikir dengan cara yang berbeda. Kreativitas menghasilkan perbedaan dan orang yang kreatif bisa stand out of the crowd, tampil diantara kerumunan orang. Perbedaan membuat peluang baru terbuka. Kreativitas juga berhubungan dengan adanya perubahan ide. Beberapa contoh orang yang memiliki kreativitas dalam bidangnya yaitu Pablo Picasso maestro dalam seni lukis mengatakan bahwa dampak dari kreasi adalah dampak pertama dari suatu pengrusakan. Page vii
Kata inovatif berasal dari kata bahasa inggis “innovate” yg artinya memperkenalkan sesuatu yang baru sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui. Kemudian kata “innovate” dan “innovative” dalam bahasa Indonesia dengan mengalami perubahan penulisan berubah manjadi “inovatif” yang berarti bersifat memperkenalkan suatu yang baru. Sedangkan orang yang melakukan pembaharuan disebut “innovator”. Inovasi merupakan suatu kreasi, pengembangan dan implementasi suatu produk, proses ataupun layanan baru dengan tujuan meningkatkan efisiensi, efektifitas ataupun keunggulan bersaing. Inovatif adalah kemampuan untuk menemukan nilai komersil dari kreativitas. Inovasi membuat kreativitas tidak cukup untuk meraih sukses. Kreatif hanya membuat perbedaan, inovasi membuat perbedaan tersebut memiliki nilai komersil. 1.4
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran mempunyai makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang meliputi pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilak ukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik”. Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dari dua pendapat mengenai pengertian pembelajaran di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi atau komunikasi antara sumber materi belajar ( guru,buku pelajaran atau media pembelajaran ) kepada penerima materi ( peserta didik ) sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik pada peserta didik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 1.5 Perbedaan Belajar dengan Pembelajaran Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Page viii
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar. Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 :1) Sedangkan pembelajaran adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertebtu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya. 1.6 Ruang Lingkup Inovasi a.
Karakteristik Inovasi
Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi : 1. Keunggul derajat (relative advantage) Adalah dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul dari yang pernah ada. Ha ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, dan kepuasan relative. 2. Kompabilitas (compability) Adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah. 3. Kerumitan (complexity) Adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai sesuatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. 4. Kemampuan diujicobakan (triability) Adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam setting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus mampu mengemukakan keunggulan. 5. Kemampuan untuk diamati (observability) Adlah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain.
Page ix
b.
Proses Inovasi
Proses inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, disini ada unsure keputusan yang mendasarinya. Oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan inovasi. Rogers (1983) mengemukakan ada empat factor yang mempengaruhi proses keputuan inovasi : 1. Struktur sosial, susunan suatu unit sistem yang memiliki pola tertentu. 2. Norma sistem, suatu pola perilaku yang dapat diterima oleh semua anggota sistem yang berfungsi sebagai panduan atau standar bagi semua anggota sistem sosial. 3. Pemimpin
opini,
orang-orang
tertentu
yang
mampu
mempengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial. 4. Agen perubah, merupakan bentuk lain dari pemimpin opini. Akan tetapi agen perubah lebih bersifat formal yang ditugaskan oleh suatu agen tertentu untuk mempengaruhi kliennya. c.
Kendala-kendala Dalam Inovasi Pendidikan
1. Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi 2. Konflik dan motivasi yang kurang sehat 3. Lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan 4. Keuangan (financial) yang tidak terpenuhi 5. Penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi 6. Kurang adanya hubungan sosial dan publikasi d. Faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi
Guru
Kepiawaian dan kewibawaan seorang guru sangat menentukan kelangsungan belajar mengajar dikelas maupun diluar kelas. Yang membentuk kewibawaan guru antara lain : penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu.
Page x
Siswa
Dalam PBM siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dari dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari perubahan itu.
Kurikulum
Kurikulum memegan peranan penting yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan.
1.7
Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas dapat dipastikan pelaksanaan inovasi pendidikan tidak akan bisa berjalan dengan baik. Tujuan Inovasi Pembelajaran Inovasi merupakan pembaharuan atau perubahan yang terjadi dari suatu suatu keadaan kepada keadaan lain yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Inovasi tujuan utamanya adalah berusaha meningkatkan kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, yakni tujuan pendidikan nasional pada umumnya. Contoh sederhana dari Inovasi Pembelajaran yang bisa diterapkan pada anak SD Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang
bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran. Ditengarai bahwa dunia anak (SD) merupakan dunia bermain, tetapi acapkali guru melupakan hal ini. Semestinya setiap guru dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif) dan penuh tantangan (chalenge).
Page xi
Oleh
karena
itu
berbagai
inovasi
dapat
dicoba
untuk
dikembanngkan walaupun amat sederhana. Beberapa bentuk inovasi yang sederhana namun patut dicoba, diantaranya: Pembuatan yel-yel
Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang mempunyai kaitan dengan materi yang akan dipelajari pada hari itu ,misalnya pada saat pembelajaran mata pelajaran IPA. Tujuannya: 1.menumbuhkan semangat belajar siswa. 2.menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. 3.mewujudkan hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
Contoh yel-yel mata pelajaran (Pelajaran IPA)
IPAAA….IPAA….IPAAA I PE A ILMU,,,, PENGETAHUAN,,,, ALAM IS THE BEST , OH YEE… ALLOHU AKBAR !
2. INOVASI KURIKULUM 2.1
Hakikat Kurikulum
Hakikat adalah intisari atau dasar kenyataan yang sebenarnya (KBBI: 383). Hakikat dari kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. 2.2
Substansi Kurikulum
(Istilah-istilah lain substansi Kuriku1um = Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), silabus, kurikulum maksimal, kurikulum
Page xii
tercetak, (printed curriculum), kurikulum yang diharapkan (intended curriculum)).
Dengan demikian bidang kajian kurikulum adalah materi kekurikuluman dan berbagai proses yang menyertainya sebagai karakteristik kepedulian para spesialis di bidang ini. Misalnya proses pengembangan, perubahan dan perbaikan kurikulum dll.
Page xiii
2.3
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata meliputi : 1. Relevansi Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum. 2. Fleksibilitas Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak. 3. Kontinuitas Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. 4. Praktis/efisiensi Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alatalat sederhana dan biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan
Page xiv
pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. 5. Efektifitas
2.4
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Hal-hal yang Harus Dilakukan Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum
Dalam perencanaan kurikulum kepala sekolah harus melakukan analisis konteks terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sekolah dan satuan pendidikan, baik yang berkaitan dengan peserta pendidik, guru, tenaga administrasi, sarana prasarana serta pembiayaan. Kemudian melihat peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, baik yang bersumber dari komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, dunia industri. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi Standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam penyususnan KTSP kemudian melakukan pengembangan seluruh komponen sekolah dengan bekerja sama dengan para ahli maupun orang tua untuk mengevaluasi dan menilai efektifitas lembaga, serta mutu lulusan. Untuk kepentingan tersebut ada beberapa langkah yang harus di rencanakan dalam pengembangan KTSP : 1. Menentukan fokus atau kompetensi dasar 2. Menentukan variabel atau indikator 3. Menentukan standar 4. Membandingkan standar dan kompetensi 5. Merencanakan target untuk mencapai standar 6. Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target Kegiatan analisis konteks di atas dilakukan oleh tim penyusun KTSP dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota di bawah pengawasan Dinas kabupaten/kota dan provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. Dalam Pengembangan Kurikulum, Kepala Sekolah berusaha menciptakan suasana kondusif, membina disiplin, melengkapi fasilitas dan sumber belajar seperti perpustakaan dan hal yang terpenting mengubah paradigma guru dan staf sekolah, khusus mengubah paradigmaguru
Page xv
merupakan faktor penting terhadap proses hasil belajar yang menuntut aktivitas dan kreatifitas guru dengan demikian fungsi guru lebih dominan sehingga guru perlu di latih menjadi fasilitator dalam suasana saling menyenangkan seperti: 1. Mengurangi metode ceramah 2. Mengelompokan siswa sesuai bakat dan kemampuannya 3. Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran 4. Mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Kepala Sekolah harus mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh komponen sekolah maupun orang tua siswa, hal ini sangat penting sehingga apa yang sudah di rencanakan dalam bentuk Visi dan Misi Sekolah dapat mengenal lebih tentang keadaan sekolah, jika Kepala Sekolah belum begitu memahami atau belum mantap mengenai konsep KTSP yang akan dikembangkan, maka boleh mengundang ahli yang ada dalam masyarakat maupun pemerintah kemudian bermusyawarah dengan komite sekolah, guru, tenaga kependidikan dalam rangka menyukseskan KTSP di Sekolah sehingga proses pengembangan diri dan kegiatan eskul dapat terealisasi. Dalam Evaluasi Kurikulum Kepala Sekolah harus mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik yang pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu Pre Test, Pembentukan kompetensi, Post Test. Hasil belajar juga dapat di lakukan melalui : Penilaian Kelas, Tes kemampuan dasar, Penilaian satuan pelajaran. 2.5 Silabus dan RPP Dalam Rangka Inovasi Pembelajaran Inovasi pendidikan dapat diawali dari inovasi pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk menyusun RPP didahului dengan penyusunan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006: 14). Pengembangan RPP ini merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum, khususnya menjawab pertanyaan “Apa yang akan diajarkan, bagaimana mengajarkannya, serta alat dan cara apa yang digunakan untuk mengukurnya? RPP merupakan tindak lanjut dari
Page xvi
kegiatan pengembangan silabus. RPP bermanfaat sebagai pedoman bagi guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Beberapa alasan pentingnya membuat RPP yang baik antara lain: a) RPP yang baik membuat guru lengkap, mantap /yakin sewaktu mengajar b) RPP menolong guru untuk memkirkan pelajaran sebelum pelajaran itu diajarkan, sehingga kesulitan-kesulitan belajar dapat diramakan dan jalan keluarnya dapat dicari c) RPP dapat membantu guru dalam mengorganisasi faslitas, perlengkapan, alat bantu pengajaran, waktu dan isi, dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar seefektif mungkin. d) RPP dapat membuat guru berpegang pada jadwal yang telah ditentukan dan menambah keyakinan bahwa prosedur yang dipilih dapat dilaksanakan sebaik mungkin dengan waktu dan fasilitas yang tersedia. e) RPP dapat membuat guru dalam menghubung kan tujuan dan prosedur kepada tujuan keseluruhan dari mata pelajaran yang diajarkan f) RPP dapat meyakinkan guru bahwa informasi-informasi penting telah dimasukkan dalam persiapannya. g) RPP dapat membuat dalam mengurutkan bagian-bagian dari mata pelajaran yang diajarkan h) RPP dapat membuat guru dalam merencanakan motivasi di kelas, pertanyaan-pertanyaan dan diskusi-diskusi penting yang mungkin diperlukan i) Dapat dipakai sebagai rekaman dari apa yang telah diajarkan. j) RPP juga dapat memberikan dasar-dasar untuk perbakan selanjutnya.
3. INOVASI STRATEGI PEMBELAJARAN 3.1 Hakikat PAIKEM
Istilah paikem lahir pertama kali dengan nama PAKEM yaitu singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Depdiknas (2006) menyatakan bahwa PAKEM adalah proses pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan kreativitas secara optimal potensi potensi yang dimiliki siswa. PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Istilah ini jika ditafsirkan dari makna kata-katanya dapat dipaparkan sebagai berikut : Page xvii
1. Pembelajaran Aktif Adalah suatu pembelajaran yang selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, bekerja, melaksanakan pekerjaan, dan tidak diam saja. Suparlan, Budimansyah, dan Meirawan (2009:70) menyatakan bahwa yang dimaksud aktif adalah di dalam proses belajar mengajar, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecajkan masalah. 2. Inovatif Pembelajaran yang inovati diwarnai adanya aktivitas, sumber belajar, suasana belajar, media belajar dan sebagainya yang selalu memperkenalkan, memanfaatkan, dan menemukan hal-hal baru. 3. Kreatif Artinya memiliki daya cipta (memiliki kemampuan untuk menciptakan), bersifat mengandung daya cipta (Alwi, 2005:599). Suparlan, Budimansyah, dan Meirawan (2009:70) menyatakan kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. 4. Efektif Efektif artinya ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); mujarab, manjur, dapat membawa hasil, berhasil guna (Alwi, 2002:285). Pembelajaran yang efektif artinya pembelajaran yang mampu mencapai kompetensi dasar secara optimal dengan proses yang mudah. 5. Menyenangkan Artinya menjadikan senang, membuat bersuka hati, membangkitkan rasa senang hati, memuaskan, merasa senang, menyukai (Alwi, 2002:1032). Pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran yang diciptakan dalam suasana yang nyaman, meriah, gembira, riang, yang membuat siswa betah belajar, tidak tertekan, tidak menakutkan, dan tidak terpaksa. Disimpulkan bahwa PAIKEM pada dasarnya adalah sebuah strategi bagaimana mengorrganisasi materi pembelajaran, menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, serta mengelola pembelajaran dalam rangka upaya menngkatkan hasil belajar siswa. Oleh karenai itu, strategi
Page xviii
PAIKEM diharapkan berdampak positif pada tingkat penguasaan atau hasil belajar peserta didik yang dihadapi. 3.2 Strategi PAIKEM Dalam pembelajaran PAIKEM pembelajaran ( Nur Azizah,2011) :
terdapat
5
strategi
pendekatan
1. Pembelajaran Aktif Baik Pendekatan Cara belajar siswa aktif (CBSA) maupun pendekatan Keterampilan Proses (PKP), sangat mengutamakan tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal yang paling utama yang menjadi keaktifan siswa di dalam kelas adalah munculnya rasa ingin tahu, ketertarikan dan minat siswa terhadap hal yang sedang dipelajari. Untuk itu, melalui berbagi teknik dan metode, guru harus berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan suasana sedemikian rupa guna memicu rasa kepenasaran siswa aktif bertanya, mempertanyakan mengemukakan gagasan. Proses-proses belajar itulah yang harus diperhatikan dalam menerapkan CBSA, yaitu : 1.
Penumbuhan motivasi, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik;
2.
Pemantapan latar dari materi yang akan dipelajari, khususnya pemberian apersepsi / kaitan;
3.
Mengupayakan keterarahan terhadap suatu fokus, seperti suatu konsep inti ataupun permasalahan sehingga siswa dapat memusatkan perhatian serta mengaitkan / menghubungkan keseluruhan bahan yang sedang dipelajari;
4.
Belajar sambil bekerja, sambil bermain, ataupun kegiatan lainnya;
5.
Penyesuaian dengan perbedaan individual;
6.
Peluang untuk bekerjasama dengan berbagai pola interaksi;
Page xix
7.
Peluang untuk menemukan sendiri informasi / konsep
8.
Penumbuhan kepekaan mencari masalah dan memecahkannya;
9.
Mengupayakan keterpaduan, baik asimilasi maupun akomodasi kognitif. 2. Pembelajaran Inovatif Pembelajaran
inovatif
bisa
mengadaptasi
dari
model
pembelajaran menyenangkanyang bisa membuat siswa terbebas dari kejenuhan-kejenuhan pembelajaran. Model pembelajaran inovatif ini tentunya berbed jauh dari model pembelajaran konvensional yang memang sudah menjadi kebiasaan dalam pembelajaran. Guru mencoba untuk menanamkan pemikiran "Learning is fun" kepada semua peserta didiknya yang merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. 3.Pembelajaran Kreatif Pembelajaran
kreatif
menekankan
pada
pengembangan
kreatifitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktekkan kesenian dll) maupun pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif haruslah seimbang dengan kemampuan berpikir rasional logis. 4.Pembelajaran Efektif Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mendidik, yang secara serentak dapat memenuhi dua sisi penting dari tujuan pendidikan disekolah, yakni:
Page xx
1.
Memiliki atau menguasai ilmu pengetahuan, teknolog, dan seni
(IPTEKS); 2.
Membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksistensi manusia.
Meskipun mungkin terjadi hubungan timbal balik di antara keduanya, tetapi pemantapan kesejatian diri (being) menjadi lebih penting dari apa yang tergolong sebagai milik (having) yakni memiliki IPTEKS itu sendiri. 5. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajran yang didesain sedemikian rupa sehingga memberikan susana penuh keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama, tidak membosankan, peserta didik. Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada kegiatan belajar-mengajar dikelasnya, sehingga curah perhatiannya akan lebih tinggi. Tingginya tingkat curah perhatian tersebut, akan meningkatkan hasil belajar.
3.3 Pendekatan Strategi, , Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari
metode
pembelajaran
dengan
cakupan
teoretis
tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa ( student centered approach) dan (2) pendekatan
Page xxi
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Strategi Pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: 1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put)
dan
sasaran
mempertimbangkan
(target)
aspirasi
yang
dan
harus
selera
dicapai,
dengan
masyarakat
yang
memerlukannya. 2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran. Keempat unsur tersebut adalah : 1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 3. Mempertimbangkan
dan
menetapkan
langkah-langkah
atau
prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 4. Menetapkan
norma-norma
dan
batas
minimum
ukuran
keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Metode Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
Page xxii
bentuk
kegiatan
nyata
dan
praktis
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk
mengimplementasikan
strategi
pembelajaran,
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya .
Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang
dalam
mengimplementasikan
suatu
metode
secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. 3.4
Pembelajaran Terpadu
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Ciri-ciri Pembelajaran Terpadu
Page xxiii
Hilda Karli dan Margaretha (2002:15) mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut: Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalahmasalah nyata di dalam kehidupannya. Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar. Sejalan dengan itu, Tim Pengembang PGSD (1977:7) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri berikut ini.
Berpusat pada anak
Memberikan pengalaman langsung pada anak
Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas
Memyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
Bersikap luwes
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3.5
Model-Model Pembelajaran
Model
pembelajaran
pada
dasarnya
merupakan
bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil
(Dedi
Supriawan
dan
A.
Benyamin
Surasega,
1990)
Page xxiv
mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut,
3.6
kiranya
dapat
divisualisasikan
sebagai
berikut:
Perbedaan Pembelajaran Partisipatori dengan Ekspositori
Pembelajaran Partisipatori yaitu pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran Ekspositori yaitu pembelajaan langsung oleh guru atau dengan kata lain strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyempaian materi secara verbal oleh guru kepada siswa.
Jadi perbedaannya pada pembelajaran partisipatori murid lebih dominan dibandingkan dengan penyampaian verbal guru, sementara pada pembelajaran ekspositori guru memegang peranan yang lebih penting atau lebih dominan dibandingkan dengan murid. 4.PENDEKATAN TEMATIK DAN KONTEKSTUAL 4.1 Pengertian Kontekstual dalam pembelajaran
Page xxv
Menurut Nurhadi (2005 : 5) berpendapat bahwa pemdekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan ke tujuh komponen pembelajaran efektif yaitu konstruktifisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian sebenarnya. Sedangkan menurut Depdiknas 20002 menyatakan bahwa pendekatan konstektual adalah konsep belajar yang membantu guru untuk mengatikan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dalam kehidupan sehari-hari. Dari kedua pendapat ahli diatas penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajran dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan mengaitkan serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didiknya. 4.2 Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual Terdapat 7 prinsip pembelajaran kontektual yaitu :
Kontruktivisme
:
Konstruktivisme
adalah
proses
membangun atau mengembangkan pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengalaman yang dipenuhi oleh luar, tapi dibangun oleh dan dari dalam diri sendiri.
Bertanya : Mempertanyakan dapat dianggap sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab
pertanyaan
mencerminkan
kemampuan
seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, tetapi daya tarik bagi
siswa
untuk
menemukan
diri
mereka. Karena
mempertanyakan memiliki peran yang sangat penting, karena melalui pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan
siswa
untuk
menemukan
materi
yang
dipelajari.
Page xxvi
Menemukan : Pada proses pembelajaran didasarkan pada pencarian
dan
penemuan
sistematis. Pengetahuan
melalui
proses
bukanlah
berpikir
hasil
dari
mempertimbangkan sejumlah fakta, tetapi hasil dari proses menemukan
sendiri. Dengan
demikian
dalam
proses
perencanaan, guru tidak mempersiapkan sejumlah bahan untuk dihafalkan, tetapi merangsang pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menemukan bahan-bahan mereka sendiri untuk dipahami.
Masyarakat Belajar : Dalam pembelajaran kontekstual dan pelaksanaan, komunitas belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi
dalam
kelompok-kelompok
yang
anggotanya
heterogen baik dilihat dari kemampuan belajar dan kecepatan belajar.Mari saling belajar dalam kelompok mereka, yang dengan cepat mendorong untuk membantu peserta didik yang lambat.
Pemodelan : Pemodelan adalah proses belajar sebagai contoh untuk menunjukkan sesuatu yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh cara mengucapkan kalimat asing. Guru olahraga memberikan contoh tentang cara melempar bola dan sebagainya.
Refleksi : Refleksi adalah proses penyelesaian pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan re-menyortir peristiwa
atau
kejadian
yang
telah
melalui
pembelajaran. Melalui refleksi atas pengalaman belajar yang akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang telah terbentuk.
Penilaian sebenarnya : Penilaian autentik adalah proses oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
Page xxvii
belajar siswa. Penilaian ini diperlukan untuk menentukan apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. Apakah pengetahuan tentang belajar siswa memiliki pengaruh positif terhadap baik perkembangan intelektual. 4.3 Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran kontekstual
Pelaksanaan CTL dipengaruhi berbagai faktor internal dari peserta didik sendiri, dan faktor eksternal atau lingkungan sekitarnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam CTL antara lain: 1. Guru harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik . 2. Hendaknya guru memulai dari keseluruhan menuju bagian-bagian secara khusus (dari umum ke khusus). 3. Penekanannya pada pemahaman dengan cara :Menyusun konsep sementara,Melakukan sharing untuk memperoleh masukan dantanggapan dari orang lain,Merevisi dan mengembangkan konsep. 4. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktikkan secara langsung apa-apa yang dipelajari. 5. Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari. 4.4 Peran Guru Dalam Pembelajaran Kontekstual Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru perlu memahami tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar terhadap gaya belajar siswa. Sehubungan dengan hal di atas, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu: 1. Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang sedang berkembang 2.
Setiap anak memiliki kecenderungan untuk belajar hal-hal yang baru dan penuh tantangan
3. Belajar
bagi
siswa
adalah
proses
mencari
keterkaitan atau keterhubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui 4.5 Strategi Pembelajaran Kontekstual
Page xxviii
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Sahana (2009:67) : strategi pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna yang berkaitan denga konteks kehidupan nyata,baik berkaitan dengan lingkungan pribadi,agama,sosial,ekonomi maupun kultural. Supinah dan Titik Sutanti (2010: 44) mengemukakan langkahlangkah dalam strategi pembelajaran kontekstual sebagai berikut: 1. Orientasi siswa pada situasi masalah 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar 3. Mebimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pengetahuan yang dipelajari. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa strategi pembelajaran kontekstual berdasarkan masalah secara berkelompok merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata yang diselesaikan secara berkelompok sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. 5. PEMBELAJARAN KUANTUM 5.1
Pengertian Kuantum
Pembelajaran kuantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu quantum learning . “Quantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yan1g dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat” (Bobbi DePorter & Mike Hernacki, 2011:16 ).
Page xxix
Dengan demikian, pembelajaran kuantum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik atau siswa. Secara sederhana, pembelajaran kuantum dapat diartikan sebagai pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi menjadi cahaya yang melejitkan prestasi siswa, dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami. 5.2 Substansi Quantum Teaching Model pembelajaran quantum learning merupakan model pembelajaran yang membiasakan belajar menyenangkan. Dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa sehinga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh. Melalui quantum learning siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Selain itu model Quantum Teaching mempunyai kerangka rancangan belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR : 1. Tumbuhkan Merupakan tahap menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Melalui tahap ini, guru berusaha mengikut sertakan siswa dalam proses belajar. Motivasi yang kuat membuat siswa tertarik untuk mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran. Tahap Tumbuhkan bisa dilakukan untuk menggali permasalahan terkait dengan materi yang akan dipelajari, menampilkan suatu gambaran atau benda nyata, cerita pendek atau video. 2. Alami Alami merupakan tahap ketika guru menciptakan atau mendatangkan pengalaman yang dapat di mengerti semua siswa. Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki. Selain itu tahap ini juga untuk mengembangkan keingin tahuan siswa. Tahap alami bisa dilakukan dengan mengadakan pengamatan. 3. Namai Tahap namai merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep, model, rumus atau strategi atas pengalaman yang telah diperoleh siswa. Dalam tahap ini siswa dengan bantuan guru berusaha menemukan konsep
Page xxx
atas pengalaman yang telah dilewati. Tahap ini penamaan memacu struktur kognitif siswa untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan atas apa yang telah dialaminya. Proses penamaan dibangun atas pengetahuan awal dan keingin tahuan siswa saat itu. Penamaan merupakan saat untuk mengajarkan konsep kepada siswa. Pemberian nama setelah pengalaman akan menjadi sesuatu lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Untuk membantu penamaan dapat digunakan susunan gambar, warna alat bantu, kertas tulis dan poster dinding. 4. Demonstrasi Tahap Demonstrasi memberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka. Tahap ini menyediakan kesempatan siswa untuk menunjuk apa yang mereka ketahui. Tahap Demonstrasi bisa dilakukan dengan penyajian di depan kelas, permainan, menjawab pertanyaan dan menunjukkan hasil pekerjaan. 5. Ulangi Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga menguatkan struktur kognitif siswa. Semakin sering dilakukan pengulangan pengetahuan akan semakin mendalam. Bisa dilakukan dengan menegaskan kembali pokok materi pelajaran, memberi kesempatan siswa untuk mengulang pelajaran dengan teman lain atau melalui latihan soal. 6. Rayakan Rayakan merupakan wujud pengakuan untuk menyelesaikan partisipasi dan memperoleh keterampilan dalam ilmu pengetahuan. Bisa dilakukan dengan pujian, tepuk tangan, bernyanyi bersama. 5.3 Substansi Quantum Learning Quantum teaching bersandar pada konsep ini: “ Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Maksudnya yaitu mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama kita sebagai pengajar harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Belajar dari segalah definisinya adalah kegiatan full-contact. Dengan kata lain belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia-pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan balajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru. Ada beberapa prinsip dalam Quantum Learning,yaitu :
Page xxxi
1.
Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2.
Segalahnya bertujuan, siswa
diberi
tahu
apa
tujuan
mereka
mempelajari materi yang diajarkan. 3.
Pengalaman sebelum memberikan nama, otak kita berkembang pesat
dengan
adanya
rangsangan
kompleks,
yang
akan
menggerakkan rasa ingin tahu. 4.
Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apapun.
5.
Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberikan pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita.
5.4 Peran Guru Dalam Pembelajaran Quantum
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam pembelajaran kuantum : 1. Penumbuhan minat siswa. 2. Pemberian pengalaman langsung kepada siswa sebelum penyajian. 3. Penyampaian materi dengan multimetode dan multimedia. 4. Adanya demonstrasi oleh siswa. 5. Penghargaan terhadap setiap usaha berupa pujian,dorongan semangat,atau tepukan. 6. KONSTRUKSTIVISME DALAM PEMBELAJARAN 6.1 Pengertian Pembelajaran Konstrukstivisme
Menurut Jalaluddin (1997), kontruktivisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup hidup kebudayaan yang bercorak modern. Kontruktivisme berupaya membina suatu konsep yang luas dan mengenal tujuan pokok yang tertinggi dalam kehidupan ummat manusia. Menurut R.Wills Dahar, bahwa sebagai filsafat belajar, kontruktivisme sudah terungkap dalam tulisan Glambattista Vico 1710, bahwa orang hanya dapat benar-benar memahami yang dikontruksinya sendiri. Menurut teori operan conditioning, bahwa individu harus secara aktif “MEMBANGUN” pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang informasi
Page xxxii
yang ada di peroleh dalam proses membangun kerangka oleh pelajar dari lingkungan diluar dirinya (Brunner 1990). Secara sosiologis pembelajaran kontruktivismemerupakan integrasi dari belajar kolaborasi dan koperatif dalam meningkatkan pengubahan secara konseptual. Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa kontruktivisme adalah suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern dan bersifat subjektif bukan objektif,pengetahuan tidak pernah tunggal pengetahuan merupakan realitas plural,kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyongnya. 6.2 Belajar Kooperatif dan Kolaboratif
Kooperatif : Pembelajaran dengan setting kelopok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama atau memecahkan masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya.
Kolaboratif : pembelajaran yang memudahkan para siswa bekerja sama. Saling membina, belajar dan berubah bersama serta maju bersama pula. Aspek Siswa
Aktivitas
Guru
Uotput
Kooperatif Kolaboratif Siswa menerima latihan Siswa sudah memiliki melalui kerjasama dan kemampuan bekerjasama sosial dan sosial. Siswa membangun kemampuannya itu untuk mencapai tujuan pembelajran. Aktivitas distrukturkan, Siswa berunding dan setiap siswa memainkan mengorganisasikan peranan secara spesifik. sendiri. Guru memantau, mendengar Aktivitas kelompok tidak dan campur tangan dalam dipantau oleh guru, jika kegiatan kelompok jika timbul persoalan sswa perlu. memecahkan sendiri dalam kelompoknya. Guru hanya membimbinga siswa ke arah penyelesaian persoalan. Ada hasil kerja kelompok Draf kerja disimpan
Page xxxiii
yang akan dinilai guru. Penilaian
siswa untuk kerja lanjutan. Siswa menilai prestasi Tanpa dibimbing oleh individu dan kelompok guru. dengan pembimbing oleh guru.
6.3 Problem-based Learning dengan Pembelajaran Tradisional
Problem based learning adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri siswa (menurut Arends dalam Abbas, 2000:13) Pembelajaran konvensional (tradisional) menurut Sudaryo (1990)bahwa secara tradisional mengajar diartikan sebagai upaya penyampaian atau penanaman pengetahuan pada anak. Dalam pengajaran ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa dengan teknik ceramah. PBL membangun
Tradisional Pengetahuan disampaikan dari pengajar ke pembelajar. Pembelajar menerima informasi secara pasif. Belajarvdan penilaian adlaah hal yang etrpisah.
Pembelajar sendiri pengetahuan Pembelajar menerima informasi secara aktif Belajar dan penilaian adlah hal yang terkait. Budaya belajar adalah kooperatif, kolaboratif dan saling mendukung. Pangajar sebagai pendorong dan Pengajar sebagai pemberi pemberi fasilitas pembelajaran. informasi dan penilaian.
6.4
Konsept Mapping dalam Pembelajaran
Peta konsep adalah suatu alat skematis untuk merepresentasikan suatu rangkaian konsep yang digambarkan dalam suatu kerangka proposisi yang mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara konsepkonsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Peta konsep dalam pembelajaran digunakan untuk :
Page xxxiv
1. Menunjukkan hubungan antara ide-ide dan membantu memahami lebih baik apa yang dipelajari. (Nur, 2006). 2. Dimaksudkan agar siswa lebih terampil untuk menggali pengetahuan awal yang sudah dimiliki dan memperoleh pengetahuan baru sesuai dengan pengalaman belajar . Ciri-ciri peta konsep Dahar (1989) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: 1. Peta konsep merupakan gambar yang menunjukkan hubungan konsepkonsep dari suatu topik pada bidang studi. 2. Dengan membuat sendiri peta konsep siswa “melihat” bidang studi itu lebih jelas, dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna. 3. Hirarki. Artinya bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut. Jenis-jenis peta konsep Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003:24) macam peta konsep yaitu: Peta konsep yang ide-ide pokoknya dibuat dalam bentuk persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Peta konsep pohon jaringan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Contoh peta konsep pola jaringan :
Page xxxv
Digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkahlangkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam eksperimen Contoh peta konsep rantai kejadian
Dalam peta konsep sikluk, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Contoh peta konsep siklus :
Digunakan untuk curah pendapat, dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Contoh peta konsep laba-laba :
Page xxxvi
6.5 Teknik Bertanya dalam Eksplorasi dan Konstruktivisme
1. Teknik bertanya dalam eksplorasi Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif. Teknik bertanya dalam eksplorasi, antara lain : a. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa b. Siswa diberi waktu untuk mencari jawaban c. Siswa mengangkat tangan untuk menyampaikan jawaban d. Siswa lain menanggapi e. Guru memebrikan kesimpulan 2. Teknik bertanya dalam konstrukstivisme Teknik bertanya dalam konstrukstivisme antara lain : a. Siswa X mengajukan pertanyaan b. Siswa A menjawab c. Siswa B menjawab d. Siswa C menjawab e. Guru hanya mengarahkan dan memberikan kesimpulan
6.6
Cara-cara Pemberian Motivasi Terhadap Siswa
Keterampilan memberi penguatan adalah respon positif terhadap tinglah laku peserta didik yang memungkinkan terulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tujuannya ntuk meningkatkan perhatian peserta didik, memudahkan peserta didik selama proses pembelajaran, membangkitkan dan memelihara motivasi, mengendalikan dan mengubah tingkah laku belajar yang negatif ke arah tingkah laku belajar positif. Page xxxvii
Prinsip penggunaan keterampilan memberi penguatan a. kehangatan dan keantusiasan b. makna c. hindarkan pemberian respon yang negatif Komponen keterampilan memberi penguatan a. penguatan verbal, seperti : bagus, benar, tepat b. penguatan dengan mimik atau gerakan badan, seperti : semnyuman, anggukan, acungan jempol, tepuk tangan c. penguatan dengan cara mendekati, seperti : berdiri disamping peserta didik, berjalan menuju ke arah peserta didik, duduk dekat peserta didik. d. penguatan dengan sentuhan, guru dapat persetujuan dan penghargaan terhadap peserta didik atas usaha dan penampilannya dengan cara menepuk pundak, menjabat tangan atau mengangkat tangan peserta didik yang berhasil di kelas. e. penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, misal : peserta didik yang dapat menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu dan hasilnya baik dapat diberi tugas untuk membantu temannya yang kesulitan. f.
7.
penguatan berupa simbol atau benda seperti : komentar tertulis pada buku peserta didik, kartu bergambar, bintang, lencana dan lainnya asal tidak terlalu mahal tapi bermakna simbolis.
PEMILIHAN BAHAN DAN ALAT/MEDIA 7.1
Hakikat Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di lingkungan belajar baik berupa buku teks, media cetak, elektronik, narasumber, lingkungan sekitar yang berfungsi meengoptimalisasikan hasil belajar siswa sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi tertentu. Media pembelajaran adalah media pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam rangka komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Jadi media pembelajaran
Page xxxviii
hakikatnya adalah perantara yang digunakan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. 7.2
Media dan Sumber Belajar dalam Pembelajaran
Berbicara mengenai proses belajar mengajar di sekolah seringkali membuat kita kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Guru masih menstransfer pengetahuan seperti menumpah air ke dalam ember kosong. Guru tidak mengaitkan dengan kehidupan nyata. Guru belum sebagai fasilitator , mediator, motivator, inovator, kreator, edukator, dan klimator. Metode yang masih dominan digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Siswa verbalisme. Solusi yang paling tepat ialah dengan : 1. Manajeman kelas yang ramah anak 2. Quantum teaching dan quantum learning 3. Paikem Dari solusi tersebut, ketiganya memerlukan media pembelajaran guna membantu dan menunjang proses belajar mengajar yang baik. Karena dengan media pembelajaran, hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkret. Maka inilah yang dibutuhkan dalam pembelajaran pada anak SD khususnya.
Abstrak
verbal simbol visual radio film tv
wisata demontrasi partisipasi observasi pengalaman langsung
konkret
7.3
Jenis Media
Jenis-jenis media pembelajaran dapat digolongkan kedalam 4 golongan : 1. Berdasarkan Sifatnya
Page xxxix
Media pembelajaran berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua ,yaitu : a. Audio :
Audio Tradisional : misalnya kaset,siaran dan telepon
Audio Digital : misalnya media optik,audio internet dan radio internet
b.Visual : Dalam hal ini,media visual adalah media yang tidak diproyeksikan,misalnya:gambarmati,poster,ilustrasi,kartun,bagan, diagram,grafik,peta, dan papan. 2. Menurut Daya Jangkaunya Berdasarkan daya jangkaunya media pembelajaran dibedakan menjadi 2,yaitu : a.Luas dan serentak,misalnya : distance learning,telekonferensi audio,on-line learning,kelas virtual dan pengetahuan portal b.Terbatas,misalnya : media tradisional 3.Menurut Teknik Pemakaianya Berdarkan teknik pemakaianya media pembelajaran dibedakan menjadi 2 : a.Diproyeksikan,misalnya : visual tidak diproyeksikan b.Tidak diproyeksikan,misalnya : visual tidak diproyeksikan 4. Menurut tigkat kekinian Berdasarkan tingkat kekiniannya media pembelajaran dibedakn menjadi 2 ,yaitu : a.Tradisional,misalnya : audio,visual dan audiovisual b.Digitsl,misalnya : multimedia,distance learning dan on-line learning 7.4 Cara Pemilihan Media
Guru harus memperhatiak beberapa hal dalam pemilihan media pembelajaran :
Page xl
1. Tujuan pembelajaran : media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Isi atau materi pembelajaran : media pembelajaran harus sesuai denga isis dan materi pelajaran yang akan dipelajarai oleh siswanya. 3. Ketersediaan : media tersebut hendaknya yang mudah diperoleh atau paling tidak guru dapat membuatnya sendiri tanpa mengeluarkan biayan yang mahal seta penggunaanya praktis. 4. Ketepatgunaa 5. Biaya 6. Ketersediaan waktu untuk menggunakanya 7. Sesuai dengan taraf berfikir siswanya. 7.5 Pemanfaatan media pembelajaran
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh pada hasi l beajar siswa.Adapunmanfaat media pembelajaran dalam proses belajar ,antara lain : 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan minta belajar siswa 2. Bahan pengajaran kan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami siswa dan memungkinkan siswa menguasai pengajaran denga baik. 3. Metode pengajaran kan lebih bervariasi. 4. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar
8.
PEMBELAJARAN REMIDIAL DALAM PEMBELAJARAN TUNTAS 8.1
Hakikat Belajar Tuntas
Belajar tuntas (Mastery learning) adalah proses belajar mengajar yang bertujuan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas, artinya dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Belajar tuntas ini merupakan strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based approach). Dengan system belajar tuntas diharapkan program belajar mengajar dapat dilaksanakan sedemikian rupa agar tujuan instruksional yang
Page xli
hendak dicapai dapat diperoleh secara optimal sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Secara operasional perwujudannya adalah: Nilai rata-rata seluruh siswa dalam satuan kelas dapat ditingkatkan dan jarak antara siswa yang cepat dan lambat belajar menjadi semakin pendek. 8.2
Model PembelajaranRemidial
Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran
ulang dapat disampaikan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
Pemberian menerapkan
tugas-tugas prinsip
latihan
secara
pengulangan,
khusus.
tugas-tugas
Dalam latihan
rangka perlu
diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab .
8.3
Pembelajaran Pengayaan Page xlii
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Dalam
pelaksanaan
pembelajaran
berbasis
kompetensi
dan
pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan. Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang
Page xliii
memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya. Jenis Pembelajaran Pengayaan Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu: 1.
Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk
disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum. 2.
Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil
dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri. 3.
Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang
memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan: (a) identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan; (b) penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan; (c) penggunaan berbagai sumber; (d) pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan; (e) analisis data; dan (f) penyimpulan hasil investigasi 9. PEMBELAJARAN BERBASIS IT
9.1 Macam – Macam IT untuk Pembelajaran
Teknologi Informasi mempunyai banyak macam jenisnya, dan disini akan dipaparkan beberapa macam bentuk Teknologi Informasi untuk Pembelajaran, yaitu : a. Laptop/ Notebook
Page xliv
Laptop/ Notebook adalah perangkat canggih yang fungsinya sama dengan komputer tetapi bentuknya praktis dapat dilihat dan dibawa kemana-mana karena bobotnya yang ringan, bentuknya yang ramping dan daya listriknya yang menggunakan baterai charger, sehingga bisa digunakan tanpa harus mencolokkan ke steker. b. Deskbook Deskbook adalah perangkat sejenis komputer dengan bentuknya yang jauh lebih praktis yaitu CPU menyatu dengan monitor sehingga mudah diletakkan di atas meja tanpa memakan banyak tempat. Namun, alat ini masih menggunakan sumber listrik steker karena belum dilengkapi baterai charger.
c.
Personel Digital Assistant (PDA)
PDA adalah perangkat sejenis komputer, tetapi bentuknya sangat mini sehingga dapat dimasukkan dalam saku. Walaupun begitu, fungsinya hampir sama dengan komputer pribadi yang dapat mengolah data. d. Kamus Elektronik Kamus elektronik adalah perangkat elektronil yang digunakan untuk menerjemahkan antar bahasa. e. MP4 Player MP4 Player adalah perangkat yang dapat digunakan sebagai media penyimpanan data sekaligus sebagai alat pemutar video, musik dan game. f. MP3 Player MP3 Player adalah perangkat yang dapat menyimpan data hanya saja MP3 ini tidak dapat memutar video dan game, hanya dapat memutar musik dan mendengarkan radio. g. Flasdisk Flasdisk adalah media penyimpanan data portable yang berbentuk Universal Serial Bus. Ukurannya kecil dan bobotnya sangat ringan, tetapi dapat menyimpan data dalam jumlah besar. h. Komputer Komputer adalah perangkat berupa hardware dan software yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengolah data menjadi informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan di lain waktu. i. Internet
Page xlv
Internet adalah sebuah jaringan computer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia. 9.2 Manfaat IT dalam Pembelajaran a. Bagi Siswa Dengan kegiatan pembelajaran melalui internet dimungkinkan berkembangnya fleksibiltas belajar siswa yang optimal, dimana siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Disamping itu siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. b. Bagi Guru 1)
Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung
jawabnya
sesuai
dengan
tuntutan
perkembangan kelimuan. 2)
Mengembangkan
diri
atau
melakukan
penelitian
guna
meningkatkan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relative banyak. 3)
Mengontrol kebiasaan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari berapa lama suatu topik dipelajari serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
4)
Mengecek peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
5)
Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara guru dengan siswa.
6)
Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja.
7)
Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas.
8)
Mempermudah
penyempurnaan
dan
penyampaian
materi
pembelajaran. c. Bagi Sekolah
Page xlvi
1)
Akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai dengan bidangnya sehingga setiap guru dapat menggunakan dengan mudah serta efektivitas dan efisiensi pembelajaran di jurusan secara keseluruhan akan meningkat.
2)
Pengembangan isi pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan.
3)
Sebagai pedoman praktis
implementasi pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan karakteristik pembelajaran. 4)
Mendorong menumbuhkan sikap kerja sama antara guru dengan guru dan guru dengan siswa dalam memecahkan masalah pembelajaran.
9.3 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menggunakan IT untuk Inovasi Pembelajaran
a. Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru. b. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru. c. Guru
harus
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan
dalam
menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar dapat mencapai standar akademik. 9.4 Penggunaan IT dalam Pembelajaran
Peranan IT didalam pembelajaran adalah : a. IT berperan sebagai alat produksi dan penyaji materi pembelajaran. Contoh sederhana adalah penggunaan Microsoft Power Point sebagai pembuatan materi ajar. Software ini mampu menggabungkan suara, teks, gambar dan bahkan film dengan mudah. Contoh lain software Camtasia yang dapat digunakan untuk pembuatan materimateri video pembelajaran mandiri dengan sangat mudah. Penggunaan aplikasi flash yang dipakai untuk membuat game edukasi sehingga pembuatan game edukasi bisa menjadi lebih cepat dan mudah. b. IT berperan sebagai pengevaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran saat ini dapat dilakukan dengan menggunakan IT terutama internet. Kita ambil contoh penerimaan
Page xlvii
beberapa perusahaan BUMN menggunakan test online untuk test potensi akademik. Sehingga tidak diperlukan test tulis yang mengumpulkan banyak orang dalam satu tempat. Keuntungan bagi perusahaan yang mengadakan penerimaan adalah hemat biaya dan tenaga. Contoh lain adalah penggunaan aplikasi-aplikasi pembuat soal yang memudahkan proses evaluasi belajar. c. IT berperan sebagai media kolaborasi pembelajaran. Diskusi, berbagi pengetahuan serta memecahkan permasalahan dalam pembelajaran saat ini dapat dilakukan tidak dengan bertatap muka. Aplikasi-aplikasi chatting dapat dimanfaatkan untuk berdiskusi antara siswa atau mahasiswa dengan guru atau dosen atau antar sesama mereka. Salah satu kolaborasi online adalah web wikipedia. d. IT berperan sebagai katalisator dalam pembelajaran. Keberhasilan belajar diukur dengan kadar pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa tergantung perlakukannya dalam belajar, baik perlakukan guru atau dosen atau aktivitas mahasiswa ketika belajar. TI dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan keberhasilan belajar karena dengan teknologi ini maka kita bisa membuat pengalaman buatan semisal game. Salah satu yang saat ini tengah diteliti dan dikembangkan diberbagai negara adalah membuat materi pengajaran dalam bentuk game yang dikenal dengan game edukasi. Keunggulan game edukasi dibandingkan dengan e-learning yang kita kenal saat ini adalah sebagai berikut (Clark ,2006; Smith, 2006) : Tinjauan Pemanfaat Waktu
Proses Pembelaj aran
Game Edukasi Lebih optimal tanpa adanya waktu yang terbuang karena siswa langsung bereksplorasi secara mandiri.
Mandiri, langsung melaksanakan proses pembelajaran tanpa perlu bantuan guru. Konsisten dalam memberikan perlakuan untuk setiap murid untuk
E-Learning Banyak waktu terbuang karena bergantung dari banyak hal semisal kesiapan guru karena menilai pekerjaan siswa lain.
Harus ada tuntunan dari guru untuk megarahkan kegiatan pembelajaran dan memberikan motivasi. Situasional, sangat
Page xlviii
setiap topik pembelajaran. Individual demand : menyesuaikan kemampuan individu dalam melaksanakan percepatan pembelajaran.
Evaluasi
Memberikan konsekuensi secara langsung pada setiap siswa sesuai dengan keberhasilan atau kegagalan yang dilakukan dengan kwalitas standar. Penetapan level secara otomatis
tergantung dari kemampuan dan emosi guru serta pemilihan jenis metode dan media pembelajaran. Class/Group demand mengikuti perkembangan kecepatan kemampuan kelas atau kelompok belajar dalam penyelesaian proses belajar
Konsekuensi yang diberikan sangat tergantung dari karakter guru, kondisi dan situasi proses pembelajaran serta faktor-faktor sosial lainnya yang mempengaruhi. Penetapan level secara manual
Guru
Sebagai fasilitator pendidikan untuk kegiatan yang tidak bisa terwakili dalam e-game.
Tingkat dominasi masih tinggi, belum mencerminkan keseluruhan pembelajaran terpusat pada siswa.
e. IT berperan pencari sumber materi pembelajaran. Internet adalah sebuah gudang data yang sangat banyak menyimpan materi teks, suara, gambar ataupun multimedia. Bisa kita bayangkan jika tidak ada mesin pencari semisal Google, Yahoo, Bing dll maka kita akan sulit mendapatkan materi yang kita inginkan di Internet. Bahkan bisa memakan waktu yang lama jika mesin pencari tidak secanggih sekarang. Sehingga kemajuan mesin pencari
Page xlix
menjadikan pencarian materi-materi pembelajaran dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Inovasi Dalam Model Pembelajaran : Seiring dengan perkembangan jaman,inovasi sangat dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan,tidak terkecuali inovasi dalam dunia pembelajaran.Disini penulis akan memaparkan pendapat penulis tentang inovasi dalam model pembelajaran,yaitu model pembelajaran “Lempar Jawab Pertanyaan”.Dalam metode tersebut guru memberikan sebuah pertanyaan mengenai materi yang bersangkutan dengan materi yag sedang dipelajari,kelas dibagi dalam beberapa kelompok,guru memberikan pertanyaan tersebut pada kelompok 1 dan apa bila kelompok 1 tidak dapat menjawab kemudian pertanyaan tersebut diberikan ke kelompok selanjutnya.Dari semua jawaban pertanyaan masing-masing kelompok kemudian guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang sedang dipelajari.
BAB III PENUTUP
Page l
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi diatas ,maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ,berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta ketrampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara” maka perlu diadakannya suatu inovasi dalam pembelajaran. Inovasi dalam pembelajaran adalah usaha untuk mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dibidang pendidikan.Inovasi tersebut dilakukan dengan berbagai strategi,pendekatan dan juga media pembelajaran ,yaitu pendekatan tematik dan kontekstual, pembelajaran kuantum, kontruktivisme dalam pembelajaran, dan pembelajaran remidial, serta media pembelajaran yang mendukung materi pembelajaran sehingga tercipta suatu pembelajaran baru yang efektif dan meyenangkan bagi siswa. B. Saran
Menyadari perkembangan jaman yang terus berlangsung dewasa ini,dan banyak terciptanya suatu inovasi-inovasi baru dalam setiap bidang kehidupan,tidak terkecuali pada bidang pendidikan,maka kita sebagai seorang pendidik harus selalu mengikuti perkembangan dan inovasi-inovasi pendidikan tersebut.Sehingga dapat mendukung terciptanya suatu terobosan atau temuan baru khususnya dalam dunia pendidikan dan menghantarkan peserta didik kita untuk dapat mencapai suatu pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai bersam Daftar Pustaka 1. Danim,Sudarwan.2010. Pengantar Pendidikan.Bandung :
Alfabeta. 2. Sagala,Syaiful.2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. 3. Syaefudin,Udin.2012. Inovasi Pendidikan.Bandung : Alfabeta.
Page li
4. Annurahmadani.2013. Model dan strategi pembelajaran quantum teaching dan quantum learning . Diunduh dari http://annuramadhani.blogspot.com/2013/02/model-strategipembelajaran-quantum.html pada tanggal 20 Desember 2013
5. Azizah Arkana. 2011. Pengertian dan Strategi Pembelajaran PAIKEM . Diunduh dari http://azkiyatunnufus.blogspot.com/2011/12/strategipembelajaran-paikem.html pada tanggal 20 Desember 2013
6. Bakkharuddin .2012. Pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran. Diunduh dari http://www.bakharuddin.net/2012/06/pengembangan-bahanajar-dan-media.html pada tanggal 20 Desember 2013
7. Dodi Hermawan. 2012. Pembelajaran tuntas . Diunduh dari http://dodihermawan.blogspot.com/ pada tanggal 20
Desember 2013 8. Faizal Nisbah . 2013. Peran guru dalam pendekatan kontekstual . Diunduh dari http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/peran-guru-dansiswa-dalam-pendekatan.html pada tanggal 20 Desember
2013 9. Fariza Hildayani.2013. Inovasi Pembelajaran. Diunduh dari http://farizahildayani.blogspot.com/2013/05/inovasidalam-pendidikan.html pada tanggal 20 Desember 2013
10. Fitri maizani . 2013. Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif . Diunduh dari http://fitrimaiziani.blogspot.com/2013/04/pembelajarankolaboratif-dan-kooperatif.html pada tanggal 20 Desember
2013 11. Rodajaman.2013. Contoh model pembelajaran kooperatif bagi guru. Diunduh dari http://www.rodajaman.net/2013/10/25-contoh-model-
Page lii