Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia
A. Pengajaran Keterampilan Menulis
Mahasiswa yang belajar di Indonesia, di samping mempelajari ilmunya, ia juga harus belajar bahasa Indonesia. Belajar bahasa Indonesia berarti ia harus belajar mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia. Menulis adala adalah h sebu sebuah ah kete ketera ramp mpila ilan n berb berbah ahas asaa yang yang terpa terpadu du,, yang yang ditu dituju juka kan n untu untuk k menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-k Sekurang-kurang urangnya, nya, ada tiga komponen komponen yang tergabung dalam perbuatan perbuatan menulis, menulis, yaitu: yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang yang akan akan berfun berfungsi gsi sebaga sebagaii media media tuli tulisa san, n, meli melipu puti: ti: kosa kosaka kata ta,, stru strukt ktur ur kali kalima mat, t, parag paragraf raf,, ejaa ejaan, n, prag pragma mati tik, k, dan dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai sesuai dengan dengan topik yang akan ditulis; ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana bagaimana merangkai merangkai isi tulisan tulisan dengan dengan menggu menggunak nakan an bahasa bahasa tulis tulis sehing sehingga ga memben membentuk tuk sebuah sebuah kompos komposisi isi yang yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya. Seoran Seorang g penutu penuturr asing asing tidak tidak akan akan mungki mungkin n teramp terampil il menuli menuliss kalau kalau hanya hanya menguasai menguasai satu atau dua komponen komponen saja di antara ketiga komponen komponen tersebut. Betapa banyak penutur asing yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis tetapi tidak dapat menghasilkan tulisan karena tidak tahu apa yang akan ditulis dan bagaimana menuliskannya. Betapa banyak pula penutur asing yang mengetahui banyak hal untuk ditulis dan tahu pula menggunakan bahasa tulis tetapi tidak dapat menulis karena tidak tidak tahu tahu caranya caranya.. Dalam Dalam makalah makalah ini akan akan dibaha dibahass model model pengaj pengajaran aran menuli menuliss bahasa Indonesia bagi penutur asing tingkat lanjut khususnya mereka yang belajar berbagai ilmu di Indonesia. Menuli Menuliss bukan bukan pekerj pekerjaan aan yang yang sulit sulit melain melainkan kan juga juga tidak tidak mudah. mudah. Untuk Untuk memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis yang teramp terampil. il. Belaja Belajarr teori teori menuli menuliss itu mudah, mudah, tetapi tetapi untuk untuk mempra memprakti ktikka kkanny nnyaa tidak tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis. Tidak ada waktu yang tidak tepat untuk memulai menulis. Artinya, kapan pun, di mana pun, dan dalam situasi yang bagaimana pun seorang penutur asing yang belaja belajarr di Indone Indonesia sia dapat dapat melaku melakukan kannya nya.. Ketaku Ketakutan tan akan akan kegaga kegagalan lan bukanl bukanlah ah
1
penyebab yang harus dipertahankan. Itulah salah satu kiat, teknik, dan strategi yang ditawarkan oleh David Nunan (1991: 86—90) dalam bukunya Language Teaching
Methodology. Dia menawarkan suatu konsep pengembangan keterampilan menulis yang meliputi: (1) perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulisan, (2) menulis sebagai sebagai suatu proses dan menulis menulis sebagai sebagai suatu produk, produk, (3) struktur generik wacana tulis, tulis, (4) perbedaan perbedaan antara penulis terampil terampil dan penulis yang tidak terampil, terampil, dan (5) penerapan keterampilan menulis dalam proses pembelajaran.
Pertama , perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulisan tampak pada fungsi dan dan kara karakt kter eris isti tik k yang yang dimi dimili liki ki oleh oleh kedu keduan anya ya.. Namu Namun n demi demiki kian an,, yang yang patu patutt diperhatikan adalah keduanya harus memiliki fungsi komunikasi. Dari sudut pandang inilah dapat diketahui sejauh mana hubungan antara bahasa lisan dan bahasa tulis, sehingga dapat diaplikasikan dalam kegiatan komunikasi. Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat ala t yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa tadi, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh dan lebih mendalam. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia kadang-kadang tidak terampil menggunakan bahasanya sendiri dibandingkan dengan orang asing yang belajar bahasa Indonesia. Hal ini merupakan suatu kelemahan yang tidak kita sadari. pandanga ngan n bahwa bahwa ketera keterampi mpilan lan menuli menuliss sebaga sebagaii suatu suatu proses proses dan Kedua, panda menuli menuliss sebaga sebagaii suatu suatu produk produk.. Pendek Pendekata atan n yang yang berori berorient entasi asi pada pada proses proses lebih lebih memfokuskan pada aktivitas belajar (proses menulis); sedangkan pendekatan yang berorientasi pada produk lebih memfokuskan pada hasil belajar menulis yaitu wujud tulisan.
Ketiga, struktur generik wacana dari masing-masing jenis karangan (tulisan) tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hanya saja pada jenis karangan narasi menunj menunjukk ukkan an strukt struktur ur yang yang lengka lengkap, p, yang yang melipu meliputi ti orient orientasi asi,, kompli komplikas kasi, i, dan resolusi. Hal ini menjadi ciri khas jenis karangan/tulisan ini. tentang keterampilan keterampilan menulis, setiap Keempat, untuk menambah wawasan tentang penul penulis is perlu perlu menget mengetahu ahuii penuli penuliss yang yang teramp terampil il dan penuli penuliss yang yang tidak tidak terampi terampil. l. Tujuannya adalah agar dapat mengikuti jalan pikiran (penalaran) dari keduanya. Kita dapat mengetahui mengetahui kesulitan kesulitan yang dialami dialami penulis penulis yang tidak terampil (baca: pemula, pemula, awal). Salah satu kesulitan yang dihadapinya adalah ia kurang mampu mengantisipasi masalah yang ada pada pembaca. Adapun penulis terampil, ia mampu mengatakan 2
masalah tersebut atau masalah lainnya, yaitu masalah yang berkenaan dengan proses menulis itu sendiri.
Kelima, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David David Nunan, Nunan, yakni: yakni: (1) tahap tahap prapen prapenuli ulisan san,, (2) tahap tahap penuli penulisan san,, dan (3) tahap tahap perbaikan. Untuk menerapkan ketiga tahap menulis tersebut diperlukan keterampilan memadukan antara proses dan produk menulis. Menu Menuli liss pada pada dasa dasarn rnya ya meru merupa paka kan n suat suatu u kegi kegiata atan n yang yang prod produk ukti tiff dan dan ekspresif. ekspresif. Dalam kegiatan kegiatan menulis menulis ini seorang penulis penulis harus terampil memanfaatkan memanfaatkan grafologi, grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. kosakata. Keterampilan Keterampilan menulis digunakan digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat (McCrimmon, 1967: 122).
B. Pendekatan Pengajaran Menulis: Tradisional dan Proses
Pembelajaran menulis dengan pendekatan tradisional lebih menekankan pada hasil berupa tulisan yang telah jadi, tidak pada apa yang dikerjakan pembelajar ketika menulis. Pembelajar berpraktik menulis, mereka tidak mempelajari bagaimana cara menulis yang baik. Temuan penelitian mengenai menulis menyebabkan bergesernya penekanan penekanan pembelajaran pembelajaran menulis menulis dari hasil hasil (tulisan) (tulisan) ke proses proses menulis menulis yang terlibat dalam menghasilkan menghasilkan tulisan. tulisan. Peran pengajar dalam pembelajaran pembelajaran menulis menulis dengan dengan pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas menulis dan menilai tulisan para pembelajar, tetapi juga membimbing pembelajar dalam proses menulis (Tompkins, 1990: 69). Perbedaan antara pendekatan tradisional dan pendekatan keterampilan proses dalam dalam pembel pembelajar ajaran an menuli menuliss bahasa bahasa Indone Indonesia sia bagi bagi penutu penuturr asing asing tingk tingkat at lanjut lanjut sebagaimana dikemukakan Tompkins (1990: 70) dapat dilihat pada bagan berikut.
Pendekatan Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis
3
No . 1
Komponen Pilihan Topik
Pendekatan Tradisional Tugas
menulis
kreatif
Pendekatan Proses yang
spesifik diberikan oleh pengajar 2
3
Pembelajaran
Fokus
Rasa Memiliki
meng mengen enai ai
Pembelajar Pembelajar diharapka diharapkan n menulis menulis
mengenai bentuk-bentuk tulisan
sebaik-baiknya Berfokus pa pada
Berfokus
tu tulisan
ya yang
6
pros proses es
pada
digu diguna naka kan n
Pembelajar
menulis dan dan
proses
mera merasa sa
dan dan
yang keti ketika ka
memi memili liki ki
kura kurang ng mera merasa sa tulisan sendiri.
Pembaca
memiliki tulisan sendiri Pengajar me merupakan pe pembaca
Pembelajar
Kerja Sama
utama Hanya se s edikit at atau ti t idak ad a da
pembaca yang sesungguhnya Pemb Pembeelaja lajarr menu menullis denga engan n
kerja sama
bekerja bekerja sama dan berbagi berbagi tulisan tulisan
menulis
dihasi dihasilka lkan n
dengan
8
menu menuli liss
pemb pembel elaj ajar ar
menulis untuk Pemb Pembel elaj ajar ar
yang yang
7
pemb pembel elaj ajar ar
memberikan pelajaran.
pen penga gaja jarr 5
atau topik-topik topik-topik yang diambil dari
bidang studi lain Pengajar hanya sedikit atau tidak Peng Pengaj ajar ar meng mengaj ajar ar
sudah jadi 4
Pembelajar memilih topik sendiri,
Draft
Kesalahan Mekanik
untuk
masing masing-ma -masin sing g
teman-teman
satu
Pembelajar menulis draft tunggal
kelompok/kelas Pembel Pembelaja ajarr menuli menuliss draft draft kasar kasar
dan harus memusatkan pada isi
(outline)
sekaligus sekaligus segi mekanik mekanik (ejaan, (ejaan,
gagasa gagasan n dan kemudi kemudian an merevi merevisi si
tanda baca, tata tulis)
dan menyunting draft ini sebelum
Pembelajar
dituntut
untuk
menuangkan
membuat hasil akhir untuk Pembelajar Pembelajar mengoreksi mengoreksi kesalahan kesalahan
menghasilkan tulisan yang bebas
seba sebany nyak ak-b -ban anya yakn knya ya
dari kesalahan
meny menyun untin ting, g,
teta tetapi pi
sela selama ma teka tekana nann nnya ya
lebih besar pada isi daripada segi 9
Peran Pengajar
Pengajar menu menuli liss
10
Waktu
memberikan dan dan
meni menila lainy inyaa
tugas jika jika
mekanik Pen Pengajar
menulis menulis dan memberikan memberikan balikan selama selama pembel pembelaja ajarr merevi merevisi si dan
Pembelajar
mengedit/menyunting Pembelajar
menyelesaikan
mungkin
menghabisk menghabiskan an waktu tidak hanya satu
Evaluasi
cara
tulisan sudah jadi
tulisan dalam satu jam pelajaran
11
mengajarkan
jam
pelajaran
untuk
Pengajar mengevaluasi kualitas
mengerjakan setiap tugas menulis Peng Pengaj ajar ar memb member erik ikan an balik balikan an
tulisa tulisan n setela setelah h tulisa tulisan n selesa selesaii
sela selama ma
disusun
sehingga
pemb pembeelaja lajarr pembelaj lajar
memanfaatkannya
menu menuli lis, s, dapat untuk
4
memperbaik memperbaikii tulisannya. tulisannya. Evaluasi Evaluasi berfokus pada proses dan hasil.
Dari kedua pendekatan pengajaran menulis seperti tertera pada bagan di atas dapat diketahui kelemahan dan keunggulannya. Pada pendekatan tradisional, pengajar memberikan topik tulisan dan setelah pembelajar mengerjakan tugas tersebut selama seteng setengah ah atau atau tiga tiga per empat empat jam (satu (satu jam pelaja pelajaran ran), ), pengaj pengajar ar mengum mengumpul pulkan kan peker pekerjaan jaan pembel pembelajar ajar untuk untuk dieval dievaluas uasi. i. Dengan Dengan model model pembel pembelajar ajaran an seperti seperti ini biasanya hanya sedikit saja pembelajar yang dapat menghasilkan tulisan yang baik. Sebagian besar pembelajar biasanya hanya menghasilkan tulisan yang kurang baik. Pengalaman di lapangan dalam memberikan proses pembelajaran terhadap penutur asin asing g menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwaa kada kadang ng-ka -kada dang ng merek merekaa hany hanyaa dapa dapatt meng mengha hasi silk lkan an beberapa kalimat saja. Dalam kondisi semacam ini pembelajar tidak mempelajari bagaimana cara menulis. Mereka dihadapkan pada tugas sulit yang harus mereka kerjak kerjakan an tanpa tanpa memper memperole oleh h penjel penjelasa asan n mengen mengenai ai cara cara mengat mengatasi asi kesuli kesulitan tan yang yang mereka hadapi. Meny Menyad adar arii terh terhad adap ap keny kenyata ataan an yang yang tida tidak k meng mengun untu tung ngka kan n bagi bagi upay upayaa pengemban pengembangan gan keterampila keterampilan n menulis menulis bahasa bahasa Indonesia Indonesia bagi penutur penutur asing tingkat lanjut seperti digambarkan di atas, seyogianya dapat diterapkan model/pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran menulis. Untuk itu, terlebih dahulu perlu diketahui proses kreatif dalam menulis.
C. Proses Kreatif dalam Menulis
Menulis merupakan suatu suatu proses kreatif yang banyak melibatkan melibatkan cara berpikir
divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat) (Supriadi, 1997). Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Kendatipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan akan
dih dihasil asilka kan n
itu itu
san sangat gat
berg bergan antu tun ng
pada ada
kepi kepiaw awai aian an
penu enulis lis
dala dalam m
mengun mengungka gkapka pkan n gagasa gagasan. n. Banyak Banyak orang orang mempun mempunyai yai ide-id ide-idee bagus bagus di benakn benaknya ya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi, begitu ide ide ters terseb ebut ut dila dilapo pork rkan an seca secara ra tertu tertuli lis, s, lapo lapora ran n itu itu teras terasaa amat amat keri kering ng,, kura kurang ng menggi menggigit git,, dan membos membosank ankan. an. Fokus Fokus tulisa tulisanny nnyaa tidak tidak jelas, jelas, gaya gaya bahasa bahasa yang yang
5
digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering. Sebagai Sebagai proses proses kreatif kreatif yang berlangsung berlangsung secara kognitif, kognitif, penyusun penyusunan an sebuah sebuah tulisa tulisan n memuat memuat empat empat tahap, tahap, yaitu: yaitu: (1) tahap tahap persia persiapan pan (prape (prapenul nulisa isan), n), (2) tahap tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi, dan (4) tahap verifikasi/evaluasi. Keempat proses ini tidak selalu disadari oleh para pembelajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Namun, jika dilacak lebih jauh lagi, hampir semua proses menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistik, atau bahkan masalah politik sekali pun) melalui keempat tahap ini. Harap diingat, bahwa proses kreatif tidak identik dengan proses atau langkahlangkah mengembangkan laporan tetapi lebih banyak merupakan proses kognitif atau bernalar. tahap p pers persia iapa pan n atau atau prap prapen enul ulis isan an adal adalah ah keti ketika ka pemb pembel elaja ajar r Pertama , taha menyia menyiapka pkan n diri, diri, mengum mengumpul pulkan kan inform informasi asi,, merumu merumuska skan n masala masalah, h, menent menentuka ukan n fokus, fokus, mengolah mengolah informasi, informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas realitas yang dihada dihadapin pinya, ya, berdis berdiskus kusi, i, membaca membaca,, mengam mengamati, ati, dan lain-la lain-lain in yang yang memper memperkay kayaa masukan kognitifnya yang akan diproses selanjutnya.
Kedua , tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang dimili dimilikin kinya ya sedemi sedemikia kian n rupa, rupa, sehing sehingga ga mengan mengantar tarkan kannya nya pada pada ditemu ditemukan kannya nya pemec pemecaha ahan n masala masalah h atau atau jalan jalan keluar keluar yang yang dicari dicarinya nya.. Proses Proses inkuba inkubasi si ini analog analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak ayam. Proses ini seringkali terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar ( subconscious) yang pada dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, tidak tidak jarang jarang seoran seorang g penuli penuliss yang yang tidak tidak sabar sabar mengal mengalami ami frustr frustrasi asi karena karena tidak tidak mene menemu muka kan n peme pemecah cahan an atas atas masa masala lah h yang yang dipi dipiki kirk rkan anny nya. a. Seak Seakan an-ak -akan an kita kita melupakan apa yang ada dalam benak kita. Kita berekreasi dengan anggota keluarga, melaku melakukan kan pekerja pekerjaan an lain, lain, atau atau hanya hanya duduk duduk termen termenung ung.. Kendat Kendatipu ipun n demiki demikian, an, sesung sesungguh guhnya nya di bawah bawah sadar sadar kita kita sedang sedang mengal mengalami ami proses proses penger pengerama aman n yang yang menanti saatnya untuk segera “menetas”.
Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini, apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. 6
Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika kita duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan lain-lain. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak tidak berlan berlangsu gsung ng lama. lama. Tentu Tentu saja saja untuk untuk perist peristiwa iwa terten tertentu, tu, kita kita menuli menuliska skanny nnyaa setela setelah h selesa selesaii melaku melakukan kan pekerj pekerjaan aan.. Jangan Jangan sampai sampai ketika ketika kita kita sedang sedang mandi, mandi, misalnya, kemudian keluar hanya untuk menuliskan gagasan. Agar gagasan tidak mengua menguap p begitu begitu saja, saja, seoran seorang g pembel pembelajar ajar menuli menuliss yang yang baik baik selalu selalu menyed menyediak iakan an ballpoint atau pensil dan kertas di dekatnya, bahkan dalam tasnya ke mana pun ia pergi. Seri Sering ngka kali li oran orang g meng mengan angg ggap ap ilum ilumin inas asii
ini ini
seba sebaga gaii ilha ilham. m. Pada Padaha hal, l,
sesungguhnya ia telah lama atau pernah memikirkannya. Secara kognitif, apa yang dikata dikatakan kan ilham ilham tidak tidak lebih lebih dari dari proses proses berpikir berpikir kreati kreatif. f. Ilham Ilham tidak tidak datang datang dari dari kevakuman tetapi dari usaha dan ada masukan sebelumnya terhadap referensi kognitif seseorang.
Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang pek peka, a, sehi sehing ngga ga perl perlu u dipi dipili lih h kata kata-ka -kata ta atau atau kali kalima matt yang yang lebi lebih h sesu sesuai ai,, tanp tanpaa menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini kita menguji dan menghadapkan apa yang kita tulis itu dengan realitas sosial, budaya, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
D. Proses Pembelajaran Menulis
Berdas Berdasark arkan an hasil hasil peneli penelitian tian yang yang diadak diadakan an terhada terhadap p tulisa tulisan n mahasi mahasiswa swa,, Flower dan Hayes (lewat Tompkins, 1990: 71) mengembangkan model proses dalam menulis. menulis. Proses Proses menulis menulis dapat dideskripsikan dideskripsikan sebagai proses proses pemecahan pemecahan masalah masalah yang yang komple kompleks, ks, yang yang mengan mengandun dung g tiga tiga elemen, elemen, yaitu yaitu lingku lingkunga ngan n tugas, tugas, memori memori jangka panjang penulis, dan proses menulis. Pertama , lingkungan tugas adalah tugas yang penulis kerjakan dalam menulis. Kedua, memori jangka panjang penulis adalah pengetahua pengetahuan n mengenai mengenai topik, topik, pembaca, pembaca, dan cara menulis. menulis. Ketiga, proses menulis meli melipu puti ti tiga tiga kegi kegiat atan an,, yait yaitu: u: (1) (1) mere merenc ncan anak akan an (men (menen entu tuka kan n tuju tujuan an untu untuk k 7
mengarahkan tulisan), (2) mewujudkan (menulis sesuai dengan rencana yang sudah dibuat), dan (3) merevisi (mengevaluasi dan merevisi tulisan). Ketiga Ketiga kegiat kegiatan an terseb tersebut ut tidak tidak merupa merupakan kan tahap-t tahap-taha ahap p yang yang linear, linear, karena karena penulis penulis terus-meneru terus-meneruss memantau memantau tulisannya tulisannya dan bergerak bergerak maju mundur mundur (Zuchdi, (Zuchdi, 1997: 6). Peninjauan kembali tulisan yang telah dihasilkan ini dapat dianggap sebagai komponen keempat dalam proses menulis. Hal inilah yang membantu penulis dapat mengun mengungka gkapka pkan n gagasa gagasan n secara secara logis logis dan sistem sistematis atis,, tidak tidak mengan mengandun dung g bagian bagian- bagian bagian yang kontradiktif. kontradiktif. Dengan kata lain, konsistens konsistensii (keajegan) (keajegan) isi gagasan gagasan dapat terjaga. Berk Berkai aitan tan deng dengan an tahap tahap-ta -taha hap p pros proses es menu menuli lis, s, Tomp Tompki kins ns (199 (1990: 0: 73) 73) menyajikan lima tahap, yaitu: (1) pramenulis, (2) pembuatan draft, (3) merevisi, (4) menyunting, dan (5) berbagi ( sharing). Tompkins juga menekankan bahwa tahaptahap tahap menuli menuliss ini tidak tidak merupa merupakan kan kegiata kegiatan n yang yang linear. linear. Proses Proses menuli menuliss bersif bersifat at nonlinier, artinya merupakan putaran berulang. Misalnya, setelah selesai menyunting tulisannya, penulis mungkin ingin meninjau kembali kesesuaiannya dengan kerangka tulisan atau draft awalnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap itu dapat dirinci lagi. Dengan demikian, tergambar secara menyeluruh proses menulis, mulai awal sampai akhir menulis seperti berikut.
1.Tahap Pramenulis Pada tahap pramenulis, pembelajar melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Menuli Menuliss topik topik berdas berdasark arkan an pengal pengalama aman n sendiri sendiri b. Melakukan Melakukan kegiatan-keg kegiatan-kegiatan iatan latihan latihan sebelum sebelum menulis menulis c. Mengidenti Mengidentifikasi fikasi pembaca pembaca tulisan tulisan yang akan mereka tulis d. Mengid Mengident entifi ifikas kasii tujuan tujuan kegiat kegiatan an menuli menuliss e. Memilih Memilih bentuk bentuk tulisan tulisan yang yang tepat berdasa berdasarkan rkan pembaca pembaca dan dan tujuan tujuan yang telah mereka tentukan
2. Tahap Membuat Draft Kegiat Kegiatan an yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh pembel pembelajar ajar pada pada tahap tahap ini adalah adalah sebaga sebagaii berikut: a. Memb Membua uatt dra draft ft kasa kasar r b. Lebih Lebih menek menekank ankan an isi isi daripa daripada da tata tata tulis tulis
8
3. Tahap Merevisi Yang perlu dilakukan dilakukan oleh pembelajar pembelajar pada tahap merevisi merevisi tulisan tulisan ini adalah sebagai berikut: a. Berbag Berbagii tulisan tulisan denga dengan n teman-t teman-tema eman n (kelomp (kelompok) ok) b. Berpar Berpartis tisipa ipasi si secara secara konst konstruk ruktif tif dalam disku diskusi si tentan tentang g tulisa tulisan n temanteman-tem teman an sekelompok atau sekelas c. Mengub Mengubah ah tulisan tulisan mereka mereka dengan dengan memperhat memperhatika ikan n reaksi reaksi dan komentar komentar baik dari pengajar maupun teman d. Membuat Membuat perubahan perubahan yang yang substan substantif tif pada draft draft pertama pertama dan draft draft berikutny berikutnya, a, sehingga menghasilkan draft akhir
4. Tahap Menyunting Pada tahap menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar adalah sebagai berikut: a. Membet Membetulk ulkan an kesalah kesalahan an bahasa bahasa tulisan tulisan merek merekaa sendiri sendiri b. b. Memb Memban antu tu memb membet etul ulkan kan kesa kesalah lahan an baha bahasa sa dan dan tata tata tuli tuliss tuli tulisa san n merek merekaa sekelas/sekelompok c. Mengoreksi Mengoreksi kembali kembali kesalahan-ke kesalahan-kesalah salahan an tata tulis tulis tulisan tulisan mereka sendiri sendiri Dalam kegiatan penyuntingan ini, sekurang-kurangnya ada dua tahap yang harus dilakukan. Pertama, penyuntingan tulisan untuk kejelasan penyajian. Kedua, penyuntingan bahasa dalam tulisan agar sesuai dengan sasarannya (Rifai, 1997: 105— 106). 106). Penyunting Penyuntingan an tahap pertama akan akan berkai berkaitan tan dengan dengan masalah masalah komun komunika ikasi. si. Tulisan diolah agar isinya dapat dengan jelas diterima oleh pembaca. Pada tahap ini, sering kali penyunting harus mereorganisasi tulisan karena penyajiannya dianggap kurang kurang efektif. efektif. Ada kalanya, kalanya, penyuntin penyunting g terpaksa terpaksa membuang membuang beberapa beberapa paragraf paragraf atau sebaliknya, harus menambahkan beberapa kalimat, bahkan beberapa paragraf untuk memperlancar hubungan gagasan. Dalam melakukan penyuntingan pada tahap ini, penyunting sebaiknya berkonsultasi dan berkomunikasi dengan penulis. Pada tahap ini, ini, peny penyun unti ting ng haru haruss luwe luwess dan dan pand pandaiai-pa pand ndai ai menj menjela elask skan an peru peruba baha han n yang yang disarankannya kepada penulis karena hal ini sangat peka. Hal-hal yang berkaitan dengan dengan penyun penyuntin tingan gan tahap tahap ini adalah adalah kerang kerangka ka tulisa tulisan, n, pengem pengemban bangan gan tulisa tulisan, n, penyusunan paragraf, dan kalimat. Kerang Kerangka ka tulisa tulisan n merupa merupakan kan ringka ringkasan san sebuah sebuah tulisa tulisan. n. Melalui Melalui kerang kerangka ka tulisan, penyunting dapat melihat gagasan, tujuan, wujud, dan sudut pandang penulis. 9
Dala Dalam m bent bentuk ukny nyaa yang yang ringk ringkas as itul itulah ah,, tuli tulisa san n dapa dapatt dite diteli liti, ti, dian dianal alis isis is,, dan dan dipertimbangkan secara menyeluruh, dan tidak secara lepas-lepas (Keraf, 1989: 134). Penyunting dapat memperoleh keutuhan sebuah tulisan dengan cara mengkaji daftar isi tulisan dan bagian pendahuluan. Jika ada, misalnya, dalam tulisan ilmiah atau ilmiah populer, sebaiknya bagian simpulan pun dibaca. Dengan demikian, penyunting akan memperoleh gambaran awal mengenai sebuah tulisan dan tujuannya. Gambaran itu kemudian diperkuat dengan membaca secara keseluruhan isi tulisan. Jika tulisan merupakan karya fiksi, misalnya, penyunting langsung membaca keseluruhan karya tersebut. Pada saat itulah, biasanya penyunting sudah dapat menandai bagian-bagian yang perlu disesuaikan. Berd Berdas asark arkan an keran kerangk gkaa tuli tulisa san n ters terseb ebut ut dapa dapatt dike diketa tahu huii tuju tujuan an penu penuli lis. s. Selanjutny Selanjutnya, a, berdasarkan berdasarkan pengetahuan pengetahuan atas tujuan tujuan penulis, penulis, dapat diketahui bentuk bentuk tulisan dari sebuah naskah (tulisan). Pada umumnya, tulisan dapat dikelompokkan atas empat macam bentuk, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Bentuk Bentuk tulisan tulisan narasi dipilih jika penulis ingin bercerita kepada pembaca. Narasi biasanya ditulis berdasarkan rekaan atau imajinasi. Akan tetapi, narasi dapat jug jugaa ditu dituli liss berd berdas asark arkan an peng pengam amat atan an atau atau wawa wawanc ncar ara. a. Naras Narasii pada pada umum umumny nyaa merupakan himpunan peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian. Dalam tulisan narasi, selalu ada tokoh-tokoh yang terlibat dalam suatu atau berbagai peristiwa. Bentuk tulisan deskripsi dipilih jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, rasa, corak dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga dilakukan untuk melukiskan perasa perasaan, an, sepert sepertii bahagi bahagia, a, takut, takut, sepi, sepi, sedih, sedih, dan sebaga sebagainy inya. a. Pengga Penggamba mbaran ran itu mengandalkan pancaindera dalam proses penguraiannya. Deskripsi yang baik harus didasa didasarka rkan n pada pada pengam pengamata atan n yang yang cermat cermat dan penyus penyusuna unan n yang yang tepat. tepat. Tujuan Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu sensasi atau emosi. Pada umumnya, deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya. Bentuk Bentuk tulisan tulisan eksposisi dipilih dipilih jika penulis ingin memberikan memberikan informasi, informasi, penjelasan, keterangan atau pemahaman. Berita merupakan bentuk tulisan eksposisi karena karena memberikan memberikan informasi. Tulisan dalam majalah juga merupakan merupakan eksposisi. eksposisi. Buku Buku teks teks meru merupa paka kan n bent bentuk uk eksp ekspos osis isi. i. Pada Pada dasa dasarn rnya ya,, eksp ekspos osis isii beru berusa saha ha menj menjel elas aska kan n suat suatu u pros prosed edur ur atau atau pros proses es,, memb memberi erika kan n defi defini nisi si,, mene menera rang ngka kan, n, 10
menj menjel elas aska kan, n, mena menafs fsirk irkan an gaga gagasa san, n, mene menera rang ngka kan n baga bagan n atau atau tabe tabel, l, meng mengul ulas as sesuatu.T sesuatu.Tulisa ulisan n eksposisi eksposisi sering ditemukan bersama-sam bersama-samaa dengan dengan bentuk bentuk tulisan tulisan deskripsi. Laras yang termasuk dalam bentuk tulisan eksposisi adalah buku resep, buku-buku pelajaran, buku teks, dan majalah. Tulisan Tulisan berbentuk berbentuk argumentasi bertujuan bertujuan meyakinkan meyakinkan orang, orang, membuktikan membuktikan penda pendapat pat atau atau pendir pendirian ian pribad pribadi, i, atau membuj membujuk uk pembac pembacaa agar agar pendap pendapat at pribad pribadii penulis dapat diterima. Bentuk tulisan tersebut erat kaitannya dengan eksposisi dan ditunj ditunjang ang oleh oleh deskri deskripsi psi.. Bentuk Bentuk argume argumenta ntasi si dikemb dikembang angkan kan untuk untuk member memberika ikan n penjelasan dan fakta-fakta yang tepat sebagai alasan untuk menunjang kalimat topik. Kalima Kalimatt topik, topik, biasan biasanya ya merupa merupakan kan sebuah sebuah pernya pernyataa taan n untuk untuk meyaki meyakinka nkan n atau atau membujuk pembaca. Dalam sebuah majalah atau surat kabar, misalnya, argumentasi ditemui dalam kolom opini/wacana/gagasan/pendapat. Kendatipun Kendatipun keempat bentuk bentuk tulisan tulisan tersebut tersebut memiliki memiliki ciri masing-masi masing-masing, ng, mereka tidak secara ketat terpisah satu sama lain. Dalam sebuah kolom, misalnya, dapat ditemukan berbagai bentuk tulisan tersebut tersebar di dalam paragraf yang memb memban angu gun n kera kerang ngka ka ters terseb ebut ut.. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, peny penyun unti ting ng berfu berfung ngsi si untu untuk k mempertajam mempertajam dan memperkuat memperkuat pembagian paragraf. Pembagian paragraf terdiri atas paragraf pembuka, paragraf penghubung atau isi, dan paragraf penutup sering kali tidak diketahui oleh penulis. Masih sering ditemukan tulisan yang sulit dipahami karena pemisahan bagian-bagian atau pokok-pokoknya pokok-pokoknya tidak jelas. Pemeriksaan atas kalimat merupakan penyuntingan tahap pertama juga. Pada tahap ini pun, sebaiknya penyunting berkonsultasi dengan penulis. Penyunting harus memiliki pengetahuan bahasa yang memadai. Dengan demikian, penyunting dapat menjelaskan menjelaskan dengan baik kesalahan kesalahan kalimat yang dilakukan dilakukan oleh penulis. Untuk itu, penyunting harus menguasai persyaratan yang tercakup dalam kalimat yang efektif. Kalimat yang efektif adalah kalimat yang secara jitu atau tepat mewakili gagasan atau perasaan penulis. Untuk dapat membuat kalimat yang efektif, ada tujuh hal yang harus dipe diperh rhat atik ikan an,, yait yaitu u kesa kesatu tuan an gaga gagasa san, n, kepa kepadu duan an,, pena penala laran ran,, kehe kehema mata tan n atau atau ekonomisasi bahasa, penekanan, kesejajaran, dan variasi. Penyuntingan tahap kedua berkaitan dengan masalah yang lebih terperinci, lebih khusus. Dalam hal ini, penyunting berhubungan dengan masalah kaidah bahasa, yang mencakup mencakup perbaikan perbaikan dalam kalimat, kalimat, pilihan pilihan kata (diksi), tanda baca, dan ejaan. Pada saat penyunting memperbaiki kalimat dan pilihan kata dalam tulisan, ia dapat berkonsultasi dengan penulis atau langsung memperbaikinya. Hal ini bergantung pada 11
keluasan permasalahan yang harus diperbaiki. Sebaliknya, masalah perbaikan dalam tan tanda
baca aca
dan ejaa ejaan n
dap dapat
lan langsun sung
dik dikerja erjaka kan n
oleh leh
peny enyunti unting ng tanp tanpaa
memberitahu memberitahukan kan penulis. penulis. Perbaikan dalam tahap ini bersifat bersifat kecil, kecil, namun sangat mendasar.
5. Tahap Berbagi Tahap terakhir dalam proses menulis adalah berbagi ( sharing ) atau publikasi. Pada tahap berbagi ini, pembelajar: a. Mempublikas Mempublikasikan ikan (memajan (memajang) g) tulisan tulisan mereka mereka dalam suatu suatu bentuk bentuk tulisan tulisan yang sesuai, atau b. Berbagi Berbagi tulisan tulisan yang dihasilkan dihasilkan dengan dengan pembaca pembaca yang yang telah telah mereka tentuk tentukan. an. Dari Dari tahap-t tahap-taha ahap p pembel pembelajar ajaran an menuli menuliss dengan dengan pendek pendekata atan/m n/mode odell proses proses sebagaimana dijabarkan di atas dapat dipahami betapa banyak dan bervariasi kegiatan pembelajar pembelajar dalam proses menulis. menulis. Keterlibatannya Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan kegiatan tersebut tersebut sudah barang tentu merupakan pelajaran yang sangat berharga guna mengembangkan keterampilan keterampilan menulis. Kesulitan-kesul Kesulitan-kesulitan itan yang dialami oleh pembelajar pembelajar pada setiap tahap, upaya-upaya mengatasi kesulitan tersebut, dan hasil terbaik yang dicapai oleh para para pembel pembelajar ajar membua membuatt mereka mereka lebih lebih tekun tekun dan tidak tidak mudah mudah menyer menyerah ah dalam dalam mencapai hasil yang terbaik dalam mengembangkan keterampilan menulis. Pembelajaran menulis bagi penutur asing dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses merupakan suatu alternatif untuk mencapai keterampilan menulis pembelajar secara efektif. Hal ini dimungkinkan dimungkinkan karena diterapkannya diterapkannya proses kreatif dalam menulis yang diimplement diimplementasikan asikan melalui tahap-tahap tahap-tahap kegiatan yang dapat dilakukan pembelajar (pramenulis, membuat draft, merevisi, menyunting, dan berbagi ( sharing ). Proses menulis itu tidak selalu bersifat linear tetapi dapat bersifat nonlinier, sharing ). dan perlu disesuaikan dengan berbagai jenis tulisan yang mereka susun.
Daftar Pustaka
Keraf, Gorys. (1989). Komposisi. Flores: Nusa Indah. McCrimmon, McCrimmon, James M. (1967). (1967). Writing With a Purpose . Boston: Boston: Houghton Houghton Mifflin Company. 12
Nunan, David. (1991). Language Teaching Methodology. New York: Prentice Hall. Rifai, Mien A. (1997). Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Supriadi, Dedi. (1997). Isu dan Agenda Pendidikan Tinggi di Indonesia . Jakarta: PT Rosda Jayaputra. Tompkins, Gail E. (1990). Teaching Writing Balancing Process and Product . New York: Macmillan Publishing Company. Zuchd Zuchdi, i, Darmiya Darmiyati. ti. (1997) (1997).. “Pembe “Pembelaj lajaran aran Menuli Menuliss dengan dengan Pendek Pendekatan atan Proses Proses”, ”,
Karya Ilmiah disajikan dan dibahas pada Senat Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni
IKI IKIP
Yogyakarta
tanggal
15
November
1996
(ti (tidak
dipublikasikan). Yogyakarta: IKIP.
13