Uji Efektifitas Puyer Daun Salam (Syzygium polyanthum) sebagai Penyembuh Luka Sayat pada Tikus Putih (attus nor!egi"us strain #istar) #istar) Posted by Fadhlan Muchlas on Muchlas on Maret 1, 2012 $%$ & PE'D%ULU%' * Latar $elakang
Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Luka dapat digambarkan sebagai gangguan dalam kontinuitas selsel kemudian diikuti dengan penyembuhan luka yang merupakan pemulihan kontinuitas tersebut !"ibisono, 200#$. %anyak cara yang telah dikembangkan untuk penyembuhan luka seperti menjahit luka, menggunakan menggunakan antiseptik dosis tinggi, tinggi, dan juga pembalutan dengan menggunakan menggunakan bahan penyerap. &amun ketika diteliti lebih lanjut, ternyata cara penyembuhan seperti ini sama sekali tidak membantu bahkan berisiko memperburuk luka. 'alam kehidupan seharihari, biasanya masyarakat akan menggunakan antiseptik pada luka dengan tujuan menjaga luka tersebut agar menjadi steril. %ahkan antiseptik seperti hydrogen peroxide, providone providone iodine, acetic acid, dan chlorohexadine chlorohexadine selalu tersedia di kotak obat. (ekarang perlu diketahui, masalah utama yang timbul akibat antiseptik tersebut ternyata tidak hanya membunuh kumankuman yang ada, akan tetapi juga membunuh leukosit yaitu sel darah yang dapat membunuh bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru !)nonymous, !)nonymous, 200# dalam (u*itaningtias, 200+$. 200+$. %ahan antiseptik seperti Povidone Iodine tersebut sangat efektif mematikan mikroba, tetapi di sisi lain bahan antiseptik tersebut dapat menimbulkan iritasi pada luka, selain itu atat yang terkandung dalam bahan antiseptik akan dianggap benda asing oleh tubuh karena komponen dan susunannya berbeda dengan selsel tubuh !Fredirick, 200-$. Menurut pendapat di atas maka mendorong untuk berusaha mengembangkan pera*atan luka sebaik mungkin, dengan meminimalkan efekefek yang merugikan tubuh melalui penelitian bahanbahan alam yang aman bagi tubuh. leh karena itu banyak orang yang mencari alternatif lain yang lebih murah dengan beralih ke obat tradisional yang berasal dari alam sekitar. /umala !200$ menyatakan bah*a penggunaan obat tradisional tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. al ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan obat modern. Pada masyarakat desa terpencil biasanya mereka tidak tergantung sepenuhnya pada obat modern atau obatobat sintetik karena faktor geografis yang tidak memungkinkan untuk ketersediaan obatobatan, untuk mengetahui kebutuhan dalam bidang kesehatan mereka kebanyakan me*arisi pengobatan tradisional secara turun temurun. %ahkan alam yang dipercaya berkhasiat untuk mengobati luka salah satunya adalah daun salam salam (Syzygium polyanthum). 'aun salam (Syzygium polyanthum) diduga dapat menyembuhkan luka. /andungan kimia salam antara lain minyak atsiri 0.034 !teridiri atas sitral, eugenol, tannin
dan fla5onoid$. Menurut badan PM !2006$, kandungan kimia daun salam sala m adalah tannin, minyak atsiri !salamol, eugenol$, fla5onoid !7uercetin, 7uercitrin, myrcetin, myricitrin$, seskui terpentriterpenoid, fenol, steroid, sitral, lakton, saponin dan karbohirat. /andungan 7uercetin dalam daun salam sebanyak 30 mg per 100gr !'e*i, 200#$. Puyer daun salam !Syzygium polyanthum "ight ) ) yang digunakan dalam penelitian ini karena pada daun salam tersebut terdapat beberapa at aktif yang dapat menyembuhkan menyembuhkan luka. )dapun at aktif yang terdapat pada daun salam adalah tanin, fla5onoid, saponin, triterpen, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri. (elain itu didukung didukung oleh pernyataan Priosoeryanto Priosoeryanto !200-$ bah*a kemampuan menyembuhkan luka diduga akibat kandungan alkaloid, !eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina dan eriso5ina$ yang memiliki sifat khas pahit, mendinginkan dan membersihkan daerah yang berfungsi sebagai antibiotik, anti inflamasi dan penghilang rasa sakit. Fla5onoid yang terdapat dalam daun salam (Syzygium polyanthum) terikat pada gula seperti seperti glikosida. )glikon )glikon fla5onoid terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida !arborne, 1+#+$. Peranan dari fla5onoid yaitu melancarkan peredaran darah seluruh tubuh dan mencegah terjadinya terj adinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung anti inflamasi !anti radang$, berfungsi sebagai antioksidan dan membantu mengurangi rasa sakit analgesik !ustiantama, 2002$. (aponin adalah senya*a aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan dalam konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. (aponin merupakan kandungan at kimia yang bermanfaat dalam mempengaruhi kolagen !tahap a*al perbaikan jaringan$ yaitu dengan menghambat produksi jaringan luka yang berlebihan !utapea, 1+++$. Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkankan banyak sel. Proses yang dimaksudkan disini karena penyembuhan luka melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi, pembekuan darah, inflamasi, proliferasi, dan fase remodeling !(uriadi, 2006$. %erdasarkan dari pernyataan dan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan uji menggunakan he*an coba yaitu tikus putih ! Rattus norvegicus strain "istar ) karena memiliki struktur kulit dan homeostatis yang serupa dengan manusia !"ibisono, !"ibisono, 200#$ dengan harapan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun salam (Syzygium polyanthum) sebagai penyembuh luka, untuk membuktikan kebenaran hal tersebut, ter sebut, oleh karena itu peneliti mengambil judul +Uji Efektifitas Puyer Daun Salam (Syzygium polyanthum) sebagai polyanthum) sebagai Penyembuh Luka Sayat pada Tikus Putih ( Rattus ( Rattus norvegicus norvegicus strain #istar )” *, umusan -asalah
%erdasarkan latar belakang yang tersebut diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut 1. )dakah )dakah perbedaan perbedaan pengaruh pengaruh berbag berbagai ai dosis dosis puyer puyer daun daun salam salam (Syzygium polyanthum) terhadap lama penyembuhan luka pada tikus tikus putih ! Rattus norvegicus (train *istar$8
dan fla5onoid$. Menurut badan PM !2006$, kandungan kimia daun salam sala m adalah tannin, minyak atsiri !salamol, eugenol$, fla5onoid !7uercetin, 7uercitrin, myrcetin, myricitrin$, seskui terpentriterpenoid, fenol, steroid, sitral, lakton, saponin dan karbohirat. /andungan 7uercetin dalam daun salam sebanyak 30 mg per 100gr !'e*i, 200#$. Puyer daun salam !Syzygium polyanthum "ight ) ) yang digunakan dalam penelitian ini karena pada daun salam tersebut terdapat beberapa at aktif yang dapat menyembuhkan menyembuhkan luka. )dapun at aktif yang terdapat pada daun salam adalah tanin, fla5onoid, saponin, triterpen, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri. (elain itu didukung didukung oleh pernyataan Priosoeryanto Priosoeryanto !200-$ bah*a kemampuan menyembuhkan luka diduga akibat kandungan alkaloid, !eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina dan eriso5ina$ yang memiliki sifat khas pahit, mendinginkan dan membersihkan daerah yang berfungsi sebagai antibiotik, anti inflamasi dan penghilang rasa sakit. Fla5onoid yang terdapat dalam daun salam (Syzygium polyanthum) terikat pada gula seperti seperti glikosida. )glikon )glikon fla5onoid terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida !arborne, 1+#+$. Peranan dari fla5onoid yaitu melancarkan peredaran darah seluruh tubuh dan mencegah terjadinya terj adinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung anti inflamasi !anti radang$, berfungsi sebagai antioksidan dan membantu mengurangi rasa sakit analgesik !ustiantama, 2002$. (aponin adalah senya*a aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan dalam konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. (aponin merupakan kandungan at kimia yang bermanfaat dalam mempengaruhi kolagen !tahap a*al perbaikan jaringan$ yaitu dengan menghambat produksi jaringan luka yang berlebihan !utapea, 1+++$. Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkankan banyak sel. Proses yang dimaksudkan disini karena penyembuhan luka melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi, pembekuan darah, inflamasi, proliferasi, dan fase remodeling !(uriadi, 2006$. %erdasarkan dari pernyataan dan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan uji menggunakan he*an coba yaitu tikus putih ! Rattus norvegicus strain "istar ) karena memiliki struktur kulit dan homeostatis yang serupa dengan manusia !"ibisono, !"ibisono, 200#$ dengan harapan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat daun salam (Syzygium polyanthum) sebagai penyembuh luka, untuk membuktikan kebenaran hal tersebut, ter sebut, oleh karena itu peneliti mengambil judul +Uji Efektifitas Puyer Daun Salam (Syzygium polyanthum) sebagai polyanthum) sebagai Penyembuh Luka Sayat pada Tikus Putih ( Rattus ( Rattus norvegicus norvegicus strain #istar )” *, umusan -asalah
%erdasarkan latar belakang yang tersebut diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut 1. )dakah )dakah perbedaan perbedaan pengaruh pengaruh berbag berbagai ai dosis dosis puyer puyer daun daun salam salam (Syzygium polyanthum) terhadap lama penyembuhan luka pada tikus tikus putih ! Rattus norvegicus (train *istar$8
2. %erapa %erapakah kah dosis dosis puy puyer er daun daun salam salam (Syzygium polyanthum) yang memiliki pengaruh paling efektif terhadap lama penyembuhan luka pada tikus putih ! Rattus Rattus norvegicus (train *istar$8 *. Tujuan
%erdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. 9ntuk mengetahui mengetahui perbedaa perbedaann pengaruh pengaruh berbagai berbagai dosis dosis puyer puyer daun daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap lama penyembuhan luka pada tikus putih ! Rattus norvegicus (train *istar$. 2. 9ntuk 9ntuk menge mengetah tahui ui dosis dosis puy puyer er daun daun salam salam (Syzygium polyanthum) yang memiliki pengaruh paling efektif terhadap lama penyembuhan luka luka pada tikus putih ! Rattus norvegicus (train *istar$. */
-anfaat Penelitian
1. Manf Manfaat aat (eca (ecara ra :e :eorit oritis is 'iharapkan bah*a penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat puyer daun salam (Syzygium polyanthum) dalam membantu penyembuhan luka. 1. Manf Manfaat aat (eca (ecara ra Prak Prakti tiss 'ata hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai efekti5itas puyer daun salam (Syzygium polyanthum) dalam membantu penyembuhan luka. *0
$atasan Penelitian
9ntuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan batasanbatasan penelitian agar tidak menyimpang dari rumusan masalah. masalah. )dapun )dapun batasan masalah pada penelitian ini adalah 1. %agian tanaman tanaman yang yang digunaka digunakann adalah adalah daun daun daun daun salam salam (Syzygium polyanthum) yang sudah tua dan masih segar. 2. byek penelitian penelitian yang yang digunak digunakan an adalah adalah sekelomp sekelompok ok tikus tikus putih putih ! Rattus norvegicus strain "istar ) jantan yang dipilih secara acak dengan umur antara 2- bulan, berat badan ratarata 1#0 gram, yang kemudian dilukai pada pada punggungnya. punggungnya. -. 9ntuk perlakua perlakuann peneliti peneliti melakukanny melakukannyaa secara langsung langsung dengan dengan menabur menaburkan kan puyer puyer daun salam (Syzygium polyanthum) pada bagian luka yang terdapat pada punggung punggung tikus putih ! Rattus norvegicus strain "istar "istar ). 6. 9ntuk melihat efektifitas efektifitas penyemb penyembuhan uhan luka luka dengan dengan daun daun salam salam (Syzygium polyanthum) dilihat dari berapa lama proses penyembuhan luka berlangsung !dalam hitungan hari$.
3. /riteria luka yang diamati meliputi cairan yang keluar dari luka !darah, pus, dan serum$, eritema kulit, edema, luka kering, nekrosis, dan granulasi. *1
Definisi &stilah
Luka Menurut !(jamsuhidayat dkk,1++;$, luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. /eadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, at kimia, sengatan listrik, atau gigitan he*an.
,*
Tumbuhan Salam ( Syzygium polyanthum)
,** 3lasifikasi Salam ( Syzygium polyanthum)
(ecara ilmiah tumbuhan !(alam$ ini dikalisifikasikan sebagai berikut 'i5isi
(permatophyta
(ub 'i5isi
)ngiospermae
/elas
'icotyledoneae
(ub kelas
'ialypetalae
%angsa
Myrtales
(uku
Myrtaceae
Marga
(yygium
>enis
Syzygium polyanthum
!:jitrosoepomo, 1++#? =an (teenis, 200-$
4ambar ,* Daun Salam ( Syzygium polyanthum #ight) ,**,
5iri6"iri -orfologi Salam ( Syzygium polyanthum #ight )
:erdapat di %irma ke arah selatan sampai @ndonesia. :anaman ini tumbuh ketinggian 3 m sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Pohon (alam dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1#00 m, banyak tumbuh di hutan maupun rimba belantara !'alimarta, 2000$. Pohon atau perdu, daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang mendatar seakanakan tersusun dalam 2 baris pada 1 bidang. /ebanyakan tanpa daun penumpu. %unga kebanyakan banci, kelopak dan mahkota masingmasingterdiri atas 63 daun kelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama, kadangkadang berlekatan. %enang sari banyak, kadangkadang berkelopak berhadapan dengan daundaun mahkota. Mempunyai tangkai sari yang ber*arna cerah, yang kadangkadang menjadi bagian bunga. Aang paling menarik, bakal buah tenggelam, mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1 sampai banyak, dengan 1# bakal biji dalam tiap ruang. %iji dengan sedikit atau tanpa endosperm, lembaga lurus, bengkok atau melingkar !=an (teenis, 200-$. ,**.
3andungan Daun Salam ( Syzygium polyanthum #ight )
(alam mengandung tanin, fla5onoid, saponin, triterpen, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri !(udarsono dkk., 2002$. 1$
:anin
:anin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. (ecara kimia terdapat dua jenis utama tanin, yaitu tannin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. :anin terkondensasi atau fla5olan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal !galokatekin$ yang membentuk senya*a dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. @katan karbonkarbon menghubungkan satu fla5on dengan satuan berikutnya melalui ikatan 6 atau #. /ebanyakan fla5olan mempunyai 220 satuan fla5on. :anin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling
sederhana ialah depsida galoiglukosa. Pada senya*a ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa senya*a dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan dengan glukosa. %ila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat !arborne, 1+#;$. 2$
Fla5onoid
Fla5onoid sebagai suatu senya*a fenol dalam dunia tumbuhan dapat ditemukan dalam bentuk glikosida maupun aglikonnya. )glikon fla5onoid mempunyai kerangka dasar struktur BB-B. %erdasarkan tingkat oksidasi serta subsituennya kerangka fla5onoid dibedakan menjadi berbagai jenis seperti fla5on, fla5onol, khalkon, santon, auron, fla5on, antosianidin dan leukoantosianidin !Pramono, 1+#+$. Fla5onoid mengandung cincin aromatik yang terkonjugasi dan karena itu menunjukkan pita serapan yang kuat pada daerah spektrum 9= ! ultra violet $ dan spektrum tampak. Fla5onoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula seperti glikosida. )glikon fla5onoid terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida !arborne, 1+#+$. Peranan dari fla5onoid yaitu melancarkan peredaran darah seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung anti inflamasi !anti radang$, berfungsi sebagai antioksidan dan membantu mengurangi rasa sakit analgesik !ustiantama, 2002$. -$
Minyak )tsiri
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, biji, batang atau kulit dan akar atau rhioma. Minyak atsiri disebut juga minyak eteris yaitu minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan, biasanya tidak ber*arna terutama bila masih dalam keadaan segar, setelah terjadi proses oksidasi dan pendamaran makin lama akan berubah menjadi gelap, untuk menghindarinya harus disimpan dalam keadaanpenuh dan tertutup rapat !Cuenther, 1+#;$. Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenya*aan kimia yang terbentuk dari unsur /arbon !B$, idrogen !$ dan ksigen !$ serta berbagai persenya*aan kimia yang mengandung unsur &itrogen !&$ dan %elerang !($ !/etaren, 1+#3$. %eberapa minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, bahan analgesik, hemolitik atau enimatik, sedati5, stimulan, untuk obat sakit perut, bahan pe*angi kosmetik dan sabun !Cuenther, 1+#;$. 6$
(aponin
(aponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari +0 suku tumbuhan. (aponin merupakan senya*a aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa dan menghemolisis sel darah. :riterpen tertentu terkenal karena rasanya, terutama kepahitannya. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah diperoleh. (aponin dan glikosida sapogenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar luas dalam tumbuhan !arborne, 1+#;$. 'ikenal dua macam saponin, yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida dengan struktur steroid. /edua saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter !Dobinson, 1++3$.
(aponin adalah senya*a aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan dalam konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. (aponin merupakan kandungan at kimia yang bermanfaat dalam mempengaruhi kolagen !tahap a*al perbaikan jaringan$ yaitu dengan menghambat produksi jaringan luka yang berlebihan. !utapea, 1+++$ 3$
Polifenol
(enya*a fenol meliputi aneka ragam senya*a yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua penyulih hidroksil. (enya*a fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya sering kali berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam 5akuola sel. %eberapa ribu senya*a fenol telah diketahui strukturnya. Fla5onoid merupakan golongan terbesar, tetapi fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, dan kuinon fenolik juga terdapat dalam jumlah yang besar. %eberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin, dan tanin adalah senya*a polifenol !arborne, 1+#;$. $
)lkaloid
)lkaloid merupakan golongan at tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senya*a bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik alkaloid sering kali beracun pada manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. 9mumnya alkaloid tidak ber*arna, bersifat optis aktif dan sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar !arborne, 1+#;$. ,*,
Tinjauan Umum Tentang 3ulit
,*,* %natomi 3ulit
/ulit merupakan suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, dan merupakan organ terbesar, kulit mempunyai peranan yang sangat penting yang dapat menjaga kita agar tetap sehat. Peranan kulit terpenting antara lain yaitu sebagai pengatur suhu tubuh dan bertindak sebagai pelindung. /ulit juga bertindak sebagai sistem alam tubuh ketika menerima rangsang panas, dingin ataupun nyeri. /ulit juga merupakan organ terberat dari tubuh, seluruh kulit bertanya sekitar 14 berat tubuh, pada orang de*asa sekitar 2,;-, kg dan luasnya sekitar 1,31,+ meter persegi. :ebalnya kulit ber5ariasi mulai 0,3 mm sampai mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. /ulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. (edangkan kulit tebal terdapat pada
telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong !)nonymous, 200#$
. 4ambar ,*, Struktur %natomi 3ulit
!)nonymus, 2011$
(ecara embriologis kulit berasal dan dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ektoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dan mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. Menurut arahap dalam "ibisono !200#$, anatomi kulit terbagi atas tiga lapisan pokok yaitu epidermis, dermis atau korium, dan jaringan subkutan atau subkutis. 1$
6. (tratum (pinosum, pada lapisan ini terdapat berkasberkas filamen yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
'ermis
'ermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai :rue (kin. 'ermis terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. :ebalnya dermis ber5ariasi, yang paling tebal terdapat pada telapak kaki yaitu sekitar - mm. 'ermis terdiri dari dua lapisan yaitu, lapisan papiler, tipis mengandung jaringan ikat jarang dan lapisan retikuler, tebal terdiri dari jaringan ikat padat. 'ermis tersusun atas jarigan fibrus dan jaringan ikat yang elastik. Pada permukaan dermis tersusun papilpapil kecil yang berisi rantingranting pembuluh darah kapiler !Pearce, 1+;+$. 'ermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. 'ermis juga mengandung beberapa deri5at epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. /ualitas kulit tergantung banyak tidaknya deri5at epidermis di dalam dermis, fungsi dermis adalah sebagai struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi !)nonymous, 200#$. -$
(ubkutis
Merupakan lapisan di ba*ah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di ba*ahnya. >umlah dan ukurannya berbedabeda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi indi5idu. %erfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi subkutisEhipodermis antara lain adalah untuk melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber !)nonymous, 2011$. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dari dermis, terdiri atas janingan ikat longgar berisi selsel lemak di dalamnya. (elsel lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak bertambah. (elsel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula fibrosa. Lapisan selsel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. 'i lapisan ini terdapat ujungujung syaraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. :ebal tipisnya janingan lemak tidak sama tergantung pada lokasinya. 'i abdomen dapat mencapai ketebalan - cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit, lapisan lemak ini juga merupakan bantalan. =askularisasi di kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis !Pleksus superfisial$ dan pleksus yang terletak di subkutis !Pleksus proflinda$. Pleksus yang terletak pada dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis. (edangkan pleksus yang terletak pada subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis.
Pada bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar, bergandengan dengan pembuluh darah yang terdapat pada saluran getah bening !'juanda, 2001$. ,*,*,
7ungsi 3ulit
Menurut (yaifuddin !1++2$ terdapat beberapa fungsi kulut bagi tubuh, antara lain 1. Melindungi tubuh terhadap luka, mekanis, kimia dan tennis karena epitelnya dengan bantuan sekret kelenjar memberikan perlindungan terhadap kulit. 2. Mempertahankan suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah. -. Mengatur keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar. 6. )lat indera melalui persyarafan sensorik, tekanan temperatur, dan nyeri. 3. (ebagai alat rangsangan rasa yang datang dari dalam yang diba*a oleh syaraf sensorik dan motorik ke otak. ,*,*.
7isiologi 3ulit
/ulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh di antaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh !termoregulasi$, sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah untuk melmdungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultra5iolet dan sebagai barier dari in5asi mikroorganisme patogen !)nonymous, 200#$. /ulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit termoregulasi dikontrol oleh bipothalamus. :emperatur penifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, @nsessible Loss dan kulit, paruparu dan mukosa bukal. :emperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. %ila temperatur meningkat akan terjadi 5asodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan mengalami 5asokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas !)nonymous, 200#$. ,*.
Tinjauan Tentang Luka
,*.*
Definisi Luka
Luka merupakan kerusakan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanis. %eberapa pasal memiliki definisi tersendiri tentang luka, berdasarkan kerusakan yang terjadi. al ini termasuk kerusakan pada organorgan dalam. Pasal lain juga menyebutkan tentang derajat luka, tidak berdasarkan bentuknya namun berdasarkan akibatnya yang dapat membahayakan nya*a korban. (edangkan menurut (jamsuhidajat luka merupakan hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. /eadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, at kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan he*an !(jamsuhidajat, 1++;$.
%ob %achsinar mendifinisikan luka yaitu 5ulnera atau luka adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan, sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semulanya normal. :idak selamanya terjadi diskontinuitas !teroutusnya$ jaaringan kulit pada suatu luka, *alaupun jaringan di ba*ah kulit terganggu. Bontohnya pada luka memar, !%achsinar, 1++2$.
,*.*,
%natomi 7orensik 3ulit
%agian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang ketebalannya bermacammacam pada bagianbagian tubuh tertentu. Pada tumit dan telapak tangan adalah yang paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi seperti skrotum dan kelopak mata hanya pecahan dari millimeter. %erkaitan dengan forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada kulit. /emudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis umumnya berkerut, permukaan ba*ahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam dermis. 'emis !korium$ terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit sperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. :erdapat banyak pembuluh darah, saraf pembuluh limfe serta ujung saraf taktil, tekan, panas.. bagian ba*ah dari dermis terdapat jaringan adiposa dan !tergantung dari bagian tubuh$ fascia, jaringan lemak, dan otot yang berurutan di ba*ahnya !(jamsuhidajat, 1++;$. ,*.*.
1$
3lasifikasi luka
%erdasarkan Mekanisme Bidera
/lasifikasi luka berdasarkan mekanisme cidera dapat digambarkan sebagai inisiasi, kontusi, dan laserasi atau tusuk. 1. Luka inisiasi adalah luka yang dibuat potongan bersih dengan menggunakan instrumen tajam. (ebagai contoh, luka yang dibuat oleh ahli bedah dalam setiap prosedur operasi, luka bersih !luka yang dibuat secara aseptik$ biasanya ditutup dengan jahitan setelah semua pembuluh yang berdarah diligasi dengan cermat. 2. Luka konstitusi adalah luka yang dibuat dengan dorongan dan ditandai dengan cidera berat pada bagian lunak, henoragi, dan pembengkakan. -. Luka laserasi adalah luka dengan tepi bergerigi, tidak teratur, seperti luka yang dibuat oleh kaca atau goresan ka*at. 6. Luka tusuk adalah luka yang diakibatkan oleh bukaan kecil pada kulit sebagai contoh luka yang dibuat oleh peluru atau tusukan pisau. 2$
%erdasarkan /ontaminasi Luka
/lasifikasi luka dilihat dan tingkat kontaminasi luka dapat dibagi menjadi luka bersih, luka kontaminasi bersih, luka kontaminasi, dan luka kotor atau terinfeksi. 1. Luka bersih adalah luka bedah tidak terinfeksi, di mana tidak terdapat inflamasi dan kontaminasi dari saluran pernafasan, pencernaan, genital atau saluran kemih. Luka
bersih biasanya dijahit tertutup, jika diperlukan, dengan sistem drainase tertutup. /emungkinan relatif dari infeksi luka adalah 14 sampai 34. 2. Luka kontaminasi bersih adalah luka bedah yang terkontaminasi oleh saluran pernafasan, pencernaan, ginjal atau perkemihan tetapi masih di ba*ah kondisi yang terkontrol dan tidak terdapat kontaminasi yang tidak laim. /emungkinan relatif infeksi luka adalah -4 sampai 114. -. Luka kontaminasi mencakup luka terbuka, luka baru, luka akibat kecelakaan, prosedur bedah dengan pelanggaran dalam teknik aseptik atau semburan banyak dari saluran gastrointestinal, termasuk dalam kategori ini adalah inisiasi di mana terhadap inflainasi akut, non purulen kemungkinan rekatlf infeksi dan luka adalah 104 sampai 1;4. 6. Luka kotor atau terinfeksi adalah luka di mana organisme yang menyebabkan infeksi pasca oprasi terdapat dalam lapang opertif sebelum pembedahan. al ini mencakup luka traumatik yang sudah lama dengan jaringan yang terkelupas tertahan dan luka yang melibatkan infeksi klinik yang sudah ada atau 5icera yang mengalami perforasi, kemungkinan relatif infeksi luka adalah lebih dan 2;4 !"ibisono, 200#$. -$
%erdasarkan /edalaman dan Luasnya Luka
Menurut )nonymous !200+$, klasifikasi luka juga dapat dilihat berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, dalam hal ini adalah luka superfisial, luka Parsial :hickness, luka Full :hickness dan luka mengenai otot, tendon dan tulang. 1. Luka superfisial adalah luka yang terbatas pada lapisan dermis. 2. Luka Parsial :hickness adalah luka karena hilangnya jaringan kulit pada lapisan epidermis dan lapisan bagian atas dermis. -. Luka Full :hickness adalah luka karena jaringan kulit yang hilang pada lapisan epidermis, dermis, dan fasia, tidak mengenai otot. 6. Luka mengenai otot, tendon dan tulang. Luka ini dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, 5askuler, penekanan dan keganasan. 6$
%erdasarkan :ingkat /ronis
'alam hal ini luka dapat diklasifikasikan dalam 2 bagian yaitu 1. Luka akut, yang dimaksud dengan luka akut adalah, luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. /riteria luka akut ini adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan *aktu yang diperkirakan !contoh luka sayat, luka bakar, luka tusuk, Brush @nj*y$. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah, !contoh luka jahit, (kin Crafting$. 2. Luka kronik, merupakan luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali !rekuren$, di mana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya
disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada *aktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali !contoh 9lkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus 5enous, luka bakar dan lainlain$. ,*.*/
-ekanisme Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. /omponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen di samping sel epitel. Fisiologi penyembuhan luka secara alami akan mengalami fasefase yaitu fase inflamasi, Fase proliferasi atau fibroplasi, fase remodeling atau maturasi. 1$
Fase @nflamasi
Fase inflamasi ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima. (egera setelah terjadinya luka, pembuluh darah yang putus akan mengalami konstraksi dan retraksi disertai reaksi hemeostasis karena agregasi trombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah. /omponen hemeostasis ini akan melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang meliputi
bah*a fase inflamasi ditandai dengan adanya eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke- atau hari ke6 !)nonymous, 200+$. 2$
Fase Proliferasi atau Fibroblasi
Fase kedua dari serangkaian proses penyembuhan luka adalah fase proleferasi atau fibroplasi. Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel !)nonymous, 200+$. Fase ini disebut fibroblasi karena pada masa ini fibroblas sangat menonjol perannya. Fibroblas akan mengalami proliferasi dan mensintesis kolagen serat kolagen yang terbentuk dan menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelialisasi !)nonymous, 200#$. Peran fibroblas pada fase ini sangat besar untuk proses perbaikan, yaitu bertanggung ja*ab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. Pada jaringan lunak yang nonnal !tanpa perlukaan$, pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. (esudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang !proliferasi$ serta mengeluarkan beberapa substansi !kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans$ yang berperan dalam membangun !rekonstruksi$ jaringan baru !)nonymous, 200+$. -$
Fase Demodeling atau Maturasi
Fase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka. Pada fase ini terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. )kti5itas sintesis dan degradasi kolagen berada dalam keseimibangan. Fase ini berlangsung mulai - minggu sampai 2 tahun. )khir dari penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan #04 dari kulit normal !)nonymous, 200#$. :ujuan dari fase maturasi ini adalah, untuk menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. 'an ditandai dengan fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, *arna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat janingan parut. /ekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke10 setelah perlukaan. 9ntuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. /olagen yang berlebihan akan mengakibatkan penebalan janingan parut atau hyperfrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka !)nonymous, 200+$. ,*.*0
1$
-asalah yang Terjadi pada Proses Penyembuhan Luka
Menurut Potter dalam /asmilah !200#$, eritema kulit dan edema merupakan proses perbaikan jaringan, terjadi dari pengontrolan darah !homeostatis$, mengirim darah, dan sel karena yang mengalami cedera, selama proses homostatis, pembuluh darah yang cedera akan mengalami kontraksi dan trombosit berkumpul untuk menghentikan perdarahan, jaringan yang rusak dan
sel mast mensekresi histamin yang akan menyebabkan 5asodilatasi kapiler, di sekitarnya dan mengeluarkan serum sel darah putih kedalam jaringan yang rusak sehingga menyebabkan edema dan eritema.
aringan &ekrosis jaringan merupakan hasil akhir perubahanperubahan morfologis akibat kerja degradatif progresif enim yang mengidentifikasikan kematian sel ini dapat mcngenai kelompok sel atau bagian struktur suatu organ !/asmilah, 200#$. -$
Cranulasi
>aringan granulasi adalah pertumbuhan pembuluh darah kecil dan jaringan ikat untuk mengisi lukaluka dengan ketebalan penuh. >aringan dikatakan sehat jika ber*arna merah terang, seperti *arna merah pada daging sapi, berkilat, dan bergranular dengan tampilan seperti beludru. (uplai 5askuler yang buruk tampak sebagai *arna merah muda pucat atau merah kehitaman hingga buram !'juanda, 2001$. Cranulasi merupakan pembentukan jaringan pada dasar luka menjelang proses penyembuhan, jadi semakin banyak granulasi yang timbul maka luka semakin membaik !/asmilah, 200#$. 6$
Luka /ering
Pada fase penyembuhan luka kering merupakan hal yang sangat biasa, karena terjadi peningkatan 5alkulerisasi kelenjar lebasea, sekresi berkurang dan keringat juga berkurang, jadi luka kering merupakan tandatanda luka sudah mulai sembuh !/asmilah, 200#$. 3$
>aringan Parut
>aringan parut adalah jaringan dermis dan epidermis yang berisi protein terkoagulasi yang dapat bersifat progresif. Pada penyembuhan luka jaringan akut, hidrofi parut akan timbul bila kulit tidak dilengketkan kepada struktur yang ada di ba*ahnya. %ila penekanan dilakukan pada jaringan baru yang sehat, parut dapat dicegah. >ika dapat disimpulkan bah*a penyembuhan luka yang sempurna adalah jika jaringan parutnya minimal !/asmilah, 200#$. ,*.*1
7aktor67aktor yang -empengaruhi Penyembuhan Luka
1$ @nfeksi, infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dan luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka !)nonymous, 200+$. 2$ ipo5olemia, kurangnya 5olume darah akan mengakibatkan 5asokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka !)nonymous, 200+$. -$ ematoma, hematoma merupakan bekuan darah. (eringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk ke dalam sirkulasi. :etapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan *aktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka !)nonymous, 200+$.
6$ %enda asing, seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. )bses ini timbul dan serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit, yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah !Pus$ !)nonymous, 200+$. 3$ @skemia, iskemi merupakan suatu keadaan di mana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dan obstruksi dan aliran darah. al ini dapat terjjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. 'apat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri !)nonymous, 200+$. $ 'iabetes, hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. )kibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan proteinkalori tubuh !)nonymous, 200+$. ;$ Pengobatan antikoagulan mengakibatkan perdarahan, antibiotik efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. >ika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intra5ascular !)nonymous, 200+$. ,*.*8 7aktor Umum Lain yang $erpengaruh terhadap Penyembuhan Luka
1$ =itamin, kekurangan 5itamin B menghalangi hidroksilasi prolin dan lisin, sehingga kolagen tidak dikeluarkan oleh fibroblast. 2$ (eng, seng diperlukan dalam proses penyembuhan pada penderita luka bakar yang parah, trauma atau sepsis, tetapi aksinya belum diketahui dengan jelas. -$ (epsis, sepsis sistematik memperlambat penyembuhan, mekanisme ini belum diketahui tetapi mungkin berhubungan dengan kebutuhan akan asam amino untuk membentuk molekul kolagen !Fredrick,200-$. ,*.*9 -ekanisme Penyembuhan Luka dengan -enggunakan Puyer Daun Salam ( Syzygium polyanthum) dalam -emper"epat Proses Penyembuhan Luka
Puyer daun salam !Syzygium polyanthum ) yang digunakan dalam penelitian ini karena pada daun salam tersebut terdapat beberapa at aktif yang dapat menyembuhkan luka. )dapun at aktif yang terdapat pada daun salam adalah tanin, fla5onoid, saponin, triterpen, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri. (elain itu didukung oleh pernyataan Priosoeryanto !200-$ bah*a kemampuan menyembuhkan luka diduga akibat kandungan alkaloid, !eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina dan eriso5ina$ yang memiliki sifat khas pahit, mendinginkan dan membersihkan daerah yang berfungsi sebagai antibiotik, anti inflamasi dan penghilang rasa sakit. )lkaloid merupakan senya*a organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlahnya maupun sebarannya. )lkaloid menurut "interstein dan :rier didefinisikan sebagai senya*a senya*a yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuhan dan he*an. arborne dan :urner !1+#6$ mengungkapkan bah*a tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senya*a metabolid sekunder yang bersifat
basa, yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktifbiologis menonjol. (truktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik !Doth, 1++#$. (alah satu jenis alkaloid yang terkandung dalam daun salam ! Syzygium polyanthum ) adalah saponin. (enya*a saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan mikrooganisme !Dobinson, 1++3$. (aponin merupakan senya*a aktif permukaan kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan dalam konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. (aponin merupakan kandungan at kimia yang bermanfaat dalam mempengaruhi kolagen !tahap a*al perbaikan jaringan$ yaitu dengan menghambat produksi jaringan luka yang berlebihan (aponin juga berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel akan membantu mempercepat proses penutupan luka dan penyatuan jaringan kulit, selain itu regenerasi sel epitel !jaringan permukaan luar tubuh$ juga akan berlangsung lebih cepat, demikian pula pembentukan pembuluh darah baru serta jumlah sel fagosit !Priosoeryanto, 200-$. (enya*a fla5onoid berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan, jika diberikan pada kulit dapat menghambat pendarahan. Colongan fla5onoid dapat digambarkan sebagai deretan senya*a BB-B, kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus B !cincin benene tersubstitusi$ disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. Fla5onoid sering terdapat sebagai glikosida !Dobinson, 1+++$. Peranan dari fla5onoid yaitu melancarkan peredaran darah seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung anti inflamasi !anti radang$, berfungsi sebagai antioksidan dan membantu mengurangi rasa sakit !analgesik$. (enya*a tannin berfungsi sebagai astrigen yang dapat menyebabkan penutupan poripori kulit, memperkeras kulit, memberhentikan eksudat dan pendarahan yang ringan !)nief, 1++;$. (edangkan Po5idon iodine 104 adalah antiseptik yang sering digunakan dan cukup dikenal oleh semua kalangan masyarakat, dan merupakan antiseptik utama yang digunakan dirumah sakit. Po5idon iodine 104 mampu membunuh semua mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial baik bakteri gram positif maupun gram negatif, termasuk mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik, spora maupun jamur !Fedrick, 200-$. Po5idon iodine mengandung komplek polimer poly5innnypyroliodine dengan iodine !P=P1$, kandungan 12 dari po5idon iodine ini memberikan efek anti mikroba. 9ntuk menjadi aktif sebagai anti mikroba, iodine harus dalam bentuk solusi dengan air menbentuk 2@G. )da dua mekanisme yang mendasari efek antimikroba dari @odine, yaitu 1.
Mengoksidasi enim untuk respirasi
Mikroorganisme mempunyai banyak enim untuk respirasi yang terdapat pada membran selnya, seperti tyrosinase. )pabila ada senya*a iodine yang bergabung dengan enim tersebut akan mengakibatkan kerusakan membran sel dan membunuh mikroorganisme itu. 2.
@odinasi asam amino
)sam amino sangat penting untuk pembentukan protein, adanya iodine akan meracuni, sehingga tidak dapat membentuk protein dan akan mengakibatkan mikroorganisme akan hancur. :etapi mekanisme yang kedua ini tidak berlaku untuk tubuh manusia karena tubuh
tidak punya banyak protein yang mudah untuk dioksidasi sehingga penggunaannya dapat ditoleransi !Fedrick, 200-$. @ndikasi po5idon iodine 104 dapat digunakan untuk berbagai macam luka diantaranya yaitu luka abrasi, ulserasi, luka bedah, luka bakar. )dapun efek samping dari po5idon iodine 104 yaitu a. @ritasi b. Deaksi toksik dari iodine akan mengakibatkan iritasi pada beberapa orang yang sensitif, kombinasi dengan P=P !Poly5innypylroiodine$ akan mengurangi efek iritasinya tetapi berkurang anti mikrobanya. c. /ulit terbakar d. Perubahan *arna kulit, penggunaan iodine dapat mengubah pigmentasi kulit menjadi merah gelap, efek ini juga berkurang dengan adanya kombinasi dengan P=P !Poly5innypylroiodine$ !Fedrick, 200-$. ,*/
Tinjauan Umum Tentang Tikus Putih ( Rattus norvegicus)
,*/* 3lasifikasi Tikus Putih ( Rattus norvegicus)
Menurut )rmitage !200$ tikus putih ! Rattus norvegicus$ diklasifikasikan sebagai berikut /ingdom
)nimalia
Phylum
Bhordata
(ub Phylum
=ertebrata
Blass
Mamalia
rdo
Dodentia
(ub rdo
Myomorpha
Family
Muridae
(ub Family
Murinae
Cenus
Dattus
(pesies
Rattus norvegicus
,*/*,
-orfologi Tikus Putih ( Rattus norvegicus)
4ambar ,*. -orfologi Tikus Putih ( Rattus norvegicus) (%nonymous: ,;;)*
9kuran tubuh tikus putih ! Rattus norvegicus$ yang lebih besar dari pada mencit membuat tikus putih ! Rattus norvegicus$ lebih disukai untuk berbagai penelitian. %erbeda dengan he*an laboratorium lainnya tikus putih ! Rattus norvegicus$ tidak pernah muntah. Lambung tikus putih ! Rattus norvegicus$ terdiri dari dua bagian, yaitu nonglandular dan glandular dan small intentine yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Pada umur 2 bulan berat badan dapat mencapai 200-00 gram. :ikus putih ! Rattus norvegicus$ tergolong he*an yang mudah dipegang !/usuma*ati dalam (urnina, 200+$. Tabel * Data $iologi Tikus Putih ( Rattus norvegicus)
Deskripsi
Spesifikasi
%erat %adan
-00600 gram
>antan
230-00 gram
%etina Lama idup :emperatur :ubuh /ebutuhan )ir /ebutuhan Makanan Pubertas Lama /ebuntingan Mata Membuka :ekanan 'arah
2,3- tahun -;,3HB #11 mlE100 gram %% 3 gramE100 gram %% 300 hari 212- hari 1012 hari #61#6 mmEg
(istolik
3#163 mmEg
'iastolik Frekuensi >antung Frekuensi Despirasi
--06#0 per menit 116 per menit
:idal =olume
0,1,23 ml
!(umber /usuma*ati dalam (urnina, 200+$ Menurut )stuti !1++$ dalam (urnina !200+$, jenis tikus putih yang digunakan untuk keperluan penelitian ada dua macam strain yaitu (pragueda*ley atau disebut (.', ukuran tubuhnya cukup besar dan sangat jinak. (train yang lain yaitu "istar, dikembangkan oleh "istar @nstitute of biology and anatomy, dikembangkan secara luas digunakan untuk penelitian laboratorium. 9kuran tubuhnya lebih kecil dari pada (prague'a*ley dan sangat mudah menyesuaikan diri dengan lingkuangan. (ifatnya sangat jinak asalkan tidak diganggu. $%$ &&& -ET
.*
2enis Penelitian
'alam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen yang sesungguhnya !True Experiment Research$ yang mana rancangaan penelitian ini ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi yaitu replikasi, randomisasi, dan kontrol yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen dalam membandingkan hasilnya dengan dua kelompok kontrol yang dikenai perlakuan dan tidak dikenai kondisi perlakuan. Dancangan penelitian yang digunakan adalah I The Post Test nly !ontrol "roup #esign$. Penelitian jenis ini dilakukan pengukuran 5ariabel hanya pada akhir penelitian, sedangkan pada a*al penelitian dilakukan I!ontrol %y #esignJ yaitu dengan menghomogenkan sampel penelitian !Dofie7 2001 dalam "iyantika, 2010$. .*,
Populasi dan Sampel
Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatsifatnya, !(udjana, 1++$. Populasi dalam penelitian ini adalah sekelompok tikus putih ! Rattus norvegicus (train "istar$, yang nantinya akan dilukai pada punggungnya dengan panjang luka K - cm dan kedalaman K 0,3 cm. Penelitian ini menggunakan tikus putih ! Rattus norvegicus (train "istar$ karena memiliki struktur kulit dan homeostatis yang serupa dengan manusia !"ibisono dalam Datih, 200+$. (ampel adalah sebagian atau *akil populasi yang diteliti. Pada penelitian ini sampel yang berupa 6 ekor tikus dipilih secara acak dan dibagi menjadi empat kelompok penelitian. .*.
Lokasi Dan #aktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Laboratorium /imia Program (tudi Pendidikan %iologi >urusan Pendidikan Matematika 'an @lmu Pengetahuan )lam Fakultas /eguruan 'an @lmu Pendidikan 9ni5ersitas Muhammadiyah Malang, "aktu penelitian dilaksanakan selama K 2 minggu, dimulai pada tanggal 2011 sampai pada tanggal 2011. .*/
=ariabel Penelitian
.*/*
=ariabel $ebas
=ariabel bebas adalah 5ariabel yang dipilih dan direncanakan dengan sengaja dan diukur serta dimanipulasi 5ariasinya untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya terhadap 5ariabel yang diambil. =ariabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis puyer daun salam (Eugenia polyanthum). 'osis daun salam yang digunakan adalah 0.- gram dan 0, gram. .*/*,
=ariabel Terikat
=ariabel terikat biasa juga disebut dengan 5ariabel tergantung, yaitu 5ariabel yang terikat dengan 5ariabel bebas. 'alam hal ini yang menjadi 5ariabel terikatnya adalah lamanya penyembuhan luka. .*/*.
=ariabel 3endali
=ariabel kendali adalah 5eriabel yang berpengaruh tetapi dapat dikendalikan, dalam hal ini yang menjadi 5ariabel kendali adalah jenis tikus, berat badan, umur, jenis kelamin, pakan tikus, dan suhu lingkungan !suhu ruang$ serta kandang. .*0
Definisi
1. Puyer adalah sediaan yang terbuat dari bahan segar yang dikeringkan kemudian dihancurkan dengan cara diblender. (etelah diblender sediaan diayak untuk mendapatkan hasil yang halus !)nonymous, 200+$ 2. Lama penyembuhan luka adalah *aktu yang diperlukan untuk penyembuhan luka mulai dari hari pertama dilakukan pembuatan luka sampai dengan kulit kembali seperti semula, dengan ciriciri atau parameter tidak terdapat iritema kulit dan endema, cairan !darah, pus, atau serum$, granulasi, luka kering, jaringan parut seperti pada gambar berikut -. >enis tikus pada penelitian ini adalah tikus putih dari (train *istar. 6. Pakan tikus yang digunakan untuk makan tikus setiap harinya yaitu pakan khusus untuk tikus dari jenis %D 1 sebanyak -0 grEhariEekor. 3. %erat badan tikus merupakan berat badan ratarata dari tikus yang akan digunakan dalam penelitian yaitu berat badan ratarata adalah 1#0200 gram. . 9mur tikus merupakan umur ratarata dari tikus yang akan digunakan dalam penelitian yaitu tikus berumur ratarata 2 bulan. ;. >enis kelamin tikus adalah jantan.
#. /andang tikus merupakan tempat untuk tinggal tikus, ukuran kandang yang digunakan yaitu -013 cm untuk seekor tikus, jumlah tikus harus sesuai atau tidak terlalu banyak karena bila tikus berdesakdesakan dapat menyebabkan suhu badan meningkat di atas normal sehingga dapat mengakibatkan hipertermia.
.*1
an"angan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap !D)L$, dalam rancangan penelitian ini pengelompokan subyek dilakukan secara Dandom !acak$, hal ini dilakukan untuk menentukan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, supaya lebih memudahkan dalam pengamatan dan perlakuan. dan dalam penelitian ini terdapat 6 kelompok, yaitu 2 kelompok kontrol !kontrol negatif dan kontrol positif$ dan 2 kelompok perlakuan, dengan 5ariasi konsentrasi puyer adalah 0,- gr dan 0, gr. )dapun pembagian kelompoknya, adalah /elompok )0 kelompok kontrol perlakuan tanpa menggunakan apaapa !kontrol negatif$, luka dibiarkan sembuh tanpa adanya perlakuan. /elompok )1 kelompok kontrol positif dengan menggunakan Providon iodine. /elompok % kelompok perlakuan dengan menggunakan berbagai dosis puyer daun salam ! Eugenia polyanthum$ yaitu 0,- gr dan 0, gr. Pemberian puyer dilakukan secara langsung dengan menaburkan pada luka yang terdapat pada punggung tikus putih ! Rattus norvegicus (train "istar$. .*/
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahapan tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan pengamatan. .*8*
Tahap Persiapan
1. Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam penelitian, adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Cillette
2 buah
2. Pinset anatomi
2 buah
-. Cunting
2 buah
6. :atraEColt
2 buah
3. Butter
2 buah
. %lender
1 buah
;. )yakan
1 buah
#. %askom
1 buah
+. %eker glass
3 buah
10. Pipet ukur
1 buah
11. /aret hisap
1 buah
12. :imbangan
1 buah
1-. Penggaris
1 buah
16. Menyiapkan bahan yang digunakan dalam penelitian, adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaai berikut 1. /apas atau kassa
1 pak
2. (arung tangan
6 buah
-. :ikus putih ! Rattus norvegicus (train istar$
6 ekor
6. Pakan tikus !%D1$
# kg
3. 'aun salam ! Eugenia polyanthum$
130 gr
. )7uades ;. )lkohol ;04 #. Persiapan bahan uji 1. Memetik daun salam ! Eugenia polyanthum$ secara langsung dengan menggunakan tangan, selanjutnya daun tersebut dicuci, agar kotoran yang menempel menjadi bersih. 2. Mengeringkan daun salam ! Eugenia polyanthum$ dengan cara dio5en dan dianginanginkan. -. Menghaluskan daun salam ! Eugenia polyanthum$ dengan cara diblender kemudian diayak untuk memperoleh puyer yang halus. 6. Menimbang puyer daun salam ! Eugenia polyanthum$ sesuai dengan kebutuhan dosis dan membungkus dengan pembungkus. .*8*,
Tahap Pelaksanaan
1. Pembuatan luka
Bara kerja pembuatan luka sayat adalah sebagai berikut 1. Menentukan terlebih dahulu daerah yang akan dilukai. 2. Menghilangkan terlebih dahulu bulu, dengan cara mencukurnya sampai sekitar K 2cm disekitar area kulit yang akan dilukai. -. Memasang perlak dan alasnya diba*ah tubuh tikus yang akaan dilukai 6. Mencuci tangan. 3. Melakukan disinfeksi area kulit yang telah dicukur dengan alkohol ;04 . . Memakai sarung tangan steril. ;. Melakukan penyayatan kulit dengan menggunkan cutter atau silet dengan panjang K cm dan kedalaman luka K 0,3 cm atau sampai pada area subkutan. #. Melakukan pera*atan luka dengan menggunakan puyer daun salam ! Eugenia polyanthum$, sedangkan kelompok kontrol dibagi menjadi dua yaitu kontrol positif dengan pro5idon iodine, sedang control negatif tidak diberi apa N apa. +. Merapikan kembali peralatan yang telah digunakan. 10. Melepaskan sarung tangan. 11. Mencuci alat yang telah digunakan dan mencuci tangan. 1. Pera*atan luka Bara kerja pera*atan luka gores adalah sebagai berikut 1. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan. 2. Menempatkan perlak yang dilapisi kain diba*ah tikus yang akan dira*at. -. Mengatur posisi tikus senyaman mungkin sehingga memudahkan pera*atan tindakan. 6. Memakai sarung tangan, kemudian mengecek bagian luka untuk mengetahui apakah ada cairan yang tidak normal. 3. Mengkaji jumlah, *arna, dan bau dari cairan jika ada. . Menggunakan teknik aseptik, ambil kassa dan letakkan di kom steril. ;. Membersihkan luka dengan kassa yang dibasahi dengan a7uades. #. Membersihkan dari atas keba*ah atau dari luar kedalam. +. Menggunakan kassa steril, setiap satu usapan buang.
10. Membersihkan sekitar cairan !jika ada$ dari pusat keluar. 11. Mengeringkan luka dengan kassa. 12. Menambahkan puyer daun salam ! Eugenia polyanthum$ sesuai dengan dosis yang telah ditentukan terhadap masingmasing sampel perlakuan dengan cara memberi puyer daun salam ! Eugenia polyanthum$ yang sudah dibuat menggunakan kassa, setiap satu usapan buang. 1-. Pengobatan dilakukan setiap hari dan dalam sehari dilakukan dua kali pengobatan. 16. Mencuci tangan, dan rapikan peralatan yang telah digunakan. .*8*.
Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan cara melihat lama penyembuhan dari tiap N tiap perlakuan dan kontrol, pengamatan yang dilakukan adalah merupakan morfologi dari penyembuhan luka. Mulai dari hari pertama dilakukan pembuatan luka sampai dengan kulit sembuh seperti sediakala, dengan ciri N ciri sebagai berikut 1. Bairan yang keluar dari luka !1. 'arah? 2. Pus? -. :idak ada$ 2.
-etode Pengumpulan Data
'alam penelitian ini menggunakan metode obser5asi secara langsung dan dokumentasi dalam pengambilan data. 'alam menggunakan metode obser5asi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan instrument. Format yang disusun berisi itemitem tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi !)rikunto,200 dalam Datih, 200+$. (edangkan untuk pengambilan data dengan dokumentasi yang dimaksud adalah mendokumentasikan semua kegiatan penelitian dalam bentuk gambar. $%$ &= %S&L D%' PE-$%%S%'
/* asil Penelitian
'ata penelitian yang diperoleh adalah data tentang kondisi kulit !kering, lembap dan basah$, *arna luka !merah segar, merah pucat, coklatEhitam, putih dan kulit normal$, eritema, edema dan pusEeksudat. !Lampiran 1.$ 'ari data dapat dilihat pada puyer daun salam 0, pada hari ke10 !:abel 1$ mengalami penyembuhan, sementara itu puyer daun salam 0,- pada hari ke1- !:abel 2$, kontrol G pada hari ke1 !:abel -$, dan kontrol N pada hari ke1# !:abel 6$. :abel 1. Penilaian /ecepatan Penyembuhan Luka sayat ! Puyer daun salam 0, gr$
&o
ari ke
/riteria
/eterangan
1 2 - 6 3 ; # + 10 11 12 1- 16 13 1 1; 1# 1
2
-
6 3
/ondisi /ulit a./ering b. Lembap c. %asah "arna Luka a. Merah (egar b. Merah Pucat c. Boklat itam d. Putih e. /ulit &ormal arak dari tepi luka Q 1mm O 1mm
R R R
(embuh ari ke 10
R R .
.
R R R R
N N N N N N N N N N
N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N
:abel 2. Penilaian /ecepatan Penyembuhan Luka sayat ! Puyer daun salam 0,- gr$ &o
/riteria
ari ke
/eterangan
1 2 - 6 3 ; # + 10 11 12 1- 16 13 1 1; 1# 1
2
-
6 3
/ondisi /ulit a./ering b. Lembap c. %asah "arna Luka a. Merah (egar b. Merah Pucat c. Boklat itam d. Putih e. /ulit &ormal arak dari tepi luka Q 1mm O 1mm
(embuh ari ke 1-
R
R R R R R R R
R
R R
R R R N N N N N N N
N
N
N
R
R
R
N N N N N N N N N N
N
N
N
N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N
N N
N N
N N
:abel -. Penilaian /ecepatan Penyembuhan Luka sayat ! kontrol G$
&o
/riteria
ari ke
/eterangan
1 2 - 6 3 ; # + 10 11 12 1- 16 13 1 1; 1# 1
2
-
/ondisi /ulit a./ering R R R R R b. Lembap R c. %asah "arna Luka a. Merah (egar R R R R R R b. Merah Pucat R c. Boklat itam R R d. Putih R R e. /ulit &ormal arak dari tepi
R R
R
R R
R
R
R
R R
R
R
R
R
R
(embuh ari ke 1
6 3
luka Q 1mm O 1mm
R R R R R R R R R R R N N N N N N N N N N
R R R R R N N N N N N
N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N
N
N
N
N
N
:abel 6. Penilaian /ecepatan Penyembuhan Luka sayat ! kontrol $
&o
ari ke
/riteria
/eterangan
1 2 - 6 3 ; # + 10 11 12 1- 16 13 1 1; 1# 1
2
-
6 3
/ondisi /ulit a./ering b. Lembap c. %asah "arna Luka a. Merah (egar b. Merah Pucat c. Boklat itam d. Putih e. /ulit &ormal arak dari tepi luka Q 1mm O 1mm
R R R R R
R R
R
R
R R
(embuh ari ke 1#
R R
R
R
R
R
R
R R R R R R R R R R R
R R
R R
N N N N R R N N N N
N
N
N
N
N
N
N
N
R
R
R
R
R
R
R
R R R R R R R R R R N N N N N N N N N N
R N N
N
N
N
N
N
N
N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N
N N
N N
N N
N N
N N
N N
N N
N N
/*, Pembahasan
Proses penyembuhan luka sayat memilikik proses dalam penyembuhannya. /etika terjadi kerusakan mikrosirkulasi terjadi proses peradangan yang menyebabkan edema, setelah itu diikuti dengan pembentukan jaringan granulasi, proses pematangan dan remodeling dan luka sembuh.
'aun salam !Syzygium polyanthum$ memiliki - senya*a penting dalam penyembuhan luka, yaitu (aponin sebagai antibiotik, anti mikroba dan penghilang rasa sakit pada fase inflamasi. Flafonoid sebagai anti inflamasi, anti radang dan anti nyeri dan :annin sebagai menghentikan eksudat. :anin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. (ecara kimia terdapat dua jenis utama tanin, yaitu tannin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. :anin terkondensasi atau fla5olan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal !galokatekin$ yang membentuk senya*a dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. @katan karbonkarbon menghubungkan satu fla5on dengan satuan berikutnya melalui ikatan 6 atau #. /ebanyakan fla5olan mempunyai 220 satuan fla5on. :anin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah depsida galoiglukosa. Pada senya*a ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa senya*a dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan dengan glukosa. %ila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat !arborne, 1+#;$. (enya*a tannin berfungsi sebagai astrigen yang dapat menyebabkan penutupan poripori kulit,memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan.!)nief,1++;$ Fla5onoid sebagai suatu senya*a fenol dalam dunia tumbuhan dapat ditemukan dalam bentuk glikosida maupun aglikonnya. )glikon fla5onoid mempunyai kerangka dasar struktur BB-B. %erdasarkan tingkat oksidasi serta subsituennya kerangka fla5onoid dibedakan menjadi berbagai jenis seperti fla5on, fla5onol, khalkon, santon, auron, fla5on, antosianidin dan leukoantosianidin !Pramono, 1+#+$. Fla5onoid mengandung cincin aromatik yang terkonjugasi dan karena itu menunjukkan pita serapan yang kuat pada daerah spektrum 9= ! ultra violet $ dan spektrum tampak. Fla5onoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula seperti glikosida. )glikon fla5onoid terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida !arborne, 1+#+$. Peranan dari fla5onoid yaitu melancarkan peredaran darah seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung anti inflamasi !anti radang$, berfungsi sebagai antioksidan dan membantu mengurangi rasa sakit analgesik !ustiantama, 2002$. (enya*a fla5onoid juga berperan sebagai anti bakteri, jika diberikan pada kulit dapat menghambat pendarahan. (aponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari +0 suku tumbuhan. (aponin merupakan senya*a aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa dan menghemolisis sel darah. :riterpen tertentu terkenal karena rasanya, terutama kepahitannya. Pencarian saponin dalam tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah diperoleh. (aponin dan glikosida sapogenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar luas dalam tumbuhan !arborne, 1+#;$. 'ikenal dua macam saponin, yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida dengan struktur steroid. /edua saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter !Dobinson, 1++3$. (aponin adalah senya*a aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan dalam konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. (aponin merupakan kandungan at kimia yang bermanfaat dalam mempengaruhi kolagen !tahap a*al perbaikan jaringan$ yaitu dengan menghambat produksi jaringan luka yang berlebihan. !utapea, 1+++$
dapat menyembuhkan luka sayat secara bermakna dengan peningkatan dosis karena kandungan saponin, flafonoid dan tannin. 'ata dapat dilihat pada kecepatan penyembuhan luka pada tabel 16. 'engan peningkatan dosis yang diberikan proses penyembuhan luka sayat lebih cepat. Syzygium polyanthum
'ata pertama yang diteliti adalah kondisi kulit kulit kering, basah dan lembap. /ondisi kulit yang cocok dalam penyembuhan luka adalah lembap. /ondisi kulit sangat tergantung pada suhu, dan kelembapan ruangan. Pada /ondisi tikus dengan perlakuan puyer daun salam 0, gr kondisi a*al pada hari ke 10 mengalami kondisi kering !tabel 1$, Pada tikus dengan perlakuan pemberian puyer daun salam pada hari ke 101- mengalami kondisi kering !:abel 2$. Pada tikus kontrol G kondisi kering pada kulit pada hari ke 1 !:abel -$. (ementara itu tikus pada kondisi N mengalami kondisi kering pada hari ke 1# !:abel 6$. /ondisi kulit yang kering adalah kondisi yang paling cocok dalam penyembuhan luka, semakin tinggi kelembapan kulit maka bakteri akan semakin banyak dan menyebabkan luka semakin sulit sembuh !"ardani, 200+$. Po5idone iodine memiliki keunggulan dalam mengatur kelembapan dari luka dan memberikan suasana kelembapan yang seimbang !)tik, 200+$., akan tetapi proses reepitelisasi dengan daun salam masih kurang cepat karena pada daun salam terdapat saponin. "arna luka juga diteliti untuk melihat seberapa cepat proses penyembuhan luka. Luka a*al dia*ali dengan dengan *arna merah, kemudian merah pucat, hitamEcoklat !kering$, putih dan kulit menjadi normal !Dohma*ati, 200#$. "arna luka juga menjadi indikator kesembuhan luka. Pada tikus dengan perlakuan pemberian puyer daun salam 0, gr kulit menjadi normal pada hari ke 10, pada tikus dengan perlakuan pemberian puyer 0,- gr kulit menjadi normal pada hari ke 1-, tikus dengan kontrol G kulit menjadi normal pada hari ke 1 dan kontrol negatif menjadi normal pada hari ke 1#.
/esimpulan dari penelitian ini adalah a. Syzygium polyanthum dapat menyembuhkan luka sayat secara bermakna dengan peningkatan dosis karena kandungan saponin, flafonoid dan tannin. (aponin sebagai antibiotik, anti mikroba dan penghilang rasa sakit pada fase inflamasi. Flafonoid sebagai anti inflamasi, anti radang dan anti nyeri dan :annin sebagai menghentikan eksudat b. :ikus dengan perlakuan pemberian puyer daun salam 0, gr sembuh pada hari ke10, tikus dengan pemberian puyer daun salam 0,- gr sembuh pada hari ke1-, tikus kontrol G pada hari ke 1 dan tikus kontrol N pada hari ke 1#. Saran
(etelah dilakukan penelitian ini masyarakat dianjurkan untuk membuat obat yang berbahan dasar herbal, terutama dalam pengobatan luka menggunakan daun salam karena penggunaan bahan kimia masih menimbulkan efek samping. >adi, diharapkan masyarakat mampu mengolah sendiri bahan herbal untuk lebih mengurangi resiko efek samping dari obat kimia L%-P&%'
Lampiran * Lembar 3e"epatan Luka Sayat
&o
ari ke
/riteria 1
1
2
-
6 3
/ondisi /ulit a./ering b. Lembap c. %asah "arna Luka a. Merah (egar b. Merah Pucat c. Boklat itam d. Putih e. /ulit &ormal arak dari tepi luka Q 1mm O 1mm
2
ari ke N -
/eterangan
6 (embuh ari ke 1
a. )da b. "arna
Lampiran ,* 7oto pengamatan ari pertama