UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK METANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi SECARA IN VITRO
SKRIPSI
untuk memenuhi persyaratan melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi
Oleh: Dezar Rahman Setiadi NIM. J1E110018
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU JULI 2014
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif penyebab penyakit tipus (Ambarwati, 2007). Bakteri Salmonella typhi termasuk di dalam golongan suku enterobacteriaciae. Bakteri ini bersifat patogen, yaitu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Penyakit yang ditimbukan oleh bakteri Salmonella dapat disebut dengan salmonellosis. Salmonellosis merupakan infeksi yang timbul dikarenakan masuknya sel-sel salmonella yang masih hidup ke dalam tubuh. Penularannya dapat melalui makanan ataupun minuman yang terkontaminasi terhadap bakteri salmonella (Kunarso, 1987). Adapun salah satu penyakit salmonellosis ini adalah demam tifoid. Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Di Indonesia, demam tifoid atau lebih dikenal sebagai penyakit tifus memiliki angka kejadian yang relatif tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan yang serius untuk ditangani (Maria, 2009; Pohan, 2004). Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 16 juta orang di dunia terinfeksi bakteri ini setiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan 650 kasus per 100.000 penduduk per tahun terinfeksi Salmonella typhi dalam keadaan yang cukup parah (Susanti, 2012). Tanda dan gejala demam tifoid yang perlu diperhatikan antara lain demam, sakit kepala, nyeri sendi, hilang nafsu makan, mual dan diare (Pohan, 2004). Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak jenis tanaman. Tanaman tersebut pun banyak digunakan dalam hal pengobatan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pengobatan ialah kersen. Menurut masyarakat peru, rebusan daun kersen dapat mengurangi pembengkakan kelenjar prostat, antipireutik, analgetik, dapat mengobati asam urat, antiseptik, antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, antidiabetes dan antitumor (Arum, 2012). Menurut Ahmad Ridwan dan Rakhmi Ramdani, peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB mengatakan bahwa daun kersen dapat digunakan untuk menghambat aktifitas bakteri patogen karena diduga mengandung senyawa flavonoid.
2
Flavonoid merupakan senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antibakteri dan antiinflamasi. Selain itu, pada penelitian lainnya diketahui bahwa daun kersen mengandung senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid, triterpenoid, tanin, saponin dan steroid. II. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul permasalahan yaitu bagaimana efektifitas ekstrak metanol daun kersen (Muntingia calabura) sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella thypi ? III. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol daun kersen (Muntingia calabura)
terhadap pertumbuhan bakteri
Salmonella thypi. IV. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai khasiat ekstrak metanol daun kersen (Muntingia calabura) sebagai antibakteri dalam pengobatan penyakit demam tifoid.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kersen (Muntingia calabura) 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Deskripsi tanaman kersen yaitu memiliki tinggi 3-12 m dan cabang mendatar. Daunnya tunggal dan berbentuk bulat hingga lanset, tepi daun bergerigi dan lembar daun bagian bawah berbulu kelabu (Haki, 2009).
Gambar 1. Tumbuhan Kersen (Muntingia calabura) Daun kersen mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain flavonoid, triterpenoid, saponin, tanin dan steroid (Amiruddin, 2007). 2.2 Ekstraksi Ekstraksi merupakan pemisahan senyawa aktif dari tumbuhan ataupun jaringan hewan dengan menggunakan pelarut yang selektif sesuai prosedur ekstraksi (Depkes RI, 1995). Metode yang paling sering digunakan ialah metode maserasi. Maserasi merupakan proses penyarian dengan cara perendaman simplisia tumbuhan menggunakan pelarut yang sesuai (Handa, 2008). 2.3 Salmonella thypi Bakteri
Salmonella
typhi
termasuk
di
dalam
golongan
suku
enterobacteriaciae. Bakteri ini bersifat patogen, yaitu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Morfologi Salmonella ialah berbentuk batang atau silindris, tidak memiliki spora, bersifat aerob, dan bersifat gram negatif (berkembang biak dengan cara membelah diri). Salmonella memiliki struktur antara lain inti (nukleus), sitoplasma, dan dinding sel (Kunarso, 1987). 2.4 Hipotesis
4
Ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi.
5
BAB III METODE PENELITIAN
7.1 Alat dan Bahan 7.1.1 Alat Alat yang digunakan ialah rotary evaporator, Laminar Air Flow (LAF), kawat ose, mikropipet, kertas cakram, bejana maserasi, penangas air, oven (inkubator) dan cawan petri. 7.1.2 Bahan Bahan yang digunakan ialah metanol, Mueller Hilton Agar, bakteri Salmonella thypi dan kloramfenikol. 7.2 Prosedur Penelitian 7.2.1 Pengumpulan Sampel Sampel daun kersen di peroleh di wilayah Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dengan waktu pengambilan pada sekitar pukul 10.00 WITA. Bagian yang diambil adalah daun segar. 7.2.2 Pembuatan Simplisia Sampel yang di dapat kemudian di cuci bersih lalu kemudian di potong kecil-kecil untuk menghilang kadar air nya sehingga dapat mengurangi pertumbuhan kapang. Pengeringan di lakukan dengan cara di angin-anginkan pada ruang terbuka agar senyawa pada daun kersen tidak rusak apabila terkena sinar matahari secara langsung. Setelah itu sampel di buat menjadi serbuk agar senyawa metabolit sekunder dapat tertarik keluar pada saat proses ekstraksi. Serbuk yang kemudian di ayak menggunakan saringan 60 mesh agar memperoleh ukuran partikel yang seragam. 7.2.3 Ekstraksi Metode ekstraksi yang digunakan ialah maserasi. Pelarut yang digunakan ialah metanol. Sebanyak 500 gram simpilisa daun kersen dimasukkan kedalam wadah tertutup kemudian ditambahkan 3 liter pelarut metanol. Kemudian dibiarkan selama 3x24 jam untuk menyari senyawa metabolit sekundernya.
6
Setelah itu ektrak cair dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 500C dan dipanaskan di atas penangas air hingga didapatkan ekstrak kental. 7.2.4 Uji Aktifitas Antibakteri Uji daya antibakteri dilakukan dengan metode difusi kertas cakram. Hasil uji daya antibakteri didasarkan pada pengukuran diameter daerah hambat (DDH) pertumbuhan bakteri yang terbentuk di sekeliling kertas cakram. Kertas cakram kosong dimasukkan ke dalam ekstrak metanol daun kersen dengan konsentrasi 25%. Kemudian kertas cakram diletakkan di atas permukaan cawan petri yang berisi dengan media Mueller Hilton Agar yang masing-masing telah di inokulasi dengan bakteri uji Salmonella thypi dengan konsentrasi 106 CFU/mL. Masukkan pula kertas cakram kloramfenikol sebagai kontrol positif. Cawan petri kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Pengujian dilakukan 6 kali pengulangan. 7.2.5 Uji Kadar Hambat Minimum Uji kadar hambat minimal ekstrak etanol daun kersen dilakukan dengan metode dilusi lempeng agar. Hasil uji KHM didasarkan pada konsentrasi minimal dari ekstrak etanol daun kersen yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi. Uji KHM dilakukan dengan melakukan pengenceran berseri ekstrak etanol daun kersen 1 g/mL menjadi konsentrasi 25; 12,5; 6,25; 3,12; 1,56 dan 0,78%. Sebanyak 9 mL media Mueller Hilton Agar yang masih cair di campur dengan 1 mL ekstrak etanol daun kersen pada konsentrasi di atas, kemudian di tuang ke dalam cawan petri dan biarkan mengeras. Setelah agar keras, di inokulasi dengan bakteri Salmonella thypi dengan konsentrasi 106 CFU/mL. Cawan petri kemudian di inkubasikan selama 24 jam pada suhu 370C.
7