PEMBAHASAN Pada percobaan praktikum kali ini adalah cemaran mikroba. Tujuan percobaan praktikum ini adalah menguji tingkat pencemaran mikroba pada sampel yang diamati yaitu Obat Herbal Tradisional Tolak Angin dengan uji uji angka lempeng total (ALT) . Hasil pengujian ini akan dibandingkan dengan standar standar uji cemaran mikroba SNI 19-2897-1992. Menurut badan pengawasan obat dan makanan republik indonesia, cemaran adalah bahan yang tidak dikehendaki ada dalam makanan yang mungkin berasal dari lingkungan atau sebagai akibat proses produksi makanan, dapat berupa cemaran biologis, kimia dan benda asing yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Cemaran mikroba adalah cemaran dalam makanan yang berasal dari mikroba yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Sebelum melakukan percobaan, ruangan harus bersih dalam keadaan steril. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium. Setelah melakukan pensterilan ruangan, meja sebagai tempat melakukan penanaman inokula pun harus dibersihkan menggunakan alcohol 70 %. Hal ini dilakukan agar tidak terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Semua pekerjaan pada praktikum ini dilakukan dengan memperhatikan prosedur teknik aseptic. Teknis aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan sampel dari suatu tempat ke tempat lainnya. Tujuan teknik aseptis mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat pathogen. Kerja aseptic dilakukan dengan bekerja diantara dua nyala api Bunsen dengan jarak ± 20 cm hal ini dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi serta melindungi praktikan dari mikroorganisme pathogen maupun non non pathogen. Sebelum melakukan uji cemaran mikroba mikroba pada media umum maupun media diperkaya, alat dan bahan yang digunakan harus steril yang sudah di lakukan proses sterilisasi dengan panas lembab pada alat autoklaf. Hal ini bertujuan untuk menghancurkan secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya.
Pada praktikum kali ini media yang di gunakan dalam uji cemaran mikroba pada sampel Obat Herbal Tradisionla Tolak Angin Angin adalah Medium Medium padat (solid medium) yaitu nutrien agar (NA) dan potato dekstrose agar (PDA). Media NA (nutrient agar) yang mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan bakteri sedangkan media PDA (potato dextrose agar) dengan kandungan nutrisi karbohidrat (dektrosa) yang baik untuk pertumbuhan serta mengembangbiakkan kapang dan khamir.
Proses awal praktikum ini adalah membuat pengenceran pada sampel dengan 4 tingkat pengenceran 10-1 10-2 10-3 dan 10-4 dengan NaCl fisiologis dengan tujuan menginaktifkan pengawet yang ada di dalam sediaan tersebut serta untuk mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji kuantitatif. Karena tanpa dilakukannya pengenceran maka akan menyebabkan mikroba tumbuh dalam jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah mikroorganisme. Di gunakan NaCl fisiologis digunakan sebagai pengencer agar suspensi sampel tetap steril dan menghindari adanya kontaminan pada sampel. Selain itu, NaCl fisiologis juga dapat mempertahankan kondisi pH. Sebagaimana kita ketahui bahwa pertumbuhan mikroorganisme sangat peka terhadap perubahan pH, sehingga diperlukan suatu larutan pengencer yang tidak mempengaruhi kondisi pH. Setiap setelah melakukan tingkat pengenceran dilakukan pengocokan dengan alat Vortex Mixer, alat ini berfungsi untuk menghomogenisasi campuran antara NaCl dengan sampel.
Proses kedua, memasukan sampel Obat Herbal Tradisional Tolak Angin ke dalam cawan petri dengan masing-masing tingkat pengenceran kemudian memasukan media Nutrien Agar dan Potato Dekstrose Agar. Untuk Potato Dekstrose Agar, media ini di tambah dengan kloramfenikol yang merupakan antibakteri atau bahan yang dapat membunuh bakteri. Kemudian cawan petri yang berisi sampel dan media di goyangkan searah jarum jam serta berlawanan arah jarum jam. Ini bertujuan untuk mencampurkan dengan rata antara sampel dengan media.
Proses ketiga, cawan petri yang berisi sampel dengan masing-masing media Nutrien Agar dan Potato Dextrose Agar yang sudah memadat kemudian di inkubasi. Untuk sampel di media Nutrien Agar di inkubasi pada temperatur 37 oC selama 2 hari, dikarenakan temperatur optimal perumbuhan bakteri di 37 oC sedangkan untuk sampel di Potato Dextrose Agar di inkubasi pada temperatur 25 oC selama 6 hari dikarenakan temperatur optimal perumbuhan kapang dan khamir di 25 oC. Hasil inkubasi pada temperatur 37 oC pada tanggal 13 desember 2013 hari jum’at pada sampel Tolak Angin di media Nutrien Agar (NA) di dapat data pada pengenceran tingkat 10 -1 terdapat 1 koloni, pengenceran tingkat 10 -2 terdapat 39 koloni, pengenceran tingkat 10 -3 terdapat 2 koloni dan pengenceran tingkat 10 -4 tidak ada koloni. Hasil inkubasi pada temperatur 37 oC pada tanggal 16 desember 2013 hari senin pada sampel Tolak angin di media Nutrien Agar (NA) pada pengenceran tingkat 10 -1 terdapat 15 koloni, pengenceran tingkat 10-2 terdapat 62 koloni, pengenceran tingkat 10 -3 terdapat 3 koloni dan pengenceran
tingkat 10-4 terdapat tidak ada koloni. Pada data ini menyatakan bahwa bakteri mengalami pertumbuhan selama 2 hari. Pada media Nutrient Agar ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan jumlah yang cukup dan baik untuk pertumbuhan bakteri. Pada data ini tingkat pengenceran 10 -1 < 10 -2 seharusnya semangkin tinggi tingkat pengenceran maka akan mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan, sehingga ini memungkin terjadi kontaminasi mikroorganisme di lingkungan sekitar. Dan sampel ini menunjukan bahwa sampel jamu Tolak Angin mengandung bakteri.
Hasil inkubasi pada temperatur 25 oC pada tanggal 13 desember 2013 hari jum’at pada sampel Tolak Angin di media Potato Dextrose Agar (PDA) pada pengenceran tingkat 10 -1 tidak ada kapang/khamir, pengenceran tingkat 10 -2 tidak ada kapang/khamir, pengenceran tingkat 10-3 tidak ada kapang/khamir, pengenceran tingkat 10 -4 tidak ada kapang/khamir. Hasil inkubasi pada temperatur 25 oC pada tanggal 16 desember 2013 hari senin pada sampel Tolak Angin di media Potato Dextrose Agar (PDA) pada pengenceran tingkat 10 -1 tedapat 1 koloni kapang/khamir, pengenceran tingkat 10 -2 terdapat 5 koloni kapang/khamir, pengenceran tingkat 10-3 tidak terdapat kapang/khamir dan pengenceran tingkat 10 -4 tidak terdapat kapang/khamir. Hasil inkubasi pada temperatur 25 oC pada tanggal 17 desember 2013 hari selasa pada sampel Tolak Angin di media Potato Dextrose Agar (PDA) pada pengenceran tingkat 10-1 terdapat 1 koloni kapang/khamir, pengenceran tingkat 10 -2 terdapat 14 koloni kapang/khamir, pengenceran tingkat 10 -3 tidak terdapat kapang/khamir dan pengenceran tingkat 10-4 tidak terdapat kapang/khamir. Pada data ini menyatakan bahwa kapang/khamir mengalami pertumbuhan selama 6 hari karena PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir. Pada data ini tingkat pengenceran 10 -1 < 10-2 seharusnya semangkin tinggi tingkat pengenceran maka akan mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan, sehingga ini memungkin terjadi kontaminasi mikroorganisme di lingkungan sekitar. Dan sampel ini menunjukan bahwa sampel jamu Tolak Angin mengandung kapang/khamir.
Hasil inkubasi pada temperatur 37 oC pada pengenceran tingkat 10 -1 10-2 10 -3 dan10-4 selama 2 hari di media Nutrien Agar jumlah kontaminasi bakteri melalui uji angka lempeng total dari sampel jamu tolak angin yang menunjukkan jumlah angka kontaminasi bakteri tidak dari standar batas kontaminasi bakteri adalah sebesar 62 x 102 CFU/ml. Diketahui bahwa jumlah kontaminasi bakteri yang masih dianggap aman untuk dikonsumsi pada obat tradisional
sesuai yang disyaratkan oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu sebesar < 106 CFU/ml. Hasil inkubasi pada temperatur 25 oC pada pengenceran tingkat 10 -110-2 10-3 dan 10 -4 selama 6 hari di media Potato Dextrose Agar jumlah kontaminasi kapang/khamir melalui uji perhitungan ALT dan angka kapang/khamir dari sampel jamu Tolak Angin menunjukkan jumlah angka kontaminasi angkakapang/khamir tidak ada pertumbuhan karena <10 CFU/ml. Batas kontaminasi kapang/khamir yang masih dianggap aman untuk dikonsumsi pada obat tradisional Tolak Angin sesuai yang disyaratkan oleh Departemen KesehatanRI, yaitu sebesar < 106 CFU/ml. Kecilnya jumlah koloni bakteri dan kapang/khamir pencemar dalam sediaan jamu Tolak Angin tersebut dapat disebabkan proses pembuatan jamu yang memperhatikan unsur sanitasi dan higien sehingga produk Jamu Tolak Angin layakan untuk dikonsumsi.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan uji tingkat pencemaran mikroba pada sampel Jamu Tolak Angin dengan uji angka lempeng total (ALT) bakteri dan kapang/khamir dapat disimpulkan bahwa sampel Tolak Angin terkontaminasi oleh bakteri dan kapang/khamir dengan jumlah kontaminan yang tidak melebihi ambang batas konsumsi, yaitu sebesar <10 6 CFU/ml untuk bakteri dan <10 4 CFU/ml untuk kapang/khamir. Sehingga produk Jamu Tolak Angin layakan untuk dikonsumsi.
.