1
BAB I PENDAHULUAN
.1. .1. Lata Latarr Belak Belakan ang g
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai ditandai oleh hambata hambatan n aliran aliran udara udara di saluran saluran nafas yang bersifat bersifat progres progresif if nonreve nonreversib rsible le atau reversib reversible le parsial parsial.. PPOK PPOK terdiri terdiri dari bronkiti bronkitiss kronik kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Bronkhitis kronik sendiri ditandai dengan adany adanyaa batuk batuk kroni kronik k berdah berdahak ak minim minimal al 3 bulan bulan dalam dalam setahu setahun, n, sekur sekuran anggkurangny kurangnyaa dua tahun tahun berturut berturut-tur -turut, ut, dan tidak tidak disebabk disebabkan an penyakit penyakit lainnya. lainnya. edangkan emfisema adalah suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Pada ada
prak prakte tekn kny ya
!uku !ukup p
bany banyak ak pend pender erit itaa
bron bronki kiti tiss
kron kronis is "uga "uga
memperlihatkan tanda-tanda emfisema, termasuk penderita asma persisten berat dengan obstruksi "alan napas yang tidak reversible penuh, dan memenuhi kriteria PPOK. Kebi Kebiasa asaan an meroko merokok k merup merupaka akan n satu-s satu-sat atuny unyaa penye penyebab bab kausa kausall yang yang terpenting dari PPOK, "auh lebih penting daripada faktor penyebab lainnya. elain itu, itu, fakto faktorr risi risiko ko lain lain yang yang dapat dapat meny menyeba ebabka bkan n PPOK PPOK diant diantar arany anyaa adala adalah h hipereaktiviti hipereaktiviti bronkus, ri#ayat infeksi saluran nafas ba#ah berulang, dan ri#ayat terpa"an polusi udara di lingkungan dan tempat ker"a. $i %ndonesia, berdasarkan urvei Kesehatan &umah 'angga tahun *+, asma, asma, bronki bronkitis tis kronik kronik,, dan dan emfi emfisem semaa mendu menduduk dukii perin peringka gkatt ke- ke- sebag sebagai ai penyebab kesakitan terbanyak dari penyebab kesakitan utama. K&' $epkes &% menun menun"uk "ukkan kan angka angka kemati kematian an karena karena asma asma,, bronk bronkit itis is kronis kronis,, dan emfisem emfisemaa mendudu menduduki ki peringka peringkatt ke-+ dari penyebab penyebab terseri tersering ng kematian kematian di %ndonesia. /aktor yang berperan dalam peningkatan tersebut diantaranya adalah kebiasaan merokok yang masih tinggi (laki-laki di atas tahun +-01), polusi udara udara terutam terutamaa di kota besar, dan industri industrialis alisasi. asi. Karena "umlah "umlah dan tingkat tingkat
2
mortalitas akibat kasus PPOK di %ndonesia adalah tinggi, maka sebagai dokter umum harus dapat mengenali dan melakukan terapi pada PPOK.
.2. .2. Tujuan juan
'u"uan 'u "uan pembuatan laporan kasus yang ber"udul 2Penyakit 2Penyakit Paru Obstruktif Obstruktif Kronis Kronis (PPOK) (PPOK) ini adalah adalah untuk untuk membaha membahass ge"ala-g ge"ala-ge"a e"ala la klinis, klinis, pemerik pemeriksaan saan fisik, fisik, pemerik pemeriksaan saan penun"an penun"ang, g, penatala penatalaksan ksanaan, aan, dan prognosi prognosiss bagi penderit penderitaa penyakit ini, mengingat kasus kas us PPOK semakin meningkat men ingkat setiap tahunnya. t ahunnya. $engan begitu diharapkan kita mampu menekan angka morbiditas morb iditas dan mortalitas PPOK.
3
BAB II LAPORAN KASUS
.1
.2
IDENTIFIKASI
ama
4 'n. 5
5enis Kelamin
4 6aki-laki
7 s ia
4 0 tahun
8lamat
4 &a#a 9angun
Peker"aan
4 Pensiunan
tatus Perka#inan
4 9enikah
8gama
4 %slam
9&
4 Oktober
ANAM ANAMNE NESI SIS S Tangga nggall 1! Ok Okt" t"#e #err 2$1% 2$1% & Kelu'an Uta(a
esak yang bertambah hebat se"ak : hari 9&. 9&.
R)*a+at Perjalanan Pen+ak)t
Os datang ke &umah akit %slam 5akarta ukapura mengeluh batuk berdahak se"ak tahun 9&. Batuk berdahak ber#arna putih dan kental, sendo sendok k makan makan setia setiap p batuk batuk.. Os "uga "uga meras merasaa demam demam yang yang hilan hilang g timbul timbul namun tidak terlalu tinggi, os merasa sering mual tanpa disertai muntah, sesak (-), nyeri dada (-), nafsu makan biasa, B8B dan B8K biasa. Os tidak berobat. 'iga 'iga minggu 9&, 9&, os mengeluh batuk berdahak semakin sering, dahak dahak #arna #arna putih kental, kental, : sendok sendok makan setiap batuk, os "uga merasa merasa sesak sesak yang hilang hilang timbul, timbul, mengi(mengi(-), ), tidak tidak dipengar dipengaruhi uhi !ua!a !ua!a dan aktivita aktivitas, s, sesak pada malam hari tidak ada, sesak ketika melakukan aktifitas ringan tidak ada. $emam (-). ;nam hari 9& os mengeluh mengeluh sesak napas semakin bertambah, bertambah, mengi(-). esak napas tidak dipengaruhi aktivitas, !ua!a, dan emosi. esak
4
napa napass tida tidak k berk berkur uran ang g saat saat isti istira raha hat. t. Batu Batuk k (<), (<), daha dahak k #arn #arnaa kuni kuning ng kehi"auan. yeri dada (<) di dada kanan seperti ditusuk setiap os batuk. yeri dada tidak men"alar ke tempat lain. 9ual (<), muntah (-), penurunan nafsu makan (<), os berobat ke dokter dan diberi obat. Os lupa nama obatnya. amun keluhan os tidak berkurang. atu hari 9& os mengeluh semakin sesak. $emam (<) tidak terlalu tinggi, nyeri ulu hati (<), mual (<), penurunan nafsu makan (<), B8B dan B8K biasa. Os berobat ke &%5 =empaka Putih dan dira#at.
R)*a+at Pen+ak)t Da'ulu
&i#ayat >ipertensi, $iabetes 9elitus, 8sma, 'B tidak ada
R)*a+at Pen+ak)t Keluarga
&i#ayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal. &i#ayat >ipertensi, $iabetes 9elitus, 8sma, 'B di Keluarga tidak ada
R)*a+at Alerg)
8lergi 9akanan, obat dan debu tidak ada
R)*a+at P,)k",",)al
Os makan teratur -3 ? dalam sehari. &i#ayat minum kopi ? @ hari. &i#ayat &i#ayat merokok (<) selama tahun, bungkus@hari. bungkus@hari. Os berhenti merokok se"ak hari 9&
.!
PEMERIKSAAN FISIK Kea-aan U(u(
Keadaan 7mum
4 'ampak sakit sedang.
Kesadaran
4 =omposmentis
Aii
4 Kurang
'inggi badan
4 + 3 ! m
5
Berat badan
4 C kg
%9'
4 C@(.+3) D ,*
'ekanan darah
4 @0 mm>g
adi
4 + ?@m,
Pernapasan
4 + ?@m
'emperatur
4 3+,=
Statu, /eneral),
E
Kepala
4 ormo!ephal, rambut lurus, distribusi rata, tidak mudah
di!abut E
9ata
4 Kon"ungtiva anemis (-@-), sklera ikterik (-@-), refle? !ahaya (<@
<), pupil isokor E
>idung
4 ekret (-), epistaksis (-), septum deviasi (-), epistaksis (-)
E
'elinga
4 ormotia, se!ret (-), serumen (-), nyeri tekan (-)
E
9ulut
4 Bibir lembab, mukosa faring hiperemis (-), karies dentis (-)
!oated tongue (-), '@' E
6eher
4 Pembesaran KAB (-), Pembesaran Kel. 'iroid (-), 5FP (-)
!m>O E
'horaks Bentuk -a-a
barrel chest 0
-)a(eter anter"",ter)"r 1 3(0 -)a(eter
tran,4er,al 25 3( , nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), krepitasi (-), spider
nevi (-). E
Paru-Paru 6
%nspeksi
4 imetris, pergerakan dinding tidak ada
yang tertinggal, retraksi sela iga (-), barrel chest 0 ,ela )ga (ele#ar 7&.
E
Palpasi
4 Fokal fremitus teraba sama.
E
Perkusi
4 H)er,"n"r a-a ke-ua laang aru ,
Batas paru hepar di mid!lavi!ularis %= %F dan F. 6
8uskultasi
4 Fesikuler (<@<), #heeing (-@-), r"nk')
#a,a' 787& ()n)(al a-a #a,al aru kanan -an k)r)
6
E
5antung E
%nspeksi
4 %!tus !ordis tidak terlihat
E
Palpasi
4 %!tus !ordis teraba di %= %F linea
mid!lavi!ula sinistra E
Perkusi
Batas 8tas Batas Kanan Batas Kiri E
4
4 %= %%% 6inea Parasternalis $e?tra 4 %= %F 6inea Parasternalis $e?tra 4 %= %F 6inea 9id!lavi!ula inistra 8uskultasi
4 Bunyi "antung % dan %% murni reguler,
murmur (-), gallop (-) E
8bdomen E
%nspeksi
4 $atar, !ar (-), distensi (-), massa (-),
E
8uskultasi
4 Bising usus *?@menit (ormal)
E
Perkusi
4 'impani pada keempat kuadran abdomen
E
Palpasi
4 N+er) tekan e)ga,tr)u(7&0 Pembesaran hepar
(-), Pembesaran 6ien (-), E
;kstremitas atas 4 E
E
;kstremitas ba#ah 4 E
.9
8kral hangat (<), =&' G detik (<@<), ;dema (-@-),sianosis (-@-).
8kral hangat (<), =&' G detik (<@<), ;dema (-@-),sianosis (-@-).
7
.9
PEMERIKSAAN PENUN:AN/ Pe(er)k,aan La#"rat"r)u( Dara' rut)n Tanggal 12 Okt"#er 2$1% &
'anggal@ 5am
Pemeriksaan
>asil
atuan
ilai ormal
-- (*43C)
>ematologi &utin
>emoglobin
C,+
g@d6
3, H 0,3
5umlah 6eukosit
201$
3@m6
3,* H ,+
>ematokrit
C
1
C H
'rombosit
C
3@m6
H CC
;ritrosit
.C
+@m6
C,C H ,
9=F
*
f6
* H
9=>
3
pg
+ H 3C
9=>=
33
g@d6
3 -3+
K)()a Kl)n)k Pe(er)k,aan 7reum =reatinin Protein 'otal 8lbumin Alobulin AO' AP' atrium Kalium 6;$
Ha,)l
3+ mg@dl , mg@dl +, g@dl 205 g8-l 3,3 g@dl C u@6 u@6 3 mmol@6 3, mmol@6 * mm@"am
N)la) n"r(al -C mg@dl G,C mg@dl +,-0,* g@dl 3,-, g@dl
GC 7@% GC 7@% 3- mmol@l 3,-, mmol@l 6 G mm@"am, P G
mm@"am Pe(er)k,aan Ra-)"l"g) F"t" t'"ra; PA0 tanggal 19 Okt"#er 2$1%&
8
•
Kualitas foto baik
•
imetris
•
'rakea di tengah
•
'ulang-tulang baik
•
ela iga melebar
•
$iafragma tenting (-)
•
='& G 1
•
udut !ostophreni!us tumpul
•
Parenkim paru4 hiperlusen (hiperaerasi)
Kesan 4 PPOK
RESUME
9
'n. 5 0 tahun datang dengan keluhan utama dispnea yang bertambah hebat se"ak : hari 9&. atu tahun 9&, os mengeluh batuk, dahak (<), #arna putih, : sendok makan setiap batuk. $emam (<) tidak terlalu tinggi, demam turun naik nafsu makan biasa, B8B dan B8K biasa. Os tidak berobat. 'iga minggu 9&, os mengeluh batuk berdahak semakin sering. esak (<) hilang timbul tidak dipengaruhi suhu dan aktivitas. ;nam hari 9& os mengeluh sesak napas semakin bertambah. esak napas tidak dipengaruhi aktivitas, !ua!a, dan emosi. esak napas tidak berkurang saat istirahat. Batuk (<), dahak kuning kehi"auan. yeri dada (<) di dada kanan seperti ditusuk setiap os batuk. 9ual (<), penurunan nafsu makan (<), os berobat ke dokter dan diberi obat. amun keluhan os tidak hilang. atu hari 9& os mengeluh semakin sesak. $emam (<) tidak terlalu tinggi, nyeri ulu hati (<), mual (<), penurunan nafsu makan (<), B8B dan B8K biasa. Os berobat ke &%5 =empaka Putih dan dira#at. &i#ayat merokok (<) selama tahun, bungkus@hari. Os berhenti merokok se"ak hari 9&. $ari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan os tampak sakit sedang dengan kesadaran !ompos mentis. 'ekanan darah @0 mm>g, nadi + ?@menit, pernapasan + ?@menit, temperatur 3+,=, 5FP (-) !m> O. Pada pemeriksaan paru imetris, pergerakan dinding tidak ada yang tertinggal, retraksi sela iga (-), barrel chest , sela iga melebar (<). Pada palpasi didapatkan Fokal fremitus teraba
sama. Pada perkusi didapatkan >ipersonor pada kedua lapang paru, Batas paru hepar di mid!lavi!ularis %= %F dan F. Pada auskultasi, Fesikuler menurun pada paru kanan, ronkhi basah (<@<) minimal pada basal paru, #heeing (-). yeri epigastrium (<) Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar leukosit dan la"u endap darah yang meningkat, menun"ukkan adanya tanda-tanda infeksi serta kadar albumin yang rendah. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun"ang, dapat dipikirkan kemungkinan PPOK eksaserbasi akut dan pneumonia tipikal.
10
DIA/NOSIS KER:A
$ispnea e.! PPOK eksaserbasi akut < Pneumonia tipikal
DIA/NOSIS BANDIN/
$ispnea e.! susp. 'B paru $ispnea e.! usp. 'umor paru kanan
DAFTAR MASALAH
-
esak afas
-
Batuk
-
$ispepsia
ASSESMENT 1. Se,ak Na
4 Os mengeluh sesak se"ak 3 minggu 9&, sesak hilang timbul tidak
dipengaruhi suhu dan aktivitas. esak napas tidak dipengaruhi aktivitas, !ua!a, dan emosi. esak napas tidak berkurang saat istirahat. &i#ayat merokok (<) selama tahun, bungkus@hari. Os berhenti merokok se"ak hari 9&.
O 4 'ekanan darah @0 mm>g, nadi + ?@menit, pernapasan + ?@menit, temperatur 3+,= Pada Pemeriksaan fisik didapatkan 5FP (-) !m>O. Pada pemeriksaan paru imetris, pergerakan dinding tidak ada yang tertinggal, retraksi sela iga (-), barrel chest , sela iga melebar (<). Pada palpasi didapatkan Fokal fremitus teraba sama. Pada perkusi didapatkan >ipersonor pada kedua lapang paru, Batas paru hepar di mid!lavi!ularis %= %F dan F. Pada
11
auskultasi, Fesikuler menurun pada paru kanan, ronkhi basah (<@<) minimal pada basal paru, #heeing (-). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar leukosit dan la"u endap darah yang meningkat, Pada pemeriksaan radiologi terdapat gambaran hiperlusan dengan kesan PPOK 8 4 $ispnea e! PPOK $$@ $ispnea e! Pneumonia atipik $$@ $ispnea e! 'B paru $$@ $ispnea e! =>/ $$@ $ispnea e! 8sma P
4&en!ana ;dukasi 4 Kurangi merokok dan paparan terhadap polusi udara. &en!ana Pemeriksaan Penun"ang 4 >ematologi &utin, pirometri, 6;$,
Kimia Klinik, 8nalisa Aas $arah, =ek 9ikrobiologi putum, B'8 P, Bronkoskopi.
&en!ana Penatalaksanaan 4
• %stirahat @ $iet 9B @ O 6@menit • ebulisasi !ombivent resp ekstra • %F/$ $1 < drip aminopilin * "am @ kolf • %n"eksi 9ethylprednisolon ? I amp %F
2. Batuk
4 Batuk berdahak se"ak tahun 9&, #arna putih, : sendok makan
setiap batuk. Batuk berdahak ber#arna kuning kehi"auan se"ak + hari 9&. Batuk semakin lama semakin bertambah. &i#ayat merokok (<) selama tahun, bungkus@hari. Os berhenti merokok se"ak hari 9&.
12
O
4 $ari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan os tampak sakit sedang
dengan kesadaran !ompos mentis. 'ekanan darah @0 mm>g, nadi + ?@menit, pernapasan + ?@menit, temperatur 3+,=, 5FP (-) !m> O. Pada pemeriksaan paru imetris, pergerakan dinding tidak ada yang tertinggal, retraksi sela iga (-), barrel chest , sela iga melebar (<). Pada palpasi didapatkan Fokal fremitus teraba
sama. Pada perkusi didapatkan >ipersonor pada kedua lapang paru, Batas paru hepar di mid!lavi!ularis %= %F dan F. Pada auskultasi, Fesikuler menurun pada paru kanan, ronkhi basah (<@<) minimal pada basal paru, #heeing (-). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar leukosit dan la"u endap darah yang meningkat. Pada pemeriksaan radiologi terdapat gambaran hiperlusan dengan kesan PPOK 8
4 Batuk lama e! PPOK $$@ Batuk lama e! Pneumonia atipik $$@ Batuk lama e! 'B paru
P
4 &en!ana ;dukasi 4 Kurangi merokok dan paparan terhadap polusi udara. &en!ana Pemeriksaan Penun"ang 4 >ematologi &utin, pirometri, 6;$,
Kimia Klinik, =ek 9ikrobiologi putum, B'8 P, /oto &ontgen. &en!ana Penatalaksanaan 4
• %stirahat @ $iet 9B @ O 6@menit • ebulisasi !ombivent resp ekstra • %F/$ $1 < drip aminopilin * "am @ kolf selama "am • 8mbro?ol 3 ? tab • %n"eksi 9ethylprednisolon ? I amp %F
!. D),e,)a
13
4 Os mengeluh nyeri ulu hati se"ak hari 9&, mual (<), muntah (-)
penurunan nafsu makan (<), B8B dan B8K biasa. $ari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan os tampak sakit sedang dengan kesadaran !ompos mentis. 'ekanan darah @0 mm>g, nadi + ?@menit, pernapasan + ?@menit, temperatur 3+,=, nyeri epigastrium (<) O
4 $ari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan os tampak sakit sedang
dengan kesadaran !ompos mentis. 'ekanan darah @0 mm>g, nadi + ?@menit, pernapasan + ?@menit, temperatur 3+,=, nyeri epigastrium (<) 8
4 $ispepsia fungsional e! gastritis $$ H $ispepsia organi! e! A;&$
P
4 &en!ana Pemeriksaan Penun"ang 4 ;ndoskopi dan =ek ;lektrolit &en!ana Penatalaksanaan 4
•
%n". &anitidin ampul
•
%n". Ondan!entron mpul
•
;dukasi pola makan yang di"aga dengan makan dengan porsi sedikit dengan intensitas yang sering, "angan terlalu banyak makan pedas dan kopi.
• PRO/NOSIS
Juo ad vitam
4 dubia ad bonam
Juo ad fun!tionam
4 dubia ad malam
14
FOLLO= UP 12 Okt"#er 2$1%
4
esak, nafsu makan kurang, mual, Batuk berdahak
O 4 Keadaan 7mum Kesadaran 'ekanan $arah adi /rekuensi Pernapasan 'emperatur
Keadaan pesifik 6eher 'hora?
8 4
P 4
=ompos 9entis @+ mm>g C?@m reguler C?@m 3+,Co=
5FP (-) !m >O, Pembesaran KAB (-) Barrel !hest, sela iga melebar =or 4 >& 4 C?@m, murmur (-), gallop (-) Pulmo 4 %4 statis simetris, dinamis4 dada kanan tertinggal P4 stem fremitus simetris kanan dan kiri P4 hipersonor pada kedua lapangan paru 84 vesikuler (<) normal pada paru kiri, menurun pada paru kanan, ronkhi (<) basah sedang di basal paru, #heeing (-) PPOK eksaserbasi perbaikan < tipikal $$@ 'umor paru kanan - %stirahat - $iet B 'K'P tinggi albumin - %F/$ a=l ,1 gtt @menit - OB> syrup 3 ? ! - 8nta!id syrup 3? ! - $onperidone 3? - =eftria?on ? g - BB+B 3?
pneumonia
&en!ana 4 - B'8 %, %%, %%% - Kultur reg mikroorganisme sputum - ;kspertise &ontgen 6ateral - 7rine rutin 1! Okt"#er 2$1%
4 O 4 Keadaan 7mum
esak berkurang, batuk berdahak berkurang, demam
15
ensorium 'ekanan $arah adi /rekuensi Pernapasan 'emperatur
Keadaan pesifik Kepala 6eher 'hora?
8bdomen
;kstremitas
8 4 P 4
=ompos 9entis @+ mm>g C?@m reguler C?@m 30,+L=
Palpebra !on"ungtiva pu!at (-), klera ikterik (-) 5FP (-) !m >O, Pembesaran KAB (-) =or 4 >& 4 C?@m, murmur (-), gallop (-) Pulmo 4 % 4 tatis dan dinamis kanan-kiri imetris P 4 tem /remitus simetris P 4 onor di Kedua 6apangan Paru 8 4 vesikuler (<) normal pada paru kiri, menurun pada paru kanan, ronkhi (<) basah sedang di basal paru, #heeing (-) $atar, lemas, hepar dan lien sulit dinilai, bising usus(<) ;dema pretibial (-) PPOK eksaserbasi perbaikan < pneumonia tipikal $$@ 'umor paru kanan - %stirahat B 'K'P tinggi - $iet albumin a=l ,1 gtt - %F/$ @menit - 8nta!id syrup 3? ! - $onperidone 3? - =eftria?on ? g - BB+B 3?
19 Okt"#er 2$1%
4 O 4 Keadaan 7mum ensorium 'ekanan $arah adi /rekuensi Pernapasan 'emperatur
Keadaan pesifik Kepala 6eher
esak berkurang, batuk berdahak berkurang =ompos 9entis @+ mm>g ?@m reguler 3+?@m 30,*o=
Palpebra !on"ungtiva pu!at (-), klera ikterik (-) 5FP (-) !m >O, Pembesaran KAB (-)
16
'hora?
8bdomen
8 4 P 4
;kstremitas
Barrel !hest, sela iga melebar =or 4 >& 4 ?@m, murmur (-), gallop (-) Pulmo 4 %4 statis4 simetris kaDki, dinamis4 dada kanan tertinggal P4 stem fremitus menurun di hemithoraks kanan P4 hipersonor pada kedua lapangan paru 84 vesikuler menurun pada paru kanan, ronkhi basah halus (<) pada basal paru, #heeing (-) $atar, tegang, nyeri tekan (<), hepar dan lien sulit dinilai, bising usus (<) normal ;dema pretibial (<@<) 8kral hangat =lubbing finger (-@-) PPOK eksaserbasi perbaikan < pneumonia tipikal $$@ 'umor paru kanan - %stirahat - $iet B 'K'P - %F/$ a=l ,1 gtt @menit - OB> syrup 3 ? ! - 8nta!id syrup 3? ! - $onperidone 3? - =eftria?on ? g - BB+B 3? - Koreksi albumin
17
BAB III TIN:AUAN PUSTAKA
.1. Anat"() -an F),)"l"g) Paru
Paru-paru adalah salah satu organ sistem pernapasan yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura perietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak, elastis, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam rongga torak. 9asing-masing paru-paru mempunyai apeks yang tumpul dan men"orok keatas kira-kira , !m di atas klavikula. /asies kostalis yang berbentuk konveks berhubungan dengan dinding dada sedangkan fasies mediastinalis yang berbentuk konkaf membentuk peri!ardium. Pada pertengahan permukaan paru kiri terdapat hilus pulmonalis yaitu lekukan di mana bronkus, pembuluh darah, dan saraf masuk ke paru-paru membentuk radiks pulmonalis.,* a. 8peks pulmo Berbentuk bundar menon"ol ke arah dasar yang melebar mele#ati apartura torasis superior ,-C !m di atas u"ung iga pertama. b. Basis pulmo
18
Pada paru-paru kanan, bagian yang berada di atas permukaan !embung diafragma akan lebih menon"ol ke atas daripada paru-paru bagian kiri, maka basis paru kanan lebih kontak daripada paru-paru kiri. !. %nsisura atau fisura $engan adanya fisura atau takik yang ada pada permukaan, paru-paru dapat dibagi men"adi beberapa lobus. 6etak insisura dan lobus dapat digunakan untuk menentukan diagnosis. Pada paru-paru kiri terdapat insisura yaitu insisura obliges. %nsisura ini membagi paru-paru kiri atas men"adi tiga lobus yaitu lobus superior, medius, dan lobus inferior yang terbagi men"adi beberapa segmen. Paru-paru kanan memiliki dua insisura yaitu insisura obligue dan insisura interlobularis sekunder. Pada paru kanan hanya terdapat dua lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior yang "uga terbagi men"adi beberapa segmen.
19
F),)"l"g) Paru
9anusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. $alam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua !ara pernapasan, yaitu4 &espirasi @ Pernapasan $ada Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk . 9ekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut4 . /ase inspirasi. /ase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar. . /ase ekspirasi. /ase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada men"adi ke!il. Otot-otot yang digunakan ketika bernapas yaitu4 a. Otot yang $igunakan aat %nspirasi
• • •
Kontraksi diafragma Kontraksi otot eksternal Kontraksi otot aksesori0 seperti sterno!leidomastoid, serratus anterior,
pe!toralis minor, dan otot s!alens. b. Otot yang $igunakan aat ;kshalasi • Otot internal inetrkostal dan transversus thora!is. • Otot abdominal, termasuk obliMue internal dan eksternal, tranversus abdominis dan otot re!tus abdominis, dapat membantu otot internal interkostal saat ekshalasi.
!.2 De<)n),)
=OP$ atau Penyakit Paru Obstruksi Kronis merupakan penyakit yang dapat di!egah dan dira#at dengan beberapa ge"ala ekstrapulmonari yang signifikan, yang dapat mengakibatkan tingkat keparahan yang berbeda pada tiap individual. Penyakit paru kronik ini ditandai dengan keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif, biasanya
20
disebabkan oleh proses inflamasi paru yang disebabkan oleh pa"anan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik. Aangguan ini dapat di!egah dan dapat diobati. Penyebab utama PPOK adalah rokok, asap polusi dari pembakaran, dan partikel gas berbahaya.3 !.!
Pre4alen,)
$i 8merika, kasus kun"ungan pasien PPOK di instalasi ga#at darurat men!apai angka , "uta, 0+. memerlukan pera#atan di rumah sakit dan . meninggal selama tahun . ebagai penyebab kematian, PPOK menduduki peringkat ke empat setelah penyakit "antung, kanker dan penyakti serebro vas!ular. Biaya yang dikeluarkan untuk penyakit ini men!apai NC milyar per tahunnya. >O memperkirakan bah#a men"elang tahun prevalensi PPOK akan meningkat. 8kibat sebagai penyebab penyakit tersering peringkatnya akan meningkat dari ke duabelas men"adi ke lima dan sebagai penyebab kematian akan meningkat dari ke enam men"adi ke tiga. Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga $ep. Kes. &% tahun , PPOK bersama asma bron!hial menduduki peringkat ke enam. 9erok merupakan farktor risiko terpenting penyebab PPOK di samping faktor risiko lainnya seperti polusi udara, faktor genetik dan lain-lainnya.
!.9.
Et)"l"g)
etiap orang dapat terpapar dengan berbagai ma!am "enis yang berbeda dari partikel yang terinhalasi selama hidupnya, oleh karena itu lebih bi"aksana "ika kita mengambil kesimpulan bah#a penyakit ini disebabkan oleh iritasi yang berlebihan dari partikel-partikel yang bersifat mengiritasi saluran pernapasan. etiap partikel, bergantung pada ukuran dan komposisinya dapat memberikan
21
kontribusi yang berbeda, dan dengan hasil akhirnya tergantung kepada "umlah dari partikel yang terinhalasi oleh individu tersebut. 8sap rokok merupakan satu-satunya penyebab terpenting, "auh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. /aktor resiko genetik yang paling sering di"umpai adalah defisiensi alfa- antitripsin, yang merupakan inhibitor sirkulasi utama dari protease serin.3 /aktor resiko =OP$ bergantung pada "umlah keseluruhan dari partikel partikel iritatif yang terinhalasi oleh seseorang selama hidupnya 4C
♣ 8sap rokok Perokok aktif memiliki prevalensi lebih tinggi untuk mengalami ge"ala respiratorik, abnormalitas fungsi paru, dan mortalitas yang lebih tinggi dari pada orang yang tidak merokok. &esiko untuk menderita =OP$ bergantung pada 2dosis merokoknya, seperti umur orang tersebut mulai merokok, "umlah rokok yang dihisap per hari dan berapa lama orang tersebut merokok. ;nviromental toba!!o smoke (;') atau perokok pasif "uga dapat mengalami ge"ala-ge"ala respiratorik dan =OP$ dikarenakan oleh partikel partikel iritatif tersebut terinhalasi sehingga mengakibatkan paru-paru 2terbakar. 9erokok selama masa kehamilan "uga dapat me#ariskan faktor resiko kepada "anin, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan paru paru dan perkembangan "anin dalam kandungan, bahkan mungkin "uga dapat mengganggu sistem imun dari "anin tersebut.
♣ Polusi tempat ker"a (bahan kimia, at iritan, gas bera!un) ♣ %ndoor 8ir Pollution atau polusi di dalam ruangan. >ampir 3 milyar orang di seluruh dunia menggunakan batubara, arang, kayu bakar ataupun bahan bakar biomass lainnya sebagai penghasil energi untuk memasak, pemanas dan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya. ehingga
22
%8P memiliki tanggung "a#ab besar "ika dibandingkan dengan polusi di luar ruangan seperti gas buang kendaraan bermotor. %8P diperkirakan membunuh "uta #anita dan anak-anak setiap tahunnya.
♣ Polusi di luar ruangan, seperti gas buang kendaraan bermotor dan debu "alanan.
♣ %nfeksi saluran nafas berulang ♣ 5enis kelamin $ahulu, =OP$ lebih sering di"umpai pada laki-laki dibanding #anita. Karena dahulu, lebih banyak perokok laki-laki dibanding #anita. 'api de#asa ini prevalensi pada laki-laki dan #anita seimbang. >al ini dikarenakan oleh perubahan pola dari merokok itu sendiri. Beberapa penelitian mengatakan bah#a perokok #anita lebih rentan untuk terkena =OP$ dibandingkan perokok pria.
♣ tatus sosio ekonomi dan status nutrisi ♣ 8sma ♣ 7sia. Onset usia dari =OP$ ini adalah pertengahan
!.%.
Pat"gene,),
eperti telah di"elaskan sebelumnya, bah#a faktor resiko utama dari =OP$ ini adalah merokok. Komponen-komponen asap rokok ini merangsang perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus bronkus dan silia. elain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan sel-sel silia
23
ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam "umlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran nafas. 9ukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan men"adi sangat purulen. 'imbul peradangan yang menyebabkan edema dan pembengkakan
"aringan.
Fentilasi, terutama
ekspirasi
terhambat.
'imbul
hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang meman"ang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan.C Komponen-komponen asap rokok tersebut "uga merangsang ter"adinya peradangan kronik pada paru. 9ediator-mediator peradangan se!ara progresif merusak struktur-struktur penun"ang di paru. 8kibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka ventilasi berkurang. aluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal ter"adi akibat pengempisan (re!oil) paru se!ara pasif setelah inspirasi. $engan demikian, apabila tidak ter"adi re!oil pasif, maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps.C 8da beberapa karakteristik inflamasi yang ter"adi pada pasien =OP$, yakni 4 peningkatan "umlah neutrofil (didalam lumen saluran nafas), makrofag (lumen saluran nafas, dinding saluran nafas, dan parenkim), limfosit =$ *< (dinding saluran nafas dan parenkim). Qang mana hal ini dapat dibedakan dengan inflamasi yang ter"adi pada penderita asma.
!.
Kla,)<)ka,)
Berdasarkan Alobal %nitiative for =hroni! Obstru!tive 6ung $isease (AO6$) 0, dibagi atas C dera"at 4C 1.
Derajat I> ?OPD r)ngan
24
$engan atau tanpa ge"ala klinis (batuk produksi sputum). Keterbatasan aliran udara ringan (F;P @ KFP G 01R F;P S *1 Prediksi). Pada dera"at ini, orang tersebut mungkin tidak menyadari bah#a fungsi parunya abnormal. 2.
Derajat II> ?OPD ,e-ang
emakin memburuknya hambatan aliran udara (F;P @ KFP G 01R 1 G F;P G *1), disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas. $alam tingkat ini pasien biasanya mulai men!ari pengobatan oleh karena sesak nafas yang dialaminya. !.
Derajat III> ?OPD #erat
$itandai dengan keterbatasan @ hambatan aliran udara yang semakin memburuk (F;P @ KFP G 01R 31 ≤ F;P G 1 prediksi). 'er"adi sesak nafas yang semakin memberat, penurunan kapasitas latihan dan eksaserbasi yang berulang yang berdampak pada kualitas hidup pasien. 9.
Derajat I@> ?OPD ,angat #erat
Keterbatasan @ hambatan aliran udara yang berat (F;P @ KFP G 01R F;P G 31 prediksi) atau F;P G 1 prediksi ditambah dengan adanya gagal nafas kronik dan gagal "antung kanan.
!.
D)agn",a
Penderita =OP$ akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafas, batuk-batuk kronis, sputum yang produktif, faktor resiko (<). edangkan =OP$ ringan dapat tanpa keluhan atau ge"ala. $apat ditegakkan dengan !ara 4
1.
Ana(ne,),
25
8namnesis ri#ayat paparan dengan faktor resiko, ri#ayat penyakit sebelumnya, ri#ayat keluarga PPOK, ri#ayat eksaserbasi dan pera#atan di & sebelumnya, komorbiditas, dampak penyakit terhadap aktivitas, dll. 2.
Pe(er)k,aan F),)k0 di"umpai adanya 4
♣
Pernafasan pursed lips
♣
'akipnea
♣
$ada emfisematous atu barrel chest
♣
'ampilan fisik pink puffer atau blue bloater
♣
Pelebaran sela iga
♣
>ipertropi otot bantu nafas
♣
Bunyi nafas vesikuler melemah
♣
;kspirasi meman"ang
♣
&onki kering atau #heeing
♣
Bunyi "antung "auh
!.
Pe(er)k,aan F"t" T"rak, , !uriga PPOK bila di"umpai kelainan4
>iperinflasi >iperlusen $iafragma mendatar
26
=orakan bronkovaskuler meningkat Bulla 5antung pendulum Uj) S)r"(etr)0 yang merupakan diagnosis pasti, di"umpai 4
9.
F;P G KFP G 01
7"i bronkodilator (saat diagnosis ditegakkan) 4 F;P paska bronkodilator G *1 prediksi
%.
Uj) ?"#a k"rt)k",ter")-
.
Anal),), ga, -ara'
•
emua pasien dengan F;P G C1 prediksi
•
e!ara klinis diperkirakan gagal nafas atau payah "antung kanan
!.5
D)agn",a Ban-)ng
=OP$ didiagnosa banding dengan 4 . 8sma Bronkial . Aagal "antung kongestif 3. Bronkiektasis C. 'uberkulosis
27
!..
Penatalak,anaan
8dapun tu"uan dari penatalaksanaan =OP$ ini adalah 4
♣ 9en!egah progesifitas penyakit ♣ 9engurangi ge"ala ♣ 9eningkatkan toleransi latihan ♣ 9en!egah dan mengobati komplikasi ♣ 9en!egah dan mengobati eksaserbasi berulang ♣ 9en!egah atau meminimalkan efek samping obat ♣ 9emperbaiki dan men!egah penurunan faal paru ♣ 9eningkatkan kualitas hidup penderita ♣ 9enurunkan angka kematian
Program berhenti merokok sebaiknya dimasukkan sebagai salah satu tu"uan selama tatalaksana =OP$. 'u"uan tersebut dapat di!apai melalui C komponen program tatalaksana, yaitu 4 1.
E4alua,) -an ("n)t"r en+ak)t
28
PPOK merupakan penyakit yang progresif, artinya fungsi paru akan menurun seiring ber"alannya #aktu. Oleh karena itu, monitor merupakan hal yang sangat penting dalam penatalaksanaan penyakit ini. 9onitor penting yang harus dilakukan adalah gejala kl)n), dan
&i#ayat penyakit yang rin!i pada pasien yang di!urigai PPOK atau pasien yang telah di diagnosis PPOK digunakan untuk evaluasi dan monitoring penyakit 4
•
Pa"anan faktor resiko, "enis at dan lamanya terpa"an
•
&i#ayat timbulnya ge"ala atau penyakit
•
&i#ayat keluarga PPOK atau penyakit paru lain, misalnya asma, tb paru
•
&i#ayat eksaserbasi atau pera#atan di rumah sakit akibat penyakit paru kronik lainnya
•
Penyakit komorbid yang ada, misal penyakit "antung, rematik, atau penyakit-penyakit yang menyebabkan keterbattasan aktifitas
•
&en!anakan pengobatan terkini yang sesuai dengan dera"at PPOK
•
Pengaruh penyakit terhadap kehidupan pasien seperti keterbatasan aktifitas, kehilangan #aktu ker"a dan pengaruh ekonomi, perasaan depresi @ !emas
•
Kemungkinan untuk mengurangi faktor resiko terutama berhenti merokok
•
$ukungan dari keluarga
29
2.
Menurunkan
Berhenti merokok merupakan satu-satunya intervensi yang paling efektif
dalam
mengurangi
resiko berkembangnya
PPOK dan
memperlambat progresifitas penyakit. trategi untuk membantu pasien berhenti merokok H 8 4 1&.
A,k ('anyakan)
>al ini bertu"uan untuk mengidentifikasi semua perokok pada setiap kun"ungan 2&.
A-4),e (asehati)
9emberikan dorongan kuat untuk semua perokok untuk berhenti merokok !&.
A,,e,, (ilai)
9emberikan penilaian untuk usaha berhenti merokok 9&.
A,,),t (Bantu)
9embantu pasien dengan ren!ana berhenti merokok, menyediakan konseling praktis, merekomendasikan penggunaan farmakoterapi %&.
Arrange (8tur)
5ad#al kontak lebih lan"ut
!.
Tatalak,ana PPOK ,ta#)l
30
•
'erapi /armakologis a.
Bronkodilator
e!ara inhalasi (9$%), ke!uali preparat tak tersedia @ tak ter"angkau
&utin (bila ge"ala menetap) atau hanya bila diperlukan (ge"ala intermitten)
3 golongan 4 8gonis β-4 fenopterol, salbutamol, albuterol,
o
terbutalin, formoterol, salmeterol 8ntikolinergik4
o
ipratropium
bromid,
oksitroprium bromid 9etil?antin4
o
teofilin
lepas
lambat,
bila
kombinasi β- dan steroid belum memuaskan
$ian"urkan
bronkodilator
kombinasi
daripada
meningkatkan dosis bronkodilator monoterapi b.
teroid -
PPOK yang menun"ukkan respon pada u"i steroid
-
PPOK dengan F;P G 1 prediksi (dera"at %%% dan %F)
-
;ksaserbasi akut
31
!.
Obat-obat tambahan lain
9ukolitik
(mukokinetik,
mukoregulator) 4 ambroksol, karbosistein, gliserol iodida
8ntioksidan
4
-8setil-
sistein
%munoregulator (imunostimulator, imunomodulator)4 tidak rutin
8ntitusif 4 tidak rutin
Faksinasi
4
influena,
pneumokokus
•
'erapi on-/armakologis a.
&ehabilitasi
4
latihan
fisik,
latihan
endurance, latihan pernapasan, rehabilitasi psikososial
b.
'erapi oksigen "angka pan"ang (S "am sehari)4 pada PPOK dera"at %F, 8A$D
PaO G mm>g, atau O G **1 dengan atau tanpa hiperkapnia
PaO -+ mm>g, atau aO G **1 disertai hipertensi pulmonal, edema perifer karena gagal "antung, polisitemia
32
Pada pasien PPOK, harus di ingat, bah#a pemberian oksigen harus dipantau se!ara ketat. Oleh karena, pada pasien PPOK ter"adi
hiperkapnia
kronik
kemoreseptor-kemoreseptor
yang !entral
menyebabkan
adaptasi
yang
keadaan
dalam
normal berespons terhadap karbon dioksida. 9aka yang menyebabkan
pasien
terus
bernapas
adalah
rendahnya
konsentrasi oksigen di dalam darah arteri yang terus merangsang kemoreseptor-kemoreseptor perifer yang relatif kurang peka. Kemoreseptor perifer ini hanya aktif melepaskan muatan apabila PO lebih dari mm>g, maka dorongan untuk bernapas yang tersisa ini akan hilang. Pengidap PPOK biasanya memiliki kadar oksigen yang sangat rendah dan tidak dapat diberi
terapi
dengan
oksigen
tinggi.
>al
ini
sangat
mempengaruhi koalitas hidup. Fentimask adalah !ara paling efektif untuk memberikan oksigen pada pasien PPOK.
!.
utrisi
d.
Pembedahan4 pada PPOK berat, (bila dapat memperbaiki fungTs paru atau gerakan mekanik paru)
•
DERA:AT
emua
Penatalaksanaan menurut dera"at PPOK
KARAKTERISTIK
REKOMENDASI PEN/OBATAN
•
>indari faktor pen!etus
•
Faksinasi influena
dera"at
33
$era"at
% F;P @ KFP G 0 1
a.
(PPOK &ingan)
Bronkodilator
ker"a
singkat
(8B8, antikolinergik ker"a pendek) F;P ≥ *1 Prediksi
bila perlu b.
Pemberian
antikolinergik
ker"a
lama sebagai terapi pemeliharaan $era"at %%
F;P @ KFP G 0 1
Pengobatan reguler Kortikosteroid
.
dengan bronkodilator4 (PPOK
1 ≤ F;P ≤ *1
sedang)
Prediksi dengan atau
inhalasi u"i
8ntikoliner
a.
gik
tanpa ge"ala
ker"a
sebagai
bila steroid
positif
lama terapi
pemeliharaan b.
68B8
!.
imptomati k &ehabilitasi
.
$era"at %%% (PPOK Berat)
F;P @ KFP G 01R
Pengobatan reguler Kortikosteroid
.
31 ≤ F;P ≤ 1
dengan atau lebih inhalasi
prediksi
bronkodilator4
u"i
bila steroid
positif $engan
atau tanpa
8ntikoliner
a.
gik
ge"ala
ker"a
sebagai
lama terapi
pemeliharaan b.
68B8
!.
imptomati
atau
eksaserbasi berulang
34
k
$era"at %F
F;P @ KFP G 01R
.
&ehabilitasi
.
Pengobatan reguler dengan atau
F;P G 31 prediksi (PPOK sangat
lebih bronkodilator4
atau gagal nafas atau 8ntikolinergik ker"a lama
a.
gagal "antung kanan
berat)
sebagai terapi pemeliharaan b.
68B8
!.
Pengobatan komplikasi
d.
Kortikosteroid inhalasi bila memberikan respons klinis atau eksaserbasi berulang
.
&ehabilitasi
3.
'erapi
oksigen
"angka pan"ang bila gagal nafas pertimbangkan terapi bedah
9.
Tatalak,ana PPOK ek,a,er#a,)
Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi akut di ru"mah 4 bronkodilator seperti pada PPOK stabil, dosis C-+ kali -C hirup sehari. teroid oral dapat diberikan selama -C ahri. Bila infeksi4 diberikan antibiotika spektrum luas (termasuk S.pneumonie, H influenzae, M catarrhalis ).
35
;ksaserbasi
akut
pada
PPOK
berarti
timbulnya
perburukan
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. ;ksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi.
Ae"ala eksaserbasi 4 - esak bertambah - Produksi sputum meningkat - Perubahan #arna sputum
;ksaserbasi akut akan dibagi men"adi tiga 4 a. 'ipe (eksaserbasi berat), memiliki 3 ge"ala di atas b. 'ipe %% (eksaserbasi sedang), memiliki ge"ala di atas !. 'ipe %%% (eksaserbasi ringan), memiliki ge"ala di atas ditambah infeksi saluran napas atas lebih dari hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk, peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan S 1 baseline, atau frekuensi nadi S 1 baseline
Penyebab eksaserbasi akut Primer 4 - %nfeksi trakeobronkial (biasanya karena virus) ekunder 4 - Pnemonia - Aagal "antung kanan, atau kiri, atau aritmia - ;mboli paru - Pneumotoraks spontan - Penggunaan oksigen yang tidak tepat - Penggunaan obat-obatan (obat penenang, diuretik) yang tidak tepat
36
- Penyakit metabolik ($9, gangguan elektrolit) - utrisi buruk - 6ingkunagn memburuk@polusi udara - 8spirasi berulang - tadium akhir penyakit respirasi (kelelahan otot respirasi) Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah (untuk eksaserbasi yang ringan) atau di rumah sakit (untuk eksaserbasi sedang dan berat)
Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderita yang telah diedukasi dengan !ara 4 - 9enambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk bronkodilator yang digunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuk nebuliser - 9enggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur - 9enambahkan mukolitik - 9enambahkan ekspektoran Bila dalam hari tidak ada perbaikan penderita harus segera ke dokter.
Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan se!ara ra#at "alan atau ra#at inap dan dilakukan di 4 . Poliklinik ra#at "alan . 7nit ga#at darurat 3. &uang ra#at C. &uang %=7
37
'erapi eksaserbasi akut di rumah sakit4
•
'erapi oksigen terkontrol, melalui kanul nasal atau venturi mask
•
Bronkodilator4 inhalasi agonis β (dosis U frek#ensi ditingkatkan) < antikolinergik. Pada eksaserbasi akut berat4 < aminofilin (, mg@kgBB@"am)
•
teroid4 prednisolon 3-C mg PO selama -C hari. teroid intravena4 pada keadaan berat
8ntibiotika terhadap S pneumonie, H influenza, M catarrhalis .
•
Fentilasi mekanik pada4 gagal akut atau kronik
%ndikasi ra#at inap 4
;ksaserbasi sedang dan berat
'erdapat komplikasi
%nfeksi saluran napas berat
Aagal napas akut pada gagal napas kronik
Aagal "antung kanan
%ndikasi ra#at %=7 4
38
esak berat setelah penanganan adekuat di ruang ga#at darurat atau ruang ra#at.
Kesadaran menurun, letargi, atau kelemahan otot-otot respirasi
etelah
pemberian
oksigen
tetapi
ter"adi
hipoksemia
atau
perburukan PaO S mm>g memerlukan ventilasi mekanik (invasif atau non invasif)
!.1$.
Pr"gn",a -an K"(l)ka,)
$ubia, tergantung dari stage @ dera"at, penyakit paru komorbid, penyakit komorbid lain.+ Komplikasi 4 Aagal nafas, kor pulmonal, septikemia+
!.11.
Pneu("n)a T))kal
%stilah pneumonia tipikal@atipik merupakan terminologi gambaran klinik suatu pneumonia yang bersifat khas@tidak khas dan disebabkan oleh kuman Str. pneumonia atau kuman atipik. Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan
sistem pernapasan dimana alveoli (mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung "a#ab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) men"adi radang dan dengan penimbunan !airan. Pneumonia disebabkan oleh berbagai ma!am sebab, meliputi infeksi karena bakteri,virus,"amur atau parasit. Pneumonia "uga
39
dapat ter"adi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paruparu, atau se!ara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan al!ohol. Ae"ala khas yang berhubungan dengan pneumonia meliputi batuk, nyeri dada demam, dan sesak nafas. 8lat diagnosa meliputi sinar-? dan pemeriksaan sputum.Pengobatan tergantung penyebab dari pneumoniaR pneumonia kerena bakteri diobati dengan antibiotika. Pneumonia merupakan penyakit yang umumnya ter"adi pada semua kelompok umur, dan menun"ukan penyebab kematian pada orang tua dan orang dengan penyakit kronik.
/ejala
Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk berdahak, sputum kehi"auan atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan menggigil. $isertai nafas yang pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis, nyeri ta"am atau seperti ditusuk. alah satu nyeri atau kesulitan selama bernafas dalam atau batuk. Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya darah,sakit kepala,atau mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab. Ae"ala lain berupa hilang nafsu makan, kelelahan, kulit men"adi pu!at, mual, muntah, nyeri sendi atau otot. 'idak "arang bentuk penyebab pneumonia mempunyai variasi ge"ala yang lain. 9isalnya pneumonia yang disebabkan oleh 6egionella dapat menyebabkan nyeri perut dan diare, pneumonia karena tuberkulosis atau Pneumo!ystis hanya menyebabkan penurunan berat badan dan berkeringat pada malam hari. Pada orang tua manifestasi dari pneumonia mungkin tidak khas. Bayi dengan pneumonia lebih banyak ge"ala, tetapi pada banyak kasus, mereka hanya tidur atau kehilangan nafsu makan.
'abel . indrom-sindrom klinik pneumonia komunitas dan kelompok kuman penyebabnya
40
Keterangan : *) neutropeni pada imunocompromised host (oleh kuman r (!) batang, Steph. aureus, "amur
Pat"<),)"l"g)
Ae"ala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi.9eskipun lebih dari seratus "enis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggung "a#ab pada sebagian besar kasus.Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang "arang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.,
41
Pe(er)k,aan F),)k
%ndividu
dengan
ge"ala
pneumonia
memerlukan
evaluasi
medis.
Pemeriksaan fisik untuk pera#atan kesehatan menun"ukan demam atau kadangkadang suhu tubuh menurun, peningkatan frek#ensi pernapasan(&&), penurunan tekanan darah, denyut "antung yang !epat, atau saturasi oksigen yang rendah, dimana "umlah oksigen dalam darah yang diindikasikan oleh pulse o?imetri atau analisis gas darah. Orang yang kesulitan bernafas, bingung atau dengan sianosis(kulit ber#arna biru) memerlukan pertolongan segera.,*
F"t" T'"ra;0 Kultur Sutu( -an Te,CTe, La)n
'es penting untuk mendeteksi pneumonia pada keadaan yang tidak "elas ialah dengan foto thora?. /oto thora? dapat menampakan daerah opak (terlihat putih) yang menggambarkan konsolidasi. Pneumonia tidak selalu dilihat oleh sinar ?, selain karena penyakitnya hanya pada tingkat permulaan atau karena mengenai bagian paru tertentu yang sulit dilihat dengan sinar ?.$alam beberapa kasus ='(!omputed tomography) dapat menun"ukan pneumonia yang tidak terlihat dengan foto thora? sinar ?. inar ? dapat menyesatkan, karena masalah lain,seperti parut pada paru dan gagal "antung kongestif dapat menyerupai pneumonia pada foto thora? sinar ?. /oto thora? "uga digunakan untuk evaluasi adanya komplikasi dari pneumonia. Tera)
ebagian besar kasus pneumonia dapat diobati tanpa harus men"alani ra#at!inap.!7mumnya antibiotik oral, istirahat, !airan dan pera#atan rumah sudah men!ukupi untuk kesembuhan sepenuhnya. Bagaimanapun, seseorang dengan pneumonia yang memiliki kesulitan bernapas, orang dengan masalah kesehatan lain dan para orang tuamungkin memerlukan pera#atan yang lebih ahli.
42
5ika ge"ala-ge"alanya bertambah buruk, pneumonia tidak bertambah baik dengan pera#atan di rumah atau mun!ul komplikasi, orang tersebut harus men"alani ra#at inap di rumah sakit. 8ntibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia yang disebabkan bakteri. ebaliknya, antibiotik tidak berguna untuk pneumonia yang disebabkan virus, meskipun kadang "uga digunakan untuk mengobati atau men!egah infeksi bakteri yang dapat mun!ul pada kerusakan paru oleh pneumonia yang
disebabkan
virus.
Pilihan
antibiotik
tergantung
dari
sifat
pneumonia,mikroorganisme yang paling umum menyebabkan pneumonia berada pada daerah sekitar dan status imun dan kesehatan dari masing-masing individu. Pengobatan untuk pneumonia seharusnya didasarkan pada mikroorganisme penyebab
dan
sensitivitas
antibiotik.
Bagaimanapun,
penyebab
spesifik
pneumonia diidentifikasikan pada hanya 1 orang bahkan setelah evaluasi ekstensif. Karena pengobatan se!ara umum seharusnya tidak ditunda pada seseorang dengan pneumonia yang serius,pengobatan empiris biasanya dimulai sebelum laporan laboratorium tersedia. $i 7nited Kingdom amo?i!illin adalah antibiotik yang dipilih untuk sebagian besar pasien dengan =ommunity a!Muired pneumonia, kadangkala ditambah dengan !hlarithromy!in4pasien yang alergi terhadap penisilin diberi erithromy!in, bukannya amo?i!illin.
K"(l)ka,)
Komplikasi yang paling sering disebabkan oleh pneumonia karena bakteri daripada pneumonia karena virus. Komplikasi yang penting meliputi gagal napas, ;ffusi pleura, empyema dan ab!es.
43
BAB I@ ANALISIS KASUS
eorang laki-laki berinisial 5 berusia 0 tahun yang beralamat di Palembang datang ke &9> dengan keluhan utama sesak yang bertambah hebat se"ak : hari 9&. $ari keluhan tersebut, yang dapat kita pikirkan adalah gangguan di sistem respirasi@paru, gangguan di hepar, gagal "antung, dan gangguan gin"al. : tahun 9&, os mengeluh batuk, dahak (<), #arna putih, : sendok makan setiap batuk. $emam (<) tidak terlalu tinggi, demam turun naik. >al ini menandakan adanya batuk yang kronis. $alam hal ini dapat dipikirkan adanya bronkhitis kronis dan 'B paru. : hari 9&, os mengeluh batuk berdahak semakin sering. esak (<) hilang timbul tidak dipengaruhi suhu dan aktivitas. $ari hal ini menun"ukkan bah#a sesak napas bukan berasal dari gangguan "antung maupun alergi@asma. : + hari 9& os mengeluh sesak napas semakin bertambah. esak napas tidak dipengaruhi aktivitas, !ua!a, dan emosi. esak napas tidak berkurang saat istirahat. Batuk (<), dahak kuning kehi"auan. yeri dada (<) di dada kanan seperti ditusuk setiap os batuk. 9ual (<), penurunan nafsu makan (<). B8B dan B8K biasa. $ari anamnesis ini, kemungkinan gangguan hepar dapat disingkirkan karena tidak ada kelainan B8B dan B8K. Perubahan #arna B8K bisa menun"ukkan ter"adinya gangguan di gin"al.
44
: hari 9& os mengeluh semakin sesak. $emam (<) tidak terlalu tinggi, nyeri ulu hati (<), mual (<), penurunan nafsu makan (<), B8B dan B8K biasa. Os berobat ke &9> dan dira#at. &i#ayat darah tinggi disangkal, ken!ing manis disangkal. &i#ayat penyakit asma disangkal. &i#ayat minum obat selama + bulan disangkal. &i#ayat sakit maag se"ak 3 bulan yang lalu. &i#ayat merokok (<) selama tahun, bungkus@hari. Os berhenti merokok se"ak hari 9&. &i#ayat Penyakit yang sama dalam keluarga disangkal. $ari anamnesis ini, dapat diketahui terdapat faktor resiko yaitu merokok yang lama untuk timbulnya gangguan pada paru berupa PPOK. $ari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan os tampak sakit sedang dengan kesadaran !ompos mentis. 'ekanan darah @0 mm>g, nadi + ?@menit, pernapasan + ?@menit, temperatur 3+,=, 5FP (-) !m> O. Pada pemeriksaan paru, inspeksi tatis, dinamis simetris kanan sama dengan kiri, barrel chest , dan sela iga yang melebar, dengan perkusi dada didapatkan hipersonor pada lapangan paru kanan dan kiri. Pada auskultasi, Fesikuler menurun pada paru kanan, ronkhi basah sedang (<) minimal pada basal paru, #heeing (-). Berdasarkan pemeriksaan fisik, dapat ditegakkan diagnosis berupa penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar >b yang menurun, leukosit dan la"u endap darah yang meningkat, menun"ukkan adanya tanda-tanda infeksi serta kadar albumin yang rendah. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun"ang, dapat dipikirkan kemungkinan PPOK eksaserbasi akut dan pneumonia tipikal. Penatalaksanaan yang diberikan adalah diet B 'K'P tinggi albumin dan medikamentosa. 9edikamentosa meliputi OB> syrup, antibiotik, dan vitamin. Prognosis dari PPOK tergantung dari penyebabnya, umur pasien, dan pengobatan yang dilakukan.
45