Tugas TPM dan KTPM Tugas TPM sekurang-kurangnya mencakup sebagai berikut:
- Memfasilitasi penyiapan data dan informasi yang berkaitan den gan PPSIP secara umum pada daerah irigasi setempat, termasuk membuat profil daerah irigasi dalam bentuk booklet. - Melaksanakan penelusuran jaringan irigasi bersama-sama dengan p engurus P3A/GP3A/IP3A dan KPL untuk mendapatkan data dan informasi terbaru, termasuk mengidentifikasi kebutuhan petani, dan menginventarisasi masalah yang berkaitan dengan pengelolaan irigasi pada daerah irigasi setempat dengan menggunakan instrumen Profil Sosial, Ekon omi, Teknik dan Kelembagaan (PSETK). - Memfasilitasi penyusunan program kerja P3A/GP3A/IP3A dalam kegiatan pemberdayaan organisasi serta pengembangan dan pengelolaan pen gelolaan sistim irigasi partisipatif pada daerah irigasi setempat. - Membantu pelaksanaan kegiatan Program PPSIP yang diselenggarakan pada daerah irigasi setempat, termasuk kegiatan sosialisasi, apresiasi, diseminasi dan hal lainnya yang b erkaitan dengan PPSIP pada tingkat masyarakat petani pemakai air yang ada di daerah irigasi setempat. - Membantu penyegaran, pembentukan dan pengembangan organisasi P3A/GP3A/IP3A sampai berbadan hukum, termasuk aspek organisasi, administrasi, keuangan dan kegiatan pengelolaan irigasi di tingkat P3A/GP3A/IP3A pada daerah irigasi setempat - Membantu menciptakan peluang serta akses yang diperlukan oleh P3A/GP3A/IP3A bagi pengembangan organisasi, teknis pengairan, teknik pertanian dan wira usaha (UEP). - Membantu persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan, penyusunan Danma Pengelolaan Irigasi, dan penyusunan KSP pada DI setempat. - Memfasilitasi bentuk pertemuan rutin yang efektif dan efisien diantara pengurus GP 3A/IP3A, antara GP3A/IP3A dengan P3A, dan antara P3A/GP3A/IP3A dengan Tim KPL pada DI setempat. - Membantu penanganan manajemen konflik dalam PPSIP. - Membantu penciptaan kader fasilitator dari masyarakat petani seba gai Petandu yang dapat berperan dalam meneruskan keberlanjutan tugas program pendampingan. - Membantu penyiapan data dan informasi sebagai bahan monitoring dan evaluasi program PPSIP pada daerah irigasi setempat. - Melaksanakan koordinasi yang berkaitan dengan kegiatan pendampingan dan pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dalam PPSIP pada DI setempat. - Membuat laporan kegiatan pendampingan pada DI setempat yang meliputi laporan bulanan (diserahkan setiap akhir bulan kegiatan), triwulan (diserahkan pada setiap kwartal) dan laporan akhir (diserahkan pada akhir tahun kegiatan). Tugas KTPM sekurang-kurangnya mencakup sebagai berikut: - Membantu persiapan dan pelaksanaan kegiatan Program PPSIP di Kabupaten. - Melaksanakan koordinasi dengan Komisi Irigasi Kabupaten dalam rangka pelaksanaan program PPSIP pada tingkat kabupaten. - Membantu dan memfasilitasi pelaksanaan tugas Komisi Irigasi Kabupaten, termasuk pertemuan, penyiapan materi dan kegiatan working group lainnya yang berkaitan dengan Tupoksi Komisi Irigasi. - Membantu dan memfasilitasi penyusunan program kerja Komisi Irigasi.
- Memfasilitasi bentuk pertemuan rutin Komisi Irigasi secara efektif dan efisien. - Membantu dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi, apresiasi, dan diseminasi PPSIP pada tingkat kabupaten. - Membantu dan memfasilitasi penyusunan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan program PPSIP. - Membantu dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi program PPSIP. - Memfasilitasi koordinasi kegiatan PPSIP antara Komisi Irigasi Kabupaten dengan Daerah Irigasi (KPL, P3A/GP3A/IP3A, dan TPM). - Mengkoordinasikan seluruh kegiatan TPM di masing-masing daerah irigasi Program PPSIP. - Melaksanakan koordinasi yang berkaitan dengan kegiatan pendampingan petani dengan TPM pada masing-masing DI. - Membantu dan memfasilitasi penyusunan setiap laporan kegiatan bulanan dan laporan akhir pelaksanaan Program PPSIP di Kabupaten. - Membuat laporan kegiatan koordinasi yang meliputi laporan bulanan (diserahkan setiap akhir bulan kegiatan), triwulan (diserahkan pada setiap kwartal) dan laporan akhir (diserahkan pada akhir tahun kegiatan).
Organisasi Struktur Profil Singkat Pejabat Program dan Kegiatan Kontak Kami
Interaktif
Pengadaan Barang dan Jasa Buku Tamu Gallery Prosedur Evakuasi
Dokumen-dokumen
Laporan Keuangan Kinerja Bappeda Perencanaan Tata Ruang Statistik Asset
SI Kinerja Daerah
RencanaKu MonevKu SINANGKIS HibahKu
Link
Bappenas Bappeda DIY SIPD LHKPN LAPOR!
PPID Pembantu
Permohonan Informasi Daftar Informasi Publik Aduan Alur Permohonan Informasi SOP Rekap Permohonan Informasi
Kalender «
‹
Jun 2017
›
»
MS S R K J S
282930 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111213 14 15 1617 181920 21 22 2324 252627 28 29 301 2 3 4 5 6 7 8
Penyusunan PSETK Pengelola Irigasi Mengutamakan Partisipasi P3A/GP3A Senin, 29 Juli 2013 09:21:52 - Oleh : Langgeng Raharjo
UGM Gandeng Taiwan Kembangkan Perencanaan Pembangunan Kulon Progo Terintegrasi IPB Melakukan Studi Lapangan Ke Kulon Progo Kunjungan DRD Kulon Progo Ke Puslitkoka Fakultas Teknik Universitas Pakuan Praktek Studio di Kulon Progo Menjadi Perencana Terbaik seDIY Kedua Kalinya, Kulon Progo Ikuti Tahap IV APN Dalam rangka mendukung produktivitas pertanian sangat diperlukan adanya keberlanjutan sistem irigasi. Terdapat 2 (dua) hal penting yang menentukan keberlanjutan sistem irigasi, yaitu keandalan air irigasi dan keandalan prasarana jaringan irigasi. Keandalan air irigasi dapat diwujudkan dengan adanya kecukupan kebutuhan air irigasi, dan keandalan prasarana jaringan irigasi dapat diwujudkan dengan adanya pembagian air yang merata pada satu daerah irigasi dari bagian hulu sampai bagian hilir. Upaya mewujudkan keandalan air irigasi dan keandalan prasarana jaringan irigasi dapat dilakukan dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan
irigasi. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan mengutamakan kepentingan dan peran serta masyarakat petani. Partisipasi masyarakat petani dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 30 tahun 2007 dilaksanakan berdasarkan prinsip: a. sukarela dengan berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat; b. kebutuhan, kemampuan, dan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat petani di daerah irigasi yang bersangkutan; dan c. bukan bertujuan untuk mencari keuntungan. Adapun tahapan kegiatan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, meliputi kegiatankegiatan: sosialisasi, survay dan investigasi, desain dan pelaksanaan konstruksi. Dalam rangka melaksanakan survay dan investigasi jaringan irigasi Bappeda Kabupaten Kulon Progo melakukan penyusunan Profil Sosial Ekonomi Teknis dan Kelembagaan (PSETK) dengan melibatkan partisipasi P3A/GP3A. Tahun 2013 ini dilakukan penyusunan PSETK untuk 3 (tiga) daerah irigasi, yaitu Daerah Irigasi Kayangan, Daerah Irigasi Niten, dan Daerah Irigasi Clereng dengan melibatkan masing-masing 25 orang untuk setiap daerah irigasi, dilaksanakan di Gedung Yayasan Dharmais Pengasih pada hari Senin-Kamis tanggal 22-25 Juli 2013 yang lalu. Muatan materi penyusunan PSETK meliputi: penjelasan umum PSETK, teknik penyusunan PSETK, penelusuran jaringan irigasi, pembahasan, serta perumusan rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti. PSETK adalah gambaran informasi atau data mengenai keadaan sosial, ekonomi, teknis, dan kelembagaan pada suatu daerah irigasi yang dibutuhkan oleh Kelembagaan Pengelola Irigasi (KPI) untuk proses perencanaan program pemberdayaan organisasi P3A/GP3A dalam upaya meningkatkan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif. PSETK ini akan berguna bagi setiap unsur KPI. Bagi masyarakat P3A/GP3A akan berguna untuk proses perencanaan kegiatan pengembangan organisasi, penyusunan program kerja pengelolaan irigasi partisipatif, pengembangan legalisasi badan hukum organisasi, penyusunan kebutuhan pelatihan, penetapan iuran pengelolaan irigasi, peningkatan pelayanan kebutuhan organisasi, dan untuk penyusunan usulan. Bagi Komisi Irigasi akan berguna untuk penyusunan dan pelaksanaan koordinasi perencanaan, merumuskan kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan fungsi jaringan irigasi, serta untuk merumuskan pola dan rencana tata tanam. Sedangkan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah PSETK akan berguna untuk penyusunan strategi pengelolaan irigasi partisipatif, fasilitasi kegiatan pembinaan dan pengembangan organisasi P3A/GP3A, dan untuk penyusunan program kerja pengelolaan irigasi partisipatif di tingkat sistem utama (primer dan sekunder).
WISM'P KABUPATEN SEMARANG
Home Posts RSS Comments RSS Edit
Rabu, 16 Desember 2009
Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK) PSETK adalah gambaran informasi atau data mengenai keadaan sosial, ekonomi, teknis, dan kelembagaan pada suatu daerah irigasi yang dibutuhkan oleh Kelembagaan Pengelola Irigasi (KPI) untuk proses perencanaan program dalam meningkatkan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif. Pelaksanaan kegiatan PSETK perlu dilaksanakan secara tepat sehingga diperoleh informasi yang akurat, aktual dan tepat untuk merencanakan suatu program menuju peningkatan kinerja pengelolaan irigasi partisipatif pada suatu daerah irigasi. Kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PSETK. Pelatihan tersebut ditujukan agar seluruh pihak yang terkait mempunyai
pemahaman dan kemampuan baik aspek PSETK itu sendiri maupun metode pendekatan partisipatif yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatannya.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan Kegiatan Pelatihan dan Penyusunan Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK) adalah : ► Identifikasi dan formulasi kebutuhan perbaikan dan jaringan irigasi untuk bahan pembuatan desain yang sesuai dengan aspirasi masyarakat petani; ► Identifikasi dan kontribusi petani dalam kegiatan konstruksi perbaikan ja ringan irigasi; ► Identifikasi dan formulasi jaringan irigasi dan kelembagaan petani pemak ai air yang ada; ► Mengumpulkan data untuk pembentukan/pembinaan dan pengembangan kelembagaan P3A/GP3A; ► Identifikasi dan formulasi masalah ekonomi yang meliputi luas tanam, jenis tanam, dan rencana tanam.
TAHAPAN PSETK
1 Inventarisasi
Kegiatan invetarisasi merupakan tahap pertama keterlibatan petani dalam program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP). Hasil kegiatan inventarisasi akan digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Profil Sosio Ekonomi Teknik Kelembagaan (PSETK). Pelaksanaan kegiatan ini adalah petani (pengurus organisasi) yang di bantu oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) dan KTPM dengan cara mangadakan diskusi langsung dengan masyarakat pengguna air, dengan diskusi dan penelusuran jaringan irigasi dengan Metode Pendekatan Pemahaman Partisipatif Kondisi Perdesaan (PPKP), untuk itu TPM dan KTPM harus memahami tujuan, langkah-langkah, tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan inventarisasi dan identifikasi. Dalam pelaksanaan itu TPM dan KTPM akan melakukan pengecekan bersama dan membukukan dalam data inventarisasi dan identifikasi dengan kondisi lapangan. Inventarisasi merupakan kegiatan pendataan atau keterangan tentang Jaringan Irigasi. Data atau keterangan yang dikumpulkan meliputi : ► Nama dan luas Jaringan irigasi;
► Nama dan luas desa cakupan;
► Sumber investasi baik
pembangunan maupun pemeliharaan;
► Sumber air jaringan irigasi;
► Konstruksi jaringan irigasi;
► Skema dan peta jaringan irigasi;
► Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi;
► Kondisi fisik jaringan irigasi;
► Kelembagaan petani meliputi aktifitas
2 Identifikasi.
organisasi dan identifikasi petani aktif.
Salah satu pelaksanaan kegiatan identifikasi adalah pembuatan skema/peta jaringan irigasi dimana pemetaan berguna sebagai salah satu alat untuk memahami sistem irigasi. Proses pembuatan skema dan peta jarinagan irigasi memerlukan cara-cara tersendiri yang harus dibantu oleh TPM. Dimana TPM itu sendiri nanti juga membuat yang lebih sempurna. Pembuatan skema dan peta jaringan irigasi dimulai dengan malakukan penelusuran jaringan irigasi dimulai dari bangunan pengambilan (bendung). Penelusuran dilajutkan sepanjang saluran tanpa membedakan status saluran apakah masih tanggug jawab dinas teknis atau petani. Dalam pelaksanaan penelusuran, selain mengukur panjang atau jarak antara bangunan yang didata juga melakuakn pendataan kondisi bangunan atau saluran yang ada. Untuk itu diperlukan ketelitian dan persiapan yang cukup untuk memulai kegiatan penelusuran. Dalam pelaksanaan penelusuran jaringan irigasi teknik yang digunakan adalah sebagai berikut : ► Memulai penelusuran jaringan dari
► Memilih urutan saluran yang
bangunan pengambilan termasuk bendung;
akan ditelusuri;
► Menulis angka penunjuk langkah/jarak (HM) pada titik yang akan didata;
► Usahakan penelusuran dilakukan dari atas
►
tanggul;
Catat dengan benar, pajang saluran dan obyek-obyek yang ada, tempat-tempat pengambilan langsung dan ukurannya;
► Buat sketsa kasar peta dan skema
jaringan irigasi.
3 Pengertian Organisasi Pemakai Air Secara Kelembagaan Salah satu jenis informasi yang perlu dikumpulkan dalam pembuatan PSETK adalah informasi organisasi petani pemakai air yang ada dilokasi setempat. Pengumpulan informasi tentang organisasi petani tersebut merupakan pendalaman dari informasi awal y ang sebelumnya telah diperoleh pada tahap inventarisasi.
Subpokok bahasan ini diawali dengan curah pendapat dari para peserta tentang pengalaman mereka dalam mengidentifikasi organisasi petani pada tahap inventarisasi. Informasi yang perlu digali dari para peserta pada curah pendapat meliputi : ► Apakah P3A/GP3A sudah terbentuk ?
► Siapa
saja pengurusnya, susunannya, apa saja kegiatan, ada AD/ARTnya, sudah berbadan
hukum apa belum ? ► Jika
tidak ada pengurusnya sejauh mana kegiatan, batas wilayah kerja dan aturan-aturan
yang bisa digunakan untuk mengelola jaringan irigasi.
Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan Irigasi Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan Irigasi - Dalam perkembangannya, irigasi dibagi menjadi 3 tipe,
yaitu :
a. Irigasi Sistem Gravitasi Irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang telah lama dikenal dan diterapkan dalam kegiatan usaha tani. Dalam sistem irigasi ini, sumber air diambil dari air yang ada di permukaan burni yaitu dari sungai, waduk dan danau di dataran tinggi. Pengaturan dan pembagian air irigasi menuju ke petak-petak yang membutuhkan, dilakukan secara gravitatif.
b. Irigasi Sistem Pompa Sistem irigasi dengan pompa bisa dipertimbangkan,apabila pengambilan secara gravitatif ternyata tidak layak dari segi ekonomi maupun teknik.
Cara ini membutuhkan modal kecil, namun memerlukan biaya ekspoitasi yang besar. Sumber air yang dapat dipompa untuk keperluan irigasi dapat diambil dari sungai, misalnya Stasiun Pompa Gambarsari dan Pesangrahan (sebelum ada Bendung Gerak Serayu), atau dari air tanah, seperti pompa air suplesi di 01 simo, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
c. Irigasi Pasang-surut Yang dimaksud dengan sistem irigasi pasang-surut adalah suatu tipe irigasi yang memanfaatkan pengempangan air sungai akibat peristiwa pasang-surut air laut. Areal yang direncanakan untuk tipe irigasi ini adalah areal yang mendapat pengaruh langsung dari peristiwa pasang-surut air laut. Untuk daerah Kalimantan misalnya, daerah ini bisa mencapai panjang 30 - 50 km memanjang pantai dan 10 15 km masuk ke darat. Air genangan yang berupa air tawar dari sungai akan menekan dan mencuci kandungan tanah sulfat masam dan akan dibuang pada saat air laut surut.
Adapun klasifikasi jaringa irigasi bila ditinjau dari cara pengaturan, cara pengukuran aliran air dan fasilitasnya, dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu :
a. Jaringan Irigasi Sederhana Di dalam jaringan irigasi sederhana, pembagian air tidak diukur atai diatur sehingga air lebih akan mengalir ke saluran pembuang. Persediaan air biasanya berlimpah dan kemiringan berkisar antara sedang dan curam. Oleh karena itu hampir-hampir tidak diperlukan teknik yang sulit untuk pembagian air.
Jaringan irigasi ini walaupun mudah diorganisir namun memiliki kelemahan- kelemahan serius yakni : 1. Ada pemborosan air dan karena pada umumnya jaringan ini terletak di daerah yang tinggi, air yang terbuang tidak selalu dapat mencapai daerah rendah yang subur. 2. Terdapat banyak pengendapan yang memerlukan lebih banyak biaya dari penduduk karena tiap desa membuat jaringan dan pengambilan sendiri-sendiri. 3. Karena bangunan penangkap air bukan bangunan tetap/permanen, maka umumya pendek.
b. Jaringan Irigasi Semi Teknis Pada jaringan irigasi semi teknis, bangunan bendungnya terletak di sungai lengkap dengan pintu pengambilan tanpa bangunan pengukur di bagian hilirnya. Beberapa bangunan permanen biasanya juga sudah dibangun di. jaringan saluran. Sistim pembagian air biasanya serupa dengan jaringan sederhana. Bangunan pengambilan dipakai untuk melayani/mengairi daerah yang lebih luas dari pada daerah layananjaringan sederhana.
c. Jaringan Irigasi Teknis Salah satu prinsip pada jaringan irigasi teknis adalah pemisahan antara saluran irigasi/pembawa dan saluran pembuanglpematus. Ini berarti bahwa baik saluran pembawa maupun saluran pembuang bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Saluran pembawa mengalirkan air irigasi ke sawahsawah dan saluran pembuang mengalirkan kelebihan air dari sawah- sawah ke saluran pembuang.
Petak tersier menduduki fungsi sentral dalamjaringan irigasi teknis. Sebuah petak tersier terdiri dari sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang umumnya berkisar antara 50 - 100 ha kadang-kadang sampai 150 ha.
Jaringan saluran tersier dan kuarter mengalirkan air ke sawah. Kelebihan air ditampung didalam suatu jaringan saluran pembuang tersier dan kuarter dan selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang sekunder dan kuarter.
Jaringan irigasi teknis yang didasarkan pada prinsip-prinsi di atas adalah cara pembagian air yang paling efisien dengan mempertimbangkan waktu- waktu merosotnya persediaan air serta kebutuhan petani.
Jaringan irigasi teknis memungkinkan dilakukannya pengukuran aliran, pembagian air irigasi dan pembuangan air lebih secara efisien.Jika petak tersier hanya memperoleh air pada satu tempat saja dari jaringan utama, hal ini akan memerlukan jumlah bangunan yang lebih sedikit di saluran primer, ekspoitasi yang lebih baik dan pemeliharaan yang lebih murah. Kesalahan dalam pengelolaan air di petak-petak tersier juga tidak akan mempengaruhi pembagian air di jaringan.