TOTAL TOTAL PRODUCTIVE PRODUCTIVE MAINTENANCE MAINTENANCE
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g
Salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu industri manufaktur ditentukan oleh oleh kelanc kelancaran aran proses proses produk produksi. si. Sehing Sehingga ga bila bila proses proses produk produksi si lancar lancar,, akan akan menghasilkan produk berkualitas, waktu penyelesaian penyelesaian pembuatan yang tepat dan dan ongkos ongkos produksi yang murah. Proses Proses tersebut tersebut tergantun tergantung g dari kondisi sumber daya yang dimiliki seperti manusia, mesin ataupun sarana penunjang lainnya, dimana dimana kondisi kondisi yang dimaksud adalah adalah kondisi siap pakai untuk menjalankan menjalankan operasi operasi produksiny produksinya, a, baik ketelitian, ketelitian, kemampuan kemampuan ataupun ataupun kapasitasny kapasitasnya. a. Kondisi Kondisi siap pakai dari mesin dan peralatan, dapat dijaga dan ditingkatkan kemampuannya dengan menerapkan program perawatan yang terencana, teratur dan terkontrol, begitupun kemampuan sumber daya manusianya perlu penyesuaian demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Perawatan atau maintenance adalah merupakan salah satu fungsi utama usaha, dimana dimana fungsi fungsi - fungsi fungsi lainnny lainnnyaa seperti seperti pemasar pemasaran, an, produk produksi, si, keuang keuangan an dan sumber daya manusia. Fungsi perawatan perlu dijalankan secara baik, karena dengan dengan dijalankannya dijalankannya fungsi tersebut tersebut fasilitas fasilitas - fasilitas fasilitas produksi akan terjaga kondisinya dan memberikan pengaruh yang besar bagi kesinambungan operasi suatu industri.Dari beberapa uraian dan difinisi diatas, maka dapatlah dijelaskan bahwa pengertian dari manajemen perawatan adalah pengelolaan pekerjaan perawatan dengan melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian operasi perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas fasil itas
indust industri. ri. Dalam Dalam perkem perkemban bangan gan anajem anajemen en Perawa Perawatan tan tersebu tersebut, t, timbul timbul suatu suatu konsep konsep ataupu ataupun n metode metode yang yang bertuju bertujuan an menjag menjagaa optima optimasi si produk produktif tifitas itas yang yang dikenal sebagai !otal Producti"e aintenance #!P$.
!P bisa diartikan sebagai ilmu perawatan terhadap mesin. !otal Producti"e aintenance #!P$ adalah sebuah program perawatan yang termasuk didalamnya definisi konsep terbaru untuk merawat peralatan dan perlengkapan. !ujuan dari program !P adalah untuk menaikkan nilai produksi yang dimana pada saatyang bersamaan, menaikkan moral para pekerja dan kepuasan pekerjaan. !P membawa perawatan kedalam focus sebagai kebutuhan dan bagian kepentingan utama dalam bisnis. Kemudian tidak lama disetujui sebagai akti"itas non-profit. Seiring Seiring berjalannya berjalannya waktu kemudian kemudian dijadwalkan sebagai bagian dari perawatan perawatan harian harian dan dalam dalam beberap beberapaa kasus, kasus, bagian bagian interg intergral ral dari dari proses proses manufa manufaktu ktur. r. !ujuannya adalah untuk mengontrol kedaan gawat darurat dan perawatan yang tidak tidak terjadw terjadwal al menjadi menjadi minimu minimum. m. %ntuk %ntuk menget mengetahu ahuii berbag berbagai ai aplika aplikasi si !P !P maka dibuatlah makalah ini.
B. Tujuan &dapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut ' (. engetahui engetahui penerapan penerapan sistem sistem maintenan maintenance ce yang yang ada pada perusahaan perusahaan ). engimplemen engimplementasi tasi dari dari !ot !otal al Produkti" Produkti"ity ity mainten maintenance ance
BAB II ISI A. Total Produc Productive tive Mainte Maintenanc nancee
!otal tal Prod Produc ucti ti"e "e aint ainten enan ance ce meru merupa paka kan n suatu suatu filo filoso sofi fi yang yang bert bertuju ujuan an memaksimalka memaksimalkan n efekti"itas efekti"itas dari fasilitas yang digunakan digunakan di dalam industri, yang tidak hanya dialamatkan dialamatkan pada perawatan perawatan saja tapi pada semua aspek dari operasi dan instala instalasi, si, dari dari fasilita fasilitass produk produksi si termasu termasuk k juga juga didalam didalamny nyaa pening peningkat katan an moti"asi dari orang-orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Konsep !otal Producti"e aintenance #!P$ pertama kali diterapkan di *epang pada tahun (+(. Konsep !P mencakup semua hal yang berhubungan dengan aintenance termasuk implementasinya di lapangan. Pada !P mengikut sertakan pekerja dari bagian produksi untuk ambil a mbil bagian dalam kegiatan maintenance tersebut. al ini dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan semaksimal mungkin. !P dirancang untuk mencegah terjadinya kerugian karena terhentinya akti"itas produksi yang disebabkan oleh kegagalan fungsi dari suatu peralatan #mesin$, kerugian yang diseba disebabka bkan n oleh oleh hilang hilangnya nya kecepat kecepatan an produ produksi ksi mesin mesin yang yang diakib diakibatk atkan an oleh oleh kegagalan fungsi suatu komponen tertentu dari suatu mesin produksi. Dengan !P diharapkan akan terjadi kerjasama yang baik antara bagian maintenance dan produksi. enurut Stok dan &melia #)($, komponen dari !P secara umum terdiri atas / bagian, yaitu ' a. !otal &ppro &pproach ach,, merupak merupakan an suatu pendeka pendekatan tan dimana dimana semua orang orang ikut ikut terlibat, bertanggung jawab dan menjaga pelaksanaan !P b. Producti"e &ction, merupakan sikap proaktif dari seluruh karyawan terhadap kondisi dan operasi dari fasilitas produksi. c. ain ainte tena nanc nce, e, meru merupa paka kan n pela pelaks ksan anaa aan n pera perawa wata tan n
dan dan
peni pening ngka kata tan n
efekti"itas dari fasilitas dan kesatuan operasi produksi. Pada awal perkembanganya !P berfokus pada perawatan #pendukung proses produksi suatu perusahaan$, sehingga *0P memberikan definisi ke dalam lima elemen yaitu' (.
!P !P beru berusah sahaa memak memaksim simasi asi efek efekti" ti"ita itass peral peralata atan n kesel keselur uruh uhan an
).
!P merupakan sistem dari Pre"enti"e aintenance #P$ dalam rentang waktu umur suatu perusahaan.
/.
!P melibatkan seluruh departemen perusahaan
1.
!P melibatkan seluruh personil, mulai dari manajemen puncak hingga pekerja di lantai produksi
2.
!P sebagai landasan mempromosikan Pre"enti"e aintenance #P$ melalui manajemen moti"asi dalam bentuk kegiatan kelompok kecil mandiri.
Kata 3!otal4 dalam !otal Producti"e aintenance mengandung tiga arti, yaitu ' (.
!otal 5ffecti"eness, menunjukkan bahwa !P bertujuan untuk efisiensi ekonomi atau mencapai keuntungan.
).
!otal
aintenance
System,
meliputi
maintenance
pre"ention,
maintainability impro"ement dan pre"enti"e maintenance. /.
!otal Participation of &ll 5mployees,meliputi &utonomous aintenance operator melalui kegiatan suatu grup kecil #Seiichi 6akajima,(+77'($.
!ujuan utama dari !P menurut Seiichi 6akajima 8 9enjamin S. 9, (+77 adalah' (.
engurangi waktu #delay$ saat operasi.
).
eningkatkan a"aibility #ketersediaan$, menambah waktu yang produktif.
/.
eningkatkan umur peralatan.
1.
elibatkan pemakai peralatan dalam perawatan, dibantu oleh personil maintenance.
2.
elaksanakan pre"enti"e maintenance #regular dan condition based$.
:.
eningkatkan kemampuan merawat peralatan, dengan menggunakan e;pert system untuk mendiagnosis serta mempertimbangkan langkahlangkah perancangannya #0ndiraani, )(/$.
Kegiatan !P mencakup ' (.
sekitar serta berperan serta aktif dalam inspeksi karena yang pertama kali mengetahui kondisi mesin tersebut adalah operator. ). !eknisi-teknisi maintenance hanya akan bertugas pada masalah-masalah serius seperti misalnya apabila ada trouble dan repair. /. Dibentuknya staff teknik khusus untuk menganalisa siklus kualitas dari masalah yang timbul, memberikan ide pengembangan yang menguntungkan serta dapat memberikan pandangan tentang maintenance yang berkualitas. 0nstitusi anagement Pabrik di *epang menganggap bahwa !P harus dapat diaplikasikan pada sebuah organisasi dengan membagi menjadi () langkah sebagai berikut ' (. Sebuah keputusan pada le"el tertinggi, sebisa mungkin harus melalui hasil perundingan dengan staffnya. ). Pendidikan dan latihan teknis dilakukan melalui seminar atau pertemuan rutin. /. Semua kegiatan atau gagasan harus tertuju pada peningkatan !P. 1. elakukan sur"ey dan analisa secara umum pada semua perlengkapan secara seksama. 2. emberikan sebuah rencana kerja. :. enetapkan rencana kerja tersebut sebagai sebuah langkah kerja yang harus dilaksanakan. . eningkatkan kesiapan tim termasuk masing-masing mesin yang ada. 7. angoptimalkan, dari masalah ekonomis sampai dengan sebuah pelayanan maintenance yang baru yang akan dikembangkan. +. Pengembangan pada sistem maintenance itu sendiri. (. emberikan pelatihan-pelatihan pada operator untuk membuka pandangan dan wawasan baru pada pola kerjanya. ((. embiasakan untuk selalu merancang sebuah sistem management yang handal.
(). Setelah melewati periode tertentu, taksir perubahan yang dihasilkan, tentukan maksud dan tujuan baru yang akan dilaksanakan kemudian pada program berikutnya. Pada dasarnya kunci keberhasilan dari !P adalah moti"asi dan pelatihan pelatihan pada staffnya secara berkesinambungan.
!indakan-tindakan pencegahan perlu segera diambil dengan merubah pola kerja lama dimana seluruh kegiatan maintenance hanya dikerjakan oleh bagian maintenance, menjadi pola kerja baru dimana tidak seluruh kegiatan maintenance ditimpakan kepada bagian maintenance, tetapi sebagian pekerjaan maintenance ikut dikerjakan oleh bagian-bagian lain dalam struktur organisasi perusahaan. Dengan kata lain seluruh karyawan perusahaan tanpa kecuali wajib melakukan pekerjaan maintenance sesuai dengan bagian masing-masing. Pekerjaan-pekerjaan
maintenance yang dapat dikerjakan oleh bagian-bagian lain tersebut terbatas pada pekerjaan-pekerjaan antara lain ' •
embersihkan debu dan kotoran-kotoran lain yang mengganggu peralatan produksi perbaikan-perbaikan ringan, memberi pelumasan bila diperlukan, mengencangkan bagian-bagian kendur.
•
encegah datangnya debu dan kotoran-kotoran lain yang mengganggu, memikirkan cara-cara maintenance yang lebih baik.
•
embakukan tata cara kerja maintenance pada kasus-kasus tertentu dan disepakati bersama.
•
elakukan pekerjaan-pekerjaan inspeksi dan perbaikan-perbaikan ringan.
9ila pekerjaan seperti membersihkan dan inspeksi serta perbaikan ringan sudah dikerjakan secara rutin oleh bagian-bagian lain di luar bagian maintenance khususnya oleh operator-operator bagian produksi maka beban atau tugas yang dikerjakan
oleh
bagian
maintenance
sudah
berkurang
sehingga
bagian
maintenance dapat mengkonsentrasikan kegiatannya pada masalah-masalah correcti"e agar diperoleh hasil yang lebih andal. asil pekerjaan-pekerjaan correcti"e yang lebih handal akan mengurangi down time sehingga interupsi terhadap jadwal produksi akan berkurang. Dengan diserahkan sebagian tugas-tugas maintenance kepada bagian-bagian lain, diharapkan
dapat
meningkatkan
kesadaran para karyawan=operator
akan
pentingnya atau manfaatnya pekerjaan maintenance ini bagi kehandalan dan kemajuan
perusahaan
yang
dapat
menjamin
kelangsungan
hidup
para
karyawan=operator yang bersangkutan. eskipun demikian perlu disadari bahwa pengalihan sebagian tugas-tugas maintenance ini kepada bagian lain pada mulanya akan mengalami hambatan-hambatan atau tantangan-tantangan.
langsung membangkitkan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatunya dari alat yang sedang dibersihkan, misalnya ' •
9agaimana cara alat ini bekerja.
•
Darimana datangnya debu yang mengotori alat ini.
•
9agaimana cara memasang dan mengencangkan baut-baut yang lepas.
•
9agaimana membedakan suara mesin yang normal dan yang tidak normal.
!ahap kedua memberikan pengertian bagaimana caranya agar peralatan produksi tidak mudah terkena debu atau kotoran-kotoran lain yang mengganggu. isalnya dengan memberikan tutup atau alat pelindung lainnya agar mesin peralatan produksi terhindar dari debu atau kotoran. akin besar tanggung jawab yang dibebankan kepadanya atas peralatan produksi yang harus dipeliharanya, makin besar keinginannya untuk menjaga peralatan produksi tersebut tetap bersih dan terpelihara.
!ahap ketiga, bila kesadaran yang ditanamkan pada tahap ( dan ) sudah tercapai maka tahap berikutnya adalah menugaskan secara rinci dan terjadwal pekerjaan pekerjaan maintenance yang nanti menjadi tugas rutinnya. Para karyawan=operator dibiasakan mempelajari dan mengerjakan instruksiinstruksi yang terdapat dalam manual instruction book secara disiplin. isalnya operator diwajibkan tiap hari ( menit untuk membersihkan=memeriksa dan memberi minyak pelumas pada peralatan -peralatan produksi sebelum dan sesudah operasi. !iap akhir minggu disediakan waktu ( menit untuk membersihkan=memeriksa dan memberi minyak pelumas pada peralatan peralatan produksi sebelum atau sesudah operasi. !iap akhir minggu disediakan waktu / menit dan tiap akhir bulan disediakan waktu : menit khusus untuk membersihkan dan memeriksa system pelumasan pada peralatan produksi iperalatan produksi yang bersangkutan.
!ahap keempat, para karyawan =operator diwajibkan mengikutitraining=latihan yang berkaitan dengan kegiatan maintenance khususnya dalam bidang inspeksi
peralatan produksi secara umum. Kegiatan tahap keempat ini memakan waktu agak
lama
karena
setiap
karyawan=operator
dituntut
mengembangkan
kemampuannya untuk dapat mengamati adanya ketidakberesan pada suatu peralatan produksi yang menjadi tanggung jawabnya.
!ahap kelima, karyawan=operator dilatih untuk membuat >heck ?ist Form atau tabel-tabel untuk keperluan inspeksi bagian-bagian peralatan produksi. %ntuk keperluan ini dari para karyawan=operator dituntut wawasan pengetahuan yang lebih
tinggi
mengenai
beberapa
peralatan
produksinya.
Kemudian tabel-tabel ini bila telah disepakati bersama akan menjadi tabel yang baku.
!ahap keenam,
kepada
karyawan=operator
akan
diperkenalkan organisasi
kerja perusahaan sehingga wawasannya lebih luas mengenai seluk beluk perusahaan dan setelah menghayatinya akan timbul rasa memiliki #sense of belonging$ terhadap perusahaan ini dan secara sadar dan otomatis akan memelihara
peralatan
produksi
dengan
baik
seperti
miliknya
sendiri
#@ijaya,)($.
B. Study a!u! ". STUDI ASUS PENIN#ATAN $%E&ALL E'UIPMENT E((E)TI%ENESS *$EE+ MELALUI IMPLEMENTASI T$TAL P&$DU)TI%E MAINTENAN)E *TPM+
a. Latar Belakang
P.!. A merasa perlu untuk mempertahankan keunggulannya sebagai produsen kemasan plastik yang bermutu dan harganya bersaing. 6amun hal ini tidak mudah tercapai. Kondisi yang saat ini perlu diperbaiki adalah sering terjadinya gangguan pada proses produksi. Pada umumya, penyebab gangguan proses produksi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu faktor manusia, mesin, dan lingkungan. Faktor terpenting dari kondisi di atas adalah performance mesin produksi yang
digunakan. esin blow molding di P.!. A sering mengalami perbaikan karena kerusakan maupun untuk preventive mantenance. *ika mesin sampai mengalami kerusakan mendadak karena keadaan mesin yang kurang terpelihara dengan baik, maka kualitas produk akan terganggu dan prodtiktifitas akan menurun. al di atas dapat dilihat dari nilai <55 #overall equipment effectiveness$ yang masih rendah. %ntuk tahun )2 nilai <55 mesin-mesin yang ada di di"isi 9 0 adalah :.:B. %ntuk itu, P.!. A ingin meningkatkan o"erall eCuipment effecti"eness perlatannya melalui implementasi total productive maintenance #!P$ yang melibatkan semua operator dalam proses pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Total Productive Maintenance #!P$ sebagai sarana untuk meningkatkan <55 di di"isi blow molding P! A. 0mplementasi !P pada production engineering section di"isi blow molding di P! A diharapkan dapat mengurangi breakdown, meningkatkan produktifitas, dan meningkatkan lifetime mesin.
,. Metode
!P merupakan suatu sistem perawatan mesin yang melibatkan operator produksi dan semua departemen termasuk produksi, pengembangan produk, pemasaran, dan administrasi.
penuh.
Pada
tahap
implementasi
awal,
perusahaan
mengimplementasikan !P pada salah satu mesin untuk proyek percontohan. <55 dari mesin tersebut dihitung sebelum dan dibandingkan dengan <55 sesudah implementasi !P. Six big losses dihitung untuk mengetahui overall equipment effectiveness #<55$ dari suatu peralatan agar dapat diambil langkah-langkah untuk perbaikan mesin tersebut. Six big losses dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu availability rate, performance rate, dan total yield. Availabilty rate dipengaruhi ) komponen, yaitu breakdown losses dan set up and adustment losses serta dihitung dengan rumus berikut #Stephens, )1$'
".availi,ility &ate
-. Peror/ance &ate
0. Total 1ield
Sedangkan overall equipment effectiveness #<55$ adalah besarnya efektifitas yang dimiliki oleh peralatan atau mesin, dapat dihitung dengan rumus #Stephens, )1$' !"" #B$ Avail . rate E Perform.rate ETotal yield
?angkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut' •
enganalisa kondisi umum perusahaan dan sistem. enganalisa kondisi
•
umum perusahaan dan sistem pemeliharaan engumpulkan data : kerugian utama sebelum implementasi !P. Datadata yang perlu dikumpulkan untuk implementasi !P adalah waktu breakdown, waktu produksi, waktu set up and adustment , kecepatan aktual mesin, jumlah produksi, dan jumlah reect.
•
engolah data overall equipment effectiveness #<55$ sebelum implementasi !P. esin yang memiliki <55 terendah akan digunakan untuk proyek
• • •
• •
percontohan. engkaji implementasi !P sesuai dengan kondisi perusahaan emilih objek mesin engolah dan menganalisa data overall equipment effectiveness #<55$ sesudah implementasi !P embandingkan kondisi sebelum dan sesudah implementasi !P embuat kesimpulan dan saran untuk perusahaan
c. Ha!il dan Pe/,a2a!an
Penelitian ini dilakukan pada di"isi 9( yang merupakan proses utama di P.!. A. Di"isi 9( memiliki empat jenis mesin, yaitu 2 S, 2 DS, (2 DS, dan ( DS!. Maintenance pada di"isi blow moulding dilakukan oleh operator production engineering section secara preventive maupun corrective. ". Se,elu/ i/3le/enta!i TPM
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai <55 dari beberapa mesin dapat ditingkatkan. Peningkatan ini dicapai dengan melakukan beberapa hal, yaitu' a. Availability rate
•
eningkatkan dan mengoptimalkan waktu preventive maintenace untuk
•
tiap-tiap mesin sebesar (B #Dewi, ):$ encegah kerusakan mesin sehingga waktu downtime untuk mac#ine trouble tidak terjadi, misalnya dengan melakukan pelumasan sesuai
•
dengan jadwal dan kondisi mesin itu sendiri. encegah mesin tidak berproduksi kecuali mesin dalam keadaan no order .
b. Performance $ate •
eningkatkan commercial #ours dengan cara menurunkan waktu
•
downtime. engoptimalkan jumlah cavity actual nya sesuai dengan cavity standard nya, sehingga output yang dihasilkan meningkat. isalnya dari ) cavity menjadi % cavity untuk mesin 2 DS :.
c. Total &ield •
eningkatkan output netto dengan cara meminimalkan reect
-. Ha!il I/3le/enta!i TPM
?alu dilakukan analisa six big losses pada mesin yang menjadi obyek utama penelitian, yaitu 2 S, 2 DS (, dan (2 DS . 9erikut adalah analisa six big losses pada mesin 2 S, 2 DS (, dan (2 DS selama bulan *anuari sampai Desember )2, kemudian dianalisa peluang perbaikannya melalui implementasi !P. &nalisa si; big losses untuk ketiga mesin tersebut adalah sebagai berikut' a. Availabilty rate •
'reakdown losses. Pada semua objek mesin didapati beberapa hari yang tidak berproduksi sama sekali karena mesin mengalami kerusakan, spare part tidak tersedia, spare part sudah tidak standar, kondisi mesin menurun dikarenakan usia mesin. Sedangkan faktor tenaga kerja juga berperan karena skill operator yang kurang memahami kondisi dan karakteristik mesin. Selain itu, perbaikan untuk kerusakan sederhana terpaksa menunggu personil pemeliharaan # production engineering section$.
Solu!i TPM
-
elakukan preventive maintenance terencana untuk mengembalikan kondisi
-
mesin agar tidak sering rusak. embuat prosedur penanganan kerusakan sederhana dan melatih para operator
-
agar mampu melakukan tindakan perbaikan kerusakan sederhana. endukung pelaksanaan autonomous maintenance dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman dan aman, memberikan penghargaan, serta memberikan pelatihan kepada operator. •
Set up and adustment losses. !erjadi waktu penyetelan yang berbeda-beda pada setiap mesin. al ini disebabkan oleh kondisi mesin yang berbeda beda, jenis order yang terlalu beragam, dan seringnya berganti order. Dari segi tenaga kerja, kondisi yang menyebabkan adanya setup and adustment losess adalah skill dan metode kerja operator tidak seragam. Selain itu, toolset untuk set up mesin kadang belum tersedia sehingga membutuhkan waktu yang lama.
Solu!i TPM -
engaplikasikan group tec#nolgy sehingga jenis order yang dikerjakan pada
-
setiap mesin berkurang. emberikan pelatihan tentang prosedur perbaikan yang standar. enyediakan toolset agar operator mempunya toolset sendiri-sendiri.
-
asil availability rate #!abel /$ pada mesin obyek untuk bulan *anuari sampai Desember )2 adalah'
b. Performance rate •
Minor stoppage losses.@aktu menganggur dan penghentian-penghentian kecil dimasukkan ke dalam speed losses, maka tidak dilakukan perhitungan khusus untuk minor stoppage losses.
•
Speed losses.%tilisasi mesin aktual ditentukan oleh departemen product development , logistik dan produksi. 6ilai ini sudah termasuk toleransi untuk waktu
menganggur
dan
penghentian-penghentian
kecil.
al
yang
mempengaruhi speed losses adalah kondisi mesin, jumlah operator yang masuk kerja, dan ketersediaan bahan baku.
Solu!i TPM -
elakukan preventive maintenance terencana untuk mengembalikan kondisi
-
mesin agar tidak sering rusak. enjaga ketersediaan bahan baku melalui penjadwalan produksi yang baik.
asil performance rate #!abel 1$ pada mesin obyek untuk bulan *anuari sampai Desember )2 adalah '
c. Total yield •
(uality defects and rework losses.&ngka reect sudah cukup rendah.
•
sebab itu, faktor-faktor penunjang harus tetap dijaga, bahkan dtingkatkan. &ield losses.*umlah waste cukup rendah. eskipun dalam jumlah sedikit, namun tetap ada produk reect yang dibuang karena kotor atau tidak memenuhi syarat. esin yang berhenti produksi dalam waktu lama menyebabkan terjadinya waste karena bahan baku yang sudah menjadi dingin harus dibuang dan didaur ulang .
asil total yield #!abel 2$ pada objek mesin untuk bulan *anuari sampai Desember )2 adalah '
d. Overall equipment effectiveness (OEE)
6ilai <55 #!abel :.$ masing-masing mesin dapat dianalisa sebagai berikut'
Dari tabel di atas, mesin 2 S mengalami peningkatan <55 sebesar 1(./B, mesin 2 DS ( sebesar /B, dan mesin (2 DS sebesar 2.:1B. Sedangkan !abel memberikan hasil perhitungan <55 sebelum dan sesudah implementasi !P pada semua mesin.
d. e!i/3ulan
Dari kasus pertama pada suatu P.!. A didapatkat kesimpulan bahwa nilai <55 tahun )2 untuk semua mesin meningkat dari :.:B menjadi 7(.77B setelah mengimplementasikan !P.
-. IMPLEMENTASI TOTAL PROD!T"#E $A"%TE%A%!E SEBA#AI PENUN4AN# P&$DUTI%ITAS DEN#AN PEN#UU&AN O#ERALL E&"P$E%T E''E!T"#E%E PADA MESIN &$TA&1 TH56 *Studi a!u! PT.Indone!ian To,acco+.
a. Latar Belakang
Pada dunia perindustrian sangat dibutuhkan adanya dukungan teknologi yang sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi dan jumlah produk kualitas baik.%ntuk mengetahui kegiatan produksi dan jumlah produk kualitas baik dapat dibuktikan dengan adanya pengukuran produkti"itas pada mesin dan fasilitas produksi. Pada P! 0ndonesian !obacco menggunakan mesin $otary K!-7 yang memiliki downtime yang besar.&pabila terjadi kerusakan makaakan berhenti untuk dilakukan perbaikan sehingga produksi tidak bisa berjalan.
pengukuran
produkti"itas
mesin.
%ntuk
menghitung dan
menambah tingkat produkti"itas, maka perlu dilakukan pendekatan multidisipliner yang melibatkan
semua
usaha, kecakapan, keahlian,
modal,
teknologi,
manajemen, informasi dan sumber-sumber daya lain secara terpadu. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah Total Productive Maintenance #!P$.
enurut >order, #(++:$ !P tidak hanya terfokus bagaimana mengoptimalkan produkti"itas dari peralatan atau material pendukung kegiatan kerja, tetapi juga memperhatikan bagaimana meningkatkan produkti"itas dari para pekerja atau operator yang nantinya akan memegang kendali pada peralatan dan material tersebut.!P dengan menggunakan metode !verall "quipment "ffectiveness #<55$ berfungsi untuk melihat secara keseluruhan kondisi lini dan efekti"itas yang mencakup tiga faktor yaitu avaibility rate, performance ratedan rate
ofquality.elalui !P dengan menggunakan metode <55 serta pengaplikasian delapan pilar akan mampu menjaga fungsi dari peralatan atau material pendukung kegiatan kerja. emperhatikan bagaimana meningkatkan produkti"itas dari para pekerja atau operator yang nantinya akan memegang kendali secara langsung pada peralatan dan material tersebut.
,. Metode Penelitian
-." Pengu/3ulan Data
Data yang dikumpulkan akan menjadi input pada tahap pengolahan data. Pada pengumpulan data penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. a. Pengu/3ulan Data Pri/er
Data Primer merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian, diantaranya adalah hasil pengamatan dan wawancara terhadap pihak terkait mengenai sistematika alur ketika terjadi kerusakan beserta identifikasi penyebabnya hingga mesin siap untuk dijalankan kembali. ,. Pengu/3ulan Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang telah tersedia oleh pihak perusahaaan.Data sekunder disajikan dalam bentuk tabel. Data sekunder pada penelitian ini didapatkan dari P! 0ndonesian !obacco selama tahun )() diantaranya jumlah unit yang diproses, jumlah cacat produk, waktu kerja, waktu lembur, waktu henti mesin dan ideal cycle time.
-.- Pengola2an Data
Pengolahan data dilakukan untuk melakukan penyelesaian dari masalah yang diteliti.?angkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data, meliputi'
(. Perhitungan nilai availability rate
Availabilityratedihitung berdasarkan data waktu operasi dan waktu loading .Perhitungan ini menentukan besar kesediaan mesin beroperasi atau pemanfaatan peralatan. ). Perhitungannilai performance rate Performanceratedihitung berdasarkan jumlah input , idealcycletime dan waktu operasi. Perhitungan ini menentukan besar keefekti"an pada saat kegiatan produksi. /. Perhitungannilai rate of quality Perhitungan rate of quality berdasarkan pada jumlah input dan jumlah cacat.Perhitungan ini menentukan keefekti"an produksi berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan.
c. Ha!il dan Pe/,a2a!an 0." Per2itungan Nilai Availability Rate
6ilai availability ratedidapatkan dengan perhitungan persamaan ( berikut '
Avaibility rate pada tahun )() telah memenuhi standar dari *0P #+B$ dengan rata-rata +,+(/B.esin otary K!-7 memiliki kesediaan mesin beroperasi atau pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin dan peralatan.
0.- Per2itungan Nilai PerformanceRate
6ilai performance ratedidapatkan dengan perhitungan persamaan ) berikut '
Performance rate pada tahun )() masih di bawah standar *0P #+2B$ dengan nilai rata-rata sebesar 7(,2B.esin otary K!- memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk selama penggunaan masih belum efektif karena terdapat perbedaan rasio yang cukup besar antara kecepatan ideal dengan kecepatan operasi aktual.
0.0 Per2itungan Nilai Rate of &uality
6ilai rateofqualitydidapatkan dengan perhitungan persamaan / berikut '
$ate of quality pada tahun )() masih di bawah standar *0P #++B$ dengan nilai rata-rata sebesar +(,717B.esin otary K!-7 masih dibawah standar dalam kemampuan peralatan untuk menghasilkan produk yang sesuai standar quality control .
0.7 Per2itungan $EE
Setelah didapatkan nilai avaibility rate, performance rate dan rate of quality maka dapat dihitung besar nilai <55 setiap bulan selama tahun )().<55 pada tahun )() masih dibawah standart *0P #72B$ dengan nilai rata-rata sebesar /,12:B.Dibawah standarnya nilai <55 dipengaruhi oleh dibawah standarnya faktor performance rate dan rate of quality. Gambar ( menampilkan grafik !P indeks esin otary K!-7.
0.8 Pilarof TPM
Delapan pilar yang mendukung keberhasilan !P dalam meningkatkan podukti"itas sebagai rekomendasi perbaikan.ekomendasi melalui delapan pilar !P dijelaskan sebagai berikut' ". 8S
Dalam 2S lebih ditekankan pada kondisi kebersihan pada mesin produksi dan sekitar mesin, karena debu atau kotoran yang terdapat di sekitar mesin akan memperhambat pergerakan ulir sehingga berdampak pada kecepatan dalam memotong tembakau. Kebersihan pada lingkungan ware#ouse atau tempat penyimpanan bahan baku juga sangat penting. al ini diketahui pada bahan baku terdapat campuran kotoran berupa kayu, logam seperti mur baut dan lain sebagainya yang ketika masuk kedalam mesin akan mengakibatkan pisau pada mesin mudah rompal, sehingga menimbulkan dampak kerusakan-kerusakan pada komponen lain. -. Autonomous $aintenance
Pada konsep autonomous maintenance terjadi proses ilmu pengetahuan mengenai mesin dari pihak teknisi maupun yang ahli dalam mesin rotary K!-7 kepada operator produksi.
0. ai*en
)ai*en merupakan tanggung jawab semua personil dari tingkat operator hingga top management .Dengan mengawali kegiatan pada kelompokkelompok operator yang berfungsi menanggulangi masalah-masalah yang ada dilingkungan mesin otary K!-7.Kegiatan kelompok ini untuk menandai masalah, mencari penyebab, melaksanakan penanggulangan dan membuat standar bagi penanggulangan yang berhasil pada mesin otary K!-7.
Pada
kelompok-kelompok
operator
tersebut
nantinya
akan
menghasilkan one point lesson yaitu laporan ataupun pembelajaran terhadap masalah yang dihadapi dan mendapatkan cara penyelesaian masalah tersebut dalam hal ini mengenai kerusakan mesin 7. Planned $aintenance
Planned maintenance bertujuan untuk mengontrol kerusakan dari setiap komponen mesin agar terhindar dari kerusakan yang lebih parah. 8. &uality $aintenance
Pada pilar quality maintenance kegiatan yang dilakukan yaitu mengontrol proses pemotongan tembakau untuk mencapai *ero defect . ulai dari kualitas bahan baku yaitu lembar daun tembakau hingga proses yang dilalui sebelum menjadi produk akhir. %ntuk mencapai *ero defect diharapkan adanya e"aluasi proses kontrol yang dilakukan dengan menggunakan maintainability dan reliability. Pada kegiatan untuk mengontrol proses pemotongan tembakau dapat dilakukan menggunakan
quality
maintenance
matrix.Perancangan
model
quality
maintenance atau Maintenance (uality +unction eployment #HFD$ terdiri atas dua tahapan.!ahapan pertama adalah perancangan -ouse of (uality #
Proses peracangan
'etween +ailure #!9F$, Mean own Time #D!$ dan !verall "quipment "ffectiveness #<55$. +. Trainin,
Training bertujuan dalam peningkatan kemampuan karyawan. Dalam training terdapat dua komponen yaitu soft skill training dan tec#nical training. Soft skill training meliputi bagaimana cara bekerja secara tim dan cara komunikasi, sedangkan tec#nical training meliputi kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan menguasai peralatan atau mesin. Training dilaksanakan secara rutin dan bertahap oleh perusahaan.9ukan hanya melaksanakan training saja namun juga adanya pengontrolan terhadap teknisi tentang peningkatan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki.&danya pengontrolan kemajuan ketrampilan dan kemampuan pada teknisi maka dapat menilaiseberapa efektif ketika perusahaan mengadakan training . 9. Office Total Productive $aintenance
!P dilakukan pada sistem administrasi perkantoran sehingga dapat berjalan secara sinergis dengan di lapangan. Penerapan 2S dalam kantor seperti penataan peralatan tulis dan penataan dokumentasi kerusakan dan perbaikan mesin dalam #ardcopy dan softcopy dalam komputer admin kantor. Dalam office !P dilakukan meningkatkan pengertian dan kepedulian akan prinsip-prinsip kerja yang benar. Pemetaan pemborosan terhadap productivity, quality, cost, delivery, safety dan moral.Penyimpanan data losses yang pernah terjadi selama satu tahun terakhir dan membuat tindakan perbaikan dan pencegahan. 6. afety- ealt/ and Environment
Setiap karyawan harus memiliki pengetahuan dalam keselamatan dan kesehatan kerja pada lingkungan agar dapat menunjang produkti"itas.Penerapkan peraturan pada saat memasuki lingkungan produksi seperti menggunakan masker, penutup kepala dan sarung tangan.&danya e"aluasi ataupun sanksi yang diberlakukan ketika
terdapat
operator
maupun
karyawan
yang
tidak
perlengkapan lengkap pada saat memasuki lingkungan produksi.
d. e!i/3ulan
menggunakan
Dari kasus kedua didapatkan kesimpulan bahwa dengan implementasi total productive maintenance sebagai penunjang produkti"itas dengan pengukuran overall equipment effectiveness pada mesin otary K!-7 di P! 0ndonesian !obacco maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut' (. 6ilai availabilityrate pada mesin otary K!-7 pada tahun )() dapat dikatakan telah sesuai standar dengan besar +,+(/B. Faktor yang mempengaruhi rendahnya availability rate adalah faktor breakdown losses, terdapat time losses sebesar 2/,/ jam atau (1,(::B dari total time losses yang terjadi. ). 9esar nilai performance rate pada mesin otary K!-7 pada tahun )() tidak sesuai standar dengan besar 7(,2B. Faktor yang mempengaruhi rendahnya performance rate adalah faktor speed losses, terdapat time losses sebesar )27,77: jam atau (,)2B dari total time losses yang terjadi. /. 9esar nilai rate of quality pada mesin otary K!-7 pada tahun )() tidak sesuai standar dengan besar +(,717B. Faktor yang mempengaruhi rendahnya rate of quality adalah faktor quality defect and required losses dan yield losses, terdapat time losses sebesar 2,27: dan ,72 jam atau (/,+(/B dan ,))(B dari total time losses yang terjadi pada mesin otary K!-7. 1. 9esar nilai overall equipment effectiveness pada mesin otary K!-7 pada tahun )() tidak sesuai standar dengan besar /,12:B. al ini disebabkan karena besar performance rate dan rate of quality yang dibawah # apanese /nstitute of Plant Maintenance0
0. PEN#UU&AN DAN UPA1A PENIN#ATAN INE&4A PE&USAHAAN *STUDI ASUS DI SEBUAH PE&USAHAAN PEMBUATAN BAN+. a. Latar Belakang
Pengukuran kinerja sangat diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mengetahui kesesuaian pencapaian hasil dengan tujuan yang direncanakan. Selama beberapa dekade. 9anyak perusahaan mengukur keberhasilan kinerjanya berdasarkan ukuran dari segi keuangan. enurut Kaplan dan 6orton #(++:$ , ukuran kinerja keuangan relatif tidak terlalu rnencerminkan indikator keberhasilan karena ukuran kinerja keuangan tidak dapat menunjukkan tujuan perusahaan . Dalam rangka mengukur
keberhasilan kinerja perusahaan diperlukan
suatu pendekatan
pengukuran yang komprehensif yaitu konsep 'alanced Scorecard #9S>$, yang mengukur kinerja perusahaan berdasarkan faktor keuangan, pelanggan, proses, bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan maka terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh perusahaan dilihat dari empat aspek dalam konsep 9S5. Pada penelitian ini aspek yang dilihat oleh penulis dalam upaya meningkatkan kinerja sebuah industri ban di 9ogor, dengan penekanan pada aspek pelanggan dan proses bisnis internal melalui perbaikan proses, penjadwalan pemeliharaan peralatan produksi dan metode pengujian produk. Seiring dengan perkembangan Iaman banyak perusahaan yang sudah menjadikan pelanggannya sebagai bagian dari s iklus pengembangan produk perusahaan. al ini karena mereka menyadari bahwa pelanggan merupakan tujuan utama dari produk yang akan mereka jual. %ntuk mendukung terciptanya produk yang sesuai keinginan pelanggan, perlu diterapkan suatu sistem pemeliharaan total untuk meningkatkan kinerja peralatan produksi yaitu konsep Total Productive Maintenance #!P$ #oberts, (++$. angkaian penerapan teknik tersebut diharapkan mampu merumuskan strategi peningkatan kinerja perusahaan yang baik jika dilakukan secara berurutan.
Peningkatan
kinerja
perusahaan
dilakukan
dengan
memperbaiki
jadwal
pemeliharaan peralatan menggunakan !P, dengan asumsi aspek pembelajaran dan perlumbuhan di dalam perusahaan sudah baik. !P bersifat melibatkan
semua pihak dalam perusahaan pada setiap le"el, subjek utama yang menjadi ide dasar dari kegiatan !P adalah manusia dan mesin, dalam hal ini diusahakan untuk merubah pola pikir manusia terhadap konsep perawatan yang selama ini dipakai. Dengan perubahan ini diharapkan pemeliharaan mesin dan peralatan berjalan dengan baik sehingga kerusakan dapat dicegah, sehingga perlu diadakan sistem pendidikan dan pelatihan yang memadai agar karyawan dapat belajar menggunakan dan merawat mesin atau peralatannya dengan baik. Pada setiap jenis pemeliharaan lainnya, operator tidak dilibatkan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan padahal operator adalah orang yang paling mengerti ten tang kondisi mesin=alat yang ditanganinya. erekalah yang memiliki informasi mengenai kekurangan dan kelebihan suatu mesin, oleh karena itu operator harus mempunyai tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap peralatan yang mereka jalankan sehingga mereka akan ikut menjaga dan memeliharanya. enurut Singgih dan egawati #)($ !P memiliki tiga tujuan utama yaitu' #($ menghilangkan waktu yang terbuang akibat perbaikan, #)$ menghilangkan kerusakan #cacat$ pada prod uk akibat kerusakan mesin dan #/$ menghilangkan kecelakaan kerja.
0nti atau elemen dasar dari sistem !P sebenamya adalah kegiatan Pemeliharaan andiri
dan
kegiatan
Peningkatan
Per
9agian.
Pemeliharaan
andiri
dimaksudkan untuk mencegah kerusakan dan mempertahankan kondisi sistem agar tetap berjalan dengan baik seperti semula, sedangkan Peningkatan per 9agian dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, produkti"itas, dan kemampuan sistem secara keseluruhan.
,. Tata Lak!ana
Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan menyebarkan kuisioner pada tiga jenis pelanggan yaitu agen, pelanggan dan mantan pelanggan, dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam membeli suatu produk ban, terutama produk perusahaan. etode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah 1nfinite population correction untuk
pelanggan dan mantan pelanggan, dengan jumlah sampel masing-masing (1: dan (2). %ntuk agen menggunakan metode finnite population
correction dengan
jumlah sampel /(. Pada pembobotan tingkat kepentingan menggunakan melode perbandingan berpasangan dilakukan wawancara dengan 2 orang pakar yang terdiri dari anajer Produksi, anajer Kualitas dan anajer Pemasaran serta dua orang agen. %ntuk pembobotan pada masing-masing tolok ukur ,
dilakukan
wawancara dengan anajer Keuangan dan anajer Pemasaran untuk perspektif finansial, anajer Pemasaran dan anajer Distribusi untuk perspektif pelanggan. Pembobotan untuk perspektif proses bisnis internal berdasarkan anajer Produksi dan anajer !eknik, sedangkan untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan wawancara dilakukan dengan anajer Pelatihan dan anajer !eknologi 0nformasi. Pengumpulan ata Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuisioner dan wawancara dengan pakar, sedangkan data sekunder didapatkan dari perusahaan dan telaah pustaka. Pengola#an ata Data penjadwalan pemeliharaan peralatan yang didapatkan dari anajer !eknik digunakan untuk memperbaiki penjadwalan pemeliharaan peralatan menggunakan !P. Data pengujian kekuatan yang dilakukan oleh (uality Assurance epartment selanjutnya digunakan untuk memperbaiki metode pengujian.
c. Ha!il dan Pe/,a2a!an
Pengukuran )inera %ntuk mengatasi permasalahan pada mesin, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan !P. Penerapan !P dalam akti"itas perusahaan terutama pabrik diawali dengan keterlibatan semua pihak baik dan manajemen puncak sampai pada karyawan yang menjalankan mesin #operator$. Penerapan !P antara lain diwujudkan dengan usaha untuk terus-menerus mempertahankan dan meningkatkan kondisi atau kinerja produksi. Kegiatan-
kegiatan !P dilakukan berdasarkan jadwal yang disusun dengan perencanaan matang. Setiap tahap kemajuan yang telah dicapai dan setiap hasil yang diperoleh selalu didokumentasikan dengan baik sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk pengembangan lebih lanjut dalam mencapai pelaksanaan !P yang baik maka kunjungan ke pabrik yang memiliki mesin yang sama dan telah menerapkan !P merupakan suatu langkah maju untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada di perusahaan. Kunjungan ini dilakukan sebagai upaya perbandingan untuk dapat mengamati pelaksanaan !P dan manfaatnya secara langsung. 9erdasarkan hasil analisis kepuasan pelanggan, perusahaan harus mengadakan perbaikan, terutama untuk memperbaiki kekuatan ban yang belum sesuai keinginan pelanggan. &dapun upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan otomatisasi mesin pada proses pemasakan, menerapkan !P dan memperbaiki metode pengujian kekuatan. ?angkah-0angkah dalam penerapan !P adalah sebagai berikut' a$ enunjuk seorang koordinator !P b$ embentuk tim yang terdiri dari operator, mekanik, super"isor tiap s#ift, pembuat jadwal serta manajemen lingkat atas c$ elakukan sur"ei pada perusahaan =pabrik yang telah menerapkan !P d$ enyusun jadwal pemeliharaan peralatan e$ endokumentasikan hasil pemeliharaan peralatan f$ engikutsertakan operator dalam kegiatan pemeliharaan.