TUGAS
SISTEM PENCERNAAN
(ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEMOROID)
OLEH
KELOMPOK VI
Nama :
Wiwin Faubun
Reksi Kakisina
Jean Wiratraur
Natalia Lilimwelat
Sherly Patty
Yolanda Sahusilawane
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
AMBON_2014
Asuhan Keperawatan Hemoroid
Konsep Medis
Pengertian
Kata "Hemoroid" berasal dari bahasa Yunani yaitu 'haem' : darah, rhoos' : mengalir. Jadi semua pendarahan yang ada di anus disebut hemoroid.
Hemorhoid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Literatur lain menyebutkan bahwa hemorrhoid adalah varices vena eksternal dan / atau internal dari kanal anus yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena-vena anorektal.
Haemoroid (Ambeyen) adalah pelebaran vena di dalam fleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik1). Hanya apabila haemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis
Vena pada anus hemoroid
Jenis-Jenis / Macam-Macam Wasir / Homoroid / Ambeyen
Wasir atau ambeien ada dua macam yaitu:
Hemoroid Dalam/Interna
Pada wasir dalam terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti wasir luar. Gejala wasir dalam adalah suka ada darah yang keluar dari anus saat bab / buang air besar. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid Interna menjadi 4 derajat untuk menilai tingkat keparahannya:
1) Grade 1, terjadi perdarahan tetapi tidak ada tonjolan rektum.
2) Grade 2, terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan sendirinya.
3) Grade 3, terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan bantuan tangan.
4) Grade 4, terjadi tonjolan rektum disertai dengan bekuan darah dan tonjolan ini menutupi muara anus.
Hemoroid Luar/Eksterna
Wasir luar merupakan varises di bawah otot yang umumnya berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu:
1) Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
2) Kronik
Bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Gambar:
Hemoroid eksterna b. Hemoroid Interna
c.Etiologi
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik.
Kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah :
Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga
terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan
pleksus hemoroidalis .
Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.
Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal dan lain lain.
2. Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab timbulnya
hemoroid.Faktor faktor yang mungkin berperan :
Keturunan atau heriditer
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan
hemoroidnya.
Kelainan Anatomi
Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga darah mudah kembali
menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
- Orang yang pekerjaan nya banyak berdiri atau duduk dimana gaya grapitasi akan
mempengaruhi timbulnya hemoroid.Misalnya seorang ahli bedah.
- Gangguan devekasi miksi.
- Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.
- Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.
Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid yaitu :
- Adanya tomur intra abdpomen.
- Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal.
- Mengedan sewaktu partus
Hal-Hal / Faktor Pemicu Yang Menyebabkan atau Penyebab Wasir / Ambeien / Hemoroid antara lain :
a. Terlalu banyak duduk
b. Diare menahun
c. Kehamilan ibu hamil yang diakibatkan perubahan hormon
d. Hederitas
e. Hubungan seks yang tidak lazim
f. Penyakit yang membuat mengejan penderita
g. Sembelit / konstipasi / obsitpasi menahun
h. Penekanan kembali aliran darah vena, dll.
i. Terlalu banyak mengedan saat buang air besar
j. Mengangkat beban terlalu berat
k. Wanita hamil yang mengedan saat melahirkan
l. Kurang berolahraga atau imobilisasi
d. Tanda dan Gejala
a. Tanda
1) Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
2) Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan radang.
b. Gejala
1) Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.
2) Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi spontan. Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
3) Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang mengalami prolap menetap.
4) Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan
e. Patofisiologi
Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis mengalir dengan lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran darah balik yang melalui vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena sistematik, bila aliran darah vena balik terus terganggu maka dapat menimbulkan pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian struktur normal di regio anal, dengan pembesaran yang melebihi katup vena dimana sfingter anal membantu pembatasan pembesaran tersebut. Hal ini yang menyebabkan pasien merasa nyeri dan feces berdarah pada hemoroid interna karena varices terjepit oleh sfingter anal.
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal dan vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal. Arteriola regio anorektal menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran (varices) vena anorektal. Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan tekanan intra abdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran vena (varices) akhirnya terpisah dari otot halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap pembuluh darah hemoroidalis. Hemoroid interna terjadi pada bagian dalam sfingter anal, dapat berupa terjepitnya pembuluh darah dan nyeri, ini biasanya sering menyebabkan pendarahan dalam feces, jumlah darah yang hilang sedikit tetapi bila dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.
Hemoroid eksterna terjadi di bagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan, jarang menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur. Jika ada darah beku (trombus) dalam hemoroid eksternal bisa menimbulkan peradangan dan nyeri hebat.
f. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
g. Pengobatan
1) Pembedahan pada derajat lanjut.
2) Kompres duduk atau bentuk pemanasan basah lain, dan penggunaan suppositoria.
3) Eksisi bedah dapat dilakukan bila perdarahan menetap, terjadi prolapsus, atau pruritus dan nyeri anus yang tidak dapat diatasi.
N. PENCEGAHAN
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan kencing dan berak
9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
10. Jangan mengejan berlebihan
11. Duduk berendam pada air hangat
12. Minum obat sesuai anjuran dokter
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hemoroid
Ny.R, Umur 50 tahun , masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal 8 oktober 2011, saat di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes, nyeri anus saat BAB, nyerinya seperti ditusuk-tusuk dengan skala 6. Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari.
Tanggal masuk : 08 Oktober 2011 Ruang : Kemuning
Tanggal pengkajian : 10 Oktober 2011
Diagnosa medis : Hemoroid
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 50 Tahun
TTL : 15 Oktober 1961
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Banjaran
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Usia : 58 Tahun
Alamat : Banjaran
Pekerjaan : Tani
Hub. Dengan klien : Suami
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada daerah anus
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal 8 oktober 2011, saat di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes, Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari.
Metode PQRST (untuk nyeri)
P : Paliatif/provokatif : nyeri disebabkan karena klien susah BAB
Q : Quality/quantity : klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk2,
R : Region/ Radiation : nyeri dirasaka klien di daerah anus
S : Severity/Scale : klien menyebutkan skala 6 saat di tanya skala nyeri dari 1-10
T : Time : klien mengatakan nyeri terjadi pada saat BAB
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien pernah dirawat di RS sebelumnya, dengan diagnosa KLL, 10 tahun yang lalu. Klien tidak memiliki alergi dan tidak suka minum kopi.
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : compos mentis, GCS : 4,5,6
c. Tanda-tanda vital
TD : 130/80
N: 88x/ menit
S : 36°C, RR : 24x/menit
Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
1. Wajah dan kulit kepala
Kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah tampak pucat
2. Mata
Fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis
3. Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret
4. Telinga
Fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen
5. Mulut
Gigi, gusi, dan lidah bersih
b. Leher
Tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis
c. Thorax dan Paru
Bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan bunyi paru ronchi, irama an regular, frekuensi 18x/menit
d. Jantung
Normal, tidak ada keluhan
e. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada keluhan
f. Ginjal
Normal, tidak ada keluhan
g. Genetalia
Klien mengatakan tidak ada keluhan
h. Musculoskeletal
Ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 TPM, ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan.
i. Integument
. Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang
j. Anus
Anus kemerahan
D. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
1. Pola Persepsi
Klien mengatakan sehat itu penting, untuk menjaga agar tetap sehat klien makan 3x sehari. Bila sakit biasanya klien hanya membeli obat warung.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan minum 5-6 gelas sehari, tanpa ada pantangan makanan
Selama dirawat makan 3x sehari habis ½ porsi yang disediakan dengan sayur dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi keras, warn adan bau khas, ada darahnya. BAK 5 – 8x/ hari
Selama sakit klien mengatakan selama di RS BAB 2 hari 1x dengan konsistensi keras,campur darah, baunya khas, BAK 5-8x sehari .
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur malam 7-8 sehari dari jam 21.00 – 08.00 WIB tanpa ada gangguan.
Selama sakit klien tidur malam tidak ada gangguan, siang juga sama.
5. Pola aktivitas
Sebelum sakit, klien adalah ibu rumah tangga dan selalu membantu pekerjaan suaminya di sawah.
Selama dirawat/ sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasanya karena lemas, aktivitas di bantu oleh keluarga dan perawat.
6. Pola kognitif
Klien tidak mengalami gangguan fungsi panca indra dan tidak mengalami gangguan pola pokir serta orientasi.
7. Konsep diri
Klien dengan keluarganya menyatakan setelah klien dilakukan tindakan keperawatan dan pengobatan, berharap akan segera sembuh dan segera pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya kembali.
8. Peran hubungan
Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang kegiatan kesehariannya membantu suami di sawah, selama sakit klien merasa diperhatikan oleh anak-anaknya karena selama sakit mereka bergantian untuk menunggu dan menjaganya.
9. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam yang taat beribadah dan selama dirawat klien hanya bisa berdo'a untuk kesembuhannya.
Diagnostik
- Kolonoscopy
- Anoskopy
Analisa Data
No
Data Penunjang
Etiologi
Masalah
1
DS Ds: Klien mengatakan BAB 2 hari 1x dengan konsistensi keras.
DO : Konsistensi keras, ada darah
- Klien lemah
- Anus kemerahan
Pembesaran Vena Hemoroidalis
Konstipasi
2
DS : Klien mengatakan nyeri saat BAB
DO : Wajah pucat
- Kesakitan
- Skala 6
Adanya hemoroid pada daerah anal
Nyeri
3
DS : klien mengeluh BAB seminggu yang lalu karena keluar darah segar bersama feses bahkan darah menetes saat BAB
DO :
1. TTV : TD = 120/80 mmHg
2. Klien tampak lemah
3. Konjungtiva pucat
4. hasil lab :
Hb= 8,9 gr/dl
Data Tambahan :
1. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas mandiri.
2. Klien cepat lelah setelah beraktivitas.
3. Banyaknya aktifitas klien yang dibantu oleh orang lain
Pecahnya Vena Hemoroidalis
Perdarahan V.Hemoroidalis
Diagnosa Keperawatan
1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.
2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan perdarahan waktu BAB.
Rencana Tindakan Keperawatan
No.
Dx Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan konstipasi teratasi.
KH:
a.Pola BAB normal (1-2x/minggu).
b.Konsistensi feses lunak.
c.Warna feses kuning.
d.Klien tidak takut untuk BAB.
e.Tidak ada nyeri pada saat BAB.
1.Berikan dan anjurkan minum kurang lebih 2 liter/hari.
2.Berikan posisi semi fowler pada tempat tidur.
3.Anjurkan mengkonsumsi makana tinggi serat.
4.Auskultasi bunyi usus.
5.Hindari makanan yang membentuk gas.
6.Kurangi / batasi makana seperti produk susu.
7.Berikan laktasif sesuai program dokter.
1.Mencegah dehidrasi secara oral.
2.Meningkatkan usaha evakuasi feses.
3.Makanan tinggi serat dapar melancarkan proses defekasi.
4.Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.
5.Menurnnkan distres gastrik dan distensi abdomen.
6.Makanan ini diketahui sebagai penyebab konstipasi.
7.Membantu melancarkan proses defekasi.
2.
Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri teratasi.
KH:
a.Wajah pasien tampak meringis.
b.Skala nyeri berkurang 0-3 atau hilang.
c.Klien dapat istirahat tidur.
d.TTV Normal
TD: 100/80 mmHg
1.Berikan Posisi yang nyaman.
2.Berikan bantalan dibawah bokong saat duduk.
3.Observasi tanda-tanda vital.
4.Ajarkan teknik untuk menguranyi rasa nyeri seperti membaca, menarik nafas panjang, menonton TV, dll.
5.Berikan kompres dingin pada daerah anus 3-4 jam dilanjutkan dengan redam duduk hangat 3-4 x/hari.
6.Berikan lingkungan yang tenang.
7.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, pelunak feses dan dilakukan hemoroidectomi.
1.Minimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.
2.Meminimalkan tekanan di bawah bokong/meningkatkan relaksasi.
3.Untuk menentukan intervensi selanjutnya.
4.Pengalihan perhatian melalui kegiatan-kegiatan.
5.Meningkatkan relaksasi.
6.Menurunkan ketidaknyamanan fisik.
7.Mengurangi nyeri dan menurunkan rangsang saraf simpatis dan untuk mengangkat hemoroid.
3.
Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan perdarahan waktu BAB.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kekurangan nutrisi terpenuhi.
KH:
a.Konjungtiva klien merah muda.
b.Hb Normal (12-14 g/dl).
c.Tidak ada perdarahan v.hemoroid.
d.Dapat melakukan aktivitas mandiri.
e.Klien tidak cepat lelah setelah beraktivitas.
f.Aktifitas klien sudah tidak dibantu oleh perawat.
1.Observasi TTV.
2.Monitor banyaknya perdarahan klien.
3.Kaji ulang tingkat toleransi aktifiitas klien.
4.Memandirikan klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Kolaborasi:
1.Konsultasikan nutrisi untuk klien dengan ahli gizi.
2.Berikan vitamin K dan B12 sesuai indikasi.
3.Konsultasi dengan ahli gizi.
4.Berikan cairan IV.
1.Untuk menentukan tindakan selanjutnya.
2.Untuk menentukan tingkat kehilangan cairan.
3.Untuk mengetahui tingkat kelemahan klien.
4.Mengurangi ketergantungan aktifitas klien dengan bantuan perawat.
Kolaborasi:
1.Untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang tepat pada klien.
2.Untuk membantu proses pembekuan darah dan Untuk meningkatkan produksi sel darah merah.
3.Untuk menentukan diet yang tepat bagi klien.
4.Untuk menggantikan banyaknya darah yang hilang selama perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. A. A. 2007. Riset keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Ariyoni, D. 2011. Asuhan keperawatan hemoroid. Dikutip tanggal 15 Juni 2011 dari website http://desiariyoni.wordpress.com/2011/03/23/.
Basuki, Ngudi. 2007. Pengaruh teknik distraksi dan relaksasi terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien fraktur ekstremitas bawah. Dikutip tanggal 15 juni 2011 dari website http:/www.poltekes-soeproen.ac.id/?prm=artikel&yar=detail&id=27.