ERGONOMI CHECKLIST NON POWERED HANDTOOLS : HAMMER
Disusun Oleh: Kelompok 1
Ulyvia Trisnawati Tiara Ima Khota
21070113120059 `
21070113120064
Tutik Handayani
21070115120065
Daffa Alyaa M
21070115120069
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Media checklist merupakan salah satu cara yang dapat digunakan sebagai tindakan preventif agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan kegiatan pencatatan data atau penilaian (assessment) terhadap suatu obyek. Penggunaan checklist dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengingat kembali data yang pernah dicatat atau digunakan pada waktu sebelumnya (APB Group, 2012). Bentuk dari media checklist yang banyak digunakan adalah berupa lembaran kertas (checksheet) yang berisi konten tentang aspek-aspek yang diamati. Dalam aplikasi ilmu Ergonomi, Office Ergonomics Checklist merupakan salah satu alat atau tools yang biasa digunakan oleh industri atau perusahaan untuk melakukan assessment terhadap lingkungan kerja dari suatu kantor atau tempat kerja. Beberapa contoh obyek yang diniliai dalam checklist ini adalah meliputi posture-activityexercise, lighting-air-noise, work style-organizationbreaks (Ergonomics in Australia, 2012). Dalam penerapannya, media checklist yang biasa digunakan yang hanya berupa lembaran (Sandblad, B., 2009). Media Cheklist kali ini untuk melihat tingkat ergonomis dari sebuah produk kerja (Hand Tools). Seperti yang kita ketahui bahwa melakukan aktivitas produksi terdapat interaksi antara tenaga kerja (manusia/operator) dengan fasilitas produksi (hand tools) yang digunakan. Interaksi ini dapat berupa kesesuaian antara dimensi tubuh operator (tenaga kerja) dengan dimensi peralatan kerja. Dilihat dari sudut pandang ergonomi
suatu
produk
(fasilitas
produksi)
dikatakan
ergonomis
apabila
secara
anthropometris, faal, biomekanika dan fisiologis kompatibel dengan manusia sebagai pemakainya
1
Oleh karena itu maka dilakukan ergonomi cheklist terhadap hand tools apakah hand tools sudah mencapai kesesuain ergonomi apabila dipergunakan dalam rangka kegiatan produksi manusia (operator).
2
1.2. Tujuan Penelitian Dari penelitian Cheklist Hand Tools dalam Perancangan Sistem Kerja dan Pengukuran Ergonomi benda kerja diharapkan: 1.
Peneliti mampu menggunakan ergonomic checklist sebagai sarana untuk menilai tingkat ergonomi dari benda kerja (hand tools).
2.
Peneliti mampu mengetahui dan dapat menganalisis kesesusaian benda dengan anthpromoteri rata-rata.
3.
Peneliti
mampu
mengintegrasikan
berbagai
pertimbangan
ergonomi
dalam
merancang bentuk benda yang menghasilkan benda efektif, nyaman, sehat, dan efisien (ENASE). 4.
Peneliti dapat memperbaiki dan memberikan solusi terbaik dari model hand tools agar mencapai tingkat ergonomis yang optimal.
1.3
Pembatasan Masalah Peneliti membuat checklist dan meminta responden untuk mengisi daftar checklist
mengenai benda (hand tools). Peneliti merangkum dan menjabarkan masing masing jawaban lalu diambil kesimpulan secara keseluruhan lalu diindetifikasi mengenai benda lalu memberikan saran perbaikan terhadap benda kerja (hand tools). 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan penelitian tentang Checklist Hand Tools adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang dasar teori yang mendukung pemahaman akan Ergonomic Checklist for Hand Tools.
3
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi tentang pengumpulan data yang terdiri atas tabel checklist. BAB IV ANALISIS Berisi tentang analisis dari tabel checklist yang digunakan, serta hasil rata-rata keseluruhan responden terhadap benda (hand tools). BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ergonomi Ergonomi atau Ergonomic (bahasa Inggris) sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu
Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi adalah pengetahuan tentang interaksi antara manusia dengan pekerjaanya. Dalam pekerjaannya manusia pasti berhadapan dengan peralatan, bahan, tempat dan manusia lainnya, maka ergonomi mengkaji manusia dalam berinteraksi dengan unsur – unsur sistem kerja tersebut. Menurut Sutalaksana sendiri, ergonomi memiliki arti yaitu suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia, sistem orang dan mesin, peralatan yang dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling efektif termasuk alat – alat peragaan untuk memberi informasi kepada manusia. Sedangkan menurut Nurmianto, ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. Ruang lingkup ergonomi mempunyai beberapa aspek, antara lain: -
Teknik.
-
Pengalaman psikis.
-
Anatomi.
-
Anthropometri.
-
Fisiologi. Tanda – tanda bahwa system kerja yang telah dirancangan tidak ergonomi adalah: 1.
Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan.
2.
Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan.
3.
Pekerja sering melakukan kesalahan (human error).
4.
Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang. 5
5.
Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja.
6.
Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang.
7.
Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok.
8. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup. 9. Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan. 10. Komitmen kerja yang rendah. 11. Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.
2.2
Evaluasi Ergonomi Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kerja dapat menjadi lebih produktif dan
efisien. Dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang penelitian, yaitu: -
Antropometri
-
Biomekanika Fisiologi
-
Pencegahan dan Pengendalian Bahaya
-
2.2.1 Antropometri Istilah Antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Antropometri pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alatalat/benda-benda yang digunakan manusia. Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu: - Antropometri Statis Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier permukaan tubuh. - Antropometri Dinamis Pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut 6
melaksanakan kegiatannya. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan seterusnya) berat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan – pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : a. Perancangan areal kerja (Work station, interior mobil, dan lain-lain). b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, eqipment, perkakas (tools) dan sebagainya. c. Perancangan produk – produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja, dan lain-lain. 1. Perancangan lingkungan fisik Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Secara umum sekurang – kurangnya 90% : 95% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya. Rancangan produk yang dapat diatur dengan fleksibel tentunya memberikan kemungkinan lebih besar bahwa produk tersebut akan mampu dioperasikan oleh setiap orang meskipun ukuran tubuh mereka berbeda.
2.2.2 Pencegahan dan pengendalian Bahaya Pencegahan dan pengendalian bahaya dapat dilakukan dengan : - Pengendalian secara Teknik - Pengendalian secara Administrasi - Desain Kantor Kerja - Pelatihan
7
2.2.3 Desain Peralatan Tangan Tangan manusia memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai macam aktivitas, baik yang memerlukan kontrol penuh sampai aktivitas yang memerlukan tenaga besar. Hal ini memungkinkan karena tangan manusia memiliki jari-jari yang dapat saling bekerja sama untuk melakukan suatu kebutuhan. Jari – jari tersebut apabila dikombinasikan untuk melakukan aktivitas dapat mencengkram benda – benda sesuai dengan bentuknya. Suatu cengkraman dan genggaman seluruh tangan akan memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan cekaman dan genggaman beberapa jari sendiri, tetapi hal ini juga dipengaruhi oleh kopling yang digunakan antara tangan dan handle yang dicengkram atau digenggam. Desain handle yang baik dapat mengurangi stress biomekanika pada tangan, lengan dan bahu pekerja serta dapat meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu perancangan handle harus dilakukan dengan baik. Untuk menghindari postur yang tidak sesuai dan pengerahan tenaga otot yang tidak perlu dalam memegang alat adalah menyesuaikan bentuk handle dengan tangan manusia. Bentuk penyesuaian yang terlalu ekstrim dapat membuat handle menjadi tidak nyaman jika digenggam dengan cara yang berbeda dari yang diharapkan oleh perancang alat. Jika handle terlalu kecil, tidak banyak energi yang dapat digunakan, dan tekanan jaringan otot lokal yang besar dapat terjadi. Fraser (1980) seperti dikutip oleh Kroemer dkk (2001) mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kelompok :
2.3
Percussive (misal: kapak atau palu) Scrapping (misal: gergaji, kikir, pahat, atau ketam) Rotating atau Boring (misal: bor, gurdi, obeng, kunci inggris) Squeezing (misal: pliers atau tang)
Ergonomic Checkpoint Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode
tersebut antara lain:
8
Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks. Treatment , pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
9
BAB III METODOLOGI
MULAI
Studi Pendahuluan (Studi Literatur)
Identifikasi dan perumusan masalah
Tujuan Penelitian
Penilaian form checlist NIOSH
Analisis Hasil Penilaian
Design Perbaikan
Kesimpulan dan saran
SELESAI
Gambar 3.1
10
3.1 Metodologi Pada Penelitian kali ini studi literature terhadap A Checklist for the ergonomic Evaluation of Nonpowered Hand Tools dilakukan. Kemudian identifikasi dan perumusahan masalah dilakukan setelah melakukan observasi pada kosan yang baru dibangun, beralamat di jalan ngesrep timur v dalam 2 no.10B . Selanjutnya tujuan penlitian ini untuk menentukan hubungan antara skor checklist untuk atribut alat dan kenyamanan yang dirasakan penggunaan alat tersebut. Fokus checklist ergonomic oleh NIOSH terletak pada handle disebabkan bagian tersebut berhubungan secara langsung dengan manusia. Untuk responden pengisian form checkl ist ergonomic oleh NIOSH adalah tukang bangunan. Dari penilaian tersebut akan didapatkan skor yang diisi oleh responden. Hasil dari skor tersebut yang menjadi dasar yang dibuat untuk desain perbaikan untuk alat, yakni point yang memiliki skor rendah dari total skor.
3.2 Karakteristik Penelitian Karakteristik pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive study) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena bertujuan untuk memberikan pengembangan terhadap sistem yang sudah ada sebelumnya. Penelitian ini akan diselesaikan berdasarkan studi kauasal dengan metode survey menggunakan kuesioner form checklist dari NIOSH dan wawancara.
11
BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Perkakas Tangan Palu/Hammer Hand tool yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah palu/ hammer, berikut merupakan gambar palu yang di gunakan sebagai penelitian
Gambar 4.1 Palu 4.2 Ergonomic Checklist for Non powered Hand Tool Berikut ini adalah hasil pengamatan yang dilakukan berdasarkan kriteria ergonomi 8.5cm untuk hand tool : Item
Ergonomic Feature
Yes
1 2
Permukaan pegangan tidak licin Permukaan pegangan tidak memiliki tepi , undercut , tulang rusuk yang mendalam , dan / atau alur jari
+10 +10
0 0
6.5 8.5
3
Permukaan pegangan isolator ; alat pegangan yang baik terbuat dari kayu atau d ilapisi dengan karet atau plastik lunak Permukaan pegangan tidak menghantarkan suhu secara langsung; tidak mendapatkan panas atau dingin dengan cepat ketika bekerja di lingkungan
+10
0
7.3
+2
0
2
4
NA No
Score
12
5
panas atau dingin Pegangan terbuat dari kayu , atau permukaan pegangan dilapisi dengan bahan semi- lentur ; tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut , mirip dengan karet yang digunakan dalam sol sepatu olahraga
+10
0
7
0
8.2
6
Panjang pegangan adalah 4-6” : pegangan tidak berakhir dalam telapak tangan
+10
7
Untuk alat pegangan tunggal : Ukuran bagian pegangan lintas tidak terlalu kecil atau terlalu besar . Jari telunjuk dan ibu jari yang diizinkan untuk tumpang tindih dengan 3/8 " ketika mencengkeram ( untuk palu dan alat palu - seperti , tumpang tindih dari 1 " dapat diterima ) .
+8*
0
0
6.1
8
Untuk alat pegangan tunggal selain obeng : bentuk bagian pegangan lintas adalah o val atau bulat - tepi persegi panjang
+2*
0
0
2
9
Untuk obeng : Bentuk dasar bagian pegangan lintas melingkar , heksagonal , persegi, atau segitiga Untuk pegangan ganda (seperti tang) : rentang pegangan lebih besar atau sama dari 2” ketika penuh tertutup dan kurang dari atau sama dengan 3,5” saat terbuka penuh
+2*
0
0
+10*
0
0
10
11
Sudut pegangan terbentuk sehingga pekerjaan dapat dilakukan menjaga pergelangan tangan lurus
+10
0
8
12 13
Berat alat kurang dari 5 lb Alat ini dapat digunakan pada kedua tangan
+10 +2
0 0
5.6 0.5
14
Alat ini dapat digunakan dengan tangan yang dominan dipakai bekerja pekerja
+10
0
10
15
Alat ini akan memungkinkan operasi dua tangan ( menggunakan kedua tangan pada waktu yang sama ) Accesories alat ditandai dengan jelas dan / atau kode warna sehingga mereka mudah untuk mengidentifikasi ; Warna-warna yang cerah dan alat kontras dengan lingkungan area kerja .
+4
0
1
+2
0
1
16
Total Skor dari alat (maksimal 100 poin)
73.7
13
4.3 Analisis Dari hasil diatas didapatkan poin secara keseluruhan yakni 74.7 yang dapat dikatagorikan telah memiliki nilai ergonomic yang cukup baik. Di poin 1 mengenai permukaan pegangan yang tidak li cin skornya adalah 6.5, hal ini dikarenakan p egangan kayu pada palu masih cukup licin. Poin 2 mengenai Permukaan pegangan tidak memiliki tepi , undercut , tulang rusuk yang mendalam , dan / atau alur jari mendapat skor 8.5 termasuk kategori baik, hal ini dikarenakan pegangan pada palu tidak memiliki alur jari. Poin 3 membahas pentang permukaan isolator mendapatkan skor 7.3, merupakan hasil yang cukup baik. Selanjutnya untuk poin 4 adalah permukaan pegangan tidak menghantarkan suhu secara langsung, mendapat skor 2. Untuk poin 5 menegnai Pegangan terbuat dari kayu , atau permukaan pegangan dilapisi dengan bahan semi- lentur ; tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut , mirip dengan karet yang digunakan dalam sol sepatu olahraga mendapatkan skor 8, yang berarti cukup baik. Selanjutnya poin 6 “Panjang pegangan adalah 4-6” : pegangan tidak berakhir dalam telapak tangan” mendapat skor 8.2, skor yang didapatkan sudah bagus, karena pegangan palu terbuat dari kayu akan tetapi b elum dilapisi dengan bahan semi-lentur. P ada poin 6 “Panjang pegangan adalah 4-6” : pegangan tidak berakhir dalam telapak tangan” mendapatkan niali 8.2. poin ini mendapatkan nilai yang baik karena panjang palu telah memenuhi standar. Kemudian poin 7 “Ukuran bagian pegangan lintas tidak terlalu kecil atau terlalu besar . Jari telunjuk dan ibu jari yang diizinkan untuk tumpang tindih dengan 3/8 ", penilaian yang didapatkan adalah 6.1, nilai yang didapatkan cukup rendah dikarenakan jari telunjuk dan ibu jari ber-tumpang tindih melebihi batas yang disebutkan pada form. Poin 8 merupakan “ bentuk bagian pegangan lintas adalah oval atau bulat - tepi persegi panjang” mendapatkan nilai 2, niali yang didiaptkan cukup baik karena pegangan palu berbentuk oval. Pont selanjutnya adalah 11 “Sudut pegangan terbentuk sehingga pekerjaan dapat dilakukan menjaga pergelangan tangan lurus” mendapatkan skor 8, skor yang dida ptkan poin ini cukup baik. Poin 12 mengenai “Berat alat kurang dari 5 lb” mendaptkan skor 5.6. skor yang di dapatkan di kategorikan cukup rendah karena berat palu lebih dari 5lb. selanjutnya adalh poin 13 yang membahas 14
tentang “Alat ini dapat digunakan pada kedua tangan” mendapatkan skor 0.5 dari skala 2, skor yang di peroleh poin 13 cukup rendah, hal tersebut dikarenakan hand tool ini hanaya dapat diguanakn oleh tanagn dominan, sanagat jarang yang dpaat menggunakan dengan kedua tanagan. Poin 14 merupakan “Alat ini dapat digunakan dengan tangan yang dominan dipakai bekerja pekerja” memeproleh nilai 10 dari skala 10, nialai yang didapatkan cukup baik. Selanjutnya poin 15 “Alat ini akan memungkinkan operasi dua tangan ( menggunakan kedua tangan pada waktu yang sama )” penilaian yang didapatkan adalah 1 dari skala 4, nilai yang didapatkan cukup rendah karena hand tool ini lebih efektif digunakan untuk satu tanagan. Poin terakhir adalah “Accesories alat ditandai dengan jelas dan / atau kode warna sehingga mereka mudah untuk mengidentifikasi ; Warna-warna yang cerah dan alat kontras dengan lingkungan area kerja .” mendapatkan poin 1 dari skala 2, nilaia yang didapatkan adalah cukup. Karena warna pada pegangan palu adalah cokelat muda yang cukup sulit di temukan di tempat penyimpanan. Warna pegangan yang disarankan adalah warna cerah merah, pink, hiajau, orange. 4.4 Rekomendasi Usulan Perbaikan
Gambar 4.1 Redesign Palu
15
Dalam hal ini rekomendasi yang diusulkan adalah menambahkan karet pada setengah bagian pegangan palu untuk menghindari kelicinan yang di timbulkan dari material kayu, kemudian mengecilkan genggaman pada pegangan palu sehingga lebih nyaman (tidak terlalu kecil, tidak terlalu besar untuk di genggam), yang terakhir adalah memebrikan warna yang kontras untuk accessories (hijau tosca) agar benda mudah di cari di tempat penyimpanan. Untuk material kayu sendiri, diganti dengan jenis kayu yang lebih ringan namun kuat berbeda dengan palu yang awal yang terbuat dari jati. Sehingga desain perbaikan ini kiranya lebih ENASE untuk p enggunanya.
16
BAB V KESIMPULAN & SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Commented [a1]: Tambahin ya dapusnya
Cal/OSHA Consultation Service, Research and Education Unit, 2004. Easy Ergonomic: A Guide to Selecting Non-Powered Hand Tools, National Institute for Occupational Safey and Health.
18