Dalam buku Ramlan Surbakti ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal usul partai politik yang Pertama , teori kelembagaan yang melihat ada hubungan antara parlemen awal dan timbulnya partai politik, teori pertama ini mengatakan partai politik di bentuk kalangan legislatif ( dan eksekutif ) karena adanya kebutuhan anggota parlemen (yang di tentukan berdasarkan pengangkatan)untuk mengadakan secara langsung dengan masyarakat dan membina dukungan dari masyarakat. Kedua, teori situasi historik yang melihat timbulnya partai politik sebagai upaya suatu sistem politik mengalami masa transisi karena perubahan masyarakat dari bentuk tradisional yang berstruktur sederhana menjadi masyarakat modern yang berstruktur lebih komplek. Pada situasi ini ada berbagai perubahan seperti pertambahan penduduk, perbaikan fasilitas kesehatan, perluasan pendidikan, mobilitas okupasi, perubahan pola pertanian dan industri, partisipasi media, urbanisasi, ekonomi berorientasi pasar, peningkatan aspirasi dan harapan harapan baru, dan munculnya gerakan populis. Perubahan ini menimbulkan tiga macam kerisis yaitu legitimasi, integrasi dan partisipasi. par tisipasi. Ketiga, teori pembangunan yang melihat partai politik sebagai produk modernisasi sosial ekonomi, seperti pembangunan teknologi komunikasi berupa media masa dan transportasi, perluasan dan peningkatan pendidikan, industrialisasi, pembentukan berbagai kelompok kepentingan dan organisasi profesi, dan peningkatan kemampuan individu yang mempengaruhi lingkungan, melahirkan suatu kebutuhan akan suatu organisasi politik yang mampu memadukan memperjuangkan berbagai aspirasi tersebut. Teori ketiga mempunyai kesamaan dengan teori kedua bahwa partai politik berkaitan dengan perubahan yang di timbulkan modernisasi, perbedaanya terletak dalam proses pembentukanya, teori kedua mengatakan bahwa
1
perubahan menimbulkan tiga kriris sedangkan teori ketiga mengatakan perubahanperubahan itulah yang melahirkan kebutuhan adanya partai politik. Para ilmuan politik menurut lapalombara dan weiner, partai politik ialah organisasi yang mempunyai kegiatan yang berkesinambungan artinya masa hidupnya tak bergantung pada masa jabatan atau masa hidup para pemimpinya, jadi ciri-ciri partai politik menurut kedua ilmuan ini yaitu berakar dalam masyarakat lokal , melakukan
kegiatan
secara
terus
menerus,
berusaha
memperoleh
dan
mempertahan kan kekuasan dalam pemerintahan, dan ikut serta dalam pemilihan umum. Akan tetapi ada catatan terhadap kedua ilmuan ini , yang pertama ideologi tidak dianggap sebagai ciri penting suatu partai politik padahal apapun definisi yangb di berikan atas ideologi setiap partai politik mesti memiliki ideologi yang berfungsi tidak hanya sebagai identitas pemersatu , tetapi juga sebagai tujuan perjuangan partai. Kedua kesimpulan ini memang tidak berlaku sepenuhnya pada masyarakat yang tengah di jajah ketika partai politik lebih berfungsi sebagai pembina kesadaran nasional dan mengerahkan massa untuk mencapai kemerdekaan. Di dalam sistem totaliter seperti fasis dan komunis partai politik tunggal dipandang sebagai sarana yang tangguh untuk membina dan memobilisasikan massa rakyat untuk mencapai tujuan dengan kader-kader yang militan dan struktur organisasi yang hirarkis ketat. Dalam sistem politik totaliter parpol lebih berfungsi sebagai pengendali pemerintahan dan sebagai alat untuk memobilisasi seluruh rakyat untuk melaksanakan keputusan partai politik. Carl Friendrich memberi batasan partai politik sebagai kelompok manusia yang ter organisasikan secara setabil dengan tujuan untuk merebut atau memepertahankan
2
kekusaan
dalam
pemerintahan
bagi
pemimpin
partai
berdasarkan kekuasaan itu akan memberikan kegunaan meteriil dan idiil kepada para anggotanya. Sementara itu Soltau berpendapat patai politik sebagai kelompok warga negara yang sedikit banyak ter organisasikan yang bertindak sebagai kesatuan politik dan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijakan umum yang mereka buat. Partai politik merupakan kelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan setabil yang dipersatukan dengan di motivasi dengan ideologi tertentu, dan yang berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna melaksanakan alternatif kebijakan umum yang mereka susun. Fungsi partai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Cara yang di gunakan oleh partai poltik dalam sistem politik demokrasi partai politik mempertahankan kekuasaan dengan cara mengikuti pemilu, sedangkan di sistem partai tunggal atau totaliter di gunakan cara berupa paksaan fisik dan psikologik oleh suatu diktatorial kelompok (komunis) atau individu (fasis). Partai politik yang minoritas dalam pemerintahan berperan mengontrol terhadap partai mayoritas dalam pemerintahan. Sedangkan dalam sistem totaliter pemilu digunakan sebagai sarana pengesahan calon tunggal yang ditetapkan oleh parpol tunggal, namun partai politik baik dalam sistem politik demokrasi maupun sistem politik totaliter juga melaksananakan fungsi lain, Berikut ini di kemukakan sejumlah fungsi lain tersebut. Pertama, Sosialisai politik ialah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Proses ini dilakukan melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga, tetangga
maupun
masyarakat. Dari segi metode penyampaian pesan dibagi menjadi dua yaitu : 3
Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogik di antara pemberi dan penerima pesan. Misalnya sekolah, Pemerintah, forum, Partai Politik dan lain lain. Indoktrinasi politik adalah suatu proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap pihak yang berkuasa ideal dan baik, melalui berbagai for um dan latihan. Kedua, Rekrutmen Politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan
seseorang
atau
sekelompok
orang
untuk
melaksanakan
sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
Fungsi
ini
semakin
besar
porsinya manakala partai politik
merupakan partai tunggal seperti dalam sistem politik totaliter, atau manakala partai politik ini merupakan partai mayoritas dalam badan perwakilan rakyat sehingga berwenang membentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. Ketiga , Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan . Kegiatan yang di maksud , mengajukan tuntutan , membayar pajak , melaksanakan keputusan , mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum , dan mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu , mengajukan alternatif pemimpin dan memilih wakil rakyat dalam pemilu, dalam hal ini partai politik mempunyai fungsi terbuka memberikan kesempatan dan mengajak para anggota dan anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan partai politik sebagai proses politik. Keempat, Pemadu kepentingan untuk menampung dan memadukan berbagai kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan maka partai politik di bentuk untuk menampung , menganalis dan memadukan pelbagai kepentingan yang berbeda
4
beda bahkan bertentangan menjadi pelbagai alternatif kebijakan umum , kemudian di perjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Kelima , Komunikasi Politik adalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintahan kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah, Dalam melaksanankan ini , partai politik merumuskan untuk sedemikan rupa sehingga penerima informasi dapaty dengan mudah memahami dan memanfaatkan. Keenam , Pengendalian Konflik mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawa permasalahan kedalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapat penyelesaian berupa keputusan politik di perlakukanya kesedian kompromi di antara para wakil rakyat, yang berasal dari partai politik apabila partai politik keberatan untuk mengadakan kompromi partai politik bukan nya mengendalikan konflik melainkan menciptakan konflik dalam masyarakat. Ketujuh , Kontrol politik untuk menunjukan kesalahan, kelemahan, dan penyimpangan dalam isi suati kebijakan atau dalam pelaksanaan kebijakan yang dibuat dan dilakasanakan oleh pemerintahan. Dalam melakukan kontrol harus ada tolak ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat relatif objektif. Tipologi partai politik adalah pengklasifikasian berbagai partai politik berdasarkan kriteria tertentu , seperti asas dan orientasi , komposisi dan fungsi anggota , basis sosial dan tujuan. Tipilogi ini berguna di bawah ini di uraikan sejumlah tipilogi partai politik menurut kriteria-kriteria tersebut :
5
Pertama, Asas dan Orientasi di klasifikasikan menjadikan tiga tipe yaitu -Partai politik Pragmatis mempunyai program dan kegiatan yang tak terikat kaku pada
suatu
doktrin
longgar.mengikuti
dan
ideologi
perubahan,
tertentu,
cenderung
terorganisasikan
tidak
memiliki
secara
ideologi
agak
sebagai
identitasnya. -Partai politik Doktriner memiliki sejumlah program dan kegiatan kongkret sebagai penjabaran ideologi. Ideologi partai telah dirumuskan secara kongkret dan sistematis dalam bentuk program yang pelaksananya di awasi secara ketat oleh aparat partai - Partai politik kepentingan dibentuk dan dikelola atas dasar kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, etnis, agama, atau lingkungan yang secara langsung ingin berpartisipasi dalam pemerintahan. Partai ini sering di temui dalam sistem banyak partai. Kedua, Komposisi dan fungsi anggota di bagi menjadi dua - Partai massa atau lindungan (patronage)
partai politik yang mengandalkan
kekuatan pada keunggulan jumlah anggota dengan cara memobilisasi massa sebanyak- banyaknya, dan mengembangkan diri sebagai pelindung bagi berbagai kelompok dalam masyarakat sehingga pemilu dapat mudah dimenangkan. Kelemahan partai ini ialah saat pembagian kursi dan perumusan kebijakan karena karakter dan kepentingan setiap kelompok dan aliran akan sangat menonjol. - Partai kader ialah pertai yang mengandalkan kualitas anggota, kekekatan organisasi, dan disiplin anggota sebagai sumber kekuatan utama. Seleksi yang ketat melalui kaderisasi yang berjenjang dan intensif secara penegakan disiplin. Ketiga, Basis Sosial dan Tujuan menurut Almond Menggolongkan menjadi 4 yaitu:
6
-Partai Politik beranggotakan lapisan-lapisan sosial dari atas sampai bawah -Partai politik beranggotakan dari kelompok kalangan tertentu seperti petani, buruh, pengusaha. -Partai politik beranggotakan anggota agama-agama tertentu -Partai politik beranggotakan kelompok budaya tertentu seperti suku bangsa, bahasa dan daerah tertentu Berdasarkan tujuan partai politik di bagi menjadi tiga yaitu - Perwakilan kelompok , menghimpun berbgai kelompok masyarakat untuk memenangkan sebanyak mungkin kursi dalam parlemen. - Parpol pembinaan bangsa bertujuan menciptakan kesatuan nasional dan biasanya menindas kepentingan -kepentingan sempit. - Parpol mobilisasi berupaya memobilisasi masyarakat ke arah pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh pemimpin partai, sedangkan partisipasi dan perwakilan cenderung diabaikan. Sistem Kepartaian adalah Pola perilaku dan interaksi di antara sejumlah partai politik dalam suatu sistem politik. Maurice Duverger menggolongkan sistem kepartain menjadi tiga : - Sistem Partai politik Tunggal - Sistem Dwipartai - Sistem multipartai (banyak partai) Jumlah Partai, Penggolongan sistem kepartaian berdasarkan jumlah partai dapat dikemukakan seperti berikut - Bentuk tunggal ( Totaliter, Otoriter, dan Dominan )
7
- Sistem dua partai dominan - Bersaing dan sistem banyak partai. Jarak Ideologi, Ilmuan Politik Italia Bernama Giovanni Sartori menggolongkan menjadi tiga Sistem Partai
Kutub
Polaritas
Arah
Pluralisme Sederhana
Bipolar
Tidak ada
Sentripetal
Pluralisme Moderat
Bipolar
Kecil
Sentripetal
Pluralisme Ekstrim
Multipolar
Besar
Sentrifugal
Bipolar ialah Kegiatan aktual suatu sistem partai Multipolar ialah sistem partai yang bertumpu lebih dari dua kutub yang biasanya lebih dua partai Sartori membagi sistem partai menjadi dua tipe yaitu sistem Hegemoni bersifat idiologis dan sistem Hegimoni yang bersifat Pragmatis.
8