MAKALAH P ENGUJIAN ENGUJIAN KESEHATAN BENIH
Kelompok II
PROGRAM STUDI TEKNIK TEKNIK PRODUKSI P RODUKSI BENIH JURUSAN PRODUKSI PRODUKS I TANAMAN TANAMAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL P OLITEKNIK OLITEKNIK NEGERI JEMBER 2012
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih BAB 1. PENDA PENDAHULUAN HULUAN 1.1 Lata Lata r Belakan Be lakang g
Banyak jasad renik yang terbawa oleh benih bersifat fatogenetik. Penyakit yang ditimbulkan oleh jasad renik tersebut dapat menyerang benih, kecambah, tanaman muda maupun tanaman dewasa. Usaha tani harus menggunakan benih yang bebas dari jasad renik yang bersifat fatogenetik untuk mencegah atau mengurangi gangguan penyakit tersebut. Di samping menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang berasal dari benih itu sendiri, jasad jasad renik patoge patoge n tersebut tersebut dapat d apat sumber infeksi infeksi ba gi tanaman disekitarnya, disekitarnya, ba hkan juga ke daerah lain. Menurut Sutopo (2002) pentingnya uji kesehatan benih dilakukan adalah karena penyakit pada benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih dengan demikian merugikan kualitas dan kuantitas hasil, benih dapat menjadi pengantar baik hama maupun penyakit ke daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya. Sehingga baik cendawan, bakteri, virus dan serangga (hama lapang dan gudang) yang semula dari infeksi yang terbawa oleh benih dapat merusak tanaman, dengan dilakukan uji kesehatan benih fatogen akan terdekteksi dan dapat mengurangi penyakit pada benih tersebut dan merupakan informasi tentang adanya suatu resiko. 1.2.Tujuan Uji Kese hatan hatan Benih
Tujuan dari uji kesehatan benih antara lain : 1. Untuk mengetahui apakah dalam benih terdapat mikroorganisme yang bersifat fatogen. 2. Untuk mengetahui apakah pada benih terdapat nematoda. 3. Untuk mengetahui kesehatan benih secara fisiologis 4. Untuk membandingkan antar seed lot 5. Untuk menentukan jenis inokulum yang menginfeksi benih 6. Untuk mengevaluasi kesehatan benih sebelum disebarkan ke berbagai tempat untuk usaha tani. 7. Untuk mengevaluasi efek dari festisida yang dipakai untuk perawatan benih. 8. Untuk mengeva mengeva luasi luasi usaha usaha pemberantasan pemberantasa n peny pen yakit ak it yang d isebabkan oleh ole h benih di lapangan.
www.p3gt.blogspot.com
1
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih 9. Untuk
survei
penyakit
benih
tingkat
regional
atau
nasional
guna
mendeteksi
penyebaranya. 10. Untuk tujuan karantina dalam rangka mencegah masuknya penyakit benih dan sekaligus mencegah terjadinya penyebaran penyakit benih tersebut.
www.p3gt.blogspot.com
2
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih BAB 2. PENGUJIAN KESEHATAN BENIH 2.1 Definisi
1
Kesehatan benih Kesehatan benih terutama ditandai oleh ada tidaknya penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti cendawan, bakteri, virus dan penyakit yang disebabkan oleh hewan seperti cacing dan serangga, atau secara fisiologis karena adanya kekurangan unsur mikro.
2
Pengujian pendahuluan Pengujian yang hanya dapat memberikan penilaian yang menentukan.
3
Patogen benih Semua patogen tanaman dapat terbawa oleh benih karena benih dapat terinfeksi patogen baik hetika masih di tanaman induk, terkontaminasi pada waktu diproses maupun didalam rantai pemasaran. Patogen yang menginfeksi benih dapat menyebabkan benih menjadi : a) Berubah secara fisik dan kimiawi b) Berkecambah secara abnormal c) Tidak dapat berkecambah d) Kecambahnya tidak mampu muncul kepermukaan lahan e) Hasil pengujian viabilitas kecambahnya jadi terpengaruh.
4
Jasad renik yang terbawa oleh benih dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan yaitu : a) Cendawan Merupakan jasad renik yang paling banyak terbawa dan menginfeksi benih. b) Bakteri Bakteri yang menginfeksi benih biasanya sangat tahan terhadap kekeringan. Bakteri ini terdapat pada bagian hilum atau pada bercak – bercak yang di permukaan kulit benih. Bakteri yang ditularkan melalui benih adalah tergolong dalam genis Corynebacterium, Pseudomonas, dan Xanthomonas.
www.p3gt.blogspot.com
3
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih c) Virus Virus yang menginfeksi benih biasanya ditularkan oleh tanaman induk. Dengan demikian virus tersebut terdapat dalam jaringan benih. Meskipun demikian seringkali pula tedapat virus yang terdapat pada permukaan benih. d) Nematoda Nematoda tercampur ke dalam benih bersama – sama dengan kotoran yang ikut terbawa pada waktu benih tersebut menjalani prosesing. 5. Patogen yang menginfeksi benih dapat diidentifikasi sebagai berikut : a) Seed bornediseases ialah inokulum yang terdapat pada benih dan ditularkan oleh tanaman induk. b) Seed transmitted diseases ialah inokulum yang terdapat pada benih dan ditularkan ke tanaman lain di lahan. c) Seed contamination diseases ialah inokulum yang terdapat pada benih yang berasal bukan dari tanaman induk. d) Benih yang berasal dari tanaman induk yang mengalami defisiensi unsur hara digolongkan sebagai benih yang tidak sehat secara fisiologis. 6. Yang dimaksud dengan inokulum adalan bahan yang mengandung atau bagian dari bibit penyakit yang dapat ditularkan dapat berupa cendawan, bakteri, virus dan nematoda. 7. Benih yang pada waktu diuji terserang penyakit, tetapi diyakini bahwa inokulum yang menyerangnya tidak berasal dari benih itu maka benih tersebut dikatan sehat. 8. Pretreatment adalah setiap perlakuan baik secara fisik atau kimiawi terhadap working sample agar proses inkubasi berhasil. 9. Inkubasi adalah mengkondisikan benih dengan keadaan tertentu sehingga memungkinkan patogen berkembang atau tampak gejala seranganya. Waktu antara meletakan benih di dalam agar, kertas blotter atau sebagainya, sampai dengan saat tercatat adanya infeksi atau keadaan kesehatan benih tersebut disebut masa inkubasi. 10. Sumber inokulum Tempat patogen untuk mempertahankan diri selama tidak ada tanaman inang. Sumber inokulum primer misalnya biji benih, sisa – sisa tanaman dan tanah.
www.p3gt.blogspot.com
4
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih 2.2 Prinsip
1. Pengujian kesehatan dapat dilakukan atas permintaan dari pengirim benih / pelanggan. 2. Pengujian hanya dilakukan untuk mendeteksi mikroorganisme tertentu atau penyakit fisiologis tertentu. 3. Estimasi jumlah benih yang terserangdilaksanakan sebaik mungkin sesuai dengan ketelitian yang dimungkinkan oleh metode yang digunakan. 4. Apabila contoh kirim telah mendapat perlakuan (seed treatment) dengan pestisida atau perawatan lain, maka pengirim harus menyebutkanya, karena hal ini mungkin akan mempengaruhi determinasi dan evaluasi pengujian kesehatan benih. 5. Pengujian kesehatan benih harus dilakukan dengan menggunakan metode dan alat yang sudah dipastikan kelayakanya untuk digunakan. 6. Metode yang digunakan tergantung pada jenis patogen atau kondisi yang akan diamati, jenis jenis benih dan tujuan pengujian. pengujian.
2.3 Prosedur
1. Contoh kerja Pada pengujian kesehatan, benih working sample diambil dari hasil pengujian kemirnian benih. Contoh kerja dapat terdiri dari seluruh contoh kirim atau hanya sebagian saja tergantung dari metode yang digunakan. Contoh kirim yang diperlukan sama dengan berat contoh kirim untukpengujian rutin, kecuali hal – hal khusus. Contoh benih harus dikemas dan dikirimkan dalam keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan status kesehatan benih. Pada umumnya contoh kerja (benih yang diuji) minimal 400 butir, yang terdiri dari beberapa ulangan tergantung metode dan kebijaksanaan masing – masing laboratorium. Variasi diantara ulangan biasanya lebih besar dibanding variasi dalam pengujian daya berkecambah. Karena mikroplora yang ada dalam benih dapat berubah selama penyimpanan (walaupun didalam kondisi yang mendukung viabilitas benih), maka
pemilihan
kondisi
penyimpanan
harus
sesuai
yaitu
suhu
dan
tempat
penyimpanannya optimal sehingga integritas contoh terjaga, bila dalam pengujian terjadi perkembangan cendawan penyimpanan yang berlebihan, maka hal ini dapat menunjukan
www.p3gt.blogspot.com
5
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih kualitas benih tersebut buruk. Hal ini dapat disebabkan oleh penanganan saat panen, prosesing, penyimpanan atau saat penuaan (ageing). Dalam hal ini benih perlu diberikan perlakuan pendahuluan. 2. Metode pengujian Patogen yang terdapat pada benih memerlukan keadaan lingkungan yang berbeda agar dapat tumbuh dan menghasilkan spora. Oleh sebab itu kondisi lingkungan pada waktu pengujian kesehatan benih harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat merangsang pertumbuhan patogen. Hal sangat penting agar patogen tersebut dapat diidentifikasi, terutama patogen yang terdapat dalam benih. Berbagai metode pengujian yang telah ada, mempunyai kepekaan dan kemungkinan untuk diulang dengan metode yang berbeda. Disam[ing itu memerlukan latihan dan macam peralatan yang berbeda pula. Metode yang digunakan / dipilih tergantung dari jenis patogen atau keadaan yang akan diselidiki, jenis benih tanaman dan maksud dari pengujian. Pemilihan metode yang tepat serta evaluasi hasil, memerlukan pengetahuan dan pengalaman. Pada pengujian kesehatan benih terdapat beberapa metode dasar yaitu : a. Metode tanpa inkubasi 1. Metode pengamatan langsung terhadap benih tanpa bantuan peralatan atau dengan menggunakan bantuan kaca pembesar (lup) dan dapat juga dibawah mikroskop stereo. Pengujian ini dilakukan secara cepat untuk mendapatkan informasi awal tentang penampakan atau status kesehatan benih. Kekurangan metode ini yaitu hanya mendeteksi cendawan yang ada di permukaan benih atau tercampur bersama benih serta kondisi fisik benih. Metode ini digunakan untuk mendeteksi cendawan yang menyebabkan gejala khas pada benih misalnya disklorisasi atau perubahan warna pada kulit benih, perubahan ukuran, dan bentuk benih. Sebagai tambahan metode ini berguna untuk mengetahui adanya serangan/infestasi serangga benih atau kerusakan benih atau melihat adanya perlakuan benih dengan pestisida. Metode ini berkaitan langsung dengan kegiatan analisis kemurnian benih (purity), yaitu apakah benih tercampur dengan benda-benda dan benih lainnya dalam proses pemberian sertifikasi benih.
www.p3gt.blogspot.com
6
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih Prosedur : metode ini bersifat kualitatif, sehingga tidak ada standar dalam jumlah contoh benih tertentu yang digunakan dalam pengujian.
2. Pengujian dengan perendaman benih Metode pencucian benih terutama dilakukan untuk mendeteksi cendawancendawan yang membentuk struktur di permukaan benih. Pengujian dapat dilakukan secara cepat dan mudah, namun pengujian dengan cara ini memiliki keterbatasan karena cendawan yang berada di dalam jaringan benih tidak dapat diketahui atau terdeteksi. Hasil pengujian tersebut tidak dapat menggambarkan tingkat infeksi dan infestasi patogen pada benih. Prosedur : sebagaimana pengamatan secara visual terhadap benih kering, dalam metode pencucian benih tidak ada standar dalam jumlah benih yang diuji. Prosedur yang digunakan diberbagai laboratorium adalah sebagai berikut : - Benih yang akan diamati sebanyak 50 g (dari 1 kg benih contoh) dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 100 ml air steril. Untuk memudahkan peluruhan struktur cendawan dari permukaan benih sering ditambahkan 1 tetes twin 20. Benih tersebut dikocok selama 5 menit dengan shaker selanjutnya disaring dengan kain kasa. - Air hasil pencucian dimasukkan dalam tabung sentrifugasi dan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 1.500 – 2.000 rpm selama 3 menit. - Sedimen yang terbentuk dipisahkan dengan air, caranya dengan membuang air tersebut menggunakan pipet. - Pengamatan mikroskopis : sebanyak 1 ml lactofenol ditambahkan pada sedimen dalam tabung dan dicampur hingga merata. - Dengan menggunakan pipet, campuran sedimen diteteskan pada gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup dan selanjutnya dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 – 400 kali untuk melihat struktur cendawan. - Bila pendekatan kuantitatif diperlukan, maka pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan haemocytometer untuk mengetahui kepadatan inokulum (cendawan) per satuan berat benih.
www.p3gt.blogspot.com
7
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih 3. Pengamatan Pengamatan ter hadap suspensi dari pe ncucian benih. Pe ngamatan ngamatan ini dilakuka dilakuka n dengan menggunakan mikroskop. b. Metode setelah inkubasi Hasil pengujian ini tidak memberikan indikasi viabilitas patogen. Jarak antar tiap – tap benih dibuat sedemikian rupa hingga tidak saling bersinggungan satu sama lain. Kemudian petridis tersebut dismpan pada suatu ruangan/ lemari khusus selama masa inkubasi. Pada umumnya masa inkubasi adalah 7-8 hari pada suhu (20 ±2)ºC kecuali pada benih tanaman tropika diprlukan suhu (28 ± 2) ºC. Dapat juga dilakukan dengan cara benih yang telah ditabur (khususnya pada metode blotter) benih diinkubasi pada kondisi ruang pada 24 jam pertama, kemudian benih diinkubasi pada suhu - 20 ºC pada 24 jam berikutnya. Setelah itu benih diinkubasi suhu ruang sampai pengamatan. Untuk merangsang sporulasi cendawan sebaiknya tempat inkubasi dilengkapi dengan lampu UV dan secara bergantian diatur terang gelap masing – masing 12 jam. Setelah masa inkubasi selesai benih diperiksa dengan menggunakan mikroskop stereo dengan pembesaran 50 – 60 kali. Benih yang sangat mudah terkena kontaminasi dengan saprofit perlu diberikan perlakuan dengan larutan chlorine (1 - 2)% sebelum diuji. Pengamatan terhadap benih atau kecambah benih setelah waktu inkubasi dapat dilakukan dengan metode : a) Metode blotter Metode kertas blotter dapat digunakan untuk memeriksa kesehatan benih. Patogen yang dapat diketahui dengan metode ini adalah ari negara Alternaria, Ascochyta, Botrytis, Colletotrichum, Drecslera, Fusarium dan Phoma. Dengan melihat gejala penyakit dan miselium yang terbentuk kadang – kadang dapat digunakan untuk membedakan jenis tanaman dari cendawan tersebut. Metode inti mengidentifikasi cendawan patogen dengam cepat dan tepat karena setiap jenis tanaman menunjukan karakteristik masing – masing seperti bentuk dan aturan dan spesifik dari konodiospora dan sebagainya. Prosedur : 1. Metode Inkubasi Inkubasi dengan Medi Me dia a Kertas Standar
Sebanyak 400 benih diletakkan dalam cawan petri berdiameter 9 cm. Jumlah benih per cawan petri 10 atau 25 tergantung dari ukuran benih.
www.p3gt.blogspot.com
8
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih
Tiap cawan petri diberi label nomor benih dan tanggal pengujian.
Sebelum benih diletakkan, cawan dialasi dengan 2 lapis kertas saring basah. Usahakan air jangan terlalu banyak (tidak tergenang). Letakkan benih satu per satu dengan menggunakan pinset.
Selanjutnya benih diinkubasi pada suhu kamar dengan penyinaran lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian selama 7 hari.
Pada hari ke-8 dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.
2. Metode Inkubasi Inkubasi dengan Medi Me dia a Kertas Kertas dengan Pen Pendinginan dinginan
Sebanyak 400 benih diletakan dalam cawan petri yang telah dialasi kertas saring seperti pada metode inkubasi dengan kertas standar.
Benih diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang dengan penyinaran lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam gelap.
Pada hari ke-2 benih disimpan pada suhu -20 0 C selama 24 jam. Tujuan perlakuan pendinginan tersebut adalah untuk menghambat atau menekan perkecambahan benih. Perkecambahan benih akan menyebabkan pengamatan menjadi bias.
Setelah diberi perlakuan dingin kemudian benih diinkubasi selama 5 hari pada suhu ruang dengan penyinaran lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam terang secara bergantian.
Pada hari ke-8 benih diamati seperti prosedur pengamatan metode inkubasi dengan media kertas standar.
b) Metode ag a gar Di banding metode blotter metode ini memberikan kondisi yang lebih memasiai untuk tumbuhnya sporulusai atau gejala adanya serangan penyakit. Sejumlah benih di letakan pada media agar di dalam petridish. Media agar yang umum di gunakan adalah malt ekstract dan potato dextract. Untuk mencegah kontaminasi dengan jasad saprofit maka benih didisinfektan dahulu, sebelum di tempatkan pada media agar. Masa inkubasi adalah 5-7 hari pada suhu (20±2)0C. Tempat inkubasi juga di lengkapi dengan lampu UV dan diatur gelap dan terang masingmasing 12 jam. Pengamatan presentase (%) serangan dilakukan secara
www.p3gt.blogspot.com
9
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih mikroskopis, yaitu dengan melihat bentuh dan warna dari koloni cendawan yang tumbuh dari benih tersebut. Apabila kurang jelas dapat di lakukan pemgamatan secara mikroskopis. Prosedur :
Media agar steril disiapkan dalam cawan petri steril.
Sebanyak 400 benih dari satu contoh benih diberi perlakuan sterilisasi permukaan dengan NaOCl 1 % selama 1 menit. Kemudian benih dibilas dengan aquades, ditiriskan pada kertas saring steril.
Benih diletakkan pada media agar dalam cawan petri. Tiap cawan ditanami 10 butir benih. Pekerjaan penanaman benih tersebut dilakukan secara aseptik, yaitu membersihkan tempat dan alat kerja dengan alkohol 70 %.
Benih diinkubasikan pada suhu 20±2 0 C selama 7 hari dengan penyinaran lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian.
Pengamatan dengan mikroskop stereo dilakukan pada hari ke-8 tetapi dapat pula dilakukan mulai hari ke-4, karena koloni cendawan sudah mulai tampak. Hal yang diamati adalah karakteristik koloni dan struktur cendawan. Untuk bakteri bahkan pengamatan sudah dapat dilakukan pada hari ke-2 atau ke-3.
Pangujia Pangujia n dengan media aga r air (water agar ) :
Prosedur : -
Tuangkan 10 ml agar air ke dalam tabung reaksi ukuran 160 x 16 mm kemudian tutup dengan kapas dan selanjutnya disterilisasi pada temperatur 1200C selama 15 menit.
-
Sebutir benih ditanam pada media agar air steril. Sebelum dan sesudah penanaman, tabung tetap tertutup dengan kapas. Penanaman dikerjakan secara aseptik.
-
Tabung reaksi yang berisi media agar air dan benih kemudian diletakkan pada rak tabung reaksi dan diinkubasikan sampai 14 hari pada temperatur ruang dengan penyinaran lampu ultraviolet.
-
Setelah masa inkubasi diamati gejala yang timbul, koloni cendawan dan struktur
www.p3gt.blogspot.com
10
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih c) Pengujian pada media pasir Pengujian ini dapat memb memb erikan inform infor masi yang lebih lebih mendek ati pertumbuh pertumbu han di lapangan, kanya saja di butuhkan waktu pengujian yang agak lama (± 2 minggu). Pada beberapa seed borne ada yang memerlukan masa inkubasi yang lama, sehingga metode blotter atau agar tidak dapat memberikan gambaran adanya patogen, untuk hal tersebut di gunakan metode lain yaitu dengan melihat gejala serangan pada kecambah. Sebagai media di gunakan tanah, pasir atau batu bata yang sudah di sterilisasi. Metode ini mulai di perkenalkan dan di kembangkan sejak tahun 1971 di jerman oleh Hitner. Untuk melihat gejala serangan fusarium nivale pada gandum di mana adanya cendawan tersebut tidak terlihat pada saat pengujian daya berkecambah. Media yang di gunakan adalah batu bata yang di hancurkan di mana butirannya berukuran maksimum (3-4) mm. Lalu di basahi dengan air steril yang cukup hingga tidak memerlukan penyiraman selama masa inkubasi. Suhu yang di perlukan kadang-kadang rendah yaitu (10-12)0C untuk merangsang tumbuh cendawan tersebut. Dengan menggunakan teknik yang sama dapat oula memeriksa adanya gejala serangan septoria dan drechslera pada serealia, tapi suhu yangf di perlukan agak lebih tinggi yaitu 200C.
d) Pemeriksaan pertumbuhan tanaman atau growing plants Pemeriksaan gejala penyakit terhadap pertumbuhan tanaman dari benih sering di lakukan sebagai prosedur untuk mengindentifikasi adanya bakteri, cendawan atau virus yang terbawa benih. Benih yang di uji dapat di tabur atau inokulum yang di peroleh dapat di gunakan untuk menginfeksi tanaman yang sehat atau bagian tanaman. Tanaman harus di lindungi dari infeksi lain yang tidak di harapkan dan menjaga kondisi lungkungan. Sejumlah bakteri, cendawan atau virus terbawa benih sering menghasilkan gejala infeksi atau serangan pada kecambah atau bibit tanaman. Gejala terjadi pada akar, batang, daun atau seluruh bagian kecambah atau bibit tanaman. Pada berbagai
www.p3gt.blogspot.com
11
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih kejadian inokulum cendawan terbawa benih menyebabkan kematian tanaman atau kecambah. Media tumbuh yang digunakan untuk pengujian gejala pada bibit / kecambah adalah media pasir, bata merah, campuran pasir, dan tanah serta media buatan seperti agar air. Pengujian kesehatan benih dengan gejala bibit / kecambah mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan metode yang lain, antara lain : a. Dapat mengamati mengamati p enularan enulara n (tran (tra nsmisi) patogen patoge n dari b enih ke tana man dari dar i satu fase ke fase pertumbuhan tanaman. b. Beberapa patogen tidak mudah dideteksi dengan metode lain karena serangan patogen tersebut yang bersifat laten. Sehingga diperlukan fase tertentu pertumb pertumb uhan tanaman agar ge ge jala d an perkembangan patogen dapat dideteksi. c. Sangat bermanfaat untuk pengujian pen gujian contoh benih yang jumlahn jumlahny ya terbatas seperti sepert i benih hasil pemuliaan pada tahap tertentu. d. Pengujian gejala bibit / kecambah dapat digunakan untuk evaluasi efektivitas perlakuan benih.
2.4 Hasil Pengujian
1. Hasil pengujian dinyatakan dalam persen berdasarkan jumlah benih yang terinfeksi. 2. Hasil pengujian dapat dinyatakan dengan jumlah inokulum yang terdapat pada sample benih yang diuji dengan perbandingan berat. 3. Inokulum yang ditemukan dituliskan namanya dalam bahasa / nama latin. 4. Pada hasil pengujian dicantumkan metode yang digunakan 5. Pada hasil pengujian dicantumkan perlakuan pada benih sebelum dilakukan pengujian. 6. Pada hasil pengujian dicantumkan jumlah benih yang diuji. 7. Jika dalam pengujian tidak dtemikan inokulum yang menginfeksi benih bukan berarti bahwa benih tersebut bebas dari inokulum. Metode uji yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil uji, sehingga bila uji tersebut digunakan metode lain maka mungkin akan dapat ditemukan inokulumnya.
www.p3gt.blogspot.com
12
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih 2.5 Perhitungan dan Pelaporan
1. Perhitungan Hasil pengujian dinyatakan dalam persentase jumlah benih yang terinfeksi atau jumlah spora / konidia cendawan pada jumlah benih yang diuji dengan rumus : Jumlah benih yang terinfeksi % infeks infeksii =
X 100 % Jumlah benih yang ditabur
Pengecekan toleransi dapat dilakukan dalam rangka kegiatan tertentu (uji banding) untuk menghindari keragu – raguan akurasi hasil uji. 2. Pelaporan hasil Dalam pelaporan selain dicantumkan nama latin patogen dan persentase ainfeksinya, juga dicantumkan metode pengujian yang digunakan (termasuk perlakuan pendahuluan yang dilaksanakan sebelum benih diinkubasi), jumlah benih atau bagian benih yang diuji/ diperiksa, serta waktu pengujian, jumlah contoh kirim, tanggal panen, pengujian daya berkecambah, perlakuan untuk mengatasi penyakit yang menyerang benih tersebut yang dapat diterapkan kepada lot benih yang bersangkutan. Pada pengujian yang hasilnya negatif (tidak ada patogen), maka hasil harus dilaporkan dengan istilah seperti pada standar toleransi (misal : batas infeksi kurang dari 1 % pada prebabilitas 95 %). S tandar toleransi tergantung pada jumlah total benih yang d iuji, n dan 3/n (P = 0,95).
2.6 Catatan
Perkiraan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri melalui benih pada awalnya kurang diperhatikan, karena akibatnya masih belum begitu terasa. 1. Produksi benih dari berbagai komoditi sering dikonsentrasikan untuk kemudian digunakan diseluruh dunia yang memiliki kondisi ekologi dan ekonomis yang memungkinkan. 2. Diterbitkanya beberapa peraturan oleh European Economic Community (EEC) dan rekomendasi
dari
European
Plant
Protection
Organization
(EPPO).
Dalam kedua publikasi tersebut disebutkan bahwa banyak penyakit yang disebabkan oleh
www.p3gt.blogspot.com
13
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih bakteri dan virus yang disebarkan melalui benih pada beberapa spesies tanaman sehingga dalam sertifikasi juga perlu disebutkan macam patogen yang menginfeksi benih. 3. Patogen yang disebabkan oleh bakteri dan virus seringkali sukar dideteksi dilahan karena serangan virus sering tidak menunjukan gejala pada tanaman walau sebenarnya virus tersebut sudah menginfeksinya. Gejala yang timbul akibat serangan virus sangat erat kaitanya dengan kondisi ekologi dan kultivar yang terserang. Benih yang diproduksi di negara yang belum maju seringkali kurang baik karena minimnya tenaga pengawas lapangan. 4. Meskipun tingkat serangan rendah. < 0,1 %, tetapi penyakit ini dapat tersebar lewat benih yang diproduksi. 5. Belum tersedia virosida untuk perawatan benih, sedangkan bakterisida tidak diizinkan untuk digunakan sebagai pestisida untuk tanaman karena digunakan untuk manusia. Jika yang terinfeksi hanya permukaan kulit benih maka perawatan benih dengan pemanasan masih efektif. 6.
Sertifikat yang berlaku secara international didasarkan pada pengawasan di lapangan dan banyak patogen yang disebabkan oleh bakteri dan virus yang sukar dideteksi di lapangan.
www.p3gt.blogspot.com
14
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih BAB 3. KE KESIMPULAN SIMPULAN
Meski uji kesehatan benih tidak dilakukan secara rutin dilembaga sertfikasi benih namun pengujian ini cukup sering dilakukan. Uji kesehatan benih dilakukan jika benih yang disertifikasi merupakan benih impor atau benih yang akan diekspor. Tujuannya adalah untuk mencegah masuknya atau menyebarnya patogen dari satu daerah kedaerah lain. Dengan melakukan uji kesehatan benih, kita dapat mengetahui apakah benih-benih yang sampai akhir periode pengujian belum berkecambah sudah mati atau masih hidup. Serta dapat menduga secara cepat viabilitas benih, khususnya benih-benih yang masih dalam masa dormansi. Hasil pengujian kesehatan benih dapat memberikan cara perlakuan (treatment) dalam suatu lot benih untuk mengendalikan patogen terbawa benih atau mengurangi penyebaran penyakit. Patogen terbawa benih dapat berupa cendawan, bakteri, virus dan nematodA. Kelompok cendawan merupakan patogen yang paling dominan berasosiasi dengan benih. Metode pengujian kesehatan benih yang digunakan sangat tergantung pada jenis benih, jenis jenis patogen yang yang terbawa benih dan tu t ujuan pengujian. Metode pengujian kesehatan benih ( cendawan ) dikelompokkan menjadi : a.
Metode Tanpa Inkubas i -
Metode Pengamatan secara Visual terhadap Benih Kering
-
Metode Pencucian Benih
b.
Metode Metode Inkubas Inkubas i -
Media Kertas (Blotter Test)
-
Media Agar
-
Media Pasir
-
Uji Gejala pada Bibit / Kecambah
www.p3gt.blogspot.com
15
Makalah Makalah Pengujian Pengujian Kes Kesehatan ehatan Benih DAFTAR DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2004. Pengujian Mutu Benih Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Hortik ultura. Direktorat Perbenihan, Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, Jakarta. 255 hal. Balai Besar Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2010. Kesehatan Benih Benih (Cendawan, Bakteri, Virus dan Nematoda Nemat oda. Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Kementrian Pertanian, Jakarta. 86 hal. Ependi, I. 2009. Uji Kesehatan Benih. http://asgarsel.blogspot.com/2009/10/uji-kesehatanbenih.html. (diakses, 12 Maret 2011 jam 2011 jam 15:00). 15:00). http://www.madripanet.co.cc/uji kesehatan benih (diakses, 26 Juli 2012 jam 12:35). Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang. Fakultas Pertanian UNIBRAW Harahap, L. H. 2010. Pengujian Kesehatan Benih Impor . www.bbkpbelawan.go.id .deptan.go.id. (diakses 26 Juli 2012 jam 15:00). ISTA. 2010. International Rules for Seed Testing Edition 2010. ISTA Co., Switzerland. (diakses, 26 Juli 2012 jam 13:26).
www.p3gt.blogspot.com
16