Ketahanan pangan (food security ) adalah hal yang mutlak dilakukan demi tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup dan memadai, tetapi harus juga diingat akan keamanan pangan ( food safety ) sebagai jaminan keamanan bagi masyarakat (konsumen). Untuk mendukungnya diperlukan suatu pengawasan dalam bidang produksi, distribusi, dan pemasaran produk pangan asal hewan melalui kerjasama antara pemerintah, kesmavet ( Veterinary Public Health) dalam hal ini dokter hewan dan pihak-pihak terkait melalui suatu sistem kesehatan hewan
nasional,
sehingga
konsumen
mendapat
perlindungan
dalam
mengkonsumsi bahan makanan yang aman, sehat dan berkualitas. Kebutuhan protein hewani yang terus meningkat perlu diimbangi dengan penyediaan bahan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) serta mencukupi permintaan masyarakat. Seiring dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut yang harus mencakup kriteria food security dan food safety maka perlu diperjelas mengenani peran-peran profesi dokter hewan dalam penyediaan bahan pangan asal hewan tersebut. Dokter hewan merupakan kontrol dan penjamin keamanan pangan asal hewan. Masyarakat membutuhkan pangan asal hewan yang aman, sehat, dan bergizi. Kebutuhan pangan asal hewan yang dibutuhkan oleh masyarakat harus memenuhi dua hal yaitu food security dan food safety. Kedua hal tersebut di atas melibatkan profesi dokter hewan, seperti yang tercantum dalam undang-undang No. 6 Tahun 1967 mengenai tiga peran profesi dokter hewan dalam penganan bahan pangan asal hewan yaitu: Kesehatan Hewan ( Animal Health), Produksi Ternak ( Animal Production), dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Veterinary Public Health). Keberhasilan pemenuhan kebutuhan bahan pangan asal hewan tidak terlepas dari keberhasilan sektor peternakan. Pangan asal hewan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah daging, telur dan susu. Tugas Profesi Kedokteran Hewan dalam Animal Health pada dasarnya adalah mampu menyediakan protein hewan yang berkualitas baik dan jumlahnya mencukupi melalui tata laksana keehatan yang baik (pengamanan hewan terhadap penyakit zoonosis, higiene, sanitasi dan perawatan kesehatan). Selain itu, dokter hewan merupakan agen utama dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan. Dalam bidang Animal Production profesi Kedokteran hewan dituntut untuk mampu membantu mengembangkan peranan produksi dan reproduksi ternak melalui kesehatan ternak terpadu. Dalam bidang Veterinary Public
Health
mengharuskan
profesi
kedokteran
hewan
untuk
mampu
8
memberikan pengamanan kepada masyrakat di daerahnya terhadap hasil-hasil hewani untuk di konsumsi dan perlindungan manusia dari penyakit-penyakit yang berasal dari hewan. Sapi potong merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi sebagai panganan asal hewan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Meningkatnya kebutuhan akan konsumsi bahan pangan asal hewan disebabkan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi asal hewani. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan atau pemeriksaan bahan pangan asal hewan yang diperiksa oleh badan Kesmavet (kesehatan masyarakat veteriner) yang melibatkan dokter hewan di dalamnya. Peran kesmavet bertujuan untuk mencegah penularan penyakit kepada manusia baik melalui hewan maupun bahan makanan asal hewan lainnya dan ikut serta memelihara dan mengamankan produksi bahan makanan asal hewan dari pencemaran dan kerusakan akibat penanganan yang kurang higienis. Sesungguhnya produk makanan asal hewan mempunyai gizi sangat penting bagi manusia. Di lain pihak produk makanan asal hewan sangat rentan terhadap berbagai pencemaran penyakit hewan, mikroorganisme pembusuk, residu obat serta bahan kimia lainnya yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu pengawasan intensif terhadap produk asal hewan yaitu daging, telur dan susu serta hasil olahannya serta pemakaian obat hewan, fasilitas RPH/RPU sarana transportasi dan distribusi serta bahan pengawet makanan tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat sesuai amanat peraturan perundangan kesehatan masyarakat veteriner yang berlaku di Indonesia dan ditindaklanjuti secara berjenjang di daerah-daerah sesuai kewenangannya
masing-masing.
Secara
hukum
konsumen
mendapat
perlindungan dalam mengkonsumsi bahan makanan yang aman, berkualitas baik serta sehat. Oleh karena itu sosialisasi secara terus menerus dan seluas-luasnya tentang pengenalan daging, telur dan susu yang sehat dan layak dikonsumsi serta aturan dan ketentuan produksi sampai pada pengelolahan dan pemasaran perlu dilaksanakan oleh semua pihak terkait baik instansi pemerintah maupun non-pemerintah. Ketahanan pangan (food security ) adalah hal yang mutlak dilakukan demi tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup dan memadai, tetapi harus juga diingat akan keamanan pangan ( food safety ) sebagai jaminan keamanan bagi masyarakat (konsumen). Untuk mendukungnya diperlukan suatu pengawasan
9
dalam bidang produksi, distribusi, dan pemasaran produk pangan asal hewan melalui kerjasama antara pemerintah, kesmavet ( Veterinary Public Health) dalam hal ini dokter hewan dan pihak-pihak terkait melalui suatu sistem kesehatan hewan
nasional,
sehingga
konsumen
mendapat
perlindungan
dalam
mengkonsumsi bahan makanan yang aman, sehat dan berkualitas.
E. Kesimpulan Mahasiswa kedokteran hewan dapat mengasah pengetahuan dan pengalaman mengenai peternakan melalui magang. Selain mahasiswa dapat mengaitkan antara teori dengan praktikum, mahasiswa juga dapat mengetahui masalah-masalah pada bidang peternakan. Peranan dokter hewan pada bidang peternakan antara lain menjamin kesehatan dan kesejahteraan hewan ternak. Selain itu dokter hewan juga bertindak sebagai quality assurace dengan memberikan jaminan mutu atas seluruh proses kegiatan dan hasil produk pemanfaatan sumber daya hewani.
F. Daftar Pustaka Appleby MC, Hughes BO. 1997. Animal Welfare. CAB International. Appleby MC. 1999. Why Should We Care About Animal Welfare?. CAB International.
10