32
3
4
30
38
vi
31
30
LAPORAN MAGANG
DI memiliki dua Divisi. Pertama, Divisi Tanaman Tahunan yang membudidayakan dan menghasilkan produk- produk dari tanaman karet, kopi, kakao, dan teh. Kedua, Divisi Tanaman Semusim (Pabrik Gula) yang menghasilkan produk-produk dari tanaman tebu.
BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN LEMBANG, BANDUNG JAWA BARAT
BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L) MENGGUNAKAN STEK TUNAS KETIAK DAUN
Disusun Oleh:
Rizky junianto
20110210010
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN LEMBANG, BANDUNG
JAWA BARAT
BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L) DENGAN MENGGUANAKAN STEK TUNAS KETIAK DAUN
Oleh:
Rizky junianto
20110210010
Telah disetujui dan disahkan sebagai laporan magang
pada tanggal........... 2016
Yogyakarta, Januari 2016
Dosen Penguji Magang Dosen Pembimbing Magang
Chandra Kurnia Setiawan,SP.M.Sc. Ir. Agus Nugroho Setiawan., M.P
NIK. 19871007201310133058 NIK. 19680831199202133012
Komisi Magang
Ir. Sukuriyati Susilo Dewi, M.S.
NIK:196102251994091331019
KATA PENGANTAR
Assalammu'alaikum Wr. Wb
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga pembuatan Laporan Magang yang berjudul Budidaya Tanaman kentang Dengan Menggunakan Stek Tunas Daun yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Syuran ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan laporan kegiatan magang ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan kegiatan magang.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Balai Penelitian Tanaman Sayuran Bandung yang telah memberi kesempatan kepada mahsiswa untuk melakukan kegiatan magang, banyak ilmu dan pengalaman yang berharga telah kami dapatkan. Kepada Ir. Agus Nugroho Setiawan., MP selaku Dosen pembimbing magang dan Ir. Deden fachtullah, MP selaku pembimbing lapangan penulis ucapkan banyak terimakasih karena telah membimbing penulis dan memberi banyak informasi dan ilmu sehingga laporan magang ini dapat terselsaikan, semoga dapat amal dan kebaikannya mendapat balasan dari Allah SWT, Amiin.
Penulis juga mengucapkan terimakasih secara khusus kepada bapak Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi tinggi sehingga studi ini berjalan dengan memuaskan.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal 'Alamiin
Wassalammu'alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, Febuari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN vi
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Magang 2
II. KEGIATAN MAGANG DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN 4
A. Kegiatan Kantor 4
1. Diskusi tentang Profil Balitsa 4
2. Memperingati hari kemerdekaan Indonesia 10
3. Perkenalan dengan kepala kebun dan staff 11
4. Mengikuti dan melakukan presentasi hasil magang 12
B. Kegiatan Lapangan 13
1. Persiapan lahan 14
2. Pembibitan 16
3. Penanaman ke lapangan 20
4. Pemeliharaan tanaman 21
5. Panen dan pasca panen 27
III. KESIMPULAN 30
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Diskusi tentang profil Balitsa serta pekan perkenalan 5
2. Struktur Organisasi Balitsa 9
3. Perlombaan 17 Agutus 11
4. Upacara 17 Agustus 11
5. Kegiatan seminar hasil magang 13
6. Pembajakan dan perataan tanah 14
7. Pembuatan bedengan 15
8. Pemberian pupuk dasar 16
9. Bibit kentang yang akan distek (umur 3 minggu) 17
18
10. a). Alat untuk stek, b). proses penyetekan, c). pemberian ZPT akar 18
11 a) Baki screen dari bambu b) pencampuran dan pengadukan media c) penutupan media 18
12,a) alat pencaplakan, b) pemberian pupuk hayati, c) hasil caplakan 19
13. Cara penanaman 20
14. a). Bibit yang siap tanam, b). Cara penanaman ke lapangan 20
15. penyiraman 21
16. Penyiangan gulma 22
17. Penyulaman 23
18. penyemprotan 23
19. a) Hama Phithoromia operculella zell b). serangan pada daun c). serangan pada umbi 24
20. Serangan ulat grayak pada daun 25
21. a) orong – orong b) gejala serangan pada umbi 25
22. a) ulat tanah 26
23. Pemanenan kentang 28
24. Pewadahan dan pengangkutan umbi 28
25. Pembersihan umbi 29
26. Grading/pengkelasan 29
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
Surat selesai magang……………………………………………………32
Jadwal kegiatan lapangan…………………………………………….....33
Nilai magang……………………………………………………………38
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu jenis sayuran yang mendapat prioritas untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari konsumsi kentang di dunia. Dimana konsumsinya menempati urutan keempat setelah beras, gandum, dan jagung. Selain itu pada produksi kentang dunia, terutama di asia tenggara, Indonesia adalah negara penghasil kentang paling besar. Menurut Anonim (1984) kentang memiliki potensi karbohidrat dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Sebagai bahan makanan, kandungan nutrisi umbi kentang dinilai cukup baik, yaitu mengandung protein berkualitas tinggi, asam amino esensial, mineral, dan elemen–elemen mikro, disamping juga merupakan sumber vitamin C (asam askorbat), beberapa vitamin B (tiamin, niasin, vitamin B6) dan mineral P, Mg, Fe dan K.
Di Indonesia kentang masih dikonsumsi sebagai sayur dan makanan ringan belum sebagai makanan pokok pengganti beras namun permintaan kentang setiap tahunnya semakin meningkat, Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 mencatat rata-rata konsumsi kentang di Indonesia mencapai 1.027.845 ton per tahun, untuk mencukupi kebutuhan tersebut Indonesia pada 2008 terpaksa mengimpor kentang sebanyak 76.420 ton. Dewasa ini ada kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi kentang yang lain, seperti kentang goreng (French fried), dan kentang untuk makanan kecil (hasil industri makanan). Akibat perubahan pola konsumsi masyarakat tersebut, kebutuhan akan kentang semakin naik (Destiningsih, 2011). Tanaman kentang diharapkan bisa menjadi penggerak perekonomian Indonesia. Dengan melihat potensi pasar dalam negeri maupun luar negeri yang cukup besar, terlihat bahwa bisnis kentang ini mempunyai prospek yang cukup cerah, dengan demikian tanaman kentang khususnya yang ada di
Indonesia sangat penting dan harus dikembangkan dan dibudidayakan supaya permintaan pasar akan tanaman kentang tercukupi.
Produktivitas tanaman kentang di Indonesia relatif masih rendah yaitu 1.004.845 ton/tahun (BPS 2012). Hasil rata–rata itu masih jauh lebih rendah dari pada hasil rata–rata negara maju seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat dan negara–negara Oseania yang mencapai 25 ton/ha. Hasil kentang maksimum di Australia dan Amerika Serikat lebih dari 50 ton/ha dengan umur panen 120 hari. Hasil produksi kentang di daerah yang beriklim sedang dapat mencapai 30 sampai dengan 40 ton/ha (Rukmana, 1997).
Banyak tempat atau instansi yang membudidayakan tanaman kentang salah satunya adalah Balai Penelitian Tanaman Sayur (BALITSA) yang ada di Bandung. BALITSA merupakan salah satu balai penelitian yang ada di Indonesia yang membudidayakan segala jenis tanaman sayuran terutama tanaman kentang. BALITSA juga bekerja sama dengan CIP ( Central International Potato ) yang meneliti dan menciptakan varietas varietas kentang yang baru yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
BALITSA memiliki fasilitas yang memadai untuk kegiatan magang bagi para mahasiswa seperti, lahan budidaya, lahan penelitian, laboratorium dan tempat tinggal, BALITSA juga sering mengeluarkan teknologi budidaya yang lebih praktis sehingga memudahkan para petani dalam berbudidaya tanaman. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa BALITSA layak untuk dijadikan tempat magang bagi mahasiswa untuk menambah ilmu dan wawasan tentang cara budidaya tanaman sayur khususnya tanaman kentang.
Tujuan Magang
Tujuan Magang yang dilaksanakan mahasiswa di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) antara lain :
Agar mahasiswa dapat melakukan penerapan teori yang diterima di jenjang akademik dengan praktek langsung yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayur (BALITSA).
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara budidaya tanaman sayur khususnya tanaman kentang yang ada di Balai Penelitian Tanaman Sayur (BALITSA).
Agar mahasiswa dapat menambah wawasan, mengenal, dan memahami mekanisme teori di lapangan tentang cara budidaya tanaman kentang dengan menggunakan stek tunas ketiak daun di Balai Penelitian Tanaman Sayur (BALITSA).
KEGIATAN MAGANG DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN
Kegiatan magang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang Bandung, dengan waktu pelaksanaannya 59 hari kerja yang dimulai pada 11 Agustus sampai 10 Oktober 2014 (lampiran 1). Kegiatan yang dilakukan mahasiswa yaitu, kegiatan kantor dan kegiatan lapangan yang didampingi oleh Ir. Deden fachtullah sebagai pemibimbing lapangan.
Kegiatan Kantor
Kegiatan kantor yang dilakukan mahasiswa yaitu mengikuti prosedur yang sudah diterapkan oleh Balitsa diantaranya: a). Perkenalan diri dan diskusi tentang profil Balitsa, b). Perkenalan dengan kepala kebun dan staff, c). Ikut serta dalam memperingati hari kemerdekaan Indonesia dan d). Mengikuti melakukan presentasi hasil magang. Kegiatan kantor dilakukan pada tanggal 11 Agustus sampai 8 Oktober Agustus 2014, dengan pelaksanaannya yang tidak sistematis atau berurut.
Diskusi tentang Profil Balitsa
Mahasiswa yang baru datang ke Balitsa memperkenalkan diri kepada staff kantor Balitsa kemudian mendengarkan presentasi dan berdiskusi tentang profil Balitsa. Presentasi profil Balitsa dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 11 dan 12 agustus 2014 (lampiran 2). Presentasi pertama disampaikan oleh ketua Jaslit (jasa penelitian) yaitu, Andi Supriadi, S.T di kantor Jaslit dan kedua disampaikan oleh ketua penerimaan peserta magang Dr. Uum Sumpena, S.P., M.P di gedung Aula (gambar 1).
Penelitian Holtikultura Lembang. Balai ini melaksanakan penelitian pengembangan tanaman sayur dan tanaman hias.
Tahun 1995 berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertanian No.796/KPTS/OT.02/1994. Balai Penelitian Holtikultura Lembang diubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang.
Gambar 1. Diskusi tentang profil Balitsa serta pekan perkenalanGambar 1. Diskusi tentang profil Balitsa serta pekan perkenalan
Gambar 1. Diskusi tentang profil Balitsa serta pekan perkenalan
Gambar 1. Diskusi tentang profil Balitsa serta pekan perkenalan
Hasil yang didapat dari diskusi ini yaitu mahasiswa megetahui tentang profil dan keadaan umum Balitsa yaitu:
a. Sejarah Balitsa
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Sejarah perkembangan BALITSA sejak bersetatus "Kebun Percobaan" hingga menjadi BALITSA adalah sebagai berikut :
Tahun 1940-1942 merupakan kebun percobaan di bawah pengawas balai Penyelidik Teknik Pertanian Bogor. Pada masa itu bernama "Kebun Percobaan" Margahayu Lembang.
Tahun 1962 status kebun percobaan di bawah pengawasaan Balai Penyelidik Teknik Pertanian Hortikultura Lembang yang merupakan cabang Lembaga Penelitian Holtikultura (LPH) Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Tahun 1968 tenaga penelitian Lembaga Penelitian Holtikultura (LPH) cabang Lembang didatangkan dari LPH pusat Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Tahun 1980 status LPH cabang Lembang diubah berdasarkan surat Keputusan Mentri Pertanian No. 861/KPTS/ORG/12/1980, dibawah Sub Balai Penelitian Sayuran Segunung Cipanas
Tahun 1982 pengelolaan Kebun Percobaan Cipanas dialihkan ke Balai Penelitian berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertanian No.550/KPTS/ORG/1982. Tanaman Pangan Lembang untuk tanaman hias.
Tahun 1984 berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertanian No. 613/KPTS/OT/12/1984 Balai Penelitian Pangan diubah menjadi Balai
b. Visi-Misi BALITSA
Visi dan Misi dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang (BALITSA) pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Visi
Menjadi lembaga penelitian sayuran berkelas dunia pada tahun 2014 yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi sayuran untuk mewujudkan industrial yang memanfaatkan sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor, dan kesejahteraan petani.
Misi
Merakit, menghasilkan dan mengembangkan teknologi inovasi sayuran yang secara ilmiah dan teknis dapat meningkatkan produktivitas, daya saing dan nilai tambah, serta sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Meningkatkan diseminasi teknologi dalam mendukung pengembangan kawasan hortikultura.
Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, sarana dan prasarana dalam pelayanan terhadap pengguna teknologi inovasi yang efektif dan efisien.
Menjalin jejaring kerjasama dalam negeri dan luar negeri dalam membangun kemitraan untuk membangun dan memecahkan masalah rawan pangan dan gizi komunitas dunia.
c. Tugas dan fungsi BALITSA
1) Tugas BALITSA
Tugas pokok BALITSA adalah melaksanakan penelitian tanaman sayuran dan menciptakan teknologi tepat guna untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agrobisnis sayuran.
2) Fungsi BALITSA adalah sebagai berikut:
Menyelenggarakan penelitian genetika, fitopatologi, agronomi, dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran.
Menyelenggarakan penelitian morfologi, fisiologi, fitopatologi, entomologi, dan fisiologi sayuran.
Menyelenggarakan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman sayuran.
Melakukan pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman.
Menyiapkan kerjasama, imformasi dan dokumentasi serta menyebarluaskan dan mendayagunakan hasil penelitian tanaman sayuran.
Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.
d. Fasilitas dan Sarana Balitsa
1). Screen house /green house
Balai Penelitian Tanaman Sayuran memiliki beberapa screen house sebagai penunjang penelitian. Sreen House tersebut di antaranya:
a). Screen House Plasma Nutfah.
b). Screen House Hama Penyakit.
c). Screen House Ekofisiologi.
d). Screen House Agronomi.
e). Screen House Pemuliaan.
f). Screen House Akseptik A UPBS.
g). Screen House Semi Akseptik B.
h). Screen House Permanen.
i). Screen House Virologi
2). Laboratorium
Balai Penelitian Tanaman Sayuran, terdapat 10 laboratorium yang diberdayakan, yaitu:
a). Laboratourium Utama.
b). Laboratorium Kultur Jaringan UPBS.
c). Laboratorium Kultur Jaringan.
d). Laboratorium Produksi Benih UPBS.
e). Laboratorium Uji Benih.
f). Laboratorium Uji Virologi.
g). Laboratorium Uji Hama dan Penyakit.
h). Laboratorium Uji Fisiologi Tanaman.
i). Laboratorium Uji Tanah, Tanaman, dan Pupuk, dan
j). Laboratorium Uji Fisiologi Hasil dan Pasca Panen
3). Gedung /bangunan
Ada beberapa macam gedung yang ada di BALITSA. Berikut bangunan- bangunan / gedung – gedung yang ada di BALITSA:
a). Gedung Koperasi / Jasa Penelitian.
b). Gedung Serbaguna (Aula).
c). Gedung Bengkel.
d). Gedung Rencana Kerja.
e). Kantor Administrasi.
f). Gedung Sekretariat UPBS.
g). Gedung UPBS Lab. Permentasi.
h). Gedung Preparation Room.
i). Gedung Ekofisiologi
j). Gedung Laboratorium Virologi
k). Gudang Peralatan
l). Masjid
e. Strultur organisasi
Struktur Organisasi Balitsa Lembang merupakan susunan kepengurusan yang dipimpin oleh seorang kepala balai yang bertugas membawahi seluruh pegawai dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan kegiatan penelitian balai. Susunan atau struktur organisasi Balitsa secara umum dibagi ke dalam beberapa divisi seperti seksi jasa penelitian, seksi tata usaha, seksi pelayanan publik dan kelompok peneliti spesifik bidang. Adapun struktur organisasinya sebagai berikut (Gambar 2):
Seksi Jasa Penelitian Andi Supriadi, S.TDiseminasi IT dan pustaka Ir. Tonny Koestoni MoekasanKerjasama Abdi Hudaya S.PKepegawaian Sugyartini, A.Md.Rumah TanggaHermawanKeuangan S. RohmatKa. Sub Tata Usaha Mastur, S.P.Seksi Pelayanan Teknik Ir. Dr. Bagus K. Udiarto, M.PKepala BalaiDr. Liferdi, S.P., M.Si.Kebun Ir. Deden FatchullahUPBS Gungun Wiguna, S.P, M.ScLaboratorium Ir. Neni GunaeniKelti Pemuliaan, & Plasma Nutfah Kusmana, S.P.Kelti EkofisiologiIr. Rini Rosliani, M.SiKelti Hama dan Penyakit Dr. Laksminiwati Prabaningrum, M.S. Kelti Pascapanen Dr. Uum Sumpena, s.p., M.PSeksi Jasa Penelitian Andi Supriadi, S.TDiseminasi IT dan pustaka Ir. Tonny Koestoni MoekasanKerjasama Abdi Hudaya S.PKepegawaian Sugyartini, A.Md.Rumah TanggaHermawanKeuangan S. RohmatKa. Sub Tata Usaha Mastur, S.P.Seksi Pelayanan Teknik Ir. Dr. Bagus K. Udiarto, M.PKepala BalaiDr. Liferdi, S.P., M.Si.Kebun Ir. Deden FatchullahUPBS Gungun Wiguna, S.P, M.ScLaboratorium Ir. Neni GunaeniKelti Pemuliaan, & Plasma Nutfah Kusmana, S.P.Kelti EkofisiologiIr. Rini Rosliani, M.SiKelti Hama dan Penyakit Dr. Laksminiwati Prabaningrum, M.S. Kelti Pascapanen Dr. Uum Sumpena, s.p., M.P
Seksi Jasa Penelitian
Andi Supriadi, S.T
Diseminasi IT dan pustaka
Ir. Tonny Koestoni Moekasan
Kerjasama
Abdi Hudaya S.P
Kepegawaian
Sugyartini, A.Md.
Rumah Tangga
Hermawan
Keuangan
S. Rohmat
Ka. Sub Tata Usaha
Mastur, S.P.
Seksi Pelayanan Teknik
Ir. Dr. Bagus K. Udiarto, M.P
Kepala Balai
Dr. Liferdi, S.P., M.Si.
Kebun
Ir. Deden Fatchullah
UPBS
Gungun Wiguna, S.P, M.Sc
Laboratorium
Ir. Neni Gunaeni
Kelti Pemuliaan, & Plasma Nutfah
Kusmana, S.P.
Kelti Ekofisiologi
Ir. Rini Rosliani, M.Si
Kelti Hama dan Penyakit
Dr. Laksminiwati Prabaningrum, M.S.
Kelti Pascapanen
Dr. Uum Sumpena, s.p., M.P
Seksi Jasa Penelitian
Andi Supriadi, S.T
Diseminasi IT dan pustaka
Ir. Tonny Koestoni Moekasan
Kerjasama
Abdi Hudaya S.P
Kepegawaian
Sugyartini, A.Md.
Rumah Tangga
Hermawan
Keuangan
S. Rohmat
Ka. Sub Tata Usaha
Mastur, S.P.
Seksi Pelayanan Teknik
Ir. Dr. Bagus K. Udiarto, M.P
Kepala Balai
Dr. Liferdi, S.P., M.Si.
Kebun
Ir. Deden Fatchullah
UPBS
Gungun Wiguna, S.P, M.Sc
Laboratorium
Ir. Neni Gunaeni
Kelti Pemuliaan, & Plasma Nutfah
Kusmana, S.P.
Kelti Ekofisiologi
Ir. Rini Rosliani, M.Si
Kelti Hama dan Penyakit
Dr. Laksminiwati Prabaningrum, M.S.
Kelti Pascapanen
Dr. Uum Sumpena, s.p., M.P
e.
Gambar 2. Struktur Organisasi BalitsaGambar 2. Struktur Organisasi Balitsa
Gambar 2. Struktur Organisasi Balitsa
Gambar 2. Struktur Organisasi Balitsa
f. Kondisi wilayah BALITSA
Mahasiswa harus mengetahui kondisi wilayah BALITSA untuk mengetahui apakah sudah cocok dan memenuhi syarat tumbuh tanaman sayuran yang dibudidayakan
Letak geografis
Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang terletak 1250 meter di atas permukaan laut. Letak geografis BALITSA berada pada 107,300 BT dan 6,300LS. BALITSA memiliki areal seluas ± 40 hektar yang terletak di Jl.Tangkuban Perahu No. 517 Desa Cikole, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,Provinsi Jawa Barat.
BALITSA Lembang memiliki batas-batas yaitu : sebelah timur berbatasan dengan jalan raya Lembang-Subang, sebelah selatan berbatasan dengan kampung cibogo, sebelah barat berbatasan dengan sungai kecil kampung Cibedug, dan sebelah utara berbatasan dengan jalan Cibedug-Cikole.
2) Tofografi
Topografi dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran adalah dengan memiliki tipe tanah andosol yang berasal dari abu vulkanik Gunung Tangkuban Perahu, dengan struktur tanah remah dan gembur, sedangkan tekstur tanah berupa debu, lempung berdebu dan lempung. Warna tanah dilahan Balai Penelitian Tanaman Sayuran adalah hitam, abu-abu dan coklat dengan PH tanah sebesar 5,5-6 Lokasi ini mempunyai suhu 18oC-260C dengan curah hujan 2207 mm/tahun, sedangkan kelembaban udara berkisar antara 70-90% kecepatan air tanah di tempat ini termasuk baik.
Memperingati hari kemerdekaan Indonesia
Dalam memperingati hari kemerdekaan Indonesia jaslit membuat beberapa acara perlombaan, mahasiswa membantu Jaslit dalam menyiapkan perlengkepan yang dibutuhkan seperti mencari pohon pinang, membeli karung dan kelereng dan membersihkan lapangan sepak bola, selain membantu menyipkan perlengkapan mahasiswa juga ikut serta dalam memeriahkan acara tersebut. Ada beberapa perlombaan yang mahasiswa ikuti dapat dilihat pada (gambar 3) yaitu: panjat pinang, sepak bola, jalan santai, balap karung, senam, membawa kelereng dengan sendok dan memancing. Acara ini diselenggarakan dari tanggal 14 sampai 16 agustus (lampiran 2).
aaccbbGambar 3. Perlombaan 17 AgutusGambar 3. Perlombaan 17 Agutus
a
a
c
c
b
b
Gambar 3. Perlombaan 17 Agutus
Gambar 3. Perlombaan 17 Agutus
Keterangan :
a. perlombaaan senam
b. gerak jalan
c. panjat pinang
Pada tanggal 17 agustus mahasiswa menghadiri upacara 17an (lampiran 2) yang diadakan di BALITSA. Upacara tersebut wajib dihadiri oleh seluruh staff, karyawan dan peserta magang dengan menggunakan seragam dari universitas atau sekolah masing masing (gambar 4).
Gambar 4. Upacara 17 AgustusGambar 4. Upacara 17 Agustus
Gambar 4. Upacara 17 Agustus
Gambar 4. Upacara 17 Agustus
Perkenalan dengan kepala kebun dan staff
Kegiatan ini dilakukan pada minggu kedua setelah berada di Balitsa selama sehari pada tanggal 18 agustus 2014 (lampiran 2). Kegiatan ini diadakan di kantor kebun, mahasiswa memperkenalkan diri kepada kepala kebun dan para staffnya begitu juga sebaliknya. Setelah perkenalan, kepala kebun menentukan pembimbing lapangan untuk para mahasiswa magang sesuai dengan komoditi yang diambil oleh mahasiswa. Setelah mengetahui pembimbing lapangan masing-masing kemudian mahasiswa yang didampingi mandor kebun melakukan survey kebun yang luasnya ±36 ha untuk mengetahui nama dan tata letak tanaman yang ada dikebun. Tanaman kentang berada pada blok A1, B2, B3, B12, dan D3 yang merupakan Green house bagi kentang.
Luas kebun percobaan BALITSA adalah 36 ha yang dibagi – bagi ke dalam 5 blok. Setiap satu blok dibagi menjadi beberapa sub blok untuk blok A terdiri atas 43 sub blok, blok B terdiri atas 49 sub blok, Blok C terdiri atas 35 sub blok, blok D terdiri atas 20 sub blok dan blok E terdiri atas 30 sub blok, setiap sub blok ditanami beberapa macam tanaman sayuran yang dibudidayakan sesuai dengan luasnya. Luas setiap sub blok berbeda – beda, jika luasnya hanya 1000m2 maka hanya ditanami satu jenis tanaman saja.
Mengikuti dan melakukan presentasi hasil magang
Peserta magang yang sudah selesai melakukan kegiatan magang baik yang dikantor maupun di lapangan harus membuktikan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut yaitu dengan cara mempresentasikan apa yang telah dilakukan selama berada di BALITSA. Umumnya kegiatan ini dilakukan 4 hari sebelum kegiatan magang selesai atau sebelum perpulangan dari BALITSA. Presentasi hasil kegiatan ini dihadiri oleh kepala kebun, pembimbing lapangan, staff jaslit dan seluruh peserta magang di Aula Balitsa (gambar 5). Pada kegiatan ini ada dua metode yang dilakukan yaitu:
1). Mengikuti atau menghadiri presentasi hasil magang dari peserta magang yang lain, Mahasiswa yang menghadiri seminar ini mendengarkan dan bertanya tentang apa yang belum diketahui atau yang belum paham dari presentasi tersebut. Kegiatan menghadiri atau mengikuti presentasi magang ini dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2014 yaitu presentasi dari mahasiswa UNILA Lampung dan tanggal 29 Agustus 2014 presentasi dari Mahasiswa UNSOED Purwokerto (lampiran 2).
2). Melakuan presentasi hasil magang, kegiatan ini dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2014 ( lampiran 2). Mahasiswa menjelaskan tentang budidaya kentang dengan stek yang telah dilakukan. Selain menyampaikan hasil kegiatan magang mahasiswa juga melakukan diskusi kepada seluruh peserta yang hadir serta menjawab seluruh pertanyaan dan masukkan dari kepala kebun dan lainnya.
Gambar 5. Kegiatan seminar hasil magang Gambar 5. Kegiatan seminar hasil magang
Gambar 5. Kegiatan seminar hasil magang
Gambar 5. Kegiatan seminar hasil magang
Sebelum melakukan seminar mahasiswa membuat dan menyusun laporan kegiatan magang serta mencari data yang masih belum lengkap di perpustakaan (lampiran 2) seminggu sebelum melakukan presentasi, kemudian berkonsultasi dengan pembimbing lapangan dan mandor guna untuk memperjelas data yang sudah diperoleh dilapangan. Setelah melakukan seminar hasil magang di BALITSA selanjutnya mahasiswa menyerahkan laporan magang kepada jaslit dan pembimbing pada tanggal 09 Oktober 2014 (lampiran 2), selanjutnya mahasiswa diberi borang penilaian (lampiran 3) oleh pembimbing sebagai hasil dari kegiatan yang telah dilakukan.
Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan yang dilakukan berupa kegiatan pada budidaya tanaman kentang yaitu: 1). Persiapan lahan, 2). Pembibitan, 3). Penanaman ke lapangan, 4). Pemeliharaan tanaman dan 5). Panen dan pasca panen. Kegiatan ini dilakukan selama ± 6 minggu mulai dari tanggal 9 Agustus – 7 Oktober 2014 (lampiran 2). Kegiatan lapangan ini dilakukan dengan tidak sistematis atau tidak berturut susunan waktunya yang sesuai dengan tahapan budidaya kentang pada umumnya, karena kegiatan ini dilakukan tidak hanya pada satu lahan saja. Adapun metode yang dilakukan dalam kegiatan lapangan yaitu mengikuti kegiatan budidaya yang dilakukan dilapangan dan juga bertanya atau berdiskusi dengan mandor blok dan para pekerja.
Persiapan lahan
Persiapan lahan dilakukan pertama sekali sebelum melakukan kegiatan lainnya dalam budidaya ada beberapa tahapan yang dilakukan mahasiswa dalam persiapan lahan yaitu:
Pengolahan tanah
Pada kegiatan pengolahan tanah mahasiswa hanya membantu pekerja membersihkan gulma-gulma yang tersisa dan hanya melihat serta bertanya cara pengolahan tanah yang dilakukan pekerja, karena kita tidak diperbolehkan oleh pekerja untuk mengoperasikan mesin traktor. Kegiatan pengolahan tanah dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2014 (lampiran 2). Pengolahan lahan yang dilakukan bukan pada lahan yang dipakai untuk budidaya kentang dengan stek tetapi untuk budidaya kentang dengan umbi, karena lahan yang ditanam kentang dengan stek sudah diolah seminggu sebelum mahasiswa datang namun pada dasarnya tidak ada perbedaan dalam pengolahan tanah yang digunakan untuk budidaya kentang dengan umbi dan dengan stek. Cara pengolahan tanah yang dilakukan di Balitsa yaitu dengan dibajak menggunakan traktor (gambar 6), tujuannya untuk membalikkan tanah dan membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman yang ada kemudian tanah diratakan dengan rotari. Setelah diratakan tanah dibiarkan selama dua minggu dengan tujuan supaya pathogen dan kepompong hama didalam tanah mati terjemur matahari.
Gambar 6. Pembajakan dan perataan tanahGambar 6. Pembajakan dan perataan tanah
Gambar 6. Pembajakan dan perataan tanah
Gambar 6. Pembajakan dan perataan tanah
Pembuatan bedengan
Dua hari setelah pembajakan dan perataan tanah mahasiswa ikut melakukan pembuatan bedengan dan selokan untuk irigasi atau pengairan bersama para pekerja dan juga bertanya ke mandor untuk mendapatkan informasi yang lebih detail. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2014 (lampiran 2) pada lahan kentang yang sudah 2 minggu dibajak. Pembuatan bedengan ini juga bukan pada lahan yang digunakan untuk stek kentang, karena lahan yang digunakan untuk menanam kentang dengan stek sudah diolah terlebih dahulu, akan tetapi, semua budidaya kentang yang ada di BALITSA dilakukan pembuatan bedengan setelah 2 minggu pembajakan dengan tujuan supaya pathogen tanah benar benar mati terkena sinar matahari. Pembuatan bedengan pada budidaya kentang dengan umbi tidak ada perbedaan dengan budidaya kentang dengan stek.
Bedengan dibuat membujur searah Timur–Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata mengenai seluruh tanaman. Tanah yang sudah diratakan dengan rotary tadi di cangkul sehingga membentuk gundukan seperti kuburan dan membentuk parit (gambar 7) dengan berukuran lebar 1 m, tinggi 50 cm, jarak antar bedeng yang merupakan lebar selokan adalah 50 cm dan panjangnya 4 meter. Bedengan dibuat sedemikian rupa agar air dapat mengalir lancar bila turun hujan. Hal ini untuk menghindari tergenangnya akar dan umbi kentang karena umbi kentang sangat peka terhadap genangan air. Jika tergenang air, akar dan umbi kentang akan mudah busuk sehingga mengganggu pertumbuhan kentang.
Gambar 7. Pembuatan bedenganGambar 7. Pembuatan bedengan
Gambar 7. Pembuatan bedengan
Gambar 7. Pembuatan bedengan
Pemupukan dasar
Pemupukan dasar adalah kegiatan terakhir yang dilakukan dalam persiapan lahan. Mahasiswa melakukan kegiatan pemupukan dasar pada tanggal 27 Agustus 2014 (lampiran 2) bersama dengan para pekerja pada lahan kentang untuk umbi, namun dosis dan jenis pupuknya serta waktunya tidak berbeda dengan lahan kentang dengan menggunakan stek. Pupuk dasar yang diberikan terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik dilakukan seminggu sebelum tanam. Pupuk organik yang digunakan adalah kotoran kuda, cara pemberian pupuk kandang ini yaitu dengan meletakkan pupuk kandang diatas permukaan bedengan kemudian diratakan dengan cangkul setelah itu diberi pupuk TSP di atas pupuk kandang tersebut dengan cara ditabur, cara pemberian pupuk dasar dapat dilihat pada (gambar 8) di bawah. Pupuk anorganik yang berupa TSP diberikan sebagai pupuk dasar sebanyak 300 kg sampai 400 kg per hektar dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk organik, pupuk kotoran kuda yang dipakai sebanyak 30 ton per hektar.
Gambar 8. Pemberian pupuk dasarGambar 8. Pemberian pupuk dasar
Gambar 8. Pemberian pupuk dasar
Gambar 8. Pemberian pupuk dasar
Pembibitan
Kegiatan ini dilakukan di screen house kentang yang merupakan salah satu dari lab agronomi milik Balitsa, Screen house ini digunakan khusus untuk perbanyakan kentang baik dengan stek maupun dengan umbi, kegiatan pembibitan ini dilakukan selama 2 minggu tetapi tidak berturut-turut, yang dimulai pada tanggal 19 agustus – 08 september 2014 (lampiran 2), bibit yang ada di Screen digunakan bukan hanya untuk budidaya saja namun juga dipakai untuk penelitian lainnya. Bibit yang digunakan dalam budidaya ini adalah dari stek tunas daun tanaman kentang varietas granola. Bibit yang digunakan berasal dari Generasi - nol (G0) yang berada di Screen House yang berumur minimal 3 minggu dapat dilihat pada (gambar 9).
Gambar 9. Bibit kentang yang akan distek (umur 3 minggu)
Penyetekan dilakukan dengan menggunakan gunting yang sudah disterilkan dengan alkohol (gambar 10. a). Cara penyetekan tanaman kentang dari tunas ketiak daun yaitu nodus atau cabang sekunder dari tanaman dipotong kemudian daun-daunnya dibuang disisakan 2-3 helai daun primer dapat dilihat pada (gambar 10. b), tujuan membuang daun-daun yang ada pada cabang sekunder adalah untuk menumbuhkan stolon (bakal umbi) yang baru setelah itu batang yang dipotong diberi ZPT akar (gambar 10.c) untuk mempercepat proses pengakaran stek tersebut dan juga untuk mengurangi jumlah kematian stek yang ditanam. Setelah melakukan stek, tanaman tidak langsung ditanam kelapangan melainkan dilakukan proses pengakaran terlebih dahulu selama minimal 3 minggu dengan tujuan mengurangi jumlah kematian pada saat ditanam ke lapangan. Media yang digunakan untuk proses pengakaran yaitu tanah, sekam bakar dan pupuk kandang dengan dosis 1:1:1. Proses pengakaran ini juga dilakukan di Screen house karena tempat ini lebih steril dan keadaan suhunya tidak terlalu tinggi sehingga pada proses pengakaran tidak banyak tanaman yang mati akibat terserang hama maupun terkontaminasi.
cabcab
c
a
b
c
a
b
Gambar 10. a). Alat untuk stek, b). proses penyetekan, c). pemberian ZPT akar
Tahapan dalam proses pengakaran stek tunas daun adalah:
Persiapan media
Kegiatan ini dilakukan mahasiswa pada tanggal 19 Agustus, 28 Agustus dan 09 Oktober (lampiran 2) selama tiga hari di screen house. Media tanam yang digunakan terdiri dari tanah, sekam dan pupuk kandang kuda dengan perbandingan 1:1:1. Persiapan media tanam bertujuan untuk tempat penanaman planlet kentang yang akan dijadikan bibit stek. Media tanam tersebut dimasukkan kedalam baki screen yang terbuat dari bambu (gambar 11. A) kemudian diaduk pakek tangan dan disiram air ( gambar 11. B), setelah semua media tercampur dan merata kemudian diberi pupuk NPK mutiara dengan dosis 2 gram per liter air dan diberi dolomit setelah itu sterilisasi dengan memberikan Basamid-G 40 g/meter2 dan terakhir ditutup menggunakan mulsa plastik ( gambar 11. C) selama 2 minggu.
ccbbaaGambar 11 a) Baki screen dari bambu b) pencampuran dan pengadukan media c) penutupan mediaGambar 11 a) Baki screen dari bambu b) pencampuran dan pengadukan media c) penutupan media
c
c
b
b
a
a
Gambar 11 a) Baki screen dari bambu b) pencampuran dan pengadukan media c) penutupan media
Gambar 11 a) Baki screen dari bambu b) pencampuran dan pengadukan media c) penutupan media
Pencaplakan
Pencaplakan merupakan proses pembuatan lubang tanam dengan menggunakan alat dari papan yang dibuat dengan tonjolan dipermukaan papannya (gambar 12,a) dengan tujuan agar media yang terkena tonjolan itu menjadi lubang untuk ditanami dengan jarak tanamnya 8x8 cm. kegiatan ini dilakukan mahasiswa 2 minggu setelah persiapan media pada tanggal 01 September 2014 (lampiran 2). sebelum pencaplakan/ pembuatan lubang tanam, media terlebih dahulu disiram dengan pupuk NPK yang dicairkan dengan takaran 1 kg/liter air (gambar 12,b) untuk memberi unsur hara pada media dan juga supaya dalam proses pencaplakan lubang tanam terlihat dengan jelas apabila tanah tersebut padat (gambar 12,c).
aa
a
a
bbcc
b
b
c
c
Gambar 12,a) alat pencaplakan, b) pemberian pupuk hayati, c) hasil caplakan
Penanaman stek
Bibit kentang yang telah telah di stek harus segera ditanam karena bibit akan menjadi layu. Penanaman stek untuk proses pengakaran diletakkan pada lubang tanam yang telah disiapkan pada proses pencaplakan dengan kedalaman kurang lebih 4 cm dari permukaan atas media dengan jarak tanam yang ditetapkan adalah 8 cm X 8 cm. Cara menanam stek yaitu bibit dimasukkan ke lubang tanam setiap lubang satu stek kemudian media dipadatkan sampai menutupi seluruh ketiak daun sekunder yang dipotong (gambar 13).
bbaa
b
b
a
a
Gambar 13. Cara penanamanGambar 13. Cara penanaman
Gambar 13. Cara penanaman
Gambar 13. Cara penanaman
Keterangan:
Tanaman dimasukkan ke lubang tanam lalu ditutup dengan tanah
Tanaman yang sudah ditanam
Penanaman ke lapangan
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 04 September 2014 di blok A4 (lampiran 2). Penanaman stek kentang kelapangan 3 minggu setelah pengakaran. kriteria bibit yang siap ditanam yaitu bibit yang telah berumur minimal 3 minggu setelah proses pengakaran ditandai dengan munculnya umbi sebesar biji kelengkeng (gambar 14. A), bibit yang ditanam harus sehat dan memiliki akar. Penanaman kentang dilakukan pada pagi atau sore hari, penanaman pada siang hari dapat menyebabkan kelayuan sehingga tanaman terhambat pertumbuhannya, bahkan tanaman menjadi mati. Stek kentang yang ditanam oleh mahasiswa adalah varietas Granola, ditanam dengan jarak tanam 30 x 80 cm dengan kedalaman lubang tanam antara 5–8 cm. Cara menanam bibit tersebut yaitu dengan ditugal lalu masukkan bibit ke lubang tanam dan ditutup dengan tanah seperti gambar 14. B berikut.
abab
a
b
a
b
Gambar 14. a). Bibit yang siap tanam, b). Cara penanaman ke lapangan
Pemeliharaan tanaman
Kegiatan pemeliharaan tanaman kentang yang dilakukan mahasiswa di Balai Penelitian Tanaman Sayuran meliputi hal-hal sebgai berikut:
Penyiraman
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 04 September 2014 (lampiran 2) yaitu mulai dari awal penanaman, penyiraman yang dilakukan di BALITSA sebenarnya tergantung pada musim, jika musim kemarau maka dilakukan penyiraman secara rutin apabila musim hujan tidak dilakukan penyiraman. Budidaya yang dilakukan oleh mahasiswa magang pada saat itu pada musim kemarau sehingga penyiraman yang dilakukan secara rutin 2 kali dalam sehari dari mulai tanam sampai tanaman berumur 4 – 5 minggu setelah tanam, setelah tanaman berumur 5 minggu penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan yaitu ketika tanah terlihat kering maka dilakukan penyiraman. Penyiraman tanaman ini dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan selang atau gembor (gambar 15).
Gambar 15. penyiramanGambar 15. penyiraman
Gambar 15. penyiraman
Gambar 15. penyiraman
Penyiangan
Kegiatan penyiangan dilakukan mahasiswa pada tanggal 28 Agustus dan 11 September 2014 (lampiran 2). Gulma dan rumput liar merupakan inang beberapa jenis OPT, oleh karena itu menjaga kebersihan lahan merupakan keharusan dalam budidaya tanaman. Penyiangan dilakukan menjelang pemupukan susulan yaitu 4-5 minggu setelah tanam dilakukan setiap 2 minggu. Gulma dibersihkan dengan koret dan yang berada disekitar tanaman dicabuti secara manual dengan tangan (gambar 16).
Gambar 16. Penyiangan gulmaGambar 16. Penyiangan gulma
Gambar 16. Penyiangan gulma
Gambar 16. Penyiangan gulma
Perbaikan guludan
Kegiatan dilakukan pada tanggal 09 September 2014 (lampiran 2). Perbaikan guludan dilakukan ketika guludan/bedengan mulai menipis atau ketika ada umbi yang terlihat keluar dari tanah, cara perbaikan guludan adalah dengan menimbun bagian pangkal tanaman dengan tanah yang ada disekitar guludan sehingga guludan terbentuk kembali seperti semula.
Tujuan perbaikan guludan/bedengan ialah memberi kesempatan agar stolon dan umbi berkembang dengan baik, memperbaiki drainase tanah, mencegah umbi kentang terkena sinar matahari, jika umbi terkena sinar matahari secara langsung maka umbi akan berwarna hijau dan memiliki rasa yang pahit karena umbi mengandung solanin yang bersifat racun dan juga untuk mencegah serangan hama penggerek umbi (Phithoromea operculella).
Penyulaman
Tanaman yang tumbuh abnormal atau mati segera diganti dengan tanaman baru yang seumur. Kegiatan penyulaman ini dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 12 September 2014 penyulaman pada tanaman kentang dengan umbi dan tanggal 15 September 2014 penyulaman tanaman kentang dengan stek (lampiran 2). Cara penyulaman ialah dengan membongkar tanah dan mengambil bibit yang mati kemudiaan meletakkan tanaman yang baru pada lubang sama (gambar 17).
Gambar 17. Penyulaman Gambar 17. Penyulaman
Gambar 17. Penyulaman
Gambar 17. Penyulaman
Pemupukan susulan
Kegiatan pemupukan susulan yang dilakukan mahasiswa hanya sekali yaitu pada tanggal 23 September 2014 (lampiran 2). Pada dasarnya Pemupukan susulan di BALITSA dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 30 dan 60 hari setelah tanam, pupuk yang digunakan adalah ure 30 kg/1000m2, TSP 30kg/ 1000m2, dan KCL 20kg/1000m2. Cara pemberian pupuk susulan yaitu dengan cara dibenamkan di sekitar tanaman dengan jarak 10 cm dari batang tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit
Penyemprotan fungisida maupun insektisida dilakukan sejak tanaman berumur 15 hari, penyemprotan yang dilakukan mahasiswa hanya 3 kali yaitu pada tanggal 19 dan 25 September dan 03 Oktober 2014 (lampiran 2). Interval penyemprotan yang dilakukan 2 kali dalam seminggu karena keadaan di BALITSA yang lembab dan berembun sehingga fungisida dan insektisida yang disemprotkan ke tanaman mudah larut oleh air. Alat yang digunakan untuk penyemprotan adalah tangki semprot gendong dapat dilihat pada gambar 18.
Gambar 18. penyemprotanGambar 18. penyemprotan
Gambar 18. penyemprotan
Gambar 18. penyemprotan
Setelah melakukan kegiatan penyemprotan mahasiswa melakukan diskusi dengan mandor kebun dan melakukan observasi langsung kelapangan untuk melihat hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang di BALITSA serta gejala serangan yang ditimbulkan. Dari hasil diskusi tersebut mahasiswa mengetahui beberapa jenis hama yang sering menyerang tanaman kentang yang ada di BALITSA seperti penggerek umbi, ulat tanah, orong-orong dan ulat grayak.
a). Penggerek umbi kentang ( Phithoromia operculella zell) (gambar 19,a)
Gejala : gejala yang ditemukan akibat serangan hama ini yaitu, daun akan berwarna merah tua dan terlihat adanya jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat, kadang – kadang daun kentang menggulung ( gambar 19,b) yang disebabkan larva telah merusak permukaan daun sebelah atas kemudian sembunyi dalam gulungan daun tersebut, pada umbi yang terserang bila dibelah akan terlihat adanya lubang –lubang (gambar 19,c) karena sebagian umbi telah diserang hama tersebut.
Pengendalian : pengendalian yang dilakukan untuk mencegah serangan hama penggerek ini adalah menanam tanaman barrier disekitar tanaman kentang tanaman yang ditanam yaitu jagung, kemudian setelah panen jika ada umbi yang terserang penyakit segera dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur dalam tanah. Pengendalian kimia dilakukan jika terlihat kerusakan yang sangat parah.
Gambar 19, a) Hama Phithoromia operculella zell b). serangan pada daun c). serangan pada umbiGambar 19, a) Hama Phithoromia operculella zell b). serangan pada daun c). serangan pada umbi
Gambar 19, a) Hama Phithoromia operculella zell b). serangan pada daun c). serangan pada umbi
Gambar 19, a) Hama Phithoromia operculella zell b). serangan pada daun c). serangan pada umbi
Ulat grayak ( Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun dengan memakan bagian ephidermis dan jaringan tanaman lainnya hingga habis (gambar 20).
Pengendalian : secara mekanis yaitu dengan cara memangkas daun yang telah ditempeli telur dan dilakukan penyemproton insektisida 2 kali dalam seminggu dengan dosis 2 ml/liter air.
Gambar 20. Serangan ulat grayak pada daunGambar 20. Serangan ulat grayak pada daun
Gambar 20. Serangan ulat grayak pada daun
Gambar 20. Serangan ulat grayak pada daun
c) Orong – orong ( Gryllotalpa sp) dapat dilihat pada gambar 21, a
Gejala : Gejala serangan ditandai dengan adanya lubang- lubang pada umbi kentang (gambar 21, b). Serangan orong – orong sering terjadi pada musim kemarau, hama ini sangat polifag memakan bagian – bagian tanaman seperti akar, umbi, tanaman muda dan tunas –tunas yang baru muncul.
Pengendalian : memakai pupuk kandang yang sudah matang.
Gambar 21. a) orong – orong b) gejala serangan pada umbiGambar 21. a) orong – orong b) gejala serangan pada umbi
Gambar 21. a) orong – orong b) gejala serangan pada umbi
Gambar 21. a) orong – orong b) gejala serangan pada umbi
d. Ulat tanah (Agrotis ipsilon) dapat dilihat pada gambar 22.A
- Gejala : ulat tanah menyerang tanaman yang masih muda atau tunas yang baru muncul dan pangkal batang tanaman. Gejala yang sering terdapat dilapangan yaitu banyak batang tanaman yang patah (gambar 22. B) akibat dimakan agrotis.
- Pengendalian : pengendalian yang dilakukan masih secara teknis yaitu dengan membongkar tanaman yang terserang kemudian dibunuh selain itu dilakukan pembersihan gulma yang rutin untuk mencegah kupu-kupu agrotis meletakkan telurnya pada tanaman.
Gambar 22. a) ulat tanah b). serangan ulat tanah
Adapun penyakit utama yang menyerang tanaman kentang di BALITSA adalah sebagai berikut:
Busuk daun
Penyebab busuk daun ini adalah jamur Phythopthora infestan
Gejala : timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah lalu bercak ini akan berkembang dan warnanya berubah menjadi coklat hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan spongarium selanjutnya daun akan membusuk dan mati.
Pengendalian: pengendalianya yaitu dengan melakukan sanitasi kebun dan penyemprotan fungisida.
b) Layu bakteri
Penyebab penyakit ini adalah Pseudomonas solanacearum
Gejala: beberapa daun muda dan daun tua pada pucuk tanaman terlihat layu dan bagian bawah daun menguning.
Pengendalian: pengendalian yang dilakukan yaitu dengan menjaga sanitasi kebun dan pergiliran tanaman dan disemprot dengan bakterisida 2 kali seminggu
c) Penyakit busuk umbi
Busuk umbi disebabkan oleh jamur Colleotrichum coccodes
Gejala: daun menguning dan menggulung lalu layu dan kering, pada bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda menjadi busuk.
Pengendalian; dengan cara pergiliran tanaman yang sejenis atau sesuku, menjaga sanitasi kebun dan saat menanam digunakan bibit yang unggul juga sehat.
d) Penyakit layu fusarium
penyakit ini disebabkan oleh jamur fusarium sp.
Gejala: mula-mula tampak perumbuhannya tidak normal, daun- daun berubah menjadi hijau buram, daun bawah layu dan melipat keatas kemudian menguning dan mongering.
Pengendalian: pengendalian yang dilakukan yaitu dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif klorotalonil 2 kali dalam seminggu dan dilakukan pada pagi hari.
Panen dan pasca panen
Panen
Pemanenan tanaman kentang dilakukan oleh mahasiswa dan petani pada tanggal 16 September 2014 (lampiran 2) dengan umur 100 hari setelah tanam. Kegiatan ini dilakukan pada lahan kentang yang menggunakan umbi karena lahan kentang yang menggunakan stek belum cukup umur untuk dipanen. Ciri- ciri tanaman yang siap panen adalah daun kentang yang tadinya berwarna hijau segar berubah menjadi kekuningan, tetapi warna kekuningan ini bukan karena penyakit. Cara pemanenan yang dilakukan yaitu 3 hari sebelum pemanenan batang tanaman kentang dipotong sampai permukaan tanah dengan tujuan memperkuat kulit umbi karena jika kentang langsung diambil dari tanah akan menyebabkan keruskan pada umbi kentang tersebut sehingga ketika disimpan akan mudah busuk dan mudah terserang hama. Setelah dibiarkan selama 3 hari kemudian tanah digemburkan atau dibongkar dengan tangan secara hati-hati supaya tidak melukai kulit umbi lalu umbi diangkat dari tanah dan diletakkan secara berbaris diatas garitan (gambar 23). Umbi dibiarkan terangin anginkan dan terkena sinar matahari secara langsung sampai kulit umbi kering dan tanah yang menempel terlepas. Pemanenan dilakukan pada pagi hari dan pada saat tidak terjadi hujan karena jika pemanenan dilakukan pada saat hujan akan menyebabkan kulit umbi tidak kering dan umbi menjadi lembab sehingga menyebabkan umbi terserang penyakit busuk umbi pada saat penyimpanan.
Gambar 23. Pemanenan kentangGambar 23. Pemanenan kentang
Gambar 23. Pemanenan kentang
Gambar 23. Pemanenan kentang
Pasca panen
Setelah umbi kering dan tanah tidak menempel lagi, lalu dilakukan pewadahan dan pengangkutan umbi (gambar 24) sekaligus melakukan seleksi lapang yaitu memisah kan Antara umbi yang sehat dengan umbi yang terkena penyakit, umbi yang terserang penyakit dikumpulkan lalu dbakar.
Gambar 24. Pewadahan dan pengangkutan umbiGambar 24. Pewadahan dan pengangkutan umbi
Gambar 24. Pewadahan dan pengangkutan umbi
Gambar 24. Pewadahan dan pengangkutan umbi
Setelah melakukan pemanenan pengangkutan umbi selanjutnya mahasiswa melakukan penangan pasca panen. Kegiatan pasca panen kentang yang dilakukan meliputi pembersihan, sortasi dan grading, penyimpanan dan pemasaran.
Pembersihan
Kegiatan ini dilakukan setelah proses pewadahan. Tujuan dari pembersihan ini adalah untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel pada umbi dan supaya umbi terlihat menarik dan untuk mencegah terjadinya serangan penyakit pada saat penyimpanan. Umbi yang dibersihkan hanya untuk yang digunakan sebagai bakal umbi yang baru sedangkan umbi yang akan dijual tidak perlu dicuci langsung dimasukkan dikarung dan langsung dijual ke kulakan. Cara pencucian umbi yaitu memasukkan umbi kedalam bak air kemudian dibilas dengan tangan, sedangkan umbi yang kecil dicuci menggunakan baki kecil dan dibilas dengan air keran yang mengalir (gambar 25). Setelah umbi sudah dicuci lalu ditaruh pada baki baki bambu untuk dikering anginkan.
Gambar 25. Pembersihan umbiGambar 25. Pembersihan umbi
Gambar 25. Pembersihan umbi
Gambar 25. Pembersihan umbi
2). Sortasi dan grading
Kegiatan Sortasi dan garding ini dilakukan di screen house yaitu pada tanggal 16 september 2014 (lampiran 2), setelah selesai melakukan pembersihan umbi dilanjut dengan sortasi dan grading tujuan dilakukan sortasi yaitu untuk mencari umbi yang seragam berdasrkan ukuranya, caranya adalah memilih umbi yang sudah dibersihkan tadi antara yang jelek dan yang baik berdasarkan: (1) ada tidaknya cacat pada umbi, (2) ada atau tidak adanya serangan hama maupun penyakit pada umbi. Umbi yang sudah dipisahkan tersebut dipilah –pilah lagi berdasarkan ukuran untuk dikelaskan/ grading.
Kelas AKelas BKelas CKelas AKelas BKelas CGrading/ pengkelasan umbi kentang digolongkan menjadi 1). Kelas A ( ukuran 120-200gram/umbi), 2). Kelas B ( ukuran 80-120 gram/umbi), dan 3). Kelas C (ukuran 50-80gram/umbi), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 26.
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Gambar 26. Grading/pengkelasanGambar 26. Grading/pengkelasan
Gambar 26. Grading/pengkelasan
Gambar 26. Grading/pengkelasan
KESIMPULAN
1. Kegiatan magang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, terletak di desa Cikole, Kecamatan Lembang, Bandung Barat. Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 59 hari kerja yang dimulai pada tanggal 11 Agustus sampai 10 Oktober 2014 yang dibimbing oleh Ir. Deden fachtullah.
2. Kegiatan Magang dilakukan dengan berbagai macam metode antara lain: terjun langsung ke lapangan, berdiskusi atau bertanya kepada pemimbing atau mandor kebun dan mencari sumber teori dari perpustakaan.
3. Kegiatan yang telah diikuti mahasiswa yaitu kegiatan kantor dan kegiatan lapangan. Kegiatan kantor yang dilakukan meliputi diskusi tentang profil Balitsa, memperingati hari kemerdekaan, perkenalan dengan kepala kebun dan staff dan mengikuti serta melakukan presentasi hasil magang, sedangkan kegiatan lapangan yang dilakukan yaitu mengikuti semua tahapan dalam budidaya kentang dengan stek seperti persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan panen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1984. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Kanisius. Yogyakarta
Anonim. 2000a. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Data konsumsi komoditas kentang Indonesia. Jakarta.
Destiningsih. 2011. kebutuhan kentang. Di indonesi. http://www. garutonline. 8k.com /komoditas/kentang.htm. Diakses tanggal 30 Agustus 2014.
Rukmana, R. 1997. Kentang budidaya dan pasca panen. Kanisius, Yogyaka
LAMPIRAN 1
Lampiran 2
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA)LEMBANG
No
Hari/Tgl
Waktu
Jenis Kegiatan
Paraf
1
Senin
8 2014
07.00 – 11.30
- Diskusi tentang profil Balitsa dan pekan perkenalan oleh kepala Jaslit
2
Selasa
12 08 2014
07.00 – 10.00
- Pengenalan profil BALITSA di aula
3
Rabu
13 08 2014
08.30 – 12.30
- mengikuti seminar hasil magang dari UNILA
4
Kamis
14 08 2014
08.00 – 09.00
09.00 – 12.00
12.00 – 13.00
– 16.00
Upacara pembukaan kegiatan 17 Agustusan
Lomba sepak bola mini
Isoma
Melanjutkan perlombaan sepakbola mini
5
Jum'at
15 08 2014
07.00 – 08.00
08.00 – 11.00
13.00 – 16.00
Persiapan perlombaan
Jalan santai + Lomba senam
Perlombaan-perlombaan
6
Sabtu
16 08 2014
08.00 – 14.00
Persiapan untuk upacara 17 agustus
Lomba memancing
7
Minggu
17 08 2014
08.00 – 09.00
09.00 – 12.00
Mengikuti upacara kemerdekaan
Pengumuman pemenang perlombaan + pembagian hadiah
8
Senin
18 08 2014
07.00 – 11.00
- Pengenalan kepala kebun dan pembimbing
Pengenalan mandor lapangan dan survey kebun
9
Selasa
19 08 2014
07.00 - 08.30
– 12.00
- Persiapan media di Screen house
Penyetekan tanaman kentang varietas granola di screen house
10
Rabu
20 08 2014
07.00 – 08.00
08.00 – 13.00
Mengikuti panen Capsicum Annum (Cabe merah)
Pengolahan tanah dan perataan pra tanam pada lahan kentang untuk umbi
11
Kamis
21 08 2014
07.00 – 09.00
09.00 – 12.00
Penyetekan tanaman kentang varietas Castanum
Penanaman stek kentang( di Screen house)
12
Jumat
22 08 2014
07.00 – 11.30
13.30 – 16.00
Pembuatan guludan
Penyetekan dan penanaman varietas granola di screen house
13
Senin
25 08 2014
07.00 – 09.00
09.00 – 10.00
11.30 – 13.00
14.00 – 15.00
- Penanaman stek kentang di Blok A4
- Diskusi tentang hama dan penyakit kentang
- Diskusi dengan Pak Wasri
- Penyiraman
14
Selasa
26 Agustus 2014
07.00 – 09.00
10.00 – 12.00
- Penyemprotan insektisida
- Panen kentang berbagai varietas di Blok B2
15
Rabu
27Agst 2014
07.00 – 09.00
11.00 - 12.30
- Pemberian pupuk dasar untuk kentang
- membantu pemasangan mulsa untuk tanaman kubis
14
Kamis
28 Agust 2014
07.00 – 07.30
07.30 – 08.30
08.30 – 09.00
10.00 – 11.30
14.00 – 15.00
15.00 – 16.00
- Persiapan Media di Screen house
- Penyetekan tanaman kentang varietas granola
- Penanaman ( Screen house)
- Diskusi bersama Pembimbing
- Penyiangan (pencabutan gulma)
- Penyiraman
15
Jumat
29 Agust 2014
08.00 – 12.30
14.00 – 16.00
- Menghadiri Seminar hasil PKL dari UNSOED
- Penyetekan, pennyulaman, peninggian guludan, penyiraman.
16
Senin
01 – 09 - 2014
07.00 – 11.00
14.00 – 15.00
15.00 – 16.30
- Jalan santai ke Bumi Perkemahan
- Perataan media, penyiraman, pencaplakan
- Penyetekan dan Penanaman kentang varietas castanum
17
Selasa
02 – 09 – 2014
07.00 – 09.00
10.00 – 12.30
- Penyiangan (pencabutan gulma)
- Diskusi bersama pembimbing
18
Rabu
03 – 09 – 2014
07.00 – 11.30
13.00 – 14.00
14.00 – 15.00
15.00 – 16.00
- Pemanenan kentang untuk G1di screen house
- Pencucian + Sortasi
- Perhitungan benih
- Pemberian fungisida pada benih
19
Kamis
04 – 09 – 2014
07.00 – 11.30
13.00 – 14.00
14.00 – 15.00
15.00 – 16.00
- Membantu pengamatan tinggi tanaman & Lebar kanopi varietas repita
- Penyetekan
- Penanaman stek kentang di lapangan
- Penyiraman
20
Jumat
05 – 09 – 2014
13.30 – 15.00
15.00 – 16.00
- penyetekan
- Penyiraman
21
Senin
08 – 09 – 2014
07.00 – 10.00
10.00 – 11.30
13.00 – 14.00
14.00 – 16.00
- Pengolahan media tanam
- penyetekan varietas castanum
- Pemanenan varietas Castanum G1di screen house +Pencucian + sortasi
22
Selasa
09 – 09 – 2014
07.00 – 08.30
08.30 – 10.00
10.00 – 11.30
13.00 – 15.00
15.00 – 16.00
- Penyiraman
- membantu peninggian guludan (penelitian)
- Pemasangan ajir (penelitian)
- Diskusi bersama peneliti
- Penyiraman
23
Rabu
10 – 09 – 2014
07.00 – 08.30
08.30 – 11.30
13.00 – 15.00
15.00 – 16.00
- Pemberian pupuk pada Varietas Atlantik (penelitian)
- Pencaplakan + Penyetekan dan penanaman
- Diskusi dan Evaluasi
- Penyiraman
24
Kamis
11 – 09 – 2014
07.00 – 08.30
13:00 – 14:20
14.20 – 16.00
- Pemberian insektisida di kebun
- Penyetekan dan Penanaman Varietas Atlantik
- Penyiraman
25
Jumat
12 – 09 – 2014
08.00 – 12.30
14.00 – 16.00
Mengikuti seminar Hasil PKL UIN SGD
Penyulaman, diskusi bersama peneliti dan mahasiswa
26
Senin
15 – 09 – 2014
07.30 – 09.00
13.30 – 16.00
Senam bersam pegawai balitsa
Pemanenan dan pengayakan varietas atlantik di screen house
Penyulaman stek kentang dan penyiraman
27
Selasa
16 – 09 – 2014
06.30 – 10.30
10.30 – 12.30
14.00 – 16.30
Pemanenan kentang dengan umbi di kebun varietas Granola ( Blok B12)
Pembersihan dan sortasi
Pemasaran
28
Rabu
17 – 09 – 2014
07.00 – 09.30
0– 16.30
Pembersihan dan penanaman planlet
Penyetekan dan penanaman varietas atlantik
29
Kamis
18 – 09 – 2014
07.00 – 09.30
13.30 – 16.30
Penyiraman dan penyiangan tanaman kentang
Perataan media dan pencaplakan
30
Jumat
19- 09 – 2014
07.00 – 09.30
14.00 – 16.00
Penyemprotan insektisida
penanaman varietas repita
31
Senin
22 – 09 – 2014
07.00 – 09.30
14.00 – 16.00
Penanaman umbi kentang di kebun (blok B14) varietas atlantik
Pemberian pupuk susulan di Screen
32
Selasa
23 – 09 – 2014
07.00 – 09.00
10.00 – 12.30
Pemupukan susulan kentang di blok A4
Mencari refrensi di perpustakaan
33
Rabu
24 – 09 – 2014
07.00 – 09.00
13.30 – 16.00
Membantu penyiraman tomat
Membuat perangkap hama untuk tanaman tomat
34
Kamis
25 – 09 – 2014
08.00 – 11.00
14.00 – 16.00
Penyemprotan tanaman
Panen kentang varietas repita di screen house
35
Jumat
26 – 09 – 2014
07.00 – 09.00
14.00 - 15.30
Pemupukan susulan tanaman cabai merah di blok B11
Penyusunan hand out di perpustakaan
36
Senin
29 – 09 – 2014
08.00 – 10.30
Diskusi dan evaluasi bersama pembimbing
37
Selasa
30 – 09 – 2014
08.00 – 09.30
Perbaikan hand out untuk seminar
38
Rabu
01 – 10 – 2014
07.00 – 09.00
10.00 – 12.00
Pembuatan power point
Diskusi dengan pembimbing
39
Kamis
02 – 10 – 2014
07.30 – 11.00
12.45 – 13.00
14.00- 15.00
Penyiraman tanaman
Mengisi kultum di masjid BALITSA
Diskusi dengan pembimbing tentang analisis uasaha
40
Jumat
03 – 10 – 2014
07.00 – 09.00
15.30 – 16. 00
Penyemprotan pestisda pada tanaman kentang
Penyiraman
41
Senin
06 – 10 – 2014
07.00 – 09.30
14.30 – 16.00
Pemupukan susulan kentang varietas Granola
Penyiraman dan perbaikan guludan
42
Selasa
07 – 10 – 2014
07.00 – 12.00
15.00 – 15.30
Penyusunan data dan mengerjakan laporan hasil magang
Penyiraman
43
Rabu
08 – 10 - 2014
07.00 – 13.00
Presentasi hasil magang
44
Kamis
09 – 10 – 2014
08.00 – 09.30
Pengarahan oleh jaslit dan Penyerahan laporan magang
45
Jumat
10 – 10 – 2014
08.00 08.30
Pengisian vorm penilaian oleh pembimbing dan paraf agenda harian
46
Sabtu
11 – 10 - 2014
08.00 – 09.30
Pelepasan dan perpisahan dengan pembimbing, peneliti dan pegawai BALITSA