RFID (Radio Frequency Identification)
Oleh : 1.
E. Juniar Pirwansa (1083046)
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK POS INDONESIA BANDUNG 2010
E. Juniar Pirwansa 1083046 Teknik Informatika 3B 1. Pengertian RFID RFID adalah kepanjangan dari Radio Frequency Identification . Biasanya RFID dikenal sebagai smart tags dan spy chips . RFID adalah bentuk umum untuk teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi manusia atau objek secara otomatis. Metode yang paling sering digunakan adalah untuk menyimpan serial number yang menunjukkan identitas seseorang atau benda, pada sebuah microchip yang disertakan pada antena (chip dan antena adalah RFID transponder atau sebuah tag RFID). Antena memampukan chip untuk mentransmisikan informasi identifikasi kepada reader . Kemudian reader mengubah pantulan gelombang radio dari tag RFID kedalam informasi digital yang dapat dilewati pada komputer yang akan menggunakannya. Teknologi aktif chip , dimana chip tersebut diberi tenaga dengan menggunakan battery dan daya yang dibutuhkan sangat kecil, sehingga dari chip yang menggunakan battery tersebut dapat bertahan cukup lama (sampai battery habis). Kelebihan daripada aktif chip adalah jarak jangkauan untuk alat pembacaan data dapat membaca data yang terdapat didalam chip dari jarak yang cukup jauh, namun kelemahannya adalah ukuran akan menjadi besar karena terdapat battery tambahan. Teknologi pasif chip , dimana chip ini tidak menggunakan tenaga battery (sumber energi diambil dari frekuensi yang dipancarkan oleh alat pemancar, dimana sistem kerjanya sama dengan lampu pada handphone yang menyala jika terdapat panggilan masuk), sehingga chip tersebut dapat dipergunakan selama-lamanya. Namun, kelemahan dari chip tipe ini adalah jarak jangkauan untuk alat pembaca data dapat membaca data yang terdapat didalam chip hanya berjarak beberapa sentimeter. Untuk meningkatkan jarak baca pada chip tipe ini adalah dengan menambahkan antena eksternal pada chip RFID tersebut. Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari piranti portable , yang dinamakan tag , dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh aplikasi komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan dikirimkan bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain sebagainya. Penggunaan RFID untuk maksud tracking pertama kali digunakan sekitar tahun 1980 an. RFID dengan cepat mendapat perhatian karena kemampuannya dalam men-tracking atau melacak objek yang bergerak. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka teknologi RFID sendiripun juga berkembang sehingga nantinya penggunaan RFID bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu objek dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah. Tag
2
tersebut berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah kode produk yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator , suatu antena yang berisi transceiver dan decoder , memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh reader . Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer. Contoh misalnya buku-buku yang ada pada perpustakaan. Pintu security bisa mendeteksi buku-buku yang sudah dipinjam atau belum. Ketika seorang user mengembalikan buku, security bit yang ada pada RFID tag buku tersebut akan di-reset dan record- nya di ILS secara otomatis akan di-update . Pada beberapa solusi yang berbasis RFID maka slip pengembaliannya bisa digenerate secara otomatis pula. RFID juga mempermudah orang untuk menyortir barang. 2. Jenis RFID Macam-macam RFID dapat berdasarkan atas : a) Frekuensi Berdasarkan frekuensi yang dipakai menggunakan label RFID. Setiap laberl RFID dibuat agar beroperasi pada frekuensi tertentu. Terdapat pengelompokan menjadi 4 katergori yaitu : Kode
Frekuensi
Range
RFID use
LF
Low Frequency
30 kHz to 300 kHz
125kHz
HF
High Frequency
3 MHz to 30 MHz
13,56 MHz
VHF
Very High Frequency
30 MHz to 300 MHz
Not used for RFID
UHF
Ultra High Frequency
300 MHz to 3 GHz
868 MHz, 915 MHz
b) Sumber Energi Berdasarkan sumber energi terdapat 3 jenis label RFID dengan penggunaan yang berbeda. Berikut ringkasan tabel sumber energi RFID : Tipe Karakteristik Sumber energi
Aktif
Semi Pasif
Baterai pada label
Baterai untuk menjalankan chip . Energi gelombang radio dari reader untuk komunikasi hanya di dalam jangkauan reader
3
Pasif Energi gelombang radio dari reader untuk menjalankan chip dan komunikasi
Ketersediaan sinyal gelombang radio
Selalu ada 100 feet
Rendah
Kekuatan sinyal
Tinggi
Rendah
Kebutuhan sinyal yang kuat
Sangat rendah
Sangat tinggi
Bidang penerapan
Berguna untuk label barang yang bernilai tinggi untuk di-scan dalam jarak, misal mobil
Berguna untuk barang yang bervolume tinggi, dan bisa di-scan dalam arak dekat, misal perdagangan ritel
Hanya di dalam jangkauan reader , kurang dari 10 feet Sangat rendah
c) Kemampuan dibaca dan ditulis Berdasarkan kemampuan dibaca dan ditulisnya RFID dikelompokkan sebagai berikut : Read Only label berisi nomor unik yang tidak dapat diubah WORM Write Once Read Many – dimungkinkan untuk mengkodekan mengisi untuk pertama kali, dan kemudian data/kode tersebut terkunci dan tidak dapat diubah Read/Write dimungkinkan informasi di dalamnya
untuk
mengisi
dan
memperbaharui
Terdapat juga kategorisasi lain : Read-only : data yang disimpan dapat dibaca, tidak dapat diubah Read / Write : dapat dibaca, ditulis atau ditulis ulang Kombinasi keduanya : sebagian data tersimpan secara permanent, sebagian sisanya dapat diakses, ditulis, dan diperbaharui datanya d) Fungsi Label RFID folio terdiri dari 3 bagian : Bagian yang dapat dikunci untuk identifikasi barang Bagian yang dapat ditulis ulang untuk penggunaan khusus oleh perpustakaan Bagia yang berfungsi sekuriti untuk anti pencurian barang 3. Keunggulan RFID Keunggulan dari pemakaian RFID adalah: 1. Data yang dapat ditampung lebih banyak daripada alat bantu lainnya (kurang lebih 2000 byte)
4
2. Ukuran sangat kecil (untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana 3. Bentuk dan desain yang flexibel sehingga sangat mudah untuk dipakai diberbagai tempat dan kegunaan karena chip RFID dapat dibuat dari tinta khusus. 4. Pembacaan informasi sangat mudah, karena bentuk dan bidang tidak mempengaruhi pembacaan, seperti sering terjadi pada barcode , magnetik dll. 5. Jarak pembacaan yang flexibel bergantung pada antena dan jenis chip RFID yang digunakan. Seperti contoh autopayment pada jalan tol, penghitungan stok pada ban berjalan, access gate . 6. Kecepatan dalam pembacaan data. 4. Kelemahan RFID Kelemahan dari RFID adalah: 1. Tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus menyediakan daya tambahan untuk tag RFID. Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag dapat membawa informasi yang unik, di antaranya: serial number , model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID yang compatible , tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam RFID adalah frekuensi kerja dari sistem RFID. Ini adalah frekuensi yang digunakan untuk komunikasi wireless antara pembaca RFID dengan tag RFID. 2. Ada beberapa band frekuensi yang digunakan untuk sistem RFID. Pemilihan dari frekuensi kerja sistem RFID akan mempengaruhi jarak komunikasi, interferensi dengan frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data, dan ukuran antena. Untuk frekuensi yang rendah umumnya digunakan tag pasif, dan untuk frekuensi tinggi digunakan tag aktif. 3. Pada frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data dengan jarak yang jauh, karena keterbatasan daya yang diperoleh dari medan elektromagnetik. Akan tetapi komunikasi tetap dapat dilakukan tanpa kontak langsung. Pada kasus ini hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah tag pasif harus terletak jauh dari objek logam, karena logam secara signifikan mengurangi fluks dari medan magnet. Akibatnya tag RFID tidak bekerja dengan baik, karena tag tidak menerima daya minimum untuk dapat bekerja. 4. Pada frekuensi tinggi, jarak komunikasi antara tag aktif dengan pembaca RFID dapat lebih jauh, tetapi masih terbatas oleh daya yang ada. Sinyal elektromagnetik pada frekuensi tinggi juga mendapatkan pelemahan (atenuasi ) ketika tag tertutupi oleh es atau air. Pada
5
kondisi terburuk, tag yang tertutup oleh logam tidak terdeteksi oleh pembaca RFID. 5. Ukuran antena yang harus digunakan untuk transmisi data bergantung dari panjang gelombang elektromagnetik. Untuk frekuensi yang rendah, maka antenna harus dibuat dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan RFID dengan frekuensi tinggi. 6. Akan terjadi kekacauan informasi jika terdapat lebih daripada 1 chip RFID melalui 1 alat pembaca secara bersamaan, karena akan terjadinya tabrakkan informasi yang diterima oleh pembaca (kendala ini dapat terselesaikan oleh kemampuan akan kecepatan penerimaan data sehingga chip RFID yang masuk belakangan akan dianggap sebagai data yang berikutnya). 7. Jika terdapat frekuensi overlap (dua frekuensi dari pembaca berada dalam satu area) dapat memberikan informasi data yang salah pada komputer/pengolah data sehingga tingkat akurasi akan berkurang (permasalahan ini dipecahkan dengan cara pengimplementasian alat diteksi tabrakan frekuensi atau menata peletakan area pembacaan sehingga dapat menghindari tabrakan). 8. Gangguan akan terjadi jika terdapat frekuensi lain yang dipancarkan oleh peralatan lainnya yang bukan diperuntukkan untuk RFID, sehingga chip akan merespon frekuensi tersebut (frekuensi Wifi , handphone , radio pemancar, dll). 9. Privasi seseorang akan secara otomatis menjadi berkurang, karena siapa saja dapat membaca informasi dari diri seseorang dari jarak jauh selama orang tersebut memiliki alat pembaca, sebagai contoh seseorang dapat membaca jumlah uang yang dimiliki orang lain didalam dompetnya.
Sumber Pustaka: 1. Hendri Saputra, Binusian Webblog 2. Daniel Kurniawan, rfid-pada-perpustakaan1.doc
6