RENVAL PROGRAM KESEHATAN “
PROGRAM GIZI PUSKESMAS BANGETAYU”
Nama Anggota Kelompok:
1. Arista 2. Lesly Joclin Efruan 3. Erliana Suprapti 4. Sergiane Oriska L. 5. Fajar Ratna Wulansari 6. Kristina Arum Sari
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT – S1 S1 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 2013
BAB I
1.1 Gambaran Umum Puskesmas Sesuai dengan system Kesehatan Nasional (SKN) 2004, Puskesmas sebagai ujung tombak penyelenggaraan UKM strata pertama mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yakni : 1. Pusat penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan 2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dibidang Kesehatan 3. Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Dasar Visi Puskesmas Bangetayu : “ Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Bermutu, serta Masyarakat yang Mandiri dalam Bidang Kesehatan “ Misi Puskesmas Bangetayu, sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna, Bermutu, Manusiawi serta Terjangkau oleh Seluruh Masyarakat. 2. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat. 3. Membangun Citra Pelayanan dengan Memberlakukan Pengguna Layanan sebagai Pusat Perhatian. 4. Menjalin Kemitraan dengan Semua Pihak Terkait dalam Pelayanan Kesehatan dalam Pengembangan Kesehatan Masyarakat. Motto Puskesmas Bangetayu : “ RAMAH, CERMAT, TANGGAP dan IKLAS dalam Melayani “ Secara geografis Puskesmas Bangetayu berada pada ketinggian tanah dari permukaan laut 1,5 – 2 meter yang makin kearah utara makin rendah sehingga bila hujan lebat dibeberapa daerah akan tergenang air. Luas wilayah Puskesmas Bangetayu 11,67 km², dengan jumlah penduduk 52.655 jiwa. Yang mempunyai batas – batas sebagai berikut :
-
Bagian Utara Bagian Selatan Bagian Barat Bagian Timur
: Kelurahan Banjardowo : Kecamatan Pedurungan : Kelurahan Muktiharjo Lor : Kabupaten Demak
Puskesmas Bangetayu memiliki daerah binaan yang meliputi 6 kelurahan yakni Kelurahan Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Sembungharjo, Penggaron Lor, Kudu dan Karangroto. Selain itu Puskesmas Bangetayu yang merupakan Puskesmas induk juga memiliki 2 puskesmas pembantu yaitu pustu Kudu dan pustu Karangroto. Pustu ini juga memberikan
pelayanan kesehatan rawat inap yakni sebagai rujukan antara sebelum dirujuk ke Rumah Sakit. Puskesmas Bangetayu memiliki 32 pegawai yang tersebar diseluruh unit, berikut jumalh pegawai tersebut : No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Macam Pegawai
Kepala Puskesmas Kepala TU Dokter Umum Dokter Gigi Apoteker Perawat Bidan Perawat Gigi Hiegien Sanitasi Analis Gizi AA Staf TU Pengemudi Penyuluh Epidemiologi Wiyata Bhakti TOTAL
Jumlah Tenaga 1 1 3 1 1 6 6 2 1 2 1 1 4 0 0 1 1 32
Keterangan
1 di pustu, 3 di RJ, 2 di RI 2 di pustu, 3 di RJ, 1 di RI 1 di pustu, 1 di RJ
Puskesmas Bangetayu bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional yang merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi 2 yakni : 1. Upaya Kesehatan Wajib meliputi : - Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana - Perbaikan Gizi - Kesehatan Lingkungan - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular - Promosi Kesehatan - Upaya Pengobatan 2. Upaya Kesehatan Pengembangan meliputi : - Upaya Kesehatan Sekolah - Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat - Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut - Upaya Kesehatan Jiwa - Upaya Kesehatan Usia Lanjut
- Upaya Kesehatan Inovatif - Rawat Inap Upaya penunjang dari kedua pelayanan tersebut antara lain upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan pelaporan. Pada tahun 2008, Pemerintah Kota Semarang telah mencanangkan pelayanan kesehatan Gratis. Dengan adanya program ini diharapkan pelayanan kesehatan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan kualitas pelayanannya dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini membutuhkan konsekuensi yang sangat besar dari seluruh karyawan, karena dengan dicanangkannya program puskesmas gratis ini, maka kunjungan pasien akan semakin meningkat. Puskesmas Bangetayu juga melayani pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin (Jamkesmas) yang dilayani secara gratis di unit rawat jalan, rawat inap dan rawat bersalin.
1.2 Gambaran Khusus Program “ Perbaikan Gizi “ a. Tujuan Program : 1. Untuk meniadakan kasus gizi buruk 2. Untuk Meningkatkan status kesehatan masyarakat terutama gizi balita dan ibu hamil 3. Untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya gizi seimbang b. Kegiatan Pokok Program 1. Pemantauan status gizi balita - Sasaran : Balita - Bentuk :
Pelacakan kasus gizi buruk melalui laporan kader atau mas yarakat
Perbaikan gizi buruk dengan pemberian PMT
Kegiatan Posyandu (penimbangan, penyuluhan oleh kader, pemberian PMT) Pendampingan pada pasien kasus gizi buruk
2. Pemberian Vit A - Sasaran : Bayi dan Balita - Bentuk : Pemberian vitamin A 1 tahun 2 kali yakni pada bulan Februari dan bulan Agustus. Kapsul vit A warna biru untuk anak umur ≤ 1 tahun. Kapsul vit A warna merah untuk anak > 1- 5 tahun.
3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) - Sasaran : Balita - Bentuk : Pemberian PMT pada anak dengan gizi buruk. PMT tersebut berupa F100 dalam bentuk sachet. Komposisi F100 berupa : susu, minyak, gula, mineral. Untuk pemberian pada anak gizi buruk, diberikan 1 sachet setiap hari hingga berat badannya normal. Pemberian PMT di Posyandu, contohnya seperti kacang hijau. Pemberian PMT di Puskesmas berupa biskuit. 4. Konseling Gizi - Sasaran : semua masyarakat yang memerlukan konsul - Biasanya rujukan dari KIA atau BP umum. c. Program Operasional 1. Posyandu Posyandu yang menjadi binaan puskesmas Bangetayu ada 53 posyandu yang tersebar di 6 kelurahan. Kegiatannya posyandu ini dilakukan 1 bulan sekali. Kegiatan posyandu meliputi : penimbangan, penyuluhan oleh kader, pemberian PMT, serta pemberian vit A pada bulan Februari dan Agustus. 2. Pendampingan pasien kasus gizi buruk yang berupa kunjungan kerumah 1 bulan sekali oleh petugas gizi puskesmas Bangetayu. d. Indikator Program - D/S - N/D - BGM - Bayi 6 - 11bulan yang mendapat vit A 1 kali - Balita 1 – 4 tahun yang mendapat vit A 2 kali - Ibu nifas yang mendapat vit A - Ibu Hamil mendapat Fe 90 tablet dan Fe 30 tablet - Asi esklusif - Balita Gizi buruk yang mendapatkan perawatan
BAB II
2.1 Gambaran Menejemen Program a. Perencanaan Program Diprogram perbaikan gizi ini, tidak membuat perencanaan sendiri jadi perencanaan semua kegiatan yang ada diprogram gizi mengikuti perencanaan dinas kesehatan mulai dari waktu, anggaran, dll. b. Pelaksanaan Program Dalam pelaksanaan program juga mengikuti rencana dari dinas kesehatan, kecuali pelacakan gizi buruk dilakukan setiap ada laporan kader atau masyarakat. 1. Pemantauan gizi buruk : 1 bulan sekali 2. Vit A : 1 tahun 2 kali (bulan Februari dan Agustus) 3. PMT : - Posyandu 1 bulan sekali - Gizi buruk : Jika ada kasus 4. Konseling : Rata – rata kunjungan konseling 3/minggu. c. Evaluasi Program - Pemantauan status gizi balita : bulanan - Vit A : 1 tahun 2 kali (akhir bulan Februari dan Agustus) - PMT : mingguan (F100) dan bulanan (Posyandu) - Konseling gizi : tidak ada evaluasi
2.2 Hasil Kegiatan Program Dilapangan a. Data dan informasi hasil indikator program No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Indikator Vit A bayi Vit A anak Balita Vit A Ibu Nifas D/S N/D BGM Fe 30 Fe 90 Asi Esklusif
Target 100 % 100 % 88 % 80 % 80 % <2,7 % 90 % 95 % 50 %
Cakupan 100 % 100 % 78,5 % 79,5 % 78,8 % 0,05 % 79,4 % 80 % 40%
b. Informasi keberhasilan dan hambatan Keberhasilan : Ditemukannya 4 kasus gizi buruk dengan pelacakan dari laporan kader. Dan dari ada 4 kasus gizi buruk tersebut dapat dit angani seluruhnya dan berjalan sampai sekarang serta anak dengan gizi buruk tersebut status gizinya sudah berangsur membaik dan meningkat mendekati normal. Hal ini terlihat dari
data pencatatan BB, TB, LILA, LIKA anak gizi buruk yang dicatat setiap bulan secara rutin. Berikut data kasus gizi buruk : Tanggal Pekerjaan No Nama Seks Alamat Lahir Orang Tua 1. Defita Yulianasari P 22-11-2009 Karangroto Tukang Becak 2. Hafizh Kaesa Syarif Bangetayu PNS L 06-05-2012 Kulon 3. Widya Pratiwi P 17-07-2011 Karangroto Bengkel 4. Muh Z. Dhuha L 25-06-2012 Karangroto Honorer
Hambatan :
Pada kasus gizi buruk, orang tua penderita kurang kesadaran atau kurang merespon petugas.
Akses yang jauh menuju rumah penderita gizi buruk.
Biaya dari dinas yang terlambat keluar.
Keterbatasan petugas gizi.
Waktu program yang pelaksanaannya kadang – kadang bebarengan sehingga ada bentrokan waktu pelaksanaan kegiatan.
Transportasi yang kurang, yakni tidak ada kendaraan dinas.
Tempat posyandu yang belum permanen jadi masih numpang dirumah warga.
Terbatasnya ruang konsultasi gizi
BAB III
3.1
Kesimpulan Berdasarkan kunjungan dan melakukan wawancara pada penanggung jawab program perbaikan gizi di Puskesmas Bangetayu, bahwa program pokok yang diwajibkan pemerintah dapat dijalankan seluruhnya dari program pemantauan status gizi masyarakat, pemberian vit A, pemberian makanan tambahan (PMT) serta konseling gizi. Dalam menggali informasi tersebut kami mendapatkan adanya kasus gizi buruk sebanyak 4 anak. Dan sudah dilakukan pemantauan setiap bulan oleh petugas gizi puskesmas. Namun begitu masih ada kekurangan dalam program perbaikan gizi di Puskesmas Bangetayu yakni belum adanya perencanaan kegiatan /program untuk perbaikan gizi. Jadi, selama ini pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang ada hanya mengikuti perencanaan atau agenda dari dinas kesehatan kota. Selain belum adanya perencanaan sendiri, banyak hambatan yang dialami misalnya tidak adanya kendaraan dinas, akses yang jauh untuk melakukan pemantaun gizi buruk, terbatasnya petugas gizi, dll.
3.2
Saran
Sebaiknya program perbaikan gizi ini harus mempunyai perencanaan program sendiri agar menejemen programnya dapat berjalan dengan baik. Sebaiknya diberi kendaraan dinas sendiri untuk melakukan pemantauan kasus gizi buruk. Sebaiknya petugas gizi diberi ruang sendiri agar saat ada konsultasi gizi tidak terganggu dengan kegiatan lain.