TEMUAN DACRYOSCINTIGRAFI PADA ANAK DENGAN MATA BERAIR
Abstrak
Tujuan: Untuk meneliti keefektifan diagnostik dari dacryoscintigrafi pada anak dengan mata berair; untuk menilai angka pembersihan air mata sebagai faktor diagnostik dari dacry dacryos osci cint ntig igraf rafii pada pada anak anak deng dengan an mata mata berai berair, r, dan dan untu untuk k meng mengan anali alisis sis hasil hasil terap terapii berdasarkan temuan dacryoscintigrafi pada anak dengan mata berair. Metode: Metode: antara Januari 2! sampai "pril "pril 2!#, 2!#, !$% mata dari && anak dengan dengan mata berair '#( anak laki)laki dan *( anak perempuan; rata)rata umur 2*.&! +!#.%$ bulan, kisaran umur !2)$2 bulan diteliti secara retrospektif. -ari pasien tersebut, *$ dari && anak dengan mata berair merupakan kasus bilateral, dan ! merupakan kasus unilateral. Tidak ada a da pasien yang memiliki ri/ayat gangguan craniofacial atau trauma. 0eluhan utama dari mata berair dengan atau tanpa kotoran mata, ri/ayat persalinan, ri/ayat terdahulu dari neonatal conjuncti1itis, penyemprotan, probing , dikumpulkan dari orang tua, kakek)nenek, atau data rumah sakit sebelumnya. ola drainase dari saluran nasolakrimal dianalisis, dan angka pembersihan dari 34i (m technetium pertechnetate diukur menggunakan dacryoscintigrafi. 5asil: 6erdasarkan hasil dacryoscintigrafi, (& dari !2 mata '$&,#7 dengan mata berair menunj menunjukk ukkan an sumbat sumbatan an nasola nasolakrim krimal al dan 2( dari dari ! mata mata '%,(7 '%,(7 tanpa tanpa mata mata berair berair menunjukkan patensi. Terdapat Terdapat perbedaan signifikan diantara mata berair dan mata normal ' p 8 ,!. erbedaan angka pembersihan setelah * dan * menit yaitu !%,#! + !,*$7 pada mata berair dan 2*,$ +!#,!7 pada mata normal. Terdapat perbedaan signifikan diantara mata epiphoric dan mata normal ' p 8 ,. 6erdasarkan temuan dacryoscintigrafi, sumbatan saluran nasolakrimal nasolakrimal diterapi dengan dengan probing probing atau atau intubasi tabung silikon. Mayoritas pasien menunjukkan gejala perbaikan '$,27 selama follow-up selama follow-up bulan bulan ke dua. 0esimpulan: -acryoscintigrafi merupakan metode non)in1asif untuk mendiagnosis secara kualitatif dan kuantitatif sumbatan saluran nasolakrimal pada anak dengan mata berair. 0ata 0unci: -acryoscintigrafi, 9aluran asolakrimal, 9umbatan, Mata 6erair. Pendahuluan
Mata berair merupakan gejala yang umum ditemui di bagian ilmu penyakit mata dan biasanya dikarenakan sumbatan dari sistem ekskresi lakrimal. Terdapat Terdapat berbagai penyebab dari mata berair dalam populasi pediatri: hipersekresi yang berhubungan dengan sistem saraf pusat, trikiasis, epiblefaron, keratokonjungti1itis kera tokonjungti1itis dan inflamasi okuler lain, epifora e pifora fungsional dikaren dikarenaka akan n stenos stenosis is saluran saluran nasola nasolakrim krimal al atau atau ostium ostium yang yang sebagi sebagian an terham terhambat bat oleh oleh
hipertrofik atau konka inferior yang cenderung lateral, sumbatan saluran nasolakrimal kongenital, atau atresia kongenital. Untuk kasus sumbatan nasolakrimal kongenital, resolusi spontan cepat terjadi selama bulan pertama dari kehidupan, dan (%7 terselesaikan pada tahun pertama tanpa inter1ensi. 9ebagai tambahan, probing dan penyemprotan saluran nasolakrimal pada usia !2)!# bulan efektif dibandingkan dengan resolusi spontan saat ! bulan. ebih baik untuk menunggu sampai sedikitnya usia !)!2 bulan sebelum probing kecuali kalau terdapat dacryocele kongenital atau dacryocystitis akut. Metode diagnostik untuk mata berair yaitu tes irigasi kanalikulus, probing , ultrasound, dan dacryoscintigrafi. Tes irigasi kanalikuli untuk anak lebih dari !2 bulan terkadang berisiko dikarenakan kemungkinan drainase ke kanalikulus atau jaringan periokuler dan dapat membuat stres pada anak bahkan saat menggunakan anestesi lokal saat di klinik. -acryoscintigrafi mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya radiasi dosis rendah, demonstrasi fisiologi aparatus lakrimal yang lebih baik, dan peningkatan keamanan dibandingkan dengan dacryosistografi. asien yang mengeluh epifora tanpa produksi air mata berlebih, tetapi menunjukkan jalur lintas yang mudah untuk penyemprotan dikatakan memiliki sumbatan saluran lakrimal fungsional. 0eterlambatan atau ketiadaan ekskresi air mata tanpa sumbatan anatomis dari sistem lakrimal disebabkan oleh stenosis sistem lakrimal, lokasi punctum yang tidak seperti biasanya, aliran yang terhambat menuju punctum, atau disfungsi dari pompa ekskresi lakrimal. -acryoscintigrafi merupakan metode yang efektif untuk mendiagnosis sumbatan saluran lakrimal fungsional. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti keefektifan diagnostik dari dacryoscintigrafi pada anak dengan mata berair; untuk menilai angka pembersihan air mata sebagai faktor diagnostik dari dacryoscintigrafi pada anak dengan mata berair; dan untuk menganalisis tatalaksana berdasarkan dacryoscintigrafi pada anak dengan mata berair. Bahan dan Metde
"ntara Januari 2! sampai "pril 2!#, !$% mata dari && anak dengan mata berair '#( anak laki)laki dan *( anak perempuan; rata)rata umur 2*.&! + !#.%$ bulan, kisaran umur !2)$2 bulan diteliti secara retrospektif. Tidak ada pasien yang memiliki ri/ayat gangguan craniofacial atau trauma. 0eluhan utama dari mata berair dengan atau tanpa kotoran mata, ri/ayat persalinan, ri/ayat terdahulu dari neonatal conjuncti1itis, penyemprotan, probing , dikumpulkan dari orang tua, kakek)nenek, atau data rumah sakit sebelumnya. *$ dari && anak
dengan mata berair merupakan kasus bilateral, dan ! merupakan kasus unilateral. ola drainase dari saluran nasolakrimal dianalisis, dan angka pembersihan dari 34i (m technetium pertechnetate diukur dengan dacryoscintigrafi menggunakan 9ymbia
=rlangen,
>ermany
sistem pencitraan nuklir '>ambar
!.
-acryoscintigrafi dilakukan ke semua pasien. Untuk pasien yang memerlukan sedasi, !7 chloral hidrat ',& m?kg dipakai. asien didukung oleh orang de/asa dalam rangka menjaga posisi tegak di depan kamera gamma. 9etelah pembangkitan 2 tetes 34i (m technetium pertechnetate pada bagian lateral tiap bola mata, peneliti merekam gambar bola mata bilateral dan menentukan angka pembersihan pada ka1itas nasal pada menit ke *, , $, !, !, 2, dan * setelah pembangkitan '>ambar 2. 6erdasarkan temuan dacryoscintigrafi, sumbatan saluran nasolakrimal dengan mata berair diterapi menggunakan probing atau intubasi tabung silikon. "nak dengan mata berair dari penyebab lain diamati. "nalisis statistik dilakukan menggunakan 9tatistik "9@ 1ersi !&. '999 ambar ! Pola
patensi
dari
temuan
dacryoscintigrafi
>ambar 2 (A) Angka pembersihan yang diukur di area kavitas nasal setelah menit ke 3, , !, "#, ", $#, 3#% (&) 'urva aktivitas waktu !as"l
-ari !$% pasien anak dengan mata berair, !)nya anak dengan mata normal dan !2 merupakan mata berair. -istribusi jenis kelamin pada kelompok mata normal diantaranya 2& anak laki)laki dan 2* anak perempuan, dan pada kelompok mata berair $ anak laki)laki dan anak perempuan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada distribusi jenis kelamin ' p 8 ,#&, rata)rata usia ' p 8 .&!, atau distribusi usia ' p .%( 'Tabel !.
6erdasarkan hasil dacryoscintigrafi, (& dari !2 mata dengan mata berair '$&,#7 menunjukkan sumbatan saluran nasolakrimal dan 2( dari ! mata tanpa mata berair '%,(7 menunjukkan sumbatan. Terdapat perbedaan signifikan pada sumbatan saluran diantara mata berair dan mata normal ' p .!. 9ebagai tambahan, 2$ dari !2 mata dengan mata berair '2!,%7 menunjukkan patensi, dan 22 dari ! mata tanpa mata berair '#*,!7 menunjukkan patensi, perbedaan yang signifikan ' p .!. 9ensitifitas dari dacryoscintigrafi sebesar $&,#7 dan spesifitasnya sebesar #*,!7 'Tabel 2.
"ngka pembersihan setelah * menit sebesar !#,2! + !*,&%7 pada mata berair dan !2,%& + !!,(&7 pada mata normal. "ngka pembersihan setelah * menit sebesar *,% + !&,*!7 pada mata berair dan *,2 + !&,*!7 pada mata normal. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada angka pembersihan setelah * menit dan * menit. erbedaan diantara angka pembersihan setelah * menit dan * menit sebesar !%,#! + !,*$7 pada mata berair dan 2*,$ + !#,!7 pada mata normal, terdapat perbedaan yang signifikan ' p . '>ambar *. >ambar *
Angka pembersihan air mata saat menit ke 3 dan 3# setelah pembangkitan, berdasarkan dacryoscintigrafi%
-ari !2 mata berair, 2$ mata menunjukkan patensi dan (&
mata
sumbatan.
menunjukkan !$
dengan dacryoscintigrafi
mata
berair temuan
nyata sudah
diamati, dan !* dari !$ terdapat perbaikan air mata 2 bulan setelah dacryoscintigrafi. ada temuan dacryoscintigrafi pada # mata berair dengan patensi, perbedaan diantara angka pembersihan setelah * dan * menit kurang dari *7. Eleh karena itu, # mata berair dengan pola paten diterapi dengan probing, * orang terjadi perbaikan. mata menunjukkan keterlambatan pembersihan dibandingkan dengan sisi kontralateral yang menerima intubasi tabung silikon. -ari hasil tersebut, # terjadi perbaikan. * mata dengan epiblefaron menerima operasi koreksi, semua pasien terdapat perbaikan 'Tabel *.
9ehubungan dengan sumbatan mata, 2( diamati karena tidak terdapat gejala mata berair atau terdapat hanya sedikit air mata; oleh karena itu, orangtua pasien tidak menginginkan anaknya untuk diterapi sesuai prosedur. ada 2( sumbatan mata diterapi
dengan pengamatan, % tidak terdapat mata berair dan kotoran mata lebih dari 2 bulan setelah dacryoscintigrafi, dan !* diterapi dengan probing, semua pasien terjadi perbaikan. -ari 2 mata yang diterapi dengan intubasi yabung silikon, terjadi perbaikan. 0eseluruhan & mata dengan epiblefaron menerima operasi korektif, dan semuanya terjadi perbaikan. "ngka keberhasilan total dari mata paten sebesar $$,&7, dibandingkan dengan angka keberhasilan total dari sumbatan mata sebesar $#,7. "lur yang digunakan untuk mengelola anak dengan mata berair terdapat di gambar #. >ambar # Alur manaemen anak dengan mata berair pada anak usia lebih dari satu tahun%
D"skus"
-acryoscntigrafi merupakan pemeriksaan radiologi tradisional untuk epifora. 6agaimanapun juga, seperti tes irigasi kanalikuli, ini merupakan prosedur yang in1asif dan membutuhkan radiasi dosis tinggi untuk diaplikasikan ke anak. -acryoscintigrafi memiliki metode fisiologi yang lebih untuk mengilustrasikan apparatus lakrimal dan lebih aman daripada dacryosistografi. 2 mata pada #* anak dengan pola sumbatan dan mata pada # anak dengan pola keterlambatan pembersihan menjalani intubasi tabung silikon, dan # mata mengalami perbaikan gejala '(#,$7 ada
mata
berair
dengan
sumbatan
saluran
nasolakrimal
dinilai
dengan
dacryoscintigrafi, kebanyakan sumbatan terjadi pada tingkat saluran nasolakrimal proCimal atau distal. ada mata berair dengan patensi saluran nasolakrimal dinilai menggunakan dacryoscintigrafi, mayoritas kasus dipercayai sebagai konjungti1itis. 9ecara empirik, pasien dengan mata berair dan salauran nasolakrimal paten pada dacryoscintigrafi terdapat injeksi conjungti1al dan folikel atau papila pada konjungti1a tampak pada pemeriksaan slit)lamp atau pemeriksaan general. >ejala mata berair biasanya terjadi perbaikan dengan tatalaksana
menggunakan tetes mata antibiotik atau anti)inflamasi. 5al ini memberi kesan bah/a penyebab utama mata berair dengan saluran nasolakrimal paten adalah konjungti1itis. enyebab lain yang mungkin yaitu sumbatan nasolakrimal fungsional atau epiblefaron, yang diterapi dengan probing, intubasi tabung silikonm atau koreksi epiblefaron. ada sumbatan saluran nasolakrimal kongenital, angka keberhasilan dari probing sebesar $7 pada anak usia %)! bulan dan 7 pada anak usia $ dan * bulan. "ngka keberhasilan dari intubasi tabung silikon sebesar &(7 pada anak diantara !2)#& bulan dan &*,**7 pada anak diantara usia %)* bulan. ada penelitian ini, angka keberhasilan probing sebesar $7, intubasi tabung silikon sebesar &7, dan koreksi epiblefaron sebesar !7 pada mata berair dengan patensi saluran nasolakrimal oleh dacryoscintigrafi. "ngka keberhasilan dari probing dan intubasi tabung silikon pada penelitian ini lebih besar daripada atau sama dengan angka keberhasilan dari penelitian sebelumnya. ada penelitian sebelumnya, probing atau intubasi tabung silikon dilakukan berdasarkan gejalan mata berair. Eleh karena itu, mata berair dengan saluran nasolakrimal paten dapat juga dianggap sebagai kasus yang berhasil diterapi menggunakan probing dan intubasi tabung silikon. 0isaran usia pasien tersebut yaitu !2)$2 bulan pada penelitian ini, dan hasil dari probing atau intubasi tabung silikon pada penelitian ini lebih baik daripada laporan publikasi sebelumnya dengan pasien yang lebih muda 'kisaran usia, %)#& bulan. ada mata normal degan sumbatan saluran nasolakrimal dengan dacryoscintigrafi, penyebabnya merupakan hasil positif palsu dari dacryoscintigrafi atau maya kering dengan sumbatan saluran nasolakrimal. -acroscintigrafi merupakan modalitas non in1asif yang tersedia untuk anak. 6erdasarkan penelitian 5eyman et al, dosis radiasi yang terserap ke lensa mata pada dacryoscntigrafi 'diestimasikan to be #)!#m rads?! 34i dari technetium pertechnetate dianggap kurang dari Fray kepala '*%m rads atau dacryosistografi '*,m rads. rosedur tersebut merupakan metode diagnostik kualitatif dengan sensitifitas $&,#7 dan spesifitas #*,!7. 9ebagai tambahan, hal tersebut merupakan metode diagnostik kuantitatif dengan mengukur angka perbedaan pembersihan technetium)pertechnetate setelah * dan * menit. "ngka pembersihan setelah * menit lebih rendah pada mata normal daripada mata berair, tetapi angka pembersihan setelah * menit pada mata normal sama dengan angka pembersihan pada mata berair. erbedaan angka pembersihan diantara * dan * menit kurang pada mata berair daripada mata normal. eneliti menemukan pembersihan air mata pada ka1itas nasal membutuhkan setidaknya * menit.
enelitian ini mempunyai batasan karena merupakan penelitian retrospektif. 5asil dari penelitian ini menempatkan pondasi untuk penelitian lebih lanjut, yang mana harus dilakukan untuk memastikan kegunaan dari dacryoscintigrafi pada anak dengan mata berair. 9ebagai tambahan, penelitian ini terbatas pada pengukuran pembersihan hanya di ka1itas nasal, 34i ((m technetium pertechnetate didrainase dari fisura interpalpebral ke ka1itas nasal. Mengukur kedua fisura interpalpebral dan ka1itas nasal dapat berguna dalan mendiagnosis sumbatan nasolakrimal fungsional. 0esimpulannya, dacryoscintigrafi merupajan metode non in1asif untuk mendiagnosis sumbatan saluran nasolakrimal secara kualitatif dan kuantitatif pada anak dengan mata berair.