Teknik Pengujian Daya Kecambah Benih Padi (Oryza Sativa) Yang Diberi Perlakuan KNO3.0,2% Dengan Metode Pkdp (Pada Kertas Gulung Dalam Plastik) BAB I PENDAHULUAN
1.1.Lata
Belakang
Padi adalah salah satu komoditi pertanian yang lama dikenal masyakat sejak lama,saat revolusi hijau dan adopsi teknologi padi moderen dapat menciptakan varietas yang baru ( Sisworo, 2006 ). Tanaman padi dibudidayakan sebagai tanaman pangan utama. Keadaan iklim, struktur tanah dan air setiap daerah berbeda maka dari itu setiap tanaman di daerah berbeda juga. Perbedaan jenis padi umumnya terletak pada, usia tanaman, jumlah hasil, mutu beras, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Kualitas jenis padi pada beberapa dasawarsa yang lalu umumnya rendah pada daerah – daerah petanian. Upaya peningkatan produk tanaman padi terus dilakukan diantaranya dengan penyilangan padi untuk mendapatkan jenis bibit padi varietas baru yang unggul. Yang dimaksud dengan bibit unggul, ialah bibit padi yang telah diuji coba dan menunjukkan bermacam – macam keunggulan jika dibandingkan dengan jenis lain. Kelebihan – kelebihan bibit padi varietas unggul antara yang lain : umurnya pendek hasilnya banyak, tahan tehadap hama dan penyakit ( Yandianto, 2003 ). Tehadap jenis padi yang baru masyarakat Indonesia tentu tidak menerimanya begitu saja. Varietas ungul yang dimasyaratkan terlebih dahulu diuji
coba dan jika hasilnya dianggap baik barulah disebarkan ke masyarakat melalui dinas pertanian. Bibit
yang
unggul
didapat
kan
dari
benih
yang
unggul.
Menurut Ance ( 2003 ), benih bermutuh ialah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. benih berkualits unggul memiliki daya tumbuh yang lebih dari 95% dengan ketentuan – ketentuan sebagai berikut : (a), memiliki viabilitas atau dapat mempetahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik ( berkecambah , tumbuh dengan normal, merupakan tanaman yang menghasilkan benih yang matang ). (b), Memiliki kemurnian ( Tueness seeds ), artinya terbebas dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari benih varietas lain dan terbebas pula dari biji herba serta hama
dan
penyakit.
Benih yang bermutu dapat diuji dengan daya kecambah. Daya kecambah dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian – bagian penting dari embrio, suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya tumbuh atau daya berkecambah benih ialah pengujian akan sejumlah benih, beberapa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan kemampuan tumbuh secara normal yaitu dimana perkecambahan benih tersebut menunjukkan kemampuan untuk tumbuh yang baik dan
normal
(
Ance,
2003
)
Pengujian daya tumbuh atau daya kecambah hendaknya dilakukan pada benih yang murni. Pengujian daya kecambah ini dapat dilakukan degan memanfaatkan subtrat kertas dan pasir. Dengan metode yang dilakukan Pada kertas gulung dalam plastik ( PKDp ), Antar kertas (AK ), Pada kertas ( PK ) , Pada pasir ( PP ) , Dalam pasir ( DP ). Pada kerja praktek teknik pengujian daya kecambah hanya menggunakan metode Pada Kertas Gulung Dalam Plastik ( PKDp ).
Dalam pengujian ini digunakan larutan KNO3 dengan konsentrasi 0, 2 %, sebagai pengganti air yang digunakan untuk kelembaban subtrat kertas dan dapat merangsang pertumbuhan perkecambahan
serta
dapat
1.2.
memecah
dormansi
Rumusan
benih. Masalah
Bagaimana teknik pengujian daya kecambah benih padi ( Oriza sativa ) yang diberi perlakuan KNO3.0,2%
dengan
metode
PKDp
13.
(
pada
kertas
gulung
dalam
Tujuan
plastik
)
Praktikum
Kerja Praktek ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengujian daya kecambah benih padi ( Oryza sativa ) yang diberi perlakuan KNO3.0,2% dengan metode PKDp ( pada kertas gulung dalam
plastik
1.4.
Batasan
Kerja 1.
)
praktek
Benih
2.
yang Media
ini
hanya
dibatasi
diambil
dari
yang
Masalah
pada
benih
beberapa
pokok
(
digunakan
hal
BP adalah
)
sebagai
berikut
:
Varietas
Mekongga
kertas
filter
3. Pengamatan dilakukan pada terhadap persentase kecambah normal, kecambah ab-normal, benih 4. 5.
mati Metode Potasium
dan
benih
yang nitrat
segar
digunakan (
KNO3
adalah
)
dengan
tidak
tumbuh.
metode konsentrasi
1.5.
PKDp 0,2
%.
Manfaat
Kerja Prktek ini bermanfaat untuk memberikan informasi pada masyarakat bagaimana cara teknik pengujian daya kecaambah benih padi ( Oriza sativa ) yang diberi perlakuan KNO3.0,2% dengan
metode
PKDp
(
pada
kertas
gulung
dalam
plastik
)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan
Umum
Padi
Padi ( Oryza sativa ) termasuk suku rumput – rumputan dan berakar serabut. Padi beranak melalui tunas yang tumbuh dari pangkal batang sehingga membentuk rumpun. Setiap batang padi pada umumnya dapat beranak lebih dari satu baying. Tetapi tidak semua dari anak padi ini menghasilkan buah padi yang berkualitas, dalam arti untuk digunakan sebagai bibit. Tanaman padi bekembang biak dengan biji, artinya dapat ditanam dengan bijinya. Tetapi penanaman dengan biji sulit dilakukan. Oleh karena itu untuk memudahkan penanaman bibit padi harus disemai terlebih dahulu.Padi yang dijadikan bibit harus dipilih dari malai dan biji yang baik. Hal ini dimaksudkan agar tanaman padi benar – benar tanaman yang sempurna. Jadi langka yang penting dalama pembibitan adalah seleksi. Kegagalan dalam seleksi terhadap bibit padi berakibat kegagalan dalam produksi padi, sebab hanya bibit padi yang baik menghasilkan malai yang baik (
Wiryani,
1967
).
Biji padi yang baik dan dapat dijadikan bibit menurut Yandianto ( 2003 ) paling tidak harus memenuhi syarat – syarat berikut : ( a ) Buah dari tanaman utama ( induk ), ( biji benar – benar tua dan masak ), ( c ) Biji kering dan kadar air minimal, ( d ) Biji berisi padat dan tidak hampa, ( e ) kulit biji baik dan tidak rusak., ( f ) Biji sehat dalam arti tidak rusak oleh hama. Untuk memperoleh bibit padi yang memenuhi syarat dilakukan seleksi berkali – kali. Langkah – langkah seleksi meliputi : ( 1 ) memiliki malai dari batang utama, ( 2 ) seleksi lanjutan, ( 3 )
seleksi
akhir.
Bibit padi yang akan dijadikan bibit dalam dunia pertanian disebut benih. Benih memerlukan persyaratan / kondisi lingkungan tertentu untuk dapat tumbuh menjadi bibit/tanaman normal. 2.2.
Pesyaratan
Tumbuh
Benih memerlukan persyaratan / kondisi lingkungan tertentu untuk dapat tumbuh menjadi bibit / tanaman
normal.
a.
Persyaratan
tumbuh
Substrat
yang
/
paling
penting
media
adalah
:
tumbuh
Bahan yang dapat digunakan sebagai subtrat / media tumbuh adalah kertas, pasir, tanah, atau bahan yang lainnya seperti sabut kelapa,serbuk gergaji, dan lain – lain. Tanah dan bahan yang lain sangat beragam sehingga sulit distandarkan. Pemilihan penggunaan media kertas atau pasir tergantung b.Air
pada
ukuran
benih
dan
kemudahan
(
dalam
pelaksanaan
Kelembaban
pengujiannya. )
Subtrat harus lembab tetapi tidak terlalu basah. Pada subtract pasir kelembaban diatur 50% untuk serella selain jagung ( padi, sorgum, gandum, dan sebagainya ), dan 60% untuk jagung atau biji lainnya yang beukuran hampir sama dengan jagung dan biji kacang – kacangan berukuran besar. Kelembaban harus di pertahankan selama jangka waktu pengujian dengan jalan mengatur kelembaban udarah ruangan dimana subtrat tersebut ditempatkan diantara 90 – 95% atau melakukan penyinaran apabila diperlukan. Air yang digunkan untuk pengujian harus air tawar atu air bersi, pH antara 6,5 – 7 ( tidak asam dan tidak basa ), tidak tercemar oleh bahan kimia atau c.
jasad
renik. Suhu
Suhu optimum untuk tumbuh diperlukan oleh suatu jenis benih dapat merupakan suhu tetap atau suhu berganti. Beberapa spesies tumbuh dengan baik pada suhu tetap 20oC, sedangkan beberapa
spesies lainnya tumbu pada suhu berganti antara 20 – 30oC . Dalam menggunakan suhu tetap, variasi yang timbul selama jangka waktu pengujian tidak boleh lebih dari dan kurang dari 1oC untuk setiap 24 jam. Sedangkan dalam penggunaan suhu berganti maka suhu paling rendah diatur konstan selama 16 jam dan suhu yang lebih tinggi selama 8 jam. Bila penggantian suhu tidak
dilaksanakan,
maka
suhu
yang
digunakan
d.
ialah
suhu
yang paling rendah. Cahaya
Tidak semua jenis benih memerlukan cahaya untuk tumbuh. Bagi benih yang memerlukan panjang penyinaran tertentu selama jangka waktu pengujian, maka baik cahaya alam atau buatan harus diatur dengan intensitas yang merata sedemikian rupa sehingga panas yang timbul tidak dipengaruhi suhu yang telah ditetapkan. Cahaya tersebut harus diberikan selama 8 jam setiap 24 jam, sedangkan pada benih yang memerlukan suhu berganti penyinaran dilakukan pada suhu tinggi. Bagi setiap tanaman dibutuhkan intensitas cahaya antara 750 sampai 1,250 Lux.2.3.
2.3.
Perkecambahan
Menurut seorang ahli fisiologi tanaman, yang dimaksud dengan perkecambahan benih adalah pertumbuhan aktif embrio yang berakibat pecahnya kulit benih ( Direktorat Jendral Tanaman Pangan,
2005
).
Perkecambahan benih dalam skala laboratorium adalah muncul dan berkembangnya kecambah sampai ketingkat dimana kecambah tersebut dapat berkembang menjadi semai sehat pada kondisi yang obtimal dalam periode waktu tertentu ( Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2002
).
Biji akan berkecambah setelah mengalami masa dormanyang dapat disebabkan oleh berbagai faktor internal seperti embrio masi berbentuk rudiment atau belum masak ( dari segi fisiologis ),
kulit biji yang tahan atau impermeable, atau adanya penghambat tumbuh ( Pedoman Praktikum Balai
Pembenihan
Tanaman
Sumatera
Selatan
).
Hidayat (1995), menambahkan perkecambahan sesunggunya adalah pertumbuhan embrio yang dimulai kembali setelah penyerapan air atau imbibisi. Pada waktu imbibisi kandungan air meningkat, mula – mula cepat. Kemudian lebih lambat. Jaringan bermetabolisme secara aktif. Enzim yang telah ada diaktifkan kembali dan protein baru dengan kegiatan enzim baru disintesis untuk mencerna dan mengunakan berbagai bahan cadangan yang tersimpan. Pembelahan dan perluasan sel dimulai dan berjalan menurut pola yang telah diprogramkan. Program tersebut memerlukan air dan zat gizi secara terus menerus. Sebelum embrio menjadi kecambah mandiri, ia menggunakan makanan tersimpan dalam endosperm dan dalam selnya sendiri. 2.4.
Teknik
Pengujian
Perkecambahan
Menurut Ance ( 2003 ), teknik pengujiaan daya kecambah dapat dilakukan dengan beberapa metode 1.
diantarnya
Pengujian
Pada
ialah Kertas
sebagai
Digulung
Dalam
berikut Plastik
(
: PKDp
)
Dalam pengujian ini digunakan beberapa lembar kertas substratum yang dibasahi secukupnya, misalnya, 5 lembar kertas subtrtum, yang selanjutnya dihamparkan diatas alas plastik, benih – benih yang akan diuji, misalnya 100 biji benih, ditata dan ditanam secaraa teratur pada kertas kertas tersebut. Bisanya dari 8 lembar substratum tersebut diambil 3 lembar yang berisi benih, yang selanjutnya diguluh beserta alasnya dan dimasukan kedalam bak bagi perkecmbahan. Dalam keadaan demikian kelembaban tetap harus terjaga selama pengujian berlangsung. 2.
Pengujian
Antar
Kertas
(
AK
)
Dalam pengujian ini digunakan kertas substratum seperti diatas, selanjutnya biji benih yang akan diuji ( jika ukurannya sebesar benih padi sebanyak 100 butir, tetapi jika ukuran benihnya sebesar
biji jagung cukup 50 butir saja ) ditata dan ditanam setengah bagian kertas substratum, kemudian dilipat dengan baik agar biji – bijian benih tidak keluar masukkan kedalam bak bagi perkecambahan
dengan
3.Pengujian
diperhatikan
Pada
agar
Kertas
substratum
(
tetap
terpelihara.
PK
)
Dalam pengujian ini kertas – kertas dibuat seukuran cawan Petri (sebanyak 5 lembar) dibasahi dan diletakkan pada cawan Petri tersebut. Selanjutnya biji – biji benih yang akan diuji ditempatkan diatasnya . Selanjutnya tutup cawan Petri dengan pasangannya dan masukkan kedalam 3.
bak
bagi
Pengujian
perkecambahan Pada
dengan Pasir
kelembaban (
yang
terpelihara. PP
)
Bak kayu atau kotak diisi dengan pasir yang telah dibebaskan dari segalah kotoran, kemudian dinbasakan secukupnya. Tanam sekitar 400 butir benih dalam 4 kali ulangan, selanjutnyaa disusun pada rak – rak yang tersedia, kelembaban substratum agar terpelihara selama pengujian. 4.
Pengujian
Dalam
Pasir
(
DP
)
Perlakuan – perlakuan seperti pada pengujian PP sama dilakukan dalam pengujian ini perbedaan terletak pada penutupan benih. Pengujian PD ini benih – benih setelh ditanam harus ditutup dengan pasir setebal 1 – 2 cm. Kelembaban substratum tetap harus di pelihara dengan baik. 2.5.
Perkembangan
Kecambah
Peristiwa penting dalam diferensiasi embrio selama perkecambahan ialah : Dimulai dari perkembangan sel pengangkut dalam pro cambium. Waktu perkembangan jaringan pembuluh berkaitan dengan berbagai peristiwa fisiologi. Dalam keping biji, metabolisme diaktifkan dan dikendalikan oleh rangsangan diri sumbu embrio. Gerakan rangsangan tersebut nanpaknya jatu
bersamaan dengan terjadinya hubungan vascular antara sumbuh dengan keping biji tambah Tortora
(1987
).
Menurut Heddy ( 1990 ), baik pada monokotil maupun dikotil, Perkecambahan dapat berjenis hypogeal, dengan keping atau kedua keping biji terbungkus oleh kulit biji dan tetap berada di dalam tanah. Pada jenis perkecambahan epigeal keping biji terangkat keatas permukan tanah oleh sumbuh embrio yang memanjang. Pada perkecambahan hypogeal biji serta skulentum tetap berada dibawah permukaan tanah. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang dan menembus perikarp dan kemudian akan menembus koleoriza. Di ujung lain pada biji pucuk yang diselubungi oleh koleoptil muncul. Kesatuan itu di dorong keatas oleh ruas ( internodus ) pertama, namun pada gandum pucuk terangkat hanya dengan pertumbuhan ruas ( internodus ), kedua, 2.6.
ruas
diatas
nodus Evaluasi
koleoptil
(
Hidayat,
1995
).
Perkecambahan
Direktur jendral tanaman pangan ( 2005), menyatakan jika kecambah telah mencapai fase perkembangan tertentu, benih yang di uji akan di evaluasi berdasarkan struktur penting dan dikatagorikan sebagai kecambaah normal atau abnormal. Terkadang di perlukan dua atau lebih perhitungan ulang secara berturut – turut, sebelum semua benih berkecaambah dan mencapai fase perkembangan yang dikehendaki. Kecambah yang tidak cukup berkembang, lemah, tidak seimbang, cacat dan rusak., tetap ditinggalkan sampai perhitungan terakhir. Apabila terdapat keraguan atau sejumlah besar kecambah belum normal, peraturan ISTA memperkenankan periode pengujian untuk diperpanjang. Kecambah yang busuk atau bercendawan dikeluarkan pada pengamatan dan perhitungan antara, agar mengurangi resiko infeksi sekunder. Untuk evaluasi perkecambahan dapat dibagi menjadi 4 katagori yang harus diperhatikan ( Direktorat Jendral Tanaman Hortikultur Departemen Pertanian, 2006 ), antara lain adalah
sebagai
berikut
:
1. Kecambah normal, kecambah yang memiliki semua struktur kecambah penting yang berkembang dengan baik, seperti akar semi primer dan semi skunder terlihat jelas. 2. Kecambah abnormal, kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecaambah normal. Yang tergolong kecambah tidak normal seperti, kecambah rusak, kecanbah
cacat
atau
tidak
seimbang,
kecambah
busuk
dan
kecambah
lambat.
3. Benih mati, benih yang sampai akhir pengujian tidak keras, tidak segar dan tidak berkecambah. 4. Benih segar tidak tumbuh, benih selain benih keras, yang gagal berkecambah namun tetap baik
dan
sehat
mempunyai
potensi
tumbuh
menjadi
kecambah
normal.
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1.
Waktu
dan
Tempat
Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 05 November sampai 08 desember 2008, bertempat di Laboratorium Balai Pembenihan Tanaman Sumatera Selatan di JL. Kol. H. Barlian No. 75 KM.
6
3.2.
Palembang.
Alat
dan
Bahan
Alat – alat yang digunakan dalam Kerja Praktek dalam pengukuran daya kecambah adalah pinset, cutter, bak perendaman kertas, germinator dan bahan – bahan yang digunakan antara lain : 3.3.
KNO30,2%,
kertas
filter,
benih Cara
padi
(
Oriza
sativa
) Kerja
Adapun 1.
cara
Siapkan
kerja
kertas
dalam
filter
kerja
sebanyak
praktek 8
lembar
ini
adalah
dengan
28
cm
sebagai
berikut
x
cm
21,5
: dan
2. Siapkan benih benih dengan ukuran yang sama sebanyak 800 biji untuk 8 ulangan, masing – masing
ulangan
disemai
sebanyak
100
biji.
3. Lalu kertas dan benih direndam dalam bak perendaman yang telah terisi larutan KNO3 0,2 % sebanyak
1
liter
selama
24
jam,
lalu
diangkat.
4. Kemudian benih yang telah direndam diangkat, lalu dicuci sampai bersih dengan air atau aquadest
sebanyak
3
kali.
5. Setelah dicuci barulah benih siap disemai diatas kertas filter tadi dan masukan kedalam germinator 6.
Amati
dengan perkecambahan,
suhu pada
hari
27o ke
-14
C. setelah
tanam.
7. Dicatat hasil pengamaatan dari kecambah normal, abnormal, mati dan benih segar tidak tumbuh. 8.
Kemudian
hitung
3.4.
persentase
kecambah
Analisis
Data
Data yang diperoleh dianalisis secara kuantatif dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Persentase
kecambah
Persentase
kecambah
Persentase
Persentase
normal
=
abnormal
=
Benih
Benih
segar
mati
tidak
tumbuh
=
3.5. parameter
Parameter yang
1.
akan
diamati
Persentase
Pengamatan adalah
sebagai
kecambah
berikut
: normal
Persentase kecambah normal diperoleh dengan mencatat jumlah kecambah yang tumbuh normal dengan kreteria sebagai berikut : tumbuhnya akar semi sekunder dan semi primer 2.
Persentase
kecambah
abnormal
Persentase kecambah abnormal diperoleh dengan memcatat jumlah kecambah abnormal yang tumbuh dengaan kreteria sebagai berikut : Kecambah rusak, kecambh cacat, kecmbah lambat, 3.
Persentse
benih
mati
Persentse benih mati diperoleh dari jumlah benih mati dengan kreteria sebagai berikut : benih mati, 4.
dan Persentase
benih benih
segar
busuk. tidak
tumbuh
Persentase benih segar tidak tumbuh diperoleh dari jumlah benih segar tidak tumbuh dengan kreteri
benih
tetap
keras
sampai
khir
pengujian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Dari kerja praktek ini diperoleh hasil berupa data persentase kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh, yang diberi perlakun KNO3 dengan metode
PKDp
yang
disajikan
dalam
bentuk
tabel
berikut
ini
:
Tabel 1. Persentase kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh dengan teknik uji daya kecambah benih padi yang diberi perlakuan KNO3 0,2 % dengn metode
PKDp
No
Benih
1
2
1
Benih
2
Ulangan 3
normal
Benih
4 72
75
abnormal
5 77
80
9
0
kecambah
6 86
5
7
85
89
8
Benih Benih
mati segar
tidak
6
2
tumbuh
8
80.13% 2
5 5,12%
8 13
8
77
4
3 4
Persentase
4 18
2 7
8
4 10
3 6
8
3 15
Total
4,00% 10,75
%
100%
4.2.Pembahasan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari teknik uji daya kecambah benih padi (Oriza sativa ) yang diberi perlakuan KNO3 dengan metode PKDp dapat dikelompokan kecambah yang normal, kecmbah abnormal, mati dan benih segar tidak tumbuh. Dari seluru benih yang dikecambahkan, diperoleh persentase kecambah normal 80,13 %, kecambah abnormal 5,12 %,Benih mati 4,00 %, dan
benih
segar
tidak
tumbuh
10,75
%.
Berdasarkan persentase kecambah diatas menunjukkan bahwa benih padi yang direndam dengan KNO3 0,2 % memiliki daya kecambah yang tinggi hal ini sesuai dengan pernyataan Direktorat Jendral
Tanaman
Pangan
2005.
Tingginya daya kecambah padi karena larutan KNO3 0,2% yang digunakan dalam perkecambahan dapat merangsang pertumbuhan dengan cara memeca dormansi, dan digunakan sebagai
pengganti
air
untuk
kelembaban
subtrat.
KNO3 , merupakan gabungan dua unsur esensial yaitu potasium ( K ) dan Nitrat (NO3) , dimana potasium ( K ) adalah salah satu dari tiga serangkai pupuk buatan yang esensisal yang lainnya adalah fosfor dn nitrogen ( Skinner, 1984 ) dan merupakan satu dari unsur kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman serta sering dianggap sebagai regulator karena bergabungnya dengan 60 sistem enzim yang bekerja pada tanaman ( CPHA, 2003 ). Potasium (K) membantu tanaman untuk tahan terhadap pengaruh suhu dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Sedangkan Nitrat (NO3) adalah larutan yang sangat cepat diserap tumbuhan. Jika Potasium (K) dan Nitrat (NO3) bergabung, kedua unsur ini menjadi larutan KNO3 yang saangat efektif dalam merangsang perkecambahan benih dorman, pertumbuhan perkecambahan dan dapat memecah dormansi benih, serta larutan 0,2 % KNO3 berfungsi sebagai
pengganti
air
dan
digunakan
untuk
kelembaban
BAB
subtrat. V
KESIMPULAN
DAN
SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Kerja Praktek yang telah dilaksanakan di Laboratorium Balai Pembenihan Tanaman
Sumatra
Selatan
sebagai
berikut
:
1. Pengujian daya kecambah benih padi ( Oriza sativa ) dapat dilakukan dengan larutan KNO3 0,2
%
dengan
metode
PKDp.
2. Benih padi yang direndam dalam KNO3 menghasilkan persentase kecambah normal 80, 13%
5.2.
Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurat maka diharapkan untuk melakukan uji perkecambahan
dengan
menggunakan
larutan
selain
KNO3
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Tanaman Hortikultur Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Laboratorium Tanaman
Pangan
dan
Hortikultur.
Derektorat Jendral Tanaman Pangan. 2005. Evaluasi Kecambah Pengujian Daya Kecambah. Depok
.
Jawa
barat
Direktorat pembenihan tanaman hutan. 2002. Petunjuk Teknis Pengujian Mutu Fisik – Fisiologi Benih.
Jakarta
Heddy,
G.
Hidayat,
E.
1990. B.
BIologi 1995.
Pertanian.
Anatomi
tumbuhan
Rajawali berbiji.
Press.
Jakarta.
ITB.
Bandung
http://www.emailcashpro.com/?r=ghozian Kartasapoetra, A. G. 2003. Teknologi Benih Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka
Cipta.
Jakarta
Tortora, G. J. 1987. Principles of Anatomy and Physiologi. New York. Harper and Row
Yandiant.
2003.
Bercocok
Wiryani.
Taanam
1967.
Padi.
Penerbit
Padi.
M2S.
Bandung.
Rinjani.
Solo
LAMPIRAN
Lampiran No
1.
Tabel
Benih
1
Ulangan
2
1
Benih
perhitungan Jumlah
3 normal
jumlah
kecambah
4 72
75
kecambah
5 77
yang yang
6
80
tumbuh
86
tumbuh 7
85
89
8 77
641
0
4
3
32
2 Benih
abnormal
9
5
8
8
2
5
41 3 4
Benih Benih
mati segar
6 tidak
2
8
tumbuh
13
Total
4 18
2 7
4 8
10
3 6
8
100
16
86 800
Lampiran 2. Tabel 1. Persentase kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh dengan teknik uji daya kecambah benih padi yang diberi perlakuan KNO3 0,2
%
dengn
metode
PKDp
No
Benih
Ulangan
Persentase
kecambah
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Benih
2
Benih
3
Benih
4
Benih
normal
72
abnormal mati segar
tidak
75 9
6
77 5
2 tumbuh
80 8
8
8 13
86 2
4 18
85
2 7
8
89
80.13%
5
0
4
5,12%
4
3
3
4,0%
16
10,75%
10
6
8
Total
Lampiran
77
100%
2.
Gambar
perkecambahan
benih
padi
(
Oryza
sativa
)
A.
Perkecambahan
pada
kertas
B.
Kecambah
siap
dihitung
gulung
C.
Kecambah
Normal
D.
Kecambah
Abnormal
E. Benih Mati F. Benih Segar tidak Tumbuh