TEKNIK PEMERIKSAAN THORAX PA PADA KASUS METASTASE CA PARU DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR MOEWARDI Laporan Studi Kasus
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan I
Disusun Oleh:
Vidya Ristu Pujiastari NIM : PI7430112040
PROGAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK T EKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG HALAMAN PENGESAHAN Telah diperiksa dan disahkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan I pada Progam Studi Diploma III Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang. Nama
: Vidya Ristu Puji Astari
NIM
: PI743112040
KATA PENGANTAR
Puji syukur dengan memanjatkan segala puja dan puji syukur kehadiratyang Tuhan YME telah melimpahkan segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan
laporan
studi
kasus
dengan
judul
” TEKNIK
PEMERIKSAAN THORAX PA PADA KASUS METASTASE CA PARU DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR MOEWARDI ”
Laporan studi kasus ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktek Kerja Lapangan I, yang dilaksanakan dari tanggal 16 September sampai dengan 26 Oktober 2013 di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Dalam penyusunan laporan studi kasus ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada : 1.
Ibu Dr.Widiastuti,Sp.rad. selaku kepala Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi Surakarta
2. Bapak Lutfi Rusyadi,SKM selaku dosen pembimbing pada PKL I di RSUD Dr.Moewardi Surakarta 3. Ibu Nugraheni selaku pembimbing di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi Surakarta 4.
Semua radiografer dan staf karyawan di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi Surakarta
5. Keluarga-ku yang slalu beri semangat dan doa untuk jadi yang terbaik
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thorax merupakan suatu kerangka dada yang terdiri atas tulang sejati dan tulang rawan. Tulang ini melindungi beberapa organ vital bagi tubuh seperti paru beserta pleuranya, jantung bersama pembuluh-pembuluh besar dan mediastinum, sehingga jika terdapat kelainan patologis maupun kerusakan pada thorax dapat berakibat fatal pada tubuh. Banyak kelainan-kelainan yang terjadi pada thorax, salah satunya adalah kanker paru. Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Untuk mendiagnosis adanya kanker paru pada thorax dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan radiologi adalah salah satu penunjang diagnosa selain pemeriksaan laboratorium, mikrobiologi dll. Maka dari itu diperlukan suatu radiograf yang baik, sehingga dapat dijadikan sebagai penunjang diagnose terhadap suatu penyakit yang diderita oleh pasien. Pemeriksaan radiologi thorax sangat penting karena penyakit paru belum bisa dilakukan penyembuhan secara pasti tanpa pemeriksaan radiologi thorax terlebih dahulu. Ada dua proyeksi dasar yang dapat digunakan pada pemeriksaan radiologi thorax dengan indikasi klinis tertentu yaitu proyeksi Postero Antrior (PA) dengan inspirasi penuh dan lateral. Selama menjalankan PKL 1 di RSUD Dr Moewardi penulis menemukan permintaan radiografi thorax PA dengan expirasi dan inspirasi maksimal.Penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai tujuan dilaksanakannya pemeriksaan thorax PA inspirasi dan ekspirasi maksimal tersebut. Oleh karena itu penulis mengangkat kasus dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN THORAX PA PADA KASUS METASTASE CA PARU DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR MOEWARDI” . B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan laporan kasus ini,penulis membatasi masalah-masalah yang akan dibahas sehingga terfokus pada pokok-pokok bahasan,yaitu: 1. Bagaimana teknik pemeriksaan thorax dengan kasus metastase ca di paru di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi? 2. Mengapa dilakukan pemeriksaan thorax PA inspirai masimal dan ekspirasi maksimal dengan kasus metastase ca di paru di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi? C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan thorax dengan kasus metastase ca di paru di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi. 2. Untuk mengetahui mengapa dilakukan pemeriksaan thorax PA inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal dengan kasus metastase ca di paru di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi. 3. Untuk memenuhi tugaslaporan kasus PKL I di semester III.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya,serta pembaca pada umumnya tentang pemeriksaan thorax PA inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal dengan kasus metastase ca di paru di Instalasi Radiologi RSUD Dr.Moewardi. 2. Untuk memenuhi tugas laporan kasus PKL I di semester III. 3. Memberikan gambaran yang jelas tentang teknik pemeriksaan thorax metastase ca di paru. E. Metode Pengumpulan data
Dalam menyusun makalah ini metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah: 1) Observasi Penulis melakukan pengamatan terhadap radiograf pasien yang telah diperiksa. 2) Pustaka Penulis membaca buku-buku penunjang dengan tujuan untuk lebih memahami tentang diagnosa pasien,khususnya tentang pemeriksaan thorax. 3) Wawancara Penulis melakukan wawancara dengan dokter paru,radiolog dan radiografer untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan thorax. F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Berisi
tentang
latar
belakang,rumusan
masalah,tujuan
penulisan,manfaat
penulisan,metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang anatomi thorax,patologi ca paru,teknik pemeriksaan thorax. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi tentang paparan kasus,hasil pemeriksaan thorax dan pembahasan teknik pemeriksaannya. BAB IV PENUTUP Berisi tentang kesimpulan,saran,daftar pustaka dan lampiran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Anatomi Thorak Thorak atau dada adalah daerah tubuh yang terletak antara leher dan abdomen. Didepan dan dibelakang thorak rata dan di samping melengkung. Anatomi radiografis thorax dibagi menjadi tiga yaitu rangka dada, sistem pernafasan dan mediastinum (Bontrager,2001). 1. Rangka Dada Rangka dada merupakan bagian dari sistem skeletal yang melindungi organ pernafasan dan sirkulasi darah. Bagian depan rangka dada adalah sternum, yang terdiri dari manubrium, body of sternum dan xiphoid process. Bagian atas rangka dada terdiri dari dua clavicula yang menghubungkan sternum dengan kedua scapula. Dua belas pasang costa melingkari thorax dan dua belas vertebra thorakalis di bagian belakang(Bontrager, 2001) 5 6 4 7 3 2 1
Keterangan gambar : 1. Clavicula 2. Scapula 3. Ribs / Costae
4. Thoracic vertebra 5. Manubrium Sterni 6. Body of sternum 7. Xiphoid process
Gambar 1. Rangka Dada (Bontrager,2001)
2. Sistem Pernafasan Sistem pernafasan terdiri dari organ-organ tubuh yang dilewati udara yang masuk melalui dari hidung sampai ke paru-paru. Sistem pernafasan terdiri dari pharynx, larynx, trachea, bronchi , dan paru-paru.
a. Pharynx Bagian atas pharynx terletak diantara hidung dan mulut sedangkan bagian bawah pharynx terletak diantara esophagus dan larynx . Pharynx dibagi menjadi tiga yaitu nasopharynx , oropharynx , dan laryngopharynx.
Pharynx merupakan jalan makanan
dan minuman sebelum masuk esophagus, juga merupakan jalan udara yang akan masuk ke paru-paru oleh karena itu pharynx tidak dianggap sebagai sistem pernafasan yang sebenarnya (Bontrager, 2001). 7 8 15 14 13 12 11 10
9 2 3 1 4 5 6
Keterangan gambar : 1. Head Palato 2. Soft palate
3. Uvula 4. Nasopharynx 5. Oropharynx 6. Laryngopharynx 7. Esophagus 8. Area of spinal cord 9. Oral cavity 10. Epiglotis 11. Hyoid bone 12. Thyroid cartilage of larynx 13. Larynx 14. Thyroid Gland 15. Trachea
Gambar 2. Irisan sagital pharynx, larynx dan trachea (Bontrager, 2001)
b. Larynx Bentuknya seperti sangkar,dengan struktur kartilago dengan panjang 4-5 cm pada orang dewasa. Terletak di bagian anterior leher dan menempel pada tulang hyoid . Hyoid terletak di leher atas tepat dibawah lidah atau bagian bawah mulut. Hyoid bukan
bagian dari larynx . Di dalam larynx terdapat organ yang dapat menghasilkan suara yang disebut vocal cords. Larynx terletak setinggi vertebra cervical 3-6. Bagian dari larynx yang terbesar dan menonjol adalah thyroid cartilage disebut juga adam apple atau laryngeal prominens terletak setinggi vertebra cervical 5. Cricoid cartilage berupa cincin kartilago membentuk bagian inferior dan posterior larynx, menempel dengan cincin kartilago pertama dari trachea. Epiglotis berbentuk mirip daun yang berfungsi melindungi/menutup trachea saat terjadi proses penelanan makanan sehingga makanan tidak masuk ke trachea dan ke sistem pernafasan (Bontrager, 2001). Larynx
5 1 3 Level C6 6
Level C3
4 2
Keterangan gambar : 1. Epiglotis 2. Hyoid bone
3. Laryngeal prominence (setinggi cervical 5) 4. Thyroid cartilage 5. Cricoid cartilage 6. Trachea
Gambar 3. Anterior dari Larynx (Bontrager, 2001) Anterior Posterior 6 5 4 1 2 3
Keterangan gambar : 1. Epiglotis 2. True vocal cord 3. Trachea 4. Hyoid bone 5. Thyroid cartilage 6. Cricoid cartilage
Gambar 4. Lateral view dari Larynx (Bontrager, 2001) c. Trachea Berbentuk tabung fibrous muscular berdiameter 2 cm dan panjangnya 11 cm. Tersusun dari kira-kira 20 cincin kartilago. Terletak setinggi vertebra cervical 6 sampai vertebra
thorakal 4-5. Beberapa kelenjar yang terletak disekitar trachea adalah kelenjar thyroid , kelenjar parathyroid dan kelenjar thymus (Bontrager, 2001). d. Bronchus pulmonary Trakhea terbelah menjadi dua bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru bronkhus-brokhus pulmonaris bercabang dan banyak sekali (Pearce ,2001). Kedua brochus tersebut adalah : 1) Bronchus kanan Ukurannya lebih besar dan lebih pendek dibandingkan bronchus kiri. Panjangnya 2,5 cm dan berdiameter 1,3 cm mempunyai sudut 25 ⁰. 2) Bronchus kiri Ukuran diameternya lebih kecil disbanding bronchus kanan tetapi lebih panjang. Panjang bronchus kiri 5 mm dan berdiameter 1,1 cm membentuk sudut 37 ⁰. Carina merupakan percabangan bronchi , bagian bawah trachea sebelum masuk ke bronchus kanan dan kiri. Letakknya setinggi vertebra thorakal 5, biasa digunakan untuk penempatan ROI (region of interest ) pada pemeriksaan CT Scan thorax (Bontrager, 2001). e. Paru-paru
Organ paru-paru tersusun atas selsel parenchyma, mirip spons yang ringan dan sangat elastis sehingga memungkinkan terjadinya mekanisme pernafasan (Bontrager, 2001).
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dihirup melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakhea dan pipa bronkhial ke alveoli dan berikatan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris (Pearce,2001). 1) Lobus paru-paru Paru-paru kanan terdapat tiga lobus yaitu lobus superior,middle dan inferior. Ketiga lobus dipisahkan oleh dua fisura . Paru-paru kiri terdiri dari dua lobus yaitu lobus superior (upper ) dan lobus inferior (lower ) keduanya dipisahkan oleh fisura oblik
(Bontrager, 2001). 3 Paru Kiri Paru kanan
6 7 8
2 1 4 5
Keterangan gambar : 1. Lobus superior paru kiri 2. Fisura 3. Lobus inferior paru kiri 4. Pleura 5. Lobus superior paru kanan 6. Fisura 7. Lobus tengah/ middle paru kanan 8. Lobus inferior paru kanan
Gambar 5. Lobus dan pleura paru-paru (Bontrager,2001) 2) Pleura Paru-paru dilindungi selaput yang disebut pleura. Pleura yang melekat pada dinding thorax dan diafragma disebut Pleura Parietalis. Pleura yang melekat pada paru-paru disebut Pleura pulmonary atau pleura visceralis. Rongga antara kedua pleura disebut pleural cavity atau cavum pleura (Bontrager,2001).
3) Hilus paru-paru. Hilus paru-paru dibentuk oleh struktur sebagai berikut : a) Arteri pulmonali, yang mengalirkan darah tanpa oksigen kedalam paru-paru untuk diisi oksigen, b) Vena pulmonalis yang mengalirkan darah berisi oksigen dari paru-paru ke jantung. c) Bronkhus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkhial merupakan jalan utama udara. d) Arteri bronkhialis keluar dari aorta dan mengalirkan darah ke jaringan paru-paru. e) Vena bronkhialis mengalirkan sebagian darah dari paru-paru ke vena kava superior, dan pembuluh limfe. Persarafan paru-paru berasal dari saraf vagus dan saraf simpatis (Pearce,2001). 3. Mediastinum Mediastinum adalah ruang di bagian tengah rongga dada diantara kedua paruparu. Organ-organ penting yang terletak dalam mediastinum adalah kelenjar thymus,
jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar, esophagus dan trachea (Bontrager, 2001). 10 1 2 Kanan
Kiri 9 8 7 6 5 4 3
Keterangan gambar : 1. Esophagus 2. Trachea
3. Thymus gland 4. Arkus aorta 5. Jantung 6. Aorta abdominal 7. Thyroid 8. Vena kava superior 9. Aorta asenden 10. Vena kava inferior
Gambar 6. Organ-organ didalam mediastinum (Bontrager, 2001) B. Patologi
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (Robbin & Kumar, 2007).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasidalam paru (Underwood, Patologi, 2000).
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalm jaringan paru-paru dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan, terutama asap rokok ( Suryo, 2010).
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia.Perluasan dari lesi primer paru adalah carcinoma bronchogenic , tumor pada epithelium jalan nafas. Tumor-tumor ini dibedakan berdasarkan tipe selnya, yaitu : small cell, atau oat cell, carcinoma, dan non-small-cell carcinoma. Small cell carcinoma kira-kira 25% dari kanker paru, tumbuh dengan cepat dan menyebar secara dini.Tumor-tumor ini memiliki unsurunsur paraneoplastik,ini berarti tumor ini menghasilkan lokasi metastasis yang dipengaruhi oleh tumor secara tidak langsung.Small cell carcinoma bisa mensintesis bahan
bioaktif
dan
hormon
yang
berperan
sebagai
adrenocorticotropin
(ACTH),hormon antidiuretik (ADH), dan sebuah parathormon seperti hormon dan gastrin releasing peptide.Angka Non small-cell carcinoma mencapai 75% dari angka kanker paru.Tiap tipe sel berbeda dari segi insiden,penampakan dan cara penyebaran. Kanker bronkogenik,tanpa memperhatikan tipe sel, cenderung menjadi agresif,lokal invasif,dan memiliki penyebaran/metastasis lesi yang luas/jauh. Tumor
dimulai sebagai lesi mukosa yang tumbuh menjadi bentuk massa yang melewati bronki atau menyerang jaringan sekitar paru. Semua tipe sering menyebar melalui sistem kelenjar getah bening yang membengkak dan organ lain (Porth, 1994). (LeMone, Priscilla & Karen M. Burke, 1996). Kanker paru cenderung bermetastasis ke kelenjar limpa, otak, tulang, hati dan organ lainnya. Kebingungan (konfusi), gangguan berjalan dan keseimbangan, sakit kepala, perubahan perilaku bisa saja merupakan manifestasi dari metastasis pada otak. Tumor yang menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri pada tulang tersebut, fraktur, dan bisa saja menekan spinal cord, seperti halnya trombositopenia dan anemia jika sumsum tulang di invasi oleh tumor. Sindrom vena cava superior , obstruksi sebagian atau seluruh vena cava superior berpotensi menyebabkan komplikasi pada kanker paru, terutama pada saat tumor menginvasi k mediatinum superior atau kelenjar limpa mediastinal. Baik akut maupun subakut gejalanya dapat di catat. Telihat udem pada leher dan wajah klien, sakit kepala, pening, gangguan penglihatan, dan sinkop. Vena bagian atas dada dan vena di leher akan mengalami dilatasi; terjadiny sianosis. Udem pada cerebaral akan mengubah tingkat kesadaran; udem pada laring dapat merusak sistem pernafasan. (LeMone, Priscilla & Karen M. Burke, 1996) Salah
satu
penyakit
yang
dapat
disebabkan
oleh
Ca
paru
adalah
pneumothorax.Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru yang menyebabkan paru untuk mengempis.Dalam keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara,supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga thorax.Jika diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya,Ca paru merupakan pneumotorax spontan sekunder. C.Teknik Radiografi Thorax 1.a.Persiapan Alat:
Pesawat sinar-X
Kaset dan Film sesuai ukuran,biasanya memakai ukuran 35x35
Marker R / L
Pakaian pasien
Alat
processing
ID Camera. b.Persiapan Pasien
Pemeriksaan thorax tidak ada persiapan secara khusus cukup dengan memberikan pengertian kepada pasien tentang pelaksanaan yang akan dilakukan,sehingga pasien tahu tindakan apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan.Selain itu membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu radiograf. 2.Teknik Radiografi Posterior Anterior (PA) Posisi Pasien: Berdiri atau erect pada standart kaset. Posisi Obyek:
Dada ditempelkan pada kaset.
Dagu ditengadahkan pada pertengahan kaset.
MSP tubuh pada pertengahan kaset.
Tepi atas kaset berjarak ± 3-4 cm di atas shoulder. Kedua dorsum manus endurotasi maksimal, diletakkan di atas crista illiaca, siku
didorong hingga menempel kaset. Posisi Sinar: CR
: tegak lurus kaset secara horisontal.
CP
: setinggi Thoracal VII (pada angulus inferior scapula).
Eksposi
: inpirasi kedua dan tahan nafas. Kriteria Gambar:
Tampak kedua bagian paru, udara pada trachea, hillum, jantung dan aorta serta costae.
Scapula tidak menutupi gambaran paru-paru
Kedua costal margin dan sinus costoprenikus tidak terpotong
Kedua paru simetris dilihat dari jarak costal margin ke columna vertebra dan jarak acromioclavicular joint simetris
Tampak juga gambaran thoracal I-VII sebagai indikasi kV yang cukup
Gambar 7 Posisi Pasien dan Radiograf PA (Bontrager, 2001) Anterior Posterior (AP) Posisi Pasien: Supine atau semi erect.
Posisi Obyek: Atur
kedua lengan endorotasi di samping tubuh.
Atur
MSP tubuh di tengah kaset.
Batas atas kaset berjarak 4-5 cm di atas shoulder joint.
Posisi Sinar:
CR
: 5º caudad.
CP
: setinggi Thoracal VII (8-10 cm di bawah jugular notch).
Eksposi : inspirasi kedua dan tahan nafas. Kriteria Gambar:
Jantung akan tampak lebih besar akibat dari peningkatan perbesaran dari pendek SID dan peningkatan OID jantung.
Biasanya kurang full inspirasi, hanya sampai costae 8-9 di atas diafragma.
Untuk pasien efusi pleura akan sering mengkaburkan tanda paru vascular bila dibandingkan dengan proyeksi AP erect.
Gambar 8 Posisi Pasien dan Radiograf AP (Bontrager, 2001)
Lateral Posisi Pasien: Berdiri atau duduk dengan salah satu sisi menempel kaset. Posisi Obyek:
Kaset diletakkan di salah satu sisi tubuh yang akan difoto.
Mid Coronal Plane (MCP) tegak lurus kaset.
Atur
kedua tangan flexi di atas kepala.
Posisi Sinar:
CR
: horisontal tegak lurus kaset.
CP
: setinggi Thoracal VII (8-10 cm di bawah jugular nocth).
Eksposi : inspirasi kedua dan tahan nafas. Kriteria Gambar: Apek
pulmo dan sinus costophrenicus terlihat jelas.
Tampak sternum anterior dan costae posterior.
Tampak hilus pada pertengahan.
Batas jantung dan diafragma terlihat jelas.
Gambar 9 Posisi Pasien dan Radiograf Lateral (Bontrager, 2001)
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tata Laksana Pemeriksaan Persiapan alat Adapun persiapan alat pada pemeriksaan ini adalah:
Pesawat sinar-X Type Seri
: Mobile Unit : 13310
kV
: 54 kV
mAs
: 0,63
Kaset dan film
: 35 x 35
Marker
:R&L
Persiapan pasien Melepaskan semua benda logam atau radioopak pada region leher dan dada termasuk pakaian, kancing, kalung, menyingkirkan benda – benda seperti rambut pasien, selang infuse dan lain – lain yang dapat tampak pada foto. Teknik radiografi
Ilustrasi kasus Pada tanggal 28 September 2013 pasien datang ke Rumah Sakit Dr. Moewardi ke radiologi dengan keluhan pasien datang dengan sesak pada dada. Pasien datang ke Intalasi Radiologi bersama perawat Rumah Sakit yang membawakan surat permintaan pemeriksaan secara radiologi dari dokter yang memeriksa.
Nama
: Tn. B
Umur
: 58 th
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: Banjarsari Surakarta
Nomor RM
: 012204XX
Diagnosa
:Metastase CA di paru dan curiga kelemahan
nevrus diafragma
Pemeriksaan yang diminta
: Ro. Thorak PA inspirasi maximal dan
ekspirasi maximal
Kiriman foto
: Anggrek II
Dokter yang meminta
: dr. Lydia
Nomor foto
:
Prosedur pemeriksaan Posterior Anterior(PA) inspirasi maximal Posisi Pasien: Berdiri atau erect pada standart kaset. Posisi Obyek:
Dada ditempelkan pada kaset.
Dagu ditengadahkan pada pertengahan kaset.
MSP tubuh pada pertengahan kaset.
Tepi atas kaset berjarak ± 3-4 cm di atas shoulder. Kedua dorsum manus endurotasi maksimal, diletakkan di atas crista illiaca, siku didorong hingga menempel kaset. Posisi Sinar:
CR
: tegak lurus kaset secara horisontal.
CP
: setinggi Thoracal VII (pada angulus inferior scapula).
Eksposi : inpirasi kedua dan tahan nafas. Selanjutnya film diberi identitas dan diproses
di kamar gelap dengan
menggunakan automatic processing. Adapun radiograf hasil pemeriksaan dapat dilihat gambar di bawah ini: Gambar 10 Radiograf PA inspirasi maximal
Posterior Anterior(PA) ekspirasi maximal Posisi Pasien: Berdiri atau erect pada standart kaset. Posisi Obyek:
Dada ditempelkan pada kaset.
Dagu ditengadahkan pada pertengahan kaset.
MSP tubuh pada pertengahan kaset.
Tepi atas kaset berjarak ± 3-4 cm di atas shoulder.
Kedua dorsum manus endurotasi maksimal, diletakkan di atas crista illiaca, siku didorong hingga menempel kaset. Posisi Sinar:
CR
: tegak lurus kaset secara horisontal.
CP
: setinggi Thoracal VII (pada angulus inferior scapula).
Eksposi : ekspirasi pertama dan tahan nafas Selanjutnya film diberi identitas dan diproses di kamar gelap dengan menggunakan automatic processing. Adapun radiograf hasil pemeriksaan dapat dilihat gambar di bawah ini: Gambar 10 Radiograf PA expirasi maksimal Hasil Pembacaan Dokter: Pemeriksaan foto thorak PA:
Klinis
: Metastase Ca di paru dan curiga kelemahan nervus diaphragma
COR
: Bentuk dan ukuran normal
Pulmo
: Tampak ultiple nodul dengan ukuran bervariasi di kedua
lapangan paru
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiaphragma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik Kesimpulan : Multiple nodul dengan ukuran bervariasi di kedua lapang paru dapat merupakan proses pulmonum metastase(coarse nodul type).
B. Pembahasan Pada pemeriksaan thorax dengan kasus metastase Ca di paru yang biasa dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dr. Moewardi adalah dengan menggunakan proyeksi Postero Anterior dengan inspirasi maximal menggunakan 1 buah kaset dan film ukuran 35 x 35cm.Sedangkan proyeksi Postero Anterior dengan ekspirasi penuh jarang dilakukan. Hal ini dilakukan karena dianggap sudah cukup untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit. Pada pemeriksaan foto thorax, proyeksi Postero-anterior inspirasi maximal posisi pasien berdiri di bucky stand dengan kaki yang akan diperiksa lurus dan kedua tangan diletakkan di pinggang. Dengan arah sinar horisontal tegak lurus terhadap kaset atau film. Pasien diberikan instruksi untuk inspirasi maksimal.Untuk pemeriksaan foto thorax proyeksi Postero-anterior ekspirasi maximal, posisi pasien sama tetapi dengan instruksi yang berbeda.Dengan arah sinar horisontal tegak lurus terhadap kaset atau film. Metastase
Ca
paru
merupakan
salah
satu
penyebab
dari
pneumothorax.diagnosis pneumothorax tergantung kepada garis yang dibentuk pleura pada tepi paru-paru yang memisahkan dengan dinding dada,mediastinum atau diafragma oleh udara,dan juga tidak adanya bayangan diluar garis ini.
Pada pemeriksaan thorax dengan kasus metastase Ca di paru dan curiga kelemahan nevrus diafragma menggunakan proyeksi Postero Anterior dengan ,
ekspirasi maksimal dan inspirasi maksimal karena proyeksi Postero Anterior dengan ekspirasi maksimal sangat mendukung pada kasus ini,karna metastase ca paru bila sudah kolaps bisa menjadipneumothorax.Selama ekspirasi maksimal udara dalam rongga intrapleura di apeks jadi lebih besar.Selain itu terdapat perbedaan densitas antara jaringan paru dan udara intrapleura sehingga memudahkan dalam melihat pneumothorax,yakni terdapatnya kenaikan densitas jaringan paru selama ekspirasi tapi tidak menaikan densitas pneumothorax.Suatu hasil rontgen diperoleh sehabis ekspirasi maksimum akan membantu dalam menetapkan diagnose,sebab paru-paru kemudian secara relatif lebih tebal atau padat di sbanding pneumothorax itu.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 1.
Pemeriksaan radiograf thorax dengan kasus metastase ca paru
di instalasi
Radiologi RSUD Dr. Moewardi dibuat proyeksi PA inspirasi dan ekspirasi maksimal. 2. Pada pemeriksaan thorax dengan kasus metastase ca di paru perlu menggunakan PA inspirasi dan ekspirasi maksimal karna dapat digunakan untuk perbandingan.Bila pneumothoraxnya tidak begitu besar,foto dengan inspirasi maksimal tidak akan menunjukan kelainan yang jelas.Dalam hal ini dianjurkan membuat foto thorax inspirasi dan ekspirasi maksimal. B. Saran