ANESTESI LOKAL BLOK MANDIBULA
Berdasa Berdasarka rkan n basis basis anatomi anatominya nya,, anestes anestesii lokal lokal dapat dapat dibeda dibedakan kan menjad menjadii tiga tiga yaitu yaitu anestesi topikal, topikal, anestesi infiltrasi, infiltrasi, dan anestesi anestesi regional regional atau sering disebut dengan anestesi blok. Anestesi blok juga dapat dibedakan menjadi anestesi blok pada maksila dan anestesi blok mandibula. Secara garis besar, terdapat beberapa jenis anestesi lokal yang sering digunakan di mandibula, mandibula, yaitu lingual lingual nerve block, incisive nerve block, mental nerve block, long buccal nerve block, dan inferior alveolar nerve block. Nervus block. Nervus lingualis biasanya diblokade di ruang pterygomandibular yang yang terle terleta tak k pada pada antero anteromed medial ial syaraf alveolaris alveolaris inferior inferior mandibula, mandibula, sekitar 1 cm dari permukaan mukosa. Oleh karena itu, anestesi blok syaraf lingualis bisa dilaku dilakukan kan sebelum sebelum atau sesudah sesudah aneste anestesi si blok blok alveol alveolaris aris inferio inferiorr mandib mandibula ula dilaku dilakukan kan.. Incisive nerve block merupa merupakan kan salah salah satu piliha pilihan n pada pada anestes anestesii lokal lokal mandib mandibula ula yang yang terbatas pada gigi anterior. Anestesi blok syaraf insisivus memberikan anestesi pulpa pada sekitar gigi anterior seperti insisivus dan kaninus sampai foramen mental. Mental nerve block bertujuan untuk menganestesi syaraf mental dan ujung dari cabang syaraf inferior alveolar mandib mandibula ula.. Syaraf Syaraf mental mental terletak terletak pada forame foramen n mental mental yang yang berada berada di antara antara apikal apikal premolar satu dan premolar dua. aerah aera h yang dianestesi oleh teknik ini adalah mukosa bukal bagian anterior, daerah foramen mental sekitar gigi premolar dua, midline dan kulit dari bibir ba!ah.
"ambar 1. #lustrasi mental nerve block . Long buccal nerve ner ve block atau sering disebut bucca buccall nerve block dan buccinators nerve bloc bl ockk men mengan ganeste estesi si ner nervus vus buccal buccal yang merupakan cabang dari syaraf mandibula bagian
anterior. aerah yang dianestesi adalah jaringan lunak dan periosteum bagian bukal sampai gigi molar mandibula. Anestesi ini sering digunakan pada pera!atan yang melibatkan daerah gigi molar. $euntungan dari teknik long buccal nerve block adalah mudah dilakukan dan tingkat keberhasilannya tinggi.
"ambar %. #lustrasi buccal nerve block . &ada anestesi blok syaraf alveolaris inferior, terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu Inferior Alveolar Nervus Block (IANB), o!"ates #ec$ni%ue, dan Akinosi &losed"Mout$ Mandibular Block . Inferior Alveolar Nervus Block (IANB) terdiri dari dua metode, yaitu direct dan indirect . 'etode indirect IANB sering disebut dengan metode (ischer. 'enurut hasil penelitian Neeta 'ohanty dan Susant 'ohanty, tingkat keberhasilan anestesi blok mandibula paling tinggi yang dilakukan kepada 1%) orang berusia 1*+) tahun adalah o!"ates #ec$ni%ue sebesar -%,. Sedangkan tingkat keberhasilan Akinosi &losed"Mout$ Mandibular Block dan &lassical IANB atau metode (ischer adalah -) dan /%,. ari hasil penelitian ini juga didapatkan bah!a metode &lassical IANB paling banyak menimbulkan rasa sakit selama penyuntikan sebesar *). Sedangkan Akinosi &losed"Mout$ Mandibular Block paling sedikit sebesar %. 'nset of action yang paling singkat adalah &lassical IANB metode (ischer yaitu %,1 menit, sedangkan untuk duration of action yang paling lama adalah o!"ates #ec$ni%ue selama *-,0 menit.
Berdasarkan hasil penelitian Sobhan 'ishra yang membandingkan antara metode direct IANB dan Akinosi &losed"Mout$ Mandibular Block, didapatkan bah!a -* syaraf inferior alveolar berhasil dianestesi, dan 1)) syaraf lingual dan bukal berhasil di anestesi dengan sekali penyuntikan dengan metode direct IANB. Sedangkan pada teknik Akinosi &losed"Mout$ Mandibular Block, 2 syaraf inferior alveolar dan syaraf lingual berhasil di anestesi dengan sekali penyuntikan, sedangkan ) syaraf bukal berhasil dianestesi dengan sekali penyuntikan. Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer
Inferior Alveolar Nervus Block atau yang sering juga disebut dengan blok mandibula merupakan metode anestesi lokal blok mandibula yang sering digunakan di kedokteran gigi. 'etode Inferior Alveolar Nervus Block dibagi menjadi dua metode yaitu direct IANB dan indirect IANB. 'etode #ndirect #ANB sering juga disebut dengan metode (ischer atau fissure ""* tec$ni%ue dengan penambahan anestesi syaraf bukal. 'etode ini menganestesi nervus inferior alveolar , nervus incisive, nervus mental , dan nervus lingual. Nervus buccal juga bisa ditambahkan dalam beberapa prosedur yang melibatkan jaringan lunak di daerah posterior bukal. aerah yang dianestesi dengan metode ini adalah gigi mandibula sampai ke midline, body of mandible, bagian inferior dari ramus, mukoperiosteum bukal , membrane mukosa anterior sampai daerah gigi molar satu mandibula, %30 anterior lidah dan dasar dari kavitas oral, jaringan lunak bagian lingual dan periosteum, e+ternal obli%ue ridge, dan internal obli%ue ridge. #ndikasi Inferior Alveolar Nervus Block adalah untuk prosedur pencabutan beberapa gigi mandibula dalam satu kuadran, prosdur pembedahan yang melibatkan jaringan lunak bagian bukal anterior sampai molar satu serta jaringan lunak bagian lingual. $ontraindikasi Inferior Alveolar Nervus Block adalah pasien yang mengalami infeksi atau inflamasi akut pada daerah penyuntikan serta pasien dengan gangguan kontrol motorik menggigit bibir atau lidah secara tiba tiba.
"ambar 0. #lustrasi Inferior Alveolar Nervus Block . Prosedur Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer
Adapun prosedur anestesi blok mandibula 'etode (ischer adalah sebagai berikut4 1. &asien didudukkan dengan posisi semisupine atau setengah telentang. %. #ntruksikan pasien untuk membuka mulut selebar mungkin agar mendapatkan akses yang jelas ke mulut pasien. &osisi diatur sedemikian rupa agar ketika membuka mulut, oklusal dari mandibula pasien sejajar dengan lantai. 0. &osisi operator berada pada arah jam dan menghadap pasien untuk rahang kanan mandibula, sedangkan untuk rahang kiri mandibula posisi operator berada pada arah jam 1) dan menghadap ke pasien.
"ambar 2. &osisi operator untuk mandibula kiri dan kanan. 2. 5arum % gauge direkomendasikan untuk pasien de!asa dengan panjang jarum sekitar 2% mm atau 1,*% inchi. 6al ini diperlukan karena bagian jarum yang masuk ke jaringan adalah sekitar %) mm. . Aplikasikan antiseptik di daerah trigonom retromolar. *. 5ari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir mandibula, geser ke lateral dan palpasi linea obli7ue eksterna pada ramus mandibula, kemudian telunjuk digeser ke median untuk mencari linea obli7ue interna. 8jung lengkung kuku berada di linea obli7ue interna dan permukaan samping jari berada di bidang oklusal gigi rahang ba!ah. /. 5arum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak dianestesi tepatnya dari regio premolar dan jarum dengan bevel mengarah ke tulang sampai jarum kontak dengan tulang 9&osisi #:. Arah jarum hampir tegak lurus dengan tulang. . Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan jarum ditusukkan sedalam mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak ), ml untuk menganestesi N. Lingualis 9&osisi ##:.
"ambar . &osisi jarum di foramen mandibula.
-. Spuit digeser ke arah posisi # tapi tidak penuh sampai sekitar region kaninus lalu jarum ditusukkan sambil menyelusuri tulang sedalam kira+kira 1)+1 mm. Aspirasi dan bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior 9&osisi ###:. Setelah selesai spuit ditarik kembali.
"ambar *. #nsersi spuit pada anestesi lokal blok mandibula. 'etode (ischer sering juga dimodifikasi dengan penambahan anestesi untuk syaraf bukal setelah kita melakukan posisi ###, pada !aktu menarik kembali spuit sebelum jarum lepas dari mukosa tepat setelah mele!ati linea obli7ue interna ,jarum digeser kelateral ke daerah trigonom retromolar, aspirasi dan bila negatif keluarkan anestetik sebanyak ), ml untuk menganestesi syaraf bukal dan kemudian spuit ditarik keluar. Keberhasilan Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer
$eberhasilan dari anestesi lokal blok mandibula metode (ischer dapat diketahui dengan memeriksa keadaan bibir bagian ba!ah dan lidah dari regio yang dianestesi. 5ika terjadi pati rasa pada daerah tersebut, maka dapat dijadikan indikator bah!a nervus lingualis dan nervus mentalis yang merupakan cabang dari nervus inferior alveolar sudah dianestesi dengan baik. $eberhasilan dari anestesi lokal blok mandibula metode (ischer juga dapat dilihat secara objektif pada pasien apabila selama pera!atan pasien tersebut tidak mengeluhkan rasa sakit. $egagalan dapat terjadi akibat jumlah anestetikum yang tidak adekuat saat penyuntikan atau karena variasi anatomi tiap individu sehingga prosedur anestesi lokal blok mandibula tidak menganestesi syaraf yang dituju dengan tepat. Bentuk mandibula yang berbeda tiap individu menyebabkan perbedaan letak foramen mandibula tampat keluarnya nervus inferior alveolar. 8ntuk mengatasi kegagalan diperlukan beberapa pertimbangan sebelum melakukan tindakan anestesi. Selain teknik dan keterampilan yang bagus dari operator, pemilihan bahan
anestetikum juga dapat mempengaruhi keberhasilan. Bahan anestetikum golongan lidokain ditambah dengan adrenalin merupakan gold standard untuk tindakan anestesi lokal. Anestesi Blok Metode o!"ates
&rosedur4 1. &osisi duduk pasien terlentang atau setengah terlentang. %. &asien diminta untuk membuka mulut lebar dan ekstensi leher. 0. &osisi operator4 a. 8ntuk mandibula sebelah kanan, operator berdiri pada posisi jam menghadap pasien. b. 8ntuk mandibula sebelah kiri , operator berdiri pada posisi jam 1) menghadap dalam arah yang sama dengan pasien. 2. ;entukan patokan ekstra oral4 intertragic notch dan sudut mulut. aerah sasaran4 daerah medial leher kondilus, sedikit diba!ah insersi otot pterygoideus eksternus. . Operator membayangkan garis khayal yang dibentuk dari intertragic notch ke sudut mulut pada sisi penyuntikan untuk membantu melihat ketinggian penyuntikan secara ekstra oral dengan meletakkan tutup jarum atau jari telunjuk. *. 5ari telunjuk diletakkan pada coronoid notch untuk membantu meregangkan jaringan. /. Operator menentukan ketinggian penyuntikan dengan patokan intra oral berdasarkan sudut mulut pada sisi berla!anan dan tonjolan mesiopalatinal '% maksila. . aerah insersi jarum diberi topical antiseptik. -. Spuit diarahkan ke sisi penyuntikan melalui sudut mulut pada sisi berla!anan, diba!ah tonjolan mesiopalatinal '% maksila, jarum diinsersikan kedalam jaringan sedikit sebelah distal '% maksila. 1). 5arum diluruskan kebidang perpanjangan garis melalui sudut mulut ke intertragic notch pada sisi penyuntikan kemudian disejajarkan dengan sudut telinga ke!ajah sehingga arah spuit bergeser ke gigi & pada sisi yang berla!anan, posisi tersebut dapat berubah dari ' sampai # bergantung pada derajat divergensi ramus mandibula dari telingan ke sisi !ajah. 11. 5arum ditusukkan perlahan+lahan sampai berkontak dengan tulang leher kondilus, sampai kedalamam kira+kira % mm. 5ika jarum belum berkontak dengan tulang, maka jarum ditarik kembali per+lahan% dan arahnya diulangi sampai berkontak dengan tulang. Anestetikum tidak boleh dikeluarkan jika jarum tidak kontak dengan tulang. 1%. 5arum ditarik 1 mm, kemudian aspirasi, jika negatif depositkan anestetikum sebanyak 1,+% ml perlahan+lahan. 10. Spuit ditarik dan pasien tetap membuka mulut selama 1+% menit. 12. Setelah 0+ menit pasen akan merasa baal dan pera!atan boleh dilakukan.
Anestesi Blok Metode Akinosi
;eknik ini dilakukan dengan mulut pasien tertutup sehingga baik digunakan pada pasien yang sulit atau sakit pada !aktu membuka mulut. &rosedur4 1. &asien duduk terlentang atau setengah terlentang. %. &osisi operator untuk rahang kanan atau kiri adalah posisi jam delapan berhadapan dengan pasien. 0.
. *. /.
mengurangi trauma selama injeksi jarum. "ambaran anatomi4 + Mucogingival unction dari molar kedua dan molar ketiga maksila. + ;uberositas maksila. aerah insersi jarum diberi antiseptic kalau perlu beri topikal anestesi. &asien diminta mengoklusikan rahang, otot pipi dan pengunyahan rileks. 5arum suntik diletakkan sejajar dengan bidang oklusal maksila, jarum diinsersikan
posterior dan sedikit lateral dari mucogingival unction molar kedua dan ketiga maksila. . Arahkan ujung jarum menjauhi ramus mandibula dan jarum dibelokkan mendekati ramus dan jarum akan tetap didekat N. Alveolaris inferior. -. $edalaman jarum sekitar % mm diukur dari tuberositas maksila. 1). Aspirasi, bila negatif depositkan anestetikum sebanyak 1, = 1, ml secara perlahan+ lahan. Setelah selesai, spuit tarik kembali. $elumpuhan saraf motoris akan terjadi lebih cepat daripada saraf sensoris. &asien dengan trismus mulai meningkat kemampuannya untuk membuka mulut.
Ko#$likasi Anestesi Lokal Blok Mandibula
1. 5arum patah $eadaan jarum patah pada anestesi lokal sangat jarang dijumpai. Sangat sulit untuk menemukan patahan jarum yang tertinggal. $omplikasi ini sering terjadi pada anestesi lokal blok mandibula. 8kuran dan panjang jarum harus diperhatikan untuk mengantisipasi komplikasi ini. $erja sama yang baik dengan pasien juga harus diperhatikan karena kondisi jarum patah juga dilaporkan pernah terjadi akibat pergerakan kepala pasien yang terkejut ketika dilakukan penyuntikan. %. 6ematoma 6ematoma merupakan pembengkakan jaringan yang terjadi pada sisi medial dari ramus mandibula setelah deposisi bahan anestetikum. 6ematoma bisa terjadi akibat penetrasi jarum yang mengenai pembuluh darah dan darah menyebar ke jaringan di sekitarnya. 6al ini dapat
diatasi dengan memberikan es pada daerah hematoma sekitar menit untuk meredakan gejala. 0. ;rismus ;rismus merupakan kondisi spasme otot rahang sehingga kesulitan untuk membuka mulut. $eadaan ini sering terjadi akibat larutan anastetik yang masuk ke intramuskular bagian medial ruang pterygomandibula. $omplikasi ini sering terjadi %+ hari setelah tindakan anestesi lokal blok mandibula. 2. -acial nerve anaest$esia $omplikasi ini sering terjadi pada anestesi lokal blok mandibula akibat dari deposisi larutan anestetikum ke kelenjar parotis. "ejala klinis yang dapat dilihat dari komplikasi ini adalah kesulitan pasien untuk menutup kelopak mata bagian ba!ah dan bibir yang melorot pada sisi yang dianestesi. ANESTESI INT%ALIAMENT
Anestesi intraligament dilakukan dengan injeksi yang diberikan di dalam periodontal ligamen. #njeksi ini menjadi populer setelah adanya syringe khusus untuk tujuan tersebut. #njeksi intraligamen dapat dilakukan dengan jarum dan syringe konvensional, tetapi lebih baik dengan syringe khusus, karena lebih mudah memberikan tekanan yang diperlukan untuk menginjeksikannya ke dalam ligamen periodontal. ;eknik ini umumnya menggunakan syringe konvensional yang pendek dan lebarnya %/ gauge atau syringe yang didesain khusus untuk tujuan tersebut, seperti ligmaject, >olon atau &eripress, yang diguankan bersama jarum 0) gauge. Prosedur Anestesi Intrali&a#ent
1.
8ntuk menganalgesia insisivus atau kaninus atas, jarum dimasukkan ke periodontal ligament, bersudut 0)) terhadap sumbu panjang gigi pada permukaan mesiolabial, distolabial, distopalatal, dan mesiopalatal. *. ;eknik untuk premolar dan molar rahang atas. 5arum 0) gauge dilettakkan bersudut terhadap permukaan mesiobukal molar perta ma kiri atas dan ),)) = ),1 ml larutan didepositkan selama %) detik. 8ntuk menganalgesia sudut distobukal molar pertama kiri atas, suntikkan intraligamental diputar 1)) untuk memungkinkan jarum dimasukkan bersudut 0)) ke periodontal ligament. /. ;eknik untuk insisivus dan kaninus rahang ba!ah. Analgesia intraligament dari insisivus ba!ah menjadi lebih sulit dari pada gigi lainnya, karena konfigurasi anatomi dari crest alveolar yang pada daerah ini tipis dan miring kelabial. &ada sisi lingual biasanya terlihat tulang yang mempermudah identifikasi periodontal ligament. 8ntuk melakukan analgesia insisivus dan kaninus rahang ba!ah suntikan intraligament dibuat besudut untuk memungkinkan jarum masuk pada sudut 0)) ke periodontal ligament pada sudut mesiolabial dan distolabial. . ;eknik untuk premolar dan molar rahang ba!ah. 5alan masuk ke daerah belakang mulut kadang = kadang sulit diperoleh. Namun, bila dapat diperoleh jarum dimasukkan bersudut 0)) ke periodontal ligament pada sudut mesiobukal, distobukal, distolingual, dan mesiolingual. 'asalah memperoleh jalan masuk untuk mengorientasikan jarum pada daerah belakang mulut berperan dalam kegagalan yang cukup besar. ;eknik ini biasanya terjadi pada molar ketiga dimana jarum sulit masuk ke periodontal ligament di permukaan distal gigi. Indikasi dan Kontraindikasi Anestesi Intrali&a#ent
#ndikasi4 1. &ada anak+anak dapat dihindari rasa kebal sehingga trauma dari bibir, lidah, dan pipi dapat dihindari. %. apat dilakukan tindakan ekstraksi pada beberapa region, misalnya premolar atau molar 0. 2. . *.
dalam pera!atan endodontik. "angguan perdarahan seperti hemophilia. &asien yang cemas, dimana blok alveolaris inferior sulit ditoleransi. igunakan pada curetase yang dalam. 'embantu anestesi blok regional.
$ontraindikasi4 1. #nfeksi gingiva atau periodontitis akut.
Keuntun&an dan Keru&ian Anestesi Intrali&a#ent
$euntungan anestesi intraligament4 1. %. 0. 2. .
'engurangi rasa sakit dan cemas. aerah yang terdifusi larutan anestesi lokal terbatas. ;eknik injeksi tambahan yang bagus ketika anestesi blok atau infiltrasi tidak efektif. 6anya memerlukan larutan anestesi lokal dalam jumlah sedikit. $emungkinan kecil untuk terjadi hematoma atau trismus.
$erugian anestesi intraligament 1. >asa sensitif bertambah pasca anestesi karena aliran darah pulpa menurun. %. 'emberikan efek dan tekanan yang besar pada periodontium. 0. $esulitan dalam penempatan jarum. 2. 'embutuhkan alat yang spesifik dan mahal.
DAFTA% PUSTAKA 1. 6o!e < "eoffrey,(.#vor.?hitehead. &erkembangan anestesi lokal pada kedokteran gigi,teknik dasar,komplikasi anestesi.
%. ?indi (radani ieng. &erbandingan mula kerja dan lama kerja ylokain dengan mepivakaian menggunakan teknik infiltrasi pada pencabutan premolar rahang ba!ah %))*4 vol. * 0. ym 6arry,Ogle C Orret.
& %)1% . 5.". 'eechan. 6o! to over come failed local anaesthesia1--- 4 vol. 1* *. >obert B. Shira. Oral surgery. ;he periodontal ligament 9&<: injection4 An alternative to inferior alveolar nerve block 1-% 4 vol. 0 /. 6ristina ichard C. ?alton.