TB Dan Eksema

TB PARU DAN EKSEMA

Oleh: Fendy Suyanto G0006081

Pembimbing: Drs. Soetarno, Apt. SU

KEPANITERAAN KLINIK FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

Titles you can't find anywhere else

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.











SURAKARTA 2010 TB PARU

Kasus:

Seorang Seorang laki-lak laki-lakii usia 37 tahun tahun datang datang ke Polikli Poliklinik nik Penyak Penyakit it Dalam Dalam dengan dengan keluhan batuk berdarah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan batuk dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, sekitar 1 bulan yang lalu batuk dirasa makin parah. Batuk berdahak. berdahak. Biasanya Biasanya pasien minum obat dari warung warung setiap kali batuk kemudian kemudian sembuh sembuh,, namun namun kali kali ini batukn batuknya ya tidak tidak sembuh sembuh-se -sembu mbuh. h. Batuk Batuk terus terus kambuh kambuh-kambuh kambuhan. an. Pasien Pasien merasa merasa mudah mudah lelah. lelah. Riwayat Riwayat demam demam dibena dibenarkan rkan,, terdapat terdapat riwayat penurunan berat badan dan keringat pada malam hari. Riwayat hipertensi, DM, asma, dan alergi disangkal. Riwayat keluhan serupa di keluarga disangkal. Penderita memiliki riwayat merokok sejak lebih dari 15 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan keadaan keadaan umum pasien cukup, cukup, kesadaran kesadaran compos compos mentis, dan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan thorak terdengar ronkhi ronkhi basah basah kasar, kasar, ronkhi ronkhi basah basah halus. halus. Suara Suara dasar dasar vesiku vesikuler ler menuru menurun. n. Pada Pada pemeriksaan pemeriksaan penunjang penunjang foto Rontgen Rontgen didapat didapat kesan Tuberkulos Tuberkulosis is paru.

Diagnosis:

Tuberkulosis paru

Penulisan Resep:

R/ Rifampicin tab mg 450 No LX S 1dd tab I R/ Isoniasid tab mg 300 No LX S 1dd tab I R/ Pirazinamid tab mg 500 No CLXX S 1dd tab III











Pro: Tn. X (37 th)

Pembahasan Resep:

Pada pasien ini merupakan kasus baru dan aktif sehingga termasuk tahap yang haru haruss mend mendap apat at terap terapii inten intensi siff (2HRZ (2HRZE). E). Pedo Pedoman man terapi terapi ini sesu sesuai ai deng dengan an Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2007 yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.

Dasar Teori: A. Definisi Definisi dan Etiologi Etiologi

Tube Tuberk rkul ulos osis is (TB) (TB) adala adalah h suat suatu u peny penyak akit it infek infeksi si menu menular lar yang yang disebabkan oleh Mycobacterium Mycobacterium tuberculosis (MTB). Kuman batang aerobik dan tahan tahan asam ini, merupa merupakan kan organis organisme me patogen patogen maupun maupun saprofi saprofit. t. Jalan Jalan masuk untuk organisme MTB adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nukleus droplet yang berisikan organisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi. B. Faktor yang yang Mempengaruhi Mempengaruhi Kejadian Penyakit Penyakit TB

1.

Faktor so sosial ek ekonomi

2.

Status gizi

3.

Umur

4.

Jenis kelamin

C. Patog Patogene enesis sis 1.

Tuberkulosis Primer

Penul enular aran an TB paru paru terj terjad adii

kare karena na kuman uman diba dibatu tukk kkan an atau atau

dibersinkan dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung sinar sinar ultravi ultraviole olet, t, ventila ventilasi si yang yang buruk, buruk, dan kelemba kelembaban. ban. Pada Pada suasan suasanaa lembab dan gelap, kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan.











salura saluran n napas napas atau jaringan jaringan paru. paru. Partike Partikell dapat dapat masuk masuk ke alveolar alveolar bila bila ukuran partikel < 5 mikrometer. Basi Basill tube tuberk rkel el yang yang menc mencap apai ai perm permuk ukaa aan n alve alveol olus us bias biasan anya ya diinh diinhala alasi si seba sebaga gaii satu satu unit unit yang yang terdir terdirii dari dari satu satu samp sampai ai tiga tiga basil basil.. Gumpalan basil yang lebih besar cenderung lebih tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada di ruang alveolus, biasanya bagian bawah lobus atas paru atau di bagian atas lobus bawah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonukl polimorfonuklear ear tampak pada tempat tersebut tersebut dan memfagosit memfagosit bakteri namun tidak membunuh membunuh organisme organisme tersebut. tersebut. Sesudah Sesudah hari-hari pertama, leukosit digantikan oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi, dan timbul pneumonia akut. Pneumonia Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui melalui getah bening dan menuju kelenjar getah bening regional. regional. Makrofag yang yang mengad mengadakan akan infiltra infiltrasi si menjadi menjadi lebih lebih panjang panjang dan sebagi sebagian an bersatu bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 hari. Bila kuman menetap dalam jaringan paru, ia akan berkembang biak dalam dalam sitopla sitoplasma sma makrofa makrofag. g. Dari Dari sini sini ia dapat dapat menuju menuju ke organ-o organ-orga rgan n lainnya. Sarang tuberkulosis primer disebut fokus ghon yang dapat terjadi di setiap jaringan paru, dan kalau menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi efusi pleura. pleura. Kuman Kuman juga juga dapat dapat masuk masuk melalu melaluii saluran saluran gastroi gastrointe ntestin stinal, al, jaringan jaringan limfe, orofaring, orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopat limfadenopatii regional kemudian kemudian bakteri bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh seluruh organ seperti seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh jaringan paru menjadi TB millier. Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening











limfad limfaden eniti itiss regi region onal al = komp komple leks ks prime primerr (Ran (Ranke ke). ). Semu Semuaa pros proses es ini memakan waktu 3-8 minggu. Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi: a.

semb sembuh uh sama sama seka sekali li tanp tanpaa meni mening ngga galk lkan an caca cacatt (seb (sebag agia ian n besa besar r

penderita) penderita) b.

sembuh sembuh dengan dengan meninggalkan meninggalkan sedikit bekas berupa berupa garis-garis garis-garis

fibrotik kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada pneumonia yang luasnya > 5 mm dan ± 10 % diantaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman yang dormant c.

berk berkom ompli plika kasi si dan dan meny menyeb ebar ar seca secara: ra: 1)

perkontinuitatum (k (ke se sekitarnya)

2)

seca secara ra bro bronko nkogen gen pad padaa par paru u yang yang bersa ersang ngku kuta tan n ata atau upun pun pad padaa

paru di sebelahnya. sebelahnya. Kuman Kuman juga dapat tertelan bersama bersama sputum sputum dan ludah sehingga menyebar ke usus.

2.

3)

secara li limfogen ke or organ – organ lainnya

4)

secara ara hem hematog togen ke organ rgan – orga rgan tubuh lain ainnya

Tuberkulos losis Pa Pasca Pr Primer (S (Sekunder der)

Kuman yang dormant pada TB primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi TB dewasa (Tuberkulosis post primer = TB sekunder). sekunder). Mayoritas Mayoritas reinfeksi menjadi menjadi 90%. TB sekunder sekunder terjadi terjadi karena karena imunita imunitass menuru menurun n sepert sepertii malnut malnutrisi, risi, alkoho alkohol, l, keganas keganasan, an, diabetes, AIDS, gagal ginjal. TB pasca-primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi terutama di regio atas paru (segmen apikal-posterior lobus superior atau lobus inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru dan tidak ke lobus hiler paru. Sarang dini mula-mula mula-mula tampak seperti sarang pneumonia kecil dan dalam 3-10 minggu sarang ini berubah menjadi tuberkel, yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histiosit dan sel Datia Langhans. Tuberkulosis pasca-primer dapat menjadi:











b.

sarang yang mula-mula mula-mula meluas, meluas, tetapi segera menyembuh menyembuh dengan dengan

serbukan jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi keras, menimbulkan perkapuran. Sarang dini yang meluas sebagai granuloma berkembang berkembang menghancurk menghancurkan an jaringan jaringan ikat di sekitarnya sekitarnya dan bagian tengah tengahnya nya mengala mengalami mi nekros nekrosis is menjadi menjadi lembek lembek memben membentuk tuk jaringa jaringan n keju. Bila jaringan keju dibatukkan keluar akan terjadi kavitas. Kavitas ini mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya menebal karena infiltrasi jaringan fibroblas dalam jumlah besar, sehingga menjadi kavitas skler sklerot otik ik (kron (kronik ik). ). Terja Terjadin dinya ya perke perkejua juan n dan dan kavi kavitas tas adala adalah h akiba akibatt hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang diproduksi oleh makrofag, dan proses yang berlebihan sitokin dengan TNF-nya. Bentuk perkejuan perkejuan lain yang jarang adalah cryptic disseminate TB yang terjadi pada imunode imunodefisiensi fisiensi dan dan usia usia lanjut. lanjut. Kavitas dapat mengalami : a.

melu meluas as kemba kembali li dan menim menimbu bulk lkan an saran sarang g pneumo pneumonia nia baru. baru. Bila Bila isi

kavitas masuk dalam pembuluh darah arteri akan terjadi TB millier. b.

memadat memadat dan membungk membungkus us diri sehingga sehingga menjadi menjadi tuberkuloma. tuberkuloma.

Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh atau dapat aktif kembali menjadi menjadi cair dan menjadi kavitas lagi. Komplikasi Komplikasi kronik kavitas adalah kolon kolonisas isasii oleh oleh jamur jamur (contoh (contohnya nya Asperg Aspergillu illus) s) sehing sehingga ga memben membentuk tuk misetoma. c.

menyembuh dan dan ber bersih (ope ( open n healed healed cavity cavity). ). Kada Kadang ng – kada kadang ng

berakhir berakhir sebagai sebagai kavitas yang yang terbungk terbungkus, us, menciut menciut dan berbentuk berbentuk sebagai sebagai stellate shape). shape). bintang bintang ( stellate Secara keseluruhan terdapat 3 macam sarang : a.

sarang sarang yang yang sudah sudah sembuh sembuh (tidak (tidak perlu perlu peng pengoba obatan) tan)

b.

sarang aktif eksudatif eksudatif (perlu pengob pengobatan atan lengkap lengkap dan dan sempurna sempurna))

c.

saran arang g yang yang bera berad da anta antara ra akti aktiff dan dan sembu embuh. h. Saran arang g ini ini dapat apat

semb sembuh uh spon sponta tan, n, tapi tapi meng menging ingat at risiko risiko terjad terjadii eksa eksase serb rbasi asi

maka maka













D. Klasifikas Klasifikasii Penyakit Penyakit 1.

Klas Klasif ifik ikas asii ber berda dasa sark rkan an organ rgan tubu tubuh h yang yang ter terkena kena::

a.

Tuber uberku kulo losi siss paru paru.. Tube Tuberk rkul ulos osis is paru paru adal adalah ah tube tuberk rkul ulos osis is yang yang

menye menyerang rang jaringan jaringan (parenk (parenkim) im) paru, paru, tidak tidak termasu termasuk k pleura pleura (selapu (selaputt paru) dan kelenjar kelenjar pada pada hilus. b.

Tuberkulos Tuberkulosis is ekstra paru. paru. Tuberku Tuberkulosis losis yang yang menyerang menyerang organ organ tubuh tubuh

lain lain sela selain in paru paru,, misa misaln lnya ya pleu pleura ra,, sela selapu putt otak otak,, sela selapu putt jant jantun ung g (pericar (pericardiu dium), m), kelenja kelenjarr lymfe, lymfe, tulang tulang,, persen persendian dian,, kulit, kulit, usus, usus, ginjal, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. Klas Klasif ifik ikas asii berd berdas asar arka kan n hasi hasill peme pemeri riks ksaa aan n daha dahak k mikr mikros osko kopi piss :

2.

a.

Tuber uberku kulo losi siss par paru u BTA BTA posi positi tif f 1)

sekurang rang-k -ku urangnya 2 dar darii 3 sp spesimen da dahak hak SP SPS has hasil iln nya

BTA positif 2)

1 spe spessimen da dahak hak SP SPS ha hasilny ilnyaa BT BTA po positif itif dan fo foto to toraks aks

dada menunjukkan gambaran tuberkulosis 3)

1 spe spesimen dahak SPS SPS has hasilnya BTA BTA pos positif dan bia biakan

kuman TB positif 4)

1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3

spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif negatif dan tidak tidak ada perbaik perbaikan an setelah setelah pember pemberian ian antibio antibiotika tika non











d)

dite ditent ntuk ukan an (dip (diper erti tim mbang bangka kan) n) ole oleh dok dokter ter untuk ntuk dibe iberi

pengobatan pengobatan Klas Klasif ifik ikas asii ber berda dasa sark rkan an ting tingka katt kep kepar ara ahan han pen penya yaki kitt :

3.

a.

TB paru paru BTA BTA negatif negatif foto foto toraks toraks posit positif if dibag dibagii berda berdasa sarka rkan n tingka tingkatt

keparahan keparahan penyakitnya, penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses “ far advanced ”), ”), dan atau keadaan umum pasien buruk. buruk. b.

TB ekstra-paru ekstra-paru dibagi dibagi

berdasarkan berdasarkan pada tingkat keparahan keparahan

penyakitnya, penyakitnya, yaitu: 1)

TB ek ekstra stra paru paru ring ringan an,, mis misal alny nya: a: TB ke kelenj lenjar ar lim limfe, fe, ple pleur urit itis is

eksuda eksudativa tiva unilater unilateral, al, tulang tulang (kecual (kecualii tulang tulang belakang belakang), ), sendi, sendi, dan kelenjar adrenal 2)

TB

ekstra-paru

berat,

misalnya:

meningitis,

milier,

perikarditis, perikarditis, peritonitis, peritonitis, pleuritis pleuritis eksudativa eksudativa bilateral, TB tulang belakang, belakang, TB usus, usus, TB saluran saluran kemih kemih dan dan alat kelamin kelamin 4. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya: a.

Kasus baru

Adal Adalah ah pasie pasien n yang yang belu belum m perna pernah h diob diobati ati deng dengan an OAT OAT atau atau suda sudah h pernah menelan menelan OAT kurang dari satu satu bulan bulan (4 minggu minggu)) b.

Kasus kambuh kambuh ( Relaps) Relaps)

Adal Adalah ah pasi pasien en Tube Tuberk rkul ulos osis is yang yang sebe sebelu lumn mnya ya pern pernah ah mend mendap apat at pengobatan pengobatan Tuberkulosis Tuberkulosis dan telah dinyatakan dinyatakan sembuh atau pengobatan pengobatan











Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya

f.

Kasus lain

Adalah Adalah semua semua kasus kasus yang tidak memenu memenuhi hi ketent ketentuan uan di atas. atas. Dalam Dalam kelo kelomp mpok ok ini ini term termas asuk uk kasu kasuss kron kronik ik,, yait yaitu u pasi pasien en deng dengan an hasi hasill pemeriksaan pemeriksaan masih masih BTA BTA positif positif setelah setelah selesai selesai pengobatan pengobatan ulangan E. Pengo Pengobat batan an 1.

Tujuan pengobatan

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematia kematian, n, menceg mencegah ah kekamb kekambuha uhan, n, memutu memutuska skan n rantai rantai penular penularan, an, dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. 2.

Jenis, sifat, dan dosis OAT Dosis yang direkomendasikan Jenis OAT

Sifat

Isoniazid (H (H)

bakterisid

Rifampicin (R (R)

bakterisid

Pyrazinamide (Z) Streptomycin

bakterisid bakterisid bakterisid bakterisid

(mg/kg) Harian 3x seminggu 5 10

(4-6) 10

(8-12) 10

(8-12) 25

(8-12) 35

(20-30) 15

(30-40) 15











b.

untuk menjamin menjamin kepatuhan kepatuhan pasien menelan menelan obat, dilakukan dilakukan

pengawasan pengawasan langsung langsung (DOT = Directly Observed Treatment ) oleh oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO) c.

peng pengob obat atan an TB diberi diberika kan n dalam dalam 2 tahap tahap,, yaitu yaitu tahap tahap intens intensif if dan

lanjutan 1)

Tahap awal (intensif) Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari

dan perlu perlu diawa diawasi si seca secara ra langs langsun ung g untu untuk k mence mencega gah h terja terjadin dinya ya resiste resistensi nsi obat. obat. Bila Bila pengoba pengobatan tan tahap tahap intensif intensif tersebu tersebutt diberik diberikan an secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kuru kurun n wakt waktu u 2 ming minggu gu.. Sebag Sebagian ian besa besarr pasi pasien en TB BTA BTA posit positif if menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. 2)

Tahap lanjutan Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,

namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk untuk membun membunuh uh kuman kuman persiste persisten n sehing sehingga ga menceg mencegah ah terjadin terjadinya ya kekambuhan. 4.

Panduan OAT di Indonesia

a.

Kate Katego gori ri-1 -1 (2HR (2HRZE ZE// 4H3R 4H3R3) 3)

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: 1)

pasien baru TB paru BTA positif

2)

pasien TB TB pa paru BTA ne negatif fo foto to toraks po positif

3)

pasien TB ekstra paru











Tablet

Tablet

Tablet

Tablet

hari/kali

pen pengoba gobata tan n

pen pengoba gobata tan n

Isoniasid

Rifampisin

Pirazinamid

Etambutol

menelan

Intensif Lanjutan

2 Bulan 4 Bulan

@ 300 mg 1 2

@ 450 mg 1 1

@ 500 mg 3 -

@ 250 mg 3 -

obat 56 48

b.

Kategori Kategori -2 (2HRZES (2HRZES// HRZE/ HRZE/ 5H3R3E3) 5H3R3E3)

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: 1)

pasien kambuh

2)

pasien gagal

3)

pas pasien ien dengan peng pengo obatan setel telah putus berob robat ( default ) Tahap lanjutan 3

Berat badan

30 – 37 kg 38 – 54 kg 55 – 70 kg ≥71 kg

Tahap intensif tiap hari

kali seminggu

RHZE (150/75/400/275) + S

RH (150/150) + E

Selama 56 hari 2 tab 4KDT + 500 mg

Streptomisin Streptomisin inj 3 tab 4KDT + 750 mg Streptomisin Streptomisin inj 4 tab 4KDT + 1000 mg Streptomisin Streptomisin inj 5 tab 4KDT + 1000 mg Streptomisin Streptomisin inj

Tablet Tahap

Lama

Isoniasid

pengobatan

pengobatan

@ 300 mg

Selama 28 hari

2 tablet 4KDT 3 tablet 4KDT 4 tablet 4KDT 5 tablet 4KDT

Tablet

Tablet

Rifampisin

Pirazinamid

@ 450 mg

@ 500 mg

(400) Selama 20 minggu 2 tab 2KDT + 2 tab

Etambutol 3 tab 2KDT + 3 tab Etambutol 4 tab 2KDT + 4 tab Etambutol 5 tab 2KDT + 5 tab Etambutol

Etambutol

Jumlah

Tablet

Tablet

Streptomisin

hari/kali

@ 250

@ 400

inj

menelan

mg

mg

obat













3)

cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan

menambahkan aquabidest sebanyak 3,7 ml sehingga menjadi 4 ml. (1 ml = 250 mg) c.

OAT Sisi isipan pan (HR (HRZE)

Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari). Berat badan

Tahap intensif tiap hari selama 28 hari RHZE (150/75/400/275) 2 tablet 4KDT 3 tablet 4KDT 4 tablet 4KDT 5 tablet 4KDT

30 – 37 kg 38 – 54 kg 55 – 70 kg ≥71 kg

Tahap

Lama

pengobatan

pengobatan

Tablet

Tablet

Tablet

Tablet

Isoniasid @

Rifampisin

Pirazinamid

etambutol

300 mg

@ 450 mg

@ 500 mg

@ 250 mg

1

1

3

3

Jumlah hari/kali menelan obat

Tahap intensif (dosis harian)

1 bulan

28











Warna kemerahan pada air seni (urine)

2.

Tidak perlu diberi apaRifampisin

apa, tapi perlu penjelasan kepada pasien

Efek samping berat Efek samping

Gatal dan kemerahan kulit

Penyebab

Penatalaksanaan Ikuti petunjuk

Semua jenis OAT

penatalaksanaan di

Tuli

Streptomisin

Gangguan ke keseimbangan

Streptomisin

Ikterus tanpa penyebab lain

Hampir semua OAT

ikterus karena obat) Gangguan penglihatan Purpura dan renjatan

ganti Etambutol Streptomisin dihentikan, ganti Etambutol Hentikan semua OAT sampai ikterus menghilang Hentikan semua OAT,

Bingung dan muntahmuntah (permulaan

bawah Streptomisin dihentikan,

Hampir semua OAT

segera lakukan tes fungsi

Etambutol

hati Hentikan Etambutol











Depk Depkes es RI. RI. 2007 2007.. Pedoman Pedoman Nasional Penanggulangan Penanggulangan Tuberkulosis. Tuberkulosis. Jakarta Jakarta:: Depkes RI. Gunawan S.G. 2007. Farmako 2007. Farmakologi logi dan Terapi Terapi.. Jakarta: FKUI. Moeloek F.A. 2007. MIMS 2007. MIMS . Jakarta: CMP Medical Asia Pte Ltd.











secara secara umum umum dalam dalam batas batas normal normal.. Status Status dermat dermatolog ologii yang ditemukan ditemukan:: papul papul eritem, ukuran miliar, bentuk bulat, simetris pada siku kanan kiri, lengan, tengkuk, dan punggung.

Diagnosis:

Eksema basah

Penulisan Resep:

R/ Hydrocortisone 1% cream tube No I S 2dd I ue R/ Cetirizine tab mg 10 No X S 1dd tab I Pro: Ny. W (30 thn)

Pembahasan Resep: •

Obat Obat utama utama eksema eksema adalah adalah kortiko kortikoste steroid roid,, alasann alasannya ya berkait berkaitan an dengan dengan

patofisiologin patofisiologinya. ya.











Dasar Teori: A. Definisi Definisi dan Etiologi Etiologi

Dermat Dermatitis itis atopik atopik (DA) (DA) adalah adalah penyak penyakit it kulit kulit reaksi reaksi inflamas inflamasii yang yang didasari oleh faktor herediter dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta, skuama, dan pruritus yang hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor psikologik, psikologik, atau akibat bahan kimia atau atau iritan. Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Penyakit ini dialami sekitar 10-20% anak. Umumnya episode pertama terjadi terjadi sebelu sebelum m usia usia 12 bulan bulan dan episode episode-epis -episode ode selanju selanjutny tnyaa akan hilang hilang timbul hingga anak melewati masa tertentu. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyak Penyakit it ini dinama dinamakan kan dermat dermatitis itis atopik atopik oleh oleh karena karena kebany kebanyaka akan n penderitanya penderitanya memberikan reaksi kulit yang didasari didasari oleh IgE dan mempunyai mempunyai













Sampai Sampai saat ini etiolog etiologii maupun maupun mekanism mekanismee yang pasti DA belum belum semuanya diketahui, demikian pula pruritus pada DA. Tanpa pruritus diagnosis DA tidak dapat ditegakkan. Rasa gatal dan rasa nyeri sama-sama memiliki reseptor di taut dermoepidermal, yang disalurkan lewat saraf C tidak bermielin ke saraf spinal sensorik yang selanjutnya diteruskan ke talamus kontralateral dan kortek kortekss untuk untuk diartik diartikan. an. Rangs Rangsang angan an yang yang ringan, ringan, superf superfisia isiall dengan dengan inten intensit sitas as renda rendah h menye menyeba babk bkan an rasa rasa gatal gatal,, seda sedang ngka kan n yang yang dalam dalam dan dan berintensitas berintensitas tinggi menyebabkan menyebabkan rasa nyeri. Sebagian patogenesis DA dapat dijelaskan secara imunologik dan nonimunologik. 1.

Reaksi imunologis DA Seki Sekitar tar 70% 70% anak anak deng dengan an DA memp mempun unya yaii riway riwayat at atopi atopi dalam dalam











helper (CD4+) menurun dengan akibat kepekaan terhadap infeksi virus, bakteri, dan jamur jamur meningkat meningkat.. Di antara mediator mediator yang dilepaskan dilepaskan oleh sel mast, yang berperan pada pruritus pruritus adalah vasoaktif amin, seperti histamin, histamin, kinin, bradikinin, leukot leukotrien rien,, prosta prostagla glandin ndin,, dan sebagai sebagainya nya,, sehing sehingga ga dapat dapat dipaham dipahamii bahwa dalam penatalaksanaan penatalaksanaan DA, walaupun walaupun antihistamin antihistamin sering digunakan, namun hasilnya tidak terlalu menggembirakan dan sampai saat saat ini ini masi masih h bany banyak ak silang silang pend pendap apat at para para ahli ahli meng mengen enai ai manfa manfaat at antihistamin pada DA. Trauma mekanik (garukan) akan melepaskan TNF-a dan sitokin pro inflammatory inflammatory lainnya lainnya di epidermis, epidermis, yang selanjutnya selanjutnya akan











Berdas Berdasarka arkan n

hasil hasil Double

Blind

Placebo Controlled Controlled

Food

Challenge (DBPCFC), hampir 40% bayi dan anak dengan DA sedang dan berat mempunyai mempunyai riwayat alergi terhadap terhadap makanan. makanan. Bayi dan anak dengan dengan alergi makanan umumnya disertai uji kulit ( skin ( skin prick test ) dan kadar IgE spesifik positif terhadap pelbagai macam makanan. makanan. Walaupun demikian uji kulit positif terhadap suatu makanan tertentu, tidak berarti bahwa penderita tersebut tersebut alergi terhadap makanan tersebut, tersebut, oleh karena itu masih diperlukan diperlukan suat suatu u uji uji elimi elimina nasi si dan dan prov provok okas asii terha terhada dap p maka makana nan n terse tersebu butt untu untuk k menentukan kepastiannya. 2.

Alergen hirup Alergen hirup sebagai penyebab DA dapat lewat kontak, yang dapat











Kriteria diagnosis dermatitis atopik dari Hanifin dan Lobitz, 1977: 1.

Kriteria mayor (>3): a.

prur pruritu itus: s: mor morfol folog ogii dan dan dis distri tribu busi si kha khas: s: 1)

dewasa: li likenifikasi fl fleksura

2)

bay bayi dan dan anak anak : lo lokasi kasi kela kelain inan an di dae daera rah h muk mukaa dan dan eks ekstens tensor or

b.

dermatitis dermatitis bersifat bersifat kronik kronik residif residif

c.

riway riwayat at atop atopii pada pada pen pende derit ritaa atau atau kelu keluarg argany anyaa

2.

Kriteria minor (>3): a.

xerosi xerosiss iktios iktiosis/p is/perta ertamba mbahan han garis garis di di palmar/ palmar/ker keratos atosis is pilaris pilaris

b.

reaktivasi reaktivasi pada uji kulit kulit tipe cepat cepat

c

pening ingkatan tan kad kadar ar Ig IgE











Hidrasi adalah terapi DA yang esensial. Dasar hidrasi yang adekuat adala adalah h penin peningk gkata atan n kand kandun unga gan n air pada pada kulit kulit deng dengan an cara cara mand mandii dan dan menerapkan sawar hidrofobik untuk mencegah evaporasi. Mandi selama 1520 menit 2 kali sehari tidak menggunakan air panas dan tidak menambahkan oil (minyak) karena mempengaruhi penetrasi air. Sabun dengan moisturizers disaran disarankan kan.. Setelah Setelah mandi mandi member memberihk ihkan an sisa sisa air dengan dengan handuk handuk yang yang lembut lembut.. Bila Bila perlu perlu pengob pengobatan atan topika topikall paling paling baik baik setelah setelah mandi mandi karena karena penetrasi penetrasi obat jauh lebih baik. Pada pasien kronik diberikan 3-4 kali sehari dengan water-in-oil moisturizers sediaan lactic acid. 2.

Pengobatan topikal Pengob Pengobatan atan topikal topikal adalah adalah untuk untuk mengat mengatasi asi kekering kekeringan an kulit kulit dan













ini tetap tidak adekuat, maka dapat dipertimbangkan pemberian pengobatan sistemik Kortikosteroid topikal mempunyai efek antiinflamasi, antipruritus, dan dan efek efek vaso vasoko kons nstri trikt ktor or.. Yang Yang perlu perlu dipe diperh rhati atika kan n pada pada peng penggu gunaa naan n kortikosteroid topikal adalah segera setelah mandi dan diikuti berselimut











Mempunyai efek anti-inflamasi dan sangat berguna untuk mengganti kortikosteroid topikal pada manajemen penyakit kronik. Efek samping dari tar adalah folikulitis, fotosensitisasi, dan dermatitis kontak. 5.

Antibiotik sistemik Antibio Antibiotik tik sistemik sistemik dapat dapat dipertim dipertimban bangk gkan an untuk untuk mengat mengatasi asi DA











Judarwa Judarwanto nto W. 2009. 2009. Dermatitis Dermatitis Atopi pada Anak . Jakarta Jakarta:: Childre Children n Allergy Allergy Centre. Moeloek F.A. 2007. MIMS 2007. MIMS . Jakarta: CMP Medical Asia Pte Ltd. Sandy N.J. 2010. 2010. Manifestasi Klinis dan Terapi Dermatitis Dermatitis Atopi. Atopi. Yogyakarta: Yogyakarta: UMY.

TB Dan Eksema

Recommend Documents