STRUKTUR KELOMPOK Dalam Dalam sebuah sebuah kelomp kelompok ok kerja kerja terdapa terdapatt strukt struktur ur yang yang membent membentuk uk perila perilaku ku anggotanya anggotanya dan memungkinkan memungkinkan untuk menjelaskan menjelaskan dan meramalka meramalkan n sebagian besar perilaku individu di dalam kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri.
Variabel struktur terdiri dari: a) Ke Kepe pemi mimp mpin inan an Forma Formall Hampir setiap kelompok kerja mempunyai pemimpin formal. Pemimpin ini dapat memainkan memainkan peranan peranan penting penting dalam keberhasilan keberhasilan kelompok. kelompok. Orang ini umumnya umumnya mempunyai mempunyai jabatan jabatan seperti seperti misalnya, misalnya, manajer unit, manajer bagian, penyelia, penyelia, mandor, pimpinan proyek, kepala satuan tugas, ataupun ketua komite.
b) Peran Merupakan seperangkat pola perilaku yang diharapkan dimiliki seseorang yang mendud menduduki uki posisi posisi terten tertentu tu dalam dalam unit unit sosial sosial terten tertentu. tu. Salah Salah satu satu tugas tugas dalam dalam mema memaham hamii peri perila laku ku adal adalah ah mema memaha hami mi peran peran yang yang seda sedang ng dima dimain inka kan n oleh oleh seseor seseorang ang.. Sikap Sikap dan perila perilaku ku aktual aktual terten tertentu tu yang yang konsist konsisten en dengan dengan peran peran tertentu disebut dengan identitas peran. Sedangkan pandangan individu mengenai bagaimana dia harus bertindak dalam d alam situasi tertentu disebut persepsi peran. Pengharapan Pengharapan peran didefinis didefinisikan ikan sebagai sebagai bagaimana bagaimana orang lain meyakini meyakini apa seharu seharusny snyaa tindaka tindakan n anda anda dalam dalam situas situasii terten tertentu. tu. Dalam Dalam penghar pengharapa apan n peran peran terdapat terdapat kontrak kontrak psikologis psikologis yang merupakan merupakan kesepakatan kesepakatan tak tertulis tertulis antara para karyawan dan majikan mereka. Kontrak ini menentukan harapan timbal balik yaitu apa yang diharapkan manajemen dari para pekerja, begitupun sebaliknya. Apabila Apabila individu individu dihadapkan dihadapkan pada pengharapan pengharapan peran yang berlainan, berlainan, akibatnya adalah timbulnya konflik peran.
c) Norma Adalah standar perilaku yang dapat diterima yang digunakan bersama oleh para anggota kelompok. Norma memberitahu anggota apa yang seharusnya dan apa yang yang tidak tidak seharu seharusny snyaa dilakuk dilakukan an pada pada situas situasii dan kondisi kondisi terten tertentu. tu. Dari Dari titik titik pandang individu, norma itu mengatakan apa yang diharapkan dari anda dalam situasi situasi tertentu. Bila disepakati disepakati dan diterima diterima oleh kelompok, kelompok, norma bertindak bertindak sebagai alat untuk mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan pengawasan eksternal yang minimal. Kelas-kelas norma umum: a. Nor Norma kine kinerj rjaa Norma ini luar biasa ampuh dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Norma sepert sepertii ini mampu mampu memodi memodifik fikasi asi secara secara bermak bermakna na predik prediksi si kinerj kinerjaa yang yang semata-mat semata-mataa didasarkan didasarkan pada kemampuan kemampuan karyawan karyawan itu dan tingkat tingkat motivasi motivasi pribadinya. b. b. Norm Normaa pena penamp mpil ilan an Mencakup pakaian yang pantas, kesetiaan ke kelompok kerja atau organisasi, kapan harus terlihat sibuk, dan kapan boleh membuang-buang waktu.
c. Norma tata sosial Berasal dari kelompok kerja internal dan tertutama mengatur interaksi sosial di dalam kelompok. Konformitas (kesesuaian) Yaitu penyesuaian perilaku seseorang agar sesuai dengan norma kelompok. Kelompok referensi merupakan kelompok penting dimana individu menjadi anggota dan berharap menjadi anggota dan ke norma kelompok itu individu akan menyesuaikan diri. Dampak tekanan kelompok demi konformitas (kesesuaian) terhadap pertimbangan (judgement) dan sikap masing-masing anggota akan menekan kita ke arah kesesuaian (konformitas) yang artinya kita sangat ingin menjadi salah satu anggota kelompok itu dan menghindari terlihat berbeda. Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja Norma-norma yang menyimpang itu memang ada. Tindakan-tindakan anti sosial masing-masing karyawan dibentuk oleh konteksi kelompok dimana mereka bekerja. Dengan kata lain perilaku ditempat kerja yang menyimpang mungkin berkembang kalau didukung oleh norma-norma kelompok. Bila norma-norma yang menyimpang ditempat kerja itu muncul, maka kerja sama, komitmen, dan motivasi karyawan mungkin mengalami gangguan, yang pada akhirnya dapat mengurangi produktivitas dan kepuasan kerja karyawan, serta meningkatkan tingkat keluar masuk karyawan.
d) Status Yaitu posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan ke kelompok atau anggota kelompok lain. Status merupakan faktor penting dalam memahami perilaku manusia karena status merupakan motivator yang cukup penting dan mempunyai konsekuensi-konsekuensi perilaku yang utama bila individu mempersepsikan disparitas antara apa yang mereka yakini tentang bagaimana status mereka dan apa yang orang lain persepsikan. Status dan Norma Status mempunyai beberapa pengaruh yang menarik terhap kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian. Orang-orang yang berstatus tinggi lebih mampu bertahan terhadap tekanan konformitas dari rekan sekerja mereka dibandingkan dengan status lebih rendah. Kesetaraan Status Orang mengharapkan imbalan berbanding lurus dengan biaya yang ditimbulkan. Bila kita meyakini bahwa ada ketidaksetaraan antara peringkat individu yang dipersepsikan dan perlengkapan status orang itu yang diberikan oleh organisasi, maka kita akan mengalami ketidaksebangunan status. Contoh jenis ketidaksebangunan status ini antara lain lokasi kantor yang lebih diinginkan individu berperingkat lebih rendah. Ketidaksebangunan gaji selama ini menjadi masalah dalam industri asuransi, di mana agen penjual terkemuka sering
mendapatkan dua hingga lima kali lipat daripada eksekutif korporat senior. Akibatnya, sukar bagi perusahaan asuransi memikat agen ke posisis manajemen. Yang ditekankan disini adalah bahwa karyawan menghapkan hal-hal yang dimiliki dan diperoleh individu hendaknya sama dan sebangun (kongruen) dengan statusnya. Status dan Budaya Pentingnya status bervariasi diantara berbagai budaya. Oleh karena itu kita dituntut untuk memahami siapa dan apa yang menentukan status bila b erinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda dari budaya kita.
e) Ukuran Salah satu temuan paling penting yang dikaitkan dengan ukuran kelompok diberi label kemalasan sosial (social loafing). Kemalasan sosial adalah kecenderungan bagi individu-individu untuk mengeluarkan sedikit upaya bila bekerja secara kolektif daripada bila bekerja secara individual. Penyebab kemalasan sosial ini kemungkinan disebabkan oleh keyakinan bahwa yang lainnya dalam kelompok tidak memikul bagian tanggung jawabnya secara adil.jika anda menyaksikan orang lain malas atau tidak pada tempatnya anda dapat menciptakan kesetaraan kembali dengan mengurangi upaya anda. Dengan kata lain, akan ada pengurangan efisiensi jika individu-individu mengira bahwa sumbangan mereka tidak dapat diukur. Riset mengenai ukuran kelompok menghantar kita pada dua kesimpulan : 1) kelompok-kelompok dengan jumlah anggota ganjil cendrung lebih disukai daripada kelompok dengan jumlah genap. 2) Kelompok yang terbentuk atas lima atau tujuh anggota melakukan tugas dengan baik, sebaik unsur-unsur terbaik dari kelompok kecil maupun kelompok besar