MAKALAH ETIKA PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI, TUGAS, DAN KEWENANGAN SANITARIAN “Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah etika profesi semester ganjil.” Dosen Pengampu: H. Heru Subaris Kasjono, S.K.M., M.Kes.
Disusun oleh:
Astri Andriani
(P07133113005) (P07133113005)
Dina Anendya Ary
(P07133113009) (P07133113009)
Fitriana Kusumaningsih
(P07133113012) (P07133113012)
Imam Muhsin Mubarok
(P07133113015) (P07133113015)
Mohammad Agung Noviyanto
(P07133113022) (P07133113022)
Mela Fitriani
(P07133113023) (P07133113023)
R. R. Aldoradibety
(P07133113030) (P07133113030)
Rika Nurul Rahmawati
(P07133113031) (P07133113031)
Yunita Amanah Dwi Rahayu
(P07133113040) (P07133113040)
KEMENTERIAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan taufik, hidayah, dan inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Standar Profesi, Profes i, Tugas, dan dan Kewenangan” dengan baik. Kami menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan selesai. Maka dari itu penyusun ingin menyampaikan terima kasih, khususnya kepada H. Heru Subaris Kasjono, S.K.M., M.Kes. selaku dosen mata kuliah Etika Profesi yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Etika Profesi semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai standar profesi, tugas, dan kewenangan tenaga sanitarian. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak mengalami kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, guna sempurnanya makalah selanjutnya.
Yogyakarta, 11 Desember 2014 Penyusun
2
DAFTAR ISI
halaman Halaman Judul........................................... ................................................................. ............................................ ...................................... ................
i
Kata Pengantar ............................................. .................................................................... ............................................. .................................. ............ ii Daftar Isi............................................ Isi................................................................... ............................................. ............................................ ........................ iii Bab I
Pendahuluan ........................................... ................................................................. ............................................ ........................... ..... 1 A. Latar Belakang ............................................ .................................................................. ...................................... ................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................... ................................................................. .................................. ............ 1 C. Tujuan .......................................... ................................................................ ............................................ ............................... ......... 1
Bab II
Tinjauan Pustaka ........................................... ................................................................. .......................................... .................... 2 A. Pengertian Tenaga Sanitarian ........................................... ........................................................... ................ 2 B. Pengertian Standar Profesi Tenaga Sanitarian .................................. .................................. 2 C. Pengertian Tugas Tenaga Sanitarian............................................ ................................................. ..... 2 D. Pengertian Kewenangan Tenaga Sanitarian ............................ ..................................... ......... 3
Bab III Pembahasan...................... Pembahasan............................................ ............................................ ............................................ ........................... ..... 4 A. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 373 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Sanitarian ........................................... ........................................... 4 B. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ............. 11 C. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian ........... 12 D. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan .......................................... ................................................................ ............................................ ........................ 16 Bab IV Penutup ............................ .................................................. ............................................ ............................................ ........................... ..... 20 A. Kesimpulan .......................................... ................................................................ ............................................ ........................ 20 B. Saran ............................................ .................................................................. ............................................ ............................... ......... 20 Daftar Pustaka ...................................................... ............................................................................ ............................................. ........................... .... 21
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, tuntutan mutu pelayanan kesehatan lingkungan tidak dapat dielakkan lagi. Peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada kesiapan seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Sanitarian harus mampu bersaing dengan profesi sanitarian dari negara lain. Untuk itu diperlukan adanya standar profesi sanitarian sebagai pedoman standarisasi bagi profesi sanitarian. Sanitarian adalah tenaga profesional di bidang kesehatan lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah, makanan, dan vektor penyakit pada kawasan perumahan, tempat-te mpat umum, tempat kerja, industri, transportasi, dan matra. Profesionalisme tenaga sanitarian ditunjukkan dengan perilaku tenaga sanitarian yang memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan standar pelayanan, mandiri, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, serta senantiasa mengembangkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja standar profesi tenaga sanitarian? 2. Apa saja tugas tenaga sanitarian? 3. Apa saja kewenangan/kompetensi yang dimiliki tenaga sanitarian?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui standar profesi tenaga sanitarian. 2. Mahasiswa dapat mengetahui tugas tenaga sanitarian. 3. Mahasiswa dapat mengetahui kewenangan/kompetensi yang dimiliki tenaga sanitarian.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tenaga Sanitarian
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian, tenaga sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan. Sedangkan di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian disebutkan bahwa sanitarian adalah tenaga profesional di bidang kesehatan lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah, makanan, dan vektor penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat kerja, industri, transportasi, dan matra.
B. Pengertian Standar Profesi Tenaga Sanitarian
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian, standar profesi tenaga sanitarian adalah batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga sanitarian untuk dapat melaksanakan pekerjaan sanitarian secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian, standar profesi sanitarian adalah suatu standar bagi profesi kesehatan lingkungan dalam menjalankan tugas profesinya untuk berperan secara aktif, terarah, dan terpadu dalam pembangunan kesehatan nasional.
C. Pengertian Tugas Tenaga Sanitarian
Tugas tenaga sanitarian adalah sesuatu yang wajib dilakukan sebagai seorang tenaga sanitarian.
5
D. Pengertian Kewenangan Tenaga Sanitarian
Kewenangan
sanitarian
adalah
kekuasaan
yang
dimiliki
oleh
sanitarian berdasarkan undang-undang atau peraturan, atau ijin/lisensi yang diterbitkan oleh suatu badan pemerintah untuk melakukan suatu usaha, kegiatan, aktivitas. Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan di bidang kesehatan lingkungan pada fasilitas pelayanan kesehatan.
6
BAB III PEMBAHASAN
Standar Profesi, Tugas, dan Kewenangan Tenaga Sanitarian A. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Sanitarian.
7
8
9
10
11
12
13
B. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
14
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya. Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain: 1. limbah cair 2. limbah padat 3. limbah gas 4. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah 5. binatang pembawa penyakit 6. zat kimia yang berbahaya 7. kebisinganyang melebihi ambang batas 8. radiasi sinar pengion dan non pengion 9. air yang tercemar 10. udara yang tercemar 11. makanan yang terkontaminasi Di dalam undang-undang ini tidak dijabarkan secara rinci mengenai standar profesi, tugas, dan kewenangan sanitarian.
C. Peraturan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Pekerjaan Tenaga Sanitarian.
Standar profesi tenaga sanitarian adalah batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh Tenaga sanitarian untuk dapat melaksanakan pekerjaan sanitarian secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi. Tenaga sanitarian dalam menjalankan pekerjaannya harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepadanya sesuai dengan standar profesi tenaga sanitarian.
15
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Untuk menjalankan pekerjaan di bidang kesehatan lingkungan pada fasilitas pelayanan kesehatan seorang tenaga sanitarian harus memiliki Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS). SIKTS merupakan bukti tertulis pemberian kewenangan kepada tenaga sanitarian (pasal 1). Lingkup pekerjaan tenaga sanitarian antara lain: 1. limbah cair 2. limbah padat 3. limbah gas 4. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah 5. binatang pembawa penyakit 6. zat kimia yang berbahaya 7. kebisingan yang melebihi ambang batas 8. radiasi sinar pengion dan non pengion 9. air yang tercemar 10. udara yang tercemar 11. makanan yang terkontaminasi. Secara umum, tugas/kewenangan/kompetensi tenaga sanitarian pada setiap ruang lingkup di atas adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan kualitas/kuantitas. 2. Perlindungan kesehatan masyarakat dari paparan. 3. Pemberdayaan masyarakat. Selain ruang lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas, setiap tenaga
sanitarian
yang
menjalankan
program
pemerintah
berwenang
melakukan pelayanan kesehatan lingkungan tertentu, meliputi: 1. Melakukan pemantauan dan manajemen risiko pelaksanaan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL).
16
2. Melakukan
pemantauan
pelaksanaan
Analisis
Dampak
Kesehatan
Lingkungan (ADKL). 3. Melakukan pemantauan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). 4. Melakukan pemantauan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). 5. Melakukan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal dan pesawat sesuai dengan Peraturan Kesehatan Internasional (IHR). 6. Melakukan pemantauan pelaksanaan Klinik Sanitasi dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pelayanan kesehatan program pemerintah selain tersebut di atas hanya dapat dilakukan oleh tenaga sanitarian yang dilatih khusus untuk program pemerintah. Bagi tenaga sanitarian yang melakukan pekerjaan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud di atas, harus memperoleh kewenangan tertulis dari yang berwenang. 1. Tugas/kewenangan/kompete Tugas/kewenangan/kompetensi nsi yang dimiliki Sanitarian meliputi:
a. Merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah tanggung jawabnya. b. Mengevaluasi secara komprehensif dengan memanfaatkan IPTEK untuk
menghasilkan
langkah-langkah
pengembangan
strategi
organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. c. Memecahkan permasalahan berkaitan dengan bidang sains, teknologi dan/atau
seni
kesehatan
lingkungan
melalui
pendekatan
multidisipliner. d. Melakukan
riset,
mengambil
keputusan
strategis,
dan
mengomunikasikan atas semua aspek yang terkait dengan kesehatan lingkungan dan berada di bawah tanggung jawabnya. 2. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Techn ical Sani Sani tari an Utama (Techn ), ), meliputi:
17
a. Melakukan pekerjaan dengan memanfaatkan IPTEK di bidang kesehatan
lingkungan
dan
beradaptasi
terhadap
situasi
dalam
menyelesaikan masalah. b. Memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan prosedural berdasar pengetahuan spesialis. c. Mengambil keputusan strategis di bidang kesehatan lingkungan berdasarkan analisis informasi berbasis data. d. Memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi dan mengembangkan kreatifitas yang inovatif dalam pengendalian masalah kesehatan lingkungan. 3. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Madya (Juni or Technica Technicall Sanitarian ), ), meliputi:
a. Melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan. b. Memilih metode pemecahan masalah kesehatan lingkungan dari beragam pilihan yang sudah baku baku maupun belum baku. baku. c. Melakukan analisis data terkait dengan kesehatan lingkungan. d. Melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan sendiri ataupun kelompok di lingkup tanggung jawab pengawasannya. e. Memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan prosedural dan inovatif secara komprehensif. f.
Melakukan
kerja
sama
dan
membuat
laporan
tertulis
secara
komprehensif. 4. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Pratama (Asisten Asisten Techn Techn ical Sani Sani tari an ), ), meliputi:
a. Melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan berdasar informasi yang diterima. b. Melaksanakan prosedur kerja kesehatan lingkungan yang tersedia. c. Melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan spesifik dengan penggunaan alat berdasar prosedur kerja. d. Melaksanakan
pekerjaan
kesehatan
pengawasan tidak langsung.
18
lingkungan
sendiri
dengan
e. Memecahkan masalah kesehatan lingkungan berdasar pengetahuan operasional. f.
Melaksanakan kerja sama dan komunikasi dalam lingkup kerjanya.
5. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Asisten Teknisi Operator Techni Techni cal cal Sanitar ian Sanitarian (Operator ), ), meliputi:
a. Melaksanakan satu tugas kesehatan lingkungan spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya. b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja kesehatan lingkungan yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.
D. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.
Perbedaan yang paling mencolok antara kewenangan tenaga sanitarian yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan dengan kewenangan tenaga sanitarian yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang
Penyelenggaraan
Pekerjaan
Tenaga
Sanitarian
adalah
kewenangan dalam hal pangan. Hal ini berarti kewenangan tenaga sanitarian kewenangan dalam hal pangan lebih luas jika dibandingkan dengan kewenangan dalam hal makanan dan minuman. mi numan. Setiap pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum wajib melakukan upaya penyehatan, pengamanan, dan pengendalian. Penyehatan lingkungan dilakukan terhadap media lingkungan berupa air, udara, tanah, pangan, serta sarana dan bangunan. 1. Penyehatan air a. Pengawasan kualitas air dilakukan paling sedikit melalui:
19
1) Surveilans 2) uji laboratorium 3) Analisis Risiko 4) rekomendasi tindak lanjut b. Pelindungan kualitas air dilakukan paling sedikit melalui: 1) KIE 2) pengembangan teknologi teknologi tepat guna 3) rekayasa lingkungan. c. Peningkatan kualitas air dilakukan paling sedikit melalui filtrasi, sedimentasi, aerasi, dekontaminasi, dan/atau disinfeksi. 2. Penyehatan udara a. Pemantauan kualitas udara dilakukan paling sedikit melalui: 1) Surveilans 2) uji laboratorium 3) Analisis Risiko 4) rekomendasi tindak lanjut. b. Pencegahan penurunan kualitas udara dilakukan paling sedikit melalui: 1) pengembangan teknologi teknologi tepat guna 2) rekayasa lingkungan 3) KIE. 3. Penyehatan tanah a. Pemantauan kualitas tanah dilakukan paling sedikit melalui: 1) Surveilans 2) uji laboratorium 3) Analisis Risiko 4) rekomendasi tindak lanjut b. Pencegahan penurunan kualitas tanah dilakukan paling sedikit melalui: 1) KIE 2) pengembangan teknologi teknologi tepat guna 3) rekayasa lingkungan. 4. Penyehatan pangan
20
a. Pengawasan kualitas higiene dan sanitasi pangan dilakukan paling sedikit melalui: 1) surveilans 2) uji laboratorium 3) Analisis Risiko 4) rekomendasi tindak lanjut b. Pelindungan kualitas higiene dan sanitasi pangan dilakukan paling sedikit melalui: 1) KIE 2) pemeriksaan kesehatan penjamah makanan 3) penggunaan alat pelindung diri diri 4) pengembangan teknologi teknologi tepat guna c. Peningkatan kualitas higiene dan sanitasi pangan dilakukan paling sedikit melalui: 1) KIE 2) rekayasa teknologi pengolahan pangan 5. Penyehatan sarana dan bangunan a. Pengawasan kualitas sanitasi sarana dan bangunan dilakukan paling sedikit melalui: 1) Surveilans 2) Analisis Risiko 3) rekomendasi tindak lanjut. b. Pelindungan kualitas sanitasi sarana dan bangunan dilakukan paling sedikit melalui: 1) KIE 2) pengembangan teknologi teknologi tepat guna. c. Peningkatan kualitas sanitasi sarana dan bangunan dilakukan paling sedikit melalui: 1) KIE 2) pengembangan teknologi teknologi tepat guna
21
Pengamanan
dilakukan
melalui
upaya
pelindungan
kesehatan
masyarakat, proses pengolahan limbah, dan pengawasan terhadap limbah. 1. Upaya pelindungan kesehatan masyarakat dilakukan untuk mewujudkan lingkungan sehat yang bebas dari unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, meliputi: a. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan b. zat kimia yang berbahaya c. gangguan fisika udara d. radiasi pengion dan non pengion e. pestisida. 2. Proses pengolahan limbah dilakukan terhadap limbah cair, padat, dan gas yang berasal dari permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. 3. Pengawasan terhadap limbah dilakukan terhadap limbah cair, padat, dan gas yang berasal dari lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Pengendalian dilakukan terhadap vektor dan binatang pembawa penyakit. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit meliputi pengamatan dan penyelidikan bioekologi, status st atus kevektoran, status s tatus resistensi, efikasi, pemeriksaan spesimen, pengendalian vektor dengan metode fisik, biologi, kimia, dan pengelolaan lingkungan, serta pengendalian vektor ter padu terhadap vektor dan binatang pembawa penyakit.
22
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Setiap tenaga sanitarian memiliki batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga sanitarian tersebut, sehingga tenaga sanitarian dapat melaksanakan pekerjaan sanitarian secara profesional. 2. Tenaga sanitarian bertindak sesuai dengan kewenangannya. 3. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki seorang sanitarian berbeda beda sesuai dengan jenjangnya.
B. Saran
1. Setiap tenaga sanitarian harus menguasai kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh tenaga sanitarian tersebut, sehingga tenaga sanitarian dapat melaksanakan pekerjaan sanitarian secara profesional. 2. Dalam menjalankan pekerjaannya, tenaga sanitarian harus bertindak sesuai dengan kewenangannya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.
(2007). Keputusan
Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Sanitarian. Jakarta. Sanitarian. Jakarta. Kementerian
Kesehatan
Kesehatan
Republik
Republik
Indonesia.
Indonesia
(2013). Peraturan
Nomor
32
Tahun
2013
Menteri tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Tenaga Sanitarian. Jakarta. Sanitarian. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta. Kesehatan. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan. Jakarta.
24