PELAYANAN PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
RS. BHAYANGKARA TK. III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
316/I/MDGS/2017
00
1/5
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
27 Januari 2017
Pengertian Tujuan
Ditetapkan Oleh : KARUMKIT BHAYANGKARA TK.III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
drg. SUGIYATO AKBP NRP 66050671 Pelayanan gawat darurat pada ibu hamil Menyelamatkan jiwa ibu dan bayi SK. Direktur Nomor : Skep/181/I/2017
Kebijakan
Pemberlakuan standar prosedur Operasional (SPO) di Rumah sakit Bhayangkara TK.III Anton Soedjarwo Pontianak I.
PENDAHULUAN
1) Perkenalkan diri petugas dan Identifikasi pasien. 2) Jelaskan pada pasien tindakan apa yang akan dilakukan. 3) Beri informasi, edukasi, informed choice dan informed
consent kepada pasien dan keluarga, tentang prosedur yang akan dilakukan pada pasien. Jika pasien tidak sadar terangkan pada keluarganya. 4) Dapatkan persetujuan tindakan medis. 5) Bantu dan usahakan pasien dan keluarganya siap secara
mental. Prosedur
6) Cek kemungkinan alergi dan riwayat medis yang diperlukan. 7) Siapkan contoh darah untuk pemeriksaan hemoglobin dan
golongan darah. PASIEN 1)
Mengatur posisi pasien menjadi litotomi
2) Cuci tangan 6 langkah 3) Bersihkan perut bawah dan lipat paha 4) Pasang infus dan siapkan kain alas bokong, penutup perut bawah dam sarung kaki serta larutan antiseptik 5) Kosongkan kandung kemih 6) Periksa
fungsi
dan
kelengkapan
peralatan
resusitasi
PELAYANAN PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL
RS. BHAYANGKARA TK. III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
316/I/MDGS/2017
00
2/5
kardiopulmoner (termasuk oksigen dan regulator) 7) Instrumen dan medikamentosa PENOLONG 1) Topi, masker, kacamata pelindung, pelapis plastik (apron), baju dan alas kaki kamar tindakan 2) Sarung tangan DTT/Steril 3) Instrumen 4) Kala II sedang berlangsung BAYI 1) Instrumen dan medikamentosa untuk resusitasi neonatus 2) Oksigen dan regulator II. TINDAKAN 1) Pakai sarung tangan DTT atau steril 2) Desinfeksi genetalia eksterna 3) Lakukan episiotomi secukupnya 4) Lakukan manuver McRobert’s a) Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya. Minta dua asisten untuk membantu ibu b) Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke
arah
bawah
(ke
arah
anus
ibu)
untuk
menggerakkan bahu anterior di bawah simfisis pubis. Hindari tekanan yang berlebihan pada kepala bayi karena mungkin akan melukainya c) Secara bersamaan mintalah salah satu asisten untuk memberikan sedikit tekanan suprapubis ke arah bawah dengan lembut. Jangan lalukan dorongan pada fundus, karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa menyebabkan ruptura uteri 5) Jika bahu tetap tidak lahir, lakukan manuver Massanti dengan : Tangan diatas simfisis dan menekan kearah dada (mengecilkan diameter bahu) tidak berlawanan.
PELAYANAN PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL
RS. BHAYANGKARA TK. III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
316/I/MDGS/2017
00
3/5
6) Jika bahu tetap tidak lahir, lakukan manuver Rubin dengan : Masukkan tangan penolong pada bahu depan sampai skapula dan bahu ditekan kearah dada untuk dibebaskan. 7) Jika bahu belum lahir, lakukan manuver Crorksrew Woods dengan: a) Masukkan dua jari tangan di bagian depan bahu belakang untuk mengeluarkan bahu belakang janin b) Minta asisten untuk melakukan penekanan supra simfisis ke arah bawah c) Memutar bahu belakang bayi dengan kedua jari tangan penolong kearah depan sehingga lahir bahu belakang, d) Masih diikuti dengan penekanan supra simfisis ke arah bawah, dilakukan putaran berlawanan dengan arah putaran pertama sehingga akan menyebabkan bahu depan dapat melewati simfisis. 8) Manuver Schwarts & Dixon a) Masukkan tangan penolong pada bahu belakang dimulai dari scapula, humerus sampai fossa cubitti b) Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melewati dada dan kepala bayi atau seperti mengusap muka bayi) kemudian tarik hingga bahu belakang dan seluruh lengan belakang dapat dilahirkan. c) Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu dan lengan belakang dilahirkan. d) Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang ke depan (jangan menarik lengan bayi tetapi dorong bahu posterior) dan putar bahu depan ke belakang (mendorong
anterior
bahu
depan
dengan
jari
telunjuk dan jari tengah operator) mengikuti arah
PELAYANAN PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL
RS. BHAYANGKARA TK. III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
316/I/MDGS/2017
00
4/5
punggung
bayi
sehingga
bahu
depan
dapat
dilahirkan. 9) Melakukan manajemen aktif kala III 10) Perhatikan pendarahan yang terjadi dan eksplorasi kemungkinan laserasi jalan lahir. Jika terjadi laserasi/luka episiotomi lakukan penjahitan. 11) Dekontaminasi
alat
dan
pencegahan
infeksi
pasca
tindakan. III. PASCA TINDAKAN 1) Asuhan kala IV 2) Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas DEKONTAMINASI 1) Sementara masih menggunakan sarung tangan, masukkan bahan dan instrument yang akan dipergunakan lagi kedalam wadah yang mengandung klorin 0,5% 2) Buang bahan habis pakai kedalam tempat sampah yang tersendiri, mengandung larutan klorin 0,5% 3) Bersihkan bagian-bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh dengan klorin 0,5% 4) Bersihkan sarung tangan dengan klorin 0,5%, kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut. CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN 1) Setelah melepas sarung tangan, cuci kembali tangan sampai siku dengan sabun dibawah air mengalir 2) Keringkan tangan dengan handuk/tissue yang bersih PERWATAN PASCA TINDAKAN 1) Periksa kembali tangan vital pasien, segera lakukan tindakan dan isntruksi bila diperlukan 2) Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan didalam kolom yang tersedia pada cacatan medis penderita. 3) Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting yang memerlukan pengawasan ketat.
PELAYANAN PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL
RS. BHAYANGKARA TK. III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
No. Dokumen :
No. Revisi :
Halaman :
316/I/MDGS/2017
00
5/5
4) Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selsai dilaksananakan dan masih perlu melakukan perawatan. 5) Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan perawatan apa yang masih perlu dilakukan, lama perawatan, serta laporkan pada petugas
jika ada keluhan gangguan
pasca tindakan. 6) Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi perawatan dan pengobatan serta laporkan segera bila pada pemantauan lanjut ditemukan perubahan-perubahan yang ditulis dalam catatan pasca tindakan. 7) Pendokumentasian Unit Terkait
Ruang Bersalin