PENANGANAN PERDARAHAN POST PARTUM PRIMER No. Dokumen : No. Revisi SOP
BPM MARLINA RAMAYANA
:0
TanggalTerbit TanggalTerbit : 01/12/2016 Halaman
:1/1
Marlina Ramayana, AM.KEB
Ditetapkan : 01/12/2016 1. Pengertian
Memberikan
pertolongan
perdarahan
pervaginam
setelah
melahirkan lebih dari 500cc atau perdarahan disertai dengan gejaladan tanda-tanda syok, 2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan Stabilisasi kondisi pasien,
3. Kebijakan
Surat Keputusan Pimpinan BPM Marlina Ramayana tentang Pelayanan Klinis.
4. Prosedur
1. Setelah plasenta plasenta dan selaput ketuban dilahirkan, lakukan lakukan messase uterus supaya berkontraksi (selama maksimal 15 detik) untuk mengeluarkan gumpalan darah. Sambil melakukan messase fundus uteri, periksa plasentadan selaput ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap, 2. Jika
perdarahan
terus
terjadi
dan
uterus
teraba
berkontraksi baik , berikan 10 unit oksitosin IM, 3. Jika kandung kandung kemih ibu bisa dipalpasi, pasang pasang kateter ke dalam kandung kemih, 4. Periksa laserasi pada perineum, vagina dan serviks dengan seksama seksama menggunkan lampu yang terang. Jika sumber perdarahan sudah di 5. identifikasi, klem dengan forcep uteri dan jahit laserasi dengan menggunakan anastesi local (lidocan 1%), 6. Jika uterus mengalami atoni atau perdarahan terus terjadi. Berikan messase uterus untuk mengeluarkan
gumpalan darah, 7. Periksa lagi apakah plasenta utuh, usap vagina dan ostium serviks untukmenghilangkan jaringan plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal, 8. Jika kandung kemih ibu bisa dipalpasi,pasang kateter kedalam kandung kemih. 9. Lakukan kompresi bimanual internal maksimal 5 menit atau hingga perdarahan bisa dikendalikan dan uterus berkontraksi dengan baik, 10. Anjurkan
keluarga
untuk
memulai
persiapan
kemungkinan rujukan, 11. Jika
perdarahan
dapat
dikendalikan
dan
uterus
berkontraksi dengan baik : a. Teruskan kompresi bimanual selama 1-2menit atau lebih b. Keluarkan tangan dari vagian vagian dengan dengan hati-hati c. Pantau kala 4 persalianan persalianan dengan dengan seksama, seksama, termasuk sering melakukan massase uterus untuk memeriksa atoni, mengmati perdarahan dari vagina, tekanan darah dan nadi 12. Jika perdarahan tidak
terkendali dan uterus
tidak
berkontraksi dalam waktu 5 menit setelah dimulainya kompresi bimanual pada uterus maka keluarkan tangan dari vagian dengan hati-hati, 13. Jika tidak ada hipertensi pada ibu, berikan metergin 0,2 mg IM 13.Mulai IV ringer laktat 500cc + 20 unit oksitosin menggunakan jarum berlubang besar (16/18 G) dengan teknik aseptic.berikan 500 cc pertama secepat mungkin dan teruskan dengan RL kesua + 20 unit Oksitosin yang kedua, 14. Jika uterus tetap atoni dan atau perdarahan terus berlangsung, 15. Ulangi kompresi bimanual internal,
16. Jika uterus berkontraksi, lepaskan tangan anda perlahanlahan dan pantau kala 4 persalianan dengan cermat, 17. Jika uterus tidak berkontraksi, rujuk segera dimana operasi bisa dilakukan, 18. Bila perdarahan tetap berlangsung dan kontraksi uterus tetap tidak ada, maka kemungkinan terjadi rupture uteri (syok cepat terjaditidak sebanding dengan darah yang nampak keluar, abdomen teraba keras dan fundus uteri mulai baik), lakukan kolaborasi denagn OBSGYN. 19. Bila kompresi bimanual tidak berhasil be rhasil cobalah kompresi aorta, cara ini dilakukan pada keadaan darurat sementara penyebab perdarahan sedang dicari, 20. Perkirakan jumlah darah yang keluar dan cek dengan teratur denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah, 21. Buat catatan yang seksama tentang semua perilaku tndakan yang dilakukan dan pengobatan yang dilakukan,
6.Unit terkait
1. BPM 2. Rumah Sakit Rujukan
2/2