dr. Lusi Dewina NIP. 197612212009022001 197612212009022001
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan.
Ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur disebabkan oleh adanya faktor- faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada polihidramnion, inkompeten serviks, dan solusio plasenta.
Sebagai B. Tujuan
acuan
dalam
penatalaksanaan penatalaksanaa n
KPD
dan
mencegah
terjadinya komplikasi untuk semua pasien yang menderita KPD yang datang di Unit Pelayanan Umum Puskesmas Silungkang.
C. Kebijakan D. Referensi
Permenkes no 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
E. Prosedur
1. Pada anamnesis, hal-hal yang perlu digali adalah menentukan usia kehamilan, adanya cairan yang keluar dari vagina, warna cairan yang keluar dari vagina, dan adanya demam.
2. Pemeriksaan fisik a. Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di vagina. Pastikan bahwa cairan tersebut adalah cairan amnion dengan memperhatikan bau cairan ketuban yang khas. b. Jika tidak ada cairan amnion, dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengejan c. Tidak ada tanda inpartu d. nilai adanya tanda-tanda tanda-tanda infeksi pada ibu dengan mengukur suhu tubuh (suhu ≥ 380C).
KETUBAN PECAH DINI (KPD) No. Kode
SOP DINKESSOS KOTA SAWAHLUNTO Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Silungkang
3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan pH vagina (cairan ketuban) dengan kertas lakmus (Nitrazin test) dari merah menjadi biru.
b.
Pemeriksaan mikroskopis tampak gambaran pakis yang mengering pada sekret serviko vaginal. c. Pemeriksaan darah rutin, leukosit > 15.000/mm3. 4. Penatalaksanaan a. Pembatasan aktivitas pasien b. Apabila belum in partu berikan eritromisin 4 x 250 mg selama 10 hari c. Apabila sudah in partu segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis obstetri dan ginekologi.