Tata Laksana Terapi Hiperurisemia Dan GoutDeskripsi lengkap
Full description
SOPDeskripsi lengkap
pkmFull description
SELFFull description
sopFull description
Sop Tertib AdministrasiFull description
statement of purpose
SOPFull description
HIPERURISEMIA
S O P
No. Dokumen No. Revisi Tanggal Terbit Halaman
: SOP/UKP/III/ /2017 : 00 : 10 Januari 2017 :1/4
UPTD PUSKESMAS PONED BALOWERTI
1.
Pengertian
dr Henry Mulyono NIP.19750509 NIP.1975 0509 200212 1 012
Hiperurisemia Hiperurisem ia adalah kondisi kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,0 mg/dl pada pria dan pada wanita 6 mg/dl. Hiperurisemia dapat terjadi akibat meningkatnya produksi ataupun menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya. Gout
adalah radang sendi yang diakibatkan deposisi kristal monosodium
urat pada jaringan sekitar sendi. 2.
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah – – langkah untuk pemeriksaan pasien dengan hiperurisemia.
3.
Kebijakan
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas PONED Balowerti Nomor 56 Tahun 2017 tentang layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan
.
Referensi
Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/514/2015 HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5.
Alat dan bahan
6.
Prosedur
5.1 Anamnesis 1. Bengkak pada sendi. 2. Nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada malam hari. 3. Bengkak disertai rasa panas dan kemerahan. 4. Demam, menggigil, dan nyeri badan. 5.2 Faktor Resiko 1. Usia dan jenis kelamin 2. Obesitas 3. Alkohol 4. Hipertensi
5. Gangguan fungsi ginjal 6. Penyakit-penyakit metabolik 7. Pola diet 8. Obat: aspirin dosis rendah, diuretik, obat-obat TBC 5.3 Pemeriksaan Fisik Arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya melibatkan sendi metatarsophalang 1 atau sendi tarsal lainnya. Sendi yang mengalami inflamasi tampak kemerahan dan bengkak. 5.4 Pemeriksaan Penunjang 1. X ray: Tampak pembengkakan asimetris pada sendi dan kista subkortikal tanpa erosi 2. Kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl. 5.5 Penegakan Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan untuk diagnosis definitif gout arthritis adalah ditemukannya kristal urat (MSU) di cairan sendi atau tofus. Gambaran klinis hiperurisemia dapat berupa: 1. Hiperurisemia asimptomatis Keadaan hiperurisemia tanpa manifestasi klinis berarti. Serangan arthritis biasanya muncul setelah 20 tahun fase ini. 2. Gout arthritis , terdiri dari 3 stadium, yaitu: a. Stadium akut b. Stadium interkritikal c. Stadium kronis 3. Penyakit Ginjal 5.6 Tatalaksana 1. Mengatasi serangan akut dengan segera Obat: analgetik, kolkisin, kortikosteroid a. Kolkisin (efektif pada 24 jam pertama setelah serangan nyeri sendi timbul. Dosis oral 0,5-0.6 mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg. b. Kortikosteroid sistemik jangka pendek (bila NSAID dan kolkisin tidak berespon baik) seperti prednisone 2-3x5 mg/hari selama 3 hari c. NSAID seperti natrium diklofenak 25-50 mg selama 3-5 hari
2. Program pengobatan untuk mencegah serangan berulang
Obat: analgetik, kolkisin dosis rendah
3. Mengelola hiperurisemia (menurunkan kadar asam urat) dan mencegah komplikasi lain
a. Obat-obat penurun asam urat Agen penurun asam urat (tidak digunakan selama serangan akut). Pemberian Allupurinol dimulai dari dosis terendah 100 mg, kemudian bertahap dinaikkan bila diperlukan, dengan dosis maksimal 800 mg/hari. Target terapi adalah kadar asam urat < 6 mg/dl.
b. Modifikasi gaya hidup • Minum cukup (8-10 gelas/hari). • Mengelola obesitas dan menjaga berat badan ideal. • Hindari konsumsi alkohol • Pola diet sehat (rendah purin)