SOP PENYAKIT GANGGUAN SOMATOFORM No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : Ia Solihat, S.ST
PUSKESMAS PARIGI 1. PENGERTIAN
2. TUJUAN 3. KEBIJAKAN 4. REFERENSI 5. ALAT DAN BAHAN
6. PROSEDUR
Gangguan somatoform merupakan suatu kelompok kelaian psikiatrik yang manifestasinya dapat berupa berbagai gejala fisik yang dirasakan signifikan oleh pasien namun tidak ditemukan penyebabnya secara medis. Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penyakit gangguan somatoform di Puskesmas Parigi SK Kepala Puskesmas No. tentang pelayanan klinis Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer , Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 1. 2. 3. 4. 5. 6.
ATK Buku status pasien Tensimeter Thermometer Stetoskop Lampu senter
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Petugas melakukan tindakan asepsis dan antisepsis Petugas menerima status pasien dari ruang TTV Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dr loket pendaftaran Petugas memeriksa kelengkapan hasil pemeriksaan TTV Petugas mengarahkan pasien untuk pemeriksan dokter Dokter melakukan anamnesa Keluhan atau gejala fisik berulang. Dapat disertai dengan permintaan pemeriksaan medis Hasil pemeriksaan medis tidak menunjukkan adanya kelainan yang dapat menejalskan keluhan tersebut. Onset dan kelanjtan dari keluhan berhubungan erat dengan peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan atau konflik-konflik Pasien biasanya menolak upaya untuk membahas kemungkinan adanya penyebab psikologis Dapat terlihat perilaku mencari perhatian terutama pad apsien yang tidak puas karena tidak berhasil membujuk dokter mnenerima persepsinya bahwa keluhan yang dialaminya merupakan penyakit fisik dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. 7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang didapat adalah : Tidak ada pemeriksaan fisik dan peemriksaan penunjang yang spesifik yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis gangguan somatoform.
8. Bila diperlukan tindakan dan instruksi lebih lanjut pasien dapat di rujuk ke Rumah sakit dengan memberikan surat rujukan dan bila menolak harus tandatangan inform consent penolakan. 9. Dokter memberikan rujukan bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama, jika terajdi komplikasi seperti distress system pernafasan, dan rujukan ditujukan ke dokter spesialis saraf. 10. Dokter menegakkan diagnosa yaitu tetanus 11. Dokter memberikan penjelasan tentang diagnose pasien yaitu Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan
12. Pasien diberikan terapi dan resep sesuai dengan penyakitnya : Penatalaksanaan
7. UNIT TERKAIT
8. DOKUMEN TERKAIT
Loket Poli BPU Poli anak Poli Gigi Laboratorium Apotik 1. 2. 3. 4. 5.