Gangguan somatisasi
Gangguan konversi
Hipokondriasis
Body dysmorphic disorder
Gangguan nyeri
Kaitan serotonin
Berkomorbiditas dengan depresi
Konsep stereotipik
Kecantikan atau keindahan yang dianut dalam keluarga atau kultur tertentu
Model psikodinamik
Pemindahan konflik sesual atau emosional pada bagian tubuh lain yang tidak terkait
Respon baik terhadap obat-obatan yang bekerja pada serotonin
Terjadi melalui mekanisme defens represi, disosiasi, distorsi, simbolisasi dan proyeksi
La belle indifference
Sikap angkuh yang tidak sesuai terhadap gejala serius yang dialami
Identifikasi
Secara tidak disadari meniru gejala dari seseorang yang bermakna bagi dirinya
Keuntungan primer
Peroleh keuntungan dengan mempertahankan konflik internal di luar kesadarannya
Keuntungan sekunder
Peroleh keuntungan nyata dengan menjadi sakit
Gejala sensorik
Timbul anestesi dan parestesi terutama pada ekstremitas
Semua modilitas sensoris dpt terkena
Gejala motorik
Gerak abnormal, gangguan gaya berjalan, kelemahan dan paralisis
Gerakan memburuk bila mendapat perhatian
Gejala bangkitan
Sulit membedakan pseudo-seizure dengan bangkitas sebenar
Pseudo-seizure tergigit lidah, inkontinensia urin, cedera krn jatuh, refleks tercekik dan pupil bertahan, tidak terjadi peningkatan konsentrasi prolaktin pasca bangkitan
Distribusi tidak sesuai penyakit saraf pusat mau pun tepi
Paling sering adalah paralisis dan paresis
Faktor psikoanalitik
Disebabkan oleh represi konflik-konfik intrapsikik yang tidak disadari
Konversi dari kecemasan ke gejala fisik
Teori pembelajaran
Gejala yang dipelajari sejak masa anak digunakan sebagai coping dalam situasi tidak disukainya
Faktor biologis
Hipometabolisme pada hemisfer dominan dan hipermetabolisme pada hemisfer nondominan terganggu komunikasi
Faktor psikodinamik
Nyeri sebagai cara peroleh cinta, hukuman, dan menebus rasa bersalah
Mekanisme defensi yang digunakan adalah pemindahan (displacement), substitusi dan represi
Faktor perilaku
Perilaku nyeri diperkuat apabila dihargai dan dihambat apabila diabaikan atau diberi hukuman
Faktor interpersonal
Sebagai sarana untuk memanipulasi dan memperoleh keuntungan dalam hub. Interpersonal
Faktor biologis
Adanya abnormalitas struktur limbik dan sensorik atau kimiawi
Keuntungan merupakan hal terpenting pd pasien dgn gangguan nyeri
Defisiensi endorfin berhubungan dengan peningkatan stimulus sensorik
Faktor psikososial
Gangguan ini merupakan bentuk komunikasi sosial yang bertujuan untuk menghindari kewajiban, mengekspresi emosi atau menyimbolkan perasaan.
Faktor biologis
Ada transmisi genetik
10-20% wanita turunan pertama
Kembar monozigot 29% dan dizigot 10%
Gambaran Klinis
Yakin bahwa mereka menderitai penyakit serius yang belum bisa dideteksi
Mempertahankan keyakinan bahwa dirinya menghidap suatu penyakit
Dengan berjalannya waktu, keyakinan beralih ke penyakit lain
Keyakinan bertahan walalunpun hasil laboratorium negatif, jinaknya perjalanan penyakit yang dicurigai, dan penentraman dari dokter
Namun, keyakinan tidak sampai bertaraf waham.
DSM-IV-TR mengatakan bahwa gangguan harus sudah berlangsung sekurangnya 6 bulan
Keadaan hipokondrial sesaat dapat saja terjadi setelah adanya tekanan berat
Keadaan yang berlangsung < 6 bulan harus didiagnosis sebagai gangguan somatoform yang tidak tergolongkan
Diagnosis
Diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR adalah seperti berikut :
Preokupasi dengan ketakutan atau ide bahwa seseorang mempunyai penyakit serius berdasarkan interpretasi yang salah terhadap gejala-gejala tubuh.
Preokupasi menetap meskipun telah dilakukan evaluasi medis dan penentraman.
Keyakinan pada kriteria A tidak mempunyai intensitas waham (seperti ggn waham, jenis somatik) dan tidak terbatas pada kepedulian tentang penampilan seperti pada body dysmorphic disorder
Preokupasi menimbulkan penderitaan bermakna secara klinis atau hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan fungsi penting lainnya.
Lamanya gangguan sekurangnya 6 bulan
Preokupasi bukan disebabkan karena gangguan cemas menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif, gangguan panik, episode depresif, cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lain
Perjalanan penyakit
Episodik
Berbulan-bulan sampai tahunan dan dipisahkan periode tenang yg sama lamanya
Asosiasi kuat antara kekambuhan dengan stresor psikosial
Prognosis baik
Status sosial ekonomi tinggi
Pengobatan terhadap cemas dan depresi responsif
Awitan gejalan yg mendadak
Tidak ada gangguan keperibadian
Tidak ada kondisi medik nonpsikiatrik yg terkait
Etiologi
Pasien memiliki skema kognitif yang salah dan salah menginterpretasi sensasi fisik
Dari sudut model pembelajaran sosial :
Menghindari kewajiban berat
Menunda tantangan yang tidak dikehendaki
Teori lain (varian gangguan lain seperti depresi dan cemas)
Teori psikodinamik :
Dorongan agresivitas dan permusuhan yang ditujukan kepada orang lain dipindahkan ke dalam keluhan somatik.
Dari sudut pertahanan terhadap rasa bersalah dan tanda kepedulian berlebihan terhadap diri sendiri
Hipokondriasis didefinisikan sebgai seseorang yang berpreokupasi dengan ketakutan atau keyakinan menderita penyakit yang serius.
Awitan dapat terjadi di segala usia (tersering 20-30 tahun)
HIPOKONDRIASIS
Gambaran klinis lain
Diagnosis
Kriteria diagnosis menurut DSM-IV-TR :
Satu atau lebih gejala yang melibatkan fungsi motorik volunter atau sensorik yang diperkirakan suatu kondisi neurologis atau kondisi umum medik lainnya.
Faktor psikologis dinilai berkaitan dengan gejala permulaan atau eksaserbasi gejala didahului oleh konflik atau stresor lainnya.
Gejala tidak dengan sengaja dibuat atau berpura-pura.
Gejala setelah setelah cukup penelusuran, tidak dapat secara penuh dijelaskan sebgai kondisi medik umum, atau sebagai akibat langsung dari zat atau secara kultural sebagai perilaku atau pengalaman penebusan.
Gejala menyebabkan penderitaan atau hendaya yang bermakna secara klinis di bidang sosial, pekerjaan atau fungsi lain atau menuntut evaluasi medis.
Gejala tak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan bukan karena gangguan mental lainnya.
Perjalanan penyakit dan prognosis
90-100% membaik dalam waktu beberapa hari sampai < sebulan
75% tidak pernah mengalami gangguan ini lagi
25% mengalami episode tambahan saat mengalami tekanan
Prognosis baik
Awitan mendadak
Ada stressor bermakna
Riwayat pramorbid baik
Tidak ada komorbid
Tidak ada proses hukum sedang berlangsung
Terapi
Psikoterapi suportif
Hipnosis, anticemas, dan terapi relaksasi sangat efektif
Terapi
Psikoterapi kelompok
Dukungan interaksi sosial sehingga menurunkan kecemasan
Psikoterapi individu
Beriorentasi tilikan, terapi perilaku, terapi kognitif dan hipnosis
Pemeriksaan fisik terjadwal
Menenangkan pasien
Dokter tidak meninggalkannya
Keluhan ditangani dengan serius
Farmakoterapi (berkomorbiditas dengan gangguan lain)
BODY DYSMORPHIC DISORDER
Pasien mempunyai perasaan bahwa beberapa aspek penampilannya buruk padahal penampilannya normal atau nyaris baik.
Ketakutan ini sulit diredakan dengan menentraman atau pujian.
Menurut DSM-IV-TR adalah adanya nyeri yang merupakan keluhan utama, dan menjadi fokus perhatian klinis.
Lebih sering pada wanita
Awitan pada usia 40an dan 50an
Terapi
Farmakoterapi
SSRI – paling efektif
Amfetamin – efek analgetik & bermanfaat (dosis harus di pantau)
Psikoterapi
Perjalanan penyakit & prognosis
Nyeri muncul tiba-tiba
Derajat keparahan meningkat dalam beberapa minggu/bulan
Prognosis bervariasi
Diagnosis
Diagosis berdasarkan DSM-IV-TR :
Nyeri pada satu tempat anatomis/lebih yang merupakan fokus utama dari manifestasi klinis dan cukup untuk dijadikan perhatian klinis.
Nyeri menyebabkan penderitaan klinis bermakna atau hendaya di bidang sosial, pekerjaan, dan fungsi penting lainnya.
Faktor psikologi berperan penting dalam awitan, keparahan, eksaserbasi, atau bertahannya nyeri.
Gejala/defisit tidak dibuat sengan sengaja/berpura-pura
Nyeri tidak dapat dijelaskan sebagai akibat gangguan suasan perasaan (mood), cemas, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria unutk diparunia.
Gambaran klinis
Merupakan sekumpulan orang yg bersifat heterogen dengan nyeri pinggang bawah, sakit kepala, dan nyeri lain-lainya.
Memiliki riw. Panjang perawatan medis dan pembedan
Kunjungi banyak dokter, minta banyak obat
Berpreokupasi dgn rasa nyeri & menyalahkan hal itu sbg sumber kesengsaraan
Menyangkal ada sumber lain sbg penyebab emosi disforik
Gejala depresi menonjol (anergia, anhedonia, menurun libido, insomnia, iritabel)
Variasi diurnal, penurunan BB, retardasi psikomotor jarang
GANGGUAN NYERI
Terapi
Obat bekerja pada serotonin (klomipramin dan fluoksetin)
Pemberian antidepresan trisiklik
Penghambat monoamin oksidase dan pimozide (Orap)
Pemberian farmakoterapi dan psikoterapi yg memadai pada gangguan mental lain yang menyertai.
Perjalanan penyakit
Bertahap
Kepedulian terhadap bagian tubuh semakin menjadi-jadi mencari bantuan medis/operasi
Dapat bersifat kronik jika tidak diobati
Epidemiologi
Awitan usia 15 hingga 30 tahun
Lebih banyak pada wanita
Umumnya tidak menikah
Gangguan ini biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan mental lain.
90 % mengalami 1 episode depresi berat dalam hidup
70% mengalami gangguan cemas
30 % mengalami gangguan psikotik
Etiologi
Gambaran klinis
Keprihatinan umumnya adalah kekurangan pada wajah
Pria : hasrat untuk membesarkan otot tubuh
Waham rujukan tentang orang-orang memperhatikan cacat tubuhnya
Sering bercermin
Menghindari benda yang dapat menimbulkan efek seperti cermin
Usaha menyembunyikan bagian tubuh yg dianggap mempunyai deformitas
Penghindaraan kontak sosial dan pekerjaan (1/3 tidak mahu keluar rumah)
1/5 berusaha bunuh diri
Berkomorbid (depresi, ggn cemas)
Ciri keperibadian obsesif-kompulsif, skizoid, narsistik
Diagnosis
Diagnosis menurut DSM-IV-TR
Preokupasi dengan cacat yang dikhayalkan. Bila terdapat abnomali fisik ringan, keprihatinan sangat berlebihan
Preokupasi mengakibatkan penderitaaan dan hendaya yang sevara klinis bermakna di bidang sosial, pekerjaan atau fungsi lain
Preokupasi bukan karena gangguan mental lain (cth : ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada aneroksia nervosa)
Gambaran klinis
Etiologi
Epidemiologi
Sering pada wanita (2:1 sampai 10:1)
Onset boleh terjadi kapan pun
Gangguan banyak terjadi pada golongan pendesaan
Sering berkomorbiditas dengan ggn depresi, skizofrenia
Etiologi
Epidemiologi
Prevalensi :
Wanita – 0.2-2%
Laki-laki – 0.2%
Rasio W:P adalah 5:1
Awitan sebelum 30 tahun, biasanya usia remaja.
Gangguan yang dicirikan dengan gejala somatik yang banyak yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan pemeriksaan fisik maupun laboratorium.
Bersifat kronis
Berkaitan dengan stresor psikologi bermakna
Adanya perilaku mencari pertolongan medis berlebihan
GANGGUAN SOMATISASI
Etiologi
Istilah somatoform berasal dari bahasa Yunani (Soma = tubuh)
Merupakan kelompok besar dari berbagai gangguan yang komponen utama dari tanda dan gejala tubuh
Mencakup interaksi tubuh – pikiran (body – mind)
Pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak menunjukkan kaitan dengan keluhan
Gangguan somatoform
Pembimbing : dr. Agung SpKJ
Gambaran klinis
Banyak keluhan somatik dan riwayat medik yang panjang dan rumit
Pasien beranggapan bahwa dirinya menderita sakit sepanjang hidupnya.
Gejala yang sering dikeluhkan : mual, muntah, sulit menelan, sakit pada lengan & tungkai, nafas pendek, komplikasi kehamilan, amnesia, dan menstruasi
Diagnosis
Kriteria diagnosis gangguan somatisasi berdasarkan DSM IV :
A. Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun, terjadi selama periode lebih dari beberapa tahun dan menyebabkan pencarian pengobatan atau hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lainnya.
Gangguan konversi adalah gangguan pada fungsi tubuh yang tidak sesuai denga konsep anatomi dan fisiologi dari sistem saraf pusat dan tepi.
Khas terjadi adanya stress dan memunculkan disfungsi berat
Kumpulan gejala saat ini disebut dgn gangguan konversi dengan gangguan somatisasi histeria, reaksi konversi, reaksi disosiatif
GANGGUAN KONVERSI
Terapi
Penangan sebaiknya dengan 1 dokter dengan interval 1 bulan
Psikoterapi – mengatasi gejala, ekspresikan emosi yang mendasari, mengembangkan strategi alternatif untuk mengungkapkan perasaan.
Psikofarmakologi dianjurkan apabila terdapat gangguan lain (komorbid) tetapi harus dengan pengawasan ketat
Penderitaan psikologik dan masalah interpersonal menonjol (cemas & depresi)
Ancaman bunuh diri sering
Mengungkap keluhan secara dramatik, dengan muatan emosi & berlebihan
Biasanya tampak mandiri, terpusat pada dirinya, haus penghargaan dan pujian
Manipulatif
C. Salah satu dari 1) atau 2)
Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria, B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang di kenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)
Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan social atau pekerjaan yang ditimbulkan adalah melebihi apa yang diperkirakan dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat- buat (sepertiga gangguan buatan atau pura-pura).
B. Tiap kriteria berikut harus terpenuhi :
4 gejala nyeri : sekurangnnya empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)
2 gejala gastrointestinal : sekurangnya dua gejala selain nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama masa kehamilan diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)
Perjalanan penyakit dan prognosis
Periode keluhan yang ringan (9-12 bulan)
Gejala yang berat dan pengembangan dari keluhan baru (6-9 bulan)
Sebelum 1 tahun pasien sudah mencari pertolongan medis
Peningkatan tekanan kehidupan mengakibatkan eksaserbasi
1 gejala seksual : sekurangnya satu gejala seksual atau reproduksi selain nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).
1 gejala pseudoneurologis : sekurangnya satu gejala atau defisit pseudoneurologi yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis, sulit menelan, retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang : gejala disosiatif seperti amnesia ; atau hilangnya kesadaran selain pingsan).
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
7/10/2013
#
Click to edit Master title style
7/10/2013
#
Disebabkan oleh represi konflik-konfik intrapsikik yang tidak disadari
Konversi dari kecemasan ke gejala fisik
Faktor psikoanalitik
Gejala yang dipelajari sejak masa anak digunakan sebagai coping dalam situasi tidak disukainya
Teori pembelajaran
Hipometabolisme pada hemisfer dominan dan hipermetabolisme pada hemisfer nondominan terganggu komunikasi
Faktor biologis
Timbul anestesi dan parestesi terutama pada ekstremitas
Semua modilitas sensoris dpt terkena
Distribusi tidak sesuai penyakit saraf pusat mau pun tepi
Gejala sensorik
Gerak abnormal, gangguan gaya berjalan, kelemahan dan paralisis
Gerakan memburuk bila mendapat perhatian
Paling sering adalah paralisis dan paresis
Gejala motorik
Sulit membedakan pseudo-seizure dengan bangkitas sebenar
Pseudo-seizure tergigit lidah, inkontinensia urin, cedera krn jatuh, refleks tercekik dan pupil bertahan, tidak terjadi peningkatan konsentrasi prolaktin pasca bangkitan
Gejala bangkitan
Gangguan somatisasi
Gangguan konversi
Hipokondriasis
Body dysmorphic disorder
Gangguan nyeri
Gangguan ini merupakan bentuk komunikasi sosial yang bertujuan untuk menghindari kewajiban, mengekspresi emosi atau menyimbolkan perasaan.
Faktor psikososial
Ada transmisi genetik
10-20% wanita turunan pertama
Kembar monozigot 29% dan dizigot 10%
Faktor biologis
Nyeri sebagai cara peroleh cinta, hukuman, dan menebus rasa bersalah
Mekanisme defensi yang digunakan adalah pemindahan (displacement), substitusi dan represi
Faktor psikodinamik
Perilaku nyeri diperkuat apabila dihargai dan dihambat apabila diabaikan atau diberi hukuman
Faktor perilaku
Sebagai sarana untuk memanipulasi dan memperoleh keuntungan dalam hub. Interpersonal
Keuntungan merupakan hal terpenting pd pasien dgn gangguan nyeri
Faktor interpersonal
Adanya abnormalitas struktur limbik dan sensorik atau kimiawi
Defisiensi endorfin berhubungan dengan peningkatan stimulus sensorik
Faktor biologis
Berkomorbiditas dengan depresi
Respon baik terhadap obat-obatan yang bekerja pada serotonin
Kaitan serotonin
Kecantikan atau keindahan yang dianut dalam keluarga atau kultur tertentu
Konsep stereotipik
Pemindahan konflik sesual atau emosional pada bagian tubuh lain yang tidak terkait
Terjadi melalui mekanisme defens represi, disosiasi, distorsi, simbolisasi dan proyeksi
Model psikodinamik
Peroleh keuntungan dengan mempertahankan konflik internal di luar kesadarannya
Keuntungan primer
Peroleh keuntungan nyata dengan menjadi sakit
Keuntungan sekunder
Sikap angkuh yang tidak sesuai terhadap gejala serius yang dialami
La belle indifference
Secara tidak disadari meniru gejala dari seseorang yang bermakna bagi dirinya
Identifikasi