PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS KESEHATAN PUSKESMAS RANCABALI JL. Taman Unyil Alamendah No. 07 Desa Alamendah Rancabali Tlp. (022) 5927075 Email:
[email protected] Kode Pos 40973
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RANCABALI
Nomor
:
Lampiran
:
3 (Tiga)
TENTANG KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN KESELAMATAN PASIEN P ASIEN DI PUSKESMAS RANCABALI
DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA KEPALA PUSKESMAS RANCABALI
Menimbang
:
a.
bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang bermutu dan aman;
b.
bahwa dalam upaya meningkatkan meningkatk an mutu pelayanan
dan keselamatan keselamat an
pasien di Puskesmas R ancabali perlu disusun kebijakan mutu dan keselamatan pasien; c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu dibuat Surat Keputusan Kepala Yankes Puskesmas Rancabali tentang Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien Puskesmas Rancabali
Mengingat
:
1.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kab/Kota;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
Keputusan Kepala Puskesmas Rancabali Tentang Kebijakan Mutu Dan Keselamatan Pasien Puskesmas Rancabali
KESATU
:
Kebijakan
mutu
dan
keselamatan
pasien
Puskesmas
Rancabali
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini. KEDUA
:
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di
: Rancabali
Pada tanggal
: 26 Januari 2017
Kepala Puskesmas Rancabali
dr.Misyrofah NIP .19791231 20141 2001
Lampiran I
:
Keputusan
Kepala
Puskesmas
Rancabali Nomor
:
Tentang
:
Kebijakan
Mutu
Di
Puskesmas
Rancabali
KEBIJAKAN MUTU DI PUSKESMAS RANCABALI
1. Penetapan kebijakan mutu Puskesmas Rancabali mendukung tercapainya visi, misi, tujuan Puskesmas dan tujuan seluruh program kesehatan; 2. Kebijakan yang dimaksud dalam angka 1 diatas adalah sebagai berikut : a. Kebijakan Umum 1) Peningkatan dan pemantapan kerjasama lintas sectoral. 2) Peningkatan PHBS di masyarakat melalui pemberdayaan dan kemitraan dengan masyarakat. 3) Peningkatan kesehatan lingkungan, mewujudkan kualitas lingkungan yang bersih dan sehat. 4) Peningkatan
upaya
pelayanan
kesehatan
secara
paripurna,
terpadu
berkesinambungan dan mandiri. 5) Peningkatan sumber daya kesehatan untuk peningkatan mutu kerja. 6) Peningkatan frekuensi penyuluhan meliputi berbagai aspek kesehatan. 7) Peningkatan kualitas tenaga pelaksana program/pelayanan kesehatan. 8) Penerapan jaminan mutu (QA) pelaksanaan program dan pelayanan kesehatan di Puskesmas. 9) Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dan program. b. Kebijakan Program 1) Peningkatan
pengorganisasian
setiap
program
dengan
membentuk
susunan/organisasi pelaksanaan masing-masing program untuk meningkatkan kerjasama dan efektifitas
serta efisiensi.
2) Mengutamakan prioritas program yang utama berdasarkan siklus pemecahan masalah. 3) Peningkatan kegiatan program / pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative)
meningkatkan
dengan
kemitraan
meningkatkan
dengan
kerjasama
masyarakat,
lintas
lembaga
sectoral
atau
dan
organisasi
kemasyarakatan untuk mendukung peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat. 4) Meningkatan mutu pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan program dengan form atau buku catatan baik di Puskesmas, Pustu, Polindes dan Posyandu. 5) Peningkatan pemantauan dan monitoring program berkesinambungan. c. Kebijakan Kepegawaian
atau pelayanan secara
1) Peningkatan kedisiplinan dan ketaatan pegawai. 2) Peningkatan mutu pelayanan dan kinerja pegawai. 3) Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pegawai. 4) Peningkatan kesempatan pegawai untuk lebih baik dan berprestasi. 5) Optimalisasi pemanfaatan waktu secara efektif dan efisien. 6) Peningkatan kenyamanan dan kepuasan pegawai. d. Kebijakan sasaran pelayanan / program kesehatan 1) Peningkatan kepuasan dan kenyamanan sasaran. 2) Peningkatan kemandirian sasaran. 3) Peningkatan hubungan timbal balik sasaran dan petugas. 4) Peningkatan kemudahan aksesinformasikesehatanbagisasaran. 5) Peningkatankemudahan akses sasaran terhadap tempat pelayanan. e. Kebijakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan 1) Pengusulan tenaga sesuai dengan kebutuhan. 2) Pengusulan dan pemenuhan sarana pelayanan di Puskesmas induk,pustu, polindes dan posyandu. 3) Perbaikan dan pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan di semua unit.
Ditetapkan di : Rancabali Pada tanggal : 26 Januari 2017 Kepala Puskesmas Rancabali
dr.Misyrofah NIP .19791231 20141 2001
Lampiran II
:
Keputusan
Kepala
Puskesmas
Rancabali Nomor
:
Tentang
:
Kebijakan Keselamatan Pasien Di Puskesmas Rancabali
KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS RANCABALI 1.
Perencanaan mutu/kinerjapelayanan klinis dan keselamatan pasien berisi : a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi indikator,
maupun
keluhan
pasien/keluarga/staf
dengan
mempertimbangan
kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah; b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien; c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu
dan keselamatan pasien
yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan; d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien; e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome; f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi, perancangan
sistem,
rancang
ulang
sistem
untuk
peningkatan
mutu
dan
keselamatan pasien; g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM; h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), dan keadaan potensial cedera (KPC); i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat; j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien; k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan; l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien. 2.
Menetapkan pedoman manajemen risiko sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan manajemen risiko di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas.
3.
Penerapan manajemen risiko terdiri dari beberapa proses sebagai berikut: a.
Identifikasi risiko, merupakan kegiatan mengklasifikasikan jenis-jenis risiko yang ada di Lingkungan Puskesmas Rancabali;
b.
Pengukuran risiko, merupakan kegiatan mengukur tingkat kemungkinan dan dampak terjadinya risiko;
c.
Prioritas risiko, merupakan kegiatan mengurutkan jenis risiko berdasarkan hasil pengukuran risiko dari risiko tertinggi ke risiko terendah;
d.
Penanganan risiko, merupakan kegiatan merumuskan dan melaksanakan tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalisasi risiko.
4.
Identifikasi dan analisis risiko di Puskesmas dilaksanakan melalui FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) terhadap kejadian dan/atau kasus yang terjadi di Puskesmas.
5.
Root Cause Analysis (RCA) dibuat oleh unit terkait jika terdapat masalah pada unit tersebut.
6.
Penanganan terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan.
7.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) diidentifikasi, dianalisis, ditindaklanjuti, dan didokumentasikan.
8.
Dalam
upaya
perbaikan
mutu/kinerja
puskesmas
dan
keselamatan
pasien
melibatkan/memberdayakan lintas sektor, lintas program, dan masyarakat sebagai pengguna pelayanan untuk berperan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut program-program kegiatan mutu/kinerja puskesmas dan keselamatan pasien. 9.
Survei kepuasan pasien dilakukan setiap dua kali dalam satu tahun.
10. Upaya perbaikan mutu layanan klinis diprioritaskan berdasarkan kriteria tertentu seperti high risk, high volume, high cost , dan kecenderungan terjadi masalah, atau didasarkan atas penyakit, kelompok sasaran, program prioritas atau pertimbangan lain. 11. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini: a.
Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan Puskesmas;
b.
Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, masyarakat, dan staf;
c.
Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan;
d.
Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat;
e.
Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko;
f.
Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas;
g.
Dibangun berbasis praktik klinis yang baik;
h.
Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait;
i.
Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan.
12. Proses layanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dimonitoring dan dievaluasi secara periodik dalam audit internal yang dilakukan oleh tim auditor internal. 13. Hasil temuan audit ditindaklanjuti sebagai perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas Rancabali.
14. Hasil temuan audit atau permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Puskesmas, dapat meminta rekomendasi atau saran dari Yankes Kecamatan Rancabali dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. 15. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilaksanakan setelah pelaksanaan audit internal. 16. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilaksanakan di Puskesmas pada Bulan Juli dan Bulan Desember setiap tahunnya. 17. Seluruh
kegiatan
mutu/kinerja
puskesmas
dan
keselamatan
pasien
harus
didokumentasikan. 18. Dokumen Puskesmas harus dikendalikan mencakup semua dokumen yang digunakan dalam Sistem Manajemen Mutu yang dijalankan, baik dokumen internal maupun eksternal seperti kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, Standar Operasional Prosedur, formulir dan dokumen pendukung lainnya (catatan mutu). 19. Penanggung jawab Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk memastikan prosedur pengendalian dokumen berjalan, sehingga seluruh dokumen tersedia sesuai kebutuhan dan terkendali. 20. Pengendali dokumen bertanggung jawab membantu wakil manajemen mutu dalam pelaksanaan teknis prosedur pengendalian dokumen. 21. Pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur penyelenggaraan program/upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas disusun berdasarkan panduan tata naskah yang telah ditetapkan oleh Puskesmas Rancabali , didokumentasikan, dan dikendalikan. 22. Penanggung jawab Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan. 23. Hasil peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien diinformasikan kepada petugas setiap tiga bulan sekali pada saat kegiatan evaluasi rutin oleh masing-masing tim kerja. 24. Perilaku petugas layanan klinis harus mencerminkan budaya keselamatan dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan. 25. Perilaku petugas layanan klinis di evaluasi setiap tiga bulan sekali oleh Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). 26. Pengukuran pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien, sebagai berikut: a.
Ketepatan Identifikasi Pasien Indikator:
Pasien diindentifikasi menggunakan dua identitas pasien;
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
b.
Peningkatan Komunikasi yang Efektif Indikator:
Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
c.
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai Indikator:
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
d.
Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar Indikator:
Menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan/pemberi tanda
e.
Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan Indikator:
f.
menerapkan program hand hygiene yang efektif.
Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh Indikator:
Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko
Kejadian pasien jatuh 0%.
27. Berdasarkan
pertimbangan
hasil
keluhan
pasien/keluarga
dan
staf,
serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko t inggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien adalah: a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien; b. Pelayanan rawat jalan; c.
Pelayanan Farmasi;
d.
Pelayanan Laboratorium
Ditetapkan di : Rancabali Pada tanggal : 26 Januari 2017 Kepala Puskesmas Rancabali
dr.Misyrofah NIP .19791231 20141 2001