(Trevino, 1986; Trevino dan Youngblood, 1990) dalam Purnamasari (2006)
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.9
6
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul "Pengambilan Keputusan Etis" ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Etia Kristen yang telah memberikan pengarahan dengan baik.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan.
Salatiga, 28 Januari 2016
Penulis,
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….......... 2
BAB I …………………………………………………………………………………....... 3
PENDAHULUAN Latar Belakang …………………………………………………………… 3
Rumusan Masalah ……………………………………………………...... 3 Tujuan …………………………………………………………………….. 3
BAB II …………………………………………………………………………………...... 3
PEMBAHASAN
Pengertian Keoutusan Etis ………………………………....................... 3
Faktor-Faktor ……………………………………………………............. 3
Iman …………………………………………………………......... 3
Tabiat ……………………………………………………………... 4
Lingkungan Sosial ………………………………………………... 4
Norma-norma …………………………………………………….. 5
Situasi ……………………………………………………………... 5
Langkah-lagkah ………………………………………………………….. 6
Model 1 ………………………………………………................... 6
Model 2 ……………………………………………………………. 6
Cara Pengambilan Keputusan Etis …………………………………....... 7
BAB III …………………………………………………………………………………… 7
PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………….. 7
Saran ……………………………………………………………………… 7
Daftar Pustaka …………………………………………………………… 8
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keputusan etis merupakan salah satu keputusan yang harus dibuat oleh setiap profesional yang mengabdi pada suatu bidang pekerjaan tertentu,baik di bidang pendidikan, akuntansi, pemasaran, dan agama. Dalam kehidupan di zaman sekarang terjadi beberapa kasus penyimpangan etika, khususnya disini etika kristen makan dari itu dibutuhkan pengambilan keputusan etis untuk menyelesaikan beberapa kasus-kasus penyimpangan dalam pengambilan keputusan etis dari berbagai faktor-faktor yang ada didalamnya. Faktor-faktor karakteristik individu yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis antara lain tahapan perkembangan moral.
Kasus pelanggaran etika seharusnya tidak terjadi jika individu-individu mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan kemauan untuk menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dalam pelaksanaan pengambilan keputusan etis. Banyak individu dalam pengambilan keputusan etis yang lebih banyak mementingkan kepentingan individu dari pada kelompok atau kepentingan bersama. Maka dari itu dalam pengambilan keputusan etis harus berdasar dengan agama khususnya dasar etika kristen.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah adalah "Apa dan Bagaimana pengambilan keputusan etis dan langkah-langkah pengambilan keputusan etis?"
Tujuan
Secara umum agar mahasiswa mengetahui "Pengambilan keputusan etis dan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan etis" dengan benar.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengambilan Keputusan Etis
Suatu hal yang harus ditentukan atau diputuskan dengan etika secara umum. Etika adalah sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang secara khusus mengkaji perilaku manusia, dewasa ini telah cukup berkembang dan memiliki berbagai cabang atau sepesialisasi.
2. Faktor-faktor Pengambilan Keputusan Etis
2.1 Iman
Iman adalah percaya. Percaya dengan cara membenarkan sesuatu dalam hati, kemudian diucapkan oleh lisan dan dikerjakan dengan amal perbuatan.
Ada 4 unsur Iman yang membentuk satu kesamaan hidup :
2.1.1 Iman sebagai kepercayaan dan kesetraan kita kepada sesuatu yang kita anggap penting. Iman adalah kepercayaan yang praktis pada sesuatu yang paling dihargai, yang paling pokok dalam kehidupan kita.
2.1.2 Iman sebagai hubungan perorangan dengan Allah. Iman kristen artinya hubungan yang erat dan akrab dengan Allah, suatu penyerahan diri kepada-Nya.
2.1.3 Iman sebagai pengikut sertaan dalam perkerjaan Allah. Allah bekerja melalui gereja dan dunia sehingga kita dipanggil untuk memberitakan pekerjaan Allah dalam peristiwa luar gereja.
2.1.4 Iman sebagai pendirian tentang apa yang benar. Kepercayaan mengenai sifat dan pekerjaan Allah Sangat mempengaruhi perilaku atau kelaukan kita. Sifat Allah yang mengasihi akan membuat kita akan mengasihi juga dan mengasihi sesama umat, bukan karena takut tapi karena bersyukur.
2.2 Tabiat
Tabiat adalah susunan batin (sifat) seseorang yang dibentuk melalui interaksi dengan lingkungan dan Allah, yang memberi arah kepada keinginan dan perbuatan orang itu.
Faktor yang membentuk Tabiat :
2.2.1 Bagian yang bersifat pembawaan dari lahir sebagai pemberian Tuhan
2.2.2 Bagian yang dibentuk oleh usaha diri sendiri (misal lingkungan sosial)
Tabiat yang diubahkan akan mempunyai ciri-ciri:
Berintegritas
Mempunyai pengertian terhadap kehendak Allah dan kepekaan pada hal-hal yang baik.
Kebijakan-kebijakan
Menjadi serupa dengan kristus
2.3 Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial mempengaruhi pengambilan keputusan etis tapi tidak menentukan keputusan etis.Lingkungan sosial seperti keluarga,sekolah,gereja,dan budaya mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai moral walau pada akhirnya kita sendiri yang memutuskan dan bertanggung jawab pada keputusan dan perbuatan diri sendiri. Jadi dapat dikatakan kita dipengaruhi oleh masyarakat dan mempengaruhi masyarakat secara timbal balik.
Dalam hidup bermasyarakat kita harus ada keterbukaan,keterbukaan dibagi menjadi dua yaitu keterbukaan tanpa sebuah karakter yang kuat ini berarti menyesuaikan atau cenderung menerima semua pendapat orang lain daripada pendapatnya sendiri.kedua adlah keterbukaan orang yang mempunyai karakter yang kuat. Orang ini dapat menerima dan belajar dari hal-hal yang baik ,ia dapat menolak pendapat orang lain bila ia yakin pendapat itu salah.
2.4 Norma-norma
Norma adalah patokan yang dipakai untuk menilai perbuatan manusia dan menolong manusia untuk mengambil keputusan yang benar. Dua jenis norma yan terpenting adalah prinsip-prinsip yang memberikan bimbingan secara umum dan peraturan-peraturan yang lebih spesifik.
Sumber yang paling berotoritas untuk norma-norma bagi orang kristen adalah Alkitab. Ada lima hal berkaitan dengan peranan norma dalam kehidupan moral:
2.4.1 Norma dan kasih-karunia Allah. Norma-norma kristen bukan peraturan kaku melainkan sebuah pedoman untuk mencapai hidup yang lebih bahagia.
2.4.2 Norma dan kedaulatan Tuhan. Ada beberapa teolog yang menolak peraturan manusia karena dianggap bertentangan dengan kedaulatan Tuhan. Tetapi, sebenarnya Roh Kudus dapat membimbing untuk menerapkan peraturan dengan benar sesuai kehendak-Nya tanpa bertentangan dengan kedaulatan-Nya.
2.4.3 Norma dan situasi. Etika situasi menolak peraturan-peraturan yang berlaku secara absolut dalam setiap situasi. Misalnya bolehkah mencuri pistol yang akan dipakai untuk membunuh.
2.4.4 Kasih dan norma-norma yang lebih terperinci. Poin ini mirip dengan poin di atas. Ada kalanya peraturan bertentangan dengan kasih agape. sebenarnya norma memerlukan kasih dan kasih memerlukan norma.
2.4.5 Norma batin. Bagaimana hubungan antara hukum tertulis dengan hukum hati nurani?. Kepekaan hati nurani harus selalu ditundukkan pada Firman Tuhan dan bimbingan Roh Kudus.
2.5 Situasi
Pengertian tentang situasi penting karena dalam kesamaan pandangan akan norma-norma dan nilai-nilai hidup, manusia dapat berselisih tentang tindakan yang harus dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya pengertian yang berbeda tentang situasi. Jadi pengertian mengenai situasi penting karena:
a. Agar dapat menerapkan norma-norma dan nilai-nilai etis kepada situasi tersebut. Suatu perbuatan yang salah dalam suatu situasi tertentu dapat menjadi benar dalam situasi yang lain.
b. Agar dapat melakukan perbuatan yang tepat dan berguna dalam situasi tersebut. Pengertian tentang situasi dapat menolong untuk membuat rencana dan melakukan tindakan yang terbaik dalam situasi tersebut.
c. Agar dapat mengetahui masalah-masalah yang memerlukan perhatian. Dengan memahami situasi, kita dapat membedakan akan masalah yang penting dan yang kurang penting.
Agar dapat memperbaiki pengertian akan situasi, ada beberapa hal dapat dilakukan :
a. Penyelidikan yang maksimal akan situasi agar mendapatkan pengertian yang
mendalam.
b. Menggunakan bahan-bahan ilmiah dan pendapat para ahli.
c. Memperluas pengertian tentang situasi.
d. Peka terhadap pekerjaan dan kehendak Allah.
e. Peka terhadap kebutuhan orang lain.
3. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan Etis
Model 1 (DB)
Identifikasi Masalah yaitu suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah yang di mana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Tujuan identifikasi masalah yaitu agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian. Identifikasi masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya yang dimulai dengan bagaimana atau mengapa karena mutunya lebih tinggi daripada hanya menjawab apa, siapa dan di mana.
Definisikan Masalah adalah sama halnya dengan pembatasan masalah. Agar masalah masalah dapat dijawab dan dikaji secara mendalam, masalah tersebut harus dibatasi agar Masalah tersebut tidak melebar ke topik lain.
Kumpul dan olah data secara mutakhir secara lengkap . yang dimaksudkan disini kita setalah mendefiniskan masalah atau membatasi masalah tersebut kita harus mengumpulkan data dari permasalahan-permasalah yang sudah batasi tadi.
Analisis Data dan kasus yaitu menganalisis data dan kasus dari data yang terkumpul.
Apa kata Al-Kitab? Maksudnya yaitu Al-kitab memandang masalah itu selaras atau tidak dengan Al-kitab.
Identifikasi alternatif yang mungkin terjadi.
Menganalisis beberapa alternatif terbaik (analisis Al-Kitab dan keputusan).
Membuat keputusan etis yaitu membuat keputusan dari masalah yang telah di kaji sebelumnya
Melaksanakan keputusan etis yaitu melaksanakan putusan yang telah di ambil tadi
Evaluasi hasil dan kesimpulan yaitu mengevaluasi hasil dari pengambilan keputusan dan mengambil kesimpulan dari semua masalah yang telah di kaji.
3.2 Model 2 (YBS)
Deskripsi adalah satu kaedah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.
Analisa adalah suatu usaha untuk mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. Jadi analisa disini yaitu menganalisa data untuk pengambilan keputusan dari deskripsi sebelumnya.
Refleksi tinjauan etis
Keputusan atau tindakan, maksudnya yaitu mengambil keputusan atau memberikan tindakan dari masalah yang di kaji.
4. Sumber-sumber Bantuan
Agar dapat mengambil keputusan yang baik, tepat, dan benar maka diperlukan :
3.1 Doa, ibadah, dan Roh Kudus. Gaya hidup yang dibentuk oleh doa dan ibadah serta dibimbing oleh Roh Kudus merupakan kebutuhan yang sangat penting.
3.2 Gereja dan orang-orang lain. Persekutuan dengan orang percaya lainnya akan menguatkan, bahkan orang tidak percayapun mungkin mempunyai pengetahuan yang belum kita punyai.
3.3 Alkitab. Pengaruh Alkitab yang terpenting adalah membentuk iman dan karakter/tabiat sehingga kita dibekali untuk mengambil keputusan sesuai dengan kehendak Tuhan.
3.4 Bahan bacaan yang bermutu yaitu sumber pengetahuan di luar Alkitab. Alkitab mempunyai kewibawaan yang utama tapi tidak tunggal. Jadi Alkitab tetap menjadi tolok ukur bagi kebenaran yang berada di luar diri-Nya.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bacaan yang telah kita bahas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap insan atau individu mengerti etika kristen dan harus beretika dalam memutuskan segala sesuatu dan dalam pengambilan keputusan etis. dalam bacaan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap pengambilan keputusan etis terdapat faktor-faktor dan langkah-langkah didalamnya. faktor-faktor didalamnya meliputi iman, tabiat, lingkungan sosial, norma-norma, dan sitasi. sedangkan langkah-langkahnya meliputi model 1 (DB) dan model 2 (YBS), disamping itu ada cara pengambilan keputusan etis yaitu Sumber -sumber bantuan dalam pengambilan keputusan etis disini ada 4 yaitu pertama doa, ibadah dan roh kudus, kedua gereja dan orang-orang lain, ketiga alkitab dan keempat bahan bacaan.
B. Saran
Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin dihadapkan pada dilema etika dan moral. Agar keputusan yang diambil mengacu tidak hanya pada kepentingannya sendri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya, maka diperlukan pemimpin yang mempunyai integritas yang menjunjung tinggi moral dan etika. dan setiap pengambilan keputusan etis harus berdasarkan etika kristen dan berdasar dengan agama.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Brownlee, Malcolm Brownlee.1981.Pengambilan Keputusan Etis dan faktor-faktor di dalamnya Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara.
J. Sudarminta. 2013. Etika Umum: Kajian tentang Beberapa Masalah Pokok dan Teori Etika Normatif.Yogyakarta: Kanisius.
Widiarto, Tri, dkk. 2012. Etika dan Kemampuan Berbahasa. Salatiga: Widya Sari Press.
INTERNET
http://agussetiawan-onpapers.blogspot.co.id/2012/01/perbedaan-kepribadian-watak-dan-tabiat.html
http://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-iman-apa-itu-iman.html