SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
LAPORAN STATUS KLINIK NAMA
: Stepanus Gunardi
N.I.M.
: 201003025
TEMPAT PRAKTIK
: RSK Mojowarno-Jombang
PEMBIMBING
: Binarti Widiayanti, Amd, Ft
Tanggal Pembuatan Laporan : 09 Maret 2013 Kondisi/kasus
I.
: FT – FT – B B (fraktur cruris dextra)
KETERANGANUMUM PENDERITA N a m a
: Tn. S
Umur
: 52 Tahun
JenisKelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Polri
Alamat
:Jl. Desa Polorejo- Ngoro
II. DATA MEDIS RUMAH SAKIT
X-Ray Pre Op tanggal 06 Maret 2013 : Fraktur tibia dan fibula distal pada sisi kanan Post Op tanggal 07 Maret 2013 : Pemasangan plate and Screw pada tibia dan fibula
Diagnosa Medis : Fraktur Cruris Distal kanan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
III. PENGKAJIAN FISIOTERAPI A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF -
Nyeri Keterbatasan LGS Oedema
Body Chart
1. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien Merasakan nyeri sekitar fraktur yaitu pada sendi ankle. Nyeri dirasakan memberat pada saat mengerakan kaki kanannya terutama di pergelangan kaki, duduk ongkang-ongkang di bad, dan pergi ke WC, kemudia nyeri dirasakan sangat berat pada saat malam hari sekitar jam 01.00 – 01.00 – 03.00. 03.00. nyeri dirasakan ringan pada saat istirahat atau tidur.
2. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Tanggal 06 Maret 2013 pasien jatuh dari motor, setelah jatuh dari motor pasien langsung dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara Kediri untuk dilakukan operasi yaitu pada tanggal 07 Maret 2013 pemasangan Plate And Screw bagian distal dextra, sebelum dioperasi pada tanggal 06 Maret 2013 dilakukan X-Ray untuk melihat letak daerah fraktur. Tanggal 08Maret pasien dirujuk ke Rumah Sakit RSK MojowarnoJombang untuk dirawat inap dan rawat luka serta penanganan fisioterapi.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
3. RIWAYAT KELUARGA
Hipertensi
(tidak ada)
Diabetus Militus (tidak ada) 4. RIWAYAT SOSIAL
Pasien seorang polri, setiap hari selain bertugas, pasien juga setiap pagi olah raga jalan-jalan pagi.
B. PEMERIKSAAN FISIK 1. VITAL SIGN : □ Tensi : 130/90 mmHg
□ Nadi : 73 x/menit
□ Nafas : 29 x/menit
□ Berat badan : 75 kg.
□ Tinggi Badan : 170 cm
□ Suhu : 36,5 0C
2. INSPEKSI/OBSERVASI
ideal alignment □ upper crossed syndrome □ lower crossed syndrome □ kyphosis-lordosis posture □ flat back posture □ sway back posture
Posture : □
Muscle form : Bentuk otot
□ Bengkak
□ otot atrofi
:
□ tebal
□ tonus
□ otot hipertrofi
□ arthrogenic gait □ gluteus maximus gait Gait : □ antalgic gait □ trendelenburg’s sign □ short leg gait □ drop foot gait □ Pasien masih terbaring di bad 3. PALPASI Suhu : □ panas□
normal
Tenderness
tulang
□Oedema
: □ □
effusion
□ ligament □ tendon □ trigger point □ saraf □ spasme otot
□ ganglion
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
4. JOINT TEST a. PEMERIKSAAN GERAK DASAR
Gerak Aktif : Pada pemeriksaan gerak aktif pasien mengalami keterbatasan gerak fleksi-ekstensi, inversi-eversi pada sendi ankle dextra karena adanya nyeri pada pada otot tibialis anterior, ekstensor digitorum longus, soleus dan ekstensor halucis longus. Pada sendi ankle tidak memungkinkan untuk full ROM karena pemasangan plate and screw pada tibia dan fibula. Plate tersebut melewati sendi ankle. Gerak Pasif : Pada pemeriksaan gerak pasif pasien mengalami keterbatasan gerak fleksi-ekstensi, inversi-eversi pada sendi ankle dextra karena adanya nyeri pada pada otot tibialis anterior, ekstensor digitorum longus, soleus dan ekstensor halucis longus. Pada sendi ankle tidak memungkinkan untuk full ROM karena pemasangan plate and screw pada tibia dan fibula. Plate tersebut melewati sendi ankle. Gerak Isometrik melawan Tahanan : Pada gerak isometrik melawan tahan, pasien mampu melawan tahan minimal dari fisioterapi pada gerakan fleksi-ekstensi pada sendi ankle dextra sebatas nyeri.
5. KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN LINGKUNGAN AKTIFITAS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Untuk
pemeriksaan
aktifitas
fungsional
dan
lingkungan
aktifitas
pasien
menggunakan Lower Extremity Functional Scale (LEFS), pada tanggal 09 dan 10 Maret 2013 pasien belum mampu melakukan aktifitas tersebut karena pasien masih terbaring di bad.
Pemeriksaan pada tanggal 21 maret 2013 berikut hasil nya: pada pemeriksaan ini pasien masih menggunakan kruk pola jalan NWB. Aktifitas
Kesulitan atau tidak dapat melakukan aktifitas 0
Cukup sedikit mengalami kesulitan
Sedang mengalami kesulitan
Sedikit kesulitan
Tidak kesulitan
1
2
3
4
Biasa dilakukan seperti hobi, aktifitas rekreasi atau olahraga
0
1
2
3
4
Masuk atau keluar kamar mandi (menggunakan kruk) Berjalan ke kamar tidur (menggunakan kruk) Memakai sepatu atau kaos kaki
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Jongkok
0
1
2
3
4
Mengangkat benda, seperti tas belanja dari lantai (menggunakan kruk) Melakukan aktifitas ringan di rumah
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Melakukan aktifitas berat di rumah
0
1
2
3
4
Keluar mobil kruk)
0
1
2
3
4
Jalan 2 blok 0 (menggunakan kruk)
1
2
3
4
Kegiatan yang dapat dilakukan saat bekerja, pekerjaan rumah tangga atau pun sekolah
atau masuk ke (menggunakan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Berjalan 1 mil
0
1
2
3
4
Naik atau turun 10 tangga (skitar 1 anak tangga) (menggunakan kruk) Berdiri 1 jam (menggunakan kruk) Duduk 1 jam
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Berjalan pada tanah (lantai) yang rata (menggunakan kruk) Berjalan pada tanah (lantai) yang tidak rata (menggunakan kruk) Membuat tikungan yang tajam sambil berjalan cepat
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Hopping (melompat/mendarat)
0
1
2
3
4
Berguling di tempat tidur
0
1
2
3
4
Total :
Untuk poin kesulitan atau tidak dapat melakukan aktifitas. Nilainya 0
Untuk poin Cukup, sedikit mengalami kesulitan. Nilai nya 2
Untuk poin Sedang, mengalami kesulitan. Nilainya 4
Untuk poin Sedikit kesulitan 12
Untuk poin Tidak kesulitan 16
Jadi total pada pemeriksaan aktifitas fungsional dan lingkungan aktifitas pasien menggunakan Lower Extremity Functional Scale (LEFS) adalah Fungsi maksimal =
Fungsi maksimal =
= 42,5%
6. PEMERIKSAAN SPESIFIK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
VAS untuk mengukur derajat nyeri yang dirasakan pasien,
Nyeri gerak
Hasil 10 cm
0 cm Nyeri tekan
10 cm Hasil 5 cm
0 cm Nyeri diam
10 cm Hasil 1 cm
0 cm
10 cm
Pengukuran LGS menggunakan Goniometer pada sendi ankle hasilnya: Dextra ( S: 50 - 600 - 80)
Pengukuran antropometri pada M. abductor digiti minimi, M. interossei dorsales, M. abductor halucis, hasilnya: Sinistra (kaki yang sehat) 25 cm Dxtra (kaki yang bengkak) 27,5 cm
C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI Impairment Adanya oedema/bengkak disertai dengan timbulnya nyeri sehingga pasien mengalami keterbatasan LGS pada sendi ankle
F unctional Limitation Pasien kesulitan melakukan kegiatan sehari-harinya seperti berolah raga lari pagi dan berkeja. Untuk fungsionalnya pasien kesulitan mandi, toileting , kesulitan naik tangga, jongkok, dan aktifitas lainnya.
Disability/Participation restriction
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Pada kasus paska operasi fraktur tibia dan fibula bagian distal dengan pemasangan plate and screw ini tidak ada keterbatasan disability participation restriction. Karena dengan dilakukan operasi memiliki hasil yang lebih baik, bertujuan untuk kelangsungan hidup dan fungsinya.
D. INTERVENSI FISIOTERAPI 1. Teknologi Intervensi FT dan Rasionalisasinya
Breathing exercise tujuannya yaitu untuk meningkatkan efektivitas mekanisme batuk dan pembersihan jalan napas, mencegah komplikasi paru paska operasi Breathing exercise dapat diberikan setelah hari pertama setelah operasi, selain itu juga bertujuan untuk membuang sisa-sisa obat bius dalam tubuh dan control nyeri. Dosis yang diberikan adalah 5x hitungan dan diulang 3x hitungan.
Passive exercise Bertujuan untuk mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat, meminimalkan efek dari pembentukan kontraktur, menjaga elastisitas otot, membantu melancarkan sirkulasi dan dinamika vaskuler, penurunan atau menghambat nyeri, membantu proses penyembuhan setelah cedera atau operasi
Active exercise, yaitu pasien yang dirawat dan mampu melakukan latihan sendiri dan kooperatif. Tujuan dari active exercise adalah menjaga elastisitas fisiologis dan kontraktilitas otot, memberikan umpan balik sensoris dari otot-otot untuk berkontraksi, memberikan stimulus untuk tulang dan integritas jaringan sendi, meningkatkan sirkulasi dan mencegah pembentukan trombus, meningkatkan koordinasi dan keterampilan motorik untuk aktivitas fungsional, dan mengurangi bengkak. Dosis yang diberikan adalah 10x hitungan dan diulang 5x hitungan.
Isometric exercise merupakan latihan statis dengan adanya kontraksi otot tanpa adanya gerakan tujuannya adalah untuk meningkatkan kekuatan otot. Dosis yang diberikan adalah 10x hitungan dan diulang 5x hitungan.
Latihan ambulasi (berjalan) merupakan fungsi utama ekstremitas bawah. Tujuannya ialah mengembalikan fungsional gaya berjalan normal ke tingkat sebelum cedera. Ambulasi diberikan sejak awal karena penting untuk mencegah terjadinya komplikasi yang terkait
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
dengan imobilisasi. Latihan berjalan dengan two point gait atau three point gait . Penanggungan beban sesuai dengan toleransi. Alat bantu jalan dapat menggunakan kruk atau walker untuk keamanan dan stabilitas.
Massage bertujuan untuk mengurangi bengkak dan memperlancar peredara n darah. Sternthening bertujuan untuk menjaga fisiologis otot dan memperkuat otot terutama pada ekstrimitas atas maupun yang bawah pada sisi yang sehat yang berfungsi memperkuat kedua ekstrimitas pada saat pasien berjalan menggunakan kruk.
Edukasi ke pasien untuk bisa melakukan gerakan dan langkah-langkah yang telah dilakukan fisioterapi
2. Pelaksanaan Intervensi Fisioterapi
Hari pertama tanggal 09 Maret 2013: - Breathing exercise Teknik : Menjelaskan tujuan dari breathing exercise, memposisikan pasien dengan nyaman dan rileks, dan longgarkan dari pakaian yang ketat, dan memberitahukan ke pasie n bahwa jangan memaksa saat ekspirasi. Ekspirasi harus santai dan terkontrol. - Latihan pasif Teknik : Menjelaskan tujuan dari latihan pasif, memposisikan pasien dengan nyaman dan rileks, kemudian fisioterapi menggerakan kaki pasien mulai dari hip, knee, dan ankle. - Latihan aktif Teknik : Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri kakinya fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan dan bagaimana cara menggerakannya kemudian pasien menggerakan kakinya secara mandiri tanpa bantuan dari fisioterapi, gerakan ini dilakukan secara berirama dan bertahap. Gerakannya dimulai pada sendi ankle
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
dan dilanjutkan pada sendi knee dan hip, dilakukan secara bergantian dengan kaki yang satunya. - Isometrik exercise, pada otot Gluteus, Quadriceps, Gastroknimeus dan Tibialis Anterior-Posterior Teknik : Minta pasien meluruskan tungkai, kemudian pasien diminta untuk mendorong bagian belakang lutut ke tempat tidur dengan mengontraksikan otot paha bagian anterior sehingga akan terlihat kontraksi dari otot quadriceps. Sedangkan pada otot gluteus juga sama seperti otot quadriceps tetapi pada gluteus yaitu dengan mengontraksikan gluteus (seperti menahan BAK), dan fisioterapi memberikan tahanan pada telapak kaki lalu pasien diminta untuk mondorong ke depan dan kebelakang. -
Sternthening pada ekstrimitas atas da bawah pada sisi yang sehat Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan
dan
bagaimana
cara
menggerakannya
kemudian
pasien
menggerakannya.
Edukasi untuk mengulanginya lagi.
Hari ke dua tanggal 10 Maret 2013 : - Breathing exercise Teknik : Menjelaskan tujuan dari breathing exercise, memposisikan pasien dengan nyaman dan rileks, dan longgarkan dari pakaian yang ketat, dan memberitahukan ke pasie n bahwa jangan memaksa saat ekspirasi. Ekspirasi harus santai dan terkontrol.
- Latihan aktif Teknik :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri kakinya fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan dan bagaimana cara menggerakannya kemudian pasien menggerakan kakinya secara mandiri tanpa bantuan dari fisioterapi, gerakan ini dilakukan secara berirama dan bertahap. Gerakannya dimulai pada sendi ankle dan dilanjutkan pada sendi knee dan hip, dilakukan secara bergantian dengan kaki yang satunya. - Latihan ambulasi dengan transfer dari tidur ke kursi. Saat transfer, tungkai yang sakit di turunkan terlebih dahulu (menggantung) dilanjut dengan tungkai yang sehat dan pasien duduk di tepi tempat tidur. Kemudian meningkat seperti duduk ke berdiri dan keseimbangan dengan berdiri statis. Latihan jalan dengan two point gait menggunakan alat bantu kruk. Sebelum latihan berjalan fisioterapi memberikan penjelasan dan contoh cara berjalan menggunakan kruk. -
Sternthening pada ekstrimitas atas da bawah pada sisi yang sehat Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri, fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan
dan
bagaimana
cara
menggerakannya
kemudian
pasien
menggerakannya.
-
Pada hari ke 2 pasien sudah pulang ke rumah dan dilakukan rawat jalan.
-
Edukasi ke pasien untuk mengulanginya dirumah.
Hari ke tiga tanggal 14 Maret 2013 (dipoli fisioterapi) - Breathing exercise Teknik : Menjelaskan tujuan dari breathing exercise, memposisikan pasien dengan nyaman dan rileks, dan longgarkan dari pakaian yang ketat, dan memberitahukan ke pasie n bahwa jangan memaksa saat ekspirasi. Ekspirasi harus santai dan terkontrol.
- Latihan pasif Teknik :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Menjelaskan tujuan dari latihan pasif, memposisikan pasien dengan nyaman dan rileks, kemudian fisioterapi menggerakan kaki pasien mulai dari hip, knee, dan ankle. - Latihan aktif Teknik : Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri kakinya fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan dan bagaimana cara menggerakannya kemudian pasien menggerakan kakinya secara mandiri tanpa bantuan dari fisioterapi, gerakan ini dilakukan secara berirama dan bertahap. Gerakannya dimulai pada sendi ankle dan dilanjutkan pada sendi knee dan hip, dilakukan secara bergantian dengan kaki yang satunya. - Isometrik exercise pada otot Gluteus, Quadriceps, Gastroknimeus dan Tibialis Anterior-Posterior Teknik : Minta pasien meluruskan tungkai, kemudian pasien diminta untuk mendorong bagian belakang lutut ke tempat tidur dengan mengontraksikan otot paha bagian anterior sehingga akan terlihat kontraksi dari otot quadriceps. Sedangkan pada otot gluteus juga sama seperti otot quadriceps tetapi pada gluteus yaitu dengan mengontraksikan gluteus (seperti menahan BAK), dan fisioterapi memberikan tahanan pada telapak kaki lalu pasien diminta untuk mondorong ke depan dan kebelakang. -
Sternthening pada ekstrimitas atas da bawah pada sisi yang sehat Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri, fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan
dan
bagaimana
cara
menggerakannya
menggerakannya.
Edukasi untuk mengulanginya dirumah.
Hari ke empat tanggal 21 Maret 2013 (dipoli fisioterapi) :
kemudian
pasien
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
- Latihan pasif Teknik : Menjelaskan tujuan dari latihan pasif, memposisikan pasien dengan nyaman dan rileks, kemudian fisioterapi menggerakan kaki pasien mulai dari hip, knee, dan ankle. - Latihan aktif Teknik : Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri kakinya fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan dan bagaimana cara menggerakannya kemudian pasien menggerakan kakinya secara mandiri tanpa bantuan dari fisioterapi, gerakan ini dilakukan secara berirama dan bertahap. Gerakannya dimulai pada sendi ankle dan dilanjutkan pada sendi knee dan hip, dilakukan secara bergantian dengan kaki yang satunya. Gerakan aktif pada kaki kanan pasien diminta untuk menggerakan kaki nya seperti menulis angka 1- 10.
- Isometrik exercise pada otot Gluteus, Quadriceps, Gastroknimeus dan Tibialis Anterior-Posterior Teknik : Minta pasien meluruskan tungkai, kemudian pasien diminta untuk mendorong bagian belakang lutut ke tempat tidur dengan mengontraksikan otot paha bagian anterior sehingga akan terlihat kontraksi dari otot quadriceps. Sedangkan pada otot gluteus juga sama seperti otot quadriceps tetapi pada gluteus yaitu dengan mengontraksikan gluteus (seperti menahan BAK), dan fisioterapi memberikan tahanan pada telapak kaki lalu pasien diminta untuk mondorong ke depan dan kebelakang.
-
Sternthening pada ekstrimitas atas da bawah pada sisi yang sehat
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri, fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan
dan
bagaimana
cara
menggerakannya
kemudian
pasien
menggerakannya.
Edukasi untuk mengulanginya dirumah.
Hari ke lima tanggal 25 Maret 2013 (dipoli Fisioterapi) - Latihan pasif Teknik : Menjelaskan tujuan dari latihan pasif, memposisikan pasien dengan nyaman dan rileks, kemudian fisioterapi menggerakan kaki pasien mulai dari hip, knee, dan ankle. - Latihan aktif Teknik : Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri kakinya fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan dan bagaimana cara menggerakannya kemudian pasien menggerakan kakinya secara mandiri tanpa bantuan dari fisioterapi, gerakan ini dilakukan secara berirama dan bertahap. Gerakannya dimulai pada sendi ankle dan dilanjutkan pada sendi knee dan hip, dilakukan secara bergantian dengan kaki yang satunya. Gerakan aktif pada kaki kanan pasien diminta untuk menggerakan kaki nya seperti menulis angka 1- 10. - Isometrik exercise pada otot Gluteus, Quadriceps, Gastroknimeus dan Tibialis Anterior-Posterior Teknik : Minta pasien meluruskan tungkai, kemudian pasien diminta untuk mendorong bagian belakang lutut ke tempat tidur dengan mengontraksikan otot paha bagian anterior sehingga akan terlihat kontraksi dari otot quadriceps. Sedangkan pada otot gluteus juga sama seperti otot quadriceps tetapi pada gluteus yaitu dengan mengontraksikan gluteus (seperti menahan BAK), dan fisioterapi memberikan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
tahanan pada telapak kaki lalu pasien diminta untuk mondorong ke depan dan kebelakang. -
Sternthening pada ekstrimitas atas da bawah pada sisi yang sehat Menjelaskan tujuan dari latihan aktif, memposisikan pasien nyaman, sebelum pasien menggerakan sendiri, fisioterapi memberikan contoh apa yang harus digerakan
dan
bagaimana
cara
menggerakannya
kemudian
pasien
menggerakannya. -
Koreksi postur bejalan menggunakan kruk NWB ( two point gait )
E. EVALUASI Pada kasus fractur cruris tibia dan fibula evaluasinya yang dilakukan berupa pengukuran nyeri, keterbatasan gerak dan bengkak menggunakan VAS, pengukuran LGS dengan menggunakan goneometer pada sendi ankle,
Antropometri, dan kemampuan
fungsional menggunakan Lower Extremity Functional Scale (LEFS).
Pengukuran nyeri dengan VAS Nyeri Tekan Diam Gerak
9 Maret 2013 5 cm 1 cm 10 cm
14 Maret 2013 4,5 cm 0 cm 6 cm
21 maret 2013 4,2 cm 0 cm 5 cm
25 maret 2013 2,5 cm 0 cm 4 cm
Pengukuran LGS menggunakan Goniometer pada sendi ankle. 9 Maret 2013 -
10 maret 2013 -
10 maret 2013 -
14 Maret 2013 0 0 0 S : 68 -60 -55
21 maret 2013 0 0 0 S : 75 -60 -50
25 maret 2013 0 0 0 S : 80 -60 -50
Pengukuran antropometri pada M. abductor digiti minimi, M. interossei dorsales, M. abductor halucis.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Sinistra (kaki yang sehat) Dextra (kaki yang bengkak)
9 Maret 2013
10 maret 2013
14 Maret 2013
21 maret 2013
25 maret 2013
-
-
25 cm
25 cm
25 cm
-
-
27,5 cm
27 cm
26 cm
Pengukuran fungsional tanggal 21 Maret 2013
Aktifitas
Kesulitan atau tidak dapat melakukan aktifitas 0
Cukup sedikit mengalami kesulitan
Sedang mengalami kesulitan
Sedikit kesulitan
Tidak kesulitan
1
2
3
4
Biasa dilakukan seperti hobi, aktifitas rekreasi atau olahraga
0
1
2
3
4
Masuk atau keluar kamar mandi (menggunakan kruk) Berjalan ke kamar tidur (menggunakan kruk) Memakai sepatu atau kaos kaki
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Jongkok
0
1
2
3
4
Mengangkat benda, seperti tas belanja dari lantai (menggunakan kruk) Melakukan aktifitas ringan di rumah
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Melakukan aktifitas berat di rumah
0
1
2
3
4
Keluar mobil kruk)
0
1
2
3
4
Jalan 2 blok 0 (menggunakan kruk)
1
2
3
4
Kegiatan yang dapat dilakukan saat bekerja, pekerjaan rumah tangga atau pun sekolah
atau masuk ke (menggunakan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Berjalan 1 mil
0
1
2
3
4
Naik atau turun 10 tangga (skitar 1 anak tangga) (menggunakan kruk) Berdiri 1 jam (menggunakan kruk) Duduk 1 jam
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Berjalan pada tanah (lantai) yang rata (menggunakan kruk) Berjalan pada tanah (lantai) yang tidak rata (menggunakan kruk) Membuat tikungan yang tajam sambil berjalan cepat
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Hopping (melompat/mendarat)
0
1
2
3
4
Berguling di tempat tidur
0
1
2
3
4
Total :
Untuk poin kesulitan atau tidak dapat melakukan aktifitas. Nilainya 0
Untuk poin Cukup, sedikit mengalami kesulitan. Nilainya 2
Untuk poin Sedang, mengalami kesulitan. Nilainya 4
Untuk poin Sedikit kesulitan 12
Untuk poin Tidak kesulitan 16
Jadi total pada pemeriksaan aktifitas fungsional dan lingkungan aktifitas pasien menggunakan Lower Extremity Functional Scale (LEFS) adalah
Fungsi maksimal =
Fungsi maksimal =
= 42,5%
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Pengukuran fungsional tanggal 25 Maret 2013
Aktifitas
Kesulitan atau tidak dapat melakukan aktifitas 0
Cukup sedikit mengalami kesulitan
Sedang mengalami kesulitan
Sedikit kesulitan
Tidak kesulitan
1
2
3
4
Biasa dilakukan seperti hobi, aktifitas rekreasi atau olahraga
0
1
2
3
4
Masuk atau keluar kamar mandi (menggunakan kruk) Berjalan ke kamar tidur (menggunakan kruk) Memakai sepatu atau kaos kaki
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Jongkok
0
1
2
3
4
Mengangkat benda, seperti tas belanja dari lantai (menggunakan kruk) Melakukan aktifitas ringan di rumah
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Melakukan aktifitas berat di rumah
0
1
2
3
4
Keluar mobil kruk)
0
1
2
3
4
Jalan 2 blok 0 (menggunakan kruk)
1
2
3
4
Berjalan 1 mil
0
1
2
3
4
Naik atau turun 10 tangga (skitar 1 anak tangga) (menggunakan kruk) Berdiri 1 jam (menggunakan kruk) Duduk 1 jam
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Kegiatan yang dapat dilakukan saat bekerja, pekerjaan rumah tangga atau pun sekolah
atau masuk ke (menggunakan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
Berjalan pada tanah (lantai) yang rata (menggunakan kruk) Berjalan pada tanah (lantai) yang tidak rata (menggunakan kruk) Membuat tikungan yang tajam sambil berjalan cepat
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Hopping (melompat/mendarat)
0
1
2
3
4
Berguling di tempat tidur
0
1
2
3
4
Total :
Untuk poin kesulitan atau tidak dapat melakukan aktifitas. Nilainya 0
Untuk poin Cukup, sedikit mengalami kesulitan. Nilainya 0
Untuk poin Sedang, mengalami kesulitan. Nilainya 6
Untuk poin Sedikit kesulitan 12
Untuk poin Tidak kesulitan 21
Jadi total pada pemeriksaan aktifitas fungsional dan lingkungan aktifitas pasien menggunakan Lower Extremity Functional Scale (LEFS) adalah Fungsi maksimal =
Fungsi maksimal =
= 48,75%
F. HASIL TERAPI AKHIR DAN TINDAK LANJUT Seorang pasien bernama Tn. S berumur 52 tahun dengan kasus fraktur cruris tibia dan fibula distal sebelah kanan dengan pemasangan plate and screw. Setelah mendapat
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO PROGRAM STUDI D3 FISIOTERAPI
Jln. Diponegoro no. 51 – Surabaya 60008 Telp. (031) 2952353-355-358; fax. (031) 5663894 Website: http://www.stikvinc.ac.id, E-mail :
[email protected]
penanganan fisioterapi sebanyak 5 kali berupa exercise yaitu breathing exercise, latihan pasif, latihan aktif, latihan isometric, strengthening, Massage, latihan ambulasi (berjalan) menggunakan kruk NWB metode (two point gait ) dan pemberian edukasi agar pasien latihan dirumah supaya Luas Gerak Sendi bertambah dan tetap NWB .daris hasil intervensi yang telah dilakukan pasien sudah merasakan nyeri berkurang, LGS sendi ankle meningkat, bengkaknya berkurang. Program fisioterapi akan tetap dilanjutkan 2x seminggu dengan latihan strengthening, pasif, aktif, dan isometric, sampai pasien mampu partial weight bearing dan full weight bearing.
…………………, ………………………… Pembimbing,
_______________________________ NIP.