0
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR CRURIS DI RUANG SERUNI DI RSUD dr. SOEBANDI KABUPATEN KABUPATEN JEMBER JEM BER
oleh: Retno Puji Atuti! S. Ke". NIM #$$%## #$ $%###&$' #&$'
PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERA(ATAN UNI)ERSITAS JEMBER $*
LAPORAN PENDAHULUAN
1
A. Kons Konsep ep Teori ori 1. Definisi Berikut adalah pengertian fraktur menurut beberapa ahli: a. Fraktur Fraktur adalah adalah patah tulang, tulang, biasanya biasanya disebab disebabkan kan oleh oleh trauma trauma atau tenaga tenaga fisik (ri!e " #ilson, $%%&'. b. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai enis dan luasnya, fraktur teradi ika tulang di kenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya ()melt*er " Bare, $%%$'. !. Fraktur Fraktur !ruris !ruris merupakan merupakan suatu suatu istilah istilah untuk untuk patah patah tulang tulang tibia tibia dan fibula fibula yang biasanya teradi pada bagian proksimal (kondilus', diafisis, atau persendian pergelangan kaki (+uttain, $%%-'. $%%-'. Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan baha fraktur !ruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai enis dan luasnya, yang di sebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang teradi pada tulang tibia dan fibula. Berikut adalah anatomi dan fisiologi tulang: a. Anatom atomii Tu Tulan lang Tulan Tulang g adalah adalah aringa aringan n yang yang kuat kuat dan tanggu tangguh h yang yang memberi memberi bentuk pada tubuh. )kelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Tulang Tulang membentuk rangka penunang dan pelindung bagi tubu tubuh h dan dan tempa tempatt untu untuk k melek melekat atny nyaa otot otot/o /otot tot yang yang meng mengge gerak rakan an kera kerang ngka ka tubu tubuh. h. Tulang lang uga uga meru merupa paka kan n temp tempat at prim primer er untu untuk k menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat (ri!e dan #ilson, $%%&'. Berikut adalah gambar anatomi tulang manusia:
1
A. Kons Konsep ep Teori ori 1. Definisi Berikut adalah pengertian fraktur menurut beberapa ahli: a. Fraktur Fraktur adalah adalah patah tulang, tulang, biasanya biasanya disebab disebabkan kan oleh oleh trauma trauma atau tenaga tenaga fisik (ri!e " #ilson, $%%&'. b. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai enis dan luasnya, fraktur teradi ika tulang di kenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya ()melt*er " Bare, $%%$'. !. Fraktur Fraktur !ruris !ruris merupakan merupakan suatu suatu istilah istilah untuk untuk patah patah tulang tulang tibia tibia dan fibula fibula yang biasanya teradi pada bagian proksimal (kondilus', diafisis, atau persendian pergelangan kaki (+uttain, $%%-'. $%%-'. Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan baha fraktur !ruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai enis dan luasnya, yang di sebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang teradi pada tulang tibia dan fibula. Berikut adalah anatomi dan fisiologi tulang: a. Anatom atomii Tu Tulan lang Tulan Tulang g adalah adalah aringa aringan n yang yang kuat kuat dan tanggu tangguh h yang yang memberi memberi bentuk pada tubuh. )kelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Tulang Tulang membentuk rangka penunang dan pelindung bagi tubu tubuh h dan dan tempa tempatt untu untuk k melek melekat atny nyaa otot otot/o /otot tot yang yang meng mengge gerak rakan an kera kerang ngka ka tubu tubuh. h. Tulang lang uga uga meru merupa paka kan n temp tempat at prim primer er untu untuk k menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat (ri!e dan #ilson, $%%&'. Berikut adalah gambar anatomi tulang manusia:
2
0ambar 1: Anatomi Tulang Tulang membentuk rangka penunang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot/ otot yang menggerakan kerangka tubuh. Tulang uga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan dan fhosfat. Tulang Tulang rangka orang deasa terdiri atas $%& tulang. Tulang adalah aringan hidup yang akan suplai syaraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam/ garam kalsium ' yang membuat tulang keras dan kaku., tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis (ri!e dan #ilson, $%%&'. Tulang ekstrimitas baah atau anggota gerak baah baah dikaitkan dikaitkan
pada batang batang tubuh tubuh dengan dengan perantara perantara gelang
panggul terdiri dari 1 pasang antra lain: tulang koksa, tulang femur, tibi tibia, a, fibu fibula la,, patel patella la,, tarsa tarsali lia, a, meta meta tarsa tarsalia lia,, dan dan falan falang g (ri! (ri!ee dan dan #ilson, $%%&'. 1. Tulan Tulang g Koksa Koksa (Tu (Tulan lang g pangka pangkall paha' paha' 2) koksa turut membentuk gelang panggul, letaknya disetiap sisi dan dan di depa depan n bersa bersatu tu deng dengan an simfis simfisis is pubi pubiss dan dan memb memben entu tuk k sebagian besar tulang pel3is.
3
$. Tula Tulang ng fem femur ur (tul (tulan ang g paha' paha' 2) femur femur merupa merupakan kan tulang tulang pipa pipa dan terbesar terbesar di dalam dalam tulang tulang kera kerang ngka ka
pada pada
bagi bagian an
pang pangka kall
yang ang
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an
asetabulum membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris, disebelah atas dan baah dari kolumna femoris terdapat tau yang dise disebu butt trok trokan anter ter mayor mayor dan dan trok trokant anter er mino minor. r. Diba Dibagi gian an uun uung g memben membentuk tuk persen persendian dian lutut, lutut, terdapat terdapat dua buah buah tonol tonolan an yang yang disebut kondilus lateralis dan medialis. Diantara dua kondilus ini terdapat lakukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella' yang di sebut dengan fosa kondilus. . 2steum tibialis tibialis dan fibularis fibularis (tulang (tulang kering kering dan tulang tulang betis' 2) tibiali tibialiss dan fibula fibularis ris merup merupakan akan tulang tulang pipa pipa yang yang terbesar terbesar sesudah tulang paha yang membentuk persendian lutut dengan 2) femur, pada bagian uungnya terdapat tonolan yang disebut 2) maleolus lateralis atau mata kaki luar. 2) tibia bentuknya lebih ke!il dari pada bagian pangkal melekat pada 2) fibula pada bagian uung membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat tau yang disebut 2) maleolus medialis. Tulang tibia terdiri dari tiga bagian meliputi epyhysis prosimalis, daphysis dan epiphyysis. 4piphysis terdiri dari dua bulatan yaitu !ondilus medialis dan !ondilus lateralis. ada daerah permukaan proksimalis terdiri dari permukaan sendi untuk bersendi dengan tula tulang ng femur femur diseb disebut ut deng dengan an fa!ie fa!iess arti! arti!ul ulari ariss supe superi rior or yang yang ditengahny ditengahnyaa terdapat terdapat peninggian peninggian yang disebut disebut dengan dengan eminentia eminentia inter!ondyloidea. Di uung proksimal terdapat dataran sendi dengan tulang tulang fibula fibula.. Diaphy Diaphysis sis memilik memilikii tiga tiga tepi tepi antara antara lain anteri anterior or,, margo medialis, dan !rista interosea disebelah lateral. Terdapat tiga dataran meliputi fa!ies medialis, fa!ies posterior, dan fa!ies lateralis. +argo +argo antero anterorr dibagi dibagian an proksi proksimal mal menon menonol ol disebu disebutt tubero tuberosita sitass tibia. ada epiphysis epiphysis distalis distalis pada bagian distal distal terdapat tonolan tonolan dise disebu butt
mall malleo eous us medi medial alis is,, yang yang memi memili liki ki data datara raan an send sendii
4
menghadapa lateral untuk bersendi denga talus disebut fa!ies malleous lateralis. Tulang fibula terletak disebelah lateral tibia empunyai tiga bagian yaitu epiphysis proksimalis, diaphysis dan epiphysis distal. 4pihysis proksimal membulat seperti !apitulum fibula yang kearah proksimal merun!ing menadi ape5 kapitula fibula. Kapitula fibula mempunyai dataran sendi yaaitu fa!ies arty!ularis !apituli fibula untuk bersendi dengan tualng fibia. Diaphysis mempunyai empat !ristayaitu krista lateralis, krita medialis, krista anterior, krista anterior, krista iterosea, dan tiga dataran fa!ies medialis, fa!ies lateralis, fa!ies posterior.epiphysis distalis kebelakang agak membulat dan sedikit keluar disebbut malleous lateralis. Disebelah dalam terdapat dataran sendi yang disebut fa!ies arty!ularis malleolus laterallis. Disebelah luar terdapat suatu sul!us disebut sul!us tendo mus!uli tendon perineum dan dilalui tendo otot poreneus longus dan poroneus bre3is Agar lebih elas berikut gambar anatomi os tibia dan fibula.
0ambar $ : Anatomi tulang tibia dan fibula
1
2
0ambar . Tulang tibia dan fibula dari depan
5
Keterangan: 1
6 tulang fibula
$
6 tulang tibia
7 8 0ambar 7. Tulang tibia dan fibula dari belakang & Keterangan Tulang Tibia: 1
6 Fa!ies arti!ularis superior !ondylus lateralis
$
6 Fa!ies arti!ularis superior !ondylus medialis
6 9ondylus medialis
<
6 +argo inter!osseus
7
6 inea mus!uli solei
-
6 +argo medialis
8
6 Foramen ;utri!ium
=
6 )uleus malleolaris
&
6 Fa!ies interosseus
1% 6 +alleolus medialis
11 1$ 1
Keterangan tulang tibia: 6 Ape5 !aoitalis
&
6 +argo posterior
$
fibulae
<
6 +alleolus lateralis
6 9aput fibulae
-
6 Fa!ies art!ilaris
7
6 Fa!ies posterior
8
6 9rista medialis
malleoli
7. >egio !ruris kompartemen dibagi menadi 7 bagian yaitu: a. Kompartemen anterior
merupakan kondisi di mana
pembengkakan dalam kompartemen anterior tungkai baah membahayakan kelangsungan hidup otot, saraf dan arteri
6
yang melayani kaki.
8. b. Kompartemen lateral : otot peroneus longus dan bre3is, ner3us peroneal superfisial.
&. !. Kompartemen posterior superfisial : otot gastro!nemius dan soleus, ner3us sural. d. Kompartemen posterior profunda : otot tibialis posterior dan fle5or ibu ari kaki, ner3us tibia.
7
<. -. Tulang tarsalia (tulang pangkal kaki' =. 2) tarsalia dihubungkan dengan tungkai baah oleh sendi pergelangan kaki, terdiri dari tulang/tulang ke!il yang banyaknya 8 yaitu sendi talus, kalkaneus, na3ikular, osteum kuboideum, kunaiformi. 1%. +eta tarsalia (tulang telapak kaki' 11.
+eta tarsalia terdiri dari tulang/ tulang pendek yang
banyaknya 8 buah, yang masing/masing berhubungan dengan tarsus dan falangus dengan perantara sendi. 1$. Falangus (ruas ari kaki' 1.
Falangus merupakan tulang/tulang pipa yang pendek yang
masing/masingterdiri dari ruas ke!uali ibu ari banyaknya $ ruas, pada metatarsalia bagian ibu ari terdapat dua buah tulang ke!il bentuknya bundar yang disebut tulang biian (osteum sesarnoid'. b. Fisiologi Tulang 17. )istem mus!uloskeletal adalah penunang bentuk tubuh dan peran dalam pergerakan. )istem terdiri dari tulang sendi, rangka, tendon, ligament, bursa, dan aringan/aringan khusus yang menghubungkan struktur tersebut (ri!e dan #ilson, $%%&'. Tulang adalah suatu aringan dinamis yang tersusun dari tiga enis sel antara lain : osteoblast, osteosit dan osteoklas. 2steoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang dan aringan
8
osteoid melalui suatu proses yang di sebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan aringan osteoid , osteoblas mengsekresikan seumlah besar
fosfatase
alkali,
yang
memegang
peran
penting
dalam
mengendapkan kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang, sebagian fosfatase alkali memasuki aliran darah dengan demikian maka kadar fosfatase alkali di dalam darah dapat menadi indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang. 18. 2stesit adalah sel/ sel tulang deasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiai melalui tulang yang padat. 2steklas adalah sel/sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat di absorbsi. Tidak seperti osteblas dan osteosit, osteklas mengikis tulang. )el/sel ini menghasilkan en*im/ en*im proteolotik yang meme!ahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah. 1&. ?ormon
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
tulang
disekresikan oleh kelenar hipofisis, kelenar tiroid, kelenar paratiroid, indung telur dan testis. Kelenar hipofisis, mensekresikan hormon pertumbuhan (0?' yang disebut uga somatotropin yang menstimulasi akti3itas di lempeng epifisis. )omatotropin memainkan peranan yang penting
dalam
tubuh
dengan
merangsang
pertumbuhan
otot,
mempertahankan tingkat normal sintesis protein dalam semua sel tubuh, serta membantu dalam pelepasan lemak sebagai sumber untuk hormon lain yang berperanan dalam mempertahankan kekuatan matriks tulang. @ni adalah untuk mengkontrol tingkat kalsium darah. )elain itu, kalsium uga diperlukan untuk seumlah proses metabolisme lain selain daripada pembentukan tulang seperti pembentukan bekuan darah, konduksi impuls saraf, dan kontraksi sel otot. Bila kuantiti kalsium dalam darah adalah rendah, kelenar paratiroid berespon dengan mensekresikan hormon paratiroid (T?'. ?ormon ini merangsang osteoklas untuk
9
meme!ah aringan tulang, dan garam kalsium yang dilepaskan ke dalam darah. Di sisi lain, ika tingkat kalsium darah terlalu tinggi, kelenar tiroid merespon dengan mensekresi hormon yang disebut !al!itonin. 4feknya adalah antagonis dengan hormon paratiroid, yaitu menghambat akti3itas osteo!last dengan menstimulasi osteoblast untuk membentuk aringan tulang. )e!ara umum fungsi tulang menurut ri!e dan #ilson ($%%&' antara lain: 1<. 1-. 1' )ebagai kerangka tubuh 1=.
Tulang sebagai kerangka yang menyokong dan memberi
bentuk tubuh. $' roteksi $%.
)istem mus!uloskeletal melindungi organ/ organ penting,
misalnya otak dilindungi oleh tulang/tulang tengkorak, antung dan paru/paru terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang di bentuk oleh tulang/ tulang kostae (iga'. ' Ambulasi dan mobilisasi $1.
Adanya
tulang
dan
otot
memungkinkan
teradinya
pergerakan tubuh dan perpindahan tempat, tulang memberikan suatu system pengungkit yang di gerakan oleh otot/ otot yang melekat pada tulang tersebut sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh kera otot/ otot yang melekat padanya. 7' Deposit mineral $$.
)ebagai reser3oir kalsium, fosfor,natrium,
dan elemen/
elemen lain. Tulang mengandung == kalsium dan =% fosfor tubuh. 8' ?emopoesis $.
Berperan dalam bentuk sel darah pada red marro. Cntuk
menghasilkan sel/ sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah tulang tertentu.
10
$7.Berikut adalah sistem otot yang digunakan pada os tibia dan fibula: a. 2tot/otot penggerak tungkai baah bagian belakang 1' m.gastro!nemius (!aput mediale dan !aput lateral' untuk plantar fleksi kaki dan fleksi sendi lutut. $' m.soleus untuk plantar fleksi kaki pada sendi pergelangan kaki. ' m.tibialis posterior untuk plantar fleksi kaki pada sendi pergelangan kaki dan in3ersi kaki. 7' m.plantaris untuk plantar fleksi sendi pergelangan kaki dan fleksi sendi lutut. $8. b. 2tot/otot penggerak tungkai baah bagian lateral 1' m.peroneus longus untuk plantar fleksi kaki dan e3ersi kaki. $' m.peroneus bre3is untuk plantar fleksi dan e3ersi kaki. !. 2tot/otot penggerak tungkai baah bagian depan 1' m.e5tensor digitorum longus untuk distensi ari kaki. $' m.tibialis anterior untuk ekstensi kaki pada semi pergelangan kaki dan in3erse. d. 2tot/otot penggerak sendi lutut 1' 2tot penggerak fleksi lutut antara lain mus!ulus bi!eps femoris , mus!ulus semi tendi nosus, semi membranosus. $' 2tot penggerak ekstensi lutut antara lain mus!ulus 3astus lateralis, 3astus intermedius, mus!ulus 3astus medialis, mus!ulus re!tus femoris. ' 2tot penggerak eksorotasi lutut antara lain mus!ulus bi!eps femoris, mus!ulus
e5tensor
fas!ialata,
mus!ulus
gastro!nemius
!aput
medialis. 7' 2tot
penggerak
endorotasi
lutut
antara
lain
mus!ulus
se mi te nd in os us , mus!ulus semimembranosus, mus!ulus gra!ilis, mus!ulus popliteus, mus!ulus gastro!nemius !aput lateral. e. 2tot/otot penggerak sendi ankle
11
1' 2tot
penggerak
plantar
fleksi
antara
lain
mus!ulus
0a st ro !n em iu s, mus!ulus )oleus, mus!ulus lantaris, mus!ulus Fleksor hallu!is longus, mus!ulus Tibialis posterior, mus!ulus peroneus longus, mus!ulus peroneus bre3is. $' 2tot penggerak dorsi fleksi antara lain mus!ulus Tibialis anterior, mus!ulus e5tensor digitorum longus, mus!ulus peroneus tertius, mus!ulus e5tensor hallu!is longus. ' 2tot penggerak in3ersi antara lain mus!ulus Tibialis anterior, mus!ulus Tibialis posterior, mus!ulus fleksor hallu!is bre3is. 7' 2tot penggerak e3ersi antara lain mus!ulus peroneus longus, mus!ulus peroneus bre3is.
1
3 2
6
4 7 8 5
$&. $<. $-.
0ambar 8. 2tot tungkai baah kanan tampak depan
Keterangan gambar:
1
6 m. Fibularis (peroneus'
7 8
$ longus 6 m. Tibialis anterior 6 m. 0astro!nemius 6 m. )oleus
& < -
6 m. 45tensor hallu!is bre3is 6 m. Fibularis bre3is 6 m. 45tensor digitorum = longus 1% 6 m. 45tensor hallu!is longu
11 Berikut adalah sistem persarafan pada tungkai atas berasal dari ple5us sa!ralis mensyarafi otot/otot pada sekitar tungkai atas: a. ;er3us femoralis 1$ ;er3us femoralis merupakan !abang ple5us lumbalis. ;er3us ini bersisi dari tiga bagian ple5us anterior yang berasal dari n. umbalis ($, dan 7'. ;er3us tersebut mun!ul dari tepi lateral mus!ulus soas di dalam abdomen dan beralan kebaah diantara m. soas dan +
12
@lia!us.Terletak dibelakang fas!ia ilia!a dan memasuki paha lateral terhadap arteri femoralis dan selubung femoral dibelakang ligamen inguinale da n berakhir dibaah ligamen inguinale dan pe!ah menadi di3isi anterior dan posterior. ;er3us femoralis mensyarafi semua otot ruas anteroir paha. b. ;er3us obturatorius 1 ;er3us obturatorius berasal dari ple5us lumbal ($, dan 7' dan mun!ul pada tepian m. soas didalam abdomen ia beralan kebaah dan kedepan pada dinding lateral pel3is untuk men!apai bagian atas foramen obturatorium , hal ini pe!ah menadi de3isi anterior dan posterior. De3isi anterior memberi !abang/!3abang mus!ular pada m. Bra!hialis, m. Addu!tor bre3is dan addu!tor longus. )edang de3isi posterior mensarafi arti!ularis genus dan memberi !abang/!abang mus!ular kepada m. 2bturatorius e5ternus, addu!tor magnus !. ;er3us gluteal superior dan inferior 17 ;er3us gluteal superior dan inferior, !abang ple5us sa!ralis meninggalkan el3is melalui bagian atas dan baah foramen is!hiadi!us maus diatas mus!ulus piriformis. Dan bagian baah
foramen
is!iadi!us mensarafi tensorfa!ialata, m. 0luteus minimus serta gluteus me5imus. d. ;er3us is!hiadadi!us 18 ;er3us is!hiadi!us merupakan !abang ple5us sa!ralis (7, 8 dan )1, $, ' meningggalkan regio glutealis menuu kebaah sepanang !aput longum m.Bi!eps femoris. )etelah sampai pertengahan paha pada bagian
posterior
ditutupi
oleh
tepian
m.Bi!eps
femoris
dan
m.)emimembranosus yang berdekatan. ;er3us ini terletak pada a pe5 posterior m. Addu!tor magnus pada sepertiga pada bagian paha baah kemudian berahkir dan pe!ah menadi n. Tibialis dan n. eroneus !ommunis. ;er3us is!hiadi!us pe!ah menadi terminal pada bidang lebih tinggi pada bagian atas paha, regio gluteal dan didalam pel3is.
13
1&
0ambar &. ;er3e peroenus !ommunis (7,8 dan )1,$'
1< Keterangan: 1- 1. )!iati! ner3e <. +. eroneus longus 1= $. 9omon peroneal ner3e -. +. e5tensor hallu!is longus $% . Deep peroneal ner3e =. +. peroneus bre3is $1 7. +. tibialis anterior 1%. +. peroneus tertius $$ 8. )uper3i!ial peroneal ner3e11. +. e5tensor digitorium bre3is $ &. +. e5tensor digitorium longus 1$. )ural ner3e
$8 $& $< $$= % 1 $ 7
$7 0ambar <. ;er3e tibialis (7,8 dan )1,' Keterangan: 1. )!iati! ner3e =. +. fle5or hallu!is ner3e $. 9omon peroneal ner3e 1%. 9omon peroneal ner3 . +. gastro!nemius 11. +edial sural !utaneous ner3e 7. +. opliteus 1$. ateral sural !utaneous ner3e 8. +. lantaris 1. )ural ner3e &. +. soleus 17 +edial plantar ner3e <. +. tibialis posterior 18. ateral plantar ner3e -. +. gigitorium longus
14
$. 4pidemiologi 8 Fraktur diafisis tibia dan fibula ber3ariasi menurut umur penderita dan enis trauma yang teradi. ada bayi dan anakanak yang muda, fraktur bersifat spiral pada tibia dengan fibula yang intak. ada umur /& tahun,biasanya teradi stres torsional pada tibia bagian medial yang akanmenimbulkan fraktur
green sti!k pada metafisis atau diafisis
proksimaldengan fibula yang intak. ada umur 8/1% tahun, frkatur biasanya bersifattrans3ersal dengan atau tanpa fraktur fibula. Fraktur tibia dan fibula dapat bersifat tertutup atau terbuka. . 4tiologi & 4tiologi dari fraktur menurut ri!e dan #ilson ($%%&' ada yaitu sebagai berikut: a. 9idera atau benturan < Kekuatan langsung mengenai tulang maka dapat teradi patah pada tempat yang terkena, akan mengakibatkan kerusakan pada aringan lunak disekitarnya. ika kekuatan tidak langsung mengenai tulang maka teradi fraktur pada tempat yang auh dari tempat yang terkena dan kerusakan aringan lunak ditempat yang terkena dan kerusakan aringan lunak ditempat fraktur mungkin tidak ada. Fraktur karena trauma ada $ yaitu: 1. Trauma langsung adalah benturan pada tulang yang berakibat ditempat tersebut. $. Trauma tidak langsung adalah titik tumpu benturan dengan teradinya fraktur yang berauhan. b. Fraktur patologik Fraktur patologik teradi pada daerah/daerah tulang yang telah menadi lemah oleh karena tumor, kanker dan osteoporosis. enyebab dari fraktur !ruris dapat disebabkan oleh adanya trauma akibat benturan keras pada tungkai baah. Benturan tersebut teradi akibat ke!elakan. )elain itu, fraktur !ruris uga disebabkan oleh penekukan atau penarikan tendon dan ligament yang dapat berakibat terpisahnya tulang. !. Fraktur beban = Fraktur baban atau fraktur kelelahan teradi pada orang/ orang yang baru saa menambah tingkat akti3itas mereka, seperti baru di terima dalam angkatan bersenata atau orang/ orang yang baru mulai latihan lari.
15
d. )pontan 7% Teradi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga. 71 7$ 7 7. Klasifikasi a. +enurut +ansoer ($%%$' ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar di bagi menadi $ sebagai berikut: 1. Fraktur tertutup (closed ' 77 Fraktur tertutup adalah fraktur yang bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut dengan fraktur bersih (karena kulit masih utuh' tanpa komplikasi. ada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan aringan lunak sekitar trauma, yaitu: a' Tingkat % : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa !edera aringan lunak sekitarnya. b' Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan aringan subkutan. !' Tingkat $ : fraktur yang lebih berat dengan kontusio aringan lunak bagian dalam dan pembengkakan. d' Tingkat : 9edera berat dengan kerusakan aringan lunak yang nyata dan an!aman sindroma kompartement . $. Fraktur terbuka (open/ compound fraktur ' 78 Fraktur terbuka adalah fraktur yang bila tulang yang patah menembus otot dan kulit yang memungkinkan E potensial untuk teradi infeksi dimana kuman dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah. Deraat patah tulang terbuka dibagi menadi , yaitu: a' Deraat @ apabila laserasi $ !m, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal. b' Deraata @@ apabila laserasi G $ !m, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen elas. !' Deraat @@@ apabila luka lebar, rusak hebat, atau hilang aringan sekitar. 1' Deraat @@@A: patah tulang terbuka dengan aringan luas, tetapi masih bisa menutupi patahan tulang saat dilakukan perbaikan.
16
$' Deraat @@@B: patah tulang terbuka dengan kerusakan aringan lunak hebat atau hilang ( soft tissue loes' sehingga tampak tulang (bone-exposs'. ' Deraat @@@9: patah tulang terbuka dengan kerusakan pembuluh darah dan atau saraf yang hebat. b. +enurut +ansoer ($%%$' deraat kerusakan tulang dibagi menadi $ yaitu: 1. atah tulang lengkap (Complete fraktur) 7& atah tulang lengkap apabila patahan tulang terpisah satu dengan yang lainya, atau garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubak tempat. $. atah tulang tidak lengkap ( Incomplete fraktur) 7< atah tulang tidak lengkap apabila antara oatahan tulang masih ada hubungan sebagian. )alah satu sisi patah yang lainya biasanya hanya bengkok yang sering disebut green stick . +enurut ri!e dan #ilson ( $%%8' kekuatan dan sudut dari tenaga fisik,keadaan tulang, dan aringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang teradi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap teradi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. !. +enurut +ansoer ($%%$' bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma ada 8 yaitu: 1. Fraktur Transversal : fraktur yang arahnya malintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. $. Fraktur Oblik : fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat dari trauma angulasi uga. . Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya sepiral yang di sebabkan oleh trauma rotasi. 7. Fraktur Kompresi : fraktur yang teradi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang kea rah permukaan lain. 8. Fraktur fulsi : fraktur yang di akibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang. d. +enurut )melt*er dan Bare ($%%1' umlah garis patahan ada yaitu:
17
1. Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan. $. Fraktur Segmental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan. . Fraktur !ultiple : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama. 78. atofisiologiE atologi 7= Fraktur dibagi menadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. )edangkan fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan di kulit ()melter dan Bare, $%%$'. )eaktu tulang patah perdarahan biasanya teradi di sekitar tempat patah ke dalam aringan lunak sekitar tulang tersebut, aringan lunak uga biasanya mengalami kerusakan. >eaksi perdarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. )el/ sel darah putih dan sel anast berakumulasi menyebabkan peningkatan
aliran
darah ketempat
tersebut akti3itas
osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang disebut !allus. Bekuan fibrin direabsorbsidan sel/ sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang seati. @nsufisiensi pembuluh darah a tau penekanan serabut syaraf yang berkaitan dengan pembengkakan yang tidak di tangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstrimitas dan mengakibatkan kerusakan syaraf perifer. Bila tidak terkontrol pembengkakan akan mengakibatkan peningkatan tekanan aringan, oklusi darah total dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut syaraf maupun aringan otot. Komplikasi ini di namakan sindrom !ompartment (Brunner dan )uddarth, $%%$'. 8% Trauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan ketidak seimbangan, fraktur teradi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan aringan lunak seperti tendon, otot, ligament dan pembuluh darah ( )melt*er dan Bare, $%%1'. asien yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi antara lain : nyeri, iritasi kulit karena penekanan, hilangnya
18
kekuatan otot. Kurang peraatan diri dapat teradi bila sebagian tubuh di imobilisasi, mengakibatkan berkurangnyan kemampuan praatan diri (9arpenito, $%%<'. 81 >eduksi terbuka dan fiksasi interna (2>@F' fragmen/ fragmen tulang di pertahankan dengan pen, sekrup, plat, paku. ;amun pembedahan meningkatkan kemungkinan teradinya infeksi. embedahan itu sendiri merupakan trauma pada aringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami !edera mungkin akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi (ri!e dan #ilson, $%%&'. 8$ &. +anifestasi Klinis 8 +anifestasi klinis fraktur menurut )mel*ter " Bare ($%%$' adalah sebagai berikut: a. ;yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di imobilisasi, spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang di ran!ang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. b. )etelah teradi fraktur, bagian/bagian tak dapat digunakan dan !enderung bergerak tidak alamiah bukan seperti normalnya, pergeseran fraktur menyebabkan deformitas, ekstrimitas yang bias di ketahui dengan membandingkan dengan ekstrimitas yang normal. 4kstrimitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot. !. ada fraktur panang, teradi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibaah tempat fraktur. d. )aat ekstrimitas di periksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lainya. e. embengkakan dan perubahan arna lo!al pada kulit teradi sebagai akibat dari trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasanya baru teradi setelah beberapa am atau hari setelah !edera 87 <. emeriksaan enunang
19
88 emeriksaan penunang yang dapat dilakukan untuk mengatahui keadaan tulang !ruris yang mengalami fraktur yaitu: a. aboratorium 8& emeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk mengetahui kadar ?b dan hematokrit, kerana perdarahan yang teradi akibat fraktur akan menyebabkan kadar ?b dan hematokrit dalam tubuh menadi rendah. )elain itu, au 4ndap Darah (4D' akan meningkat apabila kerusakan yang teradi pada aringan lunak sangat luas. )elain itu pemeriksaan golongan darah uga penting untuk dilakukan apabila tindakan operasi dilakukan, dan pemeriksaan kadar kratinin uga harus dilakukan, karena trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginal. b. H/ray 8< emeriksaan Hray merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk melihat gambaran fraktur, deformitas ( pergeseran fragmen pada fraktur ' dan metalikment. emeriksaan Hray merupakan salah satu metode dengan menggunakan prosedur non in3asif. 0ambar diambil pada dua proyeksi, yaitu A (posteroanterior' atau A (anteroposterior' dan lateral (AT'. Keuntungan pemeriksaan Hray yaitu tidak ada residu radiasi di dalam tubuh, tidak ada efek samping, dan !epat, dapat digunakan pada situasi darurat. !. 9T/s!an 89T/s!an merupakan alat yang bekera dengan !ara memproduksi gambaran organ tubuh dengan menggunakan gelombang suara yang terkan pada komputer(Bastiansyah, $%%-'. 9T/s!an dapat menghasilkan gambaran dari organ tubuh termasuk keadaan tulang. )e!ara umum pemeriksaan 9T/s!an dapat memberikan gambaran se!ara rin!i mengenai struktur tulang, aringan dan !airah tubuh. ada fraktur !ruris 9T/s!an dapat digunakan untuk mendeteksi struktur fraktur yang teradi se!ara kompleks. d. +>@ ( !agnetic "esonanci Imaging ' 8= +>@ merupakan alat diagnostik yang dapat menghasilkan potongan organ tubuh menusia dengan menggunakan medan magnet tanpa menggunakan sinar/H. +>@ pada keadian fraktur !ruris dapat
20
digunakan untuk menegakkan diagonsis apabila teradi robekan pada ligamen akibat keadian fraktur tersebut. e. >ontgen &% emeriksaan rontgen merupakan salah satu prosedur yang efektif bila digunakan untuk mendeteksi teradinya fraktur. >ontgen digunakan untuk memotret tubuh bagian dalam, sehingga organ yang ada dalam tubuh dapat terlihat dengan elas, terutama pada bagian tulang yang mengalami fraktur. Foto rontgen menggunakan media sinar H sebagai hasil untuk mengetahui seberapa tingkat keparahan pada fraktur yang teradi. &1 &$ & &7 &8 && -. enatalaksanaan ;on Farmakologi a. "ehabitit# exercise 1. $reathing exercise &< osisi pasien tidur
terlentang,
dan
pasien
diminta
menghirup nafas leat hidung dan menghembuskan leat mulut dengan 8 kali hitungan.
&&=
0ambar 1. atihan pernafasan <%
%& Static contraction otot knee '( Static contraction
merupakan
kontraksi
otot
tanpa
perubahan panang otot atau tanpa gerakan sendi yang nyata. Tuuan static contraction adalah untuk meningkatkan rileksasi otot dan sirkulasi darah serta menurunkan nyeri setelah fraktur dalam proses penyembuhan. ada kasus ini static contraction dituukan untuk otot
21
uadriceps. atihan static contraction dilakukan pada hari pertama dan kedua pas!a operasi. osisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berada di samping pasien. Terapis meletakkan tangannya di baah lutut pasien, kemudian pasien diminta menekan tangan terapis ke tempat tidur. atihan ini dilakukan dengan penahanan &/1% detik, fase istirahat /8 detik, kekuatan kontraksi min 7% dari kekutan kontraksi maksimal dengan 1$ kali pengulangan, dilakukan /8 kali per hari.
<$ <
0ambar $. )tatik kontraksi pada knee
<7 <8 *& "elaxed passive exercise '+ ,assive exercise merupakan gerak yang dihasilkan oleh kekuatan dari luar tanpa disertai kontraksi otot. Kekuatan dari luar tersebut berupa gra3itasi, mekanik, orang lain atau bagian lain dari tubuh pasien itu sendiri. ,assive exercise dapat menaga elastisitas otot sehingga dapat memelihara luas gerak sendi. ,assive exercise dilakukan pada hari pertama sampai dengan hari keenam pas!a operasi. ada hari pertama sampai hari ketiga latihan dilakukan dengan posisi pasien tidur terlentang, terapis berada di samping pasien. Terapis memfiksasi fragmen bagian distal dan satu tangan menyangga tungkai baah. Terapis menggerakkan ke arah fleksi dan ekstensi. Cntuk hari keempat sampai keenam latihan dilakukan dengan posisi tengkurap. 0erakan ini dilakukan 8/1% kali
22
<-
<< . 0ambar . "elaxed passive exercise ke arah dorsi/plantar fleksi <= -%
& ssissted active exercise .( ssisted active exercise yaitu suatu gerakan aktif dengan bantuan
kekuatan
dari
luar,
sedangkan
pasien
tetap
mengkontraksikan ototnya se!ara sadar. Bantuan dari luar dapat berupa tangan terapis, papan, maupun suspension. atihan ini dilakukan pada hari pertama sampai dengan hari ketiga pas!a operasi. ada hari pertama posisi pasien tidur terlentang, terapis berada di samping pasien pada sisi yang sakit. Terapis memfiksasi fragmen bagian distal dan menyangga tungkai baah. asien diminta menekuk dan meluruskan lututnya sesuai kemampuan. ada hari kedua dan ketiga pas!a operasi latihan ini dilakukan dengan posisi berbeda yaitu dengan duduk ongkang/ongkang, satu tangan terapis memberi fiksasi di atas lutut dan satu tangan yang lain menyangga tungkai baah kemudian pasien diminta bergerak menekuk dan meluruskan lututnya. 0erakan ini dilakukan 8/1% kali pengulangan
-
-$ 0ambar 7. 0erakan assisted active untuk sendi lutut fleksi/ekstensi
23
-7 & 0ree active exercise . 0ree active exercise yaitu suatu gerakan aktif yang dilakukan oleh adanya kekuatan otot dan anggota tubuh itu sendiri tanpa bantuan, gerakan yang dihasilkan oleh kontraksi dengan melaan pengaruh gra3itasi (Basmaian, 1=<-'. atihan ini dilakukan pada hari ketiga sampai hari keenam. osisi pasien yaitu duduk ongkang/ongkang. Terapis berada di samping pasien dan memberi fiksasi pada tungkai atas sedekat mungkin dengan lutut kemudian pasien diminta untuk menekuk lutut (fleksi' dan meluruskan lutut (ekstensi' dilakukan - kali.
-& -<
0ambar 8. 0ree ctive !ovement pada sendi lutut
-+& 1old relax .2 osisi pasien duduk long sitting atau tidur terlentang tangan kiri terapis memfiksasi atas ankle lalu tangan kanan terapis berada dibaah tumit kaki pasien dengan lengan baah berada di telapak kaki pasien sebagai tahanan. )etelah siap pasien melakukan gerakan ke arah dorsi fleksi hingga batas nyeri, setelah itu pasien diminta untuk melaan tahanan ke arah plantar fleksi lalu terapis memberi aba/aba Ipertahankan disiniJ. )etelah itu rileks dan terapis berusaha menambah gerakan ke arah dorsi fleksi. atihan ini dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan luas gerak sendi lutut. atihan ini dilakukan pada hari keempat sampai hari keenam pas!a operasi. 0erakan ini dilakukan 1$ kali pengulangan. =%
24
=1 2%
0ambar &. 1old "elax 2*
'& "essisted active exercise 2 "esisted active exercise yaitu gerak aktif dengan tahanan dari luar terhadap gerakan yang dilakukan oleh pasien. Tahanan dapat berasal dari terapis, pegas maupun dari pasien itu sendiri. )alah satu !ara untuk meningkatkan kekuatan otot adalah dengan meningkatkan tahanan se!ara bertahap. atihan ini dilakukan pada hari keempat sampai hari keenam. osisi pasien duduk ongkang/ ongkang. Terapis berada di samping pasien, satu tangan memfiksasi tungkai atas bagian distal sedekat mungkin dengan lutut dan satu tangan memberi tahanan pada tungkai baah. asien diminta meluruskan lututnya kemudian terapis memberi tahanan ke arah fleksi, selanutnya pasien diminta untuk menekuk lututnya kemudian terapis memberi tahanan ke arah ekstensi. 0erakan ini dilakukan 8/ 1% kali pengulangan
=8 =&
0ambar <. "esisted active exercise pada sendi lutut =<
25
-. atihan duduk a& atihan duduk 3ong Sitting 2. osisi aal pasien tidur terlentang satu tangan terapis diletakkan di punggung pasien. Cntuk menahan agar tidak atuh, pasien diminta bangun dengan kedua siku sebagai tumpuan, kemudian kedua telapak tangan pasien menumpu setelah badan !ondong ke belakangEposisi long sitting , kedua tangan menumpu ke belakang badan. ==
1%% 1%1 0ambar -. Duduk long sitting b. atihan duduk ongkang/ongkang 1%$ osisi aal pasien duduk half l#ing dengan long sitting , terapis berdiri disamping pasien, tungkai kanan yang sehat disuruh menekuk. Kedua tangan sebagai tumpuan dan terapis menyangga tungakai yang !idera. Dan pelan/pelan pasien disuruh menggeser pantatnya, terapis membaa tungkai kedua tungkai kesamping bed sampai kedua lutut di tepi bed kedua tangan pasien menumpu untuk menyangga tubuh, kemudian kedua tungkai dalam keadaan menggantung.
26
1% 1%7
0ambar =. Duduk ongkang/ongkang
1%8 =. atihan alan 1%& atihan alan dapat dimulai pada hari ketiga pas!a operasi. atihan alan dengan menggunakan kruk atau alker dapat memperbaiki aktifitas fungsional alan. )ebelum latihan alan penderita diberikan latihan transfer se!ara bertahap mulai dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk, duduk ke berdiri. ada saat duduk dan berdiri diberikan latihan keseimbangan yaitu dengan memberi dorongan ke depan, belakang, samping kanan dan kiri. atihan alan bisa dimulai dari tingkat yang paling aman yaitu dengan alker yang mempunyai stabilitas lebih tinggi daripada kruk. Apabila dengan alker kemampuan alan penderita mulai meningkat kemudian dapat diganti dengan kruk. atihan alan dilakukan tanpa menumpu berat badan (non 4eight bearing ' yaitu kaki yang sehat menumpu sedang kaki yang sakit tidak menumpu dan dengan metode s4ing yang terdiri dari s4ing to dan s4ing trough. S4ing to yaitu kedua kruk mau kemudian diikuti kedua kaki diayunkan ke depan dengan posisi kaki saat menumpu seaar dengan kedua kruk. S4ing trough yaitu kedua kruk mau kemudian diikuti kedua kaki diayunkan ke depan dengan posisi kaki saat menumpu meleati kruk. atihan alan pertama kali diberikan dengan arak yang dekat seperti di sekitar tempat tidur baru kemudian ditambah dengan arak yang lebih auh
27
bertahap dari hari ke hari. asien diminta untuk tetap beralan seperti yang diaarkan terapis yaitu tanpa menumpu berat badan sampai menunggu adal kontrol ke dokter dimana hasil dari kontrol tersebut menadi pertimbangan apakah pasien diperbolehkan partial 4eight bearing (setengah menumpu berat badan' atau 4eight bearing sekaligus. 1%<
1%1%=
0ambar 1%. atihan alan
11% b. 4dukasi 111 4dukasi adalah anuran tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh pasien selama berada di bangsal ataupun setelah pasien pulang ke rumah. 4dukasi yang diberikan berupa home program antara lain: 1. memberikan moti3asi agar pasien terus berlatih $. untuk mengurangi oedem pasien disuruh menyangga tungkai yang sakit dengan bantal dan diletakkan lebih tinggi dari posisi antung . menganurkan pada pasien untuk melakukan gerakan dorsi fleksi/ plantar fleksi maupun in3ersi/e3ersi, fleksi/ekstensi lutut se!ara aktif yang
sebelumnya
diberikan
!ontoh
oleh
fisioterapi
dan
menganurkan pada pasien agar tidak menapakkan kaki yang sakit ke lantai. 11$ =. enatalaksanaan Farmakologi 11 +enurut +uttain ($%%-' konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada aktu menangani fraktur yaitu : rekognisi, reduksi, retensi, dan rehabilitasi.
28
a. >ekognisi (engenalan' 117 >iayat ke!elakaan,
deraat keparahan,
harus
elas
untuk
menentukan diagnosa dan tindakan selanutnya. 9ontoh, pada tempat fraktur tungkai akan terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka. b. >eduksi (+anipulasiE >eposisi' 118 >eduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya. Cpaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti semula se!ara optimal. >eduksi fraktur dapat dilakukan dengan reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka. >eduksi fraktur dilakukan sesegera
mungkin
untuk
men!egah
aringan
lunak
kehilangan
elastisitasnya akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan. ada kebanyakan kasus, reduksi fraktur menadi semakin sulit bila !edera sudah mulai mengalami penyembuhan (+ansoer, $%%$'. !. >etensi (@mmobilisasi' 11& Cpaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali seperti semula se!ara optimal. )etelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus diimobilisasi, atau di pertahankan dalam posisi keseaaran yang benar sampai teradi penyatuan. @mobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi
eksterna atau interna. +etode fiksasi
eksterna meliputi
pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips, atau fiksator eksterna. @mplan logam dapat di gunakan untuk fiksasi intrerna yang brperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur. Fiksasi eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit untuk menstabilisasikan fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan eksternal bars. Teknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada tulang tibia, tetapi uga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan pel3is (+ansoer, $%%%'.
29
11=
11< 11- 0ambar . emasangan 2>4F pada tibia dan fibula rinsip dasar dari teknik ini adalah dengan menggunakan pin yang
diletakkan pada bagian proksimal dan distal terhadap daerah atau *ona trauma, kemudian pin/pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan rangka luar atau eksternal frame atau rigid bars yang berfungsi untuk menstabilisasikan fraktur. Alat ini dapat digunakan sebagai temporary treatment untuk trauma muskuloskeletal atau sebagai definiti3e treatment berdasarkan lokasi dan tipe trauma yang teradi pada tulang dan aringan lunak (+uttain, $%%-'. d. >ehabilitasi 1$% >ehabilitasi dilakukan untuk aktifitas fungsional semaksimal mungkin dalam menghindari atropi atau kontraktur. Bila keadaan mmeungkinkan, harus segera dimulai melakukan latihan/latihan untuk mempertahankan kekuatan anggota tubuh dan mobilisasi (+ansoer, $%%%'. 1$1
Tahap penyembuhan tulang dibagi menadi 8 proses yaitu
sebagai berikut: a. Tahap pembentukan hematom 1$$ Dalam $7 am pertama mulai terbentuk bekuan darah dan fibrin yang masuk ke area fraktur. )uplai darah meningkat dan terbentuk hematom yang berkembang menadi aringan granulasi sampai hari kelima. b. Tahap proliferasi 1$ Dalam aktu sekitar 8 hari, hematom akan mengalami organisasi. Terbentuk benang/benang fibrin dalam endalan dara, membentuk
30
aringan untuk re3askularisasi dan in3asi fibroblast dan osteoblast yang akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang, lalu akan terbentuk aringan ikat fibrus dan tulang raan. !. Tahap pembentukan kalus 1$7 ertumbuhan aringan berlanut dan lingkaran tulang raan tumbuh men!apai sisi lain sampai !elah terhubung. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan aringan fibrus, tulang raan, dan tulang serat imatur. Butuh /7 minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang raan atau aringan fibrus. d. 2sifikasi 1$8 embentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam $/ minggu patah tulan melalui proses penulangan ndokondrial. +ineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar/benar bersatu. roses ini memerlukan aktu /7 bulan. e. Konsolidasi (&/- bulan' dan >emodelling (&/1$ bulan' 1$& Tahap akhir dari perbaikan patah tulang adalah dengan aktifitas osteoblas dan osteo!las. Kalus mengalami pembentukan tulang sesuai aslinya. 1$< 1%. Komplikasi 1$Komplikasi fraktur menurut )melt*er dan Bare ($%%1' dan ri!e ($%%8' antara lain sebagai berikut: a. Komplikasi aal fraktur antara lain: syok, sindrom emboli lemak, sindrom kompartement, kerusakan arteri, infeksi, a3askuler nekrosis. 1' )yok 1$= )yok hipo3olemik atau traumati!, akibat perdarahan (banyak kehilangan darah eksternal maupun yang tidak kelihatan yang bias menyebabkan penurunan oksigenasi' dan kehilangan !airan ekstra sel ke aringan yang rusak, dapat teradi pada fraktur ekstrimitas, thoraks, pel3is dan 3ertebra. $' )indrom emboli lemak 1% ada saat teradi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena katekolamin yang di
31
lepaskan oleh reaksi stress pasien akan memobilisasi asam lemak dan memudahkan terasinya globula lemak pada aliran darah. ' )indroma kompartement 11 )indroma kompartement merupakan masalah yang teradi saat perfusi aringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan aringan. @ni bisa disebabkan karena penurunan ukuran kompartement otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat, penggunaan gibs atau balutan yang menerat ataupun peningkatan isi kompatement otot karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah (misalnya : iskemi,dan !idera remuk'. 7' Kerusakan arteri 1$ e!ahnya arteri karena trauma bias ditandai denagan tidak ada nadi, 9>T menurun, syanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disbabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan. 8' @nfeksi 1 )istem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada aringan. ada trauma orthopedi! infeksi dimulai pada kulit (superfi!ial' dan masuk ke dalam. @ni biasanya teradi pada kasus fraktur terbuka, tapi bias uga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. &' A3askuler nekrosis 17 A3askuler nekrosis (A;' teradi karena aliran darah ke tulang
rusak atau terganggu yang bias menyebabkan nekrosis
tulang dan di aali dengan adanya olkmanLs @s!hemia ()melt*er dan Bare, $%%1'. b. Komplikasi dalam aktu lama atau lanut fraktur antara lain: malunion, delayed union, dan non union. 1' +alunion 18 +alunion dalam suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya. +alunion merupaka penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya
32
tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas'. +alunion dilakukan dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik. $' Delayed union 1& Delayed union adalah proses penyembuhan yang terus beralan dengan ke!epatan yang lebih lambat dari keadaan normal. Delayed union merupakankegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan aktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. @ni disebabkan karena penurunan suplai darah ke tulang. ' ;on union 1< ;onunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil sete lah &/= bulan. ;onunion di tandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada
sisi
fraktur
yang
pseuardoarthrosis. @ni uga
membentuk disebabkan
yang kurang (ri!e dan #ilson, $%%&'. 11= 17% 171 17$ 17 B. 9lini!al athay 177 178 17& 17< 1717= 18% 181 18$ 18 187 188 18& 18< 1818= 1&% 1&1
sendi karena
palsu aliran
atau darah
33
1&$ 1& 1&7 1&8 1&& 1&< 1&1&= 1<% 1<1 1<$ 1< 9. roses Keperaatan 1. engkaian 1' @dentitas asien 1<7+eliputi nama, umur, enis kelamin, agama, pendidikan, pekeraan, alamat,status perkainan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakitdan diagnosa medis. $' Keluhan Ctama 1<8Adanya rasa nyeri pada daerah fraktur atau tidak ' >iayat enyakit )ekarang 1<&Kai kronologi teradinya trauma yang menyebabkan patah tulang kruris, pertolongan apa yang di dapatkan, apakah sudah berobat ke dukun patah tulang. )elain itu, dengan mengetahui mekanisme teradinya ke!elakaan, peraat dapat mengetahui luka ke!elakaan yang lainya. Adanya trauma lutut berindikasi pada fraktur tibia proksimal. Adanya trauma angulasi akan menimbulkan fraktur tipe kon3ersal atau oblik pendek, sedangkan trauma rotasi akan menimbulkan tipe spiral. enyebab utama fraktur adalah ke!elakaan lalu lintas darat. 7' >iayat enyakit dahulu 1<<ada beberapa keadaan, klien yang pernah berobat ke dukun patah tulang sebelumnya sering mengalami mal/union. enyakit tertentu seperti kanker tulang atau menyebabkan fraktur patologis sehingga tulang sulit menyambung. )elain itu, klien diabetes dengan luka di kaki sangat beresiko mengalami osteomielitis akut dan kronik serta penyakit diabetes menghambat penyembuhan tulang. 8' >iayat enyakit Keluarga
34
1<-enyakit keluarga yang berhubungan dengan patah tulang !ruris adalah salah satu faktor predisposisi teradinya fraktur, seperti osteoporosis yang sering teradi pada beberapa keturunan dan kanker tulang yang !enderung diturunkan se!ara genetik. 1<= 1-% &' ola Kebiasaan a. ola ;utrisi 1-1 Cmumnya pola nutrisi pasien tidak mengalami perubahan, namun ada beberapa kondisi dapat menyebabkan pola nutrisi berubah, seperti nyeri yang hebat, dampak hospitalisasi terutama bagi pasien yang merupakn pengalaman pertama masuk rumah sakit. b. ola 4liminasi 1-$ asien dapat !enderung mengalami gangguan eliminasi BAB seperti konstipasi dan gangguan eliminasi urine akibat adanya program eliminasi dilakukan ditempat tidur. !. ola @stirahat 1- Cmumnya kebutuhan istirahat atau tidur pasien tidak mengalami perubahan yang berarti, namun ada beberapa kondisi dapat menyebabkan pola istirahat terganggu atau berubah seperti timbulnya rasa nyeri yang hebat dan dampak hospitalisasi. d. ola Akti3itas 1-7 Cmumnya pasien tidak dapat melakukan akti3itas (rutinitas' sebagaimana biasanya, yang hampir seluruh akti3itas dilakukan ditempat tidur. ?al ini dilakukan karena ada perubahan fungsi anggota gerak serta program immobilisasi, untuk melakukan akti3itasnya pasien harus dibantu oleh orang lain, namun untuk akti3itas yang sifatnya ringan pasien masih dapat melakukannya sendiri. e. ersonal ?ygiene 1-8 asien masih mampu melakukan personal hygienenya, namun harus ada bantuan dari orang lain, akti3itas ini sering dilakukan pasien ditempat tidur. f. >iayat sikologis
35
1-&
Biasanya dapat timbul rasa takut dan !emas terhadap
fraktur, selain itu dapat uga teradi ganggguan konsep diri body image, ika teradi atropi otot kulit pu!at, kering dan besisik. Dampak psikologis ini dapat mun!ul pada pasien yang masih dalam peraatan dirumah sakit. ?al ini dapat teradi karena adanya program immobilisasi serta proses penyembuhan yang !ukup lama. g. >iayat )piritual 1-< ada pasien post operasi fraktur tibia riayat spiritualnya tidak mengalami gangguan yang berarti, pasien masih tetap bisa bertoleransi terhadap agama yang dianut, masih bisa mengartikan makna dan tuuan serta harapan pasien terhadap penyakitnya. h. >iayat )osial 1-Dampak sosial adalah adanya ketergantungan pada orang lain dan sebaliknya pasien dapat uga menarik diri dari lingkungannya karena merasa dirinya tidak berguna (terutama kalau ada program amputasi'. $. emeriksaan Fisik a. B1 (Breathing' 1-= re operasi: pada pemeriksaan sistem pernafasan tidak mengalami gangguan. 1=% ost operasi: biasanya teradi reflek batu tidak efektif sehingga teradi penurunan akumulasi sekret. Bisa teradi apneu, lidah ke belakang akibat general anastesi, >> meningkat karena nyeri. b. B$ (Blood' 1=1 re operasi: dapat teradi peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi dan respirasi karena nyeri, peningkatan suhu tubuh karena teradi infeksi terutama pada fraktur terbuka. 1=$ ost operasi: dapat teradi peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi dan respirasi karena nyeri, peningkatan suhu tubuh karena teradi infeksi terutama pada proses pembedahan. !. B (Brain' 1= re operasi: tingkat kesadaran biasanya !ompos mentis. 1=7 ost operasi: dapat teradi penurunan kesadaran akibat tindakan anastesi, nyeri akibat pembedahan. d. B7 (Bladder'
36
1=8 re operasi: biasanya klien fraktur tidak mengalami kelainan pada sistem ini. 1=& ost operasi: teradi retensi urin akibat general anastesi. e. B8 (Boel' 1=< re operasi: pemenuhan nutrisi dan bising usus biasanya normal, pola defekasi tidak ada kelainan. 1=- ost operasi: penurunan gerakan peristalti! akibat general anastesi. f. B& (Bone' 1== re operasi: adanya deformitas, nyeri tekan pada daerah trauma. $%% ost operasi: gangguan mobilitas fisik akibat pembedahan. $%1 D. Diagnosa Keperaatan 1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri, gangguan $. . 7. 8. &. <. -. =.
mus!uloskeletal Ketidakefektifan perfusi aringan perifer berhubungan dengan imobilitas ;yeri akut berhubungan dengan agens !edera fisik (trauma' >esiko perdarahan berhubungan dengan trauma >esiko syok berhubungan dengan hipo3olemik Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan !edera >esiko infeksi berhubungan dengan prosedur in3asif, luka Depri3asi tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik: nyeri >esiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan tidak
berakti3itas 1%. ?ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan mus!uloskeletal 11. >esiko atuh berhubungan dengan penggunaan alat bantu 1$. @ntoleran akti3itas berhubungan dengan imobilitas 1. Defisit peraatan diri: mandi berhubungan dengan gangguan mus!uloskeletal 17. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan &. @nter3ensi Keperaatan $&$ N
$&% Di+,no+ Ke"er+-+t+n
$%&$%< Ketidakefektifan 1 pola nafas berhubungan dengan nyeri, gangguan mus!uloskeletal (%%%$' $%$%= Definisi: $1% @nspirasi danEatau ekspirasi yang tidak member 3entilasi adekuat
$& Tuju+n d+n Kriteri+ H+i/
$## NOC0 1. >espiratory status : entilation $. >espiratory status : Airay paten!y . ital sign status $1$ $#% Kriteri+ 1+i/0 1. +endemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
1. $. . 7. 8. &.
$#NIC $18 Air-+2 Buka alan atau a thrust osisikan 3entilasi @dentifikasi alan nafas buat asang may akukan fis Keluarkan s
37
dengan mudah, tidak ada pursed lips' $. +enunukkan alan nafas yang paten (klien tidak merasa ter!ekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal . Tanda Tanda 3ital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan'
$$%$$1 Ketidakefektifan $ perfusi aringan perifer berhubungan dengan imobilitas (%%$%7' $$$ $$ Definisi: $$7 enurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
1. $. .
1.
$.
$$5NOC )tatus sirkulasi @ntegritas aringan erfusi aringan perifer $$& $$' Kriteri+ 1+i/0 +enunukkan keseimbangan !airan, integritas aringan: kulit dan membrane mukosa dan perfusi aringan perife> 4kstremitas bebas dari lesi $$-
Auskultasi tambahan akukan su -. Berikan bro =. Berikan pe 1%. embab Atur intak 11. keseimbangan. +onitor res 1$. $#* $1< Ter+"i O Bersihkan 1. ertahanka $. Atur peralat . +onitor ali 7. ertahanka 8. 2bser3asi a &. +onitor ad <. oksigenasi $1$1= )it+/ i, +onitor TD 1. 9atat adany $. +onitor ) . berdiri Auskultasi 7. bandingkan +onitor T 8. setelah akti3itas +onitor ku &. +onitor fre <. +onitor sua -. +onitor pol =. +onitor su 1%. +onitor sia 11. +onitor ad 1$. yang melebar, b @dentifikasi 1. $$6NIC $%& Per+-+t 1. akukan p sirkulasi perifer $. antau tin saat melakukan . antau stat haluaran 7. Aarkan pa kaki yang tepat $%# $%$ Per+-+t <.
38
1. $.
$8$& ;yeri akut berhubungan dengan agens !edera fisik (trauma' (%%1$' $< $Definisi: $= engalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang mun!ul akibat kerusakan aringan a!tual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan, aitan yang tiba/tiba atau lambat dari integritas ringan hingga berat akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
$&7$&8 >esiko 7 perdarahan berhubungan dengan trauma (%%$%&' $&& $&< Definisi: $&>entan
akukan m 43aluasi ek atau lebih diatas . Dorong lati dan pasif, terut tirah baring $%% $% M+n+je 1. antau perb panas atau dingi $. antau p hiperestesia dan . antau tro profunda 7. antau kes sepatu dan paka 8. Anurkan memantau posi duduk, berbarin &. Aarkan pas kulit setiap h integritas kulit $&NOC 0 $5$ NIC0 $5% P+in M+ $71 1. ain e3el, $7$ $. ain !ontrol, $87 1. akuk $7 . 9omfort le3el komprehensif te $77 frekuensi, $88 kualit $5 Kriteri+ H+i/ 0 $7& 1. +ampu mengontrol nyeri (tahu $8& $.2bser3asi penyebab nyeri, mampu menggunakan ketidaknyamana tehnik nonfarmakologi untuk $8< . Bantu p mengurangi nyeri, men!ari bantuan' dan menemukan d $7< $. +elaporkan baha nyeri $87. Kurangi berkurang dengan menggunakan $8= 8. Kai t manaemen nyeri menentukan inter $7. +ampu mengenali nyeri (skala, $&% &. Aarkan intensitas, frekuensi dan tanda nyeri' napas dalam, re $7= 7. +enyatakan rasa nyaman setelah dingin nyeri Berkurang $&1 <. Tingka $8% 8. Tanda 3ital dalam rentang normal $&$ -.Berikan $81 &. Tidak mengalami gangguan tidur penyebab nyeri, dan antisipasi ke $& =.+onitor pemberian analg $*6NOC0 $'% NIC0 Pe $<% )tatus sirkulasi 1. +onitor pasien $. +emantau tan $'# $'$ Kriteri+ 1+i/0 persisten 1. TT dalam batas normal . +enaga istirah $. Asites tidak ditemukan 7. +elindungi p
39
mengalami penurunan 3olume darah yang dapat mengganggu kesehatan
. 4dema perifer tidak ditemukan
$<7$<8 >esiko syok 8 berhubungan dengan hipo3olemik (%%$%8' $<& $<< Definisi: $<>entan mengalami ketidak!ukupan aliran darah ke aringan tubuh yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengan!am ia yang dapat mengganggu kesehatan
$'6 NOC /+:e/0 8it+/ Si,n 1. )uhu tubuh dalam batas normal (&,8/ <,8 deraat !el!ius' $. ;adi radial dala batas normal (&%/1%% kali permenit' . Kedalaman inspirasi 7. >> dalam batas normal (1$/$% kali pemenit' $-% $;# NOC /+:e/ 0 B/ood Lo e8erit2 1. enurunan tekanan darah sistolik dan diastolik (/' $. Kehilangan suhu tubuh (/' . u!atnya kulit dan mukosa (/' $-$
$=$=7 Kerusakan & integritas kulit berhubungan dengan !edera (%%%7&' $=8 $=& Definisi: $=< Kerusakan pada epidermis sanEatau dermis
$=- NOC : Tissue @ntegrity : )kin and +u!ous+embranes $== %&& Kriteri+ H+i/ 0 %1 1.@ntegritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, %$ temperatur, hidrasi, pigmentasi' % $. Tidak ada lukaElesi pada kulit %7 . erfusi aringan baik %8 7. +enunukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan men!egah teradinya sedera berulang %& 8. +ampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan peraatan alami %$#NOC 0 $$ 1. Knoledge : @nfe!tion !ontrol $ $. >isk !ontrol $7 %$5 Kriteri+ H+i/ 0 $& 1. Klien bebas dari tanda dan geala infeksi $< $.+enunukkan kemampuan untuk men!egah timbulnya infeksi $.+enunukkan perilaku hidup sehat
1&1< >esiko infeksi < berhubungan dengan prosedur in3asif, luka (%%%%7' 11= Definisi: $% >entan mengalami in3asi dan multiplikasi organism patogenik yang dapat
menyebabkan p 8. +enghindari pr &. ?indari mengan <. +enginstruksik asupan makana $;% NIC L+: $-7 +endete berisiko s $-8 1. +onitor arna kulit, suara perifer dan 9>T. $-& $.+onitor arngan. $-< . +onito gelisah. $-7.+onitor s $-= 8. +onit $=% &.+onitor hemoglobin, hem darah, kultur dara $=1 <.9atat ar muntah. $=$ -.eriksa u dan protein dala %&' Preure 1. kai tingkat keru %$. gunakan balutan %= . aga keb kering 1% 7. +obilisa dua am sekali 11 8. +onitor 1$ &. 2leskan derah yang terte 1 <. +onitor 17 -. +onit 18
$. . 7.
1. $.
%$6 In7e9tion % 1. Bersi pasien lai ertahankan tek Tingktkan intak Berikan terapi a %%# In7e9tion in7e4i= +onitor tanda d ertahankan tek
40
mengganggu kesehatan
$ Depri3asi tidur - berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik: nyeri (%%%=&' 7 8 Definisi: & eriode panang tanpa tidur (berhentinya kesadaran relatif se!ara periodi! dan berlangsung alami'
777 >esiko = ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan tidak berakti3itas (%%%%8' 78 7& 7< Definisi: 7>entan mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam parameter normal yang dapat mengganggu kesehatan
887 ?ambatan 1% mobilitas fisik
<)etelah dilakukan asuhan keperaatan diharapkan pasien tidak terganggu saat tidur dengan kriteria hasil: a. )uhu ruangan dalam batas normal ($8 %9' ($%%=%' b. 4fek terapeutik yang diharapkan dapat ter!apai !. @ntoleransi pengobatan tidak teradi d. >espon terhadap nyeri dapat diatasi
1. $. .
1. $. .
%6NOC ?ydration @mmune status @nfe!tion status %5& %5# Kriteri+ 1+i/0 )tatus hidrasi dalam batas normal Tidak ada resiko infeksi TT dalam batas normal
%5;NOC 0 1. oint +o3ement : A!ti3e
. Berikan peraat 7. inspeksi kulit kemerahan, pan 8. @speksi kondisi l &. Dorong masukk <. Dorong masuka -. Dorong istirahat %%; M+n+je3e <*;$= 1. 9iptakan lingku batasi umlah pen $. )esuaikan suhu r indi3idu %%6 %& Ter+"i Re/ 1. 9iptakan lingku distraksi dengan l yang nyaman $. atih untuk rela perut %# %$ Pe3:eri+n 1. >esepkan atau r berdasarkan ke penenang, penghi $. Beritahukan pasi obat, alasan pem dan efek yang ak %5$ NIC0 Te +onitor su 1. >en!anaka $. +onitor TD . +onitor a 7. +onitor tan 8. Tingkatkan &. )elimuti p <. kehangatan tub Aarkan pa -. akibat panas Diskusikan =. suhu dan k kedinginan Beritahuka 1%. keletihan dan diperlukan Aarkan 11. penanganan yan Berikan ant 1$. %*5 NIC0 E> 1. Kai kemampuan
41
berhubungan dengan gangguan mus!uloskeletal (%%%-8' 88 8& Definisi: 8< Keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas se!ara mandiri dan terarah
&&&< >esiko atuh 11 berhubungan dengan penggunaan alat bantu (%%188' &&= Definisi: <% >entan terhadap peningkatan resiko atuh yang dapat menyebabkan bahaya fisik dan gangguan kesehatan
$. +obility e3el . )elf !are : ADs 8= %*& Kriteri+ 1+i/0 &1 1.Klien meningkat dalam akti3itas fisik &$ $.+engerti tuuan dari peningkatan mobilitas & .+em3erbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah &7 7. +emperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (alker' %'#NOC0 1. Keseimbangan $. 0erakan terkoordinasi . erilaku pen!egahan atuh <$ %'% Kriteri+ 1+i/0 1. >esiko atuh akan menurun atau terbatas, yang dibuktikan oleh, keseimbangan, gerakan terkoordinasi, perilaku pen!egahan atuh, keadian atuh, dan pengetahuan pen!egahan atuh. $. +en!iptakan lingkungan yang aman . +engidentifikasi resiko yang meningkatkan kerentanan terhadap atuh 7. +enghindari !edera fisik akibat atuh
$. +onitor tanda 3i . Bantu klien me dan !egah terhad 7. Aarkan pasien t 8. Aarkan pasien berikan bantuan &. Konsultasikan d ambulasi sesuai <. Berikan alat ban
1. $. .
7. 8. &. <. -. =.
<8<& @ntoleran 1$ akti3itas berhubungan dengan imobilitas (%%%=$' <<
1. $. . 7.
1.
$. .
%;&NOC0 Toleransi akti3itas Kebugaran fisik Ketahanan enghematan energi -1 %;$ Kriteri+ 1+i/0 +entoleransi akti3itas yang bisasa dilakukan, yang dibuktikan oleh toleransi akti3itas, ketahanan, penghematan energy, kebugaran fisik, energy psikomotorik, dan peraatan diri, AD. +enunukkan toleransi akti3itas mendemonstrasikan penghematan energy
1.
$. . 7. 8. &. <. -.
%' NIC0 Pe @dentifikasi dapat meningka antau !a tingkat keletiha akukan p latihan !ara b memperbaiki m )ediakan al dan atur ditemp @nstruksika memerlukan )ingkirkan Tidak me lingkungan astikan p sesuai ika alan Aarkan pa untuk men!ega %;%NIC %; M+n+,e Kai ting berpindah dari melakukan AD Kai respo terhadap akti3it 43aluasi m meningkatkan a Tentukan p antau re akti3itas antau re akti3itas antau res sumber/sumber antau dan dan lamanya a
42
Aarkan p tentang tekni meminimakan k Kolaborasi 1%. atau rekreasi u program akti3it -8-& Defisit peraatan = NIC 0 %6& NOC0 Se/7 9+re 0 A9ti8it2 o7 D+i/2 Li8in,
43
untuk bertindak menghadapi an!aman
7. 43aluasi Keperaatan a. Tidak adakerusakan pada area kulit b. Tidak ada tanda/tanda infeksi pada pasien !. asien dapat imobilitas se!ara mandiri d. ;yeri yang dirasakan berkurang e. Tidak ada tanda/tanda syok hipo3olemik 7%& 8. Dis!ahrge lanning a. Beri penyuluhan kepada pasien tentang !ara meraat diri sendiri dan eluarga uga diberi penyuluhan tentang !ara peraatan pasien fraktur !ruris. b. +emberikan informasi mengenai !ara meningkatkan penyembuhan, men!egah komplikasidan mengenali tanda/tanda komplikasi . !. Bantu pasien unttuk memhami proses penyembuhan memelukan aktu !ukup lama 7%< 7%7%= 71% 711 71$ 71 717 718 71& 71< 7171= 7$% 7$1 7$$
%$DAFTAR PUSTAKA $ $5 7$& Bastiansyah, 4ko. $%%-. ,anduan lengkap 5!embaca 1asil Tes Kesehatan. akarta: enebar lus. 7$< 7$- Brunner " )uddarth. $%%%. $uku 6ar Kepera4atan !edikal 7 $edah. enerbit 409: akarta. 7$= 7% Bule!he!k, et all . $%1. 8ursing Interventions Classification 98IC) Sixth :dition. +osby: 4lse3ier. 71