MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL
DOSEN PEMBIMBING : OON FATONAH AKBARNI
DISUSUN OLEH KELOMPOK V : NETI HERAWATI JUMENO SOLIKHATUN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN KELAS KARYAWAN POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK TAHUN 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah, yang berjudul “Sistem Muskuloskeletal”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini. Penulis
DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................................ Kata Pengantar ........................................................................................................... Daftar Isi..................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................ C. Tujuan.................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN A. Anatomi Dan Fisiologi sistem muskuloskeletal............................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................... B. Saran.................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mempelajari dan mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh manusia kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang perawat professional dapat makin jelas manafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut. Anatomi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya. Struktur regional mempelajari letak geografis bagian tubuh dan setiap region atau daerahnya.. B . Rumusan Masalah · Anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal · Apa-apa saja fungsi dari sistem muskuloskeletal · Bagaimana klasifikasi, tipe dari masing – masing sistem muskuloskeletal C. Tujuan · Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal. · Mengetahui fungsi – fungsi sistem muskuloskeletal. · Mencari tahu klasifikasi, tipe kerja dari masing – masing sistem muskuloskeletal. ·
BAB II PEMBAHASAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL A. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN-ORGAN DALAM SISTEM MUSCULOSKELETAL Muskuloskeletal terdiri atas : I. Muskuler/Otot : Otot, tendon, dan ligamen II. Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi
I. MUSKULER/ OTOT 1.1 OTOT
*Pengertian Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus, yaitu berkontraksi, dengan demikian gerakan terlaksana. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. *Fungsi sistem muskuler/otot: 1. Pergerakan . Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh. 2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi. 3. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal. *Ciri-ciri sistem muskuler/otot: 1. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot. 2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf. 3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot Saat rileks. 4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
*Jenis Otot, dikelompokkan menjadi: a. Otot rangka (striadted / otot lurik). Terdapat pada system skelet, memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas. b. Otot polos (otot visceral). Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah. Otot ini mendapat rangsang dari saraf otonom yang berkontraksi di luar kesadaran c. Otot jantung. Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar pengendalian. *Menurut fungsinya : - Otot sadar : dipengaruhi syaraf pusat dan sum-sum tulang belakang - Otot tak sadar : dipengaruhi syaraf otonom
1.1. A Otot rangka Otot kerangka adalah: otot yang melekat pada kerangka. Otot ini disebut juga otot lurik, karena jika dilihat dari samping, serabut otot ini memperlihatkan suatu pola serat melintang/ bergaris. Ada lebih dari 600 otot rangka dalam tubuh manusia. Otot rangka bervariasi dalam ukuran dan memungkinkan tubuh untuk bergerak.
Struktur Otot rangka Setiap otot rangka terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan serabut otot rangka. Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut berbentuk silinder. Serabut-serabut itu tersusun dalam berkas-berkas yang sejajar dan terikat sesamanya oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus ditepinya, dan dibungkus oleh Endomesium. Kontraksinya sangat cepat kuat, dan disadari. Kumpulan berkas-berkas serabut dibungkus oleh Fasia Propia/ Perimisium. Sedangkan otot (daging) dibungkus oleh Selaput Fasia Super Fisalis/ Epimisium. Endomisium, Perimisium dan Epimisium bergabung membentuk urat.
Struktur otot rangka. Sebuah otot rangka mengandung bundel serat otot di dalam “mantel” dari jaringan ikat. Otot rangka dinamai menurut bentuknya seperti deltoid, menurut jurusan serabutnya seperti rektus abdominis, menurut kedudukan ototnya seperti pektoralis mayor, menurut fungsinya seperti fleksor dan ekstensor. Otot rangka ada yang berukuran panjang, lebar, rata, membentuk gumpalan masas. Otot rangka berkontraksi bila ada rangsang. Energi kontaraksi otot diperoleh melalui pemecahan ATP dan kegiatan calsium.
*Otot dikaitkan di dua tempat tertentu yaitu : 1. 2.
Origo, Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat dimana otot timbul Isersio, Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah mana otot berjalan.
Kontraksi otot rangka dapat terjadi hanya jika dirangsang. Energi kontraksi otot dipenuhi dari pemecahan ATP dan kegiatan kalsium. Serat-serat dengan oksigenasi secara adekuat dapat berkontraksi lebih kuat, bila dibandingkan dengan oksigenasi tidak adekuat. Pergerakan akibat tarikan otot pada tulang yang berperan sebagai pengungkit dan sendi berperan sebagai tumpuan atau penopang. Masalah yang berhubungan dengan system ini mengenai semua kelompok usia, masalah pada system musculoskeletal tidak mengancam jiwa tetapi berdampak pada kativitas dan produktivitas penderita. 1.1.b Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing,serta mempunyai satu inti. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Ciri-ciri dari otot polos, antara lain: 1. Berbentuk gelondong dengan dua ujung yang meruncing dan tepat pada bagian tengah cenderung menggelembung. 2. Inti selnya hanya satu. 3. Durasi kontraksi otot polos antara 3 sampai 180 detik. 4. Polos sebab tidak memiliki garis-garis yang melintang sama seperti yang dijumpai pada otot lurik. 5. Otot polos ini bereaksi di luar kesadaran atau control manusia sebab ia diluar perintah otak. Oleh seba itu, otot polos kadang disebut juga sebagai otot tak sadar. 6. Biasanya dijumpai pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot pada saluran kemih, pembuluh darah dan lain-lainnya. 7. Otot polos melakukan kontraksi dengan reflex sebab ia berada di bawah saraf yang otonom. 8. Reaksi otot polos ini lambat jika dibandingkan dengan otot lurik dan tidak mudah lelah meski ia bekerja secara terus menerus. Bagian Otot Polos memiliki tiga bagian utama yakni: 1. Membran Plasma Bagian ini sering pula dikenal dengan nama Sarcolemma atau sarkolema. Ia baru nampak dengan jelas jika menggunakan mikroskop electron. Ia tampak seperti double membrane atau selaput
membran ganda yang terdiri dari selaput luar dengan tebal antara 25 sampai 30 angstrom. Sementara itu, selaput lainnya adalah selaput dalam dengan ketebalan 25 sampai 30 angstrom.
2. Sitoplasma Bagian otot polos yang satu ini juga sering disebut dengan istilah sarkoplasma atau Sarcoplasma dengan sifat yang eosinofilik dan mengandung organoid yang terdiri atas mitokondria yang memagari inti, apparatus golgi, sentriol, serta endoplasma reticulum. Selain organoid, terdapat pula paraplasma misalnya glikogen juga lipofusin. 3. Inti Sel Berjumlah satu dan memiliki bentuk yang lonjong cenderung panjang dengan ujung yang tumpul. Saat bagian otot polos yang satu ini berkontraksi ia akan membentuk gelombang. Jenis otot polos Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi. 1. Otot polos unit ganda Ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut. 2. Otot polos unit tunggal (viseral) Ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
1.1.C Otot Jantung merupakan otot lurik disebut juga otot seran lintang involunter • Otot ini hanya terdapat pada jantung • Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa Istirahat yaitu setiap kali berdenyut.
Struktur otot jantung Serat otot jantung yang lurik, bercabang (kadang-kadang digambarkan sebagai berbentuk Y), dan memiliki inti pusat tunggal. Serat ini melekat di ujungnya ke serat berdampingan dengan membran plasma tebal disebut disk interkalat (ditunjukkan pada digram di sebelah kanan). Jenis otot jantung ditemukan hanya pada dinding jantung. Otot jantung memiliki kesamaan dengan otot rangka dalam hal itu otot lurik dan dengan otot polos dalam hal kontraksi yang tidak berada di bawah kendali kesadaran. Namun jenis otot jantung sangat khusus. Otot jantung di bawah kendali sistem saraf otonom, namun, bahkan tanpa kontraksi imput saraf dapat terjadi karena sel yang disebut sel alat pacu jantung. Otot jantung sangat tahan terhadap kelelahan karena kehadiran sejumlah besar mitokondria, mioglobin dan suplai darah yang baik memungkinkan metabolisme aerobik terus menerus. Jaringan otot jantung hanya terjadi pada jantung. Sel-sel yang bergabung dari ujung ke ujung. Serat yang dihasilkan bercabang dan saling berhubungan dalam jaringan yang kompleks. Setiap sel memiliki nukleus tunggal. Pada akhirnya, di mana ia menyentuh sel lain, ada
persimpangan interselular khusus yang disebut disk interkalat, yang terjadi hanya dalam jaringan jantung. Otot jantung dikendalikan tanpa sadar dan, pada kenyataannya, dapat terus berfungsi tanpa dirangsang oleh impuls saraf. Fungsi Otot Jantung 1. Memompa darah melalui jantung: kontraksi dan relaksasi memompa bergantian otot jantung darah terdeoksigenasi melalui Atrium Kanan dan Ventrikel Kanan ke paru-paru, dan Darah terdeoksigenasi melalui Atrium Kiri dan Ventrikel Kiri ke aorta, kemudian ke seluruh tubuh. 2. Kontraksi atrium dan ventrikel jantung, menyebabkan detak jantung 3. Jaringan otot jantung merupakan jaringan yang membentuk sebagian dari jantung dan ketika berkontraksi itu akan memeras darah ke paru-paru Anda melalui sirkuit paru, dan selebihnya dari tubuh Anda melalui sirkuit sistemik. 1.2 TENDON Tendon adalah adalah serabut yang keras berupa jaringan ikat fibrosa yang biasanya menghubungkan otot ke tulang dan mampu bertahan terhadap ketegangan. bersifat fleksibel. Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot. Selaput tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan membrane sinovial yang menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak. Tendon mirip dengan ligamen dan fascia karena mereka semua terbuat dari kolagen di mana ligamen menghubungkan satu tulang ke tulang yang lain, sedangkan fascia menghubungkan otot ke otot lain. 1.3 Ligamen Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi, dan mempertahankan stabilitas. Contoh Ligamen medial, lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan diolateral dari Sendi lutut serta ligamen cruciate anterior dan posterior di dalam yang mempertahankan posisi anterior posterior yang stabil. Ligamen pada daerah tertentu melengket pada jaringan Lunak untuk mempertahankan struktur. Contoh: ligamen ovarium yang melalui ujung tuba ke peritonium. Beberapa tipe ligamen : - Ligamen Tipis Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan. - Ligamen jaringan elastik kuning. Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi, Seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
II. SKELETAL/ RANGKA 2. SKELETAL Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang. *Fungsi Sistem Skeletal : 1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis. 2. Tempat melekatnya otot: Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia. 3.Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang melekat pada tulang 4. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan pembentuk darah. 4. Merupakan tempat penyimpanan bagi mineral seperti calcium dari dalam darah misalnya. 5. Hemopoesis *Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu : bagian poros tubuh (aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia dewasa umumnya. Sedangkan bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada manusia dewasa umumnya. 1.
Kerangka aksial
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok pada 3 daerah yaitu
Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal (2),frontal, oksipital, stenoid, dan etmoid. Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus (2), nasal (2), lakrimal (2), palatinum (2),concha inferior (2),mandibula dan vomer.
Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur, terbentang antara tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna vertebralis dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacrum dan 4 vertebra koksigius.
Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan. Thoraks berupa sebuah rongga berbentuk kerucut terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga yang melingkar dari tulang belakang sampai ke sternum. Pada sternum terdapat beberapa titik penting yaitu supra sternal notch dan angulus sterni yaitu tempat bertemunya manubrium dan korpus sterni. Bagian-bagian tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan badan serta melindungi otak, medulla spinalis dan organ dalam thoraks.
2.
Kerangka Apendikular
Kerangka apindikuler terdiri atas :
- Tulang extremitas superior a. korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan clavicula (tulang berbentuk lengkung). b. lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku. c. lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan. d. tangan - Tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah, kaki.
2.1 Tulang/ Rangka 2.1.A. Tulang Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri atas hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%. Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut : 1. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh. 2. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan lunak). 3. Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan). 4. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoesis). 5. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan fluor).
*Struktur Tulang - Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks). - Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang). - Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral. - Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk. - Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa). - Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang). Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu : a. Osteoblas Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik tulang. Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan
proteoglikan). Matrik tulang merupakan kerangka dimana garam garam mineral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan phosphor. b. Osteosit Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang dewasa yang di tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1 mm). c. Osteoklas Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang (resorpsi dan pembentukan tulang). Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.
*Jaringan tulang terdiri atas : a. Kompak (sistem harvesian atau matrik dan lacuna, lamella intersisialis) b. Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh darah) *Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya 1. Tulang Kompak a. Padat, halus dan homogen b. Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone marrow”. c. Tersusun atas unit : Osteon atau Haversian System d. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae). e. Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut periosteur, membran ini mengandung: - Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang - Osteoblas 2. Tulang Spongiosa - Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula. - Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan. - Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang. - Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang lengan dan paha. Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Tulang Panjang / Tulang Pipa Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak. Fungsinya sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan untuk bergerak. Batang atau diafisis tersusun atas tulang kortikal dan ujung tulang panjang yang dinamakan epifis tersusun terutama oleh tulang kanselus. Plat epifis memisahkan epifiis dan diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinalpada anak-anak. Yang pada orang dewasa akan mengalami kalsifikasi. Misalnya pada tulang humerus dan femur. 2.
Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Fungsinya pendukung seperti tampak pada pergelangan tangan. Bentuknya tidak teratur dan inti dari konselus (spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
Gambar 1.2 Struktur tulang panjang 3. Tulang Pipih Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa, sternum, dan iga-iga, serta scapula (tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung organ vital dan menyediakan permukaan luas untuk kaitan otototot, merupakan tempat penting untuk hematopoesis. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara 2 tulang kortikal. 4. Tulang Tak Beraturan Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur tulang tidak teratur, terdiri dari tulang kanselous di antara tulang kortikal. Contoh : tulang vertebra, dan tulang wajah. 5. Tulang Sesamoid Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella (Kap lutut). Bentuk dan kontruksi tulang ditentukan fungsi dan gaya yang bekerja padanya.
B.
Cartilago (tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat, tetapi fleksible dan tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat sampai ke kartilago yang berada pada perichondium (serabut yang membentuk kartilago melalui cairan sinovial), jumlah serabut collagen yang ada di cartilage menentukan bentuk fibrous, hyaline, elastisitas, fibrous (fibrocartilago) memili paling banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang. Fibrus cartilage menyusun discus intervertebralis articular (hyaline) cartilage halus, putih, mengkilap, dan kenyal membungkus permukaan persendian dari tulang dan berfungsi sebagai bantalan. Cartilage yang elastis memiliki sedikit serat dan terdapat pada telinga bagian luar.
II.SENDI Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot. Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial). Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan. 1. Synarthrosis (suture) Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak. 2. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah kartilago. Contoh Tulang belakang 3. Diarthrosis Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).
Secara structural dan fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas: 1.
Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin gerakan antara tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang rawan dan tulang yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. contohnya sutura pada tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi), dan sindesmosis (permukaan sendi dihubungkan oleh membran).
2.
Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis
Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian- persendiannya dipisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi tersebut ujung-ujung tulangnya dibungkus tulang rawan hyalin, disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe kartilago :
Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh tulang rawan hialin Simfisis Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang mempersatukan kedua tulang pubis), sendi antara manubrium dan badan sternum, dan sendi temporer / sendi tulang rawan primer yang dijumpai antara diafisis dan epifisis.
3.
Sendi Sinovial/ diarthroses
Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin. Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan sinovium yang membentuk suatu kantong yang melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-tendo yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Caiaran sinovial normalnya bening,
tidak membeku dan tidak berwarana. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial bertindak pula juga sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi. Tulang rawan memegang peranana penting, dalam membagi organ tubuh. Tulang rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah. Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai jenis sendi sinovial yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi pelana / sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3 kelompok utama yaitu gerakan meluncur, gerkan bersudut / anguler, dan gerakan rotasi. Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan khusus seperti supinasi, pronasi, inversion, eversio, protaksio. Sendi diartrosis terdiri dari:
ru Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.
sel Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah, Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah karena berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
na Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos dua. Contohnya, terdapat pada ibu jari dan pergelangan tangan Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak lurus. misal persendian dasar ibu jari yang merupakan sendi pelana 2 sumbu.
t Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar pegangan pintu, misal persendian antara radius dan ulna.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka & otot, manusia dapat berjalan, melompat, berlari dan sebagainya. B. Saran Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-Nya dan mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu agar kelak kita tidak mendapatkan kesusahan melainkan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, hendaknya kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta segala sesuatu yang madlarat yakni yang tidak berguna bagi hidup dan kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA *C.Pearce, Evelyn . Anatomi dan Fisiologi . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992. *Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003. *http://images.google.co.id/imgres = (10 Februari 2008) *http://images.google.co.id/imgres?Imgurl (10 Februari 2008) *http://www.web-books.com/elibrary/medicine/ Physiology/skeletal/divisions (10 Februari 2008) *l'Ergomotricité - Le corps, le travail et la santé – Michel Gendrier - Collection Grenoble Sciencesn ”Muskuloskeletal System”. 2006. * http://www.ilo/ encyclopaedia/?print&nd=857400009&nh=0 *Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003.
Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi tulang adalah : Vitamin D Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan deficit mineralisas, deformitas dan patah tulang. b.
Horman parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium. Hormon parathyroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang perpindahankalsium dari tulang. Sebagian respon kadar kalsiumdarah yang rendah, peningkatan hormone parathyroid akan mempercepat mobilisasi kalsium, demineralisasi tulang, dan pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang. c.
Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunnya pasokan darah / hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak diman lebih banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi tulang. Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat berespon terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang. Perubahan tesebut membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan. Matrik organic yang sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang relative menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang baru memerlukan matrik organic baru, sehingga memberi tambahan kekuatan tulang. (Price,S.A,1995 : 1179)
Otot rangka dan Tulang
Otot rangka yang melekat pada kerangka oleh jaringan ikat yang tangguh yang disebut tendon (lihat Gambar di atas). Banyak otot rangka yang melekat pada ujung tulang yang bertemu pada sendi. Otot-otot menjangkau sendi dan menghubungkan tulang. Ketika otot berkontraksi, mereka menarik pada tulang, menyebabkan mereka untuk bergerak.
Otot hanya bisa berkontrak. Mereka tidak bisa aktif memperpanjang, atau memanjang. Oleh karena itu, untuk memindahkan tulang dalam arah yang berlawanan, pasang otot harus bekerja secara berlawanan. Misalnya, otot bisep dan otot-otot trisep lengan atas bekerja bertentangan dengan menekuk dan memperpanjang lengan di siku.
otot Trisep dan bisep di lengan atas otot yang saling bertentangan. Dalam latihan seperti angkat berat, kontraksi otot rangka melawan kekuatan menolak (lihat Gambar di bawah). Menggunakan otot rangka dengan cara ini meningkatkan ukuran dan kekuatan. Dalam latihan seperti berlari, kontraksi otot jantung lebih cepat dan jantung memompa lebih banyak darah. Menggunakan otot jantung dengan cara ini meningkatkan kekuatan dan efisiensi. Latihan terus diperlukan untuk mempertahankan lebih besar, otot yang lebih kuat. Jika Anda tidak menggunakan otot, maka akan semakin kecil dan lebih lemah ‘jadi gunakan atau akan kehilangan mereka’.
*Struktur otot Tiap serabut terdiri : Dinding sel ( sarcolema ), Plasma sel (sarcoplasma ), Inti sel (nucleus) Tiap sel otot (seran lintang ) dibungkus jaringan ikat longgar yang disebut : endomysium Beberapa serabut otot dibungkus : perimysium Beberapa kelompok serat otot dibungkus : epimysium Struktur tulang Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut periosteum. Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast . Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna howship (cekungan pada permukan tulang). Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum (batang) tulang panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, ilium, vetebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus menerima asupan darah melalui pembuluh metafis dan epifis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.
* Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya 1. Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna 2. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki 3. Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum 4. Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis