PAKET PENYULUHAN PEB (Pre Eclampsia Berat) Di Ruang 8 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
PKRS RSU Dr.SAIFUL ANWAR MALANG 2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan: Preeklampsia Berat Waktu
: 30 menit
Sasaran
: Pasien dan keluarga pasien
Hari/Tanggal Hari/Tangga l : Jumat, 4 Januari 2013 Tempat
a.
: Ruang 8
Tujuan instruksional instruksi onal umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui, memahami tentang preeklampsia berat
b.
Tujuan instruksional instruksi onal khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini, pasien dan keluarga pasien mampu: 1. Mengetahui, memahami definisi preeklampsia preeklamps ia berat 2. Mengetahui dan memahami penyebab preeklampsia berat 3. Mengetahui dan memahami tanda-gejala preeklampsia berat 4. Mengetahui dan memahami pencegahan preeklampsia berat 5. Mengetahui dan memahami penanganan preeklampsia berat
c.
Materi (terlampir)
Tahap
Waktu
Kegiatan perawat
Kegiatan
Kegiatan Pendahulu
Metode
Media
ceramah
Banner dan
peserta 5 menit
an
1. Menjelaskan
cakupan
materi dan berkenalan 2. Menjelaskan Menjelaskan
tanda-tanda
preeklampsia berat 3. Menjelaskan diberikan
Mendengar kan
dan
memperhati kan
tujuan penyuluhan
tentang preeklampsia berat Penyajian
15 menit
1. Menjelaskan
pengertian
preeklampsia 2. Menjelaskan
kan penyebab
preeklampsia berat 3. Menjelaskan
Mendengar
tanda-gejala
preeklampsia berat
dan
memperhati kan
leaflet
4. Menjelaskan
penanganan
preeklampsia berat 5. Menjelaskan
pencegahan
preeklampsia berat Penutup
10
Menutup pertemuan
menit
a. Memberikan pertanyaan
Menjawab
kepada pesrta b. Meminta salah
Ceramah
klien
satu
Diskusi
atau
Menjawab
keluarga
, Tanya, Jawab
untuk mereview materi yang telah disampaikan c. Membuka
sesi
tanya
Bertanya
jawab jika masih ada yang kurang jelas d. Menyimpulkan yang diberikan
e.
f.
Memperhati kan
Metode
Ceramah
Diskusi/Tanya – Diskusi/Tanya –Jawab Jawab
Media
g.
materi
Banner dan leaflet
Kriteria
Evaluasi Proses o
Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
o
Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan penyuluhan dilakukan
Evaluasi Hasil 80% dari jumlah peserta yang hadir mampu memberikan pendapat & 60% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan tepat.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Preeklampsia Preeklampsia Preeklampsia
merupakan
sindrom
spesifik-kehamilan
berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria proteinur ia (Cunningham et al, 2003, Matthew Mat thew warden, MD, 2005). 2005) . Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada umur
kehamilan
timbul
pertengahan pert engahan kehamilan.
kapan k apan
berkembang
saja dari
pada
preeklampsia
37 minggu,
yang
ringan
tetapi
dapat
Preeklampsia
juga dapat
sampai preeklampsia yang
berat (George, 2007).
B. Faktor Risiko Preeklampsia Walaupun belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab terjadinya preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan faktor yang mempengaruhi mempengaruhi
sejumlah
terjadinya preeklampsia. preeklampsia. Faktor risiko tersebut
meliputi: 1) Riwayat preeklampsia. preeklamps ia. Seseorang yang mempunyai riwayat preeklampsia preekla mpsia atau
riwayat
keluarga dengan preeklampsia maka akan meningkatkan meningkatk an
resiko terjadinya preeklampsia. preeklampsia. 2) Primigravida, penghambat meningkatkan preklamsia
karena
pada
primigravida
(blocking
antibodies)
resiko
terjadinya
semakin
meningkat
pada
belum
pembentukan pembentuka n
antibodi
sempurna
sehingga
preeklampsia umur
Perkembangan Perkembangan
kehamilan
pertama
dan
kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu muda atau terlalu tua. 3) Kegemukan 4) Kehamilan Keham ilan ganda. Preeklampsia
lebih sering terjadi
pada wanita yang
mempuyai bayi kembar atau lebih. 5) Riwayat penyakit tertentu. Wanita yang mempunyai riwayat penyakit tertentu sebelumnya, sebelumnya, memiliki risiko terjadinya preeklampsia. preeklampsia. Penyakit tersebut
meliputi hipertensi
kronik,
diabetes,
penyakit
penyakit degenerati seperti reumatik arthritis atau lupus.
ginjal
atau
C. Etiologi Preeklampsia Etiologi preeklampsia sampai saat Banyak
teori-teori teori-t eori
ini belum diketahui dengan pasti.
yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
menerangkan penyebabnya, penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit
teori”; namun
belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab preeklampsia adal ah teori “iskemia plasenta”. Namun teori
ini
belum dapat
menerangkan menerangka n semua hal
yang berkaitan dengan
penyakit ini (Rustam, (Rustam, 1998). 1998). Adapun teori-teori tersebut tersebut adalah adalah ;
1. Peran Prostasiklin Prostasikl in dan Tromboksan Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga
sekresi
vasodilatator
prostasiklin oleh kehamilan
sel-sel
endotelial plasenta berkurang,
sedangkan pada
normal
prostasiklin meningkat. Sekresi
tromboksan oleh trombosit bertambah
sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma (Y. Joko, 2002).
2. Peran Faktor Imunologis Preeklampsia
sering
terjadi
pada
kehamilan
I
karena
pada
kehamilan I terjadi pembentukan blocking antibodies antibodies terhadap antigen plasenta
tidak
sempurna.
humoral
dan
aktivasi
Pada preeklampsia preeklampsia komplemen. Hal
terjadi
ini
komplek
imun
dapat diikuti dengan
terjadinya pembentukan proteinuria.
3. Peran Faktor Genetik Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada anak dari ibu yang menderita preeklampsia.
4. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus
5. Defisiensi kalsium Diketahui
bahwa
kalsium
berfungsi
membantu
mempertahankan memperta hankan
vasodilatasi dari pembuluh darah (Joanne, 2006).
6. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan patogenesis
terjadinya
preeklampsia.
Fibronektin
penting
dalam
diketahui dilepaskan
oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan dalam darah wanita
hamil
dengan
preeklampsia. Kenaikan
kadar
fibronektin
sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar
fibronektin akan meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan (Drajat koerniawan, koerniawan, ).
D. Patofisiologi Patofisiologi Preeklampsia Preeklampsia Pada
preeklampsia
perburukan patologis
yang berat
dan eklampsia
pada sejumlah organ dan
dapat
terjadi
sistem yang kemungkinan kemungkin an
diakibatkan oleh vasospasme vasospasme dan iskemia (Cunningham, (Cunningham, 2003). Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin, prostaglandin,
terhadap
tromboxan) yang dapat
menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. menyebabkan
penurunan
laju
filtrasi
Nekrosis glomerulus
ginjal
dapat
dan proteinuria.
Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intavaskular,
meningkatnya meningkatnya
cardiac
output
dan
anemia
dan
peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan Peningkat an trombositopeni.
hemolisis microangiopati microangiopat i menyebabkan
Infarkplasenta
dan
obstruksi
plasenta
menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim (Michael, 2005).
Perubahan pada organ-organ : 1. Perubahan kardiovaskuler. kardiovasku ler. Gangguan
fungsi
preeklampsia
kardiovaskuler
yang
parah
sering
terjadi
pada
dan eklamsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid ekstravasasi ekstravas asi
intravena,
dan aktivasi endotel
disertai
ke dalam ruang ektravaskular ektravasku lar terutama paru (Cunningham,
2003). 2. Metabolisme air dan elektrolit Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklamsia tidak diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak
pada penderita preeklampsia preeklampsia dan eklamsia daripada pada wanita hamil biasa
atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita
tidak
dapat mengeluarkan
diberikan. Hal sedangkan
ini
dengan
disebabkan
penyerapan penyerapan kembali
kristaloid, kristaloid ,
dan
protein
tidak
sempurna
oleh
air
filtrasi
tubulus
preeklampsia
dan garam yang
glomerulus menurun,
tidak
berubah.
Elektrolit, Elektrolit,
menunjukkan perubahan yang nyata pada
preeklampsia. preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam
serum
biasanya dalam batas normal (Trijatmo, 2005 ). 3. Mata Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat terjadi ablasio ablasio retina yang yang disebabkan oleh oleh edema intra-okuler dan merupakan salah satu
indikasi untuk melakukan melakukan terminasi terminasi kehamilan. kehamilan.
Gejala lain yang menunjukan tanda preklamsia berat yang mengarah pada eklamsia
adalah
disebabkan
oleh
adanya skotoma, s kotoma, adanya
diplopia,
perubahan
dan ambliopia. Hal ini
preedaran
darah
dalam
pusat
penglihatan dikorteks serebri atau didalam retina (Rustam, 1998). 4. Otak Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan dan anemia anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan (Trijatmo, 2005). 5. Uterus Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan menyebabkan gangguan pada plasenta,
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklamsia sering
terjadi
peningkatan peningkatan
tonus
rahim dan kepekaan
terhadap
rangsangan, sehingga terjadi partus prematur. 6. Paru-paru Kematian ibu pada preeklampsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa
juga karena
terjadinya aspirasi pneumonia, atau abses paru (Rustam, 1998).
E. Gambaran Klinis Preeklampsia Gejala subjektif Pada
preeklampsia
didapatkan
sakit
kepala
di
daerah
frontal,
skotoma, diplopia, diplopia, penglihatan penglihatan kabur, kabur, nyeri di daerah daerah epigastrium, epigastrium, mual mual atau
muntah-muntah. muntah-muntah. Gejala-gejala Gejala-gejala ini sering sering yang meningkat
dan merupakan
ditemukan
petunjuk
pada
preeklampsia preeklampsia
bahwa eklamsia akan timbul.
Tekanan darahpun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat (Trijatmo, 2005).
Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg lebih dari
140/90 140/90 mmHg. Tekanan
atau
darah
tekanan darah meningkat pada
preklamsia
berat
meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, hiperefleksia, pendarahan otak (Michael, 2005).
Diagnosis Preeklampsia Diagnosis
preeklampsia
dapat
pemeriksaan laboratorium. laboratorium. Dari
ditegakkan hasil
dari
gambaran
diagnosis, maka
klinik
dan
preeklampsia preeklampsia
dapat diklasifikasikan diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu; yaitu; 1. Preeklampsia ringan, bila bila disertai keadaan sebagai sebagai berikut: berikut: a. Tekanan darah darah 140/90 140/90 mmHg,
atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau
lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal. b. Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau midstearm. 2. Preeklampsia Preeklamps ia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut: a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. b. Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+ c. Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam. d. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium. e. Terdapat edema paru dan sianosis f. Trombositopeni g. Gangguan fungsi hati h. Pertumbuhan janin terhambat (Lanak, 2004).
F. Penatalaksanaan Preeklampsia Berat Penanganan umum 1. Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan diastolik diantara 90-100 mmHg 2. Pasang infus RL 3. Ukur keseimbangan keseimbanga n cairan, jangan sapai terjadi overload 4. Kateterisasi urin untuk untuk pengeluaran pengeluaran volume volume dan proteinuria 5. Jika jumlah urin < 30 ml perjam: a. Infus cairan dipertahankan 1 1/8 jam b. Pantau kemungkinan edema paru 6. Jangan
tinggalkan
pasien
sendirian.
Kejang
disertai
aspirasi
dapat mengakibatkan mengakibatka n kematian ibu dan janin 7. Observasi tanda vital, refleks, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam 8. Auskultasi Auskult asi paru untuk mencari tanda edema paru. Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika terjadi edema paru, stop pemberian cairan dan berikan diuretik misalnya furosemide 40 mg intravena 9. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulapati (Abdul bari, 2001).
Antihipertensi. a) Obat pilihan adalah hidralazin, hidralazin, yang diberikan 5 mg intravena pelan-pelan selama 5 menit sampai tekanan darah turun b) Jika perlu, pemberian hidralazin hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 intamuskular setiap 2 jam c) Jika hidralazin hidralazin tidak tersedia, tersedia, dapat diberikan: o
Nifedipine dosis oral 10 mg yang diulang tiap 30 menit.
o
Labetalol 10 mg intravena sebagai dosis awal, jika tekanan darah tidak membaik dalam
10
menit,
maka
dosis
dapat
ditingkatkan ditingkatk an samapi 20 mg intravena (Cunningham, 2003)
Persalinan. a) Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam. b) Jika seksio sesarea akan akan dilakukan, perhatikan bahwa: bahwa:
o
Tidak terdapat koagulapati
o
Anestesi yang aman/
terpilih adalah anastesia umum.
Jangan
lakukan anastesia lokal, sedangkan anestesia spinal berhubungan dengan hipotensi c) Jika anestesia yang yang umum tidak tidak tersedia, atau janin janin mati, aterm terlalu terlalu kecil, lakukan persalinan pervaginam. Jika
servik matang, lakukan
dalam
500
induksi dengan aksitosin
2-5
IU
ml dekstrose 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin prostaglandin
(Abdul bari, 2001).
Pencegahan Untuk mencegah kejadian Preeklampsi dapat dilakukan nasehat tentang
:
Diet makanan
Makanan tinggi protein, karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau oedema.
Cukup Istirahat
Pengawasan antenatal ( Tekanan darah, TFU, Kenaikan berat badan, oedema, proteinuria, gerakan janin, denyut jantung janin, dan air ketuban)
Daftar Pustaka
1. Llewwllyn. D. Setiap wanita. Delapratasa: Jakarta. 2005. 2. Neil. R. Panduan lengkap perawatan kehamilan. 2001. Dian rakyat. Jakarta 3. Cunningham, F.Gary et.Obstetri William Edisi 21 vol 1 dan 2. Jakarta: EGC; 2006. 4. POGI- JNPKKR. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi Dasar. Jakarta : Depkes RI; 2005 5. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta : EGC; 1998 6. Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta:JNPKKR-POGI; 2001 7. Varney, Helen. Varney’s Midwifery. Jakarta : EGC; 1997. 8. Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan, Jakarta : YBPSP; 2002