RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran
: KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Kelas/Semester
: X/1
Pertemuan Ke-
: 3
Alokasi Waktu
: 5 x 45 Menit
Topik
: Memahami bahaya akibat tegangan sentuh / sengatan listrik
A. Kompetensi Inti 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang lainya
2.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permaslahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memcahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta daam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah. 2. Mampu mentransformasi diri dalam berprilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar Teknik Elektronika. 3. Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan.
4. Memahami bahaya akibat tegangan sentuh/sengatan listrik ( hazard electricity ) C. Indiktor 1. Memahami jenis-jenis bahaya akibat listrik 2. Memahami bahaya sengatan listrik 3. Memahami cara pencegahan terhadap bahaya listrik D.
Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, diharapkan siswa dapat : 1.
Siswa dapat menyebutkan faktor penyebab kecelakaan kerja
2.
Siswa dapat mengidentifikasi penyebab kecelakaan kerja
3.
Siswa dapat mengidentifikasi kondisi-kondisi tidak aman di lingkungan kerja
4.
Siswa dapat mengidentifikasi tindakan-tindakan tidak aman dalam bekerja
5.
Siswa dapat menjelaskan bahaya listrik
6.
Siswa dapat menjelaskan efek arus listrik terhadap manusia
7.
Siswa dapat menyebutkan tegangan aman untuk manusia
8.
Siswa dapat melakukan tindakan aman bekerja dengan listrik
E. Model/Metode Pembelajaran Pendekatan
: Delivery System
Metode/Strategi Pembelajaran
: PICTURE AND PICTURE
F. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran 2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Pendahuluan
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
30 menit
4. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan (masalah) untuk mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari 1. Guru menjelaskan tentang materi yang akan di sampaikan kepada siswa 2. Guru memberikan ice breaking sebelum siswa mengerjakan LKS 3. Selama masing – masing siswa menggrjakan LKS guru mendorong Kegiatan Inti
dan memotivasi semua siswa agar konsentrasi mengerjakan LKS
150 menit
Catatan: Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggung jawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan) 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang materi yang diajarkan
Penutup
2. Guru meberikan kesimpulan tentang materi yang diajar 3. Siswa diminta untuk mempelajarai materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
G. MATERI AJAR
45 menit
1.
Pengertian Listrik Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton,
yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya. Ada juga yang mengartikan bahwa listrik adalah sumber energi yang di salurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik di gunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik. Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif). Listrik tidak akan mengalir ke dalam tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran negatif. Dengan listrik arus bolak-balik, listrik juga bisa mengalir ke bumi (lantai rumah). Hal ini disebabkan oleh sistem kelistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan tegangan netral atau ground. Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu ground tiang listrik dan satu lagi ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik dan kaki kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di tangan dengan tegangan di kakia (ground), membuat listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga kita akan mengalami kejutan listrik atau terkena strum.listrik dapat di simpan, misalnya pada sebuah aki atau baterai. 2.
Bentuk dan Keuntungan Tenaga Listrik Bentuk tenaga listrik dibedakan menjadi : a. Listrik statis b. Petir c. Listrik terpakai Dibandingkan dengan bentuk tenaga yang lain, tenaga listrik mempunyai kelebihan
sebagai berikut : - Mudah dialirkan - Rugi/losess dalam pemakaian kecil - Sumber tenaga berada pada satu tempat - Luwes pemakaiannya - Perawatan lebih sederhana dan sedikit - Media pengalirantenaga lebih awet
- Jangkauan dapat sangat jauh - Kontinuitas lebih terjamin 3.
Macam-macam Bahaya Listrik Disamping keuntungan tersebut lisrik juga membahayakan bagi manusia dan lingkungan yang mempergunakannya. Bahaya listrik tersebut dapat dibagi sebagai berikut : -
Sengatan lisrik pada manusia ( Electrical shock).
-
Sebagai sumber panas dalam segi tiga api.
-
Timbul panas dan yang tak diinginkan.
-
Menggagalkan sistim operasi pemakaianya.
-
Peledakan listrik.
-
“Menghidupkan” (secara tak sengaja) alat-alat listrik yang seharusnya “Mati”
Sengatan Listrik Akibat sengatan listrik. Akibat yang paling ringan sampai yang terparah dari sengatan listrik adalah sebagai berikut : -
Terasa ada getaran dan terkejut
-
Terasa sakit sekali dan sangat mengejutkan
-
Sakit disertai kehilangan kontrol pada alat tubuh
-
Sakit, tejadi kontraksi otot yang parah dan sulit bernafas
-
Meninggal karena : a. Kontraksi yang sangat pada otot dada sehingga tidak dapat bernafas. b. Keluumpuhan syaraf pusat pengendali pernafasan di otak c. Fibrilasi vetrikuler d. Perusakan pada jaringan tubuh, syaraf dan otot-otot karena panas yang di imbulkan arus kuat. e. Jatuh, atau terbentur sebagai akibat hilangnya keseimbangan badan pada saat tersengat listrik (jadi bukan merupakan akibat langsung dari sengatan listrik).
Faktor- faktor yang berperanan terhadap keparahan akibat sengatan listrik.
Beberapa faktor yang sangat berperan sehubungan dengan tingkat keparahan akibat sangat listrik adalah : 1. Jenis dan besar arus listrik. Jenis arus bolak-balik mempunyai akibat 3 sampai 5 kali lebih parah dibandingkan arus searah pada besar arus yang sama. Pada arus bolak-balik besarnya arus merupakan faktor yang paling berbahaya akibat sengatanya. Namun arus yang mengalir dalam tubuh karena tergantung dari hal-hal sebagai berikut : a. Tegangan listrik (voltage) arus bolak-balik. Tegangan listrik yang tinggi akan “Membunuh” korbanya, namun ini berarti tegangan yang rendah tidak membunuh. Gejala umum yang diakibatkan oleh besar kecilnya tegangan adalah sebagai berikut : 20-60 volt
: Korban tidak dapat lepas dari kontaknya.
40-100 volt
:Menghentikan pernapasan
80-600 volt
:Menyebabkan fibrilasi ventrikuler kala kontaknya baik.
+600 volt
:Jaringan tubuh terbakar. Kalau kontaknya buruk
fibrilasi ventrikuler masih dapat terjadi. b. Tahanan tubuh manusia dan sekitarnya. Tahanan tubuh manusia berubah-ubah sesuai dengan kondisi dirinya. Makin rendah tahanan tubuh seseorang, makin besar arus yang dapat melewati dirinya. Dibawah ini menunjukan besarnya tahanan tubuh manusia : Kulit kering: 100.000 – 600.000 ohm Kulit basah : 500 – 2.000 ohm Bagian dalam tubuh, dari tangan ke kaki: 400 – 600 ohm telinga ke telinga
: 100 ohm
Lingkungan dimana manusia berpijak juga sangat mempengaruhi besarnya arus. Makin besar arus lewat. c. Frekuensi listrik. Frekuensi berbahaya adalah 20 – 500 herzt. Yang paling berbahaya frekuensi listrik 50 – 6000 herzt, karena fibrilasi ventrikuler terjadi pada frekuensi ini. Mulai 100 herzt fibrilasi ventrikuler makin kecil kemungkinan terjadinya. Dan makin tinggi frekuensi tersebut akan makin menurun kemungkinan terjadinya fibrilasi Ventrikuler.
Namun frekuensi 200 herzt akan akan dapat mengakibatkan terheninya pernafasan. Pada frekuensi 2000 herzt akan mengakibatkan terbakarnya tubuh bagian luar namun kurang berakibat pada organ tubuh bagian dalam. Besarnya arus sengatan dan akibatnya dapat dilihat dalam lampiran : Efek besarnya arus listrik pada tubuh. Lamanya arus sengatan melintasi tubuh. Terdapat berbagai pendapat mengenai lamanya suatu besar arus tentu dengan akibat yang sama. Tetapi kalau diambil rata-rata, maka arus 60 – 100 Miliampere selama 1-3 detik dapat dijadikan patokan sebagai sengatan yang mematikan (“Lethal Shock”), karena akan terjadi fibrilasi Ventrikuler. Hubungan antara besar arus dan waktu yang memakan dirumuskan sebagai berikut :
I = 165 (MA) t Keterangan : I
=Besar
arus
sengaan
yang
mematikan
(miliampere). T
= Lamanya sengatan / tersengat (deik).
165 = Kontanta hasil penyelidikan. “Rumus kematian” = ini hanya berlaku untuk selang waktu/lama sengatan dari 8,3 mili detik sampai 5 detik. Diluar selang waktu tersebut tak dapat berlaku lagi. Dari rumus tersebut arus 100 mili akan dapat membunuh dalam waktu 2,7 detik namun perlu juga diketahui bahwa ru,us kematian tersebut adalah ubtuk orang dewasa laki – laki dalam keadaan sehat. Untuk wanita, anak – anak, orang tua dan orang yang dalam keadaan tidak sehat, akan menjadi penurunan angka baik besar arus maupun besarnya sengatan.
Lintasan arus dalam tubuh.
Ternyata lintasan arus sengatan yang melewati tubuh sangat mempengaruhi keparahan cidera akibat listrik. Lintasan – lintasan yang sangat berbahaya adalah : a. yang melewati kepala, karena dapat melumpuhkan senral syarafpengendali pernafasan. b. Yang melewati dada, terutama dada sebelah kiri, karena dapat menimbulkan fibrilasi Ventrikuler. 4.
Penyebab Sengatan Listrik Sengatan listrik dapat disebabkan oleh berbagai macam cara yaiu :
5.
-
Menyentuh kabel telanjang.
-
Menyentuh kabel yang pembungkusnya (Insulasi) telah rusak.
-
Menyentuh selubung alat listrik yang terkena bocoran arus.
-
Listrik statis.
-
Disambar petir.
Listrik Sebagai Sumber Panas dalam “SEGITIGA API” Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar. Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa
nyala
api
atau
CH4 + O2 + (x)panas ----> H2O + CO2 + (Y)panas.
peristiwa
pembakaran.
Tiga unsur segitiga api: 1. Oksigen : Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang mempunyai cukup banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya pembakaran 2. Panas : Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari, permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api las / potong, gas yang dikompresi 3. Bahan bakar : Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas.Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran.
Besar panas yang timbul karena listrik statis bisa dihitung dengan menggunakan rumus : E = ½ CV2 Keterangan : E = Panas yang timbul (dalam sauna joule). C = Kapasias (dalam satuan farad).
Untuk logam : 1000 x 10-12 Farad Manusia : 200 x 10-12 Farad V = Tegangan yang timbul karena lisrtrik statis (dalam satuan volt). Contoh : Manusia mengumpulkan listrik statis sampai tegangan 10.000 volt. E = ½ x 1000 x 10-12 x (104)2 = 500 x 10-4 joule = 50 mili joule. Pada Listrik terpakai : E = r2 RT Atau E = rvt Keterangan : E = Panas yang timbul (Joule) I = Arus (Ampere). R = Tahanan (ohm) T = Lamanya listrik arus mengalir (detik). Panas yang timbul tersebut berasal dari listrik dalam bentuk bunga api listrik, busur listrik atau suhu yang inggi pada permukaan logam penyelubung alat-alat listrik. Panas yang berasal dari listrik tersebut akan menaikkan suhu sekitarnya, sehingga akan memperbanyak penguapan cairan-cairan yang mudah terbakar, atau akan menaikkan suhu cairan atau zat padat yang dikenainya, sehingga titik nyalanya bisa dicapai. Disamping menaikkan suhu, panas ersebut juga dipakai sebagai sumbr penyalaan. Aliran listrik yang tidak wajar akan memberikan panas yang cukup tinggi dan selalu melebihi panas penyalaan berbagai zat yang mudah terbakar. Dibawah ini adalah daftar dari berbagai zat dengan panas penyalaan yang dapat menimbulkan api dari campuran (yang siap terbakar). 6.
Panas dan Panas Lebih (overheating) Pemakaian tenaga listrik selalu akan menimbulkan panas, baik sengaja ataupun tidak. Alat-alat listrik yang kurang baik ventilasinyadapat menimbulkan panas yang cukup tinggi, lebih-lebih lagi jika terjadi kegagalan dari alat-alat listriknya seperti kalau terjadi hubungan singkat. Panas-lebih hamper selalu menurunkan mutu (tahanan ujinya) peralatan listrik.
Disamping itu dengan adanya panas lebih tersebut dapat juga menyebabkan luka baker pada orang yang menyentuh alat tersebut dan juga merupakan sumber panas penyalaan. 7.
Menanggalkan Sistem Operasi Pada saat ini alat otomatis, alat-alat pengukur, alat-alat pengaman catu tenaga untuk pabrik hampir semuanya memakai tenaga listrik. Kalau terjadi gangguan listrik maka semua peralatan yang mengambil sesuatu pada listrik tersebut akan lumpuh. Dan sebaliknya bila seharusnya alat yang bercatu listrik mati, tiba-tiba hidup maka akan timbul akibat yang berupa kecelakaan atau kerusakan, atau akan melumpuhkan berbagai fungsi peralatan seperti : Detektor, alarm, meteran-meteran dan lain-lain.
8.
Peledakan Listrik Trafo dan pemutar arus (circuit breaker) akan meledak bila arus yang melewatinya melebihi besar arus nominalnya. Batere mobil ataupun batere dalam kalkulatorpun dapat meledak bila terjadi hubungan singkat. Kapasitor-Elektrolit juga akan meledak kalau pemasangan kutub-kutubnya terbalik kemudian diberi tenaga.
9.
Menghidupkan Listrik Tak Disengaja Cidera ataupun kerusakan akan dapat terjadi bila suatu peralatan listrik dihidupkan jika tak disengaja, padahal seharusnya alat tersebut tidak bergerak (tidak beroperasi). Bila ada orang yang sedang bekerja pada suatu alat yang listriknya mati lalu tiba-tiba hidup, maka orang tersebut akan mendapat cidera.
10.
Alat-alat Pengaman Listrik Alat-alat pengaman listrik ditunjukkan baik untuk melindungi manusia, peralatan listrik itu sendiri maupun sistim operasi yang memakai tenaga listrik. Pengaman yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Insulasi
Insulasi harus sesuai dengan standard bagi kapasitas arus listriknya. Perkakasperkakas tangan yang bertenaga listrik diberi insulasi ganda (biasanya bertanda). 2. Isolasi Isolasi yang dimaksud adalah memisahkan jaringan listrik dengan lingkunganya. Metode yang dikenal ialah dengan memberi : - Selubung (enelosure) - Pagar - Jarak yang cukup 3. Penandaan (Marking) Bagian-bagian yang penting dan bertenaga supaya diberi tanda sesuai dengan standard yang cocok. Bahkan walaupun bagian-bagian tersebut berada dalam selubung, penundaan atau pewarnaan tetap dilaksanakan, misalnya pada papan kontrol panel, CB, kotak sekering, bus-bus dll. Tanda tersebut dimaksudkan agar begitu dilihat dapat langsung dikenal mana yang berbahaya dan mana yang tidak berbahaya.
4. Petunjuk pada alat Pada peralatan listrik harus diberikan petunjuk yang jelas bahwa listriknya “hidup” atau “mati”. Petunjuk tersebut dapat berupa cahaya, warna, tulisan “ON” atau “OFF” ataupun suara. 5. Interlock Interlock dimaksudkan sebagai sistem dimana peralatan listrik baru akan “Hidup” bila berada pada tempat yang sudah ditentukan, seperti bentuk laci dll. Bila peralatan tersebut ditarik dari lacinya, maka otomatis aliran listriknya terputus. 6. Pengetanahan (Grounding) Semua logam yang berhunungan dengan peralatan listrik (misalnya selubung papan kontrol, selubung motor listrik atau generator), atau yang diperkirakan listrik dapat mengenai logam tersebut semua harus dihubungtanahkan. Tujuan pengetanahan ini agar bila terjadi kebocoran arus (misalnya terjadi gangguan arus listrik lebih atau beban lebih), maka arus tersebut dapat langsung disalurkan ke bumi dengan demikian logam (selubung) etrsebut akan bebas dari tenaga
listrik
yang
bocor.
Alat
listrik
tertentu,
separti
trafo
dllnya
juga
dihubungtanahkan agar bila terjadi tegangan lebih dapat juga dikurangi akibatnya. 7. Penguncian Alat-alat pengaliran tenaga listrik yang sedang dimatikan listriknya dikunci, lalu kunciny disimpn oleh yang mematikan. Hal ini terjadi misalnya pada jaringan listrik ada perbaikan, maka orang yang memperbaiki itulah yang menguasai (dan membawa sendiri kuncinya) sumber tenaga yang mengalirkan listrik. Dengan cara tersebut maka orang lain tak akan dapat menghidupkan listriknya ketika ia sedang mengerjakan perbaikan. 8. Tegangan rendah Dalam hal tertentu tegangan rendah dipergunakan untuk mengurangi akibat bahaya listrik. Alat-alat penerangan yang portable, seperti lampu-lampu untuk masuk ruangan tertutup umumnya memakai listrik tegangan : 12 – 24 volt. Sekering dan Circuit Breaker (CB) Sekering dan circuit breaker (CB) ini masing-masing berfungsi untuk memutuskan hubungan listrik bila terjadi arus lebih ataupun tegangan lebih. Dengan adanya sekering dan circuit breaker ini, maka alat-alat yang dilindungi tidak akan terkena arus listrik lebih ataupun teganan lebih. 9. G.F.I. (Ground Fault Interrupter) Bila isolasi dan pengetanahan gagal maka akan dapat terjadi keadaan yang amat berbahaya bagi manusia, walaupun sekering dan CB ada. Hal ini dikarenakan sekering dan CB memerlukan arus yang lebih tinggi dari pada arus yang berbahaya bagi manusia. Disamping juga memerlukan waktu yang relatif lama untuk memutus arus dibanding dengan waktu yang berbahaya bagi manusia bila lengket atau tersengat listrik. Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka perlu dipasang G.F.I, karena alat ini mampu membungkus arus listrik yang abnormal dengan tempo operasi yang sangat cepat yaitu antara : 0,02 detik sampai 5 detik. Sedang rangsangan arus yang memuuskan antara 0,2 miliampere – 5 miliampere bagi GFI yang digunakan untuk melindungi manusia. Waktu dan besarnya arus dimana GFI bekerja jauh dibawah harga waktu dan arus yang menyebabkan kematian. 10. Alat-alat keselamatan kerja listrik
Dalam bekerja dengan listrik, maka harus dipakai alat-alat keselamatan kerja listrik, walaupun yang dikerjakan itu sudah dimatikan listriknya. Alat-alat keselamatan kerja listrik tersebut antara lain : •
Sarung tangan karet atau PVC
•
Topi keselamatan bukan logam
•
Selimut penutup kabel dari karet
•
Alas dimana orang yang bekerja itu berpijak, terbuat daru karet
•
Galah (stick) terbuat dari bahan bukan pengantar seperti kayu, ebonit atau plastik
•
Sepatu keselamatan untuk kerja listrik.
•
Dan lain-lain
11. Prosedur bekerja dengan listrik Prosedur bekerja dengan listrik adalah suatu urutan bekerja dengan listrik. Prosedur bekerja dengan listrik ini akan berada dimana tempatnya. Tetapi secara umum, sebelum bekerja pada peralatan yang bertenaga listrik harus dilakukan hal-hal sebagai berikut : •
Jangan hanya aliran sudah mati, tetapi : buktikan bahwa listrik tersebut benar-benar mati.
•
Selalu memakai alat-alat keselamatan kerja listrik.
•
Jangan memakai kacamata bergagang logam, cincin, dll.
•
Kalau ada petunjuk bekerja pada alat tersebut bacalah dan ikutilah.
•
Masukkan satu tangan anda kedalam saku bila bekerja pada alat yang listriknya hidup.
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran Alat / Media 1. Powerpoint 2. lembar kerja 3. lembar penilaian 4. Laptop dan Infocus
Sumber Belajar : 1. Internet 2. Modul keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 3. Buku keselamatan dan kesehatan kerja (K3) I. Penilaian : SOAL ! 1. Apa yang dimaksut dengan listrik? 2. Sebutkan macam-macam bahaya listrik! 3. Sebutkan akibat-akibat sengatan listrik ringan! 4. Berapa frekuensi listrik yang paling berbahaya terhadap manusia? 5. Sebutkan lintasan-lintasan arus dalam tubuh yang sangat berbahaya! 6. Sebutkan penyebab sengatan listrik! 7. Sebutkan alat-alat untuk pengamanan listrik! 8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan isolasi! 9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gronding! 10. Sebutkan alat-alat keselamatan kerja! Kunci Jawaban 1. listrik adalah sumber energi yang di salurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. 2. Sengatan listrik pada manusia, Timbul panas yang tak diinginkan, Peledakan listrik 3. Akibat-akibat sengatan listrik ringan a. Terasa ada getaran dan terkejut b. Terasa sakit sekali dan sangat mengejutkan c. Sakit disertai kehilangan kontrol pada alat tubuh d. Sakit, tejadi kontraksi otot yang parah dan sulit bernafas 4. Yang paling berbahaya frekuensi listrik 50 – 6000 herzt 5. Lintasan-lintasan arus dalam tubuh yang berbahaya
a. Yang melewati kepala, karena dapat melumpuhkan senral syarafpengendali pernafasan. b. Yang melewati dada, terutama dada sebelah kiri, karena dapat menimbulkan fibrilasi Ventrikuler 6.
Sebutkan penyebab sengatan listrik a. Menyentuh kabel telanjang b. Menyentuh kabel yang isolasinya telah rusak c. Menyentuh selubung alat listrik yang terkena bocoran arus. d. Listrik statis e. Disambar petir
7.
Alat-alat pengamanan listrik: a. Insulasi b. Isolasi c. Marking d. Gronding
8.
Isolasi yang dimaksud adalah memisahkan jaringan listrik dengan
lingkunganya 9.
Grounding itu fungsinya untuk menghilangkan beda potensial antara
bagian logam suatu peralatan yg teraliri arus listrik liar dan tanah sehingga tidak terjadi bahaya tegangan sentuh tak langsung. Caranya dengan menyalurkan arus tersebut ke tanah melalui saluran pentanahan. 10.
Alat alat keselamatan kerja: a. Sarung tangan b. Sepatu c. Kaca mata
Ranah Kognitif Penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berupa tes tertulis.
Nilai =
x 100
Ranah Afektif Keaktifan bertanya, diskusi dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Tabel Kriteria Penilaian Afektif 1:
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian Aktif Bertanya Aktif Berdiskusi (A-E)
1.
Aditama Ramadhan
2.
Anah Rosalina
3.
Bagas Arya Yudanto
4.
Dandy Royhan
5.
Dita Aprilia
6.
Dwi Permata sari
7.
Dwi Saputra
8.
Eko Budiayanto
9.
Eko Yulianto
10.
Fachry Hammam Diputra
11.
Faisal Malik
12.
Fedrian Nurcahyo
13.
Gesta Gautama
14.
Harry Andysa
15.
Hayuning Elista Azarti
16.
Ida Bagus Trisana wijaya
17.
Ilham Rahkman Riefda
18.
Jihan Khairunnisa
19.
Linda Febian
20.
Margaretta Lyda
21.
Maulana Lisanshidqi
22.
Maya Cindhoyona
23.
Muhamad Muzaki
24.
Muhamad Zuhal
25.
Muhamad Erland Vernanda
26.
Neneng Sumarni
27.
Rahma Lina Navisa
28.
Rangga Ziancy Prasetya
29.
Reka hardiansyah
30.
Reka pujiyani
31.
Samboja pangestu
(A-E)
Keterangan
Keterangan bobot nilai : A = sangat baik B = baik C = cukup baik D = kurang baik E = Sangat kurang
Tabel Kriteria Penilaian Afektif 2:
No
Aspek Penilaian Indikator yang Indikator yang
Nama
disampaikan
Nilai Afektif
dicatat
Keterangan
(A-E)
1 2
Penilaian Angka :
Penilaian Afektif : A = 90-100
= sangat baik
B = 80-89
= baik
C = 70-79
= cukup baik
D = 60-69
= kurang baik
E = < 60
= sangat kurang
Jakarta,
Oktober 2013
Mengetahui/Menyetujui, Kepala Sekolah
Guru Pengajar
Dra. Hj. A. Eryatun Koswara. MPd
Rahmad misin. S.Pd
NIP.196212081997032001
NIP.