MANAJEMEN LABA
Manajemen laba dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif laporan keuangan dan perspekt perspektif if kontrak. kontrak. Dari perspekt perspektif if laporan laporan keuanga keuangan, n, manajer manajer dapat dapat menggun menggunaka akan n manaje manajemen men laba laba untuk untuk mempe memperte rtemu mukan kan perki perkiraa raan n laba laba oleh oleh anali analis, s, yang yang mana mana dapa dapatt meng menghi hind ndar arii keru kerusa saka kan n repu reputa tasi si dan dan reak reaksi si harg harga a saha saham m yang yang sang sangat at cepa cepatt atas atas ketidaksesuaian ekspektasi investor. Dari perspektif kontak, manajemen laba dapat digunakan untuk melindungi perusahaan dari konsekuensi atas kejadian yang tidak terduga ketika kontrak tidak terpenuhi. Kontrak kompensa kompensasi si manajeri manajerial al yang yang memung memungkinka kinkan n manajeme manajemen n laba laba dapat dapat menjadi menjadi lebih lebih efektif efektif daripada tidak ada. Terlalu banyak manajemen laba, sebenarnya mengurangi kegunaan untuk investor. Juga, manajemen laba berpengaruh pada motivasi manajer untuk berusaha lebih, karena manajer dapat menggunakan kompensasi yang mereka dapatkan dari waktu ke waktu, walau walaupu pun n merek mereka a tidak tidak dapa dapatt kompe kompens nsasi asi jika jika tidak tidak terpe terpenuh nuhi. i. amun amun manaje manajerr dapa dapatt menghilangkan risiko tersebut jika mereka berusaha keras. !emaham !emahaman an mengena mengenaii manajeme manajemen n laba sangatl sangatlah ah penting penting bagi bagi akuntan, akuntan, karena karena memungkinkan sebuah pemahaman dari kegunaan laba, baik untuk investor maupun untuk kontrak. Manajemen laba juga membantu akuntan untuk menghindari konsekuensi legal dan reputasi yang serius yang muncul ketika perusahaan tertekan.
"eberapa faktor yang dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba, yaitu#
a$ Motiva Motivasi si Kontr Kontrakt aktua uall %ainn %ainnya ya Manaje Manajemen men laba laba adala adalah h conto contoh h dari dari motiv motivasi asi kont kontrak raktua tual, l, diman dimana a insen insentif tif untu untuk k manajemen laba timbul dari karakteristik skema bonus, yang merupakan kontrak antara perusahaan dengan manajernya yang menetapkan basis kompensasi manajerial. b$ Motivasi Motivasi Kontrak Kontrak &tang &tang Jangka Jangka !anja !anjang ng 'Debt ' Debt covenant $ Manajeme Manajemen n laba laba dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk memenu memenuhi hi perjanji perjanjian an utang utang timbul timbul dari kontrak kontrak utang jangka panjang. !erjanjian utang bertujuan melindungi peminjam terhadap tindakan manajer manajer.. !elangg !elanggaran aran terhadap terhadap covenant mengakib mengakibatka atkan n biaya biaya yang tinggi terhada terhadap p perusahaan. (leh karena itu manajer berusaha untuk menghindari terjadinya pelanggaran terhadap covenant .
c$ Motivasi !olitik 'Political motivation$ !erusahaan besar yang aktivitasnya berhubungan dengan publik atau perusahaan yang bergerak dalam industri strategis seperti minyak dan gas akan sangat mudah untuk diawasi, sehingg perusahaan seperti ini cenderung untuk mengelola labanya. d$ Motivasi !erpajakan 'Taxation Motivation$ Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. !enelitian Maydew ')**+$ membuktikan bahwa penghematan pajak menjadi insentif bagi manajer 'khususnya manajer yang mengalami net operating loss pada tahun )*-)**)$ untuk mempercepat pengakuan biaya dan menunda pengakuan pendapatan. e$ !ergantian /0( 'Chief Executive Officer $ Manajemen laba juga terjadi disekitar waktu pergantian /0(. 1ipotesis program bonus memprediksi bahwa ketika waktu mendekati pengunduran diri /0( maka tindakan yang dilakukan adalah memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus mereka. 2edangkan /0( yang kinerjanya buruk akan melakukan manajemen laba untuk memaksimalkan laba mereka dengan tujuan mencegah atau menunda pemberhentian mereka. f$
!enawaran 2aham !erdana 'Initial Public Offering 34!($ ampaknya
informasi
akuntansi
keuangan yang dimasukkan dalam
prospektus
bermanfaat sebagai sumber informasi. Terdapat kemungkinan bahwa manajer perusahaan go public akan mengelola prospektusnya dengan harapan dapat menaikkan harga saham.
POLA MANAJEMEN LABA
Manajemen dapat menggunakan beberapa variasi pola manajemen laba. "erikut adalah sekilas dari beberapa pola yang ada. 1. Taking a ath 4ni dapat digunakan pada masa organisasi mengalami tekanan atau sedang dalam reorganisasi. Jika perusahaan harus mengakui adanya rugi, maka lebih baik dilaporkan rugi dalam jumlah yang besar. Konsekuensinya, harus menghapus aset, menyediakan biaya masa depan yang diharapkan, dan secara umum 5membersihkan dek6. Karena pembalikan akrual, hal ini memungkinkan untuk pelaporan profit di masa akan datang.
7. Minimilasisasi %aba )
Mirip dengan 5taking a bath6, namun lebih tidak ekstrim. !ola ini dapat dipilih oleh perusahaan yang terlihat oleh politik pada masa keuntungan sedang tinggi. Kebijakan kebijakan yang mengatakan untuk minimalisasi laba meliputi penghapusan aset modal dan aset tidak berwujud, membebankan pengeluaran iklan dan 8 9 D, dan lain sebagainya. !ertimbangan pajak penghasilan, seperti persediaan %4:( di ;merika, menyediakan seperangkat motivasi untuk pola ini. <. Maksimalisasi %aba Dari teori akuntansi positif manajer dapat mengikuti pola dari maksimalisasi laba bersih yang dilaporkan
untuk tujuan bonus. !erusahaan yang dikhawatirkan akan gagal
membayar utangnya pun bisa menjadi laba. =. !enghalusan %aba 4ni adalah salah satu pola manajemen laba yang paling menarik. Dari perspektif kontrak, manajer yang cenderung menghindari risiko lebih menyukai variabel bonus yang kecil. "erikutnya, manajer dapat menghaluskan laba yang dilaporkan dari waktu ke waktu sehingga manajer menerima kompensasi yang hampir konstan. Manajer mungkin merasa bahwa mereka akan dipecat jika melaporkan laba terlalu rendah. ;khirnya perusahaan dapat menghaluskan laporan laba bersihnya untuk tujuan pelaporan internal.
Ternyata bahwa beragam pola manajemen laba dapat terjadi konflik. Dari waktu ke waktu, pola yang dipilih oleh perusahaan dapat bervariasi tergantung perubahan kontrak, perubahan tingkat keuntungan, dan perubahan di politik.
BUKTI DARI MANAJEMEN LABA UNTUK TUJUAN BONUS
2ebuah penelitian dari 1aley ')*>$ yang berjudul 5The 0ffect of "onus 2cheme on ;ccounting Decisions6 adalah sebuah investigasi dari motivasi kontraktual untuk manajemen laba. haley mengamati bahwa manajer memiliki informasi pada keuntungan perusahaan sebelum melakukan manajemen laba. Karena pihak luar, termasuk jajaran direksi sekalipun, mungkin belum mengetahui angkanya, dia 'pihak luar$ memprediksi bahwa manajer akan mengatur keuntungan bersih untuk memaksimalkan kompensasi yang akan didapatkan. !enelitian 1aley ini berbasis teori akuntansi positif dan hanya dapat dikonfirmasi pada perusahaan yang menerapkan rencana kompensasinya berdasarkan keuntungan yang dilaporkan saat ini. "agaimana seorang manajer mengatur keuntungan bersih? 1ealy mengasumsikan para manajer menggunakan akrual. &ntuk penyederhanaan, asumsikan 7
bahwa tidak ada item laporan laba rugi luar biasa dan tidak ada beban pajak penghasilan. ;sumsikan bahwa penjelasan dari empat item sebagaimana berikut#
"eban ;mortisasi. "eban amortisasi tahunan tunduk pada kebijakan amortisasi perusahaan dan masa guna aset. (leh karena itu, perusahaan dapet mengganti kebijakannya sebagai contoh, mengganti perkiraan masa manfaat dari sebuah aset.
Kenaikan di !iutang "ersih. ;sumsikan bahwa ini adalah turunan dari penyisihan piutang tak tertagih, dihasilkan dari perkiraan yang berkurang di tahun berikutnya. Dalam hal ini manajemen memiliki fleksibilitas untuk mengendalikan jumlahnya.
Kenaikan di !ersediaan. ;sumsikan ini adalah turunan dari manufaktur perusahaan untuk stok selama masa kapasitas manufaktur kosong. 1asilnya adlah untuk memasukkan biaya overhead tetap pada inventory daripada membebankannya pada biaya sebagai varian volume yang tidak menguntungkan.
!engurangan di 1utang dan %iabilitas ;krual. ;sumsikan ini adalah turunan dari perusahaan yang optimis mengenai klaim garansi pada produknya daripada tahuntahun sebelumnya. 2ecara alternatif, sebagai tambahan, pengurangan juga bisa dikarenakan mengategorikan item sebagai kontijensi daripada sebagai akrual.
!oin utama yang perlu dicatat adalah bahwa manajer memiliki pertimbangan untuk mengatur laba bersih yang dilaporkan. @alaupun mudah untuk menentukan perubahan pada saldo akun, namun alasan untuk perubahan sulit untuk diketahui oleh investor dan peneliti. "ukti dari penelitian yang dilakukan oleh para peneliti menunjukkan konsistensi dari hipotesis rencana bonus ' bonus plan h!pothesis$ pada teori akuntansi positif. "agaimanapun, kita dapat melihat konsistensi ini dalam dua pandangan. !ertama, mungkin pandangan yang paling alami adalah sebagai perilaku oportunis dari manajer untuk mengekploitasi kekuatannya pada organisasi dengan memaksimalkan utilitas mereka untuk mendapatkan konpensasi yang dijanjikan secara maksimal. Kedua, dari perspektif kontrak efisien. Ketika pengaturan kontrak untuk kompensasi, perusahaan akan secara rasional mengantisipasi insentif manajer untuk mengatur laba dan akan membolehkan untuk hal tersebut pada sejumlah kompensasi yang ditawarkan. !andangan manapun, kontrak untuk kompensasi benarbenar memunculkan insentif manajemen laba.
MOTIVASI LAIN UNTUK MANAJEMEN LABA
<
!enelitian 1aley adalah mengenai kontrak bonus. amun manajer mungkin terlibat dalam manajemen laba atas alasan lain yang beragam. Diantaranya adalah#
Motivasi Kontrak %ainnya Manajemen laba untuk tujuan perjanjian telah diprediksi oleh hipotesis perjanjian hutang pada bab teori akuntansi positif. "ahwa jika gangguan pada penjanjian menghasilkan biaya yang besar, manajer perusahaan akan berharap untuk menghindarinya. !astinya, mereka akan berusaha untuk mencoba mengindari gangguan tersebut karena ini akan menghalangi kebebasan mereka untuk melakukan aksi di perusahaan. Jadi, manajemen laba muncul sebagai alat untuk mengurangi kemungkinan gangguan perjanjian pada kontrak hutang.
&ntuk Mempertemukan 0kspektasi %aba dari 4nvestor dan Menjaga 8eputasi 0kspektasi laba investor dapat dibentuk melalui berbagai cara. /ontohnya, mereka mungkin memperkirakan laba berdasarkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, atau berasal dari perkiraan yang dilakukan analis. 2ebagai hasilnya, manajer memiliki insentif yang kuat untuk memastikan terpenuhinya ekspektasi tersebut. Kegagalan untuk mempertemukan ekspektasi laba dari investor akan berakibat pada reputasi manajer, terlbih jika alasan ketidakmampuan memenuhi ekspektasi tidak dapat diterima.
Initial Public Offering '4!($ 1ughes ')*-$ dalam penelitiannya secara analisis menunjukkan bahwa informasi seperti laba bersih dapat berguna untuk membantu menilai perusahaan oleh investor. Dapat dikatakan bahwa banyak perusahaan yang telah 4!( telah melakukan manajemen laba, baik itu menaikkan, atau menurunkan laba, untuk mengatur kinerja harga saham perusahaan.
SISI BAIK MANAJEMEN LABA
2eperti disebutkan, kita dapat mempertimbangkan sisi baik dari manajemen laba baik dari perspektif kontrak dan perspektif pelaporan keuangan. Dari perspektif kontrak sejauh mana laba manajemen bisa berhubungan baik dengan kontrak yang efisien dan pandangan oportunistik. "erdasarkan kontrak yang efisien, maka yang diinginkan untuk memberikan manajer beberapa kemampuan untuk mengelola pendapatan di dalam menghadapi ekspektasi investor. Kita harus berhatihati untuk tidak selalu menafsirkan bukti adanya manajemen laba untuk bonus, perjanjian hutang, dan alasanalasan politik sebagai hal yang buruk. Manajemen
=
laba bisa menjadi alat untuk menyampaikan informasi kepada pasar, sehingga harga saham dapat lebih mencerminkan prospek masa depan perusahaan.
SISI BURUK MANAJEMEN LABA
2isi buruk manajemen laba, antara lain # ). Menurut 1ealy ')***$, manajemen laba mengaburkan informasi kinerja ekonomis perusahaan karena ada kondisi dimana manajer perusahaan memiliki akses informasi secara langsung sementara sebagian stakehol"er tidak. ;da sebagian informasi yang tidak tersampaikan ke stakehol"er . Manajer di sisi lain, memang dapat menggunakan kebijakan untuk membuat laporan keuangan lebih informatif, mencerminkan kinerja perusahaan sesungguhnya, misalnya melalui pemilihan metode akuntansi atau estimasi untuk memberikan sinyal yang memadai agi penilaian kinerja perusahaan. ;kan tetapi kebijakan akuntansi untuk membuat laporan keuangan lebih informatif kepada pengguna tidak masuk dalam definisi. 7. Kontroversi muncul ketika manajemen laba dikaitkan dengan moral3etika, apakah tindakan manajer melakukan manajemen laba tidak akan menyesatkan pemakai laporan keuangan. ;palagi karena laba merupakan komponen penting yang dipantau para pemakai laporan keuangan. Ditinjau dari legalitas, tidak ada yang dilanggar karena pemilihan metode akuntansi tidak melanggar standar akuntansi yang berlaku di samping merupakan kewenangan manajer untuk memilih metode akuntansi yang akan dipakai. Menilai etis atau tidaknya manajemen
laba dapat
dilihat
dari
sudut
pandang
pencapaian
keseimbangan antara kepentingan individu 'manajer$ dengan kewajiban terhadap pihak pihak yang terkait dengan perusahaan ' stakehol"er $. !enilaian tersebut hanya dapat dilakukan kalau manajer melakukannya secara sadar, artinya menyadari implikasi jangka panjang yang ditimbulkan. Tekanan persaingan untuk menghasilkan laba yang tinggi bisa menyebabkan perilaku tidak etis, terutama untuk perusahaan yang menggunakan angka akuntansi untuk penilaian kinerja secara mutlak. Manajer dengan kinerja keuangan yang buruk dan perusahaan dengan laba rendah lebih mudah melakukan tindakan tidak etis dibandingkan manajer dengan kinerjakeuangan baik dan perusahaan dengan laba.
KESIMPULAN PADA MANAJEMEN LABA
>
Manajemen laba ada karena adanya fakta bahwa laba sesungguhnya tidaklah eksis. %ebih jauh, A;;! tidak secara penuh membatasi pilihan manajer pada kebijakan dan prosedur akuntansi. Disamping mengurangi keandalan dan sensitivitas yang sering menemani manajemen laba, ada argumen yang kuat bahwa manajemen labah berguna jika masih dalam batasan. !ertama, manajemen laba memberikan fleksibilitas kepada manajer untuk bereaksi pada relisasi yang tidak diantisipasi ketika kontrak tidak terpenuhi. Kedua, manajemen laba dapat digunakan sebagai kendaraan untuk komunikasi yang kredibel dari informasi di dalam perusahaan kepada investor. Jadi, baik atau buruknya manajemen laba bergantung pada bagaimana manajemen laba itu digunakan. ;kuntan dapat melakukan manajemen laba selama masih memperhatikan terkait halhal etis yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
-
2cott, @.8. '7B)>$. #inancial $ccounnting Theor! . !earson prentice 1all. Toronto, /anada.
+