BAB I PENDAHULUAN
Tuber Tuberku kulo losi siss tela telah h dan dan masi masih h menj menjadi adi masa masala lah h keseha kesehata tan n di duni duniaa hinggasaat ini.Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi yang berefek pada paru-paru, kelenjar getah bening, tulang dan persendian, kulit, ususdan organ lainnya.Salah satu dari jenis tuberkulosis ini adalah tuberkulosis kutis. Tuberkulosis kuti kutiss adal adalah ah tube tuberk rkul ulos osis is pada pada kuli kulitt yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh Mycob Mycobac acte teri rium um tuberculosis dan mikobakteria atipikal.1 Skrofu Skrofulod loderm ermaa merupak merupakan an bentuk bentuk Tuber Tuberkul kulosi osiss Kutis Kutis yang yang terser tersering ing di indonesia. indonesia. Sekitar 8! menurut menurut data dari "umah Sakit #r. $ipto Mangunkusumo Mangunkusumo %"S$M& %"S$M&,, disusu disusull Tuber Tuberkulo kulosis sis Kutis Kutis 'erukosa rukosa yaitu yaitu 1(!, 1(!, sedangk sedangkan an bentuk bentuk tuberkulosis kutis lainnya jarang ditemukan. )upus 'ulgaris merupakan bentuk yang paling jarang ditemukan. Tuberkulosis kutis umumnya pada anak anak dan de*asa muda.1 Meskip Meskipun un tuberk tuberkulo ulosis sis kutis kutis merupak merupakan an bagian bagian kecil kecil dari dari tuberk tuberkulo ulosis sis ekstrapulmoner, namun di negara berkembang termasuk +ndonesia masih sering dijump dijumpai, ai, sepert sepertii halnya halnya tuberk tuberkulo ulosis sis paru. paru. Manif Manifest estasi asi klinis klinisnya nya beragam beragam,, bergantung pada cara inokulasinya di kulit yang dapat bersifat internal maupun eksternal. Sela Selanj njut utny nyaa
dala dalam m
refa refara ratt
ini ini
akan akan diba dibaha hass
lebi lebih h
lanj lanjut ut meng mengen enai ai
skrofu skrofulod loderm erma. a. Skrofu Skrofulod loderm ermaa yang juga juga dikenal dikenal dengan dengan istila istilah h tuberc tuberculo ulosis sis colliuatia cutis merupakan tuberkulosis reaktif, berasal dari proses tuberculous pada jaringan subkutan yang membentuk suatu abses dingin %cold abscess& dan kemudi kemudian an pecah pecah sehing sehingga ga mengaki mengakibat batkan kan kerusa kerusakan kan strukt struktur ur kulit kulit di atasny atasnya. a. Selain Selain manife manifesta stasi si klinis klinis,, pemeri pemeriksa ksaan an histop histopato atolog logii yaitu yaitu /02 /02 dan biopsi biopsi eksisional pada limfadenitis T2 memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis penyakit ini.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a) Definisi Skrofuloderma atau yang dikenal sebagai Tuberculosis colliquativa
cutisadalah tuberkulosis subkutan yang mengarah pada pembentukan abses dingin dan kehancuran sekunder dari kulit di atasnya. 3al ini terjadi akibat penjalaran langsung dari suatu organ ba*ah kulit yang mengandung kuman tuberculosis dan meluas melalui dermis.
Gambar 1. Skrofuloderma4 terdapat underlying limfadenopati tb serikal. 2entukkarakteristik skar yang berlipat5berkerut. b) Epidemioo!i 2akteri Mycobacterium tuberculosis memiliki distribusi di seluruh dunia #i
"umah sakit #r. $ipto Mangunkusumo %"S$M& skrofuloderma merupakan bentuk yang tersering didapat %8!&, disusul tuberkulosis kutis erukosa %1(!&, bentuk bentuk lain jarang ditemukan, lupus ulgaris yang dahulu dikatakan tidak terdapat ternyata ditemukan, meskipun jarang. Tuberkulosis kutis umumnya pada anak dan de*asa muda. 1 ") E#ioo!i 6enyebab utama T2$ kutis adalah Mycobacterium tuberculosis yaitu 71,! menurut data dari "umah Sakit #r. $ipto Mangunkusumo %"S$M&. Sisanya
2
%8,!& disebabkan oleh mikobakteria atipikal. M.2ois dan M. ium belum pernah ditemukan, demikian pula mikobakteria golongan lain. Skrofuloderma disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.1 M. Tuberculosis merupakan kuman aerob yang patogen pada manusia. Mempunyai sifat sebagai berikut 4 berbentuk batang, panjang -59 dan lebar :,(-1,5m , tahan asam dan hidupnya intraseluler fakultatif, tidak bergerak, tidak membentuk spora dan suhu optimal pertumbuhan pada (;: $. 1, d) Pa#o!enesis
Skrofuloderma timbul akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ di ba*ah kulit yang telah diserang penyakit tuberkulosis, yang tersering berasal dari kelenjar getah bening, juga dapat berasal dari sendi dan tulang.
3
atau bahkan kulit normal. Kadang-kadang di atas sikatriks %jaringan parut& tersebut terdapat jembatan kulit % skin brigde&.1,
e) Gambaran Kinis
Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kelenjar getah bening, tanpa tanda-tanda radang akut, selain tumor.Mula-mula hanya beberapa K>2 yang diserang, lalu makin banyak dan sebagian berkonfluensi.Selain limfadenitis juga terdapat periadenitis yang menyebabkan perlekatan K>2 tersebut dengan jaringan sekitar.Kemudian kelenjar-kelenjar
tersebut
mengalami
perlunakan
tidak
serentak,
menyebabkan konsistensinya menjadi bermacam ? macam, yaitu didapati kelenjar getah bening melunak dan membentuk abses yang akan menembus kulit dan pecah, bila tidak disayat dan dikeluarkan nanahnya. bses ini disebut abses dingin artinya abses tersebut tidak panas maupun nyeri tekan, melainkan berfluktuasi %bergerak bila ditekan, menandakan bah*a isinya cair&.1,(, 6ada stadium selanjutnya terjadi perkejuan dan perlunakan, pecah dan mencari jalan keluar dengan menembus kulit di atasnya dengan demikian membentuk fistel.muara fistel kemudian meluas hingga menjadi ulkus yang mempunyai sifat khas, yakni bentuk memanjang dan tidak teratur, disekitarnya ber*arna merah kebiru-biruan %liid&, dinding bergaung@ jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen, jika mengering menjadi krusta ber*arna kuning. Alkus-ulkus tersebut dapat sembuh spontan membentuk sikatriks yang memanjang dan tidak teratur dan diatasnya kadang-kadang terdapat jembatan kulit %skin bridge&. 2asil tahan asam banyak dijumpai pada lesi5jaringan. Tes tuberkulin biasanya positif.1,B
4
Gambar $. Skrofuloderma pada regio klaikula4 abses, ulkus, dan ekstrusi
purulen dan perkijuan.
Gambar %. Skrofuloderma pada regio aksila4 plak dan nodul dengan ulkus sentral
yang mengakibatkan skar dan retraksi.
f) Pemeri&saan pen'n(an!
5
6emeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis skrofuloderma adalah 4 1. Tes Tuberkulin
Tes ini bergantung dari reaksi hipersensitiitas tipe lambat terhadap tuberculoproteins,
yang
diperantarai
oleh
sel
limfosit
yang
tersensitisasi.2ahan tes tuberkulin juga dapat diperoleh dari ekstrak protein yang mengandung basil tuberkel. 6urified 6rotein #eriatie %66#& merupakan campuran protein, karbohidrat dan lemak yang diperoleh dari presipitasi culture supernatant dari M. tuberculosis yang sudah mengalami proses autolisis akibat pemanasan. Sensitiitas terhadap tes ini mulai tampak dalam beberapa minggu sejak onset infeksi M.tuberculosis, dan biasanya bertahan seumur hidup.=ika reaksi yang terjadi sangat kuat, mengindikasikan telah terjadi tuberkulosis yang aktif, tes yamg sering dilakukan adalah tes MantouC, dimana 66# diinjeksikan secara intradermal pada bagian olar lengan ba*ah.Tes ini dibaca setelah 8-; jam dan diperhitungkan diameter area indurasi yang terbentuk, bukan area eritemanya.=ika indurasi yang terjadi berdiameter lebih dari 1: mm maka interpretasinya adalah telah atau sedang terjadi infeksi T2., $ 6emeriksaan )aboratorium #asar .
3asil pemeriksaan laboratorium dasar mungkin menunjukan hasil yang tidak spesifik, dengan hasil hitung darah %blood count& yang normal.3anya saja pada sebagian besar penderita T2 kutis termasuk skrofuloderma terjadi peningkatan laju endap darah %)D#& sampai mencapai E1:: mm5jam.(, % 6emeriksaan 3istopatologi .
6emeriksaan ini diakukan dengan eCcision biopsy pada limfonodi yang mengalami pembesaran.>ambaran yang tampak adalah jaringan granulasi, yaitu akumulasi histiosit yang menyerupai epitel %epiteliod& dan sel-sel raksasa )angerhans, diantaranya tampak pula infiltrat sel-sel mononuklear mengelilinginya.6ada
bagian
tengahnya
dapat
dijumpai
nekrosis 6
kaseosa.>ambaran ini biasanya tampak pada dermis yang lebih dalam.#engan pe*arnaan Fiehl 0eelsen %F0& dapat dijumpai basil tahan asam.0amun karena pada sediaan biopsi kulit, jumlah basil relatif sedikit kadang sulit untuk menentukan basil tahan asan meskipun dengan pe*arnaan F0. Kelemahan lainprosedur ini adalah tindakan yang dilakukan bersifat inasif.1,( . 6emeriksaan Sitologi
/ine 0eedle spiration $ytology %/0$& merupakan salah satu teknik diagnostik yang telah diterima dengan baik dalam rangka penatalaksanaan penderita dengan pembesaran kelenjar limfe, seperti halnya pada penderita skrofuloderma. 6rosedur pengerjaannya lebih sederhana dan relatif tidak menimbulkan rasa sakit sehingga /0$ dapat menggantikan metode eCcision biopsy yang lebih traumatik dan inasif.6e*arnaannya adalah dengan 3aematoCylin and Dosin %3GD& dan 5atau F0. >ambaran yang tampak adalah lesi granulomatous, terdiri dari sel-sel epiteloid dengan atau tanpa nekrosis kaseosa.Sel-sel epiteloid tampak sebagai sel yang memanjang atau semilunar dengan inti kromatin halus atau granuler.#apat pula dijumpai sel-sel raksasa )anghans bersama sel epiteloid atau yang berdiri sendiri.B *. Kultur =aringan
Kultur jaringan untuk melihat pertunbuhan M. tuberculosis.Media yang digunakan adalah )o*enstein-=ensen. 6ertumbuhan M. tuberculosis membutuhkan *aktu sekitar sampai 8 minggu karena pertumbuhannya memang lambat pada media laboratoris.,
+. 6emeriksaan )ain
7
Hang termasuk disini adalah pemeriksaan radiologi %foto thoraks& dan pemeriksaan bakteriologi dari spesimen sputum pagi hari sebanyak ( hari berturut-turut 1,(
!)
Dia!nosis bandin!
Skrofuloderma didaerah leher biasanya memiliki gambaran klinis yang khas, sehingga tidak perlu membuat diagnosis banding. Ialaupun demikian aktinomikosis sering dijadikan diagnosis banding terhadap skrofuloderma di leher.
1. ktinomikosis biasanya menimbulkan deformitas atau benjolan dengan beberapa muara fistel produktif. Selain itu skrofuloderma di daerah leher juga harus dibedakan dengan )imfadenitis 2akterial 0on Tuberkulosis, limfosarkoma dan limfoma maligna.(
. 3idradenitis supuratia, yaitu infeksi bakteri piokokus pada kelenjar apokrin. 6enyakit tersebut bersifat akut disertai tanda-tanda radang akut
8
yang jelas, dengan gejala konstitusi dan leukositosis.3idradenitis supuratia biasanya menimbulkan sikatriks sehingga terjadi tarikan ? tarikan yang mengakibatkan retraksi ketiak.(
,) Pena#aa&sanaan Sistemik 4
for disease control and prevention %$#$& merekomendasikan kemoterapi tb kutis menjadi fase terdiri dari4
/ase inisial /ase ini meliputi pemberian dosis harian regimen obat antituberkulosis %<T&@ isoniaJid, rifampisin, piraJinamid, dan etambutol selama 8 minggu. Terapi fase inisial dimaksudkan untuk memusnahkan bakteri penyebab tb kutis.
/ase lanjutan /ase ini diberikan regimen obat isoniaJid dan rifampisin dosis harian, sebanyak -(Cseminggu selama 1B minggu. Terapi pada fase ini ditujukan untuk mengeliminasi sisa bakteri yang menjadi etiologi tb ku tis.(,,
9
Topikal 4 sam /usidat krim 1: mg i) Pro!nosis 6rognosa skrofuloderma secara umum adalah baik. )esi skrofuloderma
dapat sembuh secara spontan, namun memakan *aktu yang sangat lama, sebelum lesi inflamasi dan ulserasi secara lengkap dapat digantikan dengan jaringan parut.
22 +++ 6D0ATA6 1.1 Kesimpulan 1. Skrofuloderma atau yang dikenal sebagai Tuberculosis colliuatia cutis
adalah
tuberculosis
subkutan
yang
mengarah
pada
pembentukan abses dingin dan kehancuran sekunder dari kulit 10
diatasnya. 3al ini terjadi akibat penjalaran langsung dari suatu organ ba*ah kulit yang mengandung kuman tuberculosis dan meluas melalui dermis. . 6enyebab utama T2$ kutis adalah mycobacterium tuberculosis, sementara sisanya disebabkan oleh mikobakteria atipikal, seperti M.bois dan M. ium. (. #iagnosis Skrofuloderma ditegakkan berdasarkan ri*ayat pasien, keluhan dan gejala klinis, serta pemeriksaan laboratorium untuk menemukan agen penyebabnya. . 6enatalaksanaan skrofuloderma terbagi atas fase, yaitu fase inisial yang meliputi <T, isoniaJid, rifampisin, piraJinamid dan etambutol selama bulan dan fase lanjutan diberikan obat isoniaJid dan rifampisin selama bulan. . 6rognosis skrofuloderma
secara
umum
adalah
baik.
)esi
skrofuloderma dapat sembuh secara spontan, namun memakan *aktu yang lama 1. Saran 6enting untuk mengetahui cara mendiagnosa Skrofuloderma dengan tepat sehingga dengan demikian penanganan dapat teratasi dengan tepat.
DA-TA PUSTAKA
1. #juanda, . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketuju. =akarta4 2adan 6enerbit /KA+@ :1. . >anda 3, tuberculosis pada kulit. Tuberkulosis tinjauan multi disiplin, 1sted, 2anjarmasin 4 pusat studi Tuberkulosis /K uniersitas lambung mangkurat, ::1 4 1;-18. (. Siregar S." . saripati penyakit kulit . Ddisi (. =akarta4 D>$@ :1.
11
. 2urgin S. !utaneous Tuberculosis. Iolf K, >oldsmith ), KatJ S, >ilchrest 2, 6aller , )effel #. "it#patrick’s $ermatology in %eneral Medicine.;th. 'ol 1 G . The Mc>ra*-3ill. AS4 ::8@ page ;-;8.. . 2urns, T. dkk. &ook’s Te'tbook of $ermatology eigt edition volume (. Iilley-2lack*ell. Manchester 4 :1: B. Kumar $, mahapatra, .!oe'istence
of
cutaneous
Tuberculosis
)*crofuloderma+. journal of clinical diagnostic "esearch =$#". :1(@ %di akses pada;januari:1B&@ %ailablefrom4 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/C3972534
12