BAB I PENDAHULUAN
Fobi Fobiaa dalam dalam arti arti klin klinis is adala adalah h bent bentuk uk pali paling ng umum umum dari dari gang ganggu guan an kecemasan. Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap objek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Adanya atau diperkirakan akan adanya situasi fobik menimbulkan ketegangan hebat pada orang yang terkena, yang mengetahui bahwa reaksi yang ditimbulkan berlebihan. Reaksi fobik menyebabkan suatu gangguan pada kemampuan seseorang untuk berfungsi di dalam kehidupannya. 1 Fobia lebih sering dikaitkan dengan amigdala yaitu suatu wilayah otak yang terletak di belakang hipofisis dalam sistem limbik. Amigdala mengeluarkan hormon yang mengontrol ketakutan dan agresi. Ketika rasa takut atau respon agresi dimulai, amigdala melepaskan hormon ke dalam tubuh untuk membuat tubuh manusia menjadi suatu tanda dimana mereka siap untuk bergerak, berlari, berkelahi, dan lainlain. !al ini merupakan mekanisme defensif dan respons secara umum disebut dalam psikologi sebagai fight sebagai fight or flight response.1," #ebuah studi di Amerika oleh $ational %nstitute of &ental !ealth '$%&!( menemukan bahwa antara ),*+ sampai 1),1+ dari orang Amerika menderita fobia. ilihat dari segi usia dan gender fobia merupakan penyakit mental yang paling umum dikalangan wanita pada semua kelompok usia dan yang penyakit kedua paling umum diantara pria yang lebih tua dari "- tahun. "
0
enelit enelitian ian epidem epidemiol iologi ogiss barub barubaru aru ini telah telah menemu menemukan kan bahwa bahwa fobia fobia adalah gangguan mental tunggal yang paling sering terjadi di Amerika #erikat. iperkirakan - sampai 1/ populasi menderita gangguan yang mengganggu dan kadang kadangkad kadang ang menimb menimbulk ulkan an ketida ketidakbe kberday rdayaan aan tersebu tersebut. t. ender enderitaa itaan n yang yang berhubungan dengan fobia, khususnya jika keadaan tersebut tidak dikenali atau dianggap sebagai gangguan mental dapat menyebabkan komplikasi psikiatrik lain, termasu termasuk k ganggu gangguan an kecema kecemasan san lain, lain, ganggu gangguan an depresi depresi berat, berat, dan ganggu gangguan an berhubungan 0at, khususnya gangguan penggunaan alkohol. a lkohol. eteksi dini adanya fobia fobia sangat sangat pentin penting g karena karena fobia fobia seringk seringkali ali respon responsif sif terhad terhadap ap pengob pengobata atan n dengan dengan farmako farmakotera terapi pi spesifi spesifik, k, termasu termasuk k obat obat trisik trisiklik lik,, inhibi inhibitor tor monoam monoamine ine oksidase, dan antagonis reseptor beta adrenergik. ", #elain agorafobia, menurut iagnostic and #tatistical &anual of &ental isorders edisi keempat '#&%2( terdapat dua fobia lainnya yaitu fobia spesifik dan fobia sosial. Fobia spesifik dinamakan fobia sederhana dalam #& edisi ketiga yang revisi '#&%%%R(. Fobia sosial juga disebut gangguan kecemasan sosial, ditandai oleh ketakutan yang berlebihan terhadap penghinaan dan rasa memalu memalukan kan di dalam dalam berbag berbagai ai lingk lingkung ungan an sosial sosial,, seperti seperti berbica berbicara ra di depan depan umum umum.. 3ipe ipe umum umum fobi fobiaa sosi sosial al serin seringk gkali ali suat suatu u kead keadaa aan n yang yang kron kronis is dan dan menimbulkan ketidakberdayaan yang ditandai oleh penghindaran fobik terhadap masalah masalah besar besar dalam dalam situasi situasi sosial. sosial. 4enis 4enis fobia fobia sosial sosial tersebu tersebutt mungk mungkin in sulit sulit dibedakan dari gangguan kepribadian menghindar. 1,5
1
BAB II ISI
2.1. Definisi Fobia
Fobia adalah rasa takut yang irasional, intens, terus menerus takut pada situasi tertentu, kegiatan, benda atau orang. 6ejala utama gangguan ini adalah takut yang berlebihan, tidak masuk akal, dan keinginan untuk menghindari subjek yang ditakuti. Ketika rasa takut berada di luar kendali seseorang dan jika rasa takut tersebut mengganggu kehidupan seharihari, maka diagnosis di bawah salah satu gangguan kecemasan dapat dibuat. * &enurut Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders, Fourth 7dition '#&%2(, fobia sosial, fobia spesifik, dan agoraphobia adalah jenis sub kelompok gangguan kecemasan. Fobia spesifik adalah istilah umum untuk semua jenis gangguan kecemasan yang jumlah untuk yang tidak masuk akal atau ketakutan irasional yang berkaitan dengan pajanan terhadap objek atau situasi tertentu. Akibatnya, orangorang yang terpengaruh secara aktif cenderung menghindari kontak langsung dengan objek atau situasi dan, dalam kasus yang parah, penyebutan atau penggambaran dari mereka. ),8 Fobia sosial merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya kecemasan ketika berhadapan dengan situasi sosial atau melakukan performa di depan umum.
Ketika kondisi pemicu, orang
secara fisik
tidak dapat
mengosongkan kandung kemih. Agoraphobia 9 gangguan kecemasan, sering
2
dipicu oleh rasa takut akan mengalami serangan panik dalam lingkungan yang tidak ada cara mudah melarikan diri. 1/ 2.2
Epidemiologi Fobia
Fobia sering terjadi pada masyarakat umum. #urvei epidemiologi terbaru memperkirakan angka kejadian dalam setahun dan prevalensi seumur hidup, berturutturut : fobia spesifik -,-+ dan 11,+; fobia sosial 5,-+ dan 1,+; serta agorafobia ",+ dan <,*+. =anita memiliki kemungkinan 1,-" kali lebih besar dibandingkan lakilaki.1" Fobia spesifik lebih sering terjadi dibandingkan fobia sosial. Fobia spesifik adalah gangguan mental yang paling sering pada wanita dan nomor dua tersering pada lakilaki, setelah gangguan berhububungan dengan 0at. revelensi enam bulan fobia spesifik adalah kirakira - sampai 1/ per 1/// orang. Rasio wanita dibandingkan dengan lakilaki adalah " berbanding 1. >nset usia puncak untuk tipe lingkungan alami dan tipe darah, injeksi, dan cedera adalah rentang - sampai 8 tahun, walaupun onset terjadi pada usia puncak untuk tipe situasional adalah lebih tinggi, dalam pertengahan usia "/an, yang dekat dengan usia onset untuk agorafobia. >bjek dan situasi yang ditakuti pada fobia spesifik 'dituliskan dalam frekuensi menurun( adalah binatang, badai, ketinggian, penyakit, cedera, dan kematian.1",1) revelensi enam bulan untuk fobia sosial adalah kirakira " sampai per 1// orang. alam penelitian epidemiologis, wanita lebih sering tekena daripada lakilaki, tetapi pada sampel klinis sering kali terjadi hal yang sebaliknya. Alasan untuk observasi yang berlainan tersebut adalah tidak diketahui. >nset usia puncak 3
untuk fobia sosial adalah pada usia belasan tahun, walaupun onset sering kali paling muda pada usia - tahun dan paling lanjut pada usia - tahun. 1",1-
2.3
Etiologi Fobia
?aik fobia spesifik dan fobia sosial memiliki tipetipe dan penyebab tepat dari tipe tersebut kemungkinan berbeda. ?ahkan didalam tipetipe, seperti pada semua gangguan mental, ditemukan heterogenisitas penyebab. atogenesis fobia, jika dimengerti, mungkin terbukti sebagai model yang jelas untuk interaksi antara faktor biologia dan genetika, pada satu pihak, dan peristiwa lingkungan, pada pihak lain. ada fobia spesifik tipe darah, injeksi, cedera orang yang terkena mungkin memiliki refle@ vasovagal yang kuat dan diturunkan, yang menjadi berhubungan dengan emosi fobik. ?eberapa faktor yang dapat menyebabkan munculnya fobia adalah.<,*,1* a. Faktor erilaku ada tahun 18"/ 4ohn ? =aston menulis suatu artikel yang berjudul “Conditioned Emotional Reaction”, dimana ia menceritakan pengalamannya dengan ittle Albert, seorang bayi dengan ketakutan terhadap tikus dan kelinci. 3idak seperti ittle hans dari Freud, yang memiliki gejala fobik pada perjalanan alami kematangannya, kesulitan ittle Albert merupakan akibat langsung dari percobaan ilmiah oleh dua ahli psikologis yang menggunakan teknik yang telah berhasil menginduksi respons yang dibiasakan pada binatang percobaan. Rumusan =aston menggunakan model stimulus9respons tradisional dari avlov tentang refle@ yang dibiasakan 'conditional reflex( untuk menerangkan 4
ciptaan fobia. imana, kecemasan dibangkitkan oleh stimulus yang secara alami menakutkan yang terjadi dalam hubungan dengan stimulus kedua yang sifatnya netral. #ebagai akibat hubungan tersebut, khususnya jika dua stimuli dipasangkan pada beberapa keadaan yang berurutan, stimulus yang pada awalnya netral memiliki kemampuan untuk membangkitkan kecemasan oleh dirinya sendiri. engan demikian, stimulus netral menjadi stimulus yang dibiasakan untuk menghasilkan kecemasan. alam teori stimulusrespons klasik, stimulus yang dibiasakan secara bertahap kehilangan potensinya untuk membangkitkan suatu respons jika tidak diperkuat oleh pengulangan periodik stimulus yang tidak dibiasakan. ada gejala fobik, perlemahan respon terhadap stimulus fobik yaitu, stimulus yang dibiasakan tidak terjadi; gejala mungkin berlangsung selama bertahuntahun tanpa adanya pendorong eksternal yang terlihat. 3eori pembiasaan pelaku 'operant conditioning theory( memberikan suatu model untuk menjelaskan fenomena tersebut. ada teori pembiasan pelaku, kecemasan adalah suatu dorongan yang memotivasi organisme untuk mel;akukan apa yang dapat menghilangkan pengaruh yang menyakitkan. alam perjalanan perilaku acaknya, organisme belajar bahwa tindakan
tertentu
memungkinkan
mereka
menghindari
stimulus
yang
menyebabkan kecemasan. ola penghindaran tersebut tetapi stabil untuk jangka waktu yang lama sebagai akibat penguatan yang diterima organisme dari kapasitas untuk menekan aktivitas. &odel tersebut mudah diterapkan pada fobia dimana penghindaran objek atau siatuasi yang menimbulkan kecemasan memainkian peranan inti. erilaku penghindaran tersebut menjadi terfiksasi sebagai gejala 5
yang stabil karena efektivitasnya dalam melindungi seseorang dari kecemasan fobik. 3eori belajar memiliki relevansi terhadap fobia dan memberikan penjelasan sederhana dan dapat dimengerti bagi banyak aspek gejala fobik. 3etapi kritik mengatakan bahwa teori ini sebagian besar membicarakan mekanisme permukaan pembentukan gejala dan kurang berguna dibandingkan teori psikoanalitik dalam memberikan pemahaman beberapa proses psikis. asar kompleks yang terlibat. b. Faktor sikoanalitik #igmund Freud mengajukan suatu rumusan neurosi fobik yang tetap merupakan penjelasan analitik tentang fobia spesifik dan fobia sosial. Freud menghipotesiskan bahwa fungsi utama kecamasan adalah sebagai member sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan bawah sadar yang dilarang mendorong utnuk mendapatkan ekspresi sadar, jadi mengubah ego untuk memperkuat dan menyusun pertahanannya melawan dorongan instingtual yang mengancam. Freud memandang fobiahisteria kecemasan, seperti yang terus disebutnya demikian sebagai akibat dari konflik yang berpusat pada situasi oedipal masa anakanak yang tidask terpecahkan. Karena dorongan seks terus memiliki warna sumbang yang kuat pada masa dewasa, kebangkitan sekssual cenderung menyalakan suatau kecemasan yang karakteristiknya adalah ketakutan kastrasi. 4ika represi gagal, ego harus memanggil pertahanan tambahan. ada pasien fobik pertahan yang terlibat terutama menggunakan pengalihan; yaitu, konflik seksual dialihkan dari orang yang menimbulkan konflik kepada objek atau situasi yang tampaknya tidak 6
relevan
dan
tidak
penting, yang
selanjutnya
memiliki
kekuatan untuk
membangkitkan kumpuilan afek, termasuk sinyal kecemasan. >bjek atau situasi fobik mungkin memiliki hubungan asosiatif langsung dengan sumber utama konflik
dan,
dengan
demikian,
menyimbolkan
'mekanisme
pertahanan
simbolisasi(. #elanjutnya, situasi atau objek biasanya adalah sesuatu yang mampu dijauhi oleh seseorang; dengan mekanisme pertahan penghindaran tambahan tersebut, orang dapat lolos dari kecemasan yang serius. Freud pertama kali membicarakan rumusan teoritik tentang pembentukan fobia dalam riwayat kasusnya yang terkenal tentang little !ans, seorang anak berusia - tahun yang memiliki ketakutan terhadap kuda. =alaupun ahli teori pertama kali berpendapat bahwa fobia dihasilkan oleh kecemasan kastrasi, ahli teori psikoanalitik sekarang ini telah mengajuikan bahwa kecemasan tipe lain
mungkin terlibat. #ebagai contoh, pada agoraphobia,
kecemasan perpisahan jelas memainkan peranan yang utama, dan pada eritrofobia 'ketakutan terhadap warna merah yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan terhadap perdarahan(, elemen rasa malu menyatakan keterlibatan kecemasan superego. engamatan klinik menyebabkan pandangan bahwa kecemasan berhubungan dengan fobia memiliki berbagai sumber dan warna. Fobia menggambarkan interaksi antara diatesis genetikakonstitusional dan stresor lingkungan. enelitian longitudinal menyatakan bahwa anakanak tertentu memiliki predisposisi konstitusional terhadap fobia karena mereka lahir dengan temperamen tertentu yang dikenal sebagai inhibisi perilaku terhadap yang tidak dikenal 'behavioral inhibition to the unfamiliar(. 3etapi suatu bentuk stres 7
lingkungan kronis harus bekerja pada disposisi temperamental tersebut untuk menciptakan fobia yang lengkap. #tresor tertentu seperti kematian orangtua, perpisahan orangtua, kkritik atau penghinaan oleh saudara kandung yang lebih tua, dan kekerasan dirumah tangga mungkin mengaktivasi diatesis laten didalam anakanak, sehingga anak menjadi simptomatik. >tto Fenichel meminta perhatian terhadap kenyataan bahwa kecemasan dapat disembunyikan pola sikap dan perilaku yang mencerminkan suatu penyangkalan, dimana objek atau situasi yang ditakuti adalah berbahaya atau bahwa seseorang adalah ketakutan terhadapnya. asar dari fenomena tersebut adalah kebalikan dari situasi dimana seseorang adalah korban pasif dari lingkungan luar pada suatu posisi secara aktif berusaha untuk melawan dan menguasai apa yang ditakutinya. >rang fobikbalik mencaricari situasi bahaya dan melawan secara antusias terhadap situasi tersebut. 3erlibat di dalam olahraga yang kemungkinan berbahaya, seperti terjun payung, mendaki gunung, mungkin menunjukkan perilaku fobikbalik. ola tersebut mungkin sekunder terhadap kecemasan fobik atau dapat digunakan sebagai cara normal untuk mengatasi situasi yang secara realistis adalah berbahaya. ermainan anakanak mungkin mengandung elemen fobikbalik, seperti saat anakanak bermain dokter dan memberikan pada boneka suntikan yang diterimannya pada pagi hari di tempat praktek dokter pediatrik. ola perilaku tersebut mungkin melibatkan mekanisme pertahan yang berhubungan yaitu identifikasi dengan aggressor. erkembangan fobia spesifik dapat disebabkan dari pemasangan ' pairing ( objek atau situasi tertentu dengan emosi ketakutan dan panik. ?erbagai 8
mekanisme untuk pemasanagan tersebut telah didalilkan. ada umumnya, suatu kecendrungan tidak spesifik untuk mengalami kecemasan dan ketakutan membentuk kelompok latar 'backgroup(; jika suatu peristiwa spesifik 'sebagai contoh, mengemudi( dipasangkan
dengan pengalaman emosional 'sebagai
contoh, kecelakaan(, orang adalah rentan terhadap asosiasi emosional permanen antara mengemudikan kendaraan dan kekuatan atau kecemasan. engalaman emosional sendiri dapat responsif terhadap kejadian eksternal, seperti kecelakaan lalulintas, atau kejadian internal, paling sering adalah serangan panik. =alaupun seseorang mungkin tidak pernah mengalami serangan panik lagi dan mungkin tidak memenuhi kriteria diagnostik utmuk gangguan panik, orang tersebut mungkin memiliki ketakutan umum untuk mengemudikan dan bukan suatu ketakutan mengalami serangan yang diekspresikan saat mengemudi. &ekanisme asosiasi lain antara objek fobik dan emosi fobik adalah modeling, dimana seseorang mengamati reaksi pada orang lain 'sebagai contoh, orang tua(, dan pengalihan informasi, dimana seseorang diajarkan atau diperingatkan tentang bahaya objek tertentu 'sebagai contoh, ular berbisa(. c. Faktor 6enetika #anak saudara derajat pertama orang denga fobia social aalah kirakira kali lebih mungkin menderita fobia sosial dibandingkan snak saudaara derajat pertama orang tanpa gangguan mental. ?eberpa data awal menyatakan bahwa kembar mono0igotik adalah lebih sering bersesuaian dibandingkan kembar di0igotik, walaupun pada fobia sosial adalah cukup penting untuk mempelajari
9
kembar yang dibesarkan secara terpisah untuk membantu mengontrol faktor lingkungan. Fobia spesifik cenderung berada didalam keluarga. 3ipe darah, injeksi, cedera cenderung memiliki kecenderungan keluarga yang tinggi. enelitian telah melaporkan duapertiga sampai tigaperempat penderita yang terkena memiliki sekurangnya satu sanak saudaraderajat pertama dengan fobia spesifik dari tipe yang sama. 3etapi, pemeriksaan kembar dan adopsi yang diperlukan belum dilakukan untuk menyingkirkan peranan bermakna transmisi non genetik pada fobia spesifik. ?eberapa penelitian telah melaporkan kemungkinan adanya sifat pada beberapa anak yang ditandai oleh pala inhibisi perilaku yang konsisten. #ifat tersebut mungkin cukup sering pada anakanak yang orang tuanya menderita gangguan panik dan mungkin berkembang menjadi pemalu yang parah saat anak tumbuh menjadi besar. #ekurangnya beberapa orang dengan fobia sosial mungkin mengalami inhibisi perilaku nyang terlihat selama masa anakanak. Kemungkinan berkaitan dengan sifat tersebut, yang diperkirakan didasarkan secara biologis, adalah data dengan dasar psikologis yang menyatakan bahwa orang tua dari orang dengan fobia social, sebagai suatu kelompok adalah, kurang mengasuh, lebih menolak, dan lebih overprotektif pada anakanaknya dibandingkan orangtua lain. #ebagai contoh, orang yang berkuasa mungkin cenderung berjalan dengan dagu terangkat dan membuat kontak mata, sedangkan orang yang dikalahkan mungkin cenderung berjalan dengan kepala tertunduk dan menghindari kontak mata.
10
d. Faktor $eurokimiawi Keberhasilan
farmakoterapi
dalam
mengobati
fobia
sosial
telah
menciptakan dua hipotesisi neurokimiawi spesifik tentang dua jenis fobia social. #ecara spesifik, penggunaan antagonis beta adrenergic, sebagai contoh, ropanolol 'inderal( 9 untuk fobia kinerja ' performance phobia(, sebagai contoh, berbicara di depan public telah mengembangkan teori adrenergic untuk fobia tersebut. asien dengan fobia kinerja mungkin melepaskan lebih banyak norepinefrin dan epinefrin, baik sentral maupun perifer, dibandingkan orang nonfobik, atau pasien tersebut mungkin peka terhadap s timulasi adrenergic tingkat yang normal. engamatan bahwa inhibitor monoamine oksidase '&A>%( mungkin lebih efektif dibandingkan obat trisiklik dalam pengobatan fobia sosial umum, dikombinasikan dengan data praklinis, telah menyebabkan beberapa penelitian menghipotesiskan bahwa aktivitas dopaminergik adalah berhubungan dengan potogenesis gangguan.
2.
Patofisiologi Fobia
Fobia spesifik yang umum, gangguan yang heterogen ciri utama adalah terusmenerus, ketakutan yang tidak masuk akal dari suatu obyek atau situasi terbatas. !al ini termasuk pengkondisian, dimodifikasi conditioning dan model nonassociative pembangunan fobia, fisiologis terhadap rangsangan fobia, neuroimaging, primata, dan tantangan biologis studi. !ipotesis patofisiologi disarankan oleh riset terbaru mengenai neurocircuitry dari dikondisikan takut juga dibahas, meskipun telah fobia spesifik kurang kesehatan masyarakat dan 11
kepentingan klinis dari gangguan kecemasan lain, mereka mungkin dibatasi alam dan hubungannya dengan dikondisikan takut dapat membuat mereka menjadi subjek yang produktif bagi penelitian ke patofisiologi dasar. ,5 atofisiologi fobia sosial tidak jelas. $amun, teoriteori telah muncul didasarkan pada kemanjuran agen farmakologi digunakan untuk mengobati fobia social. engan demikian, fungsi serotonergic mungkin terlibat karena serotonergic reuptake inhibitor mambantu mengurangi gejala. ?eberapa peneliti percaya dalam etiologi adrenergic karena keberhasilan terapi ropanolol. $eurocircuitry amigdala, suatu struktur yang terlibat dalam ketakutan, mungkin terlibat. ,5
Respon fisiologis tinggi dan peningkatan catecholamine memainkan peran penting dalam respons fisiologis normal tubuh terhadap stress dan kecemasan. Kecemasan patologis telah dihipotesiskan sebagai akibat dari gangguan di korteks serebral, terutama sistem limbik. $eurotransmitter terutama terkait dengan
12
kecemasan di daerah ini norepinephrine, gammaaminobutyric acid '6A?A(, dan serotonin.,5
2.!
Diagnosis Fobia
$ama untuk fobia spesifikasi di dalam #&%%%R adalah fobia sederhana ' simple phobia(. $ama ini telah diganti dalam #&%2 untuk menyesuaikan tata nama dalam internasional. nternational Classification of Disease !" #CD$!"% dan untuk menghindari sempitnya lingkup diagnosis. #ebagai contohnya, karena serangan panic adalah sering ditemukan pada pasien fobia spesifik, nama Bfobia sederhanaC secara tidak tepat mengesankan bahwa serangan panik adalah tidak dimungkinkan oleh kriteria diagnostic. 1< ?eberapa perubahan lain telah dibuat dari kriteria #&%%%R menjadi kriteria #&%2 untuk fobia spesifik. Kriteria A dan ? telah diperbaharui untuk memungkinkan bahwa pemaparan dengan stimulus fobik menyebabkan suatu serangan panik. 3etapi, berlawanan dengan gangguan panik, pada fobia spesifik serangan panik adalah berkaitan secara situaional dengan stimulus fobia spesifikasi. Kriteria F dalam #&%2 memasukkan kata Btidak lebih baik disebabkan olehC untuk menekankan perlunya pertimbangan klinisi tentang diagnosis gejala. %si fobia spesifik dan kekuatan hubungan 'sebabgai contoh, dengan tanda atau tanpa tanda( antara stimulus dan serangan panic juga perlu dipertimbangkan.1< Karena suatu tinjauan pada literature manyatakan bahwa fobia spesifikasi adalah berhubungan denagan onset usia, rasio jenis kelamin, riwayat keluarga, dan 13
respons fisiologis yang bervariasi, #&%2 memasukkan tipe fobia spesifik yang terpisah tipe binatang, tipe lingkungan alami 'sebagai contoh, badai(, tipe darah, injeksi, cedera, tipe situasional 'sebagai contoh, mobil(, dan tipe lain 'untuk fobia spesifikasi yang tidak masuk kedalam keempat tipe sebelumnya(. ata pendahuluan menyatakan bahwa tipe lingkungan alami adalah paling sering pada anakanak yang berusia kurang dari 1/ tahun dan tipe situasional sering pada awal usia "/ tahunan.1/,11 Kriteria diagnostik untuk fobia spesifik adalah : 11,15 a. Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak keberhasilan ditunjukkan oleh adanya atau antisipasi suatu objek atau situasi tertentu 'misalnya, naik pesawat terbang , ketinggian, binatang, mendapatkan suntikan, melihat darah(. b. emaparan dengan stimulus fobik hamper selalu mencetuskan respons kecemasan yang segera, yang dapat berupa serangan panik yang berhubungan dengan situasi. Datatan : pada anakanak, kecemasan dapat diekspresikan oleh menangis, tantrum, dan membeku. c. >rang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak beralasan. Datatan : pada anakanak, ciri ini mungkin tidak ada. d. #ituasi fobik dihindari, atau jika tidak dapat dihindari, dihadapi dengan kecenasan atau penderitaan yang kuat. e. enghindaran, antisipasi kecemasan, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan 'atau akademik(, atau aktivitas sosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan yang jelas karena menderita fobia. 14
f. ada individu yang berusia di bawah 1) tahun, durasi sekurangnya adalah < bulan. g. Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan dengan objek atau situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, seperti gangguan obsesifkompulsif 'misalnya takut kepada kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang kontaminasi(,
gangguan
stress
pasca
tarumatik
'misalnya,
menghindari stimuli yang berhubungan dengan stressor yang berat(, gangguan cemas perpisahan 'misalnya, menghindari sekolah(, fobia sosial 'misalnya, menghindari situasi social karena takut merasa malu(, gangguan panic dengan agorafobia tanpa riwayat gangguan panic. 3ipe darah, injeksi, cedera dibedakan dari tipe lainnya dimana bradikardia dan hipotensi sering kali menyusul takikardia awal yang sering terjadi pada semua fobia. Fobia spesifik tipe darah, injeksi, cedera kemungkinan mengenai banyak anggota dan generasi dari suatu keluarga. #atu tipe fobia spesifik yang telah dilaporkan barubaru ini adalah fobia ruang, dimana pasien takut akan terjatuh jika disekitarnya tidak ada penopang, seperti dinding atau sebuah kursi. ?eberapa data menyatakan bahwa pasien yang terkena mungkin memiliki fungsi yang abnormal pada hemisfer kanan, kemungkinan menyebabkan gangguan visual spasial 'penglihatan ruang(.11,18 Kriteria diagnostik #&%2 untuk fobia sosial telah dimodifikasi dari kriteria diagnostik #&%%%. Karena fobia sosial dapat disertai dengan serangan panik, kriteria ? dan F #&%2 telah ditulis ulang untuk menekankan fakta 15
tersebut 'kriteria ?( dan untuk mendorong penggunaan pertimbangan klinis dalam membuat diagnosis akhir 'kriteria F(. #&%2 menambahkan suatu tipe fobia sosial, tipe umum, yang dapat digunakan utnuk meramalkan perjalanan penyakit, prognosis, dan respons pengobatan. #&%2 mengesampingkan diagnosis fobia jika gejala akibat dari penghindaran sosial yang berakar dari rasa malu tentang kondisi medis psikiatrik atau nonpsikiatrik lainnya. 1<,"/ Kriteria diagnostik untuk fobia sosial adalah : 11,1< a. Rasa takut yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih sitauasi
sosial atau kinerja dimana orang bertemu dengan orang yang tidak dikenal atau dengan kemungkinan diperiksa oleh orang lain. %ndividu merasa takut bahwa ia akan bertindak dalam cara 'atau menunjukkan gejala kecemasan( yang akan memalukan atau merendahkan. Datatan : untuk melakukan hubungan sosial yang sesuai dengan usia dengan orang yang telah dikenalnya dan kecemasan harus terjadi dalam lingkungan teman sebaya, dan tidak dalam interaksi dengan orang dewasa. b. emaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalu mencetuskan kecemasan, yang dapat berupa serangan panic yang berkaitan dengan situasi atau dipredisposisikan oleh situasi. Datatan : pada anakanak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis, tantrum, membeku, atau menarik diri dari situasi sosial dengan orang yang tidak dikenal.
16
c. >rang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak
beralasan. Datatan : pada anakanak, cirri ini mungkin tidak ditemukan. d. #ituasi sosial atau kinerja yang ditakuti adalah dihindari, atau jika tidak dapat dihindari dihadapi dengan kecemasan atau penderitaan yang kuat. e. enghindaran, antisipasi fobik, atau penderitaan dalam situasi sosial atau kinerja secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fuingsi pekerjaan 'akademik(, atau aktivitas sosial dan hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan dala situasi sosial atau kinerja secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan 'akademik(, atau aktivitas sosial dan berhubungan dengan orang lain, atau terdapat pendertiaan yang jelas tentang menderita fobia. f. ada %ndividu di bawah 1) tahun, durasi sekurangnya adalah < bulan. g. Rasa takut atau penghindaran adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu 0at 'misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi( atau kondisi medis umum, dan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain 'misalnya, gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, gangguan cemas perpisahan, gangguan dismorfik tubuh, gangguan perkembangan pervasif, atau gangguan kepribadian ski0oid(. h. 4ika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental lain, rasa takut dalam kriteria A adalah bukan gagap, gemetar pada penyakit arkinson, atau menunjukkan perilaku makan abnormal pada anoreksia nervosa atau bulimia nervosa. 17
2."
#amba$an %linis Fobia
Fobia adalah ditandai oleh kesadaran akan kecemasan berat jika pasien terpapar dengan situasi atau objek spesifik atau jika pasien memperkirakan akan terpapar dengan situasi atau objek tersebut. #&%2 menekankan kemungkinan bahwa serangan panik dapat dan sering kali terjadi pada pasien dengan fobia spesifik dan sosial, tetapi serangan panik, kecuali kemungkinan bagi beberapa serangan yang pertama, adalah diperkirakan. emaparan dengan stimulus fobik atau memperkirakannya hampir selalu menyebabkan serangan panik pada orang yang rentan terhadap serangan panik ' panic attack$prone person(."/ asien dengan fobia, menurut definisinya, mencoba untuk menghindari stimulus fobik. ?eberapa pasien mengalami masalah besar dalam menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan. #ebagai contohnya, seorang pasien fobik mungkin menggunakan bis untuk bepergian jarak jauh, bukannya dengan pesawat terbang, untuk menghindari kontak dengan objek fobia pasien, yaitu pesawat terbang. Kemungkinan sebagai cara lain untuk menghindari stres dari stimulus fobik, banyak pasien fobik menderita gangguan berhubungan dengan 0at, terutama gangguan penggunaan alkohol. #elain itu, diperkirakan sepertiga dari semua pasien dengan fobia sosial memiliki gangguan depresi berat.18,"/ 3emuan utama pada pemeriksaan status mental adalah adanya ketakutan yang irasional dan egodistonik terhadap situasi, aktivitas, atau objek tertentu, pasien mampu menggambarkan bagaimana mereka menghindari kontak dengan situasi fobik. epresi seringkali ditemukan pada pemeriksaan status mental dan mungkin ditemukan pada sebanyak sepertiga dari semua pasien fobik. *,) 18
Kecemasan hebat pada pasien dengan fobia dapat mengakibatkan gejala fisik dan psikologik. &anifestasi kecemasan itu termasuk gelisah, diare, pusing, palpitasi, hiperhidrosis, tremor, sinkope, dan takikardi. ?eberapa pasien menunjukkan perilaku yang justru bertentangan terhadap fobianya itu, misalnya dengan sengaja mencari rangsangan yang menimbulkan rasa takut itu dan dihadapi secara berulang dalam usaha untuk mengatasi rasa takutnya. 8,1/
2.&
'atala(sana Fobia
ada awal perkembangan psikoanalisis dan psikoterapi berorientasi secara dinamik, ahli teori percaya bahwa metode tersebut adalah pengobatan terpilih untuk neurosis fobik, yang selanjutnya diperkirakan berasal dari konflik genital oedipal. 3etapi, segera kemudian, ahli terapi mengetahui bahwa, walaupun ada kemajuan dalam mengungkapkan dan menganalisa konflik yang tidak disadari, pasien seringkali gagal melepaskan gejala fobiknya. #elain itu, dengan terus menghindari situasi fobik, pasien menghindari suatu derajat bermakna kecemasan dan hubungannya dari proses analitik. Freud dan muridnya #andor Ferenc0i mengetahui bahwa, jika diperoleh kemajuan di dalam menganalisis gejala tersebut, ahli terapi telah melewati pranan analitiknya dan secara aktif mendorong pasien fobik untuk mencari situasi fobik dan mengalami kecemasan dan didapatkan tilikan. #ejak saat itu, dokter psikiatrik biasanya setuju bahwa suatu aktivitas pada pihak ahli terapi seringkali diperlukan utnuk mengobati kecemasan fobik secara berhasil. Keputusan untuk menerapkan teknik terapi psikodinamika berorientasitilikan harus didasarkan bukan pada adanya gejala fobik saja tetapi 19
pada indikasi positif dari struktur ego dan pola hidup pasien untuk menggunakan metoda terapi tersebut. 3erapi berorientasitilikan memungkinkan pasien mengerti asal dari fobia, fenomena tujuan sekunder, dan peranan daya tahan dan memungkinkan pasien mencari cara yang sehat dalam menghadapi stimuli yang menyebabkan kecemasan.-,1 3erapi suportif dan terapi keluarga mungkin berguna dalam pengobatan fobia. !ipnosis digunakan untuk meningkatkan sugesti ahli terapi bahwa objek adalah tidak berbahaya, dan hipnosisdiri ' self$hypnosis( dapat diajarkan pada pasien sebagai suatu metoda relaksasi jika berhadapan dengan objek fobik. sikoterapi suportif dan terapi keluarga seringkali berguna dalam mambantu pasien secara aktif menghadapi objek fobik selama pengobatan. 3idak hanya terapi keluarga dapat menggunakan bantuan keluarga dalam mengobati pasien, tetapi terapi ini juga dapat mambantu keluarga mengerti sifat masalah pasien. -,11,1 3erapi yang paling sering digunakan untuk fobia spesifik adalah terapi pemaparan 'exposure therapy(, suatu tipe terapi perilaku yang asalnya didahului oleh 4oseph =olpe. Ahli terapi mendesensitisasi pasien, dengan menggunakan pemaparan stimulus fobik yang serial, terhadap dan dipacu diri sendiri. Ahli terapi mengajari pasien tentang berbagai teknik utuk menghadapi kecemasan, termasuk relaksasi, kontrol pernafasan, dan pendekatan kognitif terhadap gangguan. endekatan kognitif adalah termasuk mendorong kenyataan bahwa situasi tersebut pada dasarnya adalah aman. Aspek kunci dari terapi perilaku yang berhasil adalah '1( komitmen pasien terhadap pengobatan, '"( masalah dan tujuan yang didentifikasikan dengan jelas, dan '( strategi alternatif yang tersedia untuk 20
mengatasi perasaan pasien. ada situasi spesifik fobia darah, injeksi, dan cedera, beberapa ahli terapi menganjurkan bahwa pasien mengencangkan tubuhnya selama pemaparan untuk membantu menghindari kemungkinan pingsan akibat reaksi vasovagal terhadap stimulasi fobik. ?eberapa laporan awal menyatakan bahwa antagonis beta adrenergik dapat berguna dalam pengobatan fobia spesifik. 4ika fobia spesifik disertai dengan serangan panik, farmakoterapi atau psikoterapi yang diarahkan pada serangan panik mungkin juga bermanfaat. -,*,1. engobatan fobia sosial menggunakan psikoterapi dan farmakoterapi, dan berbagai pendekatan adalah diindikasikan untuk tipe umum dan situasi kerja. ?eberapa penelitian menyatakan bahwa pemakaian farmakoterapi menghasilkan hasil yang lebih baik daripada terapi tersebut sendirisendiri, walaupun temuan tersebut mungkin tidak dapat diterapkan pada semua situasi dan pasien. 1,-,1 ?eberapa penelitian yang terkontrol dengan baik telah menemukan bahwa inhibitor monoamine oksidase, khususnya hene0ine '$ardil(, adalah efektif dalam mangobati fobia sosial tipe umum. >bat lain yang telah dilaporkan efektif, walaupun tidak banyak uji terkontrol baik, adalah Apra0olam 'Eana@(, Dlona0epam 'Klonopin(, dan kemungkinan inhibitor ambilan kembali #erotonin. osis untuk obat tersebut adalah sama dengan yang digunakan pada gangguan depresif, dan respons biasanya memerlukan waktu empat sampai enam minggu. ?eberapa data menyatakan bahwa obat trisiklik dan ?uspirone '?uspar( mungkin tidak efektif pada fobia sosial, walaupun data adalah terbatas dan tidak definitif.-,11,1
21
sikoterapi untuk fobia sosial tipe umum biasanya melibatkan suatu kombinasi metoda perilaku dan kognitif, termasuk latihan hilang kognitif, desensitisasi, sesion selama latihan, dan berbagai tugas pekerjaan rumah. engobatan fobia sosial yang disertai dengan situasi kinerja seringkali melibatkan pemakaian antagonis reseptor betaadrenergik segera sebelum pemaparan dengan stimulus fobik. ua senyawa yang paling luas digunakan adalah Atenolol '3enormin(, -/ sampai 1// mg tiap pagi atau satu jam sebelum kinerja, dan ropranolol '"/ sampai 5/ mg(, teknik kognitif, perilaku, dan pemaparan dapat juga berguna dalam situasi kinerja.-,),1
2.)
P$ognosis Fobia
Fobia spesifik mempunyai prognosis yang paling baik. Fobia sosial cenderung meningkat secara berangsurangsur dan agorafobia yang paling buruk prognosisnya dibandingkan kelompok fobia lainnya karena cenderung ke arah kronik.8 3idak banyak yang diketahui tentang perjalanan penyakit dan prognosis fobia spesifik dan fobia sosial karena mereka relatif baru dikenali sebagai gangguan mental yang penting. iperkenalkannya psikoterapi spesifik dan farmakoterapi untuk mengobati fobia akan juga mempengaruhi interprestasi data tentang perjalanan penyakit dan prognosis kecuali kontrol pemeriksaan untuk strategi pengobatan.1/ 6angguan fobik mungkin disertai dengan lebih bannyak morbiditas dibandingkan yang diketahui sebelumnya. 3ergantung pada derajat mana perilaku fobik mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi, pasien yang terkena 22
mungkin memiliki ketergantungan finansial pada orang lain semasa dewasa dan memiliki berbagai derajat gangguan dalam kehidupan sosialnya, keberhasilan pekerjaan, dan pada orang muda, prestasi sekolahnya. erkembangan gangguan berhubungan 0at yang menyertainya juga merugikan perjalanan penyakit dan prognosis gangguan. 18,"/
BAB III %ESI*PULAN
Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap objek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. &enurut Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders & '#&%2(, fobia terbagi , yaitu : fobia sosial, fobia spesifik, dan agorafobia adalah subkelompok gangguan kecemasan. ",1< Fobia sosial fokus dari takutnya adalah pada peristiwa dipermalukan seseorang di tempat ramai, sedangkan agorafobia fokus takutnya ialah ketidakmampuan untuk melarikan diri. Fobia spesifik ialah rasa takut yang tidak sesuai kenyataan terhadap stimuli spesifik seperti labalaba, ular, tempat tinggi, halilintar, penyakit, cedera, kesendirian, kematian, dan ketularan penyakit. *,)
23
Ada beberapa cara dalam pendekatan pengobatan yang dipakai untuk menanggulangi fobia. 4ika caracara ini dikombinasikan akan memberikan banyak manfaat pada penderitaan fobia. ara ahli yang bekerja di bidang kesehatan jiwa mempunyai orientasi deskriptif dan dinamik, menyadari bahwa keduanya saling melengkapi dan menambah relevansi klinik dari gejalagejala yang ditampilkan pasien. itinjau dari aspek dinamik setiap pasien mempunyai ciri khas masing masing, dan dari aspek deskriptif kita menemukan gejala yang terlihat saat itu. engan memberikan tempat yang wajar pada kedua pandangan itu serta penanggualangannya yang tepat, maka diharapkan penderita akan mendapatkan terapi yang tepat dan adekuat. -,1 DAF'A+ PUS'A%A
1. Kaplan, !arold %, ?enjamin 4, #adock, 4ack A. 6reb. 6angguan Kecemasan. Kaplan dan #addock #inopsis sikiatri %lmu engetahuan erilaku sikiatri Klinis. 7disi *. 4ilid ". 4akarta: ?inarupa Aksara. 188*. ". American sychiatric Association. #ocial hobia '#ocial An@iety isorder(. iagnostic and #tatistical of &ental isorder. 7disi 5. =ashington: R.R. onnelly #ons Dompany. 1885. . uri, ?asant K. aking, aul 4, 3reaseden. 3e@t ?ook of sychiatry "nd 7dition. ondon: Dhurchill ivingstone. "//". 5. Rubin 7!, Dharles FG. Adult sychiatry "nd 7dition. Australia: ?lackwell ublishing. "//-. -. ?udiman, Richard. $eurosis fobik dan cara penanggulangannya di %ndonesia. 4akarta: Hayasan Kesehatan 4iwa armawangsa. 18)*. <. &aslim, Rusdi. iagnosis 6angguan 4iwa 64 %2. 4akarta: 3. $uh 4aya. "//. *. &aramis =7. %lmu kedokteran jiwa. #urabaya: Airlangga Iniversity ress, "//*. ). 7lvira #. ?uku Ajar sikiatri. 4akarta: Fakultas Kedokteran Iniversitas %ndonesia, "/1/. 24
8. Acocella, 4. Alloy, ?. ?oot0in, RR. Abnormal sychology : Durrent erspective. $ew Hork : &c 6raw !ill. 188<. 1/. Atkinson, R. #mith 77. ?em, 4. !ilgardJs %ntroduction to sychology 1th edition. $ew Hork: !arcourt Dollege ublishers. "//". 11. #helton RD. An@iety isorder. %n : 7bert &!, $urcombe ?, oosen 3, eckman 4F, editors. Durrent diagnosis treatment psychiatry. "nd edition. 3he &c 6raw !ill Do %nc. -1<". "//). 1". #moller 4=, #heidley ?K, 3suang &%. An@iety disorder and social phobia: A population based twin study. I#A: American sychiatry ublishing %nc; p1-/<. "//). 1. &oscovitch A, !ofmann #6, #uvak &K. &editation of changes in an@iety and depression during treatment of social phobia. 4 Donsult Dlin sychol. *'-(: 85--". "//-. 15. Dhaplin 4.. Kamus lengkap psikologi 'terjemahan dr. Kartini Kartono(. 4akarta: 3. Raja 6rafindo ersada. 188*. 1-. $eale, 4&. avidson, 6D. Abnormal sychology. $ew Hork: 4ohn =iley #ons, %nc. "//1. 1<. edoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di %ndonesia. 7disi %%%. 4akarta: epartemen Kesehatan R% irektorat 4enderal elayanan &edik; p 1*-<. 188. 1*. #chneier, FR. #ocial an@iety disorder. $ 7ngland 4 &ed "//<; --: 1/"8 1/<. 1). Darr A. Abnormal psychology : sychology focus. 7ast #usse@. sychology ress, "//1. 18. ?aihai, #unardi, 7uis !, dkk. sikiatri. ?andung: Refika Aditama, "//*. 20.afit,
A3. sikiatri. 7disi <. 4akarta: 76D. "//5.
25