Indah Pratiwi (406147034)
EPILEPSI
DEFINISI •
Definisi konseptual: o
Epilep Epilepsi si adalah adalah Kelain Kelainan an otak otak yang yang ditand ditandai ai dengan dengan kecend kecendrun rungan gan untuk untuk menimbulkan menimbulkan bangkitan epileptic yang terus menerus, menerus, dengan dengan konsekuen konsekuensi si neurob neurobiol iologi ogis, s, kognit kognitif, if, psikol psikologi ogis, s, dan sosial sosial.. Defini Definisi si ini mensya mensyaratk ratkan an terjadinya minimal 1 kali bangkitan epileptic.
o
Bangkitan epileptik ialah terjadinya tanda/gejala yang bersifat sesaat akibat aktiitas neuronal yang abnormal dan berlebihan di otak.
•
Definisi operasional/definisi praktis : Epilepsi adalah suatu penyakit otak yang ditandai dengan kondisi/gejala berikut: 1. !inima !inimall terdap terdapat at " bangki bangkitan tan tanpa tanpa prookas prookasii atau " bangki bangkitan tan dengan dengan jarak #aktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari "$ jam. ". %atu bangkit bangkitan an tanpa proo prookasi kasi atau 1 bangk bangkitan itan refleks refleks dengan dengan kemungki kemungkinan nan terjadinya bangkitan berulang dalam 1& tahun kedepan sama dengan 'minimal (&)* bila terdapat " bangkitan tanpa prookasi/ bangkitan refleks 'misalkan bangkitan pertama yang terjadi 1 bulan setelah kejadian stroke, bangkitan pertama pada anak yang disertai lesi structural dan epileptiform dischargers* +. %udah %udah ditegak ditegakkan kan diagno diagnosis sis sindrom sindrom epile epilepsi. psi. Bangkitan refleks adalah bangkitan yang muncul akibat induksi oleh faktor pencetus spesifik, seperti stimulasi isual, auditorik, somatosensitf, dan somatomotor.
KLASIFIKASI
Klasifikasi yang ditetapkan oleh International oleh International League Against Epilepsi '-E* terdiri atas dua jenis klasifikasi, yaitu klasifikasi untuk jenis bangkitan epilepsi dan klasifikasi untuk sindrom epilepsi. Klasifikasi ILAE 1981 untuk tipe bangkitan epilepsi 1. Bang Bangki kita tan n pars parsia ial/ l/f fka kall
a. Bangki Bangkitan tan parsial parsial sederh sederhana ana i. Denga Dengan n geja gejala la mot motor orik ik ii. Dengan Dengan gejala gejala som somato atosen sensor sorik ik 1
Indah Pratiwi (406147034)
iii. Dengan gejala otonom i. Dengan gejala psikis b. Bangkitan parsial kompleks i. Bangkitan parsial sederhana yang diikuti dengan gangguan kesadaran ii. Bangkitan yang disertai gangguan kesadaran sejak a#al bangkitan c. Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder i. arsial sederhana yang menjadi umum ii. arsial kompleks menjadi umum iii. arsial sederhana menjadi parsial kompleks, lalu menjadi umum !. Bangkitan u"u"
a. -ena 'absence* b. !ioklonik c. Klonik d. 0onik e. 0onikklonik f. tonik/astatik #. Bangkitan tak terglngkan
Klasifikasi ILAE 1989 untuk epilepsi $an sin$r" epilepsi 1. Fkal/partial %localized related & a. I$ipatik %ber'ubungan $engan usia a(itan& •
Epilepsi benigna dengan gelombang paku di daerah sentrotemporal ' childhood epilepsi with centrotemporal spikesI *
•
Epilepsi benigna dengan gelombang paroksismal pada daerah oksipital.
•
Epilepsi prmer saat membaca ' primary reading epilepsi*
b. Si"t"atis •
Epilepsi parsial kontinua yang kronis progresif pada anakanak ' Kojenikow’s Syndrome*
•
%indrom dengan bangkitan yang dipresipitasi oleh suatu rangsangan 'kurang tidur, alkohol, obatobatan, hiperentilasi, refleks epilepsi*
•
Epilepsi lobus temporal, lobus frontal, lobus parietal, oksipital.
). Kriptogenik !. Epilepsi u"u" 2
Indah Pratiwi (406147034)
a. I$ipatik %sin$r" epilepsi berurutan sesuai $engan usia a(itan& •
Kejang neonates familial benigna
•
Kejang neonates benigna
•
Kejang epilepsi mioklonik pada bayi
•
Epilepsi lena pada anak , epilepsi pada remaja.
•
Epilepsi mioklonik pada remaja
•
Epilepsi dengan bangkitan umum tonikklonik pada saat terjaga
•
Epilepsi umum idiopatik lain yang tidak termasuk salah satu di atas
•
Epilepsi tonik klonik yang dipresipitasi dengan aktiasi yang spesifik
b. Kriptgenik atau si"t"atis %berurutan sesuai $engan peningkatan usia& •
%indrom 2est, %indrom -enno34astaut
•
Epilepsi mioklonik astatik
•
Epilepsi mioklonik lena
). Si"t"atis •
Ensefalopati mioklonik dini
•
Ensefalopati pada infantile dini dengan dengan burst suppression
•
Bangkitan epilepsi sebagai komplikasi penyakit lain.
$. Epilepsi $an sin$r" *ang tak $apat $itentukan fkal atau u"u" •
•
Bangkitan umum dan fokal o
Bangkitan neonatal + Epilepsi mioklonik berat pada bayi
o
Epilepsi dengan gelombang paku kontinu selama tidur dalam ,
o
Epilepsi afasia yang didapat '%indrom -andauKleffner*
o
Epilepsi yang tidak termasuk klasifikasi di atas
0anpa gambaran tegas fokal atau umum
e. Sin$r" k'usus •
Bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu o
Kejang demam
o
Bangkitan kejang/status epileptikus yang timbul hanya sekali isolated
o
Bangkitan yang hanya terjadi bila terdapat kejadian metabolic akut, atau toksis, alkohol, obatobatan, eklamsia, hiperglikemi nonketotik.
o
Bangkitan berkaitan dengan pencetus spesfik 'epilepsi refrektorik* 3
Indah Pratiwi (406147034)
E-ILI EPILEPSI
Etiologi epilepsi dapat dibagi ke dalam tiga kategori, sebagai berikut: I$ipatik 0idak terdapat lesi structural di otak atau deficit neurologis. Diperkirakan
1.
mempunyai predisposisi genetik dan umumnya berhubungan dengan usia. Kriptgenik Dianggap simtomatis tetapi penyebabnya belum diketahui. 0ermasuk
!.
di sini adalah sindrom 2est, sindrom -enno34astaut, dan epilepsi mioklonik. 4ambaran klinis sesuai dengan ensefalopati difus. Si"t"atis Bangkitan epilepsi disebabkan oleh kelainan/lesi structural pada otak,
#.
misalnya5 cedera kepala, infeksi %%, kelainan congenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik 'alkohol,obat*, metabolic, kelainan neurodegeneratif.
DIANSIS
Diagnosis epilepsi ditegakkan terutama dari anamnesis, yang didukung dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 0iga langkah dalam menegakkan diagnosis : •
astikan adanya bangkitan epileptic
•
0entukan tipe bangkitan berdasarkan klasifikasi -E 1671
•
0entukan sindroma epilepsi berdasarkan klasifikasi -E 1676
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. 1. Ana"nesis: auto dan alloanamnesis dari orang tua atau orang sekitar pasien.
a. 4ejala dan tanda sebelum, salam, dan pascabangkitan: •
%ebelum bangkitan/ gajala prodomal
Kondisi fisik dan psikis yang
mengindikasikan akan terjadinya bangkitan, misalnya perubahan prilaku, perasaan lapar, berkeringat, hipotermi, mengantuk, menjadi sensitie, dan lainlain. •
%elama bangkitan/ iktal o
pakah terdapat aura, gejala yang dirasakan pada a#al bangkitan8
o
Bagaimana pola/ bentuk bangkitan, mulai dari deiasi mata, gerakan kepala,
gerakan tubuh , okalisasi, aumatisasi, gerakan pada salah satu atau kedua lengan dan tungkai, bangkitan tonik/klonik, inkontinensia, lidah tergigit, pucat, berkeringat, dan lainlain. ' kan lebih baik bila keluarga dapat diminta menirukan gerakan bangkitan atau merekam ideo saat bangkitan* 4
Indah Pratiwi (406147034)
o
pakah terdapat lebih dari satu pola bangkitan8 pakah terdapat perubahan pola
dari bangkitan sebelumnya 8 o
ktiitas penyandang saat terjadi bangkitan, misalnya saat tidur, saat terjaga,
bermain ideo game, berkemih, dan lainlain. •
asca bangkitan/ post- iktal: o
Bingung, langsung sadar, nyeri kepala, tidur, gaduh gelisah, odd’s paresis!
b. 9aktor pencetus: kelelahan, kurang tidur, hormonal, stress psikologis, alkohol. c. sia a#itan, durasi bangkitan, frekuensi bangkitan, interal terpanjang antara bangkitan, kesadaran antara bangkitan. d. 0erapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap ;E sebelumnya e. enyakit yang diderita sekarang, ri#ayat penyakit neurologis psikiatrik maupun sistemik yang mungkin menjadi penyebab maupun komorbiditas. f.
a. Pe"eriksaan fisik u"u" untuk mencari tandatanda gangguan yang berkaitan dengan epilepsi, seperti : 0rauma kepala , tandatanda infeksi, kelainan congenital, kecanduan alcohol atau nap=a. b. Pe"eriksaan neurlgis untuk mencari tandatanda defisit neurologis fokal atau difus yang dapat berhubungan dengan epilepsi. >ika dilakukan dalam beberapa menit setelah bangkitan, maka akan tampak pascabangkitan terutama tanda fokal yang tidak jarang dapat menjadi petunjuk lokalisasi, seperti paresis 0od, gangguan kesadaran pascaiktal, afasia pascaiktal. #. Pe"eriksaan penun0ang 1. Pe"eriksaan elektrensefalgrafi %EE& •
!embantu menunjang diagnosis 5
Indah Pratiwi (406147034)
•
!embantu penentuan jenis bangkitan maupun sindrom epilepsi.
•
!embatu menentukanmenentukan prognosis
•
!embantu penentuan perlu/ tidaknya pemberian ;E.
!. Pe"eriksaan pen)itraan tak
Berguna untuk mendeteksi lesi epileptogenik diotak. !< beresolusi tinggi ' minimal 1,? 0esla* dapat mendiagnosis secara noninasif berbagai macam lesi patologik. "uctional brain imaging seperti #ositron Emission omography $#E%& Singel #hoton Emission 'omputed omography $S#E'% dan (agnetic )esonance Spectroscopy $()S% bermanfaat dalam memberikan informasi tambahan mengenai dampak perubahan metabolik dan perubahan aliran darah regional di otak berkaitan dengan bangkitan.@0 scan kepala lebih ditujukan untuk kasus kega#atdaruratan, karena teknik pemeriksaannya lebih cepat. Bila ditinjau dari segi sensitiitas dalam menentukan lesi structural, maka !< lebih sensitie dibandingkan @0 scan kepala. #. Pe"eriksaan labratriu" •
emeriksaan hematologis o
emeriksaan ini mencakup hb, leukosit dan hitung jenis, hematokrit, trombosit, apusan darah tepi, elektrolit 'natrium, kalium, kalsium, magnesium*, kadar gula darah se#aktu, fungsi hati '%4;0/%40*, ureum, kreatinin dan albumin.
o
#al pengobatan sebagai salah satu acuan dalam menyingkirkan diagnosis banding dan pemilihan ;E . Dua bulan setelah pemberian ;E untuk mendeteksi efek samping ;E .
DIANSIS BANDIN
da beberapa gerakan atau kondisi yang menyerupai kejang epileptic, seperti pingsan 'Syncope*, reaksi konersi, panik dan gerakan mo*ement disorder! Aal ini sering membingungkan klinisi dalam menentukan diagnosis dan pengobatannya. 0abel berikut menunjukkan beberapa pembeda antara kejang epileptic dengan berbagai kondisi yang menyerupainya.
6
Indah Pratiwi (406147034)
-A-ALAKSANA -u0uan terapi
0ujuan utama terapi epilepsi adalah mengupayakan penyandang epilepsi dapat hidup normal dan tercapai kualitas hidup optimal. Aarapannya adalah ‖bebas bangkitan, tanpa efek samping‖.
ntuk
tercapainya
tujuan
tersebut
diperlukan
beberapa
upaya,
antara
samping/dengan efek samping yang minimal, menurunkan angka kesa kitan dan kematian. 0erapi pada epilepsi dapat berupa terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Prinsip terapi far"aklgi •
;E diberikan bila 1. Diagnosis epilepsi sudah dipastikan ". 0erdapat minimum dua bangkitan dalam setahun +. asien dan atau keluarganya sudah menerima penjelasan tentang tujuan pengobatan.
7
Indah Pratiwi (406147034)
$. asien dan/ atau keluarga telah diberitahu kemungkinan efek samping dari ;E. ?. Bangkitan terjadi berulang #alaupun factor pencetus sudah dihindari 'misalnya: alcohol, kurang tidur, stress, dll* •
0erapi dimulai dengan monoterapi, menggunakan ;E pilihan sesuai dengan jenis bangkitan dan jenis sindrom epilepsi.
•
emberian obat dimulai dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping.
•
Kadar obat dalam plasma ditentukan bila: o
Bangkitan
tidak
terkontrol dengan dosis efektif, diduga ada
perubahan
farmakokinetik ;E 'disebabkan oleh kehamilan, penyakit hati, penyakit ginjal, gangguan absorpsi ;E* , diduga penyandang tidak patuh pada pengobatan, setelah penggantian dosis/regimen ;E , untuk melihat interaksi antara ;E atau obat lain. •
Bila dengan penggunaan ;E pertama dosis maksimum tidak dapat mengontrol bangkitan, maka diganti dengan ;E kedua. @aranya bila ;E telah mencapai kadar terapi, maka ;E pertama diturunkan bertahap 'tapering off*. Bila terjadi bangkitan saat penurunan ;E pertama maka kedua ;E tetap diberikan. Bila responsyang didapat buruk, kedua ;E hareus diganti dengan ;E yan g lain. enambahan ;E ketiga baru dilakukan bila terdapat respons dengan ;E kedua, tetapi respons tetap suboptimal #alaupun pergunaan kedua ;E pertama sudah maksimal.
•
;E kedua harus memiliki mekanisme kerja yang berbeda dengan ;E pertama
•
enyandang dengan bangkitan tunggal direkomendasikan untuk dimulai terapi bila kemungkinan kekambuhan tinggi, yaitu bila: o
Dijumpai fokus epilepsi yang jelas pada EE4
o
ada pemeriksaan @0 scan atau !< otak dijumpai lesi yang berkorelasi dengan bangkitan5 misalnya meningioma, neoplasma otak, !, abses otak.
o
emeriksaan neurologis dijumpai kelainan mengarah pada adanya kerusakan otak
o
0erdapatnya ri#ayat epilepsi pada saudara sekandung 'bukan orang tua* 8
Indah Pratiwi (406147034)
•
o
o
o
Bangkitan pertama berupa status epileptikus
Efek samping ;E perlu diperhatikan, demikian pula halnya dengan profil farmakologis tiap ;E dan interaksi farmnakokinetik antar;E.
•
%trategi untuk menceghah efek samping: ilih ;E yang paling cocok untuk karakteristik penyandang, lalu lakukan titrasi dengan dosis terkecil dan rumatan terkecil mengacu pada sindrom epilepsi dan karakteristik penyandang.
2enis bat antiepilepsi $an "ekanis"e ker0an*a
emilihan ;E didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi, dosis ;E, efek samping ;E, profil farmakologi, interaksi antara ;E. ;bat ntiepilepsi terbagi dalam 7 golongan. khirakhir ini karbama=epin dan asam alproat memegang peran penting dalam pengobatan epilepsy, karbama=epin untuk bangkitan parsial sederhana maupun kompleks,sedangkan asam alproat terutama untuk bangkitan lena maupun bangkitan kombinasi lena dengan bangkitan tonikklonik. 1. lngan 3i$antin
Dalam
golongan
hidantoin
dikenal
tiga
senya#a
antikonulsi,
fenitoin
'Difenilhidatoin*,mefinitoin dan etotoin dengan fenotoin sebagai prototipe. 9enitoin adalah obat utama untuk 'a"pir se"ua 0enis epileps*+ ke)uali bangkitan lena. danya gugus fenil atau aromatic lainnya pada atom @ penting untuk efek pengendalian bangkitan tonikklonik, sedangkan gugus alkilbertalian dengan efek sedasi, sifat yang terdapat pada mefenitoin dan barbiturat, tetapi tidak padafenitoin. danya
gugus
metal
pada
atom
C
akan
mengubah
spectrum
aktiitas
misalnyamefenitoin, dan hasil C dimetilisasi oleh en=im mikrosom hati menghasilkan metabolit tidak aktif. Far"aklgi 9
Indah Pratiwi (406147034)
9enitoin berefek anntikonulsi tanpa menyebabkan depresi umum %%.Dosis toksik menyebabkan eksitasi dan dosis letal menimbulkan rigditas deserebrasi.%ifat antikonulsi fenitoin didasarkan pada penghambatan penjalaran rangsang dari fokus ke bagianlain otak. Efek stabilitasi membran sel oleh fenitoin juga terlihat pada saraf tepi dan membran sellainnya yang juga mudah terpacu misalnya sel sistem konduksi jantung. 9enitoin mempengaruhi perpindahan ion melintasi membran sel, dalam hal ini khususnya dengan menggiatkan pompano neuron. Far"akkinetik
bsorbsi fenitoin yang diperlukan berlangsung
lambat, 1&)
daridosis
oral
diekskresikan melalui tinja dalam bentuk utuh. Kadar puncak dalam plasma dicapaidalam +1" jam. Bila dosis muatan 'loading dose* perlu diberikan, (&&7&& mg, dalam dosisterbagi antara 71" jam, kadar efektif plasma akan tercapai dalam "$ jam. ada orang sehat, termasuk #anita hamil dan #anita pemakai obat kontrasepsi oral, fraksi bebas kirakira1&), sedangkan pada pasien dengan penyakit ginjal, penyakit hati atau penyakit hepatorenal dan neonatus fraksi bebas bebas ratarata di atas 1?). ada pasien epilepsi, fraksi bebas berkisarantara ?,7)1",(). 9enitoin terikat kuat pada jaringan saraf sehingga kerjanya bertahan lebihlama tetapi mula kerja lebih lambat dari fenobarbital. Interaksi bat
Kadar fenition dalam plasma akan meninggi bila diberikan bersama kloramfenikol, disulfiram, CA, simetidin, dikumarol, dan beberapa sulfonamide tertentu, karna obat obat
tersebut
mengambat
biotransformasi
fenition,
sedangkan
sulfisoksa=ol,
fenilbuta=on, salisilat dan asam alproat akan mempengaruhi ikatan protein plasma fenitoin sehingga meninggikan juga kadarnya dalam plasma. 0eofilin menurunkan kadar fenitoin bila diberikan bersamaan. Intksikasi $an Efek Sa"ping o
%usunan %araf usat
10
Indah Pratiwi (406147034)
Efek samping fenitoin tersering ialah diplopia,ataksia,ertigo,nistagmus, sukar bebicara 'slurred speech* disertai gejala lain ,misalnya tremor, gugup, kantuk, rasa lelah, gangguan mental yang sifatnya berat, ilusi, halusinasi sampai psikotik. o
%aluran @erna dan 4usi Cyeri ulu hati,anoreksia,mual dan muntah, karena fenitoin bersifat alkali. roliferasi epitel dan jaringan ikat gusi dapat terjadi pada penggunaan kronik ,dan menyebabkan hyperplasia pada "&) pasien .
o
Kulit Efek samping pada kulit terjadi pada "?) pasien ,lebih sering pada anak dan remaja yaitu berup aruam morbiliform.beberapa kasus diantaranya disertai hiperpireksia,eosinofilia,dan
terjadi
ruam kulit
sebaiknya pemberian obat
dihentikan ,dan diteruskan kembali dengan berhatihati bila kelainan kulit telah hilang.ada #anita muda ,pengobatan fenitoin secara kronik menyebabkan keratosis dan hirsutisme,karena meningkatnya aktiitaas korteks suprarenalis. o
-ainlain Bila timbul gejala hepatotoksisitas berupa ikterus atau hepatitis, anemia megaloblastik 'antara lain akibat defisiensi folat* atau kelainan darah jenis lain,pengobatan perlu dihentikan. 9enitoin bersifat teratogenik.kemungkinan melahirkan bayi dengan cacat kongnital meningkat menjadi + kali , bila ibunya mendapatkan terapi fenitoin selama trimester pertama kehamilan. ada kehamilan lanjut ,fenitoin menyebabkan abnormalitas tulang pada neonatus . pengunaan fenitoin pada #anita hamil tetap diteruskan berdasarkan pertimbangan bah#a bangkitan epilepsi sendiri dapat menyebabkan cacatpada anak sedanfg tidak semua ibu yang minum fenitoin mendapat anak cacat.
In$ikasi
9enitoin di indikasikan terutama untuk bangkitan tonikklonik dan bangkitan persial atau fokal. ndikasi lain fenitoin ialah untuk neuralgia trigerminal dan aritmia jantung.
11
Indah Pratiwi (406147034)
9enitoin juga digunakan pada terapi renjatan listrik 'E@0* untuk meringankan konulsinya dan bermanfaat pula terhadap kelainan ekstra piramidal iatrogenic. Se$iaan
9enitoin atau difenilhidantoin tersedia bentuk kapsul 1&& mg dan tablet kunyah +& mg untuk pemberian oral, sedangkan sediaan suntik 1&&mg/"ml. Disamping itu juga tersedia bentuk sirup dengan takaran 1"?mg/?ml.Aarus diperhatikan agar kadar plasma optimal, yaitu berkisar antara 1&"&g/ml. kadardiba#ahnya kurang efektif untuk pengendalian konulsi, sedangkan jika kadar lebih tinggi akan bersifat toksik..ntuk pemberian oral, dosis a#al untuk de#asa +&& mg, dilanjutkan dengan dosis penunjang antara +&&$&&mg, maksimum (&&mg sehari. nak diatas ( tahun, dosis a#al sama dengan dosis de#asa, sedangkan untuk anak diba#ah ( tahun, dosis a#al 1/+ dosis de#asa, dosis penunjang ialah $7 mg/kgBB sehari, maksimum +&&mg. Dosis a#al dibagi dalam "+ kali pemberian !. lngan Barbiturat
Disamping sebagai hipnotiksedatif, golongan barbiturate efektif sebagai obat antikonulsidan yang biasa digunakan adalah barbiturate kerja lama 'long acting barbiturates*. %ebagai antiepilepsi fenobarbital menekan letupan di fokus epilepsy. Barbiturat
menghambattahap
akhir
oksidasi
mitokondria,sehingga
mengurangi
pembentukan fosfat berenergi tinggi. %enya#a fosfat ini perlu untuk sintesis neurotransmitor misalnya ch, dan untuk repolarisasi membrane s el neuron. o
Fenbarbital
9enobarbital, asam ?,?feniletil barbiturate, merupakan senya#a organik pertama yangdigunakan dalam pengobatan antikonulsi. Kerjanya membatasi penjalaran aktiitas bangkitan dan menaikkan ambang rangsang. Dosis efektifnya relatif rendah. Efek sedatif, dalam hal ini dianggap sebagai efek samping, dapat diatasi dengan pemberian stimulan sentral tanpa mengurangi efek antikonulsinya. Dosis de#asa yang biasa digunakan ialah dua kali 1&&mg sehari. ntuk mengendalikan epilepsy disarankan kadar plasma optimal. Berkisar antara 1&$&g/ml. Kadar plasma diatas$&g/ml sering disertai gejala toksik yang nyata. enghentian pemberian fenobarbital harus secara bertahap guna mencegah kemungkinan 12
Indah Pratiwi (406147034)
meningkatnya frekuensi bangkitan kembali. nteraksi fenobarbital dengan obat lain umumnya terjadi karena fenobrbital meningkatkan aktiitas en=im hati. Kombinasi dengan asam alproat akan menyebabkan kadar fenobarbital meningkat $&). #.
lngan Suksini"i$
ntiepilepsi
golongan
suksinimid
yang
digunakan
di
klinik
adalah
etosuksimid,metsuksmid dan fensuksimid. %ifat yang menonjol dari etosuksimid dan trimetadion adalah mencegah bangkitan konulsi. Etosuksimidmerupakan obat yang paling selektif terhadap bangkitan lena. Etosuksimid di absorbsi lengkap melalui saluran cerna. %etelah dosis tunggal oral,diperlukan #aktu antara 1F jam untuk mencapai kadar puncak dalam plasma. Efek samping yang sering timbul ialah mual, sakit kepala, kantuk dan ruam kulit. 4ejala yang lebih berat berupa agranulositosis dan pansitopenia. Etosuksimid merupakan obat terpilih untuk bangkitan lena. ?&F& ) pasien dapat dikendalikan bagkitannya. ;bat ini juga efektif pada bangkitan mioklonik dan bangkitan akinetik. Etosuksimid tidak efektif untuk bangkitan parsial kompleks dan tonikklonik umum / pasien kejang dengan kerusakan organik otak yang berat. 4.
Karba"a5epin
Karbama=epin
efektif terhadap bangkitan tonikklonik.
%aat ini,karbama=epin
merupakan antiepilepsi utama di merika %erikat.Karbama=epin memperlihatkan efek analgesic selektif, misalnya pada tabes dorsalis danneuropati lainnya yang sukar diatasi dengan analgesik biasa. Efek samping dari karbama=epin dalam pemberian obat jangka lama ialah pusing,ertigo, ataksia, diplopia, dan penglihatan kabur. 9rekuensi bangkitan dapat meningkat akibat dosis berlebih. 9enobarbital dan fenitoin dapat meningkatkan kadar
karbama=epin,
eritromisin.
dan
Konersi
biotransformasikarbama=epin
primidon
menjadi
dapat
fenobarbital
dihambat
ditingkatkan
oleh oleh
karbama=epin,sedangkan pemberian karbama=epin bersama asam alproat akan menurunkan kadar asam alproat. 6.
lngan Ben5$ia5epin DIA7EPA
Dia=epam adalah turunan dari ben=odia=epine dengan rumus molekul Fkloro1,+ dihidro1metil?fenil"A1,$ben=odia=epin"on. %ecara umum , senya#a aktif 13
Indah Pratiwi (406147034)
ben=odia=epine dibagikedalam empat kategori berdasarkan #aktu paruh eliminasinya, yaitu : Ben=odia=epin ultra shortacting+ Ben=odia=epin shortacting, dengan #aktu paruh kurang dari ( jam 'tria=olam, =olpidem dan =opiclone*, Ben=odia=epin intermediateacting, dengan #aktu paruh ( hingga "$ jam 'esta=olam dan tema=epam*, Ben=odia=epin longacting, dengan #aktu paruh lebih dari "$ jam ' flura=epam, dia=epam dan Gua=epam* ekanis"e Ker0a
Bekerja pada sistem 4B, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron 4B.
Dia=epam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala yang timbul seperti gelisah yang berlebihan, Aalusinasi sebagai akibat mengkonsumsi alkohol. dia=epam juga dapat digunakan untuk kejang otot, obat penenang dan dapat juga dikombinasikan dengan obat lain. Kntrain$ikasi
Aipersensitiitas+ sensitiitas silang dengan ben=odia=epin lain, pasien koma + glaukoma sudut sempit+ kehamilan atau laktasi. Efek Sa"ping
Efek samping dia=epam memiliki tigakategori efek samping, yaitu :1. Efek samping yang sering terjadi, seperti : pusing, mengantuk ". Efek samping yang jarang terjadi, seperti : Depresi, mpaired @ognition+. Efek samping yang jarang sekali terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia, anemia,angioedema, behaioral disorders, blood dyscrasias, 14
Indah Pratiwi (406147034)
blurred ision, kehilangankeseimbangan, constipation, coordination changes, diarrhea, disease of lier, drugdependence, dysuria, e3trapyramidal disease, hypotension. . Asa" :alprat
sam alproat merupakan pilihan pertama untuk terapi kejang parsial, kejang absens,kejang mioklonik, dan kejang tonikklonik. sam alproat dapat meningkatkan 4B dengan menghambat degradasi nya atau mengaktiasi sintesis 4B. sam alproat juga berpotensi terhadap respon 4B post sinaptik yang langsung menstabilkan membran serta mempengaruhi kanal kalium. Dosis penggunaan asam alproat 1&1? mg/kg/hari.Efek samping yang sering terjadi adalah gangguan pencernaan 'H"&)*, termasuk mual,muntah,anore3ia dan peningkatan berat badan. Efek samping lain yang mungkin ditimbulkan adalah pusing, gangguan keseimbangan tubuh, tremor, dan kebotakan. samalproat mempunyai efek gangguan kognitif yang ringan. Efek samping yang berat dari penggunaan asam alproat adalah hepatotoksik. Pili'an AE ber$asrkan tipe Bangkitan Ke0ang Tipe bangkitan Bangkita parsial
OAE lini pertama OAE lini kedua "enitin# $ar%a!a&epin# 'eta&la!ide# l%a&a!# 'sa! alprat lna&epa!# eths*+inide# ,el%a!ate# ga%apentin# (sederhana / la!trigin# leetiraeta!# k!pleks) +ar%a&epine# tiaga%in# tpira!ate# iga%atrin# phen%ar%ital# piri!idne Bangkitan *!*! $ar%a!a&epin# ,enitin# Ide! atas sek*nder asa! alprat Bangkitan *!*! $ar%a!a&epin# ,enitin# 'eta&la!ide# l%a&a!# tnik klnik asa! alprat# ,en%ar%ital lna&epa!# eths*+inide# ,el%a!ate# ga%apentin# la!trigin# leetiraeta!# +ar%a&epine# tiaga%in# tpira!ate# iga%atrin# piri!idne Bangkitan lena 'sa! alprat# ets*+i!ide 'eta&la!ide# l%a&a!# lna&epa!# la!trigin# phen%ar%ital# piri!idne Bangkitan !iklnik 'sa! alprat 'eta&la!ide# lna&epa!# eths*+inide# la!trigin# # phen%ar%ital# piri!idne# piraeta!
15
Indah Pratiwi (406147034)
0abel. Dosis ;E
0abel Efek %amping ;E
PEN3EN-IAN AE 16
Indah Pratiwi (406147034)
ada de#asa penghentian ;E secara bertahap dapat dipertimbangkan setelah +? tahun bebas bangkitan. ;E dapat dihentikan tanpa kekambuhan pada (&) pasien. Dalam hal penghentian ;E, maka ada hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu syarat umum untuk menghentikan ;E dan kemungkinan kambuhan bangkitan setelah ;E dihentikan. %yarat umum untuk menghentikan pemberian ;E adalah sebagai berikut: o
%etelah minimal + tahun bebas bangkitan dan gambaran EE4 normal
o
enghentian ;E disetujui oleh penyandang atau keluarganya.
o
Aarus dilakukan secara bertahap, "?) dari dosis semula setiap bulan dalam jangkat #aktu +( bulan
o
Bila dilakukan lebih dari 1 ;E, maka penghentian dimulai dari 1 ;E yang bukan utama.
Kekambuhan setelah penghentian ;E akan lebih besar kemungkinannya pada keadaan sebagai berikut : o
%emakin tua usia kemungkinan timbul kekambuhan semakin tinggi
o
Epilepsi simtomatis
o
4ambaran EE4 yang abnormal
o
Bangkitan yang sulit terkontrol dengan ;E
o
0ergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita, sangat jarang pada sindrom epilepsi benigna dengan gelombang tajam pada daerah sentrotemporal, ?"?) pada epilepsi lena masa anak kecil,"?F?), epilepsi parsial kriptogenik/simtomatis, 7? 6?) pada epilepsi mioklonik pada anak, dan >!E.
o
enggunaan lebih dari satu ;E.
o
0elah mendapat terapi 1& tahun atau lebih 'kemungkinan kekambuhan lebih kecil pada penyandang yang telah bebas bangkitan selama +? tahun, atau lebih dari lima tahun*.
Bila bangkitan timbul kembali maka gunakan dosis efektif terakhir 'sebelum pengurangan dosis ;E*, kemudian diealuassi kembali.
0idak responsie terhadap " ;E pertama 17
Indah Pratiwi (406147034)
o
Ditemukan efek samping yang signifikan dengan terapi
o
Berencana untuk hamil
o
Dipertimbangkan untuk penghentian terapi.
-erapi ter'a$ap epilepsi resisten ae
Iang dimaksud dengan epilepsi resisten ;E adalah kegagalan setelah mencoba dua ;E pilihan yang dapat ditoleransi, dan sesuai dosis ' baik sebagai monoterapi atau kombinasi* yang mencapai kondisi bebas bangkitan. %ekitar "?+&) penyandang akan berkembang menjadi epilepsi resisten ;E. enanganan epilepsi resisten ;E mencakup halhal sebagai berikut : Kombinasi ;E , mengurangi dosis ;E ' pada ;E induced sei+ure* , terapi bedah, dipikirkan penggunaan terapi nonfarmakologis.
-erapi NnFar"aklgis o
%timulasi C.agus, diet ketogenik, interensi psikolog, deep brain stimulation
o
0erapi ajuan untuk mengurangi frekuensi bangkitan pada penyandang epilepsi refrakter usia de#asa dan anakanak yang tidak memenuhi syarat operasi. Dapat digunakan pada bangkitan parsial dan bangkitan umum.
o
DAF-A; P
18
Indah Pratiwi (406147034)
1. edoman tatalaksana epilepsi, kelompok studi epilepsi, perhimpunan dokter spesialis saraf indonesia 'Eakarta : "&&F. +. %tandar elayanan !edis Ceurologi '%! Ceurologi*, Eakarta : "&1$.
19