BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan protoz protozoa. oa. Infeks Infeksii yang yang Diseba Disebabka bkan n oleh oleh Bakteri Bakteri dikena dikenall sebaga sebagaii disent disentri ri Basiler yang disebabkan Oleh bakteri shigella bakteri shigella,, sedangkan infeksi yang disebabkan oleh protozoa dikenal sebagai disentri amuba. Shigellosis atau disentri basiler merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang ditandai dengan diare cair akut dan atau disentri !tin"a bercampur darah, lender, dan nanah#, pada umumnya disertai demam, nyeri perut, dan tenesmus.
$,%
Penyeb Penyebab ab yang yang terseri tersering ng adalah adalah Shigella, Shigella, khususn khususnya ya S. Flexneri Flexneri dan dan S. dysenteriae. dysenteriae.&,'. Berdasarkan aspek biokimia dan serologi, Shigella spp di bagi atas dari dari ' spesies spesies,, yaitu yaitu
S.dyse S.dysente nteriae riae !serogro !serogroup up (#, S.fle)ne S.fle)neri ri !serog !serogrou roup p B#,
S.boyd S.boydii !serog !serogrou roup p *#, dan S.sonn S.sonnei ei !serogr !serogroup oup D#.
$,+, $,+,. .
Dari keempat spesies
terse tersebu but, t, S.dy S.dysen sente teria riaee serot serotip ipee $ !dik !diketa etahu huii seba sebaga gaii Shig Shigaa baci bacillu llus# s# dapa dapatt menyebabkan penyakit yang berat dan dapat menyebar cepat sehingga ter"adi epidemi.-, .. Penyebaran masing/masing spesies ini sangat bervariasi di seluruh dunia0 sebagai contoh di (merika Serikat, shigellosis lebih sering disebabkan oleh S.sonnei !1/12# dan S.fle)neri.
$$,$
Di (merika Serikat, insiden disentri amoeba mencapai $/+2 sedangkan disentri basiler dilaporkan kurang dari +11.111 kasus tiap tahunnya. Sedangkan angka ke"adian disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada,
1
akan tetapi ke"adian disentri basiler dilaporkan +2 dari &' orang penderita diare berat menderita disentri basiler.3 Data di Indonesia memperlihatkan %32 kematian diare ter"adi pada umur $ sampai ' tahun disebabkan oleh Disentri basiler. $1 Spesies Entamoeba Spesies Entamoeba menyerang menyerang $12 populasi didunia. Prevalensi yang tinggi mencapai +1 persen di (sia, (frika dan (merika selatan$%. Sedangkan pada shigella di (meriksa Serikat menyerang $+.111 kasus. Dan di 4egara/negara berkembang Shigella flexeneri dan S. dysentriae menyebabkan 11.111 kematian per tahun.$% 5eba 5ebany nyak akan an kuma kuman n peny penyeb ebab ab disen disentri tri basil basiler er dite ditemu muka kan n di nega negara ra berkembang dengan kesehatan lingkungan yang masih kurang. Disentri amoeba tersebar hampir ke seluruh dunia terutama di negara yang sedang berkembang yang berada di daerah tropis. 6al ini dikarenakan faktor kepadatan penduduk, higiene higiene individu, individu, sanitasi lingkungan lingkungan dan kondisi sosial ekonomi ekonomi serta kultural yang menun"ang. $&
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Definisi
Disentri berasal dari bahasa 7unani, yaitu dys !gangguan# dan enteron !usus#, yang berarti radang usus yang menimbulkan ge"ala meluas dengan ge"ala buang air besar dengan tin"a berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tin"a bercampur lender !mucus# dan nyeri saat buang air besar !tenesmus#.Shigellosis atau disentri basiler merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang ditandai dengan diare cair akut dan atau disentri !tin"a bercampur darah, lender, dan nanah#, pada umumnya disertai demam, nyeri perut, dan tenesmus. $,% 2.2 Epidei!l!gi
Di (merika Serikat, insidensi penyakit ini rendah. Setiap tahunnya kurang dari +11.111 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease Control !*D*#. Di Bagian Penyakit Dalam 8S9P Palembang selama & tahun !$331/$33%# tercatat di catatan medis, dari -' kasus yang dira:at karena diare ada $ kasus yang disebabkan oleh disentri basiler. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia dari ;uni $33 sampai dengan 4opember $333, dari &' orang penderita diare berat, ditemukan +2 shigella.& Prevalensi disentri basiler tertinggi di daerah tropis !+1/12#.
3
le:at hubungan seksual anal/oral. Sanitasi lingkungan yang "elek, penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual mempermudah penularannya.' 2." Eti!l!gi
=tiologi dari disentri ada %, yaitu > %.&.$ Shigella
Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,sp. adalah
basil
non
motil,
gram
negatif,
famili
enterobacteriaceae. (da ' spesies Shigella, yaitu S.dysentriae, S.flexneri, S.bondii dan S.sonnei. ?erdapat '& serotipe O dari shigella. S.sonnei adalah satu/satunya yang mempunyai serotipe tunggal. Berdasarkan hasil penelitian selama + tahun se"ak ;anuari %111@ Desember %11' di Perancis
4
mempunyai tanda/tanda berupa diare, adanya lendir dan darah dalam tin"a, perut terasa sakit dan tenesmus. Shigella dysenteriae
$+,$,$-,$
gambar $. bakteri shigella%1 %.&.%
gambar %. Shigella dysenteriae%$
(moeba !Disentri amoeba#
(moeba !Disentri amoeba#, disebabkan Entamoeba hystolytica yang merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme komensal !apatogen# di usus besar manusia. (pabila kondisi mengi"inkan dapat berubah men"adi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada % bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista. Bentuk trofozoit ada % macam, yaitu trofozoit komensal !berukuran $1 mm# dan trofozoit patogen !berukuran C $1 mm#. ?rofozoit komensal
5
dapat di"umpai di lumen usus tanpa menyebabkan ge"ala penyakit. Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar bersama tin"a. Sementara trofozoit patogen yang dapat di"umpai di lumen dan dinding usus !intraintestinal# maupun luar usus !ekstraintestinal# dapat mengakibatkan ge"ala disentri. Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal !dapat sampai +1 mm# dan mengandung beberapa eritrosit di dalamnya. 6al ini dikarenakan trofozoit patogen sering menelan eritrosit !haematophagous trophozoite#. Bentuk trofozoit ini bertanggung "a:ab terhadap ter"adinya ge"ala penyakit namun cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia. Bentuk kista "uga ada % macam, yaitu kista muda dan kista de:asa. Bentuk kista hanya di"umpai di lumen usus. Bentuk kista bertanggung "a:ab terhadap ter"adinya penularan penyakit dan dapat hidup lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor standard di dalam sistem air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan a ir di sepan"ang usus besar menyebabkan trofozoit berubah men"adi kista.$$
Aambar &. Entamoeba histolytica%% 2.# Pat!genesis dan Pat!fisi!l!gi
Shigella termasuk dalam family =nterobacteriacae, gram negatif berbentuk batang, tidak bergerak, tidak berkapsul.%& dan lebih tahan asam dibanding
6
enteropatogen lain.$,%',%. Shigella mampu menginvasi permukaan sel epitel kolon, "arang menembus sampai mele:ati mukosa, sehingga tidak ditemukan pada biakan darah :alaupun ada ge"ala hiperpireksia dan toksemia. %,%-,% Setelah menginvasi enterosit kolon, ter"adilah perubahan permukaan mikrovili dari Brush border yang menyebabkan pembentukan vesikel pada membran
mukosa.
Selan"utnya
dapat
menghancurkan
vakuola
fagositik
intraselular, memasuki sitoplasma untuk memperbanyak diri dan menginvasi sel yang berdekatan. 5emampuan menginvasi sel epitel ini dihubungkan dengan adanya plasmid besar !$%1/$'1
%-,%3
oleh karena plasmid yang besar ini
mampu mengenali bagian luar membran protein seperti plasmid antigen invasions !Ipa#.%- Sel epitel akan mati dan ter"adi ulserasi serta inflamasi mukosa. Dari bagian yang mengalami inflamasi tersebut shigella menghasilkan ekso/toksin yang berdasarkan cara ker"a toksin dikelompokkan men"adi neurotoksik, enterotoksik, dan sitotoksik. ?oksin yang terbentuk inilah yang menimbulkan berbagai ge"ala shigellosis, seperti demam, malaise, dan nyeri otot.,$+,%'. Shigella dysenteriae tipe $ menghasilkan suatu sitotoksin protein poten yang dikenal dengan toksin Shiga yang terdiri dari dua struktur sub unit, yaitu
%-
$. Subunit fungsional. Pada sitoplasma subunit fungsional akan mengkatalisasi dan menghidrolisis 84( %S dari subunit 1S ribosom, sehingga menyebabkan hambatan pada sintesis protein yang bersifat permanen sehingga mengakibatkan kematian sel. %. Sub unit pengikat. Bagian sub unit pengikat merupakan suatu glikolipid Ab& !globotriaosilseramid # yang berfungsi untuk mengikat reseptor seluler
7
spesifik. Pengikatan ini akan diikuti oleh pengaktifan mediator reseptor endositosis dari toksin yang dihasilkan. Shiga toksin dapat menyebabkan ter"adinya sindrom hemolitik uremik dan trombotik trombo/sitopenik purpura. 5e"adian tersebut sering dihubungkan dengan reaksi silang akibat infeksi serotipe =.coli yang "uga dapat menghasilkan toksin yang mirip dengan toksin Shiga.
%-
Aambar '. Patogenesis shigella sp.
8
gambar +. bagan patogenesis disentri basiler
2.$ %e&ala Klinis
timbul mendadak dan berat, ber"angkitnya cepat, berak/berak seperti air dengan lendir dan darah, muntah/muntah, suhu badan subnormal, cepat ter"adi dehidrasi, ren"atan septik dan dapat meninggal bila tidak cepat ditolong. (kibatnya timbul rasa haus, kulit kering dan dingin, turgor kulit berkurang karena dehidrasi.
$$
5ematian biasanya ter"adi karena gangguan sirkulasi perifer, anuria dan koma uremik. (ngka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan pengobatan. (ngka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan darurat misalnya kelaparan. Perkembangan penyakit ini selan"utnya dapat membaik secara perlahan/lahan tetapi memerlukan :aktu penyembuhan yang lama. $$ Pada kasus yang sedang keluhan dan ge"alanya bervariasi, tin"a biasanya lebih berbentuk, mungkin dapat mengandung sedikit darahlendir. Sedangkan pada kasus yang ringan, keluhange"ala tersebut di atas lebih ringan. Berbeda dengan kasus yang menahun, terdapat serangan seperti kasus akut secara menahun. 5e"adian ini "arang sekali bila mendapat pengobatan yang baik. 2.' Peeriksaan Pen(n&ang 1.
-
Pemeriksaan tin"a. Pemeriksaan tin"a secara langsung terhadap
kuman penyebab serta biakan hapusan !rectal s:ab#. 9ntuk menemukan carrier diperlukan pemeriksaan biakan tin"a yang seksama dan teliti karena basil shigella mudah mati . 9ntuk itu diperlukan tin"a yang baru. 2.
Polymerase *hain 8eaction !P*8#. Pemeriksaan ini spesifik dan
sensitif, tetapi belum dipakai secara luas.
10
".
=nzim immunoassay. 6al ini dapat mendeteksi toksin di tin"a pada
sebagian besar penderita yang terinfeksi S.dysentriae tipe $ atau toksin yang dihasilkan E.coli. #.
Sigmoidoskopi. Sebelum pemeriksaan sitologi ini, dilakukan
pengerokan daerah sigmoid. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada stadium lan"ut. $.
(glutinasi. 6al ini ter"adi karena aglutinin terbentuk pada hari
kedua, maksimum pada hari keenam. Pada S.dysentriae aglutinasi dinyatakan positif pada pengenceran $+1 dan pada S.flexneri aglutinasi antibodi sangat kompleks, dan oleh karena adanya banyak strain maka "arang dipakai. '.
Aambaran endoskopi memperlihatkan mukosa hemoragik yang
terlepas dan ulserasi. 5adang/kadang tertutup dengan eksudat. Sebagian besar lesi berada di bagian distal kolon dan secara progresif berkurang di segmen proksimal usus besar. % 2.) Diagn!sis Banding
Diagnosis banding untuk disentri adalah > $. Disentri amuba ?imbulnya penyakit biasanya perlahan/lahan, diare a:al tidak ada"arang. ?oksemia ringan dapat ter"adi, tenesmus "arang dan sakit berbatas. ?in"a biasanya besar, terus menerus, asam, berdarah, bila berbentuk biasanya tercampur lendir. okasi tersering daerah sekum dan kolon asendens, "arang mengenai ileum. 9lkus yang ditimbulkan dengan gaung yang khas seperti botol. 11
%. Eschericiae coli a. =scherichia coli =nteroinvasive !=I=*# Patogenesisnya seperti Shigelosis yaitu melekat dan menginvasi epitel usus sehingga menyebabkan kematian sel dan respon radang cepat !secara klinis dikenal sebagai kolitis#. Serogroup ini menyebabkan lesi seperti disentri basiller, ulserasi
atau
perdarahan
dan
infiltrasi
leukosit
polimorfonuklear dengan khas edem mukosa dan submukosa.
Perlu dicurigai adanya Shigellosis pada pasien yang datang dengan keluhan nyeri abdomen ba:ah, dan diare. Pemeriksaan mikroskopik tin"a menun"ukkan adanya eritrosit dan leukosit P<4. 9ntuk memastikan diagnosis
12
dilakukan kultur dari bahan tin"a segar atau hapus rektal. Pada fase akut infeksi Shigella, tes serologi tidak bermanfaat. Pada disentri subakut ge"ala klinisnya serupa dengan kolitis ulserosa. Perbedaan utama adalah kultur Shigella yang positif dan perbaikan klinis yang bermakna setelah pengobatan dengan antibiotik yang adekuat. $$ 2.+ K!plikasi
Beberapa komplikasi ekstra intestinal disentri basiler ter"adi pada pasien yang berada di negara yang masih berkembang dan seringnya ke"adian ini dihubungkan dengan infeksi S.dysentriae tipe $ dan S.flexneri pada pasien dengan status gizi buruk. 5omplikasi lain akibat infeksi S.dysentriae tipe $ adalah haemolytic uremic syndrome !"S #. 69S diduga akibat adanya penyerapan enterotoksin yang diproduksi oleh Shigella. Biasanya 69S ini timbul pada akhir minggu pertama disentri basiler, yaitu pada saat disentri basiler mulai membaik. ?anda/tanda 69S dapat berupa oliguria, penurunan hematokrit !sampai $12 dalam %' "am# dan secara progresif timbul anuria dan gagal gin"al atau anemia berat dengan gagal "antung. Dapat pula ter"adi reaksi leukemoid !leukosit lebih dari
+1.111mikro
liter#,
trombositopenia
!&1.111/$11.111mikro
liter#,
hiponatremia, hipoglikemia berat bahkan ge"ala susunan saraf pusat seperti ensefalopati, perubahan kesadaran dan sikap yang aneh. (rtritis "uga dapat ter"adi akibat infeksi S.fle)neri yang biasanya muncul pada masa penyembuhan dan mengenai sendi/sendi besar terutama lutut. 6al ini dapat ter"adi pada kasus yang ringan dimana cairan sinovial sendi mengandung leukosit polimorfonuklear. Penyembuhan dapat sempurna, akan tetapi keluhan
13
artsitis dapat berlangsung selama berbulan/bulan. Bersamaan dengan artritis dapat pula ter"adi iritis atau iridosiklitis. Sedangkan stenosis ter"adi bila ulkus sirkular pada usus menyembuh, bahkan dapat pula ter"adi obstruksi usus, :alaupun hal ini "arang ter"adi. 4euritis perifer dapat ter"adi setelah serangan S.dysentriae yang toksik namun hal ini "arang sekali ter"adi. 5omplikasi intestinal seperti toksik megakolon, prolaps rectal dan perforasi "uga dapat muncul. (kan tetapi peritonitis karena perforasi "arang ter"adi. 5alaupun ter"adi biasanya pada stadium akhir atau setelah serangan berat. Peritonitis dengan perlekatan yang terbatas mungkin pula ter"adi pada beberapa tempat yang mempunyai angka kematian tinggi. 5omplikasi lain yang dapat timbul adalah bisul dan hemoroid. 2.1, Penatalaksanaan dan pen-egaan
Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah istirahat, mencegah atau memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat diberikan antibiotika. *airan dan elektrolit Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral. ;ika frekuensi buang air besar terlalu sering, dehidrasi akan ter"adi dan berat badan penderita turun. Dalam keadaan ini perlu diberikan cairan melalui infus untuk menggantikan cairan yang hilang. (kan tetapi "ika penderita tidak muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman atau oralit. Bila penderita berangsur sembuh, susu tanpa gula mulai dapat diberikan. Pemberian oralit. &1 JU/LAH 0ALIT AN% DIBEIKAN DALA/ " JA/ PETA/A
J(la !ralit 3ang di4erikann diit(ng dengan engalikan BEAT 14
BADAN penderita 5kg6 dengan )$ L Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan
berikan oralit Epaling sedikitF sesuai tabel di ba:ah > 9mur $ thn $/+ thn C+ thn de:asa ;umla oralit &11 m 11 m $%11 m %'11 m Bila rehidrasi berhasil, lan"utkan pemberian oralit $1 mkgBB setiap
B(B Berikanlah dorongan untuk ibu untuk meneruskan (SI 9ntuk bayi diba:ah bulan yang tidak mendapatkan (SI, berikan "uga $11/%11 m air masaksusu formula selama masa ini / ?anpa dehidrasi Beri oralit osmolaritas rendah se"umlah $1 mkgBB setiap kali buang air besar / Dehidrasi ringan/sedang akukan upaya rehidrasi !98O#
dengan larutan
oralit
osmolaritas rendah sesuai dengan tabel. / Dehidrasi berat ?abel $. Perhitungan kebutuhan cairan pada anak 9mur Pemberian I > &1 mkgBB dalam Bayi $% bulan $ "amH (nak C $ tahun / $ "amH
5emudian -1 mkgBB dalam + "am % / & "am
/
H9langi bila nadi masih lemah atau tidak teraba 4ilai kembali penderita tiap $/% "am. Bila rehidrasi belum
tercapai percepat tetesan IG / Segera berikan oralit !+mkgBB"am# bila penderita bisa minum0 biasanya setelah &/' "am !bayi# atau $/% "am !anak#. / Setelah "am !bayi# atau & "am !anak# nilai penderita menggunakan bagan penilaian. 5emudian pilihlah rencana yang sesuai !(,B atau *# untuk melan"utkan pengobatan. 15
Diet
Pemberian (SImakanan dilan"utkan Pemberian makanan yang mudah dicerna, rendah serat dan
tidak merangsang. Pengobatan spesifik
diberikan
>
?rimetoprim
!?
$1
mgkgbbhari/
Sulfametho)azole !S eritromisisn %+ mgkgbbhari, dibagi ' dosis selama & hari.
siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap anak/anak dan :anita hamil. Di
negara/negara
berkembang
di
mana
terdapat
kuman
S.dysentriae tipe $ yang multiresisten terhadap obat/obat, diberikan asam nalidiksik dengan dosis & ) $ gramhari selama + hari. ?idak ada antibiotika yang dian"urkan dalam pengobatan stadium carrier disentri basiler. Pen-egaan dan ed(kasi &1 $. Pemberian (SI eksklusif bulan %. Strelisasi botol susu bila bayi oleh karena suatu sebab tidak mendapat (SI &. Penyediaan dan tempat penyimpanan makanan anakbayi secara bersih '. Aunakan air bersih dan matang untuk minum +.
Prognosis ditentukan dari berat ringannya penyakit, diagnosis dan pengobatan dini yang tepat serta kepekaan ameba terhadap obat yang diberikan. Pada umumnya prognosis disentri adalah baik terutama pada kasus tanpa komplikasi.%3 Pada bentuk yang berat, angka kematian tinggi kecuali bila mendapatkan pengobatan dini. ?etapi pada bentuk yang sedang, biasanya angka kematian rendah0 bentuk dysentriae biasanya berat dan masa penyembuhan lama meskipun
17
dalam bentuk yang ringan. Bentuk fle)neri mempunyai angka kematian yang rendah. -
BAB III KESI/PULAN
Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar encer yang bercampur lendir dan 18
darah. =tiologi dari disentri ada %, yaitu disenstri basiler yang disebabkan oleh Shigella,sp. Dan disentri amuba yang disebabkan oleh Entamoeba hystolitica.
19
DA7TA PUSTAKA
$.
5rugman S, 5atz S, Aershon ((, Kilfert *<. Infectious disease of
children. =disi ke/3. St.ouis> Strickland A?. 6unterLs ?ropical K.B Saunders *ompany0 %111. h. &$3/%&. &. 4oerasid 6, Suraatmad"a S, (snil PO. Aastroenteritis !Diare# (kut. Dalam> Suharyono, Boediarso (, 6alimun =<, penyunting. Aastroenterologi (nak Praktis. =disi ke/%. ;akarta> Balai Penerbit M59I0 $33'. h.+$. '. ?he ;ohn 6opkins and IM8* Public 6ealth Auide for =mergencies. Didapat dari> 98> http>:::.ifrc.org docspubshealthchapter. Diakses *hurchill ivingstone0 %111. h. $$%/ &$. . ;a:etz =, (ppleton N ange0 $33+. h. %$%/'. -. =dmundson S(, =dmundson K*. Diarrhoea
in
India
and
Indonesia.Didapat dari> 98> http>:::.midcoast. com.auedmundsonsc diakses mei %1$. 8udolph (<, 6offman ;I=, 8udolph *D, penyunting. 8udolphLs pediatrics. =disi ke/%1. Stamford> (ppleton N ange0 $33. h. +3/ 3. SyaLroni (., 6oesadha 7., %11. Disentri Basiler . Buku ("ar Penyakit Dalam. M59I>;akarta. $1. (nonim, %11. Disentri. Diakses dari http>id.:ikipedia.org :ikiDisentri(muba. $$.Davis 5., %11-. #mebiasis. Diakses dari http>:::.emedicine.com medtopic$$.htm. %+ mei %1$$%. 5roser (. ;.,
%11-.
Shigellosis.
Diakses
dari
http>:::.emedicine.com medtopic%$$%.htm. 20
$&.
SyaLroni (., 6oesadha 7., %11. Disentri Basiler . Buku ("ar
Penyakit Dalam. M59I>;akarta. $'. 6embing, %11. $angan #nggap %emeh Disentri. Diakses dari http>portal.cbn.net.idcbprtlcybermed. $+. (gtini et al. %11+. ?he burden of diarrhoea, shigellosis, and cholera in 4orth ;akarta, Indonesia> findings from %' onths surveillance. B<* Infect Dis +> 3 @ 33 $. 6er:ana et al. %1$1. Shigella/associated diarrhea in children in South ;akarta, Indonesia. Southeast (sian ; ?rop '$ @ '%+. $-. the emergence or reemergence of S. Dysenteriae =merg Infect Dis-> $&- @ $'1 $3. Siman"untak *. 6., $33$. Epidemiologi Disentri. Diakses dari http>:::.kalbe.co.idfilescdk . %1. http>slideplayer.comslide+&$'1& %$. http>ricky/fishery/art.blogspot.co.id%1$$1-air/sebagai/:ahana/ penyakit/menular.html %%. http>emedicine.medscape.comarticle%$%1%3/overvie: %&. Aomez 6M, *leary ?A. Shigella. Dalam> Behrman 8=, 5liegman 8<, ;enson 6B, penyunting. 4elson ?e)t/ book of Pediatrics. =disi ke/$. P"iladelphia> KB Saunders0 %11$. h. '/+1. %'. <<. Shigellosis. Dalam> Strickland A?. 6unterLs ?ropical K.B Saunders *ompany0 %111.h. &$3/%& %+. ;a:etz =, (ppleton N ange0 $33+. h. %$%/'. %. Dupont 6. Shigella Species !bacillary dysentery#. Dalam> *hurchil ivingstone0 %111. h. %&&/. %-. Sack D(, yke *, aughlin *<, Su:anvanichki" G. (n/ timicrobial resistance in shigellosis, cholera and campylobacteriosis. %1$& Didapat dari> 98> http> :::.:ho.intemc documentsantimicrobial resistancedocs shigellosis.pdf . diakses &1 mei %1$-. 21
%.
;8, 6ay:ard (8, evin <;, penyunting. *ur/ rent pediatric
diagnosis N treatment. Shigellosis !bacillary dysentery#. Dalam> 6ay KK, Aroothuis. =disi ke /$&. Stam/ ford> (ppleton N ange0 %11-. h. $1&&/' %3. Auerrant 8, ima ((<. Inflammatory =nteritides. Dalam> *hurchill ivingstone0 %111. h. $$%/ &$. &1.
Suraatma"a, S. Soett"iningsih %111. Diare #&ut dalam Pedoman
Diagnosis dan 'erapi (lmu )esehatan #na& %S"P Sanglah, Denpasar 0 abS ;akarta.
22