BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Barotr Barotraum aumaa adalah adalah kerusa kerusakan kan jaring jaringan an yang yang terjad terjadii akibat akibat kegagal kegagalan an untuk untuk menyamakan tekanan udara antara ruang berudara pada tubuh (seperti telinga tengah) dan tekanan pada lingkungan sewaktu melakukan perjalanan dengan pesawat terbang atau pada saat menyelam. Barotrauma dapat terjadi pada telinga, wajah (sinus), dan paru, dalam hal ini bagian tubuh yang memiliki udara di dalamnya. Barotrauma merupakan segala sesuatu yang diakibatkan oleh tekanan kuat yang tiba-tiba tiba-tiba dalam ruangan ruangan yang berisi udara pada tulang temporal, temporal, yang diakibatkan diakibatkan oleh kegagalan tuba eustakius untuk menyamakan tekanan dari bagian telinga tengah dan terj terjadi adi palin paling g seri sering ng sela selama ma turu turun n dari dari ketin ketingg ggia ian n atau atau naik naik dari dari bawa bawah h air air saat saat menyelam. Barotrauma telinga tengah merupakan cedera terbanyak yang dapat terjadi pada saat menyelam. Hukum Hukum Boyle Boyle menyat menyatakan akan bahwa bahwa suatu suatu penurun penurunan an atau atau peningka peningkatan tan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan suatu volume gas dalam ruang tertutup. Bila gas terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi atau kompresi. Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam tubuh (telinga tengah, paru-paru) menjadi ruang tertututup dengan menjadi buntunya jaras-jaras ventilasi normal.
1.2 Rumusan Masalah
1. pa yang dimaksud dengan barotrauma!
1
". Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan barotrauma ! #. Bagaimana aspek $orensik dan medikolegal pada barotrauma!
1.3 Tujuan 1.3.1. Tu Tujuan juan Umum
%enge %engeta tahu huii tent tentang ang spek spek &edok &edokte tera ran n 'ore 'orens nsik ik dan dan %edi %edikol koleg egal al pada pada Barotrauma
1.3.2. Tujuan husus
1. %engetahui secara umum tentang Barotrauma ".
%eng %enget etah ahui ui
de$i de$ini nisi si,,
etio etiolo logi gi,,
klas klasi$ i$ik ikas asi, i,
anat anatom omii
dan dan
$isi $isiol olog ogi, i,
epidemiologi, pato$isiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan Barotrauma.
BAB II PEMBAHA!AN
2
2.1. De"#n#s# Barotrauma Barotrauma adalah kerusakan kerusakan jaringan jaringan akibat perubahan tekanan tekanan barometrik barometrik
yang terjadi pada saat menyelam atau saat terbang.1 Barotrauma Barotrauma merupakan merupakan segala segala sesuatu yang diakibatkan oleh tekanan kuat yang tiba-tiba dalam ruangan yang berisi udara pada tulang temporal, yang diakibatkan oleh kegagalan tuba eustachius untuk menyamakan tekanan dari bagian telinga tengah dengan adekuat dan terjadi paling sering selama turun dari ketinggian atau naik dari bawah air saat menyelam." Hukum boyle menyatakan bahwa suatu penurunan atau peningkatan p eningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu volume gas dalam ruang tertutup. Bila gas terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi atau kompresi. Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam tubuh (telinga tengah, paru-paru) mejadi ruang tertututup dengan menjadi buntunya jaras-jaras ventilasi normal.1 2.2. 2.2. Et#$l Et#$l$g# $g# %an %an las# las#"#k "#kas as## Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam tubuh menjadi
ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras-jaras ventilasi yang normal." &elainan ini terjadi pada keadaan-keadaan* a. !aat !aat men& men&el elam am +aat seseor seseorang ang menyel menyelam, am, ada bebera beberapa pa tekanan tekanan yang yang berpeng berpengaru aruh h yaitu yaitu tekanan atmos$er dan tekanan hidrostatik. ekanan atmos$er yaitu tekanan yang ada di atas air. ekanan hidrostatik yaitu tekanan yang dihasilkan oleh air yang berada di atas penyelam. Barotrauma dapat terjadi baik pada saat penyelam turun ataupun naik. Diver’s depth gauges digunakan gauges digunakan hanya untuk mengetahui tekanan hidrostatik (kedalaman air) dan berada pada angka nol pada permukaan laut. ni tidak dapat mengetahui 1 atmos$er (1 ) diatasnya. adi , , gauge pressure pressure selalu 1 atmos$er lebih rendah dari tekanan yang sebenarnya dan tekanan absolut.# Tekanan atmosfer ekanan atmos$er yang ada di laut yaitu 1 atmos$er atau 1 bar. 1 tmos$er diperkirakan mendekati dengan 1/ meter kedalaman laut, ## kaki kedalaman air laut, 3
#0 kaki kedalaman air segar, 1 kgcm", 10,2 bsin" psi, 1 bar, 1/1,# kilopascals, 23/ mmHg.# abel 1. ekanan atmos$er dan ekanan Gauge di bawah laut # ekanan bsolute
ekanan 4auge
&edalaman 5aut
1
/ 4
6ermukaan
"
1 4
1/ meter (##$t)
#
" 4
"/ meter (33 $t)
0
# 4
#/ meter (77 $t)
4ambar 1. ekanan di berbagai lapisan bumi (dikutip dari kepustakaan #)
Tekanan Absolut ekanan absolut merupakan tekanan total yang dialami seorang penyelam ketika berada di kedalaman laut yang merupakan jumlah dari tekanan atmos$er yang berada di permukaan air ditambah tekanan yang dihasilkan oleh massa air di atas penyelam (tekanan hidrostatik). ekanan total yang dialami penyelam disebut tekanan absolut. ekanan ini menggambarkan keadaan atmos$er dan dissebur sebagai absolut atmos$er atau .# Tekanan Gauge +eperti yang telah dijelaskan, tekanan hidrostatik pada pada penyelam secara umum diukur dengan suatu tekanan atau depth gauge. +eperti alat ukur yang telah
4
dijelaskan tekanan pada permukaan laut dan mengabaikan tekanan atmos$er (1 ). ekanan gauge dapat diubah menjadi tekanan absolute dengan menambahkan 1 tekanan atmos$er.# Tekanan Parsial 6ada campuran gas, proporsi tekanan total yang dimiliki oleh masing-masing gas disebut sebagai tekanan parsial (bagian atas tekanan). ekanan parsial yang dimiliki oleh masing-masing gas sebanding dengan persentase campuran. +etiap gas memiliki proporsi yang sama dengan tekanan total campuran, seperti proporsinya dalam komposisi campuran. %isalnya, udara pada 1 mengandung oksigen "18, maka tekanan parsial oksigen adalah /,"1 dan udara pada 1 mengandung nitrogen 298, maka tekanan parsial nitrogen adalah /,29 .# Barotrauma pada saat menyelam dapat terjadi pada saat turun ke dalam air yang disebut sebagai squeeze, sedangkan barotrauma pada saat naik ke permukaan air secara cepat disebut reverse squeeze atau overpressure.0 '. !aat (ener'angan +eseorang dalam suatu penerbangan akan mengalami perubahan ketinggian
yang mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan udara sekitar. ekanan udara akan menurun pada saat lepas landas (naikascend ) dan meninggi saat pendaratan (turundescend ). ekanan lingkungan yang menurun, menyebabkan udara dalam telinga tengah mengembang dan secara pasi$ akan keluar melalui tuba auditiva. ika perbedaan tekanan antara rongga telinga tengah dan lingkungan teralu besar, maka tuba auditiva akan menciut. :ntuk memenuhi regulasi tekanan yang adekuat, terjadi perbedaan tekanan telinga tengah dengan tekanan atmos$ir yang besar selama lepas landas dan mendarat, menyebabkan ekstensi maksimal membran tympani. &eadaan ini dapat mengakibatkan pendarahan. 6ada ekstensi submaksimal, akan timbul perasaan penuh dalam telinga dan pada ekstensi maksimal berubah menjadi nyeri.; Berdasarkan letak anatomisnya, barotrauma dapat dibagi menjadi*0 a. Barotrauma elinga Barotrauma telinga luar Barotraumas telinga tengah Barotraumas telinga dalam 5
b. Barotrauma +inus 6aranasalis c. Barotrauma 6ulmonal d. Barotrauma
2.3. Anat$m# %an )#s#$l$g# 2.3.1. Anat$m# Tel#nga +ecara umum telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. elinga luar sendiri terbagi atas daun telinga, liang telinga dan bagian lateral dari membran timpani.
4ambar ". natomi elinga (dikutip dari kepustakaan 3)
=aun telinga di bentuk oleh tulang rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit. &e arah liang telinga lapisan tulang rawan berbentuk corong menutupi hampir sepertiga lateral, dua pertiga lainnya liang telinga dibentuk oleh tulang yang ditutupi kulit yang melekat erat dan berhubungan dengan membran timpani.3 elinga tengah berbentuk seperti kubah dengan enam sisi. elinga tengah terbagi atas tiga bagian dari atas ke bawah, yaitu epitimpanum terletak di atas dari batas atas membran timpani, mesotimpanum disebut juga kavum timpani terletak medial dari membran timpani dan hipotimpanum terletak kaudal dari membran
6
timpani. 'ungsi dari telinga tengah akan meneruskan energi akustik yang berasal dari telinga luar kedalam koklea yang berisi cairan.3 elinga dalam terdiri dari organ kesimbangan dan organ pendengaran. elinga dalam terletak di pars petrosus os temporalis dan disebut labirin karena bentuknya yang kompleks. elinga dalam pada waktu lahir bentuknya sudah sempurna dan hanya mengalami pembesaran seiring dengan pertumbuhan tulang temporal. elinga dalam terdiri dari dua bagian yaitu labirin tulang dan labirin membranosa. 5abirin tulang merupakan susunan ruangan yang terdapat dalam pars petrosa os temporalis (ruang perilim$atik) dan merupakan salah satu tulang terkeras. 5abirin tulang terdiri dari vestibulum, kanalis semisirkularis dan kohlea. >estibulum merupakan bagian yang membesar dari labirin tulang dengan ukuran panjang ; mm, tinggi ; mm dan dalam # mm.3 da tiga buah semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis superior, posterior dan lateral yang terletak di atas dan di belakang vestibulum. &oklea membentuk tabung ulir yang dilindungi oleh tulang dengan panjang sekitar #; mm dan terbagi atas skala vestibuli, skala media dan skala timpani.3
4ambar # . natomi elinga =alam (dikutip dari kepustakaan 3)
2.3.2.
Anat$m# !#nus Paranasal#s
+inus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. da empat pasang sinus paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus
7
$rontal, sinus etmoid dan sinus s$enoid kanan dan kiri. +inus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. +emua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung.2
4ambar 0. natomi +inus 6aranasalis (dikutip dari kepustakaan 2)
2.3.3.
Anat$m# Paru*Paru
6aru‐ paru adalah organ berbentuk spons yang terdapat di dada. 6aru paru kanan memiliki # lobus, sedangkan paru‐ paru kiri memiliki " lobus. 6aru-paru ber$ungsi dalam pertukaran gas antara udara luar dan darah yaitu oksigen dari udara masuk ke darah, dan karbondioksida dari darah ke luar ke udara. 6roses pertukaran gas terjadi melalui lapisan yang terdiri dari epitel alveoli, membran basalis, cairan antarsel endotel kapiler, plasma, membran sel darah merah, dan cairan intrasel darah merah. lveoli paru-paru kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis yang melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler) yang membawa darah yang bebas oksigen (deoxgenated dari jantung. %olekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. +ama halnya dengan karbondioksida yang dilepaskan dari 8
darah ke dalam kantong udara untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari darah.9
4ambar ;. +truktur 6aru-paru dan pertukaran gas di alveoli (dikutip dari kepustakaan 9)
Hukum B$&le Hukum ini menyatakan hubungan antara tekanan dan volume. Hukum Boyle
berbunyi ?>olume suatu gas berbanding terbalik dengan tekanan yang bekerja pada gas tersebut (jika suhu tetap konstan)@. Hal ini berarti, untuk jumlah gas tertentu, jika tekanan meningkat, volume proporsionalnya menurun demikian sebaliknya atau dapat diartikan jika tekanan naik dua kali lipat, berarti volumenya seperdua, demikian sebaliknya. +ecara matematis dapat ditulis* > A 16 (dimana 6* tekanan, dan >* volume). bernilai konstan). adi, jika suatu gas memiliki volume awal >1 dan tekanan awal 61, dan tekanan dan volume tersebut berubah, maka hasil kali volume baru dan tekanan baru yang dihasilkan bernilai sama dengan keadaan awal apabila dikalikan.
9
6ada saat menyelam, tekanan di dalam air atau laut meningkat seiring dengan kedalaman yang ada, konsekuensinya bagi penyelam harus mengurangi volume gas yang adab karena tubuh memiliki banyak ruang untuk udara.# Masalah Pen&elam saat Turun %asalah yang biasa terjadi, misalnya udara di telinga tengah dan sinus
paranasalis akan terdesak dalam suatu volume selama penyelam turun ke di area laut yang lebih dalam. ika perubahan volume ini tidak dikompensasi dengan penambahan udara yang lebih banyak (pemerataan), maka barotraumas pada jaringan akan terjadi. +ebagai contoh, ika tas dengan volume 3 liter udara yang ada di permukaan laut (1 ) dan dibawa pada kedalaman "/ meter (# ), maka volume akan berkurang # kali lipat menjadi " liter. 61 >1 A 6" >" 1 3 A # >" >" A " liter =engan cara yang sama pula ketika seorang penyelam mengambil napas maksimal di permukaan laut dan menyelam sampai kedalaman "/ meter (# ), maka volume udara di paru-parunya berkurang dari 3 liter menjadi " liter. =ada dan paru-paru mengatasi dengan kompresi yang lebih baik daripada kompresi.# Masalah Pen&elam saat Na#k 6enyelam laki-laki biasanya memiliki kapasitas volume udara paru-paru sekitar
3 liter. ika seorang penyelam mengambil napas penuh pada kedalaman "/ meter (# ) dari set scuba dan kembali ke permukaan tanpa menghembuskan napas, maka volume gas di paru-parunya akan meningkat dari volume paru-paru total 3 liter menjadi kapasitas untuk 19 liter udara (3# liter).# 6aru-paru harus memperluas kapasitasnya untuk menampung volume sebanyak 19 liter sehingga dapat menyebabkan titik yang tidak dapat ditoleransi oleh paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan barotrauma pada paru-paru atau pulmonar! barotrauma of ascent .0 Cang terpenting dari Hukum Boyle yaitu bahwa perubahan volume terbesar dekat dengan permukaan laut. Hal ini berarti bahwa bahay terbesar terjadinya
10
barotrauma berada pada daerah permukaan dan ini berlaku baik pada saat penyelam naik ataupun turun.#
4ambar 3. 6erubahan volume dan tekanan gas pada berbagai kedalaman. (dikutip dari kepustakaan # )
Hukum +harles, +ebagian penyelam pasti menyadari bahwa pompa dan kompresor udara yang
digunakan pada saat menyelam menjadi panas saat digunakan. +aat volume gas dikompresi, panas dihasilkan. Hal ini dapat dijelaskan o leh Hukum Dharles. Hukum ini menyatakan bahwa jika tekanan tetap konstan, maka volume dari suatu massa gas bervariasi secara langsung dengan temperature absolute (suhu absolute diperoleh dengan menambahkan "2# untuk suhu dalam derajat celcius). =engan kata lain, pada tekanan tetap, jika gas dipanaskan volume bertambah, dan jika gas didinginkan volumenya berkurang. Hukum Dharles dan Hukum Boyle dapat dikombinasikan dalam Hukum 4as :mum* 6> adalah konstan. Hal ini berarti untuk jumlah gas tertentu, tekanan dikalikan volume dibagi oleh suhu, memiliki nilai yang sama, jadi jika salah satu bervariasi, memiliki e$ek pada kedua $aktor yang lain. ika gas dikompresi, volumenya menurun dan semakin panas. ika gas dipanaskan dan volume dicegah untuk mengalami penambahan, maka tekanan meningkat.#
11
Hukum Dalt$n,s =alam suatu campuran gas, tekanan total diberikan oleh campuran gas tersebut,
yaitu jumlah dari tekanan yang akan diberikan oleh masing-masing gas jika menempati volume total gas tersebut. rtinya, tekanan total adalah jumlah dari tekanan parsial. =engan meningkatnya tekanan (sesuai dengan kedalaman air), sehingga tekanan parsial masing-masing gas meningkat. %isalnya jika udara mengandung sekitar "18 oksigen (<") dan 298 nitrogen (E"), kemudian dalam sampel dari udara pada tekanan tertentu, <" akan berkontribusi "18 dari tekanan total dan E" akan memberikan kontribusi 298.#
4ambar 2. &edalaman laut dan kandungan udara (diambil dari kepustakaan #)
Hukum Henr& Hukum ini menjelaskan tentang kelarutan gas dalam cairan dan menyatakan
bahwa jumlah gas yang akan larut dalam cairan pada suhu tertentu sebanding dengan tekanan parsial gas dalam kontak dengan cairan tersebut. ni berarti bahwa jika tekanan gas dalam cairan meningkat, maka lebih banyak gas akan larut dalam cairan.#
12
4ambar 9. %olekul gas yang terlarut dalam cairan menunjukkan tekanan gas dalam cairan meningkat dari 1 menjadi " (diambil dari kepustakaan #)
Dontoh dari hukum ini dapat dilihat setiap kali minuman ringan bersoda botol dibuka. +elama pembuatan minuman ini, karbondioksida dilarutkan dalam cairan di bawah tekanan dan tutup botol untuk mempertahankan tekanan. &etika botol dibuka dan tekanan dilepaskan, cairan tidak akan membiarkan kelebihan gas dilepaskan sehingga kelebihan gas itu dikeluarkan dalam bentuk gelembunggelembung cairan. 6ada permukaan laut (1) tubuh manusia berisi sekitar 1 liter E" yang terlarut dalam jaringan. +etiap kali seorang penyelam berna$as dan terjadi kompresi udara di kedalaman laut, E" lebih akan larut dalam tubuh karena tekanan parsial E" dalam udara pernapasan meningkat. ni adalah pen yebab pembiusan nitrogen. =alam keadaan tertentu, ketika penyelam kembali kepermukaan, E" ini bisa keluar dalam bentuk gelembung. 4elembung ini menyebabkan cedera jaringan yang merupakan dasar dari penyakit dekompresi.# 2.-. E(#%em#$l$g#
Barotrauma dapat terjadi misalkan pada telinga tengah dapat terjadi saat menyelam ataupun saat terbang. 6erubahan tekanan pada kedalaman 12 kaki pertama di bawah air setara dengan perubahan tekanan pada ketinggian 19./// kaki pertama di atas bumi. =engan demikian, perubahan tekanan lingkungan terjadi lebih cepat pada saat menyelam dibandingkan dengan saat terbang. Hal ini dapat menjelaskan 13
relative tingginya insiden barotrauma pada telinga tengah saat menyelam. Barotrauma telinga tengah dapat terjadi pada penyelaman kompresi udara yaitu dengan menggunakan +D:B "#elf $ontained %nder&ater 'reathing Apparatus atau penyelaman dengan menahan napas. +eringkali terjadi pada kedalaman 1/-"/ kaki. +ekalipun insidens relati$ lebih tinggi pada saat menyelam, masih lebih banyak orang yang bepergian dengan pesawat dibandingkan orang menyelam. 6esawat komersial telah diberi tekanan udara namun hanya sampai 9/// kaki. %aka barotrauma masih mungkin terjadi, namun insidensnya tidak setinggi yang diakibatkan menyelam. Hal ini disebabkan karena pada saat menyelam, untuk mengatasi tekanan yang meningkat, harus dilakukan usaha untuk menyeimbangkan tekanan misalnya melalui %anuver valsalva, sedangkan pada saat naik pesawat komersial, tekanan yang menurun biasanya dapat diseimbangkan secara pasi$. &asus barotrauma di merika +erikat dapat ditemukan pada ","9 kasus per 1/./// penyelaman pada kasus berat. +edangkan pada kasus ringan tidak diketahui karena banyak penyelam tidak mencari pengobatan. Fesiko Barotrauma ini meningkat pada penyelam dengan riwayat asma, selain itu juga meningkat ",; kali pada pasien dengan paten $oramen ovale. &ematian akibat Barotrauma di pesawat militer telah dilaporkan terjadi pada tingkat /,/"0 per juta jam penerbangan. ingkat insiden dekompresi untuk rata-rata penerbangan sipil sekitar #; per tahun. +edangkan pada departemen pertahan ustralia dapat ditemukan 9" insiden per juta jam waktu terbang. +edangkan pada barotrauma akibat menyelam tidak ada in$ormasi yang tersedia di seluruh dunia.#,0 2.. Pat$"#s#$l$g# Hukum Boyle menyatakan bahwa terdapat hubungan antara volume gas dalam
ruangan tertutup dengan tekanan lingkungan sekitar. 6enurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu volume dalam ruangan tertutup. Bila gas terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi atau kompresi. Barotrauma dapat timbul akibat adanya perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar struktur tubuh yang terkait." 14
Barotrauma yang terjadi pada saat penurunan disebut squeeze( +yarat untuk terjadinya squeeze adalah*0
danya ruangan yang berisi udara Fuangan tersebut memiliki dinding yang kuat Fuangan tersebut tertutup Fuangan tersebut memiliki membran dengan suplai darah dari arteri maupun
vena yang memasuki ruangan dari luar danya perubahan tekanan pada lingkungan sekitar secara tiba - tiba
Barotrauma yang terjadi pada saat penyelam naik dari kedalaman secara cepat disebut reverse squeeze atau overpressure. erjadi usaha tubuh untuk mengeluarkan isi dari ruangan untuk menyesuaikan tekanan.0 2./. D#agn$s#s a. namnesis
6ada anamnesis umumnya didapatkan adanya riwayat menyelam atau penerbangan dimana terdapat perubahan cepat pada tekanan lingkungan. +ecara spesi$ik, barotrauma juga dapat ditemukan riwayat ventilasi tekanan positi$ yang mengakibatkan
peningkatan
tekanan paru sehingga menyebabkan
terjadinya
pulmonar! barotrauma.0 6asien dengan barodontalgia biasanya memiliki satu atau lebih keadaan sebagai berikut yaitu karies, in$lamasi periapikal akut maupun kronik, kista gigi residual, sinusitis, maupun riwayat operasi gigi dalam waktu dekat. Fiwayat in$eksi telinga tengah maupun luar juga dapat menjadi penanda barotrauma telinga tengah maupun luar. 6ada sinus barotrauma biasanya pasien memiliki riwayat rhinitis dan polip nasi.#,0 b. 4ejala &linis dan %ekanisme Barotrauma yang terjadi pada saat penurunan disebut squeeze. 4ejala &nilis pada barotrauma bergantung pada daerah yang mengalami gangguan, yaitu sebagai berikut* 1. Barotrauma 6enurunan "#queeze elinga 5uar Barotrauma pada telinga luar dapat terjadi bila telinga bagian luar mengalami obstruksi, sehingga volume gas tertutup yang ada akan dikompresi atau dikurangi selama proses turun ke dalam air. Hal ini dapat terjadi pada pemakaian tudung yang 15
ketat, &ax pada liang telinga, pertumbuhan tulang atau eksostosis atau menggunakan penutup telinga. Biasanya obstruksi pada saluran telinga bagian luar ini akan menyebabkan penonjolan membran timpani disertai perdarahan, s&elling dan hematom pada kulit yang melapisi saluran telinga bagian luar. &ondisi seperti ini dapat ditemukan pada saat menyelam dengan kedalaman sedikitnya " meter.#,7
4ambar 7. Barotrauma penurunan ( squeeze) pada telinga luar (dikutip dari kepustakaan 7)
". Barotrauma 6enurunan "#queeze elinga engah Barotrauma pada telinga tengah merupakan barotrauma yang paling umum. %embran impani merupakan pembatas antara saluran telinga luar dan ruang telinga tengah. 6ada saat penyelam turun, tekanan air meningkat diluar gendang telinga, untuk menyeimbangkan tekanan ini, maka tekanan udara harus mencapai bagian dalam dari gendang telinga, melalui tuba eustachi. &etika tabung eustachi ditutupi oleh mukosa, maka telinga tengah memenuhi empat syarat terjadinya barotrauma (adanya gas dalam rongga, dinding yang kaku, ruang tertutup, penetrasi pembuluh darah). ika seorang penyelam terus turun pada kedalaman, maka akan terjadi ketidakseimbangan tekanan. ika terjadi peningkatan tekanan maka gendang telinga akan terdorong ke dalam, awalnya akan terjadi penekanan gas yang berada pada 16
telinga tengah, sehingga pada batasan tertentu terjadi tekanan pada telinga tengah lebih rendah dari tekanan air diluar, menciptakan vakum relative dalam ruang telinga tengah. ekana negati$ ini menyebabkan pembuluh darah pada gendang telinga dan lapisan pertama telinga tengah akan terjadi kebocoran dan akhirnya dapat pecah. ika terus menurun, selain pecahnya gendang telinga yang menyebabkan udara atau air dapat masuk kedalam telinga tengah untuk menyamakan tekanan, dapat pula terjadi pecahnya pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan ke dalam telinga tengah untuk menyamakan tekanan, dan pendarahan merupakan hal sering terjadi. 4ejala yang dapat ditemukan jika terjadi tekanan pada telinga tengah yaitu nyeri akibat terjadi peregangan pada gendang telinga. Fasa sakit sering dirasakan sebelum pecahnya gendang telinga. 4ejala tersebut dapat sedikit berkurang dengan berhenti untuk menyelam yang lebih dalam dan segera naik beberapa meter secara perlahan. ika penyelaman ke bawah terus berlanjut, meskipun ada rasa sakit, tetap dapat terjadi pecahnya gendang telinga. &etika pecah terjadi, nyeri akan berkurang dengan cepat. &ecuali penyelam memakai pakaian diving dengan topi keras, rongga telinga tengah dapat terkena air ketika pecahnya gendang telinga tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya in$eksi telinga tengah, dan disarankan agar tidak menyelam sampai kerusakan yang terjadi sembuh. 6ada saat membran timpani pecah, penyelam dapat tiba-tiba mengalami vertigo. Hal tersebut dapat menyebabkan disorientasi, mual dan muntah. >ertigo ini terjadi akibat adanya gangguan dari maleus, inkus dan stapes, atau dengan air dingin yang merangsang mekanisme keseimbangan telinga bagian dalam. Barotrauma pada telinga tengah terjadi tidak harus disertai dengan pecahnya membran timpani.#,7
17
4ambar 1/. Barotrauma 6enurunan (+Gueee) pada telinga tengah (dikutip dari kepustakaan 7)
#. Barotrauma 6enurunan "#queeze elinga =alam erjadi bila pada saat penyelam naik ke permukaan dengan cepat sehingga tekanan pada membran timpani diteruskan pada oval dan round window sehingga meningkatkan tekanan telinga dalam. Fuptur oval dan round window dapat terjadi dan mengakibatkan gangguan telingah dalam sehingga gejala yang ditemukan adalah gangguan keseimbangan dan pendengaran seperti vertigo persisten dan kehilangan pendengaran.#,7 4ejala klinis yang biasa terjadi pada barotrauma pada telinga dalam yaitu adanya tinnitus, berkurangnya ketajaman pendengaran, adanya vertigo, disakusis, mual dan muntah.7 0. Barotrauma 6enurunan "#queeze +inus 6aranasalis Barotrauma pada sinus terjadi bila pasase yang menghubungkan sinus dan ruangan lainnya tertutup karena mukosa maupun jaringan. 4ejala yang ditemukan adalah adanya nyeri pada sinus yang terkena dan pendarahan dari hidung yang berasal dari sinus yang terkena.#,1/
;. Barotrauma
4ejala klinis yang terjadi adalah keretakan gigi maupun lepasnya tambalan gigi.# 3. Barotrauma 6enurunan "#queeze 6ulmonal Barotrauma pada paru terjadi saat tidak adanya udara yang dapat masuk ke dalam paru untuk menyesuaikan tekanan dengan lingkungan, seperti pada penyelaman dengan menahan napas. =arah dan cairan tubuh akan mengalir ke paru untuk meningkatkan tekanan sehingga membentuk pembengkakan. 4ejala klinis yang terjadi biasanya $atal dan berupa kompresi dinding dada.#,11 2. Barotrauma 6enurunan "#queeze Iajah dan ubuh erjadi saat penggunaan masker wajah +D:B, masker wajah lain yang menyebabkan pengeluaran udara melalui hidung, maupun pada exposure suit yang mengakibatkan udara terperangkap. 6ada barotrauma wajah, daerah yang mengalami gangguan terberat adalah mata dan kantong mata. 6ada barotrauma tubuh, udara yang terperangkap pada pakaian akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan pendarahan pada daerah tersebut.#,1"
4ambar 1". Barotrauma pada Iajah (diambil dari kepustakaan 1")
. Barotrauma yang terjadi pada saat penyelam naik dari kedalaman secara cepat disebut reverse squeeze atau overpressure. erjadi usaha tubuh untuk mengeluarkan isi dari ruangan untuk menyesuaikan tekanan.
19
dapat terjadi dan mengakibatkan nyeri yang sama dengan squeeze. +ebagai tambahan, dapat terjadi $acial baroparesis dimana peningkatan tekanan mengakibatkan kurangnya suplai darah pada nervus $acialis karena tekanan pada telinga tengah diteruskan ke os temporalis. =ibutuhkan overpressure selama 1/ sampai #/ menit untuk gejala dapat terjadi, dan $ungsi nervus $acialis kembali ke normal setelah ; - 1/ menit setelah penurunan overpressure.#,7 ". Barotrauma saat naik ")verpressure +inus 6aranasalis 4ejala pada overpressure sinus sama dengan squeeze pada sinus.# #. )verpressure 6ulmonal =isebabkan karena ekspansi dari gas yang masuk ke paru - paru saat menyelam. Jkspansi ini bila melebihi kapasitas pengembangan paru akan dipaksakan untuk masuk ke dalam jaringan sekitar dan pembuluh darah sehingga menimbulkan emboli. 4ejala yang ditimbulkan bergantung pada daerah emboli. 4as pada jaringan sekitar paru akan menimbulkan em$isema mediastinum dan subkutis, bahkan pneumothoraks.#,11
20
4ambar 1#. Barotrauma pulmonal ascendens (dikutip dari kepustakaan 11)
c. 6emeriksaan 'isik 6ada peneriksaan $isik ditemukan pembengkakan dan perdarahan pada daerah yang mengalami squeeze maupun overpressure, adanya krepitasi pada em$isema subkutis, dan de$isit neurologis pada pasien dengan emboli gas. d. 6emeriksaan 6enunjang 6emeriksaan yang dilakukan pada penderita barotrauma adalah pemeriksaan lab berupa*
nalisa 4as =arah :ntuk mengevaluasi gradien alveolus-arteri untuk mengetahui terjadinya emboli gas.
=arah 5engkap 6asien yang memiliki hematokrit lebih dari 098 memiliki sekuele neurologis yang persisten selama 1 bulan setelah perlukaan.
&adar +erum Dreatin 6hosphokinase 6eningkatan kadar serum kreatin $os$okinase menandakan peningkatan kerusakan jaringan karena mikroemboli.
2.0. Penatalaksanaan
Ialaupun kasus-kasus ringan dapat diobati dengan menghirup 1//8 <" pada tekanan permukaan, pengobatan terpenting adalah rekompresi. iba di F:B maka rekompresi dengan 1//8 <" dengan tekanan paling sedikit kedalaman 19 meter (",9 ) adalah pilihan utama pada banyak kasus 6=. Bila sesudah 1/ menit penderita belum sembuh sempurna, maka terapi diperpanjang sampai 1// menit dengan diselingi tiap "/ menit bernapas ; menit udara biasa. +etelah ini dilakukan dekompresi dari 19 meter ke 7 meter selama #/ menit dan mengobservasi penderita kemungkinan terjadinya deteriorasi. +elanjutnya penderita dinaikkan kepermukaan 21
selama #/ menit. +eluruh waktu pengobatan dapat berlangsung kurang dari ; jam. Fekompresi mengurangi diameter gelembung sesuai Hukum Boyle dan ini akan menghilangkan rasa sakit dan mengurangi kerusakan jaringan. +elanjutnya gelembung larut kembali dalam plasma sesuai Hukum Henry. <" yang digunakan dalam terapi mempercepat sampai 1/ kali pelarutan gelembung dan membantu oksigenasi jaringan yang rusak dan iskemik. =alam kasus darurat yang jauh dari $asilitas F:B dapat dilakukan rekompresi dalam air untuk mengobati 6= langsung ditempat. Fekompresi dilakukan pada kedalaman maksimum 7 meter selama #/-3/ menit. &ecepatan naik adalah 1 meter tiap 1" menit, dan bila gejalanya kambuh, tetaplah berada di kedalaman tersebut selama #/ menit sebelum meneruskan naik kepermukaan. +etiba dipermukaan, penderita diberi <" selama 1 jam, kemudian berna$as dengan udara selama 1 jam, demikian seterusnya hingga 1" jam. Ialaupun dapat dan telah dilakukan, mengenakan kembali alat selam dan menurunkan penyelam didalam air untuk rekompresi, namun cara ini tidak dapat dibenarkan. &esukaran yang dihadapi adalah penderita tidak dapat menolong dirinya sendiri, tidak dapat dilakukan intervensi medis bila ia memburuk dan terbatasnya suplai gas.
2.. As(ek )$rens#k %an Me%#k$legal (a%a Bar$trauma a. Pemer#ksaan P$st M$rtem 1 R#a&at
22
=engan mengetahui riwayat saat penyelaman dapat membantu untuk menyimpulkan penyebab kematian pada kasus barotrauma. n$ormasi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber diantaranya* 6olisi dan +aksi 1) 5aporan kepolisian ") &esaksian dari penyelam yang lain #) &arakteristik lokasi penyelaman, lamanya, cuaca dan kondisi lain saat kejadian terjadi. 0) &apan penyelaman mulai menemui masalah!, selama penurunan, saat di bagian bawah laut, selama naik pada saat menyelam. ;) pakah penyelam terlalu cepat naik saat menyelam juga perlu dipertanyakan. Fiwayat menyelam korban 1) 'rekuensi dan pengalaman menyelam korban ") +erti$ikasi menyelam #) Fiwayat penyakit penyelam, misalnya adanya riwayat penyakit iskemik jantung, asthma, diabetes, dan epilepsy. 6eralatan 6emeriksaan 1) Berapa banyak udara yang tersisa di dalam tangki! &omposisi! (terutama dalam teknis diving) ") &eberadaan karbon monoksida! #) Fegulator tangki +% termasuk pengujian dalam kondisi yang relevan. 0) =ive computer log down loaded (ini adalah bukti terbaik dari kecepatan pada saat naik) ;) pakah penyelam menggunakan beban terlalu banyak pada sabuk berat badan. utopsi (sebaiknya oleh ahli patologi dengan pengalaman menyelam kematian) 1) D scan tubuh harus dilakukan dalam waktu 9 jam kematian ") emuan otopsi termasuk deskripsi situs dan perkiraan volume gas #) Histologi organ yang relevan khususnya paru-paru, jantung dan otak 0) oksikologi termasuk karbon, alkohol monoksida dan obat 2 Penm(anan tu'uh enaah sering dibawa ke kamar mayat dengan masih menggunakan peralatan
menyelam, pakaian basah, sirip, masker,sabuk berat. &arena e$ek dari isolasi setelan 23
yang basah adalah temuan umum untuk jenaah untuk menunjukkan awal posting perubahan dekomposisi mortem, walaupun pendinginan. 6atologi harus tepat dalam meninjau, mempertimbangkan, dan mendokumentasikan
(termasuk
$otogra$i)
penampilan luar dari tubuh pada saat penerimaan pertama di tempat yang memiliki $asilitas. 3 Pemer#ksaan ra%#$l$g# untuk gas se'aga# 'ag#an %ar# (emer#ksaan ($s m$rtem 6eran pemeriksaan D scan tubuh adalah kontroversial karena tingginya
kejadian pasca-mortem arte$ak gas, sebagian besar post-mortem Ksetelah penyerangan dengan gas beracunK. kumulasi gas penting dapat ditunjukkan dengan kista paru, pneumothoraks, em$isema mediastinum dan gas intravaskuler (6B D4J). 6encitraan harus dilakukan dalam waktu 9 jam dari kematian. 6encitraan yang dilakukan setelah 9 jam sedikit atau tidak ada nilainya. D +can merupakan pemeriksaan yang sensiti$ untuk mendeteksi jumlah gas yang kecil pada tubuh. 6emeriksaan perlu dilakukan dalam waktu 9 jam setelah kematian. D +can akan menunjukkan gas pada arteri serebral dan pada ventrikel kiri dan kanan dari jantung. umlah gas yang kecil pada hati biasanya merupakan hasil dekomposisi. 4as pada vena, sendi, dan jaringa lunak menunjukkan antara pelepasan gas setelah kematian atau dekomposisi. L-ray tegak pada dada dan abdomen dapat digunakan jika D +can tidak tersedia. 6emeriksaan ini akan menunjukkan jumlah gas yang relati$ besar pada ventrikel kanan (air fluid level pada ventrikel kanan atau trunkus pulmonalis), aorta, dan vena pada leher. L-ray pada kepala akan menunjukkan adanya gas pada pembuluh darah cervikal, sedangkan -ray pada ekstremitas akan menunjukkan gas pada vena, sendi, dan jaringan lunak yang menunjukkan dekomposisi atau pelepasan gas setelah kematian. 6ada barotrauma pulmonal dan emboli gas arteri serebralis, ditemukan gas pada arteri serebral dan ventrikel kiri pada jantung. elah disugestikan bahwa pada emboli gas arteri serebralis, emboli gas akan melewati kapiler dan vena dan terperangkap pada vena pulmonalis atau ventrikel kanan. umlah gas yang besar juga dapat 24
ditemukan pada ventrikel kanan pada pelepasan gas setelah kematian, dekomposisi, dan resusitasi. D atau %F dapat berguna pada pendeteksian gelembung karena dekompresi pada medulla spinalis. Ialaupun begitu, adanya gas pada intravaskuler merupakan hal yang umum pada autopsi penyelam dan tidak spesi$ik pada barotrauma dan emboli gas arteri serebral. 6ada pemeriksaan 1# kasus kematian penyelam, gas intravaskuler ditemukan pada 1" dari 1# kasus, sedangkan 0 kasus memiliki riwayat yang kuat untuk adanya emboli gas arteri serebralis, dan # memiliki riwayat yang mungkin menderita emboli gas arteri serebralis. 4as intravaskuler juga dapat disebabkan karena* 1) =ekomposisi Bakteri pada tubuh memproduksi gas setelah kematian. ni dapat ditemukan pada vena porta atau vena hepatika pada 1" jam setelah kematian. ika mayat tidak dimasukkan dalam pendingin, tubuh akan memeperlihatkan gas yang ekstensi$ pada intravaskuler dan jaringa lunak pada #3 jam setelah kematian. Hidrogen dan methane pada gas yang ditemukan mengindikasikan dekomposisi. ") Fesusitasi %engikuti resusitasi dengan tuba endotrakeal dan ventilasi tekanan positi$, ditemukan jumlah gas yang signi$ikan pada jantung yang terdeteksi pada -ray dada pada ; dari 1# kasus kematian pada bukan penyelam. #) 6elepasan gas setelah kematian atau dekompresi post mortem 6ada penyelaman yang dalam, jaringan menyerap nitrogen. ika penyelam naik ke permukaan dengan cepat dan meninggal, atau jika penyelam meninggal pada dasar dan dibawa dengan cepat ke permukaan, gelembung nitrogen akan terbentuk pada jaringan dan pembuluh darah. 6roses ini akan memproduksi gas intravaskuler dan jaringan lunak, dan secara teori dapat diberdakan dengan emboli gas arteri serebralis dengan adanya gas pada otot dan sendi. 6ada prakteknya, sulit untuk mengidenti$ikasi emboli gas arteri serebralis jika pada pasien juga ditemukan adanya dekompresi setelah kematian. 6ercobaan eksperimental
oleh
Dole
et
al menggunakan
domba
mendemonstrasikan bahwa penyelaman selama 0; menit pada kedalaman 19 meter dapat memproduksi gas yang besar pada D scan karena pelepasan gas post mortem 25
pada 9 sampai "0 jam. &esimpulan mereka adalah Kadanya gas pada sistem vaskuler pada kadaver manusia setelah kematian yang berkaitan dengan penyelaman merupakan hal yang diespektasikan dan tidak harus berkaitan dengan emboli gas yang mengikuti barotrauma pulmonal seperti yang sebelumnya dikatakanK. =iagnosis emboli gas arteri serebral hanya dapat dibuat bila adanya riwayat naik ke permukaan air secara cepat dan kehilangan kesadaran setelah sampai ke permukaan. &riteria mayor untuk barotrauma pulmonal dan emboli gas arteri serebral a. Fiwayat naik ke permukaan diikuti oleh kehilangan kesadaran yang tiba - tiba b.
pada saat sampai ke permukaan. Jm$isema meastinal atau subkutaneus yang terbatas pada area perithora dan
c.
atau penumothora. 4as pada bagian kiri dari jantung, sirkulus willisi, arteri koroner atau retina, dimana kemungkinan pelepasan gas setelah kemungkinan jarang terjadi.
&riteria minor a. +ituasi kurang udara atau panik. b. 6enyelam pemula atau pelajar. c. aket penyelam yang terlalu dipompa atau ikat pinggang pemberat yang d. e. -
ditinggalkan Bukti komputer penyelam tetang naik yang cepat ke permukaan. Bukti lain oleh barotrauma, em$isema subkutaneus atau pneumothora. Aut$(s# &ehilangan perlengkapan menyelam harus dicatat, dan perlengkapan harus
disimpan dengan saluran yang tertutup untuk penyegelan gas pernapasan untuk analisis. 6emeriksaan 5uar danya busa pada disekitar hidung atau mulut (cairan edema pulmonal) sering terlihat pada kasus tenggelam. Hal ini cepat hilang sehingga pemeriksaan cepat pada tubuh harus dilakukan. anda - tanda kompresi pada hidung dan atau mulut dan pendarahan kecil pada konjungtiva biasanya mengindikasikan squeeze masker yang menandakan penyelarasan tekanan yang kurang saat turun pada kedalaman. 6emeriksaan membran timpani dengan otoskopi dapat memperlihatkan per$orasi 26
(biasanya pada penurunan). 4igitan pada bibir atau lidah dapat mengindikasikan fitting (periksa juga mouthpiece). 6erdarahan, abrasi, dan lebam pada wajah dan ekstremitas menunjukkan perlukaan yang terjadi sebelum sirkulasi berhenti.ni dapat terjadi karena trauma oleh batu, atau gigitan binatang.&erusakan setelah kematian oleh lingkungan dapat dideteksi dengan tidak adanya perdarahan pada jaringan lunak sekitarnya. 6emotongan nisial Fekomendasi dahulu adalah diseksi pada kranium dan dada di dalam air, untuk mendeteksi adanya gas pada kepala dan dada. etapi proses ini sulit dan memerlukan perlengkapan yang terspesialisasi, dan memiliki hasil yang dubia sehingga pemeriksaan radiologi lebih digunakan daripada diseksi dalam air. 6embukaan 6rimer pada dada yang terelevasi dan aspirasi jantung ni dilakukan setelah dokumentasi gas melalui D atau -ray. 6enahan leher ditempatkan dibawah bahu sehingga dada terelevasi sehingga gas akan tertumpuk pada traktus out$low dari ventrikel kanan dan aorta proksimalis. &ulit leher dan dada dire$leksi dengan hati-hati dengan menghindari pemotongan pembuluh darah leher. +ternum dikeluarkan dengan memotong kartolago kosta dengan scalpel dan saccus perikardialis dibuka dengan gunting. &eempat ruangan pada jantung kemudian diaspirasi dengan penempatan jarum suntik pada bagian teratas jantung dan volume gas pada tiap ruangan jantung diukur. 4as ini kemudian dibandingkan dengan hasil D dan -ray. &epala dan 5eher ika dada dibuka sebelum kepala, arteri karotis harus diikat pada dasar leher. &epala kemudian dibuka dan adanya gas pada arteri serebralis dicatat. %embran timpani harus diperiksa untuk melihat adanya per$orasi menggunakan ostoskopi. ika terdapat kerusakan membran timpani atau ada bukti lain gangguan pada telinga tengah atau dalam, telinga tengah dan dalam harus diperiksa dan idealnya dikeluarkan, untuk kemudian diperiksa dan dilihat kerusakannya. 6emeriksaan nuropati pada otak dianjurkan untuk dilakukan. 6ada beberapa kasus emboli gas arteri 27
serebralis, terdapat perdarahan perivaskuler pada batang otak dan dasar ventrikel keempat, walaupun signi$ikansi tidak tetap. Iaktu minimum untuk $iksasi $ormalin pada otak untuk pemeriksaan neuropatologis yang optimal adalah sekitar 09 jam immersi pada "/8 $ormalin. ika pemeriksaan neuropatologi pada otak tidak dapat dilakukan, pemeriksaan pada otak yang segar harus dilakukan dengan sistematis dan hati-hati. ika resusitasi awalnya berhasil dan penyelam bertahan hidup untuk sementara waktu sebelum kematian, perubahan patologis pada otak dan medulla spinalis lebih dapat terjadi. =ada dan bdomen 6enemuan gas pada jantung, vena kava in$erior, dan vena porta telah dideskripsikan di atas. 6aru-paru yang overexpanded yang menutupi jantung dan menunjukkan immersi dari kosta dapat ditemukan pada tenggelam dan kondisis dimana adanya pemerangkapan udara peri$er seperti asma dan aspirasi dalam pada muntahM hal ini juga dapat merupakan karakteristik dari resusitasi. danya air pada abdomen dan edema pada paru dan trakea menandakan adanya tenggelam. 6aru dapat diin$lasi dengan udara di dalam air untuk menemukan kebocoran paru yang menunjukkan adanya barotrauma pulmonal. antung harus diperiksa dengan teliti untuk mendeteksi aterosklerosis koroner dan kelainan jantung lainnya yang dapat menyebabkan kematian tiba-tiba. 'oramen ovale pada jantung harus periksa patensinya karena hal ini dapat menyebabkan tejadinya emboli gas paradoksis. +istem %uskulo-+keletal =ulunya pemeriksaan kepala $emur untuk nekrosis avaskuler dilakukan pada penyelam komersial dan karir, tetapi hal ini sekarang jarang diperiksa dan hanya diperiksa bila ada kelainan radiologis. Histologis 6emeriksaan histologis yang komprehensi$ pada semua organ harus dilakukan. 6enyelam yang tetap hidup beberapa jam seblum kematian dapat menunjukkan
28
patologis pada jantung dan sistem sara$ pusat seperti in$ak kecil pada otot jantung dan medulla spinalis.1#
BAB III PENUTUP
3.1. es#m(ulan
Barotrauma merupakan segala sesuatu yang diakibatkan oleh tekanan kuat yang tiba-tiba dalam ruangan yang berisi udara pada tulang temporal, yang diakibatkan oleh kegagalan tuba eustachius untuk menyamakan tekanan dari bagian telinga tengah dengan adekuat dan terjadi paling sering selama turun dari ketinggian atau naik dari bawah air saat menyelam. Barotrauma dapat terjadi saat menyelam dan saat penerbangan. Hukum Boyle menyatakan hubungan antara tekanan dan volume. Hukum Boyle berbunyi ?>olume suatu gas berbanding terbalik dengan tekanan yang bekerja pada gas tersebut (jika suhu tetap konstan)@. Hal ini berarti, untuk jumlah gas tertentu, jika tekanan meningkat, volume proporsionalnya menurun demikian sebaliknya atau dapat diartikan jika tekanan naik dua kali lipat, berarti volumenya seperdua, demikian sebaliknya. 6ada anamnesis umumnya didapatkan adanya riwayat menyelam atau penerbangan dimana terdapat perubahan cepat pada tekanan lingkungan. Barotrauma dapat terjadi pada telinga, barotrauma telinga luar, barotrauma telinga tengah, barotrauma telinga dalam, barotrauma sinus paranasalis, barotrauma pulmonal, dan barotrauma odontalgia. 6emeriksaan yang dapat dilakukan yaitu analisis gas darah, darah lengkap, dan kadar serum creatin phosphokinase.
29
:ntuk pemeriksaan autopsi dapat dilakukan pada post morte dengan pemeriksaan yang teliti dan sistematis.
DA)TAR PU!TAA
1. dams, 4eorge 5, %=, et al. Barotrauma dalam B