BAB I PENDAHULUAN
Transfusi darah adalah salah satu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan. Namun transfusi bukanlah tanpa resiko, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk memperlancar tindakan transfus transfusi, i, namun namun efek sampin samping g reaksi reaksi transf transfusi usi atau infeksi infeksi akibat akibat transfu transfusi si tetap tetap mungkin terjadi. Maka bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya, indikasinya perlu diperketat. Apabil Apabilaa memung memungkin kinkan kan,, masih masih perlu perlu dicari dicari alternat alternatif if lain lain untuk untuk mengurangi penggunaan transfusi darah. Pemberian komponen-komponen darah yang diperlukan saja lebih dibenarkan dibandingkan dengan pemberian darah lengkap (hole blood!. "#$ Global Global Database on Blood Safety melaporkan baha %&' populasi dunia berada di negara maju dan sebanyak &' telah memakai darah donor yang aman, sedangkan &' populasi dunia yang berada di negara berkembang hanya %&' memakai darah donor yang aman. "#$ telah mengembangkan strategi untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan risiko tranfusi. )trategi tersebut terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional* pengumpulan darah hanya dari donor sukarela dari dari popula populasi si risiko risiko rendah rendah,, pelaksa pelaksanaa naan n skrini skrining ng terhad terhadap ap semua semua darah darah donor donor dari dari penyebab infeksi, antara lain #+, #+, irus hepatitis, sifilis dan lainnya, serta pelayanan laboratorium yang baik di semua aspek, termasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen, penyimpanan dan transportasi darahkomponen darah, mengurangi trans transfu fusi si dara darah h yang yang tida tidak k perlu perlu deng dengan an pene penentu ntuan an indi indika kasi si tran transf sfus usii dara darah h dan dan komponen darah yang tepat, dan indikasi cara alternatif transfusi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Definisi
Transfusi darah adalah salah satu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkula sirkulasi si darah darah resipien resipien sebagai sebagai upaya upaya pengob pengobatan atan yang yang diberi diberikan kan secara secara intra intraena ena melalui melalui pembul pembuluh uh darah. darah. /arah /arah yang yang dipind dipindahk ahkan an dapat dapat berupa berupa darah darah lengkap lengkap dan kompon komponen en darah. darah. Trans Transfusi fusi darah darah dapat dapat dikelom dikelompok pokkan kan menjad menjadii % golong golongan an utama utama berdasarkan sumbernya,yaitu transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. )edangkan transfusi autologus adalah darah yang disimpan berasal dari tubuh donor sendiri sendiri yang diambil 0 unit beberapa beberapa hari sebelumnya sebelumnya,, dan setelah 0 hari ditransferkan ditransferkan kembali ke pasien.
2.2 Tujuan Transfusi Transfusi Darah 1. Memperbaiki kemampuan mengangkut oksigen 2. Mengembalikan olume cairan yang keluar 3. Memperbaiki faal pembekuan darah 1. Memperbaiki kemampuan fagositosis dan menambah sejumlah protein dalam darah
2.3 Indikasi Transfusi Darah
2. Perdarahan akut sampai #b 3 gr' atau #t 30&' Pada orang tua, kelainan paru, kelainan jantung #b 32& gdl %. 4edah mayor kehilangan darah 5%&' olume darah 0. Pada bayi anak yang kehilangan darah dara h 526'. Pada bayi anak, jika kehilangan kehilangan darah hanya hanya 2&-26' 2&-26' dengan dengan kadar #b normal tidak perlu transfusi darah, cukup dengan diberi cairan kristaloid atau koloid, sedang 526' 5 26' perlu transfusi karena terdapat gangguan pengangkutan pengangkutan oksigen. 1. Pada orang deasa yang kehilangan darah sebanyak 0&'. 7ehilangan 7ehilangan darah sampai %&' dapat menyebabkan gangguan faktor pembekuan
2. K!asifikasi Perdarahan
2
2." Darah dan K#$%#nen Darah
8enis 9olongan /arah A4$ Jenis 9olongan A 9olongan 4 9olongan A4 9olongan $
An&i'#di Anti 4 Anti A ( Anti A, Anti 4
Kekera%an
16' ' 1' resipien uniersal 10' donor uniersal
)#!u$e Darah Usia Permatur ;ukup bulan Anak kecil Anak besar /easa Pria "anita
$!*k+BB :6 6 & <6-&
<6 =6
2. /arah >engkap Whole Blood (WB) 3
/arah lengkap ini berisi sel darah merah, leukosit, trombosit dan plasma. )atu unit kantong darah lengkap berisi 16& ml darah dan =0 ml antikoagulan. /i +ndonesia satu kantong darah lengkap berisi %6& ml darah dengan 0< ml antikoagulan. )uhu simpan antara 2-=
&
;. lama simpan dari darah lengkap ini tergantung dari
antikoagulan yang dipakai pada kantong darah, pada pemakaian sitrat fosfat dektrose (;P/! lama simpan adalah %2 hari, sedangkan dengan ;P/ adenine (;P/A! adalah 06 hari. /arah lengkap ada 0 macam, yaitu? a! /arah lengkap segar, umurnya 31 jam b! /arah lengkap baru, umurnya 3 = hari c! /arah lengkap biasa, umurnya 506 hari /arah lengkap diberikan dengan golongan A4$ dan @h yang diketahui. /iberikan pada penderita yang mengalami perdarahan akut, syok hipoolemik, bedah mayor dengan perdarahan 526&& ml. +ndikasi? 2. Penggantian olume pada pasien dengan syok hemoragik, trauma atau luka bakar %. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari %6' dari olume darah total.
2. Packed Red Cell P@; berasal dari darah lengkap yang disedimentasikan selama penyimpanan, atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. )ebagian besar (%0! dari plasma dibuang. )atu unit P@; berisi %1&-01& ml dengan #t <6-&' dan #b %1 grdl. ntuk menaikkan #b 2 grdl diperlukan packed cells 1 mlkg atau 2 unit dapat menaikkan kadar #t 0-6'. Packed cells digunakan pada perdarahan lambat, anemia atau pada kelainan jantung )ecara umum pemakaian P@; ini dipakai pada pasien anemia yang tidak disertai penurunan olume darah, misalnya pasien dengan anemia hemolitik, anemia hipoplastik kronik, leukemia akut, leukemia kronik, penyakit keganasan, talassemia, gagal ginjal kronis, dan perdarahan-perdarahan kronis dengan tanda Boxsygen need C (rasa sesak, mata berkunang, palpitasi, pusing, dan gelisah!. P@; diberikan sampai tanda oxsygen need hilang. 4iasanya pada #b -2& grdl. 7euntungan transfusi P@; dibanding darah lengkap ? 4
a. 7emungkinan oerload sirkulasi menjadi minimal b. @eaksi transfusi akibat komponen plasma menjadi minimal. c. @eaksi transfusi akibat antibodi donor menjadi minimal. d. Dfek samping akibat olume antikoagulan yang berlebihan menjadi minimal. e. Meningkatnya daya guna pemakaian darah karena sisa plasma dapat dibuat menjadi komponen-komponen yang lain. 7erugian P@; adalah masih cukup banyak plasma, leukosit, dan trombosit yang tertinggal sehingga masih bisa terjadi sensitisasi yang dapat memicu timbulnya pembentukan antibodi terhadap darah donor. ntuk mengurangi efek samping komponen non eritrosit maka dibuat P@; yang dicuci (washed P@;!.
3. )el darah merah Pekat /engan )edikit >eukosit (Packed Red Blood Cell e!kocytes Red!ced) )etiap unit sel darah merah pekat mengandung 2-0 E 2& : leukosit. "#e$%can "ssoc%at%on of Blood bank Standa$d fo$ &$ansf!s%on Se$'%ces menetapkan baha sel darah merah yang disebut dengan sedikit leukosit jika kandungan leukositnya kurang dari 6E2&= leukositunit. )el darah ini dapat diperoleh dengan cara pemutaran, pencucian sel
darah merah dengan garam fisiologis, dengan filtrasi
atau
degliserolisasi sel darah merah yang disimpan beku. 7arena pada pembuatannya ada sel darah merah yang hilang, maka kandungan sel darah merah kurang dibandingkan dengan sel darah merah pekat biasa. )uhu simpan 2-= &;, sedang masa simpan tergantung pada cara pembuatannya. 4ila pemisahan leukosit dilakukan dengan memakai kantong ganda (system tertutup! masa
simpannya
sama
dengan
darah lengkap
asalnya,
tapi
bila
dengan
pencucianfiltrasi (system terbuka! produk ini harus dipakai secepatnya (dalam %1 jam!.
1. )el /arah Merah Pekat ;uci (Packed Red Blood Cell Washed)
5
/ibuat dari darah utuh yang dicuci dengan normal saline sebanyak tiga kali untuk menghilangkan antibodi. "ashed P@; hanya dapat disimpan selama 1 jam pada suhu 1o;, karena itu harus segera diberikan. )el darah merah yang dicuci dengan normal salin memiliki hematokrit <&-& ' dengan olume 2& ml. Pencucian dengan salin membuang hampir seluruh plasma (:'!, menurunkan konsentrasi leukosit, dan trombosit serta debris. 7arena pembuatannya biasanya dilakukan dengan system terbuka maka komponen ini hanya dapat disimpan dalam 1 jam dalam suhu 2-= &;. . )el /arah Merah Pekat 4eku Fang /icuci (Packed Red Blood Cell $o*en+ Packed Red Blood Cell Deglyce$ol%*ed) )el darah merah beku ini dibuat dengan penambahan gliserol suatu sediaan krioprotektif terhadap darah yang usianya kurang dari = hari. /arah ini kemudian dibekukan pada suhu -=6&; atau -%&& &; (tergantung sediaan gliserol! dan dapat disimpan selama 2& tahun. 7arena pada proses penyimpanan beku, pencairan dan pencuciannya ada sel darah merah yang hilang maka kandungan sel darah merah minimal &' dari jumlah sel darah merah pekat asal, demikian pula hematokrit kurang lebih <&-&'. Proses pencucian dapat menggunakan larutan glukosa dan salin. )uhu simpan 2-= &; dan tidak boleh digunakan lebih dari %1 jam karena proses pencucian biasanya memakai system terbuka. =. >eukosit9ranulosit konsentrat /iberikan pada penderita yang jumlah leukositnya sangat turun, infeksi yang tidak membaik dan tidak sembuh dengan pemberian antibiotik, kualitas leukosit menurun. 7omponen ini dibuat dari seorang donor dengan metode pemutaran melalui hemonetic G0&. /engan alat ini darah dari donor dilakukan pemutaran terus-menerus, memisahkan dan mengumpulkan b!ffycoat yang banyak mengandung granulosit limfosit dan platelet kemudian dicampur dengan larutan sitrat sebagai antikoagulan yang akhirnya dilarutkan dalam plasma. +ndikasi ? a. Penderita neutropenia dengan febris yang tinggi yang gagal dengan antibiotik b. Anemia aplastik dengan lekosit kurang dari %&&&ml c. Penyakit-penyakit keganasan lainnya. 6
)aat yang tepat untuk pemberian transfusi granulosit, masih belum pasti. mumnya para klinisi menganjurkan pemberian transfusi granulosit pada penderita neutropenia dengan demam tinggi dan gagal diobati dengan antibiotik yang adekuat lebih dari 1 jam. Dfek pemberian transfusi granulosit tampak dari penurunan suhu badan penderita terjadi pada 2-% jam setelah transfusi.
<. Trombosit Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan pembentukan th$o#bocyte ant%body pada penderita. Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositopenia. 7omponen trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 0 hari. +ndikasi pemberian komponen trombosit ialah ? a. )etiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnya kurang dari 6&.&&&mm 0. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura, leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, /+; dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitostatika terhadap tumor ganas. b. )plenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah.
. Plasma biasa dan Plasma )egar 4eku ( $esh $o*en Plas#a! )atu unit plasma biasa berisi %&& ml diperoleh dari mengendapkan darah lengkap selama <% jam. )emua factor pembekuan ada kecuali faktor dan faktor +++. Pada pleasma segar beku (HHP! faktor dan faktor +++ tetap aktif. Plasma segar diberikan biasanya setlah transfuse darah massif, setelah terapi arfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. /ari %6& ml darah utuh diperoleh 2%6 ml plasma. Plasma banyak digunakan untuk mengatasi gangguan koagulasi yang tidak disebabkan oleh trombositopenia, mengganti plasma yang hilang, defisiensi imunoglobulin dan oerdosis obat antikoagulans (arfarin,dsb!. Plasma tersedia dalam berbagai bentuk sediaan sebagai berikut ? Plasma segar (Hresh Plasma! •
7
/ari darah utuh segar (3= jam!. 4erisi semua faktor pembekuan (juga faktor labil! •
dan trombosit. #arus diberikan dalam = jam. Plasma )egar 4eku (Hresh HroIen Plasma! /idapat dari pemisahan darah segar (darah donor kurang dari = jam! dengan metode pemutaran, kemudian dibekukan dan disimpan pada temperatur -0& &;. 7arena dibuat dari darah segar, maka hampir semua faktor-faktor pembekuan masih utuh selama penyimpanan G0& &; kecuali trombosit. Tapi bila disimpan pada temperatur 1o;, maka semua faktor pembekuan yang labil itu akan rusak menjadi plasma biasa. 7riteria pemberian Hresh HroIen Plasma ? a. Perdarahan menyeluruh yang tidak dapat dikendalikan dengan jahitan bedah atau kauter. b. Peningkatan PT atau PTT minimal 2,6 kali dari normal. c. #itung trombosit lebih besar dari <&.&&&mm0 (untuk menjamin baha trombositopenia bukan merupakan penyebab perdarahan!. A)A merekomendasikan pemberian HHP dengan mengikuti petunjuk berikut ? a. )egera setelah terapi arfarin b. ntuk koreksi defisiensi faktor koagulasi yang mana untuk faktor yang spesifik tidak tersedia. c. ntuk koreksi perdarahan mikroaskuler seaktu terjadi peningkatan 52,6 kali nilai normal PT atau PTT d. ntuk koreksi perdarahan sekunder mikroaskuler yang meningkat akibat defisiensi faktor koagulasi pada pasien yang ditransfusi lebih dari satu unit olume darah dan jika PT dan PTT tidak dapat diperoleh saat dibutuhkan. e. HHP sebaiknya diberikan dalam dosis yang diperhitungkan mencapai suatu konsentrasi plasma minimum 0&' (biasanya tercapai dengan pemberian 2&-26 mlkg!, kecuali setelah pemberian arfarin yang mana biasanya cukup antara 6- mlkg. f. HHP dikontraindikasikan untuk peningkatan olume plasma atau konsentrasi
•
albumin. Plasma biasa (Plasma )impan! Mengandung faktor stabil fibrinogen, albumin, dan globulin. /idapat dari dari darah lengkap yang telah mengalami penyimpanan. /ari %6& cc darah lengkap diperoleh 2%6 cc plasma. /apat bertahan selama % bulan pada suhu 1 o;. +ndikasi ? a. ntuk mengatasi keadaan syok (sebelum darah datang!. b. Memperbaiki olume sirkulasi darah. c. Mengganti protein plasma yang hilang pada luka bakar yang luas. d. Mengganti dan menambah jumlah faktor-faktor tertentu yang hilang misalnya fibrinogen, albumin, dan globulin. Plasma diberikan pada kehilangan plasma misalnya dengue hemoragik feer, atau luka bakar yang luas. /osis pemberian tergantung keadaan klinis. mumnya 8
diberikan 2&-26 mlkg44hari. #ati-hati pada orang tua, karena kemungkinan terjadinya payah jantung atau oerload sirkulasi. +ndikasi ini sekarang tidak dianjurkan lagi karena lebih aman menggunakan terapi larutan koloid atau albumin yang bebas resiko transmisi penyakit. :.
;ryopresipitate 7omponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor +++, faktor pembekuan J+++, faktor on "illbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan karena kurangnya faktor +++ di dalam darah penderita hemophilia A. ;ara pemberian ialah dengan menyuntikkan intraena langsung, tidak melalui tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu kamar. )uhu simpan -2K; atau lebih rendah dengan lama simpan 2 tahun, ditransfusikan dalam aktu = jam setelah dicairkan. Dfek samping berupa demam, alergi. )atu kantong (0& ml! mengadung <6-& unit faktor +++, 26&-%&& mg fibrinogen, faktor on ilebrand, faktor J+++. +ndikasi ? -
#emophilia A Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi
-
Penyakit on ilebrand
2&. 7onsentrat Haktor +++ (Haktor +++ consentrate! 7onsentrate factor +++ dibuat dari plasma manusia atau diproduksi melalui teknologi rekombinan. 7onsentrate factor +++ ini dibuat dengan proses fraksinasi dari plasma yang dikumpulkan dan dibekukan segera setelah pengambilan darah. )emua produk dibuat steril, stabil, murni dan beku kering.
22. 7onsentrat Haktor +J /ua konsentrat H +J sekarang tersedia sebagai hasil rekombinan. )ediaan ini steril, stabil dan kering beku sebagai hasil dari fraksinasi plasma yang dikumpulkan. 7ompleks H +J merupakan sediaan yang mengandung selain H +J juga sejumlah H ++, ++, J dan beberapa protein.
9
2%. Albumin /an Hraksi Protein Plasma Albumin merupakan deriat plasma yang diperoleh dari darah lengkap atau plasmafaresis, terdiri dari :=' albumin dan 1' globulin dan beberapa protein lain yang dibuat dengan proses fraksinasi alkohol dingin. /eriat ini kemudian dipanaskan =& &; selama 2& jam sehingga bebas irus. Hraksi protein plasma adalah produk yang sama dengan albumin hanya dalam pemurniannya lebih kurang dibandingkan dengan albumin dalam proses fraksinasi. Hraksi protein plasma ini mengandung 0' albumin dan 2<' globulin. 20. +mmunoglobulin +mmunoglobulin biasanya dibuat melalui proses fraksinasi dengan etanol dingin dari plasma yang dikumpulkan. 4erisi immunoglobulin 9 (+g9! dengan sedikit +gA dan +gM. Terdapat dua sediaan yakni intramuscular (+M! dan intraena (+!. Pada sediaan +M, produk ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu pada pemberiannya diperlukan aktu 1-< hari untuk mencapai kadar puncak dalam plasma, dosis maksimum yang dapat diberikan dibatasi oleh massa otot dan pada pemberiannya menyebabkan nyeri. )ediaan +M saat ini diberikan hanya untuk profilaksis. )ediaan ini merupakan larutan steril dengan konsentrasi protein kurang lebih 2=,6 gdl.
21. @h +mmune 9lobulin @h+9 dibuat dari plasma yang dikumpulkan dan mengandung +g9 anti /. terdapat dua sediaan yaitu +M dan +. )ediaan + dosis 2%& ug dan 0&& ug telah disetujui oleh H/A untuk supresi imun terhadap antigen / dan untuk pengobatan +TP.
2., K#$%!ikasi Transfusi Darah
@isiko transfusi darah sebagai akibat langsung transfusi merupakan bagian situasi klinis yang kompleks. 8ika suatu operasi dinyatakan potensial menyelamatkan nyaa hanya bila didukung dengan transfusi darah, maka keuntungan dilakukannya transfusi jauh lebih tinggi daripada risikonya. )ebaliknya, transfusi yang dilakukan pasca bedah pada pasien yang stabil hanya memberikan sedikit keuntungan klinis atau sama sekali tidak menguntungkan. /alam hal ini, risiko akibat transfusi yang didapat mungkin tidak
10
sesuai dengan keuntungannya. @isiko transfusi darah ini dapat dibedakan atas reaksi cepat, reaksi lambat, penularan penyakit infeksi dan risiko transfusi masif. 2. @eaksi Akut @eaksi akut adalah reaksi yang terjadi selama transfusi atau dalam %1 jam setelah transfusi. @eaksi akut dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang-berat dan reaksi yang membahayakan nyaa. @eaksi ringan ditandai dengan timbulnya pruritus, urtikaria dan $ash. @eaksi ringan ini disebabkan oleh hipersensitiitas ringan. @eaksi sedang-berat ditandai dengan adanya gejala gelisah, lemah, pruritus, palpitasi, dispnea ringan dan nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan adanya arna kemerahan di kulit, urtikaria, demam, takikardia, kaku otot. @eaksi sedang berat biasanya disebabkan oleh hipersensitiitas sedang-berat, demam akibat reaksi transfusi non-hemolitik (antibodi terhadap leukosit, protein, trombosit!, kontaminasi pirogen danatau bakteri. Pada reaksi yang membahayakan nyaa ditemukan gejala gelisah, nyeri dada, nyeri di sekitar tempat masuknya infus, napas pendek, nyeri punggung, nyeri kepala, dan dispnea. Terdapat pula tanda-tanda kaku otot, demam, lemah, hipotensi (turun L%&' tekanan darah sistolik!, takikardia (naik L%&'!, hemoglobinuria dan perdarahan yang tidak jelas. @eaksi ini disebabkan oleh hemolisis intraaskular akut, kontaminasi bakteri, syok septik, kelebihan cairan, anafilaksis dan gagal paru akut akibat transfusi. @eaksi hemolitik terjadi dengan kekerapan 2?=&&& akibat destruksi eritrosit-donor oleh antibodi-resipien dan sebaliknya. 8ika jumlah transfuse 36' olume darah, reaksi tak begitu gaat. Pada pasien sadar ditandai oleh demam, menggigil, nyeri dada-panggul, dan mual. Pada pasien dalam anestesi ditandai oleh demam, takikardi tak jelas asalnya, hipotensi, perdarahan merembes di daerah operasi, syok, spasme bronkus dan selanjutnta #b-uria, ikterus dan B$enal sh!t downC
a. #emolisis intraaskular akut @eaksi
hemolisis
intraaskular
akut adalah reaksi
yang disebabkan
inkompatibilitas sel darah merah. Antibodi dalam plasma pasien akan melisiskan sel darah merah yang inkompatibel. Meskipun olume darah inkompatibel hanya sedikit (2&-6& ml! namun sudah dapat menyebabkan reaksi berat. )emakin banyak olume darah yang inkompatibel maka akan semakin meningkatkan risiko. 11
Penyebab terbanyak adalah inkompatibilitas A4$. #al ini biasanya terjadi akibat kesalahan dalam permintaan darah, pengambilan contoh darah dari pasien ke tabung yang belum diberikan label, kesalahan pemberian label pada tabung dan ketidaktelitian memeriksa identitas pasien sebelum transfusi. )elain itu penyebab lainnya adalah adanya antibodi dalam plasma pasien melaan antigen golongan darah lain (selain golongan darah A4$! dari darah yang ditransfusikan, seperti sistem +dd, 7ell atau /uffy. 8ika pasien sadar, gejala dan tanda biasanya timbul dalam beberapa menit aal transfusi, kadang-kadang timbul jika telah diberikan kurang dari 2& ml. 8ika pasien tidak sadar atau dalam anestesi, hipotensi atau perdarahan yang tidak terkontrol mungkin merupakan satu-satunya tanda inkompatibilitas transfusi. Pengaasan pasien dilakukan sejak aal transfusi dari setiap unit darah. b. 7elebihan cairan 7elebihan cairan menyebabkan gagal jantung dan edema paru. #al ini dapat terjadi bila terlalu banyak cairan yang ditransfusikan, transfusi terlalu cepat, atau penurunan fungsi ginjal. 7elebihan cairan terutama terjadi pada pasien dengan anemia kronik dan memiliki penyakit dasar kardioaskular.
c. @eaksi anafilaksis @isiko meningkat sesuai dengan kecepatan transfusi. )itokin dalam plasma merupakan salah satu penyebab bronkokonstriksi dan asokonstriksi pada resipien tertentu. )elain itu, defisiensi +gA dapat menyebabkan reaksi anafilaksis sangat berat. #al itu dapat disebabkan produk darah yang banyak mengandung +gA. @eaksi ini terjadi dalam beberapa menit aal transfusi dan ditandai dengan syok (kolaps kardioaskular!, distress pernapasan dan tanpa demam. Anafilaksis dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan cepat dan agresif. d. ;edera paru akut akibat transfusi (&$ansf!s%on,assoc%ated ac!te l!ng %n-!$y T@A>+! ;edera paru akut disebabkan oleh plasma donor yang mengandung antibodi yang melaan leukosit pasien. 7egagalan fungsi paru biasanya timbul dalam 2-1 jam sejak aal transfusi. Tidak ada terapi spesifik, namun diperlukan bantuan pernapasan di ruang raat intensif.
12
%. @eaksi >ambat a. @eaksi hemolitik lambat @eaksi hemolitik lambat timbul 6-2& hari setelah transfusi dengan gejala dan tanda demam, anemia, ikterik dan hemoglobinuria. @eaksi hemolitik lambat yang berat dan mengancam nyaa disertai syok, gagal ginjal dan /+; jarang terjadi. Pencegahan dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium antibodi sel darah merah dalam plasma pasien dan pemilihan sel darah kompatibel dengan antibodi tersebut.
b. Purpura pasca transfusi Purpura pasca transfusi merupakan komplikasi yang jarang tetapi potensial membahayakan pada transfusi sel darah merah atau trombosit. #al ini disebabkan adanya antibodi langsung yang melaan antigen spesifik trombosit pada resipien. >ebih banyak terjadi pada anita. 9ejala dan tanda yang timbul adalah perdarahan dan adanya trombositopenia berat akut 6-2& hari setelah transfusi yang biasanya terjadi bila hitung trombosit 32&&.&&&u>. Penatalaksanaan penting terutama bila hitung trombosit 6&.&&&u> dan perdarahan yang tidak terlihat dengan hitung trombosit %&.&&&u>. Pencegahan dilakukan dengan memberikan trombosit yang kompatibel dengan antibodi pasien.
c. Penyakit g$aft,'e$s!s,host 7omplikasi ini jarang terjadi namun potensial membahayakan. 4iasanya terjadi pada pasien imunodefisiensi, terutama pasien dengan transplantasi sumsum tulang dan pasien imunokompeten yang diberi transfusi dari indiidu yang memiliki tipe jaringan kompatibel (#>A? h!#an le!cocyte ant%gen!, biasanya yang memiliki hubungan darah. 9ejala dan tanda, seperti demam, $ash kulit dan deskuamasi, diare, hepatitis, pansitopenia, biasanya timbul 2&-2% hari setelah transfusi. Tidak ada terapi spesifik, terapi hanya bersifat suportif.
d. 7elebihan besi Pasien yang bergantung pada transfusi berulang dalam jangka aktu panjang akan mengalami akumulasi besi dalam tubuhnya (hemosiderosis!. 4iasanya ditandai dengan gagal organ (jantung dan hati!. Tidak ada mekanisme fisiologis untuk menghilangkan kelebihan besi. $bat pengikat besi seperti desferioksamin, 13
diberikan untuk meminimalkan akumulasi besi dan mempertahankan kadar serum feritin 3%.&&& mgl.
e. )upresi imun Transfusi darah dapat mengubah sistem imun resipien dalam beberapa cara, dan hal ini menjadi perhatian karena adanya pendapat yang menyatakan baha angka rekurensi tumor dapat meningkat. )elain itu juga terdapat pendapat yang menyatakan baha transfusi darah meningkatkan risiko infeksi pasca bedah karena menurunnya respons imun. )ampai saat ini, penelitian klinis gagal membuktikan hal ini.
f. Penularan +nfeksi @isiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung pada berbagai hal, antara lain prealensi penyakit di masyarakat, keefektifan skrining yang digunakan, status imun resipien dan jumlah donor tiap unit darah. )aat ini dipergunakan model matematis untuk menghitung risiko transfusi darah, antara lain untuk penularan #+, irus hepatitis ;, hepatitis 4 dan irus h!#an &,cell ly#hot$o%c (#T>!. Model ini berdasarkan fakta baha penularan penyakit terutama timbul pada saat w%ndow e$%od (periode segera setelah infeksi dimana darah donor sudah infeksius tetapi hasil skrining masih negatif!. a. Transmisi #+ Penularan #+ melalui transfusi darah pertama kali diketahui pada akhir tahun 2:% dan aal 2:0. Pada tahun 2:0 P!bl%c /ealth Se$'%ce (Amerika )erikat! merekomendasikan orang yang berisiko tinggi terinfeksi #+ untuk tidak menyumbangkan darah. 4ank darah juga mulai menanyakan kepada donor mengenai berbagai perilaku berisiko tinggi, bahkan sebelum skrining antibodi #+ dilaksanakan, hal tersebut ternyata telah mampu mengurangi jumlah infeksi #+ yang ditularkan melalui transfusi. 4erdasarkan laporan dari Cente$s fo$ D%sease Cont$ol and P$e'ent%on (;/;! selama 6 tahun pengamatan, hanya mendapatkan 6 kasus #+tahun yang menular melalui transfusi setelah dilakukannya skrining antibodi #+ pada pertengahan maret 2:6 dibandingkan dengan <21 kasus pada 2:1. Pengenalan pemeriksaan antibodi #+ tipe % ternyata hanya sedikit berpengaruh di Amerika )erikat, yaitu didapatkan 0 positif dari <1 juta donor 14
yang diperiksa. Perhatian terhadap kemungkinan serotipe #+ tipe 2 kelompok $ terleatkan dengan skrining yang ada sekarang ini, timbul setelah terdapat 2 kasus di Amerika )erikat, sedangkan sebagian besar kasus seperti ini terjadi di Afrika 4arat dan Perancis. /i Amerika )erikat, dari 2.&<% sampel serum yang disimpan tidak ada yang positif menderita #+ tipe 2 kelompok $. ntuk mengurangi risiko penularan #+ melalui transfusi, bank darah mulai menggunakan tes antigen p%1 pada tahun 2::6. )etelah kurang lebih 2 tahun skrining, dari = juta donor hanya % yang positif (keduanya positif terhadap antigen p%1 tetapi negatif terhadap antibodi #+!.
b. Penularan irus hepatitis 4 dan irus hepatitis ; Penggunaan skrining antigen permukaan hepatitis 4 pada tahun 2:<6 menyebabkan penurunan infeksi hepatitis 4 yang ditularkan melalui transfusi, sehingga saat ini hanya terdapat 2&' yang menderita hepatitis pasca transfusi. Makin meluasnya aksinasi hepatitis 4 diharapkan mampu lebih menurunkan angka penularan irus hepatitis 4. Meskipun penyakit akut timbul pada 06' orang yang terinfeksi, tetapi hanya 2-2&' yang menjadi kronik. Transmisi infeksi irus hepatitis non-A non-4 sangat berkurang setelah penemuan irus hepatitis ; dan dilakukannya skrining anti-#;. @isiko penularan hepatitis ; melalui transfusi darah adalah 2?2&0.&&& transfusi. +nfeksi irus hepatitis ; penting karena adanya fakta baha 6' yang terinfeksi akan menjadi kronik, %&' menjadi sirosis dan 2-6' menjadi karsinoma hepatoselular. Mortalitas akibat sirosis dan karsinoma hepatoselular adalah 21,6' dalam kurun aktu %2-% tahun.%% Prealensi hepatitis 4 di +ndonesia adalah 0-2<' dan hepatitis ; 0,1' sehingga perlu dilakukan skrining hepatitis 4 dan ; yang cukup adekuat. c. Transmisi irus lain /i Amerika )erikat prealensi hepatitis 9 di antara darah donor adalah 2-%'. 4anyak orang yang secara serologik positif irus hepatitis 9 juga terinfeksi hepatitis ;. Meskipun infeksi hepatitis 9 dapat menimbulkan karier kronik akan tetapi tidak ada bukti yang menyatakan baha infeksi hepatitis 9 dapat menyebabkan hepatitis kronis maupun akut. +nfeksi yang disebabkan kontaminasi komponen darah oleh organisme lain seperti hepatitis A dan paroirus 42:,
15
untuk darah donor yang tidak dilakukan skrining serologis, telah dicatat tetapi perkiraan angka infeksi melalui transfusi tidak ada. +nfeksi karena paroirus 42: tidak menimbulkan gejala klinis yang bermakna
kecuali
pada
anita
hamil,
pasien
anemia
hemolitik
dan
imunokompromais. /i Amerika )erikat, penularan irus hepatitis A melalui transfusi darah hanya terjadi pada 2? 2 juta kasus. /i 7anada 06-6&' darah donor seropositif terhadap sitomegaloirus (;M!. /i +rlandia didapatkan angka 0&', tetapi hanya sebagian kecil dari yang seropositif menularkan irus melalui transfusi. @isiko penularan ;M melalui transfusi terutama terjadi pada bayi dengan berat badan sangat rendah (32%&& g!, pasien imunokompromise terutama yang menjalani transplantasi sumsum tulang dan anita hamil pada trimester aal yang dapat menularkan infeksi terhadap janin. Penularan ;M terjadi melalui leukosit yang terinfeksi, oleh sebab itu teknik untuk mengurangi jumlah leukosit dalam produk darah yang akan ditransfusikan akan mengurangi risiko infeksi ;M. 7omponen darah segar mempunyai risiko infeksi ;M yang lebih tinggi daripada produk darah yang disimpan beberapa hari. #T>-+ dapat menyebabkan penyakit neurologis dan leukemia sel T pada deasa. 4iasanya penyakit timbul beberapa tahun setelah infeksi dan hanya sedikit yang pada akhirnya menderita penyakit tersebut. #T>-+ dapat ditularkan melalui transfusi komponen sel darah. Prealensi tertinggi ada di 8epang dan 7epulauan 7aribia. )edangkan hubungan antara #T>-++ dengan timbulnya penyakit masih belum jelas, tetapi infeksi dapat ditemukan pada pengguna narkotika intraena. /ikatakan baha infeksi akan timbul pada %&-=&' resipien darah yang terinfeksi #T>-+ dan ++. Transmisi dipengaruhi oleh lamanya penyimpanan darah dan jumlah sel darah merah dalam unit tersebut. /arah yang telah disimpan selama 21 hari dan komponen darah nonselular seperti kriopresipitat dan plasma beku segar ternyata tidak infeksius.
d. 7ontaminasi bakteri 7ontaminasi bakteri mempengaruhi &,1' konsentrat sel darah merah dan 2%' konsentrat trombosit. 7ontaminasi bakteri pada darah donor dapat timbul sebagai hasil paparan terhadap bakteri kulit pada saat pengambilan darah, kontaminasi alat dan manipulasi darah oleh staf bank darah atau staf rumah sakit 16
pada saat pelaksanaan transfusi atau bakteremia pada donor saat pengambilan darah yang tidak diketahui. 8umlah kontaminasi bakteri meningkat seiring dengan lamanya penyimpanan sel darah merah atau plasma sebelum transfusi. Penyimpanan pada suhu kamar meningkatkan pertumbuhan hampir semua bakteri. 4eberapa organisme, seperti Pseudomonas tumbuh pada suhu %-=K; dan dapat bertahan hidup atau berproliferasi dalam sel darah merah yang disimpan, sedangkan Fersinia dapat berproliferasi bila disimpan pada suhu 1K;. )tafilokok tumbuh dalam kondisi yang lebih hangat dan berproliferasi dalam konsentrat trombosit pada suhu %&1&K;. $leh karena itu risiko meningkat sesuai dengan lamanya penyimpanan. 9ejala klinis akibat kontaminasi bakteri pada sel darah merah timbul pada 2? 2 juta unit transfusi. @isiko kematian akibat sepsis bakteri timbul pada 2?: juta unit transfusi sel darah merah. /i Amerika )erikat selama tahun 2:=-2::2, kontaminasi bakteri pada komponen darah sebanyak 2='* %' di antaranya berhubungan dengan transfusi sel darah merah. @isiko kontaminasi bakteri tidak berkurang dengan penggunaan transfusi darah autolog. Penularan sifilis di 7anada telah berhasil dihilangkan dengan penyeleksian donor yang cukup hati-hati dan penggunaan tes serologis terhadap penanda sifilis. e. 7ontaminasi parasit 7ontaminasi parasit dapat timbul hanya jika donor menderita parasitemia pada saat pengumpulan darah. 7riteria seleksi donor berdasarkan riayat bepergian terakhir, tempat tinggal terdahulu, dan daerah endemik, sangat mengurangi kemungkinan pengumpulan darah dari orang yang mungkin menularkan malaria, penyakit ;hagas atau leismaniasis.
f. Penyakit ;reutIfeldt-8acob Pasien yang berisiko terinfeksi penyakit ;reutIfeldt-8acob seperti pasien dengan riayat g$aft durameter atau kornea, injeksi hormon pertumbuhan atau gonadotropin yang berasal dari otak manusia atau ada riayat keluarga kandung garis keturunan pertama yang menderita penyakit ;reutIfeldt-8acob secara permanen tidak boleh menyumbangkan darah. #al ini dilakukan meskipun penularan penyakit ;reutIfeld-8acobs melalui transfusi belum pernah dilaporkan.
17
@iayat transfusi darah telah dilaporkan pada 2= dari %&% pasien dengan penyakit ;reutIfeldt-8acob, angka ini sama dengan yang terdapat pada kelompok kontrol.
2.- K!asifikasi akr Pe$'ekuan Darah akr Haktor + Haktor ++ Haktor +++ Haktor + Haktor Haktor + Haktor ++ Haktor +++ Haktor +J Haktor J Haktor J+ Haktor J++ Haktor J+++ Prekallikein #igh Molecullar
"eight 7ininogen
Sin#ni$
Hibrinogen, protein Protrombin, protein Tromboplastin, jaringan, lipoprotein +on kalsium Haktor labil, pro-accelerin, protein Tidak digunakan lagi Haktor stabil, proconertin, protein Haktor anti hemofili (A#H!, protein Haktor anti hemofili 4, faktor krismas, tromboplastin plasma Haktor stuart proer, protein Plasma tromboplastin antecedent (PTA!, protein Haktor #ageman, faktor kontak, protein Haktor stabilisasi fibrin, protein Haktor fletcher Haktor fitgerald
2./ Transfusi Darah 0asif
Perdarahan massif ialah perdarahan lebih dari sepertiga olume darah dalam aktu 30& menit. /efinisi tentang transfusi darah massif, yaitu ? 2.
Transfusi darah sebanyak lebih dari 2-% kali olum darah dalam aktu lebih dari %1 jam
%.
Transfusi darah lebih besar dari 6&' olume darah dalam aktu singkat (misalnya, 6 unit dalam 2 jam untuk berat <& kg! Morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat pada beberapa pasien, bukan
disebabkan oleh banyaknya olume darah yang ditransfusikan, tetapi karena trauma aal, kerusakan jaringan dan organ akibat perdarahan dan hipoolemia. )eringkali penyebab dasar dan risiko akibat perdarahan mayor yang menyebabkan komplikasi, dibandingkan dengan transfusi itu sendiri. Namun, transfusi masif juga dapat meningkatkan risiko komplikasi. a. Asidosis
18
Asidosis lebih disebabkan terapi hipoolemia yang tidak adekuat. Pada keadaan normal, tubuh dengan mudah mampu menetralisir kelebihan asam dari transfusi. Pemakaian rutin bikarbonat atau obat alkalinisasi lain tidak diperlukan. '. #iperkalemia
Penyimpanan darah menyebabkan konsentrasi kalium ekstraselular meningkat, dan akan semakin meningkat bila semakin lama disimpan. c. 7eracunan sitrat dan hipokalsemia 7eracunan sitrat jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi pada transfusi darah lengkap masif. #ipokalsemia terutama bila disertai dengan hipotermia dan asidosis dapat menyebabkan penurunan curah jantung (ca$d%ac o!t!t), bradikardia dan disritmia lainnya. Proses metabolisme sitrat menjadi bikarbonat biasanya berlangsung cepat, oleh karena itu tidak perlu menetralisir kelebihan asam. d. 7ekurangan fibrinogen dan faktor koagulasi Plasma dapat kehilangan faktor koagulasi secara progresif selama penyimpanan, terutama faktor dan +++, kecuali bila disimpan pada suhu -%6K; atau lebih rendah. Pengenceran (dilusi! faktor koagulasi dan trombosit terjadi pada transfusi masif. e. 7ekurangan trombosit Hungsi trombosit cepat menurun selama penyimpanan darah lengkap dan trombosit tidak berfungsi lagi setelah disimpan %1 jam.
f.
/+; /+; dapat terjadi selama transfusi masif, alaupun hal ini lebih disebabkan alasan dasar dilakukannya transfusi (syok hipoolemik, trauma, komplikasi obstetrik!. Terapi ditujukan untuk penyebab dasarnya.
g. #ipotermia Pemberian cepat transfusi masif yang langsung berasal dari pendingin menyebabkan penurunan suhu tubuh yang bermakna. 4ila terjadi hipotermia, berikan peraatan selama berlangsungnya transfusi. h. Mikroagregat )el darah putih dan trombosit dapat beragregasi dalam darah lengkap yang disimpan membentuk mikroagregat. )elama transfusi, terutama transfusi masif, 19
mikroagregat ini menyebabkan embolus paru dan sindrom distress pernapasan. Penggunaan b!ffy coat,deleted acked $ed cell akan menurunkan kejadian sindrom tersebut.
2. Transfusi Darah Au!#+us Darah Sendiri
/arah pasien sendiri diambil 0 unit beberapa hari sebelumnya, kemudian disimpan di bank darah. )etelah tiga hari ditransfusikan kembali ke pasien. "aktu 0 hari diperlukan untuk penyesuaian olume plasma.
2.14 Penan++u!an+an 5eaksi Transfusi
2. )top transfusi %. Naikkan tekanan darah dengan koloid, kristaloid, jika perlu tambah asokonstriktor, inotropik 0. 4erikan oksigen 2&&' 1. /iuretic manitol 6& mg atau furosemid (lasiE! 2&-%& mg 6. Antihistamin =. )teroid dosis tinggi <. 8ika perluCexchange t$ansf!s%on0 . Periksa analisa gas dan p# darah
A. 5eaksi &ransfusi he$#!i&ik
a. #entikan transfusi segera dan diganti infus Na;l &,:' b. Atasi shock dengan dopamine drip intraena 6-2& mgkg44 per menit sampai tekanan darah sistolik 52&& mm#g dan perfusi jari-jari terasa hangat c. 4ila urine 32 cckg44jam, maka segera berikan furosemide 2-% mgkg44 untuk mempertahankan urine 52&& ccjam d. Atasi demam dengan antipiretik e. Periksa faal hemostasis untuk mengatasi kemungkinan /+;
B. 5eaksi &ransfusi a!er+i
a. Transfusi dihentikan dan diganti dengan infus Na;l &,:' 20
b. Antihistamin (+M atau +! )etelah gejala hilang transfusi dapat dilanjutkan, sebaiknya dengan unit darah yang lain.
6. 5eaksi anafi!aksis
a. Tinggikan kedua tungkai untuk memperbaiki 'eno!s $et!$n b. #entikan transfusi dan diganti dengan infus Na;l &,:' c. Adrenalin &,2-&,% mg + diulang tiap 6-26 menit sampai sirkulasi membaik. Mungkin perlu dilanjutkan dopamine drip. d. 4erikan antihistamin (+M atau +! e. )teroid (hidrokortison 2&& mg +, deksametason 1-6 mg +! f. Aminofilin 6 mgkg44 setelah tekanan darah membaik g. $ksigen
D. Ke!e'ihan 7airan
a. #entikan transfusi b. Posisi penderita setengah duduk dan berikan oksigen c. Hurosemid 2-% mgkg44 + dan digitalisasi cepat d. Pertimbangkan phlebotomy, darah dikeluarkan 6&& cc e. Pada edema paru berat perlu diberikan morfin + dengan titrasi pelan 2 mg, diulang tiap 2& menit sampai sesak mereda. )edikit oerdosis morfin akan menyebabkan depresi nafasapnea.
BAB III KESI0PULAN
/ari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan yaitu? 2. Transfusi darah adalah salah satu rangkaian proses pemindahan darah donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan yang diberikan secara intraena melalui pembuluh darah. %. Tujuan transfusi darah antara lain memperbaiki kemampuan mengangkut oksigen, mengembalikan olume cairan yang keluar, memperbaiki faal pembekuan darah, memperbaiki kemampuan fagositosis dan menambah sejumlah protein dalam darah.
21
0. 7omplikasi transfusi darah secara klasifikasi berdasarkan reaksi akut, reaksi lambat, penularan infeksi, transmisi massif.
DATA5 PUSTAKA
2. >atief A), dkk. %&&2. Petunjuk Praktis Anestesiologi ? &$ansf!s% Da$ah Pada Pe#bedahan+ Dd %. 4agian anestesiologi dan terapi intensif, H7+ ? 8akarta. %. 9rethlein, )ara 8. %&2%. 4lood )ubstitutes. 8ournal of emedicine medscape. 0. 7ardon, Dric M. %&21. Transfussion @eaction +n Dmergency Medicine. 8ournal $f Dmedicine Medscape 1. "#$. %&20. &he Cl%n%cal 1se f Blood n Gene$al 4ed%c%ne bstet$%c Ped%at$%cs S!$ge$y 5 "nesthes%a &$a!#a "nd B!$ns 22
6. Nhlbi.nih.go.
BWhat
s
"
Blood
&$ansf!s%onC.
8uly
2st,%&&:.
Aailable?
http?.nhlbi.nih.gohealthhealth-topicstopicsbt. =. Nlm.nih.go.
B Blood
&$ansf!s%on
and
Donat%onC.
Aailable?
http?.nlm.nih.gomedlineplusbloodtransfusionanddonation.html.
<.
Panitia Medik Transfusi @)P /r. )oetomo. Pedoman pelaksanaan transfusi darah dan komponen darah. Ddisi 0. )urabaya? @)P /r. )oetomo-Hakultas 7edokteran niersitas Airlangga* %&&2. h. 2-02.
. "#$. The clinical use of blood? handbook. 9enea, %&&%. /idapat dari @>? http?.ho.intbctMainOareasOofOork@esourceO;entre;4Dnglish#andbook. pdf . :. /joerban, ubairi. %&&:. /asar-dasar transfuse darah, dalam 4uku ajar +lmu Penyakit dalam H7 +. Dd +. 8akarta* /epartemen +lmu Penyakit /alam H7 +. 2&. National 4lood sers 9roup. A guideline for transfusion of red blood cells in surgical patients. +rlandia, 8anuari %&&2. /idapat dari @>? http?.doh.iepdfdocsblood.pdf .
23