Referat
ABSES SEPTUM
Oleh: SABELLA GUSTIKA VERNANDA, S.Ked NIM. 1408466188
Pem!m!"#: d$. ARIMAN S%UKRI. M, S&.T'T(KL
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN T'T(KL )AKUTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARI)IN A*'MAD PEKANBARU +01 ABSES SEPTUM
I.
DE)INISI
Abses septum nasi didefinisikan sebagai terkumpulnya nanah di antara kartilago atau septum tulang. Kebanyakan abses septum disebabkan oleh trauma yang terkadang tidak disadari oleh pasien. Abses septum nasi spontan jarang terjadi. Abses septum seringkali didahului oleh hematoma septum yang kemudian terinfeksi kuman dan menjadi abses. 1,2
II.
ANATOMI
Septum nasi membagi cavitas nasi menjadi dua rongga kanan dan kiri. Septum nasi terdiri dari dua bagian yaitu yang berupa tulang dibagian posterior dan tulang rawan di bagian anterior. Septum kartilagenous merupakan plat rata kartilago dengan bentuk kuadrilateral yang tidak teratur yang berartikulasi dengan lamina perpendicular os ethmoid, os vomer, dan premaksilaris. ada bagian kaudal septum, teridentifikasi tiga sudut. Sudut septum anterior dapat dipalpasi dengan menekan area supratip nasal. Sudut septal posterio r ditemukan di bawah
nasal spine articulation dekat perlintasan bibir!hidung. Sudut midseptal terletak di pertengahan antara sudut anterior dan posterior septal. Septum berfungsi sebagai pendukung dorsum nasal dan puncak hidung, dan mendukung penopang berbentuk " di bagian kaudal dan dorsal septum.#,$
&
%ambar 1. Anatomi septum nasi
1
%ambar 2. %ambaran hidung eksternal &
Septum nasi terdiri dari tiga bagian' a( Septum kolumellar Septum kolumellar dibentuk oleh kolumella yang terdiri dari crura medial dari alar cartilage yang bersatu dengan jaringan fibrous dan diselimuti oleh kulit.) b( Septum membran Septum membran terdiri dari dua lapisan kulit tanpa disokong oleh tulang atau kartilago. Septum ini terletak diantara kolumella dan batas kaudal kartilago septal. *agian kolumela dan membran adalah bagian yang gampang digerakkan.) c( Septum yang sebenarnya Septum ini terdiri dari kerangka osteokartilago, yang diselimuti oleh membran mukosa nasal.) erdarahan dinding medial dan lateral cavitas nasi terjadi melalui cabang arteria sphenopalatina, arteria ethmoidalis anterior dan arteria ethmoidalis posterior, arteria palatina mayor, arteria labialis superior, dan rami lateralis arteria facialis. leksus venosus menyalurkan darah kembali ke dalam vena sphenopalatina, vena facialis, dan vena ophtalmica. ersarafan bagian dua pertiga inferior membran mukosa hidung terutama terjadi melalui nervus nasopalatinus, cabang nervus kranialis + 2. *agian anterior dipersarafi oleh nervus ethmoidalis anterior, cabang nervus nasociliaris yang merupakan cabang nervus cranialis + 1. inding lateral cavitas nasi memperoleh pesarafan melalui rami nasal nervi maksilaris, nervus palatina mayor, dan nervus ethmoidalis anterior.$
2
%ambar #. +askularisasi dan persarafan hidung&
III.
ETIOLOGI
enyebab paling sering dari abses septum adalah trauma -&/(. enyebab lain adalah akibat penyebaran dari sinusitis ethmoidalis dan sinusitis sphenoidalis. isamping itu dapat juga akibat penyebaran dari infeksi gigi. Sebanyak / dari abses septum disebabkan oleh trauma akibat tindakan septomeatoplasti. enyebab lain adalah trauma tumpul, diathesis perdarahan, cedera saat olahraga, dan kekerasan pada anak. Staphylococcus aureus adalah organisme yang paling sering didapat dari hasil kultur pada abses septum. Kadang0kadang ditemukan
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus ß hemolyticus, Haemophilus influenzae dan organisme anaerob.,
IV.
PATO)ISOLOGI
atogenesis abses septum biasanya tergantung dari penyebabnya. enyebab yang paling sering adalah terjadi setelah trauma, sehingga timbul hematoma septum. rauma pada septum nasi dapat menyebabkan pembuluh darah sekitar tulang rawan pecah. arah berkumpul di ruang antara tulang rawan dan mukoperikondrium yang melapisinya, menyebabkan tulang rawan mengalami penekanan, menjadi iskemik dan nekrosis, sehingga tulang rawan jadi destruksi. arah yang terkumpul merupakan media untuk pertumbuhan bakteri dan selanjutnya terbentuk abses. *ila terdapat daerah yang fraktur atau nekrosis pada tulang rawan, maka darah akan merembes ke sisi yang lain dan menyebabkan hematoma bilateral. 3ematoma yang besar akan menyebabkan obstruksi pada
kedua sisi rong ga
3
hidung. Kemudian hematoma ini terinfeksi kuman dan menjadi abses septum. Selain dari trauma ada beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan timbulnya abses septum, yaitu penyebaran langsung dari jaringan lunak yang berasal dari infeksi sinus. i samping itu penyebaran infeksi dapat juga dari gigi dan daerah orbita atau sinus kavernosus. ada beberapa kondisi abses septum bisa diakibatkan trauma pada saat operasi hidung.
V.
EPIDEMIOLOGI
Abses septum merupakan kasus yang jarang ditemukan. ikutip dari 4alaludin, 5avei mendapatkan # kasus abses septum nasi dalam waktu 16 tahun terakhir di 7hildren8s hospital "os Angeles. 9earon mendapatkan $# kasus abses septum nasi dalam periode tahun di 3ospital for Sick 7hildren di oronto. ikutip oleh 4alaluddin, Ambrus menyatakan pada dekade terakhir ini didapatkan hanya 1$ kasus abses septum nasi, termasuk 1) kasus yang terjadi lebih dari periode 16 tahun di :assachusetts 5ye and 5ar ;nfirmary. i
VI.
DIAGNOSIS
enegakan diagnosis abses septum relatif sederhana untuk dokter yang telah berpengalaman. Sayangnya, banyak dokter gagal untuk mengenali keadaan ini, sementara hanya sedikit yang mengetahui akibat serius dari abses septum. %ejala abses septal adalah obstruksi nasi bilateral yang parah dengan rasa nyeri di hidung. asien juga dapat mengeluhkan adanya demam dan menggigil serta nyeri kepala di bagian frontal. Kulit di sekitar hidun g dapat berwarna merah dan membengkak.,16 ada pemeriksaan hidung luar ditemukan eritema, edema dan nyeri pada palpasi. Sedangkan dari pemeriksaan hidung dalam dijumpai pembengkakan septum yang berbentuk bulat pada satu atau ke dua rongg a hidung terutam a
4
mengenai bagian paling depan tulang rawan septum, berwarna merah, licin dan pada perabaan terdapat fluktuasi dan nyeri tekan. iagnosis abses septum ditegakkan apabila terdapat riwayat trauma, riwayat operasi atau infeksi intranasal. Kebanyakan abses septum disebabkan oleh trauma yang kadang0 kadang tidak disadari oleh penderita. iagnosa abses septum dapat ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis. iagnosis pasti adalah dengan melakukan aspirasi, dan dijumpai adanya nanah.
VII.
PEMERIKSAAN PENUN-ANG
Abses septum nasi memiliki penampakan yang khas pada pemeriksaan 7 scan sebagai akumulasi cairan dengan peninggian pinggiran yang tipis yang melibatkan septum nasi. 3asil pemeriksaan 7 scan pada penyakit abses septum nasi adalah kumpulan cairan yang berdinding tipis dengan perubahan peradangan di daerah sekitarnya, sama yang dengan yang terlihat pada abses di bagian tubuh yang lain.11
%ambar $. emeriksaan 7 scan pada kavum nasi11
5
%ambar &. emeriksaan 7 scan korona sinus paranasal 11
VIII. TATALAKSANA
Abses septum harus segera diobati dan pilihan pengobatan adalah drainase yang adekuat serta terapi antibiotik yang tepat. ;nsisi yang luas dilakukan pada abses dan dibuat drainase untuk mengeluarkan darah atau pus serta serpihan kartilago, dengan bantuan suction. ilakukan pemasangan tampon anterior untuk menekan permukaan periosteum dan perikondrium. rain dipasang 20# hari untuk jalan keluar pus serta serpihan kartilago yang nekrosis. Antibiotik sistemik diberikan segera setelah diagnosa ditegakkan dan dapat dilanjutkan sampai 16 hari. *erikut ini adalah langkah0la ngkah tindakan penanganan pembedahan yang terdapat dalam buku Functional Nasal Reconstructive Surgery' 1. Anastesi umum diberikan 2. :embran mukosa nasal diberikan dekongestan dan diberikan anastesi local #. ilakukan insisi septal kaudal, dan abses septum dibuka. ilakukan kultur bakteriologis. $. us dan detritus dipindahkan dengan cara as pirasi &. Septum dieksplorasi dengan cara mengangkat secara hati0hati mukosa yang membengkak. ). efek septal diukur. 7angkokan tulan g atau kartil ago dengan besar yang sama disiapkan. *ahan cangkokan dapat diambil dari septum tulang, iga, aurikel, atau bank jaringan.
6
. 7angkokan dari septu m tulang merupakan pilih an pertam a. Akan tetapi, pada anak kecil, bahan cangkokan dari kartilago iga alogenik merupakan pilihan yang terbaik. . emasangan balu tan perb an intern al dengan pemberian salep anti biotic agak longgar pada intranasal. >. dipasang *ahan cangkokan dimas ukkan kedalam defek . idak dibu tuhkan fiksa si khusus 16.
I.
KOMPLIKASI
?ekrosis septum kartilago depresi dorsum kartilago di daerah supratip dan mungkin membutuhkan seringkali menyebabkan rhinoplasti tambahan, 2 hingga # bulan kemudian. ?ekrosis pada cangkok septal dapat terjadi setelah perforasi septal. :eningitis dan thrombosis sinus cavernosus setelah abses septal, jarang terjadi saat ini, dapat menjadi komplikasi yang serius. )
.
PEN*EGA'AN
Abses septum dapat dicegah dengan mengenali dan menangani hematoma septum pada tahap awal. ;ni merupakan alasan dilakukannya inspeksi dan palpasi pada septum -setelah dekongesti dan anastesi mukosa( pada pasien yang baru saja mengalami trauma, terutama pada anak0anak. 3al yang sama juga digunakan pada pasien yang telah menjalani operasi septal dan tidak dapat bernapas melalui hidung setelah pelepasan perban di bagian dalam hidung.16 DA)TAR PUSTAKA
1. Soepardi Arsyad, et al. 26 6. Buku Aar !lmu "esehatan #elinga Hi$ung #enggorok "epala $an %eher, e$isi &. 9K=;' 4akarta. 3al 12)0
7
'. ang, Kenny eter@ Sethi, harambir. 2662. Nasal septal a(scess) an unusual complication of acute spheno*ethmoi$itis . he 4ournal of "aryngology otology@ vol 11)' page &$#0) +. *aker, Shan <. 2662. rinciples of Nasal Reconstruction. :osby inc' $. :issouri. :oore, K.age 2662.22. Anatomi "linis -asar. 4akarta' 3ipokrates. 3al #>0$66. . ank, atrick B. 266&. /rant,s -issector. "ippincot Billiams0Bilkins' ?ew Cork.. page 1>&01>. &. hingra ". 2662. -isease of 0ar, Nose, an$ #hroat . 7hurchill "ivingstone' ?ew elhi. age 1&6. 1. 3aryono Curitna. 266). A(ses Septum $an Sinusitis 2aksila . :ajalah kedokteran nusantara@ vol #>' hal #&>0#)2. . *ailey *yron. 266). Hea$ 3 Neck Surgery 4tolaryngology, 5 th e$ition. "ippincot Billiams0Bilkinss' =SA. age #2 6. 4alaludin :A*. 1>>#. Nasal Septal A(scess 7 Retrospective Analysis of 85
9ases From :niversity Hospital, "uala %umpur . Singapore :ed 4@ vol #$' page $#&0$#. 8;. 3uiDing 5gbert, et al. 266#. Functional Reconstructive Nasal Surgery . %eorge hieme +erlag' ?ew Cork. age 101 88. ebnam 4:, %illenwater A: , %insberg "5. 266. Nasal Septal A(scess in
atients .
8