BAB I PENDAHULUAN
Bentuk septum normal adalah lurus di tengah rongga hidung tetapi pada orang orang dewasa dewasa biasany biasanyaa septum septum nasi tidak tidak lurus lurus sempurn sempurnaa di tengah tengah.. Angka Angka kejadian septum yang benar-benar lurus hanya sedikit dijumpai, biasanya terdapat pembengkokan minimal atau terdapat spina pada septum. Bila kejadian ini tidak menimbulkan gangguan respirasi, maka tidak dikategorikan sebagai abnormal. Deviasi yang cukup berat dapat menyebabkan obstruksi hidung yang mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi atau bahkan menimbulkan gangguan estetik wajah karena tampilan hidung menjadi bengkok. 1, !ejala sumbatan hidung meskipun bukan suatu gejala penyakit yang berat, tetap tetapii dapa dapatt menu menuru runk nkan an kual kualit itas as hidu hidup p dan dan aktiv aktivita itass pend penderi erita ta.. "eny "enyeb ebab ab sumbatan sumbatan hidung hidung dapat bervariasi dari berbagai berbagai penyakit penyakit dan kelainan anatomis. #alah satu penyebabnya dari kelainan anatomi adalah deviasi septum nasi. 1 Deviasi septum nasi memang merupakan masalah yang sering ditemukan di masyarak masyarakat. at. $elain $elainan an ini ditand ditandai ai dengan dengan bengko bengkokny knyaa lempen lempeng g kartila kartilago go septum, yaitu struktur yang memisahkan antara kedua nostril. Deviasi septum biasanya disebabkan oleh trauma, walaupun terdapat beberapa kasus yang merupakan bawaan sejak lahir dengan deviasi septum nasi. $elainan ini dapat meny menyeba ebabk bkan an terja terjadi diny nyaa obstr obstruk uksi si nasal nasal unil unilate ateral ral maup maupun un bilat bilatera eral, l, yang yang bermanifestasi sebagai gangguan pernapasan melalui hidung, tidur mendengkur, sakit kepala, infeksi sinus rekuren, ataupun perdarahan hidung yang rekuren. %
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG a. Stru Strukt ktur ur Ana Anato tomi mi Hidun Hidung g &idung &idung luar luar berben berbentuk tuk pirami piramid d menon menonjol jol pada pada garis garis tengah tengah di antara pipi dengan bibir atas. #truktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu yang paling atas berupa kubah tulang yang tak dapat digerak digerakkan kan,, di bawahny bawahnyaa terdap terdapat at kubah kubah kartila kartilago go yang yang sediki sedikitt dapat dapat digerakkan, dan yang paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan.' Berikut bagian-bagiannya dari atas ke bawah ( • • • • • •
pangkal hidung )bridge )bridge*, *, dorsum nasi, puncak hidung, ala nasi, kolumela, dan lubang hidung )nares ) nares anterior *. *.+
2
Gamar !. Anatomi Hidung Luar
&idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. $erangka tulang terdiri dari ( • • •
ulang hidung )os nasal*, "rosesus frontalis os maksila, dan "rosesus nasalis os frontal. #edang #edangkan kan kerang kerangka ka tulang tulang rawan rawan terdiri terdiri dari dari beberap beberapaa pasang pasang
tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu ( • •
• •
#epasang kartilago nasalis lateralis superior, #epasan #epasang g kartila kartilago go nasali nasaliss laterali lateraliss inferio inferiorr yang yang disebu disebutt juga juga sebagai kartilago alar mayor, Beberapa pasang kartilago alar minor, dan epi epi anterior kartilago septum. +
3
Gamar ". K#rangka Tu$ang dan Tu$ang Tu$ang %a&an Hidung Luar
ongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke bela belaka kang ng yang yang dipi dipisah sahka kan n oleh oleh septu septum m nasi nasi di bagi bagian an teng tengah ahny nyaa menjadi kavum nasi kanan dan kiri. ubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang bagian belakang disebut nares posterior )koana* yang menghubungkan menghubungkan antara kavum nasi dengan nasofaring.',+ Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang nares anterior, disebut vestibulum. /estibulum /estibulum ini dilapisi oleh kuli kulitt yang yang memp mempun unya yaii bany banyak ak kele kelenja njarr seba sebase seaa dan dan rambu rambutt-ram rambu butt panjang yang disebut vibrise. iap iap kavum nasi mempunyai mempunyai ' buah dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.',+ Dinding medial hidung adalah septum nasi. #eptum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang rawan adalah kartilago septum )lamina kuadrangularis* dan kolumela. #edangkan bagian tulang adalah ( • • •
lamina perpendikularis os etmoid, os vomer, krista nasalis os maksila, dan
4
•
krista nasalis os palatina.+ #eptum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan
periosteum pada bagian tulang, sedangkan di luarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung. Bagian depan dinding lateral hidung licin, yang disebut agge aggerr nasi nasi dan dan di belak belakan angn gnya ya terd terdap apat at konk konka-k a-kon onka ka yang yang meng mengisi isi sebagian besar dinding lateral hidung.
Gamar '. S#(tum Na)i
"ada "ada dindin dinding g lateral lateral terdap terdapat at ' buah buah konka. konka. 0ang terbesar terbesar dan letaknya paling bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, yang lebih kecil lagi ialah konka superior, dan yang terkecil disebut konka suprema. $onka suprema ini bersifat rudimenter. $onka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan dan labiri labirin n etmoi etmoid, d, seda sedang ngka kan n konk konkaa medi media, a, supe superi rior or,, dan dan supre suprema ma merupakan bagian dari labirin etmoid. + Di antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. ergantung dari letak meatus, ada % meatus,
5
yaitu meatus inferior, medianus dan superior. eatus inferior terletak di antara antara konka konka inferio inferiorr dengan dengan dasar dasar hidung hidung dan dindin dinding g lateral lateral rongga rongga hidu idung. ng.
"ada ada
meatu eatuss
infe inferi rio or
terd terdap apat at
muara uara
)ost )ostiu ium m*
dukt duktu us
nasolakrimalis.+ eatus medius terletak di antara konka media dan dinding lateral rong rongga ga hidu hidung ng.. "ada "ada meatu meatuss medi medius us terd terdap apat at bula bula etmo etmoid id,, pros prosesu esuss unsi unsina natu tus, s,
hiat hiatus us
semi semilu luna nari ris, s,
dan dan
infu infund ndib ibul ulum um
etmo etmoid id..
&iat &iatus us
semilunaris merupakan suatu celah sempit melengkung dimana terdapat muara muara sinus sinus fronta frontal, l, sinus sinus maksila maksila,, dan sinus sinus etmoid etmoid anterio anterior. r. eatus superior merupakan ruang di antara konka superior dan kona media. "ada meatus superior terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid. ',+
Gamar *. Dinding Lat#ra$ +a,um Na)i
Dinding inferior rongga hidung merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila dan os palatum. Dinding superior atau atap hidu hidung ng sanga sangatt sempi sempitt dan dan dibe dibent ntuk uk oleh oleh lami lamina na krib kribri rifo form rmis, is, yang yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga hidung. amina kribriformis meru merupa paka kan n lemp lempen eng g tula tulang ng yang yang bera berasal sal dari dari os etmoi etmoid, d, tula tulang ng ini ini
6
berlubang-lubang )kribrosa2saringan* sebagai tempat masuknya serabutserabut saraf olfaktorius. Di bagian posterior, atap rongga hidung dibentuk oleh os sfenoid.+ . Kom($# Kom($#k) k) O)tio O)tiom#a m#ata$ ta$ -KO -KOM M
$omple $ompleks ks ostiom ostiomeata eatall )$3* )$3* merupa merupakan kan celah celah pada pada dindin dinding g lateral lateral hidung hidung yang yang dibata dibatasi si oleh oleh konka konka media media dan lamina lamina papiras papirasea. ea. #truktur anatomi penting yang membentuk $3 adalah ( • • •
prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus semilunaris,
• • •
bula etmoid, agger nasi, dan resesus frontal.
7
4
$3 mer merupaka akan unit unit fu fungsional yang ang ber berfungsi sebagai
tempat ventilasi dan drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior, yaitu sinus maksila, sinus frontal, dan sinus etmoidalis superior.+ 4
/
Gam Gamar ar 0. 0. Kom($ Kom($#k #k)) O)tio O)tiom# m#at ata$ a$ -KOM -KOM
4 4 P#rdara1an Hidung 4
Bagia agian n atas atas hid hidun ung g rong rongga ga hid hidu ung men mend dapat apat pen pend darah arahan an dar darii a.
etmoidalis anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a. oftalmika dari a. karotis interna. Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a.
maks maksil ilar aris is inte intern rna, a, di anta antara rany nyaa adal adalah ah ujun ujung g a. pala palati tina na may mayor dan dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n. sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis. 4
"ada bagian depan sep septum terd terdaapat anast astomosis sis dari cabang ang-
cabang a. sfenopalatina, a. etmoid anterior, a. labialis superior, dan a. palatina mayor mayor yang yang disebu disebutt pleksu pleksuss $iessel $iesselbac bach h ) Little’s area*. area*. "leksu "leksuss $iessel $iesselbac bach h letakny letaknyaa superfi superfisial sial dan mudah mudah cedera cedera oleh oleh trauma, trauma, sehing sehingga ga sering sering menjad menjadii sumber epistaksis )pendarahan hidung*, terutama pada anak. 4
/ena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan
berdampingan dengan arterinya. /ena ena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke v. oftalmika yang berhubungan dengan sinus s inus kavernosus. /ena-vena di hidung tidak memiliki katup sehingga merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi hingga ke intrakranial. + 4 P#r)ara2an Hidung 4 P#r)ara2an
4
Bagi Bagian an depa depan n dan dan atas atas ron rongg ggaa hid hidun ung g men menda dapa patt per persa sara rafa fan n sen senso sori riss
dari dari n. etmoid etmoidalis alis anterio anterior, r, yang yang merupa merupakan kan cabang cabang dari dari n. nasosi nasosiliar liaris, is, yang yang berasal dari n. oftalmikus )5./-1*. )5./-1*. ongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n. maksila melalui ganglion sfenopalatina. 4
!ang !angli lion on sfe sfeno nopa pala lati tina na sel selai ain n memb member erik ikan an per persa sara rafa fan n sens sensor oris is jug jugaa
memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. !anglion ini ini mene meneri rima ma sera serabu butt-se sera rabu butt sens sensor oris is dari dari n. maksi aksila la )5./ )5./--*, *, sera serabu butt parasimpatis dari n. petrosus superfisialis superfisia lis mayor dan serabut-serabut simpatis dari
n. petrosus profundus. !anglion sfenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media. 4
#eda #edang ngka kan n fung fungsi si pen pengh ghid idu u bera berasa sall dari dari ner nervu vuss olfa olfakt ktor oriu ius. s. #ar #araf af
ini turun turun dari dari lamina lamina kribro kribrosa sa dari dari permuka permukaan an bawah bawah bulbus bulbus olfakt olfaktori orius us dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.+ 4 / Muk uko o)a Hidun idung g
4
ongg onggaa hid hidung ung dila dilapi pisi si ole oleh h muko mukosa sa yan yang g seca secara ra his histo tolo logi gik k dan dan
fungsi fungsiona onall dibagi dibagi atas atas mukosa mukosa pernap pernapasan asan dan mukosa mukosa penghi penghidu. du. ukosa ukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilap dilapis isii oleh oleh cilliated cilliated pseudostrati pseudostratified fied collumnar collumnar epithellium epithellium yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel-sel goblet. "ada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir )mucous mucous blanket blanket * pada permukaanny permukaannya. a. "alut lendir ini dihasilkan oleh sel-sel goblet pada epitel dan kelenjar seruminosa submukosa. 4
#ili #iliaa yan yang g ter terda dapa patt pad padaa per permu muka kaan an epit epitel el memp mempun uny yai fun fungs gsii yan yang g
penting. Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. !angguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat. !angguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat-obatan.
4
ukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka
superior superior dan sepertiga sepertiga bagian atas septum. septum. ukosa dilapisi oleh pseudostratified oleh pseudostratified columnar non-ciliated epithellium. epithellium . 6pitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Daerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan. 4
Di bawah lapisan epitel terdapat tunika propria yang banyak
mengandung pembuluh darah, kelenjar mukosa dan jaringan limfoid. "embuluh darah pada mukosa hidung mempunyai susunan yang khas. Arteriol terletak pada bagian yang lebih dalam dari tunika propria, tersusun secara paralel dan long longitu itudi dina nal. l. Arterio rterioll ini ini memb memberi erika kan n perd perdara araha han n pada pada anyam anyaman an kapi kapile ler r periglanduler dan subepitel. "embuluh eferen dari anyaman kapiler ini membuka ke rongga sinusoid vena yang besar, yang dindingnya dilapisi oleh jaringan elastin dan dan otot otot polo polos. s. "ada "ada bagi bagian an ujun ujungn gnya ya,, sinu sinuso soid id memp mempun unya yaii sfing sfingter ter otot otot.. #elanj #elanjutn utnya ya sinuso sinusoid id akan akan mengal mengalirk irkan an darahny darahnyaa ke pleksu pleksuss vena vena yang yang lebih lebih dalam, lalu ke venula. Dengan susunan demikian, mukosa hidung menyerupai jaringan kavernosa yang erektil, yang mudah mengembang dan mengerut. /asokons sokonstrik triksi si dan vasodi vasodilata latasi si pembul pembuluh uh darah darah ini dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh saraf saraf otonom.',+ 4 4 Fi)io$ogi Hidung 4
Berdasarkan
teori
struktural,
teori
revolusioner
dan
teori
fungsional, maka fungsi fisiologis hidung dan sinus paranasal adalah 1* fungsi respiras respirasii untuk untuk mengat mengatur ur kondis kondisii udara udara ) air conditioni conditioning ng *, *, penya penyarin ring g udara, udara, humidifikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal7 * fungsi penghidu, karena terdapanya mukosa olfaktorius )penciuman* dan reservo reservoir ir udara udara untuk untuk menamp menampung ung stimulu stimuluss penghi penghidu7 du7 %* fungsi fungsi fonetik fonetik yang yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses berbicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang7 '* fungsi statistik dan mekanik
untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas7 serta +* refleks nasal.+ 4 S#agai Ja$an Na(a)
4
"ada "ada saa saatt insp inspir iras asi, i, uda udara ra mas masuk uk mela melalu luii nar nares es ant anter erio iorr, lal lalu u naik naik ke
atas atas seti seting nggi gi konk konkaa medi mediaa dan dan kemu kemudi dian an turu turun n ke bawa bawah h ke arah arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. "ada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring. P#ngatur Kondi)i Udara - Air Conditioning
4
8ungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk
mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus. 8ungsi ini dilakukan dengan cara ( a* engat engatur ur kelembab kelembaban an udara. udara. 8ungsi 8ungsi ini dilakuk dilakukan an oleh palut palut lendir lendir.. "ada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapis lapisan an ini ini sedik sedikit it,, sedan sedangk gkan an pada pada musim musim ding dingin in akan akan terjad terjadii sebaliknya. b* engatur
suhu. 8ungsi ini
dimungkinkan karena
banyaknya
pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih %9o:. S#agai P#n3aring dan P#$indung
4
8ung 8ungsi si ini ini ber bergu guna na untu untuk k mem membe bers rsih ihka kan n uda udara ra insp inspir iras asii dar darii deb debu u
dan bakteri dan dilakukan oleh ( a* ambut )vibrissae* vibrissae* pada vestibulum nasi
b* #ilia c* "alut len lend dir )mucous )mucous blanket *. *. Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel partikel-part ikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks refleks bersin bersin.. "alut "alut lendir lendir ini akan akan dialir dialirkan kan ke nasofa nasofarin ring g oleh oleh gerakan silia. d* 6n;im 6n;im yang dapa dapatt meng mengha hanc ncur urka kan n bebe beberap rapaa jeni jeniss bakt bakteri eri,, diseb disebut ut lysozime. lysozime. 4 Indra P#ng1idu
4
&idung juga bekerja sebagai indra penghidu dengan adanya
mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. "artikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik napas dengan kuat. %#)onan)i Suara
4
"enting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.
#umbatan #umbatan hidung hidung akan menyebabkan menyebabkan resonansi resonansi berkurang berkurang atau hilang, hilang, sehingga terdengar suara sengau. Pro)#) Bi4ara
4
emb emban antu tu pros proses es pem pembe bent ntuk ukan an kata kata deng dengan an kons konson onan an nasa nasall )m, )m, n, n,
ng* dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara. %#2$#k) Na)a$
4
ukosa hidung merup rupaka akan res resept eptor refleks eks yang ang berhubungan
dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernapasan. :ontohnya, iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan napas terhenti. angsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung lambung dan pankreas.',+ 4
4 4 4
". EMB% EMB%IO IOLO LOGI GI HIDU HIDUNG NG
4 4
#elama #elama mingg minggu u keenam keenam,, fovean foveanasal asalis is menjadi menjadi semakin semakin dalam, dalam,
sebagia sebagian n karena karena pertum pertumbuh buhan an promin prominens ensia ia nasalis nasalis sekitar sekitar dan sebagia sebagian n karena penetrasi ke mesenkim dibawahnya )lihat !ambar .1A*. mula-mula membran oronasalis memisahkan kedua lekukan dari rongga mulut primitif melalui foramen yang baru terbentuk, koana primitif )lihat !ambar .1%:*. 4
<
$edua konkaini terletak dikedua sisi garing tengah dan tepat di
belakang palatum primer. $emudian dengan terbentuknya palatum sekunder dan perkembangan lebih lanjut rongga hidung primitif, terbentunya koana definitif di taut antara rongga hidung dan faring.
<,9
/ #inus udara paranasal berkembang sebagai divertikulum dinding
hidung lateral dan meluas ke dalam maksila, os etmoidale, os frontale, dan os sfenoid sfenoidale. ale. #inu-s #inu-sinu inuss ini mencap mencapai ai ukuran ukuranny nyaa yang yang maksima maksimall selama selama puberitas dan ikut membentuk wajah yang definitif. definitif.
<,=
4 4
Gamar 5. A)(#k 2ronta$ &a6a1. A. Mudiga1 7 minggu. Promin#n)ia
mak)i$ari) t#$a1 m#n3atu d#ngan (romin#n)ia na)a$i) m#diana. B. Mudiga1 !8 minggu. +. Foto mudiga1 manu)ia (ada ta1a( (#rk#mangan )#ru(a d#ngan gamar A.
<
4
4 Gamar 7. A. Potongan )agita$ m#$a$ui 2o,#a na)a$ dan ata) a&a1 (romin#n)ia na)a$i) m#diana (ada mudiga1 5 minggu. %ongga 1idung (rimiti2 di(i)a1kan dari rongga mu$ut o$#1 m#mran# orona)a$i) B. (otongan )#ru(a )#(#rti A 3ang m#m(#r$i1atkan m#mran# orona)a$i) )#dang (#4a1. +. mudiga1 7 minggu d#ngan rongga 1idung (rimiti2 3ang #r1uungan $ang)ung d#ngan rongga mu$ut. D. Potongan )agita$ m#$a$ui
&a6a1 mudiga1 9 minggu 3ang m#m(#r$i1atkan (#mi)a1an rongga 1idung dan mu$ut d#2initi2 o$#1 (a$atum (rim#r dan )#kund#r. Koana d#2initi2 t#r$#tak di taut antara rongga mu$ut dan 2aring.
<
4 4 4 4 4 4 4 4 /
4 '. DE:I DE:IAS ASII SEP SEPTU TUM M NASI NASI
4 4
Bentuk se septum no normal rmal iala alah lu lurus di di te tengah ro rongga hi hidung,
tetapi pada orang dewasa biasanya tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup cukup berat berat akan akan menyeba menyebabka bkan n penyemp penyempitan itan pada pada satu sisi hidung hidung.. Dengan demikian dapat terjadi gangguan fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi. 4 a. D#2i D#2ini ni)i )i dan dan K$a)i K$a)i2i 2ika ka)i )i
4
Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi
peralihan posisi septum nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh. Deviasi septum menurut ladina dibagi atas beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi, yaitu ( 1. ipe ipe >
( ben benjo jola lan n uni unilat latera erall yang yang belu belum m men mengg ggan angg ggu u ali aliran ran udar udara. a.
. ipe ipe >> ( benjola benjolan n unilate unilateral ral yang yang sudah sudah meng menggan ganggu ggu alir aliran an udara, udara, namun masih belum menunjukkan gejala klinis yang bermakna. %. ipe ipe >>> ( deviasi deviasi pada konka konka media media )area osteom osteomeata eatall dan meatus meatus media*. '. ipe ipe >/ ( ?#@ ?#@ septu septum m )pos )poste teri rior or ke sisi sisi lain, lain, dan dan anteri anterior or ke sisi sisi lainnya*. +. ipe ipe / ( tonjol tonjolan an besar besar unilat unilateral eral pada pada dasar dasar septum septum,, sementa sementara ra di sisi lain masih normal. <. ipe ipe /> ( tipe tipe / ditam ditamba bah h sulk sulkus us unila unilater teral al dari dari kaud kaudal al-ve -vent ntral ral,, sehingga menunjukkan rongga yang asimetri. 9. ipe ipe />> ( kombinasi kombinasi lebih lebih dari dari satu tipe, yaitu yaitu tipe tipe >-tipe >-tipe />.1,
4
4 /
4 4 4 4
Gamar Gamar ;. ;. K$a)i2i K$a)i2ika) ka)ii D#,ia) D#,ia)ii S#(tum S#(tum Na)i Na)i M#nur M#nurut ut M$adi M$adina na
Bent Bentuk uk-b -ben entu tuk k dari dari def defor orm mitas itas sept septum um nas nasii berd berdas asar arka kan n loka lokasi siny nya, a,
yaitu ( ! S( S(in ina a da dan Kri Kri)t )ta a
4
erupakan peno enonjol jolan tajam jam tulang atau tulang rawan sep septum
yang yang dapat dapat terjadi terjadi pada pada pertemu pertemuan an vomer vomer di bawah bawah dengan dengan kartil kartilago ago septum dan atau os ethmoid di atasnya. Bila memanjang dari depan ke belakang disebut krista, dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina. ipe ipe deform deformitas itas ini biasany biasanyaa merupa merupakan kan hasil hasil dari dari kekuata kekuatan n kompre kompresi si vertikal. " D#,ia)i
4
esi esi ini ini leb lebih ih kar karak akte teri rist stik ik den denga gan n pen penon onjo jola lan n berb berben entu tuk k :C :C atau atau
#C yang dapat terjadi pada bidang horisontal atau vertikal dan biasanya mengenai kartilago maupun tulang. ' Di)$oka)i
4
Batas atas baw bawah ah kar karti tila lago go sep septu tum m ber bergeser eser dar darii posi posisi si med media ialn lny ya dan dan
menonj menonjol ol ke salah salah satu lubang lubang hidung hidung.. #eptum #eptum deviasi deviasi sering sering diserta disertaii dengan kelainan pada struktur sekitarnya. * Sin#kia
4
Bila Bila devi devias asii ata atau u kri krist staa sep septu tum m ber berte temu mu dan dan mel melek ekat at deng dengan an konk konkaa
di hadapannya. Bentuk ini akan menambah beratnya beratn ya obstruksi. 1, 4 4
$ela $elain inan an stru strukt ktur ur akib akibat at devi devias asii sep septu tum m nas nasii dap dapat at beru berupa pa (
! Dind Dindin ing g Lat# Lat#ra ra$$ Hidun Hidung g
4
erdap rdapat at hipe hipert rtro rofi fi konk konkaa dan bula bula ethm ethmoi oid dalis alis.. >ni meru merupa pak kan
kompensasi yang terjadi pada sisi konka septum. " Mak)i$a
4
Daya aya kompresi yang menyebabkan deviasi septum biasanya
asimetri asimetri dan juga juga dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi maksila maksila sehingg sehinggaa pipi pipi menjad menjadii datar, pengangkatan lantai kavum nasi, distorsi palatum dan abnormalitas ortodonti. #inus maksilaris sedikit lebih kecil pada sisi yang sakit. ' Pira Pirami mid d Hid Hidun ung g
4
Devia eviasi si sept septum um nas nasii bagi bagian an ant anter erio iorr serin sering g berh berhub ubun unga gan n deng dengan an
deviasi pada piramid hidung. * P#ru P#rua a1a 1an n Muko Muko)a )a
4
dara dara insp inspir iras asii menj menjad adii terk terkonse onsent ntra rasi si pad padaa daer daerah ah yan yang g sempi sempitt
meny menyeb ebab abka kan n
efek efek
keri kering ng
sehi sehing ngga ga
terj terjad adii
pemb pemben entu tuka kan n
krus krusta ta..
"engangkatan krusta dapat menyebabkan ulserasi dan perdarahan. apisan proteksi mukosa akan hilang dan berkurangnya resistensi resis tensi terhadap infeksi.
ukosa ukosa sekitar sekitar deviasi deviasi akan akan menjad menjadii edema edema sebaga sebagaii akibat akibat fenome fenomena na Bernouili yang kemudian menambah derajat obstruksi. 1 4 4
Ein & dkk membagi deviasi septum berdasarkan berat atau
ringannya keluhan ( ! %ingan
4 Deviasi Deviasi kurang kurang dari setengah setengah rongga rongga hidung hidung dan belum belum ada ada bagian septum yang menyentuh dinding lateral hidung. " S#dang
4 Devi Deviasi asi kura kurang ng dari dari setan setanga gah h rong rongga ga hidu hidung ng tetap tetapii ada ada sedik sedikit it bagian septum yang menyentuh dinding lateral hidung. ' B#rat
4 Deviasi Deviasi septum septum sebagian sebagian besar sudah sudah menye menyentu ntuh h dindin dinding g lateral lateral hidung.% 4 4
Ein & dkk juga meng engklasifik fikasik sikan deviasi sep septum menjadi adi ',
yaitu ( 1*
Deviasi Deviasi lokal lokal terma termasuk suk spin spina, a, krist kristaa dan dislok dislokasi asi bagi bagian an kaud kaudal al
*
engku engkunga ngan n devi deviasi asi tanpa tanpa deviasi deviasi yang yang terl terloka okalis lisir ir
%*
eng engku kung ngan an devi deviasi asi deng dengan an devi deviasi asi lokal lokal
'*
eng engku kung ngan an devi devias asii yang ang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an devi devias asii hidu hidung ng
luar.%
/
/
Gamar Gamar 9. 9. K$a)i2 K$a)i2ika ika)i )i D#,ia D#,ia)i )i S#(tum S#(tum M#nu M#nurut rut Jin Jin %H dkk dkk
4 . Etio$ogi
4
Devi Devias asii sept septum um umum umumny nyaa dis diseb ebab abka kan n oleh oleh trau trauma ma lang langsu sung ng
dan biasanya berhubungan dengan kerusakan pada bagian lain hidung, seperti fraktur os nasal. "ada sebagian pasien, tidak didapatkan riwayat trau traum ma, sehi sehing ngga ga !ray !ray )19 )19* * mene menera rang ngka kann nny ya deng dengan an teor teorii birth Moulding . "osisi intrauterin yang abnormal dapat menyebabkan tekanan pada hidung dan rahang atas, sehingga dapat terjadi pergeseran septum. Demikian pula tekanan torsi pada hidung saat kelahiran )partus* dapat menambah trauma pada septum.1, 4
8akt 8akto or risi risik ko dev deviasi iasi sep septu tum m lebi lebih h besa besarr keti ketika ka per persa sali lina nan n.
#etelah lahir, resiko terbesar ialah dari olahraga, misalnya olahraga kontak langsung )tinju, karate, judo* dan tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.1,% 4
"eny "enyeb ebab ab lai lainn nny ya ialah ialah ket ketid idak akse seim imba bang ngan an per pertu tum mbuha buhan n.
ulang rawan septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior telah menetap, juga karena perbedaan pertumbuhan antara septum dan palatum. Dengan demikian terjadilah deviasi septum.
4 4 4 4. G#6a #6a$a K$in K$ini) i)
4
!ejala yang sering timbul biasanya adalah sumbatan
hidung yang unilateral atau juga bilateral. &al ini terjadi karena pada sisi hidung yang mengalami deviasi terdapat konka yang hipotrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hipertrofi sebagai akibat mekanisme kompensasi. $eluhan lainnya ialah rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. #elain itu, penciuman juga bisa terganggu apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum. Deviasi septum juga dapat menyumbat ostium sinus sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis. 4
Eadi Eadi devi devias asii sep septu tum m dapa dapatt men meny yebab ebabka kan n satu satu atau atau lebi lebih h dari dari
gejala berikut ini ( •
#umbatan pada salah satu atau kedua nostril
•
$ongesti nasalis biasanya pada salah satu sisi
•
"erdarahan hidung )epistaksis*
•
>nfeksi sinus )sinusitis*
•
$adang-kadang juga nyeri pada wajah, sakit kepala, dan postnasal drip.
•
engorok saat tidur )noisy ) noisy breathing during sleep*, sleep *, terutama pada bayi dan anak.,1F 4
"ada beberapa kasus, seseorang dengan deviasi septum
yang ringan hanya menunjukkan menunjukkan gejala ketika mengalami mengalami infeksi infeksi saluran saluran pernapasan atas, seperti common common cold . Dala Dalam m hal hal ini, ini, adany adanyaa infek infeksi si respiratori akan mencetuskan terjadinya inflamasi pada hidung dan secara perlahan-lahan menyebabkan gangguan aliran udara di dalam hidung. $emudian terjadilah sumbatan2obstruksi yang juga terkait dengan deviasi septu septum m nasi. nasi. 5amu 5amun, n, apab apabil ilaa common common cold telah telah sembuh sembuh dan proses proses
inflamasi mereda, maka gejala obstruksi dari deviasi septum nasi juga akan menghilang. 1F 4 d. Diagno)i)
4
Diagnosis
deviasi
septum
ditegakkan
berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 1 4
pada
anamnesa,
jika
deviasi
septum
ringan
hanya
menunj menunjukk ukkan an gejala gejala seperti seperti common common cold , pada pada deviasi deviasi septum septum yangh yangh bermakna pasien biasa mengeluh terjadi sumbatan pada salah satu atau kedua hidung, ada perdarahan pada hidung )epistaGis*, nyeri kepala dan sekitar mata yang biasanya dialami sudah lama. Adanya post nasal drip, dan pasien juga mengeluh menggorok saat tidur yang terutama dialami pada anak dan bayi. 4
"ada pemeriksaan fisik, inspeksi langsung pada batang
hidung hidung tanpa tanpa menggu menggunak nakan an spekul spekulum um terlebi terlebih h dahulu dahulu,, karena karena ujung ujung spekulum dapat menutupi deviasi bagian kaudal. >nspeksi termasuk pada vestibulum, piramida hidung, palatum dan gigi karena struktur ini sering terjadi terjadi ganggu gangguan an yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan deform deformita itass septum septum.. "ada "ada deviasi septum yang berat tampak penonjolan septum ke arah deviasai. 1, 4
"ada
pemeriksaan
dengan
menggunakan
rhinoskopi
anteri anterior or dapat dapat diliha dilihatt penonj penonjola olan n septum septum ke arah devias deviasi, i, tetapi tetapi pada pada deviasi yang ringan hasil pemeriksaan bisa normal. 1 4
"eme emerik riksaa saan radiologi untuk mema emastik stikaan diagnosis sisnya. nya.
"ada pemeriksaan ontgen kepala posisi antero-posterio antero-posteriorr tampak septum nasi nasi
yang ang
beng bengko kok. k.
"eme "emeri riks ksaa aan n
naso nasoen endo dosk skop opii
dila dilaku kuka kan n
bila bila
memungkinkan untuk menilai deviasi septum bagian posterior atau untuk melih melihat at robe robeka kan n muko mukosa. sa. Bila Bila dicu dicuri riga gaii terd terdap apat at komp kompli lika kasi si sinus sinus paranasal, dilakukan pemeriksaan H-ray sinus paranasal.1
4 4 4 4 #. P#na P#nata ta$a $ak) k)an anaa aan n
Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan
•
tindakan koreksi septum. Analgesik, digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung. "embedahan (
• • •
o
S#(to($a)t3 -%#(o)i)i S#(tum
4 #eptop #eptoplast lasty y merupa merupakan kan operasi operasi piliha pilihan n )i* pada pada anak-a anak-anak nak,, )ii* dapat dikombinasi dengan rhinoplasty, dan )iii* dilakukan bila terjadi dislokasi dislokasi pada bagian caudal dari kartilago septum. 3perasi ini juga dapat dikerjakan bersama dengan reseksi septum bagian tengah atau posterior. 4"ada operasi ini, tulang rawan yang bengkok direposisi. &anya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat dapat dicega dicegah h kompli komplikas kasii yang yang mungki mungkin n timbul timbul pada pada operasi operasi reseksi submukosa, submukosa, seperti terjadinya terjadinya perforasi perforasi septum dan saddle nose. nose.
3per 3peras asii
ini ini
juga juga tida tidak k
berp berpen enga garu ruh h
pertumbuhan wajah pada anak-anak.
bany banyak ak terh terhad adap ap
4
4 / Gamar !8. T#knik T#knik o(#ra)i o(#ra)i )#(to($a)t3 4 o
SM% - Sub-Mucous Sub-Mucous Resection Resection
4"ada operasi ini, muko-perikondrium dan muko-periosteum kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian tulang atau tulang rawan dari septum kemudian diangkat, sehingga muko-
perikondrium dan muko-periosteum sisi kiri dan kanan akan langsung bertemu di garis tengah. 4 esek eseksi si subm submuk ukos osaa dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n komp kompli lika kasi, si, seper seperti ti terjadi terjadinya nya hidung hidung pelana pelana ) saddle nose* nose* akib akibat at turu turunn nnya ya punc puncak ak hidung, oleh karena bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat. indakan operasi ini sebaiknya tidak dilakukan pada anakanak anak
kare karena na
dapa dapatt
memp mempen enga garu ruhi hi
pert pertum umbu buha han n
menyebabkan runtuhnya dorsum nasi. ,,1F,11 4
4
waja wajah h
dan dan
4 / Gamar !!. !!. T#knik T#knik o(#ra)i SM% -)umu4o)a r#)#4tion
2.
Kom($ika)i
4
Deviasi sep septum dapat me menyu nyumbat ost ostiium sin sinus, seh sehingga
merupa merupakan kan faktor faktor predisp predisposi osisi si terjadi terjadinya nya sinusi sinusitis. tis. #elain #elain itu, itu, deviasi deviasi septum juga menyebabkan ruang hidung sempit, yang dapat membentuk polip. #edangkan komplikasi komplikasi post-operasi, diantaranya ( ! Uncontrolled Bleeding . &al ini biasanya terjadi akibat insisi pada
hidung atau berasal dari perdarahan pada membran mukosa. rjadi sebag sebagai ai akiba akibatt traum traumaa saat saat oper operasi asi " Septal Hematoma. erjadi sehingg sehinggaa menye menyebab babkan kan pembul pembuluh uh darah darah submu submukos kosaa pecah pecah dan terjadi terjadilah lah pengum pengumpul pulan an darah. darah. &al ini umumny umumnyaa terjadi terjadi segera segera setelah operasi dilakukan. ' Nasal Septal Perforation. erjad erjadii apabil apabilaa terben terbentuk tuk rongga rongga yang yang
menghu menghubun bungka gkan n antara antara kedua kedua sisi hidung hidung.. &al ini terjadi terjadi karena karena
trauma dan perdarahan pada kedua sisi membran di hidung selama operasi. * Saddle Deformity. erjadi erjadi apabila kartilago kartilago septum terlalu banyak
diangkat dari dalam hidung. Biasanya terjadi terjadi pada pada pasien pasien yang yang 0 Recurrence of !e De"iation. Biasanya memilik memilikii deviasi deviasi septum septum yang yang berat berat yang yang sulit sulit untuk untuk dilaku dilakukan kan perbaikan.1F,11 4 g. Progno)i)
4
Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi
peralihan posisi dari septum se ptum nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh. "rognosis pada pasien deviasi septum setelah menjalani operasi cuku cukup p baik baik dan dan pasi pasien en dalam dalam 1F- 1F-F F hari hari dapa dapatt melak melakuk ukan an aktiv aktivit itas as sebagaimana biasanya. &anya saja pasien harus memperhatikan perawatan setelah operasi dilakukan. ermasuk juga pasien harus juga menghindari trauma pada daerah hidung.1 / BAB III / KESIMPULAN
4 4
Devi Devias asii sept septum um nasi nasi dap dapat at beru berupa pa kela kelain inan an bawa bawaan an seja sejak k lah lahir ir atau atau
paling sering terjadi akibat trauma. isiko terjadinya deviasi septum meningkat pada laki-laki karena lebih banyak terpapar dengan lingkungan dan trauma. Deviasi septum yang ringan tidak memberikan keluhan, sedangkan yang berat dapat menyebabkan kesulitan bernapas akibat obstruksi nasal. 4 erapi rapi kon konserv servat atif if untu untuk k obstr bstru uksi nasa nasall dapat apat dila dilak kukan ukan den dengan gan pemberian obat-obatan untuk mengatasi gejala pada pasien. 5amun untuk mengkoreksi deviasi septum, tindakan pembedahan sangat penting. ujuannya adal adalah ah untu untuk k
mence encega gah h
terj terjad adin iny ya
perb perbur uruk ukan an kond kondis isii
pasi pasien en sehi sehing ngga ga
menyebabkan berbagai komplikasi. ingkat keberhasilan tindakan pembedahan yang yang diharap diharapkan kan tergan tergantun tung g pada pada berat berat ringan ringannya nya deviasi deviasi septum septum nasi nasi yang yang terjadi.
4
#ecar ecaraa umum umum,, seba sebagi gian an bes besar ar pas pasie ien n deng dengan an dev devia iasi si sep septu tum m nasi nasi
lebih lebih baik baik dilaku dilakukan kan tindak tindakan an septop septoplast lasty y diband dibanding ingkan kan dengan dengan sub-mucous resection )#* karena adanya komplikasi post-#, seperti perforasi septum, perdarahan, dan saddle dan saddle nose. nose.1F,11 4
/ DAFT AFTA% PUS PUSTAKA
4 !. !olden !oldenber berg g D, !oldst !oldstein ein B. &andbo &andbook ok of otolary otolaryngo ngolog logy y head head and neck neck
surgery. 5ew-0ork( hieme, F1%. p.11-1' Dalam m ( #oep #oepar ardi di 6A, 6A, ". 5i;ar 5I, angunkusumo 6. Kelainan Septum. Dala >skanda >skandarr 5, Bashiru Bashiruddi ddin n E, estuti estuti D, editor. editor. Buku !ar "lmu Kesehatan #eling linga a $idu $idung ng #enggo nggoro rokk Kepa Kepala la dan dan Lehe Leherr. 6disi 6disi $eenam. $eenam. :etaka :etakan n $eempat. Eakarta ( Balai "enerbit 8$>. F1F ( hlm 1<-19. '. #now E, Iackym A. BallengerCs otorhynolaryngology head and neck surgery
19. B: Dacker, FF. p. +<1-+<. &igler "A. "A. $idung % natomi dan &isiologi #erapan. #erapan. Dalam ( Adams !, *. &igler Boies , &igler "A. "A. Boies Buku !ar 'enyakit #$# . 6disi <. :etakan $etiga. Eakarta ( 6!:. 19 ( hlm 19%-1==. 0. #oetjipto D, angunkusumo 6, Iardani #. $idung. Dalam ( #oepardi 6A,
>skanda >skandarr 5, Bashiru Bashiruddi ddin n E, estuti estuti D, editor. editor. Buku !ar "lmu Kesehatan #eling linga a $idu $idung ng #enggo nggoro rokk Kepa Kepala la dan dan Lehe Leherr. 6disi 6disi $eenam. $eenam. :etaka :etakan n $eempat. Eakarta ( Balai "enerbit 8$>. F1F ( hlm 11=-1. 5. #adler. .I. angmanCs edical 6mbryology. 1% th ed. Iolters $luwer.
"hiladelphia. F1+ 7. Bie !../. 6mbryology. ouis Bolk >nstitute. 5etherland. F11 ;. #choenwolf.!.:., Bleyl.#.B., Brauer.".., 8rancist-Iest.".&. arsenCs &uman embryology. ' th ed. "hiladelphia.FF 9. Baumann ann >, Baumann &. (e) *lassification of Septal +eviations. +eviations .
Departm Department ent of 3tolary 3tolaryngo ngolog logy y, &ead &ead and 5eck 5eck #urger #urgery y, niver niversity sity of &eidelberg ( !ermany. Eournal of hinology, FF97 '+ ( F-%. Available at
(
http(22www.rhinologyjournal.com2hinolo http(22www. rhinologyjournal.com2hinologyJissues2''JBaumann.pdf gyJissues2''JBaumann.pdf
)Accessed ( F1 April April 9*
!8. "ark "ark E$, 6dwa 6dward rd >. +eviated Septum. Septum. he "ractice of arshfield :linic,
America American n Academ Academy y of 3tolary 3tolaryngo ngolog logy y K &ead &ead and 5eck #urger #urgery y. FF+. FF+. Available
at
(
http(22www.marshfieldclinic.org2proGy2:-ent-
Deviated#eptum.1.pdf )Accessed )Accessed ( F1 April April 9* !!. !!. Bull "D. #he (asal Septum. Septum . >n ( Lecture ( Lecture (otes on +iseases of #he ,ar (ose
and #hroat . 5inth 6dition. #A ( Blackwell #cience td. FF ( p. =1-=+. editor. Kepala dan Leher. Dalam ( #jamsuhidajat , Iim !". Iidjoseno-!ardjito, editor. Kepala de Eong, editor. Buku editor. Buku !ar "lmu Bedah. 6disi . :etakan >. Eakarta ( 6!:. FF+ ( hlm %<+-%<<. !'. ore E, edina E. An athlas of head and neck surgery. 'th ed. 6lsevier
saunders. FF+. p. %FF-9 4 4