Isomer
senyawa
hopana
diketahui
sebagai
17β(H),21β(H);
17β(H),21α(H)
dan
17α(H),21β(H) yang ditemukan pada makhluk hidup dan serpihan purba yang telah mengalami sedikit tekanan termal (Ensminger et al., 19 74). Konfigurasi masing-masing isomer mempunyai tingkat kestabilan yang berbeda. Senyawa hopana dengan konfigurasi ββ tergolong dalam konfigurasi isomer yang kurang stabil, sehingga akan mengalami isomerisasi ke arah βα yang pada akhirnya akan mencapai konfigurasi paling stabil, yakni αβ (Seifert and Moldowan, 1980). Transformasi tersebut terjadi selama tahap diagenesis dan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Gambar Skema epimerisasi hopana melalui mekanisme hidrogen radikal bebas (Seifert
and Moldowan, 1980).
Oleh sebab itu stereokimia dari senyawa dengan struktur hopana ini dapat dijadikan sebagai indikator derajat metamorfosis dari sampel geologi (Hazai et al., 1988). Keberadaan hopana dengan konfigurasi mengindikasikan rendahnya kematangan dari sampel yang dianalisis (Ensminger et al., 1974; Volkman et al., 1983). Keberadaan 17β(H),α21(H)-moretana 17β(H),α21(H)-moretana atau 17β(H),α21(H)-norhopana 17β(H),α21(H)-norhopana menurun seiring dengan meningkatnya kematangan kematangan (Seifert and Moldowan, 1980). Transformasi B,A-moretana atau norhopana menjadi A,B-hopana dapat dijelaskan melalui dua tahap proses radikal bebas dibawah kondisi termodinamika yang terkontrol dalam kerogen. Oleh karena itu Rasio dari
17β(H),α21(H)-moretana 17β(H),α21(H)-moretana atau
17β(H),α21(H)-norhopana 17β(H),α21(H)-norhopana terhadap 17α(H),21β(H)-hopana 17α(H),21β(H)-hopana potensial dapat digunakna sebagai indikator kematangan (maturity) (Seifert and Moldowan, 1980).