Dian Husada Kebutuhan Dasar Manusia I Tahap Proses Infeksi
Tahap Proses Infeksi 1. Tahap Tahap pertama pertama dari proses proses infeks infeksii adalah adalah masuknya masuknya mikroor mikroorgan ganism ismee ke dalam inang melalui satu atau beberapa jalur: pernapasan, pencernaan (gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang telah terluka. setelah masuk, patogen harus melalui brmacammacam sistem pertahanan tubuh sebelum dapat hidup dan berkembangbiak di dalam inangnya.!"# $ont $ontoh oh sist sistem em pert pertah ahan anan an inan inang g meli melipu puti ti kondi kondisi si asam asam pada pada perut perut dan salu salura ran n urogenitalia, fagositosis fagositosis oleh oleh sel darah putih, putih, dan bermacammacam en%im hidroitik dan proteolitik yang dapat d apat ditemukan di kelenjar sali&a sali&a,, perut, dan usus halus.!"# 'akteri yang memiliki kapsul polisakarida di bagian bagian luarny luarnyaa sepert sepertii Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis memiliki meningitidis memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup.!"# . Pelekatan: 'eberapa bakteri seperti Escherichia seperti Escherichia coli menggunakan en:pili en:pili untuk untuk melekat !"# pada permukaan sel inang mereka. 'akteri lain memilki molekul adhesipelekatan pada permukaan sel mereka atau dinding sel yang hidrofobik seingga seingga mereka dapat menempel !"# pada membran sel sel inang. Pelekatan Pelekatan meningkatkan meningkatkan &irulensi &irulensi dengan cara mencegah bakteri terba*a oleh mukus atau organ karena aliran cairan seperti pada saluran urin dan pencernaan.!"# +. Kemampuan invasif: bakteri in&asif adalah bakteri yanf dapat masuk ke dalam sel inang atau menembus permukaan kelenjar mukus mukus sehingga sehingga menyebar dari titik a*al infeksi. !"# ema emamp mpua uan n in&a in&asi siff didu diduku kung ng oleh oleh adan adanya ya en%i en%im m yang ang mend mendeg egra rada dasi si matriks !"# ektraseluler seperti kolagenase kolagenase.. ". Toksin bakteri: 'eberapa bakteri memproduksi toksin toksin atau racun yang dapat dibagi menjad menjadii dua jenis yaitu: yaitu: endotoksin endotoksin da dan eksotoksin eksotoksin..!"# -ksotoksin adalh protein yang disekresikan disekresikan oleh bakteri bakteri gram positif dan gram negatif . i sisi lain, endotoksin adalah lipopolisakarida yang tidak disekresikan melainkan terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif.!"#
/antai Infeksi Ada 6 komponen pada rantai infeksi
1. Agen penyebab/mikroorganisme penyebab/mikroorganisme::
bakteri, &irus, jamur, spora Patogenesis dipengaruhi : 0umlah irulensi emampuan untuk masuk ke dalam tubuh 2ur&i&al dalam tubuh
. Sumber (Reservoir) meliputi tumbuhan, binatang, manusia dan aspek lingkungan
+. Tempat keluarnya organisme 2aluran /espirasi : roplet bersin, batuk, bicara 2aluran gastrointestinal 2aluran 3rinaria 2aluran /eproduksi ulit, mukosa
". Metode transmisi ontak irect, Indirect, droplet 4ir borne &ia udara ektor borne &ia binatang 5. Tempat masuknya organisme melalui sistem tubuh, darah, kulit
6. ost (seseorang dalam resiko) 7aktor yang mempengaruhi : 2tres yang berkepanjangan 2tatus nutrisi yang buruk 7atigue 3sia
Proses Terjadinya Infeksi 4pril 89 undefined den ger ikroba patogen agar dapat menimbulkan penyakit infeksi harus bertemu dengan pejamu yang rentan, melalui dan menyelesaikan tahaptahap sebagai berikut. a. Tahap I ikroba patogen bergerak menuju tempat yang menguntungkan (pejamupenderita) melalui mekanisme penyebaran (mode of transmission). 2emua mekanisme pen yebaran mikroba patogen tersebut dapat terjadi di rumah sakit, dengan ilustrasi sebagai berikut. 1. Penularan langsung elalui droplet nuclei yang berasal dari petugas, keluargapengunjung, dan penderita lainnya. emungkinan lain melalui darah saat transfusi darah. . Penularan tidak langsung 2eperti yang telah diuraikan , penularan tidak langsung dapat terjadi sebagai berikut. a) ehicleborne, yaitu penyebaranpenularan mikroba patogen melalui bendabenda mati (fotnite) seperti peralatan medis (instrument), bahanbahanmaterial medis, atau peralatan makanminum untuk penderita. Perhatikan pada berbagai tindakan in&asif seperti pemasangan kateter, &ena punctie, tindakan pembedahan (bedah minor, pembedahan di kamar bedah), proses dan tindakan medis obstetriginekologi, dan lainlain. b) ectorborne, yaitu penyebaranpenularan mikroba patogen dengan perantara &ektor seperti lalat. ;uka terbuka (open *ound), jaringan nekrotis, luka bakar, dan gangren adalah kasuskasus yang rentan dihinggapi lalat. c) 7oodborne, yaitu penyebaranpenularan mikroba patogen melalui makanan dan minuman yang disajikan untuk penderita. ikroba patogen dapat ikut menyertainya sehingga menimbulkan gejala dan keluhan gastrointestinal, baik ringan maupun berat. d)
b. Tahap II 3paya berikutnya dari mikroba patogen adalah melakukan in&asi ke jaringanorgan pejamu (penderita) dengan cara mencari akses masuk untuk masingmasing penyakit (port d=entree) seperti adanya kerusakanlesi kulit atau mukosa dari rongga hidung, rongga mulut, orificium urethrae, dan lainlain. 1. ikroba patogen masuk ke jaringanorgan melalui lesi kulit. >al ini dapat terjadi se*aktu melakukan insisi bedah atau jarum suntik. ikroba pa togen yang dimaksud antara lain &irus >epatitis ' (>'). . ikroba patogen masuk melalui kerusakanlesi mukosa saluran urogenital karena tindakan in&asif, seperti: a) tindakan kateterisasi, sistoskopi? b) pemeriksaan dan tindakan ginekologi (curretage)? c) pertolongan persalinan per&aginam patologis, baik dengan bantuan instrumen medis, maupun tanpa bantuan instrumen medis. +. engan cara inhalasi, mikroba patogen masuk melalui rongga hidung menuju saluran napas. Partikel in feksiosa yang menular berada di udara dalam bentuk aerosol. Penularan langsung dapat terjadi melalui percikan ludah (droplet nuclei) apabila terdapat indi&idu yang mengalami infeksi saluran napas melakukan ekshalasi paksa seperti batuk atau bersin. ari penularan tidak langsung juga dapat terjadi apabila udara dalam ruangan terkontaminasi. ;ama kontak terpapar (time of e@posure) antara sumber penularan dan penderita akan meningkatkan risiko penularan. $ontoh: &irus Influen%a dan 4l. tuberculosis. ". engan cara ingesti, yaitu melalui mulut masuk ke dalam saluran cerna. Terjadi pada saat makan dan minum dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi. $ontoh: 2almonella, 2higella, ibrio, dan sebagainya. c. Tahap III 2etelah memperoleh akses masuk, mikroba patogen segera melakukan in&asi dan mencari jaringan yang sesuai (cocok). 2elanjutnya melakukan multiplikasiberkembang biak disertai dengan tindakan destruktif terhadap jaringan, *alaupun ada upaya perla*anan dad pejamu. 2ehingga terjadilah reaksi infeksi yang mengakibatkan perubahan morfologis dan gangguan fisiologis fungsi jaringan. /eaksi infeksi yang terjadi pada pejamu disebabkan oleh adanya sifatsifat spesifik mikroba patogen. a. Infeksi&itas kemampuan mikroba patogen untuk berin&asi yang merupakan langkah a*al melakukan serangan ke pejamu melalui akses masuk yang tepat dan selanjutnya mencari jaringan yang cocok untuk melakukan multiplikasi. b. irulensi ;angkah mikroba patogen berikutnya adalah melakukan tindakan destruktif terhadap jaringan
dengan menggunakan en%im perusaknya. 'esarkecilnya kerusakan jaringan atau cepat lambatnya kerusakan jaringan ditentukan oleh potensi &irulensi mikroba patogen. c. 4ntigenitas 2elain memiliki kemampuan destruktif, mikroba patogen juga memiliki kemampuan merangsang timbulnya mekanisme pertahanan tubuh pejamu melalui terbentuknya antibodi. Terbentuknya antibodi ini akan sangat berpengaruh terhadap reaksi infeksi selanjutnya. d. Toksigenitas 2elain memiliki kemampuan destruktif melalui en%im perusaknya, beberapa jenis mikroba patogen dapat menghasilkan toksin yang sangat berpengaruh terhadap perjalanan penyakit. e. Patogenitas 2ifatsifat infeksi&itas, &irulensi, serta toksigenitas mikroba patogen pada satu sisi, dan sifat antigenitas mikroba patogen pada sisi yang lain, menghasilkan gabungan sifat yang disebut patogenitas. 0adi sifat patogenitas mikroba patogen dapat dinilai sebagai Aderalat keganasanB mikroba patogen atau respons pejamu terhadap masuknya kuman ke tubuh pejamu. /eaksi infeksi adalah proses yang terjadi pada pejamu sebagai akibat dari mikroba patogen mengimplementasikan ciriciri kehidupannya terhadap pejamu. erusakan jaringan maupun gangguan fungsi jaringan akan menimbulkan manifestasi klinis, yaitu manifestasi klinis yang bersifat sistemik dan manifestasi klinis yang bersifat khusus (organik). anifestasi klinis sistemik berupa gejala (symptom) seperti domain, merasa lemah dan terasa tidak enak (malaise), nafsu makan menurun, mual, pusing, dan sebagainya. 2edangkan manifestasi klinis khusus akan memberikan gambaran klinik sesuai dengan organ yang terserang. $ontoh: C 'ila organ paru terserang, maka akan muncul gambaran klinik seperti batuk,sesak napas,nyeri dada, gclisah, dan sebagainya. C 'ila organ alat pencernaan makanan terserang, maka akan muncul gambaran klinik seperti mual, muntah, kembung, kejang perut, dan sebagainya. ikroba patogen yang telah bersarang pada jaringanorgan yang sakit akan terus berkembang biak, sehingga kerusakan dan gangguan fungsi organ semakin meluas. emikian seterusnya, di mana pada suatu kesempatan, mikroba patogen ketuar dari tubuh pejamu (penderita) dan mencari pejamu baru dengan cara menumpang produk proses metabolisme tubuh atau produk proses penyakit dari pejamu yang sakit.