PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL NURI NOVELIA PRAMESTY 220110130008
Apa itu Psikososial?
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah M asalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (Depkes, 2011).
Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi social seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya. mental/emosionalnya. Dari katanya, katanya, istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan social.
Apa itu Psikososial?
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah M asalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (Depkes, 2011).
Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi social seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya. mental/emosionalnya. Dari katanya, katanya, istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan social.
Ruang lingkup psikososial
Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu
Stud Studii tentan tentang g pros proses es-proses individual bersama
studi tentang tentang perseps persepsi,i, • studi
seperti bahasa bahasa,, sikap sosial sosial,, • seperti
motivasi proses belajar, belajar, atribusi atribusi (sifat). (sifat).
perila perilaku ku meniru meniru (imita (imitasi) si),, dan lainnya.
Stud Studii tentan tentang g inte intera raks ksii kelompok • misalnya misalnya kepemimpina kepemimpinan, n,
komunikasi komunikasi hubungan hubungan kekuasaan, kerjasama, persaingan, persaingan, dan konflik. konflik.
Tahap perkembangan per kembangan psikososial
Kepercayaan vs Ketidakpercayaan
Menurut Erik Erickson
Inisiatif vs Rasa bersalah
Otonomi vs Keraguan
(18 bulan bulan s/d 3 tahun)
(0 s/d 18 bulan)
(usia 3 s/d 5 tahun)
Industri vs Inferioritas
Identitas vs Kebingungan identitas
Keintiman vs Keterasingan
(usia 6 s/d 12 tahun)
(usia 12t 12tahu ahunn s/d
( masa masa dewasa awal, usia 20 s/d 30 tahun)
18tahun)
Generativitas vs Stagnansi
Integritas vs Keputusasaan
( masa masa pertengahan
( selama selama masa akhir
dewasa)
dewasa)
Tahapan psikoseksual
Menurut Sigmund Freud
Tahap phalik (3-5 th) Tahap oral (0-1 th)
Tahap anal (1-3 th)
menghisap & menggigit
Toilet training
Tahap laten (5-13 th) Perilaku, dorongan seks ditekan (masa tenang)
Tahap genital (>13 th) mulai tertarik pada lawan jenis dan dorongan seksual mulai timbul secara nyata
Kenikmatan pada perilaku yang berhubungan dengan alat kelamin
Pendekatan Psikoanalitik Dimensi kepribadian yang mengacu pada realita, berkembang dari Id
Conscious
Ego Superego
Dimensi kepribadian moralistic, judgmental, perfectionist
Dimensi kepribadian yang asli, Dibawa sejak lahir
Preconscious
Unconscious Id
Information in your immediate awareness Information which can easily be made conscious Thoughts, feelings, urges, and other information that is difficult to bring to conscious awareness
Konsep dasar Psikososial
Tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.
Menurut Maslow
Citra diri
Identitas diri
Ideal diri
Konsep diri
Peran diri
Harga diri
Karakteristik konsep diri rendah
Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu Tidak mau berkaca Menghindari diskusi tentang topik dirinya Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat Mengingkari perubahan pada dirinya Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan, dan menangis Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya
Dampak Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Psikososial
Gg. Identitas diri
Gg. Citra tubuh
Gg. Harga diri
• Perubahan
• Hilangnya bagian
• Hubungan
perkembangan. • trauma • Jenis kelamin yang tidak sesuai • Budaya yang tidak sesuai
tubuh • Perubahan perkembangan • Kecacatan
interpersonal yang tidak harmonis • Kegagalan perkembangan • Kegagalan mencapai tujuan hidup • Kegagalan dalam mengikuti aturan normal
Gg. Peran • • • •
Kehilangan peran Peran ganda Konflik peran Ketidakmampuan menampilkan peran
JENIS-JENIS GANGGUAN PSIKOSOSIAL •
Kecemasan
•
Gg. Citra tubuh
•
Ketidakberdayaan
•
Harga diri rendah
•
Keputusasaan
KECEMASAN
Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan (ansietas) adalah sekolompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas. (Videbeck Sheila L, 2008, hal 307).
Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)
Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum (demam panggung)
Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
Sering kali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir yang berlebihan terhadap penyakit
Mudah tersinggung, suka membesarbesarkan masalah yang kecil (dramatisir)
Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu
Tidak mudah mengalah “sering ngotot”
Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulangulang
Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris
•
Peplau (1963) mengidentifikasi ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap
tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda: Cemas ringan
cemas yang normal menjadi bagian seharihari
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
Cemas sedang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting.
Cemas berat
Panik
ini sangat mengurangi lahan persepsi individu
berhubungan dengan ketakutan dan terror,
cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
mengalami kehilangan kendali.
semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan
tidak mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan.
kreatifitas.
mengakibatkan disorganisasi kepribadian, dengan
a.
Kecemasan/ansietas
b.
Ketidakefektifan koping
c.
Gangguan citra tubuh
d.
Kurangnya pengetahuan
e.
Harga diri rendah situasional
f.
Gangguan pola tidur
Rencana tindakan keperawatan
Identifikasi tanda dan gelaja kecemasan Identifikasi secara verbal dan nonverbal upaya klien untuk mengontrol kecemasan
Identifikasi tanda vital klien saat terjadinya stress Identifikasi fisik, ekspresi wajah, gaya tubuh dan tingkat aktivitas klien saat terjadinya penurunan tingkat stress. Demostrasikan cara untuk meningkatkan konsentrasi lain Identifikasi pencetus, konflik dan upaya yang dilakukan klien Demostrasikan kembali bagaimana caranya untuk meningkatkan focus eksternal Demonstrasikan beberapa kemungkinan untuk bias meyakinkan klien bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalahnya
GANGGUAN CITRA TUBUH
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan, dan pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk struktur, fungsi keterbatasan, serta makna dan objek yang kontak secara terus menerus baik masa lalu maupun sekarang. (Dalami dkk, 2009).
Manifestasi klinis Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
Tidak menerima perubahan tubuh yang teradi atau akan terjadi.
Menolak penjelasan perubahan tubuh.
Persepsi negative pada tubuh.
Klien merasa bahwa dirinya tidak berguna lagi karena tidak bisa melakukan kegiatan apapun dengan kondisi tubuh yang ada pada saat ini
Klien merasa takut untuk menghadapi dampak yang teradi setelah ada perubahan pda tubuhnya
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
Gangguan citra tubuh Koping individu tidak efektif Gangguan identitas personal Harga diri rendah situasional
Rencana tindakan keperawatan
Membina hubungan trust perawat dan klien dengan cara yang terapeutik Identifikasi perasaan dan pikiran klien mengenai perubahan yang terjadi pada tubuhnya Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan klien Dorong klien untuk merawat diri dan berperan dalam proses keperawatan secara bertahap dan berlanjut Tingkatkan peran kelompok yang memiliki masalah sama dengan klien, namun sudah menyelesaikan masalah dengan baik Tingkatkan dukungan keluarga terutama pasangan hidup klien
KETIDAKBERDAYAAN Keadaan dimana individu tidak mampu mengontrol dirinya sendiri pada kejadian atau situasi apapun (Muttaqin, 2010). Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannya tidak akan mendapat hasil (Varcarolis, 2010) dan digambarkan juga sebagai suatu keadaan dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (Fortinash, 2003).
Menutupi ekspresi dirinya yang merasa tidak puas Mayor ketidakmampuan mengontrol situasi misalnya pekerjaan, prognosis, perawatan, tingkat penyembuhan yang dapat mengganggu pandangan, tujuan, dan gaya hidup
Ketidakberdayaan
Minor
Apatis,cemas, marah, perilaku kekerasan, depresi, perilaku buruk, kegelisahan, isolasi sosial dan pasif
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
Risiko tinggi perilaku kekerasan. Ketidakberdayaan. Mekanisme koping tidak efekti. Harga diri rendah situasional. Kecemasan. Isolasi sosial.
Rencana tindakan keperawatan
Tujuan: Klien dapat melakukan cara pengambilan keputusan yang efektif dalam mengendalikan situasi kehidupannya. Tindakan: pedekatan yang hangat, menerima klien apa adanya dan bersifat empati. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi dari perawat sendiri (misalnya: rasa marah, frustasi, dan simpati) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang suportif. Beri waktu untuk klien memberikan respon terhadap kejadian yang dialaminya.
Rencana tindakan keperawatan
Tujuan: Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosi.
Tindakan: Tunjukkan respon emosional dan menerima klien. Gunakan teknik komunikasi terapetik terbuka, ekslorasi, klarifikasi. Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya.
Bantu pasien mengidentifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol. Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaan-perasaannya yang berhubungan dengan ketidakmampuan.
Rencana tindakan keperawatan
Tujuan: Klien dapat memodifikasi pola kognitif yang bersifat negatif. Tindakan: Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkannya melalui interupsi atau substitusi. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif. Evaluasi ketepatan persepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien. Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan, dan pendapatnya yang tidak rasional. Kurangipenilaian klien yang negatif terhadap dirinya. Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahan yang terjadi.
HARGA DIRI RENDAH SOTUASIONAL
Mengungkapkan rasa malu/bersalah
Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri
Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya, ketidakberdayaan dan ketidakbergunaan)
Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif
Kesulitan dalam membuat keputusan
Perasaan malu terhadap diri sendiir akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
Gangguan berhubungan social, seperti menarik diri
Percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan
Merendahkan martabat, misal’saya bodoh dan tidak tahu apa-apa.”
Masalah keperawatan
Harga diri rendah situasional
Ketidakefektifan koping Gangguan citra tubuh Gangguan identitas personal
Ketidakberdayaan Keputusasaan
Rencana tindakan keperawatan
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan, seperti mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai kempuan, seperti: mendiskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan klien lakukan seharihari. Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
Membantu pasien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan memberi pasien kesempatan melakukan kegiatan yang telah dilatih
KEPUTUSASAAN Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seseorang individu yang melihatketerbatasan atau tidak ada alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energi yang dimilikinya. (NANDA, 2005).
Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa
Sering mengeluh dan tampak murung
Menunjukkan kesedihan, efek datar atau tumpul
Menarik diri dari lingkungan
Menurun atau tidak adanya selera makan
Penurunan keterlibatan dalam perawatan
Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
Nampak selalu murung atau blue mood
Bersikap pasif dalam menerima perawatan
KONSEP UMUM MASALAH PSIKOSOSIAL Masalah psikososial adalah masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa.
1. PSIKOTIK GELANDANGAN
Pengertian Penyebab Pengenalan Penatalaksanaan Pencegahan
• penderita gangguan jiwa kronis yang keluyuran di jalan-jalan umum, • dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak keindahan lingkungan.
• Keluarga kurang peduli, keluarga malu, kegagalan urbanisasi
• Dikenali sebagai orang dengan tubuh yang kotor sekali, rambutnya
seperti sapu ijuk, pakaiannya compang-camping, membawa bungkusan besar yang berisi macam-macam barang.
• Dirawat hingga sembuh di Rumah Sakit Jiwa atau Panti Laras (Dinas
Sosial)
• Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE); obat injeksi long acting; penciptaan
lapangan pekerjaan di desa.
2. PEMASUNGAN PENDERITA GANGGUAN JIWA
Pengertian Penyebab Pengenalan Penatalaksanaan Pencegahan
• tindakan masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa (biasanya yang berat) dengan cara
dikurung, dirantai kakinya dimasukan kedalam balok kayu sehingga kebebasannya menjadi hilang.
• • • •
Rasa malu pihak keluarga Penyakitnya tidak kunjung sembuh Tidak ada biaya pengobatan Tindakan keluaga untuk mengamankan lingkungan.
• terkurungnya dalam kandang binatang peliharaan; terkurung dalam rumah; kaki atau lehernya
dirantai; salah satu atau kedua kakinya dimasukkan kedalam balok kayu yang dilubangi.
• Dirawat sampai sembuh di Rumah Sakit Jiwa, kemudian dilanjutkan dengan rawat jalan.
• Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE); kurasi (penyembuhan) dan rehabilitasi yang lebih baik; memanfaatkan sumber dana dari JPS-BK; penciptaan Therpeutic Community (lingkungan yang
mendukung proses penyembuhan).
3. ANAK JALANAN
Pengertian Penyebab Pengenalan Latar belakang dan motivasi Penatalaksanaan Pencegahan
• Anak jalanan adalah anak-anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja di jalanan kawasan
urban.
• Akibat kesulitan ekonomi; banyaknya orang tua yang urbanisasi dan jadi pengemis di ibukota
• bergerombol di perapatan lampu, pusat pertokoan, terminal bus dan tempat keramaian yang memungkinkan
mereka mendapatkan uang.
• Golongan anak jalanan pekerja perkotaan: mereka yang keberadaannya di jalanan terutama untuk mencari
nafkah bagi dirinya maupun keluarganya.
• Golongan anak jalanan “murni”, yakni yang menjalani seluruh aspek kehidupannya di jalanan. Mereka
umumnya adalah pelarian dari keluarga bermasalah.
• Melaksanakan Keppres Nomor 36/1990, yang menyatakan bahwa anak mempunyai hak bagi kelangsungan
hidup dan tumbuh kembangnya yang optimal,
• Peran serta LSM dan Kelompok Profesi yang menggeluti masalah tumbuh kembang anak dalam memberikan
perhatian terhadap kelangsungan hidup anak jalanan.
• Sosialisasi dan pelaksanaan Undang-Undang Perlindungan Anak yang baru.
4. PENGANIAYAAN ANAK
pengertian • perlakuan orang
dewasa/anak yang lebih tua dengan menggunakan kekuasaan, yang berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat atau kematian.
Penyebab (ortu) • Pernah jadi korban
penganiayaan anak • terpapar oleh kekerasan dalam rumah. • Kondisi kehidupannya penuh sters, seperti kemiskinan. • Mengalami gangguan jiwa seperti depresi.
Penyebab (anak) • Prematur. • Retardasi mental. • Cacat fisik. • Suka menangis hebat
atau banyak tuntutan.
Pengenalan (indikator telah terjadinya penganiayaan) • Cedera atau
bekasnya yang bercirikan penganiyaan fisik. • Tidak langsung dibawa ke dokter tapi telah diobati sekedarnya. • Perilaku dan emosi orangtua tidak adekuat. • Hubungan anak dan orangtua tidak wajar, anak ketakutan
Penatalaksanaan • Anak harus berada
dalam keadaan aman • Anak sebaiknya dikonsulkan ke dokter jiwa atau psikolog • Secara psikoedukatif anak dibantu untuk menghadapi dirinya dan lingkungannya • Mendorong anak membicarakan dengan terapisnya apa yang telah dialaminya
Pencegahan • Penegakan hukum
positif berkaitan dengan kekerasan terhadap anak antara lain UndangUndang Perlindungan Anak.
5. TAWURAN
Pengertian
• Tawuran adalah kegitan “sampingan” pelajar,yang beraninya hanya kalau
bergerombol/berkelompok dan sama sekali tidak ada gunanya,bahkan dapat dibilang merupakan tindakan pengecut.
Penyebab
• • • •
Iseng,bosan, jenuh Tekanan kelompok dalam bentuk solidaritas Warisan dendam/musuh, menguji kekebalan; Kurang komunikasi orang tua,anak dan sekolah;
Pengenalan
• • • •
Tawuran biasanya terjadi pada: Hari-hari tertentu (hari ulang tahun sekolah) Adanya konsentrasi masa s iswa di halte bus/dalam bus,di tempat nongkrong lain Adanya siswa membawa senjata,payung ataupun batu.
• Memasukan kembali mata pelajaran Budi Pekerrti yang selaras dengan norma-
Penatalaksanaan
norma agama • Pengawasan ketat media yang menyajikan adegan kekerasan.
6. KENAKALAN REMAJA
• Kenakalan remaja adalah tingkah laku yang melaupaui batas toleransi orang lain
dan lingkungannya,yang dapat melanggar hak azazi menusia sampai melanggar hukum.
Pengertian Penyebab
Pengenalan
• Faktor pola asuh • Penanaman nilai yang salah • Pengaruh media massa
• • • •
Melawan orangtua Mencuri, merokok, naik bus tanpa bayar, Membolos, lari dari sekolah, Memperkosa, menganiaya, membunuh, merampok atau tindakan criminal lainnya.
• Program konseling bagi remaja, orangtua dan keluarga, penting agar mereka
Penatalaksanaan
menyadari bahwa remaja dalam perkembangannya membutuhkan dukungan. • Komunikasi dua arah yang “terbuka” dan mengubah interaksi sehingga keluarga
dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih sehat.
• Filtrasi nilai dan norma negatif yang diadopsi anak melalui berbagai kecanggihan
Pencegahan
dan kemudahan akses multimedia, • Menciptakan lingkungan keluarga yang norma keluarganya kuat, kental dengan
nilai-nilai kesopanan dan agama,serta mampu mengelola konflik keluarga.
7. PENYALAHGUNAAN NAPZA
• NARKOBA (NAPZA) adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika , dan Zat adiktif yang
Pengertian Penyebab Penatalaksanaan Pencegahan
merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi social.
• Sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak tekun) • Cenderung membrontak, tidak mau mengerti peraturan/tata nilai yang berlaku; • Kurang taat beragama, berkawan dengan penyalahguna NAPZA;
• Terapi medis • Rehabilitasi
• Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang NAPZA • Deteksi dini perubahan perilaku • Menolak tegas untuk mencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakan tidak pada narkoba”
8. PENYIMPANGAN SEKSUAL
• suatu kodisi dimana terjadi gangguan pada keinginanseksual danpada perubahan-perubahan psikofisiologiksiklus
Pengertian Penyebab Pengenalan Penatalaksanaan Pencegahan
respons seksual dan menyebabkan distres yang nyata dan kesulitan interpersonal.
• Gagal menyelessaikanproses perkembangan menjadi seseorang heteroseksual. • Pengalan dini yang mengkondisikan atau mensosialisasikan anak kedalam penyimpangan seksual
• Parafilia, gangguan seksual yang nyata dimana beberapa diantaranya bisa berbuntut tindakan kriminal yaitu : • Voyerisme, fikiran berulang denganfantasi dan tindakan-tindakan seperti mengamati orang telanjang • Exhibitionisme, keinginan yang berulang-ulang untuk memperlihatkan alat kelaminnya pada orang yang tidak dikenal. • Pedofilia, doronganseksual yang kuat dan berulang-ulang terdapat anak-anak.
• Terapi seksual • Terapi perilaku • Farmakoterapi
• Pola asuh yang memungkinkan perkembangan seksual berjalan normal. • Deteksi dini kadar hormondan kromosom.
9. PELECEHAN SEKSUAL
Pengertian Penyebab Pengenalan Penatalaksanaan Pencegahan
• Pelecehan seksual pada anak dalam bentuk tindakan meraba-raba dan mengadakan hubungan kelamin
(penetrasi),hubungan seks anal atau perilaku pomografi,dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda kelaminnya,dapat juga berupa insas.
• Pelaku pernah mengalami hal yang sama • Pelaku tergolong pedofilia • Pelaku juga melakukan penganiayaan fisik pada anak
• Ada infeksi vagina yang berulang pada anak dibawah 12 tahun • Anak mengeluh nyeri pada alat kelaminnya,ada perdarahan atau discharge, pakaian dalam robek atau ada
bercak darah
• Terdapat gangguan dalampengendalian BAB,BAK,selain memar pada badanya
• Pada prinsipnya sama dengan penatalaksanaan pada anak yang mengalami penganiayaan (fisik)
• Penegakan hukum positif (Undang-undang Perlindungan Anak • Identifikasi keluarga yang punya risiko tinggi untuk melakukan penganiayaan seksual pada anak dan jika
ditemukan,dilakukan intervensi dini
• Pendidikan deteksi dini pada profesi medik dan yang bergerak di bidang kesehatan terutama yang sering
kontak dengan anak-anak
10. KEKERASAN SOSIAL
Pengertian Penyebab Pengenalan Penatalaksanaan Pencegahan
• Suatu tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap orang lain dalam
lingkup masyarakat dengan menggunakan anggota tubuhnya atau alat bantu lainnya/benda yang berakibat penderitaan secara fisik,seksual atau psikologis bahkan kematian.
• Frustasi • Provokasi langsung dari orang lain • Terpapar dengan bentuk-bentuk kekerasan yang dipertontonkan oleh media masa
• Meningkatnya kejadian kekerasa criminal • Aspek mental pada kasus korban kekerasan masih kurang mendapat perhatian
• Secara holistik • Gangguan klinis diatasi sesuai dengan evaluasi personslnya dan kalau perlu
diberikan pemahaman terhadap masalah korban serta memfasilitasi harapan dan motivasi keluarga terhadap korban.
• Pencegahan hukum positif berkaitan dengan kekerasan (misalnya UU Antiterorisme)