PROPOSAL KEBAKARAN HUTAN
A. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Bencana kebakaran hutan dan lahan merupakan permasalahan serius yang harus dihadapi provinsi Jambi hampir setiap tahun pada musim kemarau. Kebakaran yang terjadi tidak hanya pada lahan kering tetapi juga pada lahan basah (terutama lahan gambut). Lahan gambut berfungsi sebagai pengatur air/hidrologi, sarana konservasi keanekaragaman hayati, serta penyerap dan penyimpan karbon yang mampu meredam perubahan iklim global. Pertumbuhan penduduk yang tinggi, terbatasnya lahan, mendorong terjadinya alih fungsi lahan gambut menjadi lahan pertanian, industri kertas, dan hutan tanaman industri. Pemanfaatan lahan gambut menimbulkan dampak positif dan negatif, yaitu memberikan keuntungan ekonomi, tetapi menimbulkan penyusutan keaneka ragaman hayati, kerusakan tata air, dan peningkatan emisi CO2. Pembukaan lahan baru yang masih berbentuk hutan menjadi pemicu utama kebakaran hutan. Pembukaan lahan dengan cara pembakaran merupakan salah satu cara paling efektif dan ekonomis, akan tetapi hal ini menimbulkan berbagai bencana. Kebakaran di hutan lahan gambut jauh lebih sulit untuk ditangani dibandingkan dengan kebakaran yang terjadi di hutan lainnya. Hal demikian disebabkan oleh penyebaran api yang tidak hanya terjadi pada permukaan gambut tapi juga terjadi di dalam lapisan tanah gambut. Usaha pemadaman api di lahan gambut, terutama jika apinya telah menembus lapisan gambut yang sangat dalam, hanya dapat dilakukan secara efektif oleh hujan lebat. Usaha-usaha pemadaman oleh manusia selain membutuhkan biaya dan tenaga yang sangat besar juga belum tentu dapat memadamkan apinya dengan tuntas.
B. NAMA KEGIATAN
Pengendalian dan Pencegahan Kebakaran Hutan
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Melaksanakan Tri dharma perguruan tinggi. 2. Social Responsibility untuk melatih dan meningkatkan kepekaan sosial. 3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah berkembang di lingkungan kampus untuk disumbangkan kepada masyarakat. 4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
D. PARTNER SINERGIS
Pendidikan
:
Lingkungan
:
Sosial
:
Ekonomi
:
Kesehatan
:
Pemerintah
:
E. SASARAN KEGIATAN
Kabupaten rawan bencana kebakaran hutan di Provinsi Jambi dan volunteer dari seluruh masyarakat FT UNJA mulai dari dosen sampai mahasiswa.
F. PARAMETER KEBERHASILAN
Kuantitatif : a) Minimal 50 orang menjadi volunteer. b) Menghasilkan minimal satu produk hasil dari pemberdayaan kabupaten tersebut. c) Membuat satu perpustakaan kecil.
Kualitatif : a) Terjalin hubungan yang baik antara lembaga-lembaga yang bekerja sama dengan FT UNJA. b) Kabupaten yang telah dibina menjadi lebih mandiri.
G. KONSEP PROGRAM KERJA Deskripsi kegiatan
Kerjasama
Pencarian kabupaten, survei Seluruh volunter langsung,
analisis
permasalahan Pencegahan
Sosialisasi
program
dan Seluruh volunter
pendaftaran volunteer Melakukan
penyuluhan
tata
cara kelola lahan gambut yang
Seluruh volunter
benar Melakukan strategi
penyuluhan dan
Seluruh volunter
teknik
pengendalian kebakaran hutan dan lahan gambut Membuat perpustakaan kecil
Seluruh volunteer
Pelatihan software komunikasi Seluruh volunter dan informasi kebakaran hutan Demo Pemadaman
teknik
pemadaman
Seluruh volunter
kebakaran hutan dan lahan gambut menggunakan racun api (larutan Monoammonium Phospat)
Sosialisasi
Penyuluhan
Demo
1. Pintu air kanal 2. Pemadatan lahan 3. Sumur resapan
4. Teknik controlled/zero burning
H. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
I. SUSUNAN KEPANITIAAN
J. SUSUNAN ACARA YANG DIRENCANAKAN
1
2
Pelatihan software komunika si dan informasi kebakaran hutan
Demo teknik pemadaman kebakaran hutan dan lahan gambut menggunakan racun api (larutan Monoammonium Phospat)
Waktu (WIB)
Durasi (Menit)
Kegiatan
PENCEGAHAN KEBAKARAN
Penyuluhan tata cara kelola lahan gambut
Penyuluhan strategi dan teknik pengendalian kebakaran hutan dan lahan gambut
Pemasangan poster informasi
Perpustakaan
PEMADAMAN KEBAKARAN 1.
Software komunikasi dan informasi kebakaran hutan
2.
Pemadaman dengan menggunakan larutan monoammonium phospat
Kebakaran hutan atau lahan gambut dengan latar belakang yang beragam memiliki dampak ekonomi, sosial, kesehatan dan ekologi yang signifikan. Kebakaran hutan atau lahan gambut menyebabkan kerusakan area dan rumah tempat tinggal, kerusakan areal hutan bahkan hilangnya nyawa. Untuk melakukan pemulihan mebutuhkan waktu yang lama. Lahan gambut merupakan ekosistem unik dan khas dari segi struktur, fungsi dan kerentanan. Lahan gambut memiliki karakter seperti spons/busa, maka ketika bagian atas sudah disiram air dan padam tetapi di bawahnya masih terdapat bara api dan panas sehingga kebakaran akan terjadi lagi.
Oleh karena itu kebakaran di hutan lahan gambut jauh lebih sulit untuk ditangani dibandingkan dengan kebakaran yang terjadi di hutan tanah mineral/dataran tinggi.Usaha pemadaman api di lahan gambut, terutama jika apinya telah menembus lapisan gambut yang sangat dalam, hanya dapat dilakukan secara efektif oleh alam (yaitu hujan lebat). Usaha-usaha pemadaman oleh manusia selain membutuhkan biaya dan tenaga yang sangat besar juga belum tentu dapat memadamkan apinya dengan tuntas. Selama ini teknik pemadaman hanya menggunakan teknik penyiraman air saja, padahal teknik ini memerlukan 200-400 liter air per meter persegi nya, yang sangat besar dan memerlukan sumber daya yang sangat banyak. Berdasarkan hasil penelitian dari Amerika, untuk memadamkan kebakaran di hutan lahan gambut, dapat digunakan larutan monoammonium phospat, dimana hanya menggunakan air dan sumber daya yang sedikit. Larutan ini aman, tidak beracun dan biodegradable.
Monoammonium phospat sendiri
merupakan bahan kimia yang sering digunakan sebagai pupuk. Pada prinsipnya, larutan ini bekerja cepat, dimana setelah api padam larutan ini membentuk lapisan pelindung yang menurunkan temperatur dan menghalangi terbentuknya segitiga api.