Ppt Sindrom Nefrotik

Disusun oleh : Ang A ngel elin inaa Di Dian anan anth thar arii G / 40 406 6 12 1210 1002 02 Pembimbing : Dr.Dyani Dr .Dyani Kusumowardhani, Sp.A

The world’s largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.













•

•

Sindrom nefrotik merupakan penyebab tersering yang ditemukan pada penyakit ginjal. Sindrom nefrotik (SN) → sindrom klinik yang mempunyai banyak penyebab → ditandai permeabilitas membran glomerulus yang meningkat dengan manifestasi proteinuri masif (>40mg/m2/jam); yang menyebabkan















Sindrom nefrotik (SN) Sindrom penyakit ginjal, ditandai : - Edema - Hipoalbuminemia Hiperkolestero olesterolemia/hiperlipidemi lemia/hiperlipidemiaa - Hiperk - Proteinuria yang masif 















•

•

•

•

Sindrom nefrotik (SN) pada anak merupakan penyakit ginjal anak yang paling sering ditemukan → hampir 50% mulai sakit saat usia 1-4 tahun & 75% mempunyai onset sebelum usia 10 tahun. laki-laki : perempuan = 2 : 1 kebanyakan umur 2 - 6 tahun (60%) Indonesia : 6 kasus/100.000 anak usia <14 th / tahun (Alatas, 2002)















Sindroma Nefrotik Primaryy (87%) Primar Idiopathic Minimal lession (85%)

Steroid responsive (90-95%)

Relapses (60-80%)

Secondaryy (13%) Secondar Non idipathic

Non minimal lession















Edema Albumin plasma <2,5 mg% Proteinuria masif >40 mg/m 2/jam Protein : rasio kreatinin >200 mg/ mmol

Sindrom Nefrotik

• • • •

Frequent relapses

• relaps ≥ 2 x dalam 6 bulan pertama setelah respons awal atau ≥ 4 x dalam periode 1 tahun

















•

•

Sebab pasti belum jelas Diduga sebagai suatu penyakit autoimun (reaksi antigenantibodi) → akibat kelainan fungsi limfosit (asal dari thymus) →















2. Sindrom nefrotik sekunder Disebabkan oleh : Malaria kuartana atau parasit lain Penyakit Peny akit kolagen seperti lupus lupu s eritomatosus diseminata, purpura anafilaktoid  

















Kelinan minimal - mikroskop biasa : glomerulus normal - mikroskop mikros kop elektron : foot foo t processus sel epitel terpadu. - cara imunofluoresensi : tidak terdapat Ig G / imunoglobulin beta-1C pada dinding kapiler glomerulus.

















Glomerulonefritis proliferatif a. Glomerulonefritis prolifer proliferatif atif eksudatif difus - proliferasi sel mesangial & infiltrasi sel polimorfonukleus. - pembengkakan sitoplasma endotel endotel → kapiler tersumbat - ditemukan pada :-nefritis yang timbul setelah infeksi dengan















c. Dengan bulan sabit (crescent)

- proliferasi sel mesangial & proliferasi sel epitel simpai (kapsular) & viseral. - prognosis : buruk. d. Glomerulone Glomerulonefritis fritis membranoproliferatif

















4. Glomeruloskleros Glomerulosklerosis is fokal segmental















- stadium lanjut : ditemukan sel busa interstisial yaitu atrofi





























2. Hipoalbuminuria























































































































































































Skema pemberian diuretik untuk mengatasi edema : Furosemid 1 – 3 mg/kgbb/hari + spironolakton 2-4 mg/kgbb/hari Respon -

Berat badan tidak menurun atau tidak ada diuresis dalam 48 jam Respon -

Dosis furosemid dinaikkan 2 kali lipat (maksimum 4-6 mg/kgbb/hari) Respon -

Tambahkan hidroklorothiazid 1-2 mg/kgbb/hari Respon Bolus furosemid IV 1-3 1 -3 mg/kgbb/dosis atau per infus dengan kecepatan 0,1-1 mg/kgbb/jam

Respon -















 o

o



KORTIKOSTEROID Pengobatan pada SN idiopatik,kecuali bila ada kontraindikasi Jenis steroid adalah predn prednison ison atau predni prednisolon solon TERAPI INSIAL * Prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/hari) dosis terbagi → untuk menginduksi remisi. * Dosis prednison dihitung sesuai dengan berat badan ideal (berat badan terhadap tinggi badan). * Prednison dosis penuh ( full ( full dose) dose) inisial diberikan selama 4 minggu. * Bila terjadi remisi dalam 4 minggu pertama → dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau 1,5

















PENGOBATAN SN RELAPS PENGOBAT REL APS * Prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/hari) dosis terbagi dalam 4mgg → dilanjutkan dengan 4 minggu kedua dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau 1,5 mg/kgbb/hari, secara alternating (selang sehari)

* Jika proteinuria ≥ 2+ tanpa edema dan terbukti terbukti infeksi : beri antibiotiK 57 hari * proteinuria ≥ 2+ dengan edema : beri pengobatan steroid PENGOBATAN SN RELAPS PENGOBAT REL APS SERING SER ING ATAU ATAU DEPENDEN STEROID Terdapat 4 opsi pengobatan SN relaps sering atau dependen steroid : 1. Pemberian steroid jangka panjang * Dicoba dahulu pemberian steroid jangka panjang dosis penuh, setelah mencapai remisi, diberi steroid selang sehari dengan dosis diturunkan 















Bila terjadi keadaan keadaan di bawah ini: 1. Relaps pada dosis rumat > 1 mg/kgbb, selang sehari atau 2. Dosis rumat < 1 mg/kgbb tetapi disertai: a. Efek samping steroid yang berat b. Pernah relaps dengan gejala berat antara lain hipovolemia trombosis, tromb osis, dan sepsiS → diberikan siklofosfamid (CPA) 2-3 mg/kgbb/hari selama 8-12 minggu. 



2. Levamisol Pemakaian terbatas karena efek masih diragukan. Efek samping : mual dan muntah. 

















3. Pengobatan dengan sitostatik siklofosfamid 2-3 mg/kgBB dosis tunggal P.O/IV CPA CP A IV diberikan dengan dosis 500-750 500- 750 mg/m2 LPB dilarutkan dengan NaCl 0,9% 250 ml diberikan selama 2 jam, pemberian sebanyak 7 dosis dengan interval 1 bulan (durasi pemberian 6 bulan). Efek toksisitas pada gonad gonad bila dosis total kumulatif ≥ 200 -300 mg/kgBB. Pemberian oral selama 3 bulan dengan dosis total 180 mg/kgBB masih aman untuk anak. ES : mual, muntah, depresi sumsum tulang, alopesia, alopesia, sistitis hemoragik, azospermia, dalam jangka panjang dapat menyebabkan keganasan. 

























4. Siklosporin SN yang tidak responsive terhadap steroid atau sitostatik 4-5 mg/kgbb/hari (100-150 mg/m2 LPB) 



5. Mikofenolat mofetil (mycophenolate ( mycophenolate mofetil = MMF)















PENGOBATAN SN DENGAN KONTRAINDIKASI STEROID 



Bila didapatkan gejala atau tanda yang yang merupakan mer upakan kontraindikasi steroid : seperti seper ti tekanan darah tinggi, peningkatan ureum dan atau kreatinin, infeksi berat → sitostatik CPA oral/iv. Siklofosfamid 2-3 mg/kg bb/hari dosis tunggal/PO, maupun iv.















Pengobatan SN Resisten Steroid 





Siklosporin dapat menimbulkan remisi total sebanyak 20% pada 60 pasien dan remisi parsial pada 13%. Efek samping : hipertensi, hiperkalemi, bersifat nefrotoksik Perlu pemantauan kadar CyA dalam serum (dipertahankan antara 150250 nanogram/mL), kreatinin darah berkala, biopsy ginjal setiap 2















TATA LAKSANA KOMPLIKASI SINDROM NEFROTIK : 1. INFEKSI Pasien SN sangat rentan terhadap infeksi → antibiotik. Infeksi yang terutama → seluliti selulitiss dan peritonitis primer. primer. Bila terjadi peritonitis primer (biasanya (bias anya disebabkan oleh kuman ku man Gram negatif dan Streptococcus pneumoniae) → penisilin parenteral dikombinasi dengan sefalosporin sefal osporin generasi ketiga yaitu sefotaksim atau   















2. TROMBOSIS Bila diagnosis trombosis telah ditegakkan dengan pemeriksaan fisis &radiologis → diberikan heparin / SC → dilanjutkan dengan warfarin selama 6 bulan atau lebih. Pencegahan tromboemboli → aspirin dosis rendah → tidak dianjurkan. 



















4. HIPOKALSEMIA





























INDIKASI BIOPSI GINJAL



































































Ppt Sindrom Nefrotik

Recommend Documents